Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ STRUKTUR ORGANISASI PRODUKSI (INDUSTRI JASA LAYANAN


KESEHATAN)”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Apni Riama. S, S.Kep, M.Kes

KELOMPOK 2 :
1. Resti Dewi Rahmawati (26122020067)
2. Santi Dwi Rizky (26122020069)
3. Sarah Nasywa Aulia ZY (26122020070)
4. Shafa Lidhiana Qori’ah (26122020072)
5. Virahma Dhaniati Manik (26122020076)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GARUDA PUTIH
JAMBI TAHUN AKADEMIK 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga menyelesaikan makalah ini dengan judul “STRUKTUR
ORGANISASI PRODUKSI (INDUSTRI JASA LAYANAN
KESEHATAN)” dapat tersusun dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambahkan


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 19 Maret 2024

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................................5

D. Manfaat Penelitian .........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Organisasi Produksi.........................................................................6

B. Jenis - Jenis Organisasi Produksi.....................................................................................7

C. Unsur – Unsur Organisasi......................................................................................................8

D. Contoh Struktur Organisasi Produksi Berdasarkan Unsur Organisasi.............................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Organisasi merupakan alat atau sarana untuk pencapaian tujuan yang
merupakan wadah kegiatan dari sekelompok atau kumpulan orang yang bekerja sama
dan berusaha untuk mencapai tujuan mereka bersama. Organisasi atau perusahaan
harus mampu mengelola dan mengatur manajemen nya agar dapat bersaing dan
bertahan pada era yang serba kompetitif sehingga dapat tumbuh dan berkembang
sesusai dengan tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun


industri, pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Agar dapat
mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan
menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus menerus dan tingkat efektivitas
kerja karyawan juga perlu diperhatikan. Pada umumnya perusahaan memiliki
beberapa bagian, yakni bagian sumber daya manusia, bagian pemasaran, bagian
produksi, bagian keuangan, dan bagian administrasi. Tiap tiap bagian tersebut
melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan satu sama laen.

Tingkat kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan mengalami perubahan


dari suatu periode ke periode berikutnya. Adanya perubahan tersebut mengharuskan
manajemen mengadakan koordinasi dalam suatu perusahaan dan menciptakan wadah
yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi. Pada struktur
organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki garis
hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Koordinasi diperlukan untuk
memperoleh kesatuan tindak dalam mencapai tujuan perusahaan.

Struktur organisasi sangat penting peranan nya dalam meningkatkan


efektivitas kerja, karena dalam struktur organisasi tersebut terdapat fungsi ataupun
pembagian tugas, departementalisasi, dan koordinasi. Pembagian tugas yang tepat
lebih berpeluang dalam menghasilkan keefektifitasan kerja karena pembagian tugas
itu lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan, selain itu pembagian
tugas juga mengurangi tingkat kesalahan dan penumpukan beberapa pekerjaan.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari organisasi produksi ?

2. Apa saja jenis – jenis dari organisasi produksi ?

3. Apa saja unsur – unsur Organisasi ?

4. Buatlah contoh struktur organisasi produksi berdasarkan unsur produksi?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui definisi dari organisasi produksi

2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis dari organisasi produksi

3. Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur organisasi

4. Membuatkan contoh struktur organisasi produksi berdasarkan unsur


organisasi

D. MANFAAT PENELITIAN

Memberikan informasi penting mengenai organisasi produksi dan


memberikan wawasan mengenai contoh struktur organisasi produksi berdasarkan
unsur – unsur organisasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI PRODUKSI


Organisasi produksi adalah nama lain dari suatu usaha yang biasa disebut
dengan produsen. Perusahaan jenis ini menjalankan kegiatan usaha yang berkaitan
dengan produksi produk dan peralatan. Berbeda dengan organisasi penjualan kembali,
perusahaan produksi memperoleh pendapatan dan keuntungan dari desain dan
pengembangan produk berkualitas tinggi.

Organisasi produksi masuk ke dalam saluran distribusi atau perdagangan.


