Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iman Widayat (1203181022)/3 D3 TELKOM A

1. Apa bedanya tirani, monarki, olergaki, aristrokasi, demokrasi dan politeia ?


2. Di wilayah yogyakarta sistem pemerintahannya berlaku kesultanan yag merangkap
guberur ini artinya bahwa gubernur itu ditunjuk dan dipilih berdasarkan keturunan disatu
sisi sistem pemerintahan di indonesia menganut sistem demeokrasi salah satunya
kebebasan memilih dan dipilih sebagai gubernur.Bagaimana pendapat saudara apakah pada
sistem kesultanan itu orang luar bisa menjadi gubernur/ orang luar kesultanan apakah bisa
menjadi seorang gubernur? karena dengan kesultanan tidak ada pemilu untuk pemilihan
kepala daerah tingkat 1 dan apakah masih sesuai dengan sistem demokrasi modern.
Jawaban :
1. Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada sistem
rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk
menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik demi tercapainya negara ideal
yang telah di rencanakan untuk kepentingan kelompok,golongan dan masyarakat luas yang
berdaulat.Berikut penjelasan masing masing sistem pemerintahannnya:
• Monarki dipimpin oleh raja, kaisar, syah, atau ratu yang berganti secara turun
temurun Monarki sendiri dibagi menjadi: Monarki mutlak (absolut), seluruh
kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan mutlak). Monarki Konstitusional,
kekuasaan raja dibatasi oleh suatu konstitusi (UUD) Monarki Parlementer, ialah suatu
monarki di mana terdapat suatu parlemen (DPR), para menteri, baik perseorangan
maupun secara keseluruhan, bertanggung jawab sepenuhnya pada parlemen tersebut
• Tirani merupakan sistem pemerintahan yang dijalankan secara otoriter sepenuhnya.
Pemerintahan ini sekilas sama seperti monarki mutlak bedanya hanya aturan
penetapan majikan di dalam politik.
• Aristokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dijalankan oleh
beberapa orang yang dianggap mempunyai peran utama dalam negara, misalnya
cendekiawan. Prancis merupakan negara yang sempat menjalankan bentuk
pemerintahan ini, sekitar tahun 1700-an.
• Oligarki merupakann sistem pemerintahan yang hampir sama dengan
aristokrasi,bedanya oligarki dijalankan oleh beberapa orang yang memegang kuasa
yang diangkat dari sebab kekayaan, keluarga, atau kekuasaan dalam militer.
• Demokrasi merukapkan sistem kekuasaan berada di tangan rakyat sepenuhnya artinya
setiap warga negara memiliki hak setara dalam mengambil keputusan Ketika
pemilihan umum calon pemimpin negara. Intinya demokrasi itu bersumber dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
• Politeia merupakan pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi
kepentingan bersama.. Dengan kata lain kekuasaan pemerintahan tersebut berada
ditangan khalayak umum. Yang membedakan Politeia dengan demokrasi adalah
karena Politeia merupakan bentuk demokrasi yang lebih moderat yang dalam hal
kebebsannyadi ikat oleh konstitusi yang menjadi acuan dari pelaksanaan sistem
pemerintahan.
2. Pemerintah Indonesia memberikan sifat khusus terhadap DIY, mengingat Yogyakarta
sendiri mempunyai andil yang melekat sebelum kemerdekaan Indonesia terkait perjuangan
demi indonesia merdeka.Untuk itu Rancangan Undang-undang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menjelaskan keadaan daerah Istimewa Yogyakarta yang
merupakan daerah khusus atau istimewa, negara wajib menghormati daerah yang
mempunyai sifat khusus atau istimewa. Di dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2012
tentang keistimewaan Daerah Yogyakarta mengesahkan tentang pengisian jabatan
gubernur dan wakil gubernur yang sah artinya di dalam pemilihan jabatan ini menggunakan
sistem penetapan atau keluarga secara turun temurun. Jabatan di dalam sistem DIY di
pimpin oleh Sultan Hamengkubuwono dimana orang awam yang belum tau asal usulnya
bisa mengatakan tidak berbentuk demokratis dan malah menyalahkan sistem
pemerinatahan di jogjakarta, sebab tidak mungkin ada kesempatan untuk orang lain selain
keturunan Sultan.Namun kenyataannya penetapan Sultan Hamengkubuwono dan
keturunan Sultan sebagai Gubernur tersebut merupakan keinginan rakyat Yogyakarta itu
sendiri yang menginginkan jabatan gubernur dan wakil gubernur diisi dan dijabat oleh
sultan dan adipati yang bertahta. Dari hal tersebut dapat dikatakan pengisian jabatan
gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sesuai dengan asas
demokrasi, karena merupakan bentuk keinginan warga Yogyakarta itu sendiri dan
keputusan dari rakyat.Pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Meskipun
dalam pengisian Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tidak adanya
rekruitmen politik yang terbuka, akan tetapi keinginan dari rakyat jogjakarta sendirilah
yang menjadikan Sultan merangkap menjadi Gubernur sehingga itu bisa di katakan masih
sesuai dengan sistem demokrasi modern dan relevan dengan apa yang di anut sistem
demokrasi di Indonesia demi keutuhan NKRI.
[1] T. Michael, “Bentuk Pemerintahan Perspektif Omnibus Law,” J. Ius Const., vol. 5,
no. 1, p. 159, 2020, doi: 10.26623/jic.v5i1.2222.
[2] D. Fakultas, U. Iain, and R. Intan, “keterkaitan demokrasi dan HAM.”
[3] Y. Eka and P. Waruwu, “Bentuk negara pada zaman yunani kuno,” pp. 1–14.
[4] S. Anggara, “Perbandingan Administrasi Negara,” 2012.
[5] M. Fadil, “Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles,” Kybernan,
vol. Vol 3, no. Vol 3 No 1 (2012): Jurnal Kybernan. 2018, [Online]. Available:
http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/kybernan/article/view/549.
[6] Dinopa, A. (2012). KONSTRUKSI HUKUM PEMBERLAKUAN
KEISTIMEWAAN PADA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.
Malang: UNIVERSITAS BRAWIJAYA.
[7] SAKTI, U. E. (2016). PENGISIAN JABATAN GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PERSPEKTIF
DEMOKRASI. YOGYAKARTA: UNIVERSITAS EKA SAKTI.

Anda mungkin juga menyukai