1. Apa bedanya tirani, monarki, olergaki, aristrokasi, demokrasi dan politeia ?
2. Di wilayah yogyakarta sistem pemerintahannya berlaku kesultanan yag merangkap guberur ini artinya bahwa gubernur itu ditunjuk dan dipilih berdasarkan keturunan disatu sisi sistem pemerintahan di indonesia menganut sistem demeokrasi salah satunya kebebasan memilih dan dipilih sebagai gubernur.Bagaimana pendapat saudara apakah pada sistem kesultanan itu orang luar bisa menjadi gubernur/ orang luar kesultanan apakah bisa menjadi seorang gubernur? karena dengan kesultanan tidak ada pemilu untuk pemilihan kepala daerah tingkat 1 dan apakah masih sesuai dengan sistem demokrasi modern. Jawaban : 1. Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada sistem rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik demi tercapainya negara ideal yang telah di rencanakan untuk kepentingan kelompok,golongan dan masyarakat luas yang berdaulat.Berikut penjelasan masing masing sistem pemerintahannnya: • Monarki dipimpin oleh raja, kaisar, syah, atau ratu yang berganti secara turun temurun Monarki sendiri dibagi menjadi: Monarki mutlak (absolut), seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan mutlak). Monarki Konstitusional, kekuasaan raja dibatasi oleh suatu konstitusi (UUD) Monarki Parlementer, ialah suatu monarki di mana terdapat suatu parlemen (DPR), para menteri, baik perseorangan maupun secara keseluruhan, bertanggung jawab sepenuhnya pada parlemen tersebut • Tirani merupakan sistem pemerintahan yang dijalankan secara otoriter sepenuhnya. Pemerintahan ini sekilas sama seperti monarki mutlak bedanya hanya aturan penetapan majikan di dalam politik. • Aristokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dijalankan oleh beberapa orang yang dianggap mempunyai peran utama dalam negara, misalnya cendekiawan. Prancis merupakan negara yang sempat menjalankan bentuk pemerintahan ini, sekitar tahun 1700-an. • Oligarki merupakann sistem pemerintahan yang hampir sama dengan aristokrasi,bedanya oligarki dijalankan oleh beberapa orang yang memegang kuasa yang diangkat dari sebab kekayaan, keluarga, atau kekuasaan dalam militer. • Demokrasi merukapkan sistem kekuasaan berada di tangan rakyat sepenuhnya artinya setiap warga negara memiliki hak setara dalam mengambil keputusan Ketika pemilihan umum calon pemimpin negara. Intinya demokrasi itu bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. • Politeia merupakan pemerintahan yang dipegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan bersama.. Dengan kata lain kekuasaan pemerintahan tersebut berada ditangan khalayak umum. Yang membedakan Politeia dengan demokrasi adalah karena Politeia merupakan bentuk demokrasi yang lebih moderat yang dalam hal kebebsannyadi ikat oleh konstitusi yang menjadi acuan dari pelaksanaan sistem pemerintahan. 2. Pemerintah Indonesia memberikan sifat khusus terhadap DIY, mengingat Yogyakarta sendiri mempunyai andil yang melekat sebelum kemerdekaan Indonesia terkait perjuangan demi indonesia merdeka.Untuk itu Rancangan Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjelaskan keadaan daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan daerah khusus atau istimewa, negara wajib menghormati daerah yang mempunyai sifat khusus atau istimewa. Di dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang keistimewaan Daerah Yogyakarta mengesahkan tentang pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur yang sah artinya di dalam pemilihan jabatan ini menggunakan sistem penetapan atau keluarga secara turun temurun. Jabatan di dalam sistem DIY di pimpin oleh Sultan Hamengkubuwono dimana orang awam yang belum tau asal usulnya bisa mengatakan tidak berbentuk demokratis dan malah menyalahkan sistem pemerinatahan di jogjakarta, sebab tidak mungkin ada kesempatan untuk orang lain selain keturunan Sultan.Namun kenyataannya penetapan Sultan Hamengkubuwono dan keturunan Sultan sebagai Gubernur tersebut merupakan keinginan rakyat Yogyakarta itu sendiri yang menginginkan jabatan gubernur dan wakil gubernur diisi dan dijabat oleh sultan dan adipati yang bertahta. Dari hal tersebut dapat dikatakan pengisian jabatan gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sesuai dengan asas demokrasi, karena merupakan bentuk keinginan warga Yogyakarta itu sendiri dan keputusan dari rakyat.Pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Meskipun dalam pengisian Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tidak adanya rekruitmen politik yang terbuka, akan tetapi keinginan dari rakyat jogjakarta sendirilah yang menjadikan Sultan merangkap menjadi Gubernur sehingga itu bisa di katakan masih sesuai dengan sistem demokrasi modern dan relevan dengan apa yang di anut sistem demokrasi di Indonesia demi keutuhan NKRI. [1] T. Michael, “Bentuk Pemerintahan Perspektif Omnibus Law,” J. Ius Const., vol. 5, no. 1, p. 159, 2020, doi: 10.26623/jic.v5i1.2222. [2] D. Fakultas, U. Iain, and R. Intan, “keterkaitan demokrasi dan HAM.” [3] Y. Eka and P. Waruwu, “Bentuk negara pada zaman yunani kuno,” pp. 1–14. [4] S. Anggara, “Perbandingan Administrasi Negara,” 2012. [5] M. Fadil, “Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles,” Kybernan, vol. Vol 3, no. Vol 3 No 1 (2012): Jurnal Kybernan. 2018, [Online]. Available: http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/kybernan/article/view/549. [6] Dinopa, A. (2012). KONSTRUKSI HUKUM PEMBERLAKUAN KEISTIMEWAAN PADA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Malang: UNIVERSITAS BRAWIJAYA. [7] SAKTI, U. E. (2016). PENGISIAN JABATAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI. YOGYAKARTA: UNIVERSITAS EKA SAKTI.