Berbeda dengan pengecer yang menargetkan konsumen, produsen biasanya menjual
produknya ke pedagang grosir dan pengecer yang membeli untuk dijual kembali.
Memproduksi produk yang berbiaya rendah dan berkualitas adalah kunci keberhasilan
jangka panjang. Jika konsumen akhir tidak mendapatkan nilai bagus atas suatu
produk, pengecer tidak akan menjualnya dan organisasi produksi akan kesulitan
mendapatkan keuntungan.

Organisasi produksi adalah struktur atau sistem yang dibentuk oleh suatu
perusahaan atau entitas bisnis untuk mengelola dan mengatur proses produksi barang
atau jasa. Tujuan utama dari organisasi produksi adalah untuk menciptakan nilai
tambah melalui transformasi bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi yang
dapat dijual atau disediakan bagi konsumen atau pasar. Dalam konteks ekonomi,
organisasi produksi memainkan peran penting dalam mengalokasikan sumber daya
(seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku) untuk menghasilkan output yang
diinginkan. Organisasi produksi juga melibatkan perencanaan, pengendalian, dan
pengawasan berbagai aktivitas produksi untuk memastikan efisiensi dan efektivitas
dalam mencapai tujuan produksi.

Terdapat beberapa karakteristik penting dari organisasi produksi yaitu ;


Transformasi bahan mentah, Koordinasi sumber daya, Orientasi pasar dan konsumen,
Melibatkan manajemen produksi untuk menghasilkan efisiensi dalam penggunaan
sumber daya serta efektivitas dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

6
B. JENIS – JENIS ORGANISASI PRODUKSI
Organisasi produksi dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria,
termasuk jenis industri, kepemilikan, dan struktur organisasi internal. Berikut adalah
penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis organisasi produksi :

1. Berdasarkan Jenis Industri


Industri Manufaktur : Organisasi produksi dalam industri manufaktur
berfokus pada produksi barang-barang fisik seperti mobil, pakaian, elektronik, dan
lain sebagainya. Proses produksi pada industri ini melibatkan pembuatan,
perakitan, dan penyelesaian produk fisik.

Industri Jasa : Organisasi produksi dalam industri jasa berkaitan dengan


penyediaan layanan kepada konsumen atau perusahaan. Contohnya adalah
layanan kesehatan, keuangan, pendidikan, transportasi, dan lain sebagainya.

2. Berdasarkan Kepemilikan :
Swasta : Organisasi produksi yang dimiliki dan dioperasikan oleh individu
atau entitas swasta, termasuk perusahaan-perusahaan besar maupun usaha kecil
dan menengah.

Publik : Organisasi produksi yang dimiliki dan dioperasikan oleh


pemerintah, baik pada tingkat lokal, regional, maupun nasional. Contohnya adalah
perusahaan milik negara (BUMN) atau lembaga pemerintah lainnya.

Koperasi : Organisasi produksi yang dimiliki dan dikelola secara bersama-


sama oleh anggotanya untuk kepentingan bersama, seperti koperasi petani,
koperasi konsumen, dan sebagainya.

3. Berdasarkan Struktur Organisasi Internal :


Unit Fungsional : Organisasi produksi dengan struktur yang terbagi
berdasarkan fungsi-fungsi seperti produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber
daya manusia. Setiap unit memiliki tanggung jawab spesifik sesuai dengan
fungsinya.
Unit Matriks : Organisasi produksi dengan struktur matriks
menggabungkan aspek fungsional dan proyek. Karyawan bekerja di bawah dua
atasan atau lebih, yakni atasan fungsional dan atasan proyek tertentu.
Unit Proyek : Organisasi produksi yang mengorganisasi tim-tim

7
berdasarkan proyek-proyek tertentu. Setiap tim proyek memiliki tanggung jawab.

C. UNSUR ORGANISASI PRODUKSI


Unsur organisasi menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk sebuah
struktur organisasi. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai unsur organisasi di
bidang industry jasa.

1. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran merupakan panduan utama bagi organisasi. Ini
mencakup visi perusahaan (misalnya, menjadi pemimpin dalam industri jasa
kesehatan) dan tujuan spesifik yang ingin dicapai (misalnya, meningkatkan
pangsa pasar atau meningkatkan kepuasan pelanggan).

2. Sumber Daya yang Tersedia


Sumber daya yang tersedia meliputi segala hal yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran, seperti modal, tenaga kerja, teknologi, bahan
baku, dan infrastruktur. Penting bagi organisasi untuk mengelola sumber daya
ini secara efektif agar dapat memaksimalkan hasil produksi.

3. Pembagian Tugas
Pembagian tugas adalah proses yang mengatur siapa yang bertanggung
jawab atas tugas tertentu dalam organisasi. Dalam konteks produksi, ini
mencakup pembagian tanggung jawab di antara manajer produksi, koordinator
produksi, dan tim produksi untuk memastikan operasional harian berjalan
lancar.

4. Wadah “Tempat Bekerja”


Wadah atau tempat bekerja merujuk pada lokasi fisik di mana produksi
dilakukan. Ini bisa berupa pabrik, kantor, atau fasilitas khusus lainnya
tergantung pada jenis layanan atau produk yang dihasilkan oleh organisasi.

5. Bentuk Hubungan dan Kerja Sama


Bentuk hubungan dan kerja sama mengacu pada interaksi antara
berbagai bagian dalam organisasi dan juga dengan pihak eksternal seperti
pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya. Kerja sama yang baik dan
hubungan yang kuat dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

8
6. Lingkungan yang Berkaitan dan Tempat Kedudukan
Lingkungan yang berkaitan dan tempat kedudukan mencakup faktor-
faktor eksternal yang dapat memengaruhi operasi organisasi, seperti
persaingan industri, regulasi pemerintah, tren pasar, dan kondisi ekonomi.
Organisasi perlu memantau lingkungan ini dan menyesuaikan strategi mereka
sesuai keadaan.

7. Metode Departemenasi
Metode departemenasi adalah cara organisasi mengorganisir struktur
dan fungsi internalnya. Ini termasuk pembagian departemen, pembagian tugas
dan tanggung jawab, hierarki manajemen, dan aliran komunikasi dalam
organisasi. Metode departemenasi yang baik membantu dalam koordinasi,
pengambilan keputusan, dan pencapaian tujuan organisasi secara efektif.

D. STRUKTUR ORGANISASI PRODUKSI


Industri jasa di bidang kesehatan adalah sektor yang melibatkan penyediaan
layanan kesehatan kepada individu, keluarga, atau masyarakat secara umum.
Organisasi produksi dalam industri jasa berkaitan dengan penyediaan layanan kepada
konsumen atau perusahaan. Contohnya adalah layanan kesehatan, keuangan,
pendidikan, transportasi, dan lain sebagainya.

Berikut adalah contoh struktur organisasi produksi di industri jasa layanan


kesehatan yaitu Rumah Sakit berdasarkan unsur – unsur organisasi ;

 Direktur Utama (Sarah Nasywa Aulia)


1. Tujuan dan Sasaran
Bertanggung jawab untuk menetapkan visi dan arah strategis
rumah sakit dalam memberikan layanan kesehatan berkualitas kepada
pasien dan masyarakat, dan sasarannya yaitu mengembangkan dan
menerapkan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, kepuasan pasien, efisiensi operasional, serta pencapaian
target keuangan dan non-keuangan lainnya.

2. Sumber Daya yang Tersedia

9
Memastikan alokasi sumber daya yang memadai seperti tenaga
medis dan non-medis, peralatan medis, fasilitas, dan anggaran
keuangan untuk mendukung operasional rumah sakit dan mengawasi
penggunaan sumber daya dengan efisien dan efektif, serta
mengidentifikasi kebutuhan tambahan yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan dan hasil kinerja.

3. Pembagian Tugas
Menentukan struktur organisasi yang efektif untuk departemen-
departemen kunci seperti departemen medis, keperawatan,
administrasi, keuangan, dan operasional lainnya, delegasi tanggung
jawab kepada manajer senior dan tim eksekutif untuk memastikan
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan secara menyeluruh.

4. Wadah “Tempat Bekerja”


Mengawasi pengelolaan fasilitas rumah sakit termasuk
bangunan, ruang perawatan, ruang operasi, dan fasilitas pendukung
lainnya untuk mendukung kegiatan medis dan non-medis.

5. Bentuk Hubungan dan Kerja Sama


Membangun kerja sama yang kuat dengan tim eksekutif, staf
medis, perawat, dan departemen lainnya untuk mencapai tujuan
bersama dan meningkatkan kualitas layanan.

6. Lingkungan yang Berkaitan dan Tempat Kedudukan


Menyelaraskan strategi dan keputusan dengan lingkungan
eksternal seperti kebijakan pemerintah, regulasi kesehatan,
perkembangan teknologi medis, dan persaingan industri.

7. Metode Departemenasi
Mengawasi kinerja departemen-departemen kunci,
memberikan arahan dan dukungan, serta memastikan koordinasi yang
efektif antar departemen untuk mencapai tujuan bersama.

 Departemen Produksi (Resti Dewi Rahmawati)


1. Tujuan dan Sasaran

10
Memastikan produksi layanan kesehatan yang berkualitas,
aman, dan efisien bagi pasien yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit dan sasarannya mencapai target produksi yang ditetapkan
berdasarkan kebutuhan pasien, standar medis, dan kebijakan rumah
sakit.
2. Sumber Daya yang Tersedia
Menyediakan tenaga medis dan non-medis, peralatan medis,
bahan-bahan medis, ruang operasi, dan fasilitas lain yang diperlukan
untuk proses produksi medis dan memastikan penggunaan sumber
daya yang efisien dan optimal dalam pelaksanaan tugas produksi.

3. Pembagian Tugas
Bertanggung jawab atas pengelolaan keseluruhan operasional
produksi, termasuk pengaturan jadwal, pengawasan kinerja, dan
penyelesaian masalah.

4. Wadah “Tempat Bekerja”


Memastikan fasilitas produksi seperti ruang operasi,
laboratorium, ruang rawat inap, dan ruang perawatan lainnya siap
digunakan sesuai kebutuhan produksi dan memastikan lingkungan
kerja yang aman, steril, dan sesuai dengan standar medis dan regulasi
yang berlaku.

5. Bentuk Hubungan dan Kerja Sama


Berinteraksi dengan departemen lain seperti keperawatan,
farmasi, laboratorium, dan administrasi untuk mendukung proses
produksi yang lancar dan berkelanjutan.

6. Lingkungan yang Berkaitan dan Tempat Kedudukan


Departemen produksi juga dapat bekerja sama dengan pihak
eksternal seperti pemasok peralatan medis, vendor bahan-bahan medis,
dan lembaga pengawas kesehatan untuk memastikan operasional yang
sesuai dengan standar terbaru dan terbaik dalam industri Kesehatan.

7. Metode Departemenasi
Menerapkan sistem komunikasi yang efektif antar bagian
dalam departemen produksi dan dengan departemen lain untuk

11
memfasilitasi aliran informasi yang tepat waktu dan akurat.

 Manajer Produksi (Santi Dwi Rizky)


1. Pembagian Tugas
Mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab di dalam
departemen medis untuk memastikan pelayanan medis yang optimal
bagi pasien.

2. Wadah atau Tempat Bekerja


Mengelola operasional rumah sakit di berbagai unit layanan
medis seperti unit gawat darurat, rawat inap, dan pelayanan khusus
lainnya.
3. Metode Departemenasi
Bertanggung jawab atas kualitas pelayanan medis, kepatuhan
terhadap standar medis, dan pengembangan inovasi dalam bidang
medis.

