Anda di halaman 1dari 60

UPAYA MEMUTUS RANTAI INFEKSI,

PENCEGAHAN BAHAYA FISIK, RADIASI,


KIMIA, ERGONOMIK, DAN PSIKOSOSIAL
Dosen : Ana Samiatul Milah, SKM., M.MKes
Sub Pokok Bahasan

• Upaya memutus rantai infeksi: precaution


• Upaya mencegah hazard fisik-radiasi
• Upaya mencegah hazard kimia
• Upaya mempertahankan ergonomik pada posisi berbaring,
duduk, berdiri, dan berjalan
• Upaya mencegah hazard psikososial
Universal Precaution

“Tindakanpengendalianinfeksi sederhanayang
digunakanoleh seluruh petugas kesehatan, untuk
semuapasien, setiap saat padasemuatempat
pelayanan dalamrangka mengurangi resiko
penyebaran infeksi”
Penyebab Infeksi
Bakteri Virus Fungi
• melalui udara, • berisi asam nukleat, • Termasuk ragi dan
air,tanah, makanan, berada dalam sel hidup jamur
cairan tubuh dan mati. untuk diproduksi

Parasit
• Protozoa, cacing dan
arthropoda Ricketsia
RANTAI INFEKSI
Bakteri
Virus
Fungi /Jamur
Fungi/ Jamur adalah :
Organisme eukariotik yang tidak berklorofil.
Jamur bersifat uniseluler dan multiseluler. Jamur
menyukai habitat yang lembab.

Jenis Jamur Menguntungkan :


a. Rhizopus stolonifer (Tempe)
b. Neurospora Crassa (Oncom)
c. AsfergillusOryzae
d. Saccharomyces cerevisiae
e. Dll….

Jenis Jamur Merugikan :


a. Aspergillusfumigatus (Ca Paru-paru burung)
b. Candida albican (infeksi vagina)
c. Microsporum sp (kurap, panu)
d. Dll…
Parasit

• Parasit adalah mikro organisme yang hidup pada atau


didalam makhluk hidup (Inang) dengan menyerap
nutrisi tanpa memberikan bantuan atau manfaat lain
padanya.
Faktor yg meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi :
* Usia
* Hereditas
* Status imunisasi
* Terapi yg dijalani
* Status nutrisi
* Kelelahan
* Stres
Lingkup Universal Precaution

1. Pengeloaan alat kesehatan habis pakai


2. Cuci tangan guna mencegah infeksi
3. Pemakaian alat pelindung
4. Pengelolaan jarumdan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi lingkungan
6. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang
7. Pengelolaan linen
Pelaksanaan Universal Precaution Baku

 Setiap orang (Pasien dan petugas) sangat berpotensi


meningkatkan infeksi
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan
 GunakanAPD
 Gunakan antiseptik
 Gunakan plastik keselamatan kerja
 Pembuangan sampah infeksi ke tempat yang aman
Upaya Pencegahan Infeksi
Secara umum , tanggung jawab perawat dalam pencegahan
infeksi antara lain :
• Mendidik individu agar terhindar dari infeksi, melalui ;
upaya imunisasi, perbaikan nutrisi, istirahat dan tidur yang
cukup, menghindari stress.
• Membiasakan diri mencuci tangan.
cuci tangan merupakan salah satu upaya paling efektif dalam
mengontrol infeksi.
• Mencegah penyebaran kuman melalui tidakan desinfeksi/
sterilisasi.
Standar Pengendalian Infeksi

 Asepsis
 Desinfeksi
 Dekontaminasi
 Pembersihan (mencuci dan membilas)
 Sterilisasi
 Membakar dan pembuan
POTENSIAL HAZARD
Berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima)
faktor bahaya K3di tempat kerja, antara lain :
• Faktor Bahaya Biologi (Seperti : Jamur, Virus, Bakteri, dll.),
• Faktor Bahaya Fisik/Mekanik (Seperti : Mesin, Tekanan, dll.),
• Faktor Bahaya Kimia (Seperti: Gas, Debu, Bahan Beracun, dll.),
• Faktor Bahaya Biomekanik (Seperti: Posisi Kerja, Gerakan, dll.),
• Faktor Bahaya Sosial Psikologis (Seperti : Stress, Kekerasan,
dll.)
Upaya Mencegah Hazard Fisik-radiasi
Jenis-jenis Kecelakaan Kerja
Perlindungan dengan Barier
Protektif
APD
1. Sarung tangan
2. Masker/pelindun
g mata/ dan
muka
3. Apron/celemek
4. Alas atau penutup aki
Kebisingan, APD &Penanggulangannya
• Pengertian Kebisingan
Masalah kebisingan tidak hanya merupakan masalah di
tempat kerja saja, teapi juga di sekitar kita seperti suara
pesawat terbang, suara senapan, dll. Pengertian kebisingan
adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki
yang sifatnya mengganngu dan menurunkan daya dengar
seseorang (WHS, 1993).
Otak
Gelombang
saraf
Tulang
Pendengaran

