Anda di halaman 1dari 3

AGAMA DAN PENCARIAN EKSISTENSIAL: DIALOG DENGAN TOKOH

Atanasius Deimen Wahana Utama, S.Fil (Adaptasi Teks Rm. Mutiara Andalas SJ)

“Kau yang ke sana-kemari, kau anggap aku tak cukup. Semua kesempatan dan langkahku coba
kau tutup. ‘Kan kubuat jalanku sendiri. Tutur batinku tak akan salah. Silahkan pergi, ku tak rasa
kalah. Namun, percayalah sejauh mana kau mencari, takkan kau temukan yang sebaik ini. Aku
tak sempurna. Tak perlu sempurna. Akan kurayakan apa adanya.”

-Yura Yunita-

EKSISTENSIAL ADALAH DIRIMU

Apabila kita berbicara mengenai eksistensi diri, jelas, jawabannya ada dalam dirimu.
Hanya kamu yang tahu semua pergumulan dan perjuangan tentang dirimu, bukan aku, orangtua-
mu, teman-mu dan kenalan-mu. Ya, kamu yang sedang membaca tulisan ini. Sebagai manusia,
tentu aku dan kamu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Wajar saja kalau aku dan kamu
mempunyai kekurangan. Kita semua bukanlah super hero yang dikarang dan diimajinasikan oleh
orang lain. Kita adalah manusia yang ada dan mengada, bukan mengada-ada. Kita “ada”
karena orangtua kita. Kita “mengada” karena kita memiliki latar belakang keluarga, sosial,
agama, budaya, kekuatan dan kelemahan diri, pengalaman, keunikan dan kisah yang tentunya
beragam. Kendati demikian, keberadaan dan kisah kita bukanlah hal yang “mengada-ada” (fiksi).

Tepat di situlah, sebenarnya kamu bisa masuk ke dalam eksistensi terdalammu. Mengapa
bisa demikian? Dengan apa yang kamu miliki saat ini, kamu tahu batasan dirimu yang
membantumu mengontrol dirimu, kamu tahu usaha apa yang bisa kamu perjuangkan untuk masa
depanmu dan kamu tahu bagaimana mencintai dirimu. Nah, pertanyaan buatku dan kamu,
“Apakah kita sudah mencintai diri kita sendiri?”
MENCINTAI DIRI MELALUI KISAH

Salah satu lagu hits beberapa waktu lalu yang berjudul “TUTUR BATIN” karya dari Yura
Yunita (Sumber: https://www.youtube.com/watch?
v=BbsePATM2ww&ab_channel=YURAYUNITA) kiranya dapat menggambarkan diri kita
semua. Tentu lagu itu tidak asing di telinga kita. Dalam penggalan lirik: “Aku tak sempurna,
tak perlu sempurna, akan kurayakan apa adanya,” kiranya menjadi titik refleksi kita kali ini.
Lagu “Tutur Batin” ditujukan oleh Yura untuk semua perempuan yang masih merasa minder
(tidak percaya diri) terhadap diri mereka sendiri. Yura mencoba mengisahkan pengalamannya
dan kelemahan dirinya dalam sebuah lagu yang bisa saja membuat orang menangis.

Dalam bahasa rohani-nya, ada sebuah kebangkitan rohani (Spiritual awakening) yang
mana Allah menunjukkan luka-luka dalam kehidupan dan mengutus person yang bersangkutan
membantu para pendengar lagu-lagunya yang juga terluka dalam kehidupan mereka. Secara tidak
langsung, Yura Yunita memberikan double effect: membuka kisah pilunya terhadap rasa
mindernya dan memberikan pengaruh positif kepada semua orang yang merasakan rasa
minder yang sama agar bangkit dari keminderannya. Dalam teks sebelumnya, ada beberapa
tokoh yang ditawarkan, antara lain: Maudy Ayunda, Fiersa Besari dan Karen Armstrong.

Pertanyaan untukmu:

1. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam dirimu?


2. Bagaimana caramu mencintai dirimu sendiri?
3. Apakah kalian mengenal tokoh-tokoh publik yang pernah membagikan pencarian
eksistensial (diri) mereka dan menginspirasi Anda? Siapa? Ceritakan dengan singkat!
Poin mana yang bagimu menarik?

JAWABAN :

1. Kelebihan yang sangat saya kagumi dalam diri sendiri adalah saya bisa menerima diri
saya apa adanya, dengan maksud lain saya tidak pernah merasa tersaingi atau
membandingkan diri saya dengan orang lain melalui kelebihan-kelebihan yang masing-
masing orang punya.
2. Caranya adalah mencari tau apa saja kelebihan dan kekuranganku, kemudian
mengembangkan kelebihan yang dimiliki, supaya semakin bermanfaat untuk diri sendiri
dan orang lain. Kekurangan yang ada dalam diriku bisa menjadi suatu pelajaran yang
harus diperbaiki. Dengan cara itu akan semakin merasa percaya diri dan mencintai diri
sendiri.
3.

Anda mungkin juga menyukai