 Koordinator Produksi (Shafa Lidhiana Qori’ah)


1. Pembagian Tugas
Membagi tugas harian kepada tim perawat dan staf medis
lainnya untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan efektif
bagi pasien.
2. Sumber Daya yang Tersedia
Mengelola sumber daya di departemen keperawatan seperti
peralatan medis, obat-obatan, dan tenaga perawat.
3. Bentuk Hubungan dan Kerja Sama
Berkoordinasi dengan dokter, ahli medis, dan departemen lain
dalam rumah sakit untuk menyediakan perawatan yang koordinatif dan
berkualitas.

 Tim Produksi atau Staf Produksi (Virahma Dhaniati Manik)


1. Wadah atau Tempat Bekerja : Melakukan tugas-tugas medis seperti
diagnosa, perawatan, tindakan medis, dan perawatan pasien sesuai
dengan protokol medis dan standar rumah sakit.
12
2. Pembagian Tugas : Melaksanakan tugas medis dan administratif
sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan demikian, struktur organisasi ini adalah contoh yang dapat
diterapkan dalam sebuah rumah sakit untuk mencapai visi dan misi perusahaan
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT (INDUSTRI JASA KESEHATAN)


VISI : "Menjadi penyedia layanan kesehatan terpandang yang
memberikan perawatan holistik, inovatif, dan berdaya guna bagi masyarakat,
menciptakan dampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan umum."

MISI :

1. Menyediakan perawatan medis berkualitas tinggi dengan memanfaatkan


teknologi dan pengetahuan terkini.
2. Meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.
3. Memastikan standar etika dan kualitas tinggi dalam praktik medis dan
perawatan.
4. Mengedepankan pendekatan pasien berpusat dalam memberikan layanan,
dengan fokus pada kebutuhan dan preferensi pasien.
5. Berkomitmen pada inovasi dalam pengembangan layanan baru dan
peningkatan proses perawatan.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organisasi produksi adalah struktur atau sistem yang dibentuk oleh suatu
perusahaan atau entitas bisnis untuk mengelola dan mengatur proses produksi barang
atau jasa. Struktur organisasi dalam industri jasa kesehatan memiliki tujuan utama
untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien dan
masyarakat.

Struktur ini biasanya terdiri dari direktur utama yang menetapkan visi dan
strategi perusahaan, manajer produksi yang mengelola operasional produksi medis,
koordinator produksi untuk mengawasi proses produksi harian, serta tim produksi
yang melaksanakan tugas medis dan administratif sesuai standar. Dengan struktur
yang terorganisir dengan baik, organisasi dapat meningkatkan efisiensi, koordinasi,
dan kualitas pelayanan kesehatan.

Jenis - jenis organisasi produksi dapat dibedakan berdasarkan jenis industri,


berdasarkan kepemilikian, dan berdasarkan struktur organisasi internal. Unsur – unsur
organisasi ada tujuh yaitu tujuan dan sasaran, sumber daya yang tersedia, pembagian
tugas, wadah atau tempat bekerja, bentuk hubungan dan kerja sama, lingkungan yang
berkaitan dan tempat kedudukan dan metode departemen.

B. SARAN
Sebaiknya pastikan struktur organisasi dalam industri jasa kesehatan didesain
untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan berkualitas, koordinasi yang efektif antar
departemen, pengelolaan sumber daya yang efisien, serta adaptasi terhadap perubahan
lingkungan eksternal seperti regulasi kesehatan dan perkembangan teknologi medis.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Arie (April 2018). Perilaku dan Teori Organisasi (PDF). Malang: Media Nusa Creative.

hlm. 3. ISBN 978-602-462-052-3.

Achmad Sobirin. 2007. Budaya organisasi, Yogyakarta: UUP STIM YKPN.

Erni Rernawan. 2011. Organization culture, budaya organisasi dalam perspektif ekonomi dan bisnis,

Bandung: Alfabeta.

Ig. Wusanto. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andy Offset.

Malayu S.P. Hasibuan, 2014. Organisasi dan motivasi, dasar peningkatan produktivitas, Jakarta: Bumi

Aksara.

Sutarto, 2006. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai