Anda di halaman 1dari 3

Amlodipine

: Farmakologi :. Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium) yang menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta penurunan tekanan darah. Dosis satu kali sehari akan menghasilkan penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipine adalah perlahan-lahan, sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut. Efek antiangina amlodipine adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi perifer total (afterload). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, pengurangan beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta kebutuhan energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi normal maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan waktu latihan, waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi serangan angina serta penggunaan tablet nitrogliserin. Amlodipine tidak menimbulkan perubahan kadar lemak plasma dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout. .: Indikasi :. Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik (angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain. .: Kontra Indikasi :. Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan dihidropiridin lainnya. .: Dosis :. Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien. Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam kombinasi dengan antihipertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg. Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik adalah 510 mg, dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati. Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan tiazida, ACE inhibitor, -bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual. .: Efek Samping :. Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik antara lain : edema, sakit kepala. Secara umum : fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan. Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar,

maka sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui. Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar. .: Peringatan dan Perhatian :. Pasien dengan gangguan fungsi hati : Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang, sehingga perlu pengawasan. .: Interaksi Obat :. Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, bloker, -bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik oral. Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada pasien normal. Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin, phenytoin, warfarin dan indomethacin. Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak mengubah farmakokinetik amlodipine. .: Lain-lain :. Penyimpanan: Simpan pada suhu kamar (di bawah 30C).

SERETIDE DISKUS 250MCG


Kandungan Per Seretide 50 dosis Salmeterol 25 meg, fluticasone propionate 50 meg. Per Seretide 125 Salmeterol 25 meg, fluticasone propionate 125 meg. Per Seretide Diskus 100 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 100 meg. Per Seretide Diskus 250 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 250 meg. Per Seretide Diskus 500 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 500 meg.

Indikasi Terapi reguler utk peny obstruktif sal napas yg reversibel, mencakup asma & PPOK, termasuk bronkitis & emfisema. Kontra Indikasi Efek Samping Serak atau disfonia, sakit kepala, kandidiasis mulut & tenggorokan, iritasi tenggorokan, palpitasi, tremor, bronkospasme paradoksikal, artralgia; kram otot. Perhatian Tdk utk terapi gejala asma akut & penanganan awal asma. TB paru, ggn KV berat, DM, hipokalemia yg tdk diterapii, tirotosikosis. Lakukan pengawasan berkala thd laju pertumbuhan pd anak yg mendapat terapi jangka panjang. Hamil, laktasi. Dosis Inhaler Dws & anak >12 thn 2 inhalasi Seretide 50 atau 125. Anak >4 thn 2 inhalasi Seretide 50. DiskusPenyakit Obstruksi Sal Napas yg Reversibel Dws & anak>12 thn 1inhalasi Diskus Seretide 100, 250, atau 500. Anak >4 thn 1 inhalasi Diskus Seretide 100. PPOK Dws 1 inhalasi Diskus Seretide 250 atau 500. Semua dosis diberikan 2 x/hr

Interaksi Peny Beta selektif & non selektif, penghambat CYP450 (ritonavir, eritromisin, ketokonazol). MAOI, antidepresan trisiklik, L-dopa, L-tiroksin, oksitosin, antiaritmia, xantin Kemasan Diskus 100/250/500 28 & 60

SERETIDE 125MCG INH


Kandungan Per Seretide 50 dosis Salmeterol 25 meg, fluticasone propionate 50 meg. Per Seretide 125 Salmeterol 25 meg, fluticasone propionate 125 meg. Per Seretide Diskus 100 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 100 meg. Per Seretide Diskus 250 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 250 meg. Per Seretide Diskus 500 Salmeterol xinafoate 50 meg, fluticasone propionate 500 meg. Indikasi Terapi reguler utk peny obstruktif sal napas yg reversibel, mencakup asma & PPOK, termasuk bronkitis & emfisema. Kontra Indikasi Efek Samping Serak atau disfonia, sakit kepala, kandidiasis mulut & tenggorokan, iritasi tenggorokan, palpitasi, tremor, bronkospasme paradoksikal, artralgia; kram otot. Perhatian Tdk utk terapi gejala asma akut & penanganan awal asma. TB paru, ggn KV berat, DM, hipokalemia yg tdk diterapii, tirotosikosis. Lakukan pengawasan berkala thd laju pertumbuhan pd anak yg mendapat terapi jangka panjang. Hamil, laktasi. Dosis Inhaler Dws & anak >12 thn 2 inhalasi Seretide 50 atau 125. Anak >4 thn 2 inhalasi Seretide 50. DiskusPenyakit Obstruksi Sal Napas yg Reversibel Dws & anak>12 thn 1inhalasi Diskus Seretide 100, 250, atau 500. Anak >4 thn 1 inhalasi Diskus Seretide 100. PPOK Dws 1 inhalasi Diskus Seretide 250 atau 500. Semua dosis diberikan 2 x/hr Interaksi Peny Beta selektif & non selektif, penghambat CYP450 (ritonavir, eritromisin, ketokonazol). MAOI, antidepresan trisiklik, L-dopa, L-tiroksin, oksitosin, antiaritmia, xantin Kemasan Inhaler 125 120 aktuasi

Anda mungkin juga menyukai