WhatsApp Image 2023-11-06 at 06.25.47 - 1dd7e8ee
WhatsApp Image 2023-11-06 at 06.25.47 - 1dd7e8ee
Pada abad ke-13 di Kairo, terlahir seorang pemuda bernama Saifuddin Qutuz. Meskipun
berasal dari keluarga yang tidak terlalu terkenal, Saifuddin tumbuh menjadi pemuda
yang cerdas dan pemberani. Pada usia muda, hidupnya diwarnai oleh petualangan dan
pencarian makna.
Dalam satu perjalanannya, Saifuddin bertemu dengan seorang ulama yang bijaksana.
Sang ulama ini memperkenalkannya pada ajaran Islam, dan melalui perjalanan panjang
pencarian spiritual, Saifuddin akhirnya memutuskan untuk memeluk agama baru yang
membawa cahaya dan kedamaian ke dalam hatinya.
Setelah menjadi seorang Muslim, Saifuddin Qutuz tidak hanya mengejar kehidupan
rohaniahnya, tetapi juga terlibat dalam pertempuran melawan ancaman Mongol yang
mengerikan. Sebagai seorang pejuang yang pemberani, ia menjadi anggota pasukan
Mamluk di bawah kekuasaan Sultan Al-Muzaffar. Saifuddin membuktikan dirinya sebagai
pemimpin yang kuat dan taktis dalam pertempuran melawan pasukan Mongol yang
menyerang wilayah Islam.
Dengan keberanian dan kepemimpinan yang tak terbantahkan, Saifuddin Qutuz naik
menjadi Sultan Mamluk. Puncak kepemimpinannya terjadi dalam Pertempuran Ain Jalut
pada tahun 1260 M. Saifuddin memimpin pasukannya dengan kecerdikan dan strategi
yang luar biasa, berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang dianggap tidak
terkalahkan sebelumnya. Kemenangan ini tidak hanya membela wilayah Islam tetapi
juga mengubah pandangan dunia terhadap kekuatan Mongol yang sebelumnya dianggap
tidak bisa ditaklukkan.
Inilah kisah hidup Saifuddin Qutuz, seorang pemimpin yang memimpin umatnya melalui
masa-masa sulit dan meninggalkan warisan yang abadi dalam sejarah Islam.