Gendang
Telinga

Suara
(Ditangkap
Gendang
Telinga)
Lanjutan…
• Batas frekuensi bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia kira-
kira dari 20 Hz sampai 20.000 Hz
pada amplitudo umum dengan
berbagai variasi dalam kurva
responsnya.

• Suara yang sangat keras


menyebabkan kerusakan pada sel
rambut, karena sel rambut yang
rusak tidak dapat tumbuh lagi maka
bisa terjadi kerusakan sel rambut
progresif dan berkurangnya
pendengaran
Lanjutan…

Jenis Kebisingan
1. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin,
dll.
2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus
menerus seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang
3. Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan
pendengarnya seperti suara senapan, mercon, dll
4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada
periode yang sama seperti suara mesin tempa.
Lanjutan…

Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :


• Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan
gangguan sensori
• Gangguan psikologis
Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, emosi dll.
• Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat
kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.
• Gangguan pada pendengaran (Ketulian)
Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya
fungsi pendengaran. Gannguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak
dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen.
Lanjutan…

Gangguan pendengaran akibat bising GPAB tidak dapat disembuhkan namun bisa
(GPAB) adalah penurunan pendengaran dicegah, oleh karena itu tempat kerja yang
sensorineural yang pada awalnya tidak melebihi NAB harus menerapkan Program
disadari, karena belum mengganggu Konservasi Pendengaran / Hearing
percakapan sehari-hari. Penurunan
pendengaran sensorineural tipe koklea Conservation Program (HCP).
pada kedua telinga. Faktor lama Program Konservasi Pendengaran meliputi :
pajanan, intensitas kebisingan, umur 1. Pemantauan Kebisingan
serta faktor lain akan berpengaruh 2. Audiometri Test
terhadap penurunan pendengaran 3. Pengendalian Kebisingan
tersebut. Faktor yang mempercepat 4. Alat Pelindung Diri
GPAB/NIHL adalah pajanan intensitas 5. Training Motivasi
kebisingan melebihi NAB (>85 dbA 6. Pemeliharaan Catatan / record
selama 8 jam).
Lanjutan…

ALAT UKUR KEBISINGAN


Alat ukur untuk pengukuran kebisingan
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di personal monitoring digunakan Noise
tempat kerja Sound Level Meter (SLM) Dosimeter
Lanjutan…
Alat Pelindung Diri / Alat Pelindung pendengaran
Test Audiometri / Pendengaran Pemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya
terakhir dalam upaya pencegahan gangguan
Pengendalian Kebisingan pendengaran, ada 2 jenis :
Langkah efektif untuk 1. Ear plug / sumbat telinga
pencegahan gangguan 2. Ear muff / tutup telinga
pendengaran adalh dengan
melakukan pengendalian pada
sumber bahaya dengan
melakukan :
1. Eliminasi,
2. Subtitusi,
3. Engineering,
4. Administrasi.
Hal yang penting dalam Alat Pelindung Pendengaran ini adalah berikan pelatihan
penggunaannya yang tepat, gambar dibawah adalah contoh penggunaan Alat
Pelindung Pendengaran

Faktor yang perlu diperhatikan dalam


pemilihan Alat Pelindung Pendengaran
adalah :
1. Dapat melindungi pekerja dari kebisingan
2. Nyaman diapakai dan efisien
3.Cocok dengan Alat Pelindung diri yang
lainnya misal helm dan kacamata
3. Masih bisa berkomunikasi ketika
digunakan, karena jika berlebihan dapat
menimbulkan bahaya lainnya misal tidak
dapat mendengar isyarat atau sirene tanda
bahaya.
Pencahayaan, APD &Penanggulangannya
• Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
penerangan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan ditempat
kerja harus diperhatikan yaitu pencahayaan. Nilai
Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.
Lanjutan…
Pencahayaan adalah penerangan yang dapat memudahkan tenaga kerja untuk
melihat objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu. Pencahayaan terdiri dari dua sumber, yakni Cahaya Alami seperti sinar
matahari, dan Cahaya Buatan (artificial light) seperti lampu senter.
Penerangan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan
kurangnya daya efesiensi kerja.
2. Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik.
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan alat penglihatan (mata).
5. Meningkatnya kecelakaan kerja.
Lanjutan…

Banyak faktor risiko di


lingkungan kerja yang
mempengaruhi
keselamatan dan
kesehatan pekerja salah
satunya adalah
pencahayaan.
Pencahayaan minimal
yang dibutuhkan menurut
jenis kegiatanya seperti
berikut:
Lanjutan…

Penyakit Akibat Pencahayaan yang Buruk di Tempat Kerja :


Pencahayaan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan
atau kelelahan penglihatan selama kerja. Menurut Zaenab (2012) pengaruh
pencahayaan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan kelelahan
mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental,
keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata dan
kerusakan indra mata. Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut
akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, termasuk kehilangan
produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakan
kerja meningkat.
Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh pencahayaan yang buruk pada
pengguna komputer adalah gangguan penglihatan atau computer vision
syndrome (CVS) atau dikenal dengan sindrom penglihatan komputer.
Menurut Affandi, 2005 terdapat Pencegahan CVS, antara lain:
beberapa gejala yang terjadi pada 1. Atur lokasi layar com
seseorang yang menderita CVS, antara 2. Penempatan bahan reference
lain:
1. Mata tegang 3. Atur pencahayaan
2. Sakit kepala 4. Gunakan layar anti silau
3. Penglihatan kabur 5. Posisi duduk
4. Mata kering dan mengalami iritasi 6. Istirahat
5. Sakit pada kepala dan punggung 7. Berkedip
6. Kepekaan terhadap cahaya 8. Periksa mata secara berkala
7. Penglihatan ganda
Upaya mencegah hazard kimia
Upaya mempertahankan ergonomik pada posisi
berbaring, duduk, berdiri, dan berjalan
• Menurut Pheasant (2003) ada beberapa manfaat ergonomi antara
lain :
1. Peningkatan hasil produksi, yang berarti menguntungkan secara
ekonomi.Hal ini antara lain disebabkan oleh: a.Efisiensi waktu kerja
yang meningkat. b.Meningkatnya kualitas kerja. c.Kecepatan
pergantian pegawai (labour turnover) yang relatif rendah.
2. Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan yang berarti:
a.Dapat mengurangi biaya pengobatan yang tinggi. Biaya untuk
pengobatan lebih besar daripada biaya untuk pencegahan. b.Dapat
mengurangi penyediaan kapasitas untuk keadaan gawat darurat.
Lanjutan….

