Anda di halaman 1dari 1

Mekanisme Kerja & Dosis

1. BENZOTIADIAZID
Mekanisme : benzotiadiazid berefek langsung terhadap transpor Na+ dan er di tubuli ginjal, lepas
dari efek penghambatannya terhadap
enzim karbonik anhidrase.
Dosis : Obat ini mulai digunakan sejak tahun 1950 dengan dosis 200 mg/hari dengan tujuan
mendapatkan efek diuresis. Uji klinik yang lebih baru membuktikan bahwa dosis rendah (12,5-25
mg HCT) lebih efektif menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko kardiovaskular.
2. ANTAGONIS ALDOSTERON
Mekanisme : Keadaan dari tindakan yang dapat menyebabkan bertambatmya sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal adalah·.sekresi glukokortikoid yang meninggi misalnya pembedahan,·rasa
takut, trauma fisik dan·perdarahan, asupan kalium yang tinggi, asupari natrium yang rendah,
bendungan pada vena kava inferior, sirosis hepatis, nefrosis dan payah jantung · akan
meningkatkan sekresi aldosteron tanpa peningkatan sekresi glukokortikoid.
Dosis : Spiron9lakton terdapat dalam bentuk tablet ·25, 50 dan 100 mg. Dosis dewasa berkisar
antara 25-200 mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata 100 mg dalam dosis tunggal atau terbagi.
Terdapat pula sediaan kombinasi tetap antara spironolakton 25 mg dan hidroklorotiazid 25 mg,
serta antara spironolakton 25 mg dan tiabutazid 2,5 mg. Eplerenon digunakan dalam dosis 50-
100 mg/hari.
3. TRIAMTEREN DAN AMILORID
Mekanisme : Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida sedangkan
ekskresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan .
Dosis : Triamteren tersedia sebagai kapsul dari 100 mg. Dosisnya 100-300 mg sehari. Untuk tiap
pasien harus ditetapkan dosis pemeliharaan tersendiri.
Amilorid terdapat dalam bentuk tablet 5 mg. Dosis sehari sebesar 5-10 mg.
Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg dan hidroklorotiazid 50 mg terdapat dalam bentuk
tablet dengan dosis sehari antara 1-2 tablet.
4. DIURETIK OSMOTIK
Mekanisme : Manitol paling sering digunakan diantara obat ini, karena manitol tidak mengalami
metabolisme dalam badan .dan hanya sedikit .sekali direabsorpsi tubuli bahkan praktis dianggap
tidak direabsorpsi. Manitol harus diberikan secara IV, jadi obat ini tidak praktis untuk pengobatan
edema kronik. Pada pasien ·payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah
yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal.
Dosis : Manitol. Untuk infus intravena digunakan·larutan 20% . Dosis dewasa berkisar antara 50-
100 g (250-500 ml) dengan kecepatan infus 30-50 ml/jam. Untuk mengurangi edema otak'
diberikan 0,25-2 g/kgBB selama 30-60 menit. Untuk edema dan asites dan . untuk mengatasi
GGA pada keracunan digunakan dosis 500 mL dalam 6 jam.
5. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE
Mekanisme : Karbonik anhidrase merupakan protein dengan berat molekul kira-kira 30.000 dan
mengandung satu atom Zn dalam setiap molekul.
Dosis : Asetazolamid tersedia dalam bentuk tablet 125 mg dan 250 mg untuk pemberian oral.
Dosis asetazolamid yaitu antara 250-500 mg per kali, dosis untuk chronic simple glaucoma yaitu
250-1.000 mg perhari.

Anda mungkin juga menyukai