Paragraf pertama
Matahari pagi telah terbit dan mulai menyinari hari yang baru. Segera kubuka jendela kamar tidurku agar
terlihat pemandangan takjub nan indah. Hamparan sawah dan perkebunan, disertai para petani yang penuh semangat
bekerja di pagi hari itu. Tak lupa, aku merapikan kamar tidur dan bersiap untuk hari yang baru itu.
Paragraf kedua
Aku keluar dan berjalan santai, berkeliling, menghirup udara segar, menyaksikan pemandangan indah. Ku lihat
seorang bapak bekerja di ladang. Ia adalah Pak Tono. salah satu petani yang paling kukenal diantara sekumpulan petani
yang bekerja di persawahan itu. Aku datang menemani dan membantu Pak Tono bekerja. Sungguh, Pak Tono
merupakan orang yang peduli terhadap lingkungan. Sembari bekerja, ia bercerita tentang pengalaman-pengalaman
hidupnya dalam upaya melestarikan lingkungan. Ia bahkan mengajak aku untuk ikut menanami pohon-pohon di lahan
yang kosong dan kering. Salah satu perkataannya yang membekas di kepalaku adalah : “Jangan hanya karena
keserakahan dan nafsu, kau sikat habis bumi tempat tinggal kita ini.”
Paragraf ketiga
Pak Tono benar-benar menginspirasi diriku untuk melakukan hal yang berdampak positif bagi kelangsungan
kehidupan di Bumi indah ini. Pemandangan sawah dan kebun saat matahari terbit, jalanan kecil yang menembus
melalui hutan-hutan, berbanding terbalik dengan dimana aku berada sekarang. Hiruk pikuk perkotaan, bau asap
kendaraan bermotor, kebisingan, panas terik membara. Semakin hari, hutan semakin tergerus, lahan hijau semakin
langka, udara semakin panas. Kemanakah aku harus bergerak? Kemana aku harus melangkah? Kemana aku harus pergi,
melestarikan bumi tercinta ini? Kemana?