3. Dengan menggunakan antropometri dapat direncanakan


atau didesain:
 Pakaian kerja
 Workspace
 Lingkungan kerja
 Peralatan atau mesin
 Consumer product
Lanjutan….
• Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan ergonomi
(Anies, 2005) :
1. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik mungkin
sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
3. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi
tubuh dan anggota tubuh sehingga dapat bergerak secara leluasa
dan efisien.
Lanjutan….
4. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja peredaran
darah meningkat 10-20 kali. Meningkatnya peredaran darah
pada otot-otot yang bekerja memaksa jantung untuk
memompa darah lebih banyak
5. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja
berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas
pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapan yang dipergunakan, diperlukan ukuran-ukuran
tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan
memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
Lanjutan….
Menurut Alexander (1986) permasalahan ergonomi industri
dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu :
1. Bentuk Fisik (Antropometri)
2. Daya Tahan Tubuh
3. Kekuatan (Biomekanika)
4. Lingkungan (faktor eksternal)
5. Proses Berfikir (Kognitif)
6. Manipulasi (Kinesologi)
Lanjutan….
• Di bawah ini beberapa hal tindakan untuk mengurangi resiko
gangguan muskuloskeletalpada pekerja an MMH:
1. Peran cangan Ulang Pekerjaan
 Mekanisasi. Penggunaan sistem mekanis untuk menghilangkan
pekerjaan yang berulang. Jadi dengan penggunaan peralatan
mekanis mampu menampung pekerja an yang banyak menjadi
sedikit pekerjaan.
 Rotasi pekerjaan. Pekerja tidak hanya melakukan satu
pekerjaan, namun beberapa pekerjaan dapat dilakukan oleh
pekerja tersebut. Tujuan dari langkah ini adalah pemulihan
ketegangan otot melalui beban kerjaya ng berbeda-bed
Lanjutan….
 Perbanyakan dan pengayaan kerja. Sebuah pekerjaansebisa
mungkin tidak dilakukan dengan monoton, melainkan dilakukan d
en gan beberapa variasi. Tujuan dari langk ah ini adalah
menghindari beban berlebih pada satu bagian otot dan tulang pada
anggota tubuh.
 Kelompok kerja. Pekerjaan yang dilakukan beberap a orang mampu
membagi beban k erja pada otot secara merat a. Hal ini disebab kan
anggota kelompok bebas melakukan pek erjaan yang dilakukan.
Lanjutan….
2. Peran cangan Tempat Kerja Prinsip yang dilaksan akan adalah
perancangan kerja memperhatikan kemampuan dan keterbatasan
p ekerja. Tempat kerja menyesuaikan dengan bentuk dan ukuran
pekerja a gar aktivitas. MMH dilakukan dengan leluasa. Kondisi l
ingkukan gan seperti c ahaya,suara, lantai, dan lain-lain juga perlu
perhatian untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.
3. Peran cangan Peralatan dan Perlengkap an Peran cangan peralatan
dan perlengkap an yang layak mampu mengurangi penggunaan
tenaga ya ng berlebihan dalam menyelesaikan pekerjan.
Menyediakan pekerja dengan alat bantu dapat mengurangi sikap
kerja yang salah, sehingga menurunkan ketegangan otot
Lanjutan….
4. Pelatihan Kerja Program ini perlu dilakukan terhad ap p ekerjaan, karena
pekerja melakukan pekerja an sebagai kebiasaan. Pekerja harus
mengetahui mengenai pekerjaan yang berbahaya dan perlu mengetahui
bagaimana melakukan pekerja an yang aman.Untuk melakukan suatu hal
dengan aman, maka dalam melaksanakan pelatihan kerja perlu
memahami pedomannya. Alexander (1986) mengungkapkan empat
prinsip yang dipegang selama melakukan suatu pekerjaan adalah:
 Berusaha untuk menjaga beban pengangkatan selalu dekat dengan
tubuh (mencegah momen pada tulangbelakang).
 Berusaha untuk menjaga posisi pinggul dan bahu selalu dalam posisi
segaris (mencegahgerakan berputar pada tulang belakang).
 Menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah jatuh.
Contoh :

Memindahkan Pasien
Upaya Mencegah Hazard Psikososial
• Hazard psikososial misalnya yang terkaitan aspek sosial
psikologis maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan
kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan
mental pekrja. Seperti misalnya:
• Pola kerja yang tak teratur
• Waktu kerja diluar waktu normal
• Beban kerja yang melebihi kapasitas mental
• Tugas yang tidak berfariasi
• Suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dll
sebagainya
Upaya Mencegah Hazard Psikososial

Beban Kerja menurut Permendagri


No 12 tahun 2008 adalah besaran
pekerjaan yang harus dipikul oleh
suatu jabatan atau unit organisasi
dan merupakan hasil kali antara
volume kerja dengan norma waktu
Perencanaan Secara Keseluruhan
Prevensi Primer
• Kegiatan Prevensi Primer
 Promosi kesehatan yg meliputi kegiatan penkes, perbaikan
gizi, istirahat & OR bagi pekerja, ANC bagi pekerja wanita
yg hamil
 Pencegahan penyakit yg meliputi; mengurangi faktor
resiko, pemberian imunisasi, manajemen stress
 Pencegahan injuri, meliputi; pendidikan keselamatan,
penggunaan alat pelindung diri (APD), penanganan zat
berbahayayang mengancam keselamatan, meningkatkan
kesehatan ergonomis
Prevensi Sekunder
• Kegiatan Prevensi Sekunder
 Pemeriksaan (screening) kepada calon pekerja,
pemeriksaan kes secara berkala, pem terhadap aspek
lingkungan
 Penatalaksanaan kasus (case managemen)
 Penanganan kegawatan yang meliputi; kegawatan fisik,
psikologis maupun kecelakaan akibat kerja
Prevensi Tersier

• Kegiatan Prevensi Tersier


 Pencegahan penyebaran penyakit menular
 Pencegahan kekambuhan
 Pencegahan komplikasi
 Rehabitasi pekerja
Strategi Untuk Meningkatkan
Keselamatan Petugas Kesehatan

• Gunakanuniversal precautions
• Kurangi prosedur invasif yang tidak perlu
• Kembangkanprotap pelaksanaan suatu tindakan
tempat kerja yang sesuai
• Sediakan sumber-sumber yang memungkinkan
petugas patuh terhadap protap yang ada
• Penyluhan dan dukungan untuk seluruh staff
• Supervisi siswa dan petugas yang tidak
berpengalaman
DAFTAR PUSTAKA
• Perry & Potter. 2010. Fundamental of Nursing. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai