2022 Repositori SPIP Kab Serang 19092022 Sosialisasi
2022 Repositori SPIP Kab Serang 19092022 Sosialisasi
1 Lingkungan 1.1 Penegakan Integritas Telah terdapat kebijakan penegakkan integritas dan nilai etika untuk seluruh BKPSDM, Kebijakan penegakkan integritas BKPSDM, Seluruh
Pengendalian dan Nilai Etika pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Serang, diantaranya : Inspektorat, dan nilai etika telah dipahami Inspektorat,B Perangkat
1. Perbub Serang No 34 tahun 2019 tentang Nilai Dasar, Kode Etik, dan Kode seluruh pegawai di lingkungan agian Hukum Daerah
Perilaku ASN Dilingkungan Pemkab Serang Pemerintah Kabupaten Serang, dan
2. Peraturan Bupati Nomor 73 Tahun 2020 tentang Pedoman Penanganan kebijakan-kebijakan tersebut telah
Benturan Kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang di publikasikan di kanal JDIH
3. Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengendalian Kabupaten Serang, dan kami
Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang lampirkan tangkapan layar
4. Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Tambahan keberadaan kebijakan pada JDIH
Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di https://bit.ly/11EKabser Kabupaten Serang https://bit.ly/11DKabser
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang
1.2 Komitmen terhadap 1. Renaksi pengembangan kompetensi tahun 2021-2026 BKPSDM, Kebijakan Standar kompetensi BKPSDM Seluruh
kompetensi 2. Dokumen analisis kebutuhan diklat Bagian telah dikomunikasikan dan Perangkat
3. Peraturan Bupati Serang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Kompetensi Organisasi dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Kabupaten Serang lingkungan Pemerintah Kabupaten
4. Peraturan Bupati Serang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Sentralisasi Serang, dan kebijakan-kebijakan
Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara Di Kabupaten Serang tersebut telah di publikasikan di
https://bit.ly/12EKabser kanal JDIH Kabupaten Serang https://bit.ly/12DKabser
1.3 Kepemimpinan yang 1. Peraturan Bupati Serang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan Bagian Pimpinan organisasi telah terlibat Seluruh Seluruh
kondusif Risiko di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang Organisasi, dalam penyusunan dan penetapkan Perangkat Perangkat
2. Peraturan Bupati Serang Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian BPKAD, kebijakan yang mendukung Daerah Daerah
Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil di Inspektorat penciptaan lingkungan kerja yang
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang kondusif untuk pencapaian tujuan
organisasi serta memahami
substansi kebijakan pengendalian
intern dan mendorong penerapan
kebijakan dalam berbagai interaksi
kepada jajaran di bawahnya
melalui dialog kinerja yang
diwujudkan melalui rapat-rapat
https://bit.ly/13EKabser internal terkait evaluasi pencapaian https://bit.ly/13DKabser
kinerja, apel bersama, dan diskusi
lainnya.
1.4 Struktur Organisasi 1. Peraturan Bupati Serang Nomor 104 Tahun 2020 Tentang Struktur Organisasi Sekretariat Proses bisnis organisasi didukung Sekretariat Seluruh
sesuai kebutuhan Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Serang Daerah dengan struktur organisasi yang Daerah Perangkat
2. Peraturan Bupati Serang Nomor 105 Tahun 2020 Tentang Struktur Organisasi telah ditetapkan dan personel pada Daerah
Dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Serang setiap lini mengetahui arus data
dan informasi yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya melalui Peraturan Bupati
Terkait Uraian Tugas dan Jabatan
pada Perangkat Daerah, dan Peta
Jabatan yang telah
https://bit.ly/14EKabser dikomunikasikan kepada pegawai https://bit.ly/14DKabser
di lingkungan pemerintah
Kabupaten Serang
1.5 Pendelegasian 1. SK Bupati Serang Nomor: 910/Kep.24-huk.BPKAD/2021 tentang Pelimpahan Setda Tapem, Kebijakan/prosedur yang mengatur BKPSDM Seluruh
wewenang dan Sebagian Kewenangan Pejabat pengguna Anggaran /Pengguna Barang Pada Bada BKPSDM, pelaksanaan pendelegasian Perangkat
tanggungjawab Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2021 BPKAD wewenang dan tanggung jawab Daerah
2. SK Bupati Serang Nomor: 954/Kep.15-huk.BPKAD/2022 tentang Penetapan telah dipahami oleh pegawai yang
Pejabat Selaku Pengguna Anggaran yang menandatangani SPM, dan bendahara di berkepentingan, dan telah
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2022 dikomunikasikan kepada seluruh
3. Peraturan Bupati Nomor 39 tahun 2016 tentang Pelimpahan sebagian pegawai dan stakeholder.
Kewenangan Bupati Tentang Pemberian Izin Perceraian Kepada Sekretaris Daerah Kebijakan tersebut telah di uplod
dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang pada kanal JDIH Kabupaten Serang.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2021 Tentang https://bit.ly/15EKabser https://bit.ly/15DKabser
Pengelolaan Keuangan Daerah
1.6 Kebijakan yang sehat Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pola Karir Pegawai BKPSDM Kebijakan tentang pembinaan SDM BKPSDM Seluruh
tentang pembinaan Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang telah dikomunikasikan dan Perangkat
SDM dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/16EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/16DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
1.7 Perwujudan peran APIP Pedoman Teknis Peningkatan Mandiri Kapabilitas APIP Inspektorat Kebijakan tentang perwujudan Inspektorat Inspektorat
yang efektif peran APIP yang efektif telah
dikomunikasikan dan dipahami
oleh seluruh pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Serang, dan
kebijakan-kebijakan tersebut telah
https://bit.ly/17EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/17DKabser
Kabupaten Serang
1.8 Hubungan Kerja yang Peraturan Bupati Serang Nomor 36 Tahun 2021 Tentang Rencana Kerja Perangkat Bagian Tapem Kebijakan tentang Hubungan kerja BPKAD Seluruh
baik dengan IP terkait Daerah Kabupaten Serang Tahun 2022 Bappeda yang baik dengan IP terkait telah Perangkat
dikomunikasikan dan dipahami Daerah
oleh seluruh pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Serang, dan
kebijakan-kebijakan tersebut telah
https://bit.ly/18EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/18DKabser
Kabupaten Serang
2 Penilaian risiko 2.1 Identifikasi risiko Peraturan Bupati Serang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan Inspektorat, Kebijakan tentang Identifikasi Sekretariat Dokumen Penilaiana Risiko & Rencana Tindak Seluruh
Risiko di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang Bappeda dan Risiko telah dikomunikasikan dan Daerah Pengendalian 2022 Perangkat
Organisasi dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/21EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/21DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
2.2 Analisis risiko Peraturan Bupati Serang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan Inspektorat, Kebijakan tentang Analisis Risiko Sekretariat Dokumen Penilaiana Risiko & Rencana Tindak Seluruh
Risiko di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang Bappeda dan telah dikomunikasikan dan Daerah Pengendalian 2022 Perangkat
Organisasi dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/22EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/22DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
3 Kegiatan 3.1 Reviu Kinerja Peraturan Bupati Serang Nomor 44 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Inspektorat, Kebijakan tentang Reviu Kinerja Setda Seluruh
Pengendalian Peraturan Bupati Serang Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Setda telah dikomunikasikan dan Perangkat
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
Instansi Pemerintah Daerah lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/31EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/31DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
3.2 Pembinaan SDM 1. Peraturan Bupati Serang nomor 08 tahun 2013 tentang tugas belajar dan izin BKPSDM Kebijakan tentang Pembinaan SDM BKPSDM Seluruh
belajar telah dikomunikasikan dan Perangkat
2. Peraturan Bupati Serang nomor 67 tahun 2020 tentang petunjuk teknis dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
pengadaan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kabupaten serang lingkungan Pemerintah Kabupaten
3. Peraturan Bupati Serang nomor 68 tahun 2017 tentang pedoman pola karier https://bit.ly/32EKabser Serang, dan kebijakan-kebijakan https://bit.ly/32DKabser
pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kabupaten serang tersebut telah di publikasikan di
kanal JDIH Kabupaten Serang
3.3 Pengendalian atas 1. Peraturan Bupati Serang nomor 51 tahun 2022 tentang penyelenggaraan Kominfo Kebijakan tentang Pengendalian Inspektorat Seluruh
pengelolaan sistem sistem pemerintahan berbasis elektronik di kabupaten serang atas pengelolaan sistem Informasi Perangkat
informasi 2. Peraturan Bupati Serang nomor 36 tahun 2019 tentang tata kelola sistem telah dikomunikasikan dan Daerah
pemerintahan berbasis elektronik dipahami oleh seluruh pegawai di
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
tersebut telah di publikasikan di
kanal JDIH Kabupaten Serang
https://bit.ly/33EKabser https://bit.ly/33DKabser
3.4 Pengendalian fisik atas Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan BPKAD Kebijakan tentang Pengendalian BPKAD Seluruh
aset Barang Milik Daerah Fisik atas Aset telah Perangkat
dikomunikasikan dan dipahami Daerah
oleh seluruh pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Serang, dan
kebijakan-kebijakan tersebut telah
https://bit.ly/34EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/34DKabser
Kabupaten Serang
3.5 Penetapan dan reviu Keputusan Bupati Serang Nomor:100/Kep.283-Huk.Org/2022 tentang Target Setda Kebijakan tentang Penetapan dan Setda Seluruh
atas indikator dan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Serang Tahun 2021-2026 Organisasi Reviu atas indikator dan ukuran Perangkat
ukuran telah dikomunikasikan dan Daerah
dipahami oleh seluruh pegawai di
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/35EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/35DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
3.6 Pemisahan Fungsi 1. Peraturan bupati serang nomor 3 tahun 2022 tentang sistem dan prosedur BPKAD Kebijakan tentang Pemisahan BPKAD Seluruh
pengelolaan keuangan daerah Fungsi telah dikomunikasikan dan Perangkat
2. Peraturan daerah kabupaten serang nomor 4 tahun 2021 tentang dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
pengelolaan barang milik daerah lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
https://bit.ly/36EKabser tersebut telah di publikasikan di https://bit.ly/36DKabser
kanal JDIH Kabupaten Serang
3.7 Otorisasi atas transaksi 1. Keputusan Kepala BPKAD Kabupaten Serang Nomor: 027/Kep.Kaban030- BPKAD Kebijakan tentang Otoritasi atas BPKAD Seluruh
dan kejadian yang Sekret/2022 tentang Penunjukan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah transaksi dan kejadian yang penting Perangkat
penting pada Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang Tahun telah dikomunikasikan dan Daerah
Anggaran 2022 dipahami oleh seluruh pegawai di
2. Keputusan Bupati Serang Nomor: 954/kep.12-Huk.BPKAD/2022 tentang lingkungan Pemerintah Kabupaten
Penunjukan Bendahara Umum Daerah dan Kuasa Bendahara Umum Daerah Tahun Serang, dan kebijakan-kebijakan
Anggaran 2022 tersebut telah di publikasikan di
3. Keputusan Kepala BPKAD Kabupaten Serang Nomor: 027/Kep.Kaban. - kanal JDIH Kabupaten Serang
Sekret/2022 tentang Penunjukan Fungsi Akuntansi pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang Tahun 2022
4. Keputusan Bupati Serang Nomor: 030/Kep.54-Huk.BPKAD/2022 tentang https://bit.ly/37EKabser https://bit.ly/37DKabser
Penunjukan Pejabat Pengguna Barang dan /atau Kuasa Pengguna Barang, Pejabat
penatausahaan pengguna barang, pengurus barang pengguna, dan pengurus
barang pembantu di lingkungan pemerintah kabupaten Serang.
3.8 Pencatatan akurat dan 1. Peraturan Bupati Serang Nomor 56 Tahun 2014 tentang SAPD BPKAD Kebijakan tentang Pencatatan BPKAD Seluruh
tepat waktu atas 2. Peraturan Bupati Serang Nomor 111 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akurat dan tepat waktu atas Perangkat
transaksi dan kejadian Akumntansi transaksi dan kejadiantelah Daerah
3. Peraturan Bupati Serang Nomor 115 Tahun 2020 tentang Perubahan ke-1 dikomunikasikan dan dipahami
Kebijakan Akumntansi oleh seluruh pegawai di lingkungan
4. Peraturan Bupati Serang Nomor 98 Tahun 2018 tentang Perubahan ke-2 Pemerintah Kabupaten Serang, dan
Kebijakan Akumntansi kebijakan-kebijakan tersebut telah
https://bit.ly/38EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/38DKabser
Kabupaten Serang
3.9 Pembatasan akses atas 1. Keputusan Bupati Serang Nomor: 954/Kep.12-Huk.BPAD/2022 tentang BPKAD Kebijakan tentang Pembatasan BPKAD Seluruh
sumber daya dan Penunjukan bendahara Umum Daerah dan Kuasa Bendahara Umum Daerah Tahun akses atas sumber daya dan Perangkat
pencatatannya Anggaran 2022 pencatatannya telah Daerah
2. SK Kepala BPKAD Kabupaten Serang Nomor: 900/Kep.Kaban. -Sekret/2022 dikomunikasikan dan dipahami
tentang penunjukan Fungsi Akuntansi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset oleh seluruh pegawai di lingkungan
Daerah Kabupaten Serang Tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Serang, dan
3. Keputusan Bupati Serang Nomor: 030/Kep.54-Huk.BPKAD/2022 tentang kebijakan-kebijakan tersebut telah
Penunjukan Pejabat Pengguna Barang dan /atau Kuasa Pengguna Barang, Pejabat https://bit.ly/39EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/39DKabser
penatausahaan pengguna barang, pengurus barang pengguna, dan pengurus Kabupaten Serang
barang pembantu di lingkungan pemerintah kabupaten Serang.
3.10 Akuntabilitas terhadap 1. Peraturan Bupati Serang Nomor 56 Tahun 2014 tentang SAPD BPKAD Kebijakan tentang Akuntabilitas BPKAD Seluruh
sumber daya dan 2. Peraturan Bupati Serang Nomor 111 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi terhadap sumber daya dan Perangkat
pencatatannya 3. Peraturan Bupati Serang Nomor 115 Tahun 2020 tentang Perubahan ke-1 pencatatannya telah Daerah
Kebijakan Akuntansi dikomunikasikan dan dipahami
4. Peraturan Bupati Serang Nomor 98 Tahun 2018 tentang Perubahan ke-2 oleh seluruh pegawai di lingkungan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Serang, dan
5. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2021 Tentang kebijakan-kebijakan tersebut telah
Pengelolaan BMD https://bit.ly/310EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/310DKabser
Kabupaten Serang
3.11 Dokumentasi yang baik 1. Peraturan Bupati Serang Nomor 56 Tahun 2014 tentang SAPD BPKAD Kebijakan tentang dokumentasi BPKAD Seluruh
atas SPI serta transaksi 2. Peraturan Bupati Serang Nomor 111 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi yang baik atas SPI serta transaksi Perangkat
dan kejadian penting 3. Peraturan Bupati Serang Nomor 115 Tahun 2020 tentang Perubahan ke-1 dan kejadian penting telah Daerah
Kebijakan Akuntansi dikomunikasikan dan dipahami
4. Peraturan Bupati Serang Nomor 98 Tahun 2018 tentang Perubahan ke-2 oleh seluruh pegawai di lingkungan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Serang, dan
5. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2021 Tentang kebijakan-kebijakan tersebut telah
Pengelolaan BMD di publikasikan di kanal JDIH
https://bit.ly/311EKabser Kabupaten Serang https://bit.ly/311DKabser
4 Informasi dan 4.1 Informasi yang relevan Peraturan Bupati Serang Nomor 108 Tahun 2020 tentang PPID Kominfo Kebijakan tentang Informasi yang Inspektorat, Seluruh
Komunikasi Relevan telah dikomunikasikan dan Kominfo, Perangkat
dipahami oleh seluruh pegawai di Bagian Daerah
lingkungan Pemerintah Kabupaten Organisasi
Serang, dan kebijakan-kebijakan
tersebut telah di publikasikan di
https://bit.ly/41EKabser kanal JDIH Kabupaten Serang https://bit.ly/41DKabser
4.2 Komunikasi yang efektif Peraturan Bupati Serang Nomor 108 Tahun 2020 tentang PPID Kominfo, Kebijakan tentang komunikasi yang Setda Seluruh
efektif telah dikomunikasikan dan Perangkat
dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
lingkungan Pemerintah Kabupaten
Serang, dan kebijakan-kebijakan
tersebut telah di publikasikan di
https://bit.ly/42EKabser kanal JDIH Kabupaten Serang https://bit.ly/42DKabser
5 Pemantauan 5.1 Pemantauan Peraturan Bupati Serang Nomor 61 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengukuran dan Setda Kebijakan tentang Pemantauan Inspektorat Seluruh
Pengendalian Berkelanjutan Pengumpulan Data Kinerja Organisasi Berkelanjutan telah Perangkat
Intern dikomunikasikan dan dipahami Daerah
oleh seluruh pegawai di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Serang, dan
kebijakan-kebijakan tersebut telah
https://bit.ly/51EKabser di publikasikan di kanal JDIH https://bit.ly/51DKabser
Kabupaten Serang
5.2 Evaluasi terpisah 1. Pedoman Perencanaan Pengawasan Intern Berbasis Risiko Bagi APIP Daerah Inspektorat Kebijakan tentang Evaluasi Terpisah Inspektorat Seluruh
2. Peraturan Kepala BPKP Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian telah dikomunikasikan dan Perangkat
dan Strategi Peningkatan Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dipahami oleh seluruh pegawai di Daerah
3. Petunjuk Teknis Penilaian Baseline Maturitas Penyelenggaraan SPIP lingkungan Pemerintah Kabupaten
Terintegrasi Serang, dan kebijakan-kebijakan
tersebut telah di publikasikan di
https://bit.ly/52EKabser kanal JDIH Kabupaten Serang https://bit.ly/52DKabser
KERTAS KERJA PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES
KK 3.1 - PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENCAPAIAN TUJ
Uraian
No Uraian Parameter Kode Parameter Grad.
Kode Subunsur
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
1.7 Perwujudan Peran APIP yang Efektf
1 Pengawasan APIP SPIP - - A
telah dapat
memberikan nilai
tambah pada perbaikan
pengendalian
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 Risiko telah SPIP MRI - A
teridentifikasi dan SPIP MRI - B
dituangkan dalam
register risiko
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Proses manajemen SPIP MRI - A
risiko telah melekat SPIP MRI - B
pada proses bisnis SPIP MRI - C
K/L/D
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2.2 Analisis Risiko
1 Seluruh risiko telah SPIP MRI - A
dianalisis dampak dan SPIP MRI - B
tingkat keterjadiannya SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 K/L/D telah SPIP MRI - A
menentukan prioritas
risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 K/L/D telah SPIP MRI - A
menentukan rencana SPIP MRI - B
tindak pengendalian SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4 Tindak pengendalian SPIP MRI - A
telah SPIP MRI - B
diimplementasikan SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
5 Tindak pengendalian SPIP MRI - A
efektif menurunkan SPIP MRI - B
risiko SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3.1 Reviu atas Kinerja
1 Pimpinan K/L/D SPIP - - A
membandingkan tolok
ukur kinerja dengan
capaian kinerja secara
berkala untuk
mengatasi hambatan
kinerja, menetapkan
strategi perbaikan, dan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan
Kejadian 1 Terdapat proses untuk SPIP - - A
memastikan transaksi
telah diklasifikasikan
dengan layak dan
dikelompokkan dengan
benar serta dicatat
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian
Penting 1 Terdapat pengelolaan, SPIP - - A
pemeliharaan, dan
pendokumentasian
secara berkala yang
mencakup seluruh SPI
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Strategi dan kebijakan SPIP MRI - A
manajemen risiko telah SPIP MRI - B
dikomunikasikan. SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4 Register risiko dan SPIP MRI - A
rencana tindak SPIP MRI - B
pengendalian telah SPIP MRI - C
dikomunikasikan ke
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4.2 Komunikasi yang Efektif
1 Terlaksananya SPIP - - A
komunikasi yang efektif
dengan internal dan
eksternal
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - E
Kriteria
Penegakan integritas dan nilai etika telah diperbaiki secara berkelanjutan sehingga
tercipta suasana kerja organisasi yang kondusif yang dapat mendorong kinerja para
pegawai secara optimal
Penegakan integritas dan nilai etika telah dilaksanakan oleh pegawai dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya dalam organisasi
Kebijakan penegakan integritas dan nilai etika organisasi telah dipahami oleh seluruh
pegawai
Terdapat kebijakan penegakan integritas dan nilai etika untuk seluruh pegawai dalam
organisasi
Pengelolaan kompetensi SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal
mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Terdapat standar kompetensi yang jelas untuk seluruh jabatan dan posisi dalam
organisasi
Pimpinan organisasi melaksanakan kebijakan dan didukung dengan SDM yang bekerja
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan dan penetapkan kebijakan yang
mendukung penciptaan lingkungan kerja yang kondusif untuk pencapaian tujuan
organisasi serta memahami substansi kebijakan pengendalian intern dan mendorong
penerapan kebijakan dalam berbagai interaksi kepada jajaran di bawahnya
Seluruh pengambilan keputusan strategis K/L/D, strategis unit kerja, dan operasional unit
kerja telah
Seluruh mempertimbangkan
pengambilan keputusanrisiko dan memberikan
strategis dampak
K/L/D, strategis bagi pencapaian
unit kerja, tujuan
dan operasional unit
organisasi
kerja telah mempertimbangkan risiko
Seluruh pengambilan keputusan strategis unit kerja dan operasional unit kerja telah
mempertimbangkan
Seluruh pengambilanrisiko
keputusan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko
Sebagian pengambilan keputusan operasional unit kerja telah mempertimbangkan risiko
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja,
dan UPR tingkat strategis K/L/D secara memadai dan telah dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan
Kinerja penerapan operasional
manajemen unit
risiko kerja, seluruh
digunakan UPR
sebagai tingkatan
dasar strategis
penilaian unit
kinerja kerja,
pada
dan UPR
seluruh tingkat
Kinerja penerapan strategis
UPR tingkatan K/L/D
manajemen secara
operasional unit
risiko memadai
kerja dansebagai
digunakan seluruhdasar
UPR tingkatan
penilaian strategis unit
kinerja pada
kerja secara
seluruh memadai
UPR tingkatan
Kinerja penerapan operasional
manajemen unit
risiko kerja secara
digunakan memadai
sebagai dasar penilaian kinerja pada
sebagian UPR tingkatan operasional unit kerja secara memadai
Efisiensi dan efektivitas struktur organisasi dapat dilihat secara berkala melalui pengujian
atas pelaksanaan
Struktur organisasiproses bisnis
dijalankan organisasi
sesuai prosesdan ketepatannya
bisnis organisasi dengan
dengan perencanaan
SDM yang
strategis
mencukupi
Proses bisnis organisasi dapat didukung dengan struktur organisasi yang ditetapkan dan
personel
Terdapat pada setiapstruktur,
penetapan lini mengetahui arusfungsi
tugas, dan data dan informasi yang diperlukan dalam
organisasi
melaksanaan tugas dan fungsinya
Pimpinan organisasi memiliki akses untuk melihat proses pendelegasian wewenang dan
tanggungjawab yang diberikan dan memonitor pelaksanaan tugas fungsi yang dijalankan
untuk menjamin tujuan percepatan yang diharapkan dan mendukung perbaikan secara
berkelanjutan.
Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab organisasi yang
didelegasikantugas
Pelaksanaan dapatdan
dilihat melalui
fungsi yangevaluasi berkaladilaksanakan
didelegasikan atas pelaksanaan
sesuaiwewenang
dengan dan
tanggungjawab serta
kebijakan/proseduryang
Kegiatan/prosedur analisis
yangdalam terhadap
ditetapkan kualitas hasil pelaksanaan tugas/fungsi yang
pelaksanaannya telah didelegasikan kepada struktur
dilaksanakan
dibawahnya (respon stakeholder)
telah dipahami dan diketahui oleh pihak terkait dan tanggung jawab
Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan terkait wewenang
pelaksanaan kegiatan kepada struktur di bawahnya secara berjenjang
Pengelolaan SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu
mendukung pencapaian tujuan organisasi
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai dengan cakupan seluruh pegawai dan telah dievaluasi pencapaiannya
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai upaya
Terdapat denganpeningkatan
cakupan seluruh pegawai
kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risikoyang
memadai upaya
Terdapat denganpeningkatan
cakupan sebagian besar
kompetensi pegawai
dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai dengan cakupan sebagian pegawai
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko
namun belum memadai
APIP telah menjadi unit yang terus belajar baik dari dalam maupun dari luar organisasi
untuk perbaikan berkelanjutan
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, penerapannya
telah terintegrasi
Instansi dengan
Pemerintah telahproses bisnis
memiliki Instansi
kebijakan Pemerintah,
pengelolaan telah
risiko direviu
terkait secara berkala
kemitraan dan dan
dijadikan bahan
penerapannya pembelajaran
telah terintegrasi dengan proses bisnis Instansi
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risikoPemerintah
terkait kemitraan dan telah
diterapkan dengan memadai
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun belum
diterapkan dengan memadai
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun belum
diterapkan sama sekali
K/L/D telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai, terintegrasi serta telah
direviu secara berkala
K/L/D telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai dan terintegrasi
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja danPemerintah
Instansi strategis unit kerja
telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada sebagian risiko operasional
unit kerjaPemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap risiko
Instansi
operasional
Instansi unit kerja,
Pemerintah strategis
telah unit kerja,
menentukan dan strategis
rencana K/L/D secaraterhadap
tindak pengendalian memadairisiko
operasional
Instansi unit kerjatelah
Pemerintah dan menentukan
strategis unitrencana
kerja secara memadai
tindak pengendalian terhadap seluruh
risiko operasional unit kerja dan sebagian risiko strategis
Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian unit kerja yang telah seluruh
terhadap
diprioritaskan
risiko operasional
Instansi Pemerintah unit kerja
telah yang telah diprioritaskan
menentukan rencana tindak pengendalian terhadap sebagian
risiko operasional unit kerja yang telah diprioritaskan
Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja, risiko strategis unit
kerja,
Tindakdan risiko strategis
pengendalian K/L/Dseluruh
terhadap telah diimplementasikan
risiko operasional unit kerja dan risiko strategis
unit kerja telah diimplementasikan
Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja dan sebagian risiko
strategis unit kerja telah
Tindak pengendalian diimplementasikan
terhadap seluruh risiko operasional unit kerja telah
diimplementasikan
Tindak pengendalian terhadap sebagian risiko operasional unit kerja telah
diimplementasikan
Tindak pengendalian telah efektif menurunkan risiko operasional unit kerja, strategis unit
kerja,
Tindakdan strategis K/L/D
pengendalian telah efektif menurunkan risiko operasional unit kerja dan strategis
unit kerja
Tindak pengendalian efektif menurunkan seluruh risiko operasional unit kerja dan
sebagian risiko strategis
Tindak pengendalian unitmenurunkan
efektif kerja seluruh risiko operasional unit kerja
Tindak pengendalian efektif menurunkan sebagian risiko operasional unit kerja
Kewajiban pelaksanaan reviu kinerja diketahui oleh seluruh pimpinan unit dan pegawai
Pimpinan organisasi dan jajaran di bawahnya secara berjenjang memiliki
tanggungjawab/kewajiban untuk melaksanakan reviu kinerja secara berkala
Pembinaan SDM organisasi telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal
mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pembinaan SDM organisasi telah dievaluasi sehingga
dapat diketahui
Pembinaan SDM efektivitasnya
telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan
organisasi
Kebijakan terkait pembinaan SDM telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang
berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur pembinaan SDM untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi
Kebijakan pengelolaan aset organisasi dipahami oleh pengelola aset dan pengguna aset
Pimpinan organisasi menetapkan kebijakan/prosedur pengelolaan BMN/D
Perbaikan berkelanjutan atas penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja
organisasi
Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dievaluasi secara berkala
Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dilaksanakan secarapenetapan
Kebijakan/prosedur memadai. dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dipahami namun
Pimpinan belum
organisasi sepenuhnya
menetapkan diimplementasikan.
kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator
dan ukuran kinerja.
Pemisahan fungsi telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu
mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan
kejadian
Pemisahantelah dievaluasi
fungsi dalam sehingga dapat diketahui
proses transaksi efektivitasnya
dan kejadian telah dilaksanakan sesuai
kebijakan/prosedur yang ditetapkan
Kebijakan terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan kejadian telah
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan
kejadian
Proses otorisasi atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan
secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dievaluasi
sehingga dapattransaksi
Otorisasi atas diketahuidan
efektivitasnya
kejadian telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur yang
ditetapkan
Kebijakan terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan
dipahami oleh pihakyang
Terdapat kebijakan yangmengatur
berkepentingan
prosedur otorisasi atas transaksi dan kejadian
Pencatatan atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara
optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah
dievaluasi sehingga
Pencatatan dapat dan
atas transaksi diketahui efektivitasnya
kejadian telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur
yang ditetapkan
Kebijakan terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan
dipahami kebijakan
Terdapat oleh pihakyang
yangmengatur
berkepentingan
prosedur pencatatan atas transaksi dan kejadian
Pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah diperbaiki secara
berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan
pencatatannya telah dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Terhadap sumber daya dan pencatatannya telah dilakukan pembatasan akses sesuai
dengan ketentuan
Kebijakan terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pembatasan akses terhadap sumber daya
yang dimiliki organisasi beserta pencatatannya
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah diperbaiki secara
berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dievaluasi
sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dilaksanakan
sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan
Kebijakan terkait prosedur pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian
penting telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pendokumentasian atas SPI serta transaksi
dan kejadian penting
Informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tersedia secara lengkap
namun tidak mudah diperoleh/akses terbatas
Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur
dan berkala yang
Komunikasi dan telah dievaluasi
efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur
dan berkala
Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal namun belum
terstruktur
Komunikasidan berkala
yang efektif dengan eksternal belum dilakukan
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
strategis
Sudah K/L/D dan
dilakukan hasil
reviu reviu
atas dijadikan
seluruh risikobahan perbaikan
operasional unitorganisasi
kerja, strategis unit kerja, dan
strategis K/L/D
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja
Sudah dilakukan reviu atas sebagian risiko operasional unit kerja
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja, strategis
Monitoring terhadapunit kerja,
risiko dandan strategis
tindak K/L/D secara
pengendalian memadai
dilakukan dan menjadi
terhadap bahan
risiko operasional
pembelajaran
unit kerja/OPD,
Monitoring bagi
terhadap unit
strategiskerja
unit
risiko dankerja/OPD dan strategis
tindak pengendalian K/L/D secara
dilakukan memadai
terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD dan strategis unit kerja/OPD secara memadai
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD
Monitoring secara
terhadap memadai
risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD namun belum memadai
Perbaikan berkelanjutan atas pelaksanaan evaluasi terpisah berdampak pada
peningkatan kualitas pengendalian intern dan pencapaian tujuan organisasi
Penjelasan
Sudah Jelas
a. K/L/D melakukan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi kebijakan beserta implementasinya den
ketentuan sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
2. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan;
b. Pimpinan organisasi terbuka atas masukan dari pegawai dan adaptif terhadap perubahan.
c. Keluhan dari pegawai atas keterbatasan/masalah sumberdaya dukungan pelaksanaan pekerjaan da
diatasi.
a. Pimpinan organisasi menerapkan manajemen berbasis kinerja dan mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan.
a. Pimpinan organisasi telah memahami substansi dari kebijakan yang telah ditetapkan.
b. Pimpinan organisasi mengarahkan pegawai agar dapat bekerja selaras dengan kebijakan, melalui:
1. Rapat internal.
2. Upacara/apel pagi.
3. Forum diskusi/jam pimpinan.
4. Interaksi informal.
Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan kebijakan yang mendukung penciptaan lingkungan ker
kondusif untuk pencapaian tujuan organisasi, antara lain kebijakan terkait manajemen kinerja, manajem
keuangan dan aset, manajemen SDM, serta manajemen risiko.
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait
manajemen
a. risiko, identifikasi
Instansi Pemerintah dan analisis risiko,
telah menganggarkan danapenyusunan
implementasi profil risiko, implementasi
manajemen RTP,
risiko seperti kegiatan
rapat terkait
monitoring
manajemen
a. dan reviu
Instansi Pemerintah dalam rencana
risiko, identifikasi kerja/DPA/DIPA
dan analisis risiko,
telah menganggarkan dana dan
penyusunan dalam
implementasi implementasi
profil manajemen
risiko, implementasi
manajemen RTP,
risiko seperti risiko tidak
kegiatan
rapat terkait
terkendala
monitoring kekurangan
dan reviu dana
dalam implementasi ditingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
manajemen
a. risiko,
Instansi Pemerintah telah rencana
identifikasi kerja/DPA/DIPA
dan analisis
menganggarkan risiko,
dana dan dalam
penyusunan
implementasi implementasi
profil manajemen
risiko, implementasi
manajemen risiko padaRTP, risiko tidak
kegiatan
tingkat oper
terkendala
monitoring
unit kekurangan
dan reviu
kerja seperti dana
dalam
rapat implementasi
rencana
terkait ditingkat
kerja/DPA/DIPA
manajemen risiko, operasional
dan dalam dan strategis
implementasi unit kerja, risiko
manajemen namun ma
tidak
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan danaidentifikasi dan analisis
implementasi manajemen risiko, penyusunan
risiko profiloper
pada tingkat risiko
terkendala
implementasi
unit kekurangan
RTP,rapat
kerja seperti dana
kegiatan implementasi
terkaitmonitoring
manajemen ditingkat
danrisiko, operasional
reviu identifikasi
dalam rencana dan strategis
kerja/DPA/DIPA
dan analisis unit kerjamemadai,
secara
risiko, penyusunan n
profil risiko
belum memadai pada tingkat strategis unit kerja, dan/atau
implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA namun belum mem
dan/atau
b. Kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional Unit Kerja diisi oleh oran
berkompeten
Seluruh dalampimpinan
keputusan bidang manajemen risiko pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informa
instansi maupun
terkait
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupunstrategis
risiko di tingkat operasional unit kerja, pimpinan unit kerja,
unit kerjadan strategis
secara umum K/L/D dan memberikan
menggunakan informad
bagi pencapaian
terkait
Seluruh risiko
keputusan tujuan
di tingkat organisasi
operasional
pimpinan unitmaupun
instansi kerja, strategis
pimpinan unit kerja,
unit kerjadan strategis
secara umum K/L/D
menggunakan informa
terkait risiko di tingkat operasional dan strategis unit kerja
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informa
terkait
Sebagianrisiko di tingkatpimpinan
keputusan operasionalinstansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan inform
terkait risiko di tingkat operasional
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perenc
UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan
operasional unit kerja secara tepat, telah diukur pencapaiannya, serta dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perenc
UPR tingkat
Kinerja strategis
penerapan K/L/D, seluruh
manajemen risikoUPR
sudah tingkatan strategis
digunakan sebagaiunitindikator
kerja, dan seluruh
kinerja UPR
pada tingkatan
dokumen perenc
operasional
seluruh UPR unit kerja
tingkatan secara tepat
strategis unit dan
kerjatelah
dan diukur pencapaiannya
seluruh UPR tingkatan operasional unit
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perenc kerja secara tep
telah diukur
seluruh pencapaiannya
UPR tingkatan
Kinerja penerapan operasional
manajemen unit
risiko kerjadigunakan
sudah secara tepat dan indikator
sebagai telah diukur pencapaiannya
kinerja pada sebagian dokum
perencanaan tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Perbaikan struktur organisasi dan tata laksana dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan
teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengelola arus data dan informasi dalam menjalanan fungs
dalam proses bisnis organisasi. sehingga kedudukan fungsi berada di atas struktur.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait struktur organisasi dan tata laksana beserta implementas
antara lainorganisasi
- Struktur dengan ketentuan sebagai berikut:
telah ditindaklanjuti dengan implementasi/pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai
bisnis;
a. Struktur organisasi dan tata laksana sesuai dengan proses bisnis yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan:
Adanya struktur organisasi dan tata laksana yang disusun yang mengacu kepada peraturan terkait.
a. Terdapat tools untuk memonitor pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang diberikan secara
berjenjang dan menampung pelaporan atas pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab kepada jenjan
atasnya.
b. Kemudahan akses memungkinkan pimpinan untuk memberikan teguran/arahan atas pelaksanaan
wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sebelum menyalahi prosedur yang ditetapkan;
c. penerima manfaat/stakeholder memberikan feedback yang baik atas kecepatan respon organisasi te
kebutuhan mereka.
Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur terkait pendelegasian wewenang dan tanggun
jawab
a Tugasbeserta
fungsiimplementasinya dengan
dan program/kegiatan ketentuan
telah sebagai
dilaksanakan berikut:
dengan menerapkan pendelegasian wewenan
tanggung jawab sebagaimana
a.Kebijakan/prosedur diatur dalam
yang mengatur kebijakan/prosedur
pelaksanaan yang
pendelegasian ditetapkan;
wewenang dan tanggung jawab tela
dipahami oleh pegawai yang berkepentingan;
Organisasi memiliki kebijakan/prosedur yang mengatur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
pelaksanaan tugas fungsi dan program/kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisa
memuat antara lain:
- Prosedur pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan;
- Alur hubungan vertikal serta horizontal dan kejelasan ruang lingkung pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab;
- Kewajiban dan pertanggungjawaban pihak yang diberikan wewenang kepada pihak yang memberikan
wewenang.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah lebih dari 90% pejabat d
di level ini.
C. Terdapat evaluasi atas dampak peningkatan kompetensi dan ketrampilan terhadap kualitas proses d
hasil manajemen risiko
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah < 50% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah < 50% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah < 50% pejabat d
di level ini.
Pimpinan organisasi telah menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi lain melalui pembagian p
dan ukuran kinerja yang diharapkan dapat saling mendukung kepada tujuan masing-masing. Pembagia
peran mendukung pimpinan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk melaksanakan kegiat
sesuai lingkupnya.
Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja
unit/organisasi/mitra kerja beserta
Organisasi melaksanakan implementasinya
komunikasi, dengan ketentuan
koordinasi, pertukaran data dansebagai berikut:
informasi dengan unit/organisa
kerja sesuai dengan kebijakan/prosedur dan kebutuhan dalam rangka pencapaian
Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar tujuanunit/organisasi
organisasi.
kerja
Adanya telah dikomunikasikan yang
kebijakan/prosedur dan dipahami
mengaturoleh pihak yang
pelaksanaan berkepentingan.
kerjasama dan mekanisme kerja antar
unit/organisasi/mitra kerja dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kebijakan/prosedur tersebut ant
memuat:
- lingkup dan hasil kerjasama yang diharapkan;
- alur komunikasi dan koordinasi;
- wewenang, tugas, fungsi, hak, dan kewajiban masing-masing pihak;
- ukuran hasil kerjasama dalam rangka mencapai tujuan organisasi masing-masing.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, telah dilakukan reviu secara
dan hasil reviu
A. Instansi dijadikantelah
Pemerintah media pembelajaran.
memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan.
B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:pengelolaan risiko terkait kemitraan.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan
B.
A. Kriteria
Instansiimplementasi secara
Pemerintah telah memadai
memiliki apabila
kebijakan penerapan risiko
pengelolaan manajemen risiko telah dilakukan terhadap semua
terkait kemitraan.
kemitraan
B. Kriteria yang memiliki peran yang penting dalam organisasi.
implementasi secara tidak memadai apabila sebagian dari kemitraan utama (yang memiliki peran pen
Sudah Jelas
terhadap organisasi) yang telah menerapkan manajemen risiko.
Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan tersebut telah menjelaska
bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam
perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputu
5. Kebijakan tersebut telah direviu secara berkala
Terintegrasi berarti bahwa Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan
tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam
perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputu
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional un
dan
1. strategis
Instansi unit kerja telah
Pemerintah terhadap seluruhevaluasi
melakukan hasil analisis
risikorisiko
untukyang telah dilakukan;
menentukan prioritas seluruh risiko opera
unit kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilaku
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional un
serta
1. telah Pemerintah
Instansi mendokumentasikan proses evaluasi risiko tersebut
telah melakukan evaluasi risiko
untuk menentukan telahrisiko
prioritas dilakukan terhadap
operasional un
seluruh
>60% hasil
serta telah analis risiko
RTPmendokumentasikan yang telah
terhadap risiko operasional dilakukan.
proses unit
evaluasi
kerja,risiko tersebut
strategis unit namun
kerja, dandemikian
strategisevaluasi
K/L/D risiko belum
yang disusun
dilakukan
(sampling)
>60% terhadap
RTP telah
terhadap seluruh
relevan
risiko hasil
dengan analis
operasional risiko
tujuan unit yang
yangkerja
ingindantelah
dicapai,dilakukan.
jelasunit
strategis target
kerjawaktu,
yang penanggung jawab, ukur
disusun (sampling) telah
pelaksanaan,
relevanRTP
>60% dengan secara
tujuan
terhadap substansi
risiko dinilai
yangoperasional dapat
ingin dicapai, mengurangi
unitjelas
kerjatarget dampak/menghilangkan
waktu,RTP
dan <60% penanggung
terhadap jawab, penyebab,realistis.
ukuran pelaksanaan,
risiko strategis unit kerja yan
substansi
disusun dinilai
(sampling)dapat mengurangi
telah relevan dampak/menghilangkan
dengan tujuan yang ingin penyebab,realistis.
dicapai, jelas target
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan waktu, penanggung jaw
ukuran
ingin pelaksanaan,
<60%dicapai,
RTP terhadap secara
jelas target
risiko substansi
waktu,
operasional dinilai
penanggung dapat
jawab,
unit kerja yangmengurangi
ukuran
disusun dampak/menghilangkan
pelaksanaan,
(sampling) secara substansi
telah relevan penyebab,rea
dinilai
dengan dapa
tujuan
mengurangi
ingin
>60%dicapai, dampak/menghilangkan
jelas target
RTP terhadap risikowaktu,
operasional penyebab,realistis.
penanggung jawab,
unit kerja, ukuranunit
strategis pelaksanaan, secara substansi
kerja, dan strategis dinilai dapa
K/L/D (sampling) ya
mengurangi
direncanakan dampak/menghilangkan
telah diimplementasikan penyebab,realistis.
dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja (sampling) yang direncanakan
diimplementasikan
>60% RTP terhadap dan didukung
risiko oleh sumber
operasional unit kerjadaya
danyang
<60% dibutuhkan
RTP terhadap risiko strategis unit kerja (sa
yang direncanakan telah diimplementasikan dan didukung
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang oleh sumber daya yang
direncanakan dibutuhkan
telah diimplementasika
didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
<60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasika
didukung
RTP untukoleh sumber
risiko tingkatdaya yang dibutuhkan
operasional unit kerja, tingkat strategis unit kerja, dan tingkat strategis K/L/D m
menurunkan level risiko sebesar >60%.
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja dan tingkat strategis unit kerja mampu menurunkan leve
sebesar
RTP untuk>60%.
risiko tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60% dan risik
tingkat operasional unit kerja mampu
RTP untuk risiko operasional unit kerjamenurunkan level risikolevel
mampu menurunkan sebesar
risiko>60%.
sebesar >60%
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar <60%.
a. Terdapat perbaikan yang berkelanjutan atas kinerja organisasi, unit kerja, kegiatan, dan pegawai seb
akibat pelaksanaan reviu kinerja,
b. Reviu kinerja memungkinkan penilaian terhadap tolok ukur kinerja seluruh level pimpinan dan pegaw
dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
c. Hasil reviu kinerja digunakan pimpinan organisasi dalam penetapan kebijakan pelaksanaan kegiatan
pengalokasikan sumber daya, dan pertimbangan dalam penilaian kinerja secara individual.
K/L/D melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur reviu kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
a. Dilaksanakan secara
Reviu kinerja telah berkala;
dilaksanakan secara berjenjang dengan didasarkan pada tolok ukur kinerja yang
ditetapkan,
b. Rekomendasi/arahan pimpinan yang diberikan relevan dengan kendala pencapaian kinerja yang dite
dan tepat sasaran,
c. Rekomendasi /arahan pimpinan dilaksanakan,
d. Perbaikan capaian kinerja dapat ditunjukan sebagai akibat pelaksanaan rekomendasi perbaikan.
Pimpinan unit dan pegawai telah mengetahui target kinerja yang harus dicapai dan seluruh kegiatan ya
dilaksanakan memiliki tolok ukur
Adanya kebijakan/prosedur kinerja
terkait dan wajib
pelaksanaan direviu
reviu secara
kinerja berkalaunit
organisasi, sesuai jenjang
kerja, tanggung
kegiatan, jawa
dan pegaw
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait pengelolaan sistem informasi beserta implementasinya d
ketentuan sebagai berikut:
Seluruh kebijakan/SOP tentang pengelolaan sistem informasi telah diimplementasikan, antara lain:
a. Sistem informasi yang digunakan telah dianalisis kemanfaatannya bagi pencapaian tujuan organisas
b. Aset-aset yang berhubungan dengan teknologi informasi telah dipetakan dan dicatat serta dianalisis
kebutuhannya;
c. Struktur organisasi pengelola sistem informasi telah menjalankan proses bisnis yang diatur dengan S
d. Kewenangan dan tanggung jawab pengelola sistem informasi dan pengguna sistem informasi dijalan
sesuai dengan perannya masing-masing.
Unit pengelola dan pengguna sistem informasi memahami prosedur pengelolaan sistem informasi dan
tanggung jawab sesuai
Adanya kebijakan dengan sistem
pengelolaan perannya masing-masing.
informasi yang antara lain mempertimbangkan:
a. Risiko penggunaan sistem informasi;
b. Prosedur otorisasi atas sistem informasi;
c. Penetapan aset teknologi informasi yang perlu dikelola dan rencana penyusunan kebijakan dan pros
teknologi informasi;
Perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan aset didukung dengan sistem pengendalian atas aset yang
terintegrasi dan menghasilkan aset yang tersedia secara optimal dalam mendukung kinerja organisasi;
lain ditunjukan dengan kondisi:
a. tidak terdapat aset dengan kondisi rusak baik ringan maupun berat;
b. tidak terdapat keluhan atas penggunaan aset oleh pengguna;
c. tidak terdapat aset pribadi yang digunakan untuk keperluan organisasi akibat keterbatasan aset.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait pengendalian fisik atas aset beserta implementasinya de
ketentuan sebagai berikut:
a. Kebijakan pengelolaan aset diimplementasikan, antara lain:
- Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak, digunakan tanpa hak secara fisik diamankan dan akses ke as
tersebut dikendalikan.
- Aset secara periodik dihitung dan dibandingkan dengan catatan pengendalian; setiap perbedaan dipe
secara teliti.
- Identitas aset dilekatkan pada masing-masing fisik aset.
- Persediaan dan perlengkapan disimpan di tempat yang diamankan secara fisik dan dilindungi dari
kerusakan.
b. Observasi dilakukan secara rutin oleh pengelola aset untuk melihat secara langsung kegiatan penga
dan penggunaan aset sudah sesuai dengan kebijakan/SOP yang ditetapkan.
c. Kejadian dalam penggunaan aset yang menimbulkan risiko rusak segera ditangani dengan pengama
dan perbaikan yang diperlukan agar aset dapat segera digunakan kembali.
d. Sebagian besar pengguna aset dapat memperoleh manfaat atas keberadaan aset dalam mendukung
kinerja organsisasi.
Kebijakan/SOP tentang pengelolaan aset disampaikan kepada seluruh pejabat dan sebagian besar peg
serta pihakkebijakan
a. Adanya lain yang mengenai
berkepentingan (eksternal).
aset yang memuat antara lain perencanaan kebutuhan dan pengangga
pengadaan, pengunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan pengawasan dan pengendalian.
b. Kebijakan pengelolaan aset mempertimbangkan identifikasi, pengamanan, dan rencana pemulihan s
bencana (disaster recovery plan).
Perbaikan berkelanjutan atas kebijakan/prosedur penetapan indikator dan ukuran kinerja menghasilkan
pencapaian tujuan organisasi.
a. K/L/D telah melaksanakan reviu secara berkala terhadap kebijakan/prosedur penetapan indikator da
ukuran
Indikatorkinerja dari organisasi,
dan ukuran unit kerja,
kinerja direviu kegiatan,secara
dan divalidasi sampaiperiodik
denganatas
pegawai.
ketepatan dan keandalan ukura
indikator
Setiap kinerja. pada organisasi sampai dengan individu telah memahami prosedur penetapan indikat
tingkatan
ukuran kinerja
Adanya terutama unit/pegawai
kebijakan/prosedur yang menjalankan
sebagai pedoman penetapanfungsi perencanaan
atas indikator kinerja kinerja
dan ukuran namununtuk
belumtingka
sepenuhnya tepat dan andal.
kegiatan, sampai dengan individu dan memuat bagaimana pimpinan melaksanaan reviu atas ketepatan
indikator dan ukuran kinerjanya.
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah memenu
-ekspektasi stakeholder;
Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah dievalua
-ditindaklanjuti sehingga:
Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secar
lengkap dan mudah diakses;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap dan mudah
diakses;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap dan mu
diakses.
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secar
lengkap, namun tidak mudah diakses;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap, namun tida
mudah diakses.
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap, namun
mudah diakses
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan belum tersedia
secara lengkap;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) belum tersedia secara lengkap;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) belum tersedia secara lengkap;
Perbaikan berkelanjutan antara lain berdampak pada peningkatan kinerja, perbaikan pelayanan publik,
kepuasan stakeholder.
a. Pemantauan atas pelaksanaan pengendalian telah efektif mengurangi dampak dan frekuensi keterja
risiko;
b. Terdapat sistem informasi terintegrasi untuk memantau pengendalian untuk seluruh proses bisnis se
realtime.
c. Pemantauan kinerja digunakan sebagai dasar dalam reward and punishment;
d. Didukung oleh sistem informasi pemantauan kinerja yang terintegrasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan pemantauan kinerja individu
membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan dilakukan pada sebagian aktivitas pengendalian.
Pemantauan dilaksanakan:
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana tindak pengendalian den
pelaksanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan pemantauan kinerja individu
membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses
manajemenframework,
Kebijakan, risiko telahmetode,
direviu oleh pihakproses,
tahapan, internaldan
daripraktik
Instansi Pemerintah
yang dijalankan(oleh APIP
terkait maupun
dengan komite
proses
manajemen risiko)
risiko untuk
telah semua
direviu risiko
oleh operasional
pihak internal unit
dari kerja,
Instansistrategis unit
Pemerintah kerja,
(oleh strategis
APIP
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses K/L/D.
maupun Hasil
komite
telah seluruhnya
manajemen risikoditindaklanjuti
risiko)telah
untukdireviu dan
semuaoleh sudah
risiko
pihak ada
operasional implementasi
internaldanunitpraktik
dari perbaikan
kerja, yang
Instansistrategis atas hasil
unit kerja,
Pemerintah (oleh reviu tersebut.
strategis
APIP K/L/D
maupun komite
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dijalankan terkait dengan proses
manajemen risiko)telah
risiko
Kebijakan, framework,tetapi hanyaoleh
direviu
metode, ataspihak
risikoproses,
tahapan, operasional
internal unit kerja
daripraktik
dan Instansi dan strategis
Pemerintah
yang dijalankan(olehunit kerja
APIP
terkait maupun
dengan komite
proses
manajemen risiko)belum
risiko
Memadai berarti: tetapi direviu
hanya atas
oleh risiko
pihak operasional
internal dariunit kerjaPemerintah (oleh APIP maupun komite
Instansi
manajemen
1.Telah
Memadai ada risiko)
langkah
berarti: dan hanya atas
Monitoring sebagian
sesuai risiko operasional unit kerja
kebijakan;
1.Telah
Memadai ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
berarti:
1.Telah
Memadai ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
berarti:
1.Telah ada langkah
Belum memadai Monitoring sesuai kebijakan;
berarti:
1. Monitoring dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan;
- Hasil tindak lanjut mampu mengurangi dampak dan frekuensi risiko.
- Hasil tindak lanjut mampu mengakselerasi pencapaian indikator program dan kegiatan.
Seluruh hasil evaluasi terpisah dikelola dan ditindaklanjuti. Pengelolaan hasil antara lain dilakukan den
-dokumentasi yang baik
Evaluasi dilakukan padadanseluruh
monitoring ataspengendalian.
aktivitas penyelesaian tindak lanjut hasil evaluasi terpisah.
-Evaluasi
Evaluasidianggap
dilakukandilaksanakan
pada sebagianjika:aktivitas pengendalian.
-Evaluasi
Evaluasidianggap dilaksanakan
atas pelaksanaan jika:
pengendalian intern telah dilaksanakan;
- Evaluasi
Sangat atas pelaksanaan
memadai berarti: program/kegiatan telah dilaksanakan.
1.Telah ada
Memadai pedoman reviu yang terstandar yang merunjuk pada best practice;
berarti:
1.Telah ada
Memadai pedoman reviu yang terstandar yang merujuk pada best practice;
berarti:
1.Telah ada
Cukup memadaipedoman reviu yang terstandar;
berarti:
1. Reviu
Belum dilakukan
memadai tidak sesuai jadwal yang ditetapkan;
berarti:
1. Reviu dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan;
Indeks KK No. :
Disusun oleh/Tanggal :
Direviu oleh/Tanggal :
Disetujui oleh/Tanggal :
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. T Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah ….. T Telah ….. T …..
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah ….. T Telah ….. T …..
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah ….. T Telah ….. T …..
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa…..
….. Telah
W/D/O Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y …..
Bahwa ….. Telah
Telah ….. Telah ….. …..
dan Efisiensi Kesimpulan
Akhir
Y/T Ket A
er/OPD…. (n) 5
Y/T
2 Ket:
T T 1. Kesimpulan akhir per grade diambil dari modus
hasil pengujian semua satker.
2. Pada setiap sub unsur terdapat baris yg
merupakan kesimpulan grade yg dicapai, misal 3
berarti modus Y pada pengujian di bawahnya s.d.
C.
T T 3. Jika pada setiap sub unsur terdapat lebih dari
satu parameter, maka kesimpulan per sub
unsurnya dihitung dari jumlah capaian skor per
parameter/jumlah parameter.
T T
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
2.5
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
2.8
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
B C D E
4 3 2 1
KERTAS KERJA PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES
KK 3.2 - PENILAIAN STRUKTUR DAN PROSES KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN (T2)
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
1 Penerapan kebijakan SPIP - - A
manajemen dan praktik
pembinaan SDM
sehingga dapat
digunakan secara
maksimal untuk
mengelola keuangan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Pegawai telah SPIP MRI - A
mendapatkan fasilitas
untuk meningkatkan
kompetensi dan
keterampilan terkait
manajemen risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 K/L/D telah menentukan SPIP MRI - A
prioritas risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A
memastikan transaksi
keuangan telah
diklasifikasikan dengan
layak dan
dikelompokkan dengan
benar serta dicatat
dengan segera
sehingga relevan, SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting
1 Terdapat pengelolaan, SPIP - - A
pemeliharaan, dan
pendokumentasian
secara berkala yang
mencakup seluruh SPI
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Pemantauan/monitoring SPIP MRI - A
terhadap risiko telah
dilakukan
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
PENILAIAN MANDIRI MATURITAS PENYELEN
KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMERINTAH
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai deng
EUANGAN (T2)
Kriteria
n SDM
Pengelolaan SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara
optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
APIP telah menjadi unit yang terus belajar baik dari dalam maupun
dari luar organisasi untuk perbaikan berkelanjutan
APIP telah mengintegrasikan semua informasi di seluruh organisasi
untuk memperbaiki tata kelola dan manajemen risiko
Praktik profesional dan audit internal telah ditetapkan secara seragam
Tidak ada praktik yang tetap, tidak ada kapabilitas yang berulang dan
tergantung pada kinerja individu
Pelaksanaan hubungan kerja yang baik dengan mitra kerjasama
organisasi menghasilkan efektivitas pencapaian tujuan organisasi dan
efisiensi penggunaan sumberdaya masing-masing instansi
n
Pencatatan atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara
berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian
tujuan organisasi
g
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah
diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu
mendukung pencapaian tujuan organisasi
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah
dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja dan
strategis unit kerja
Indeks KK No.
Disusun oleh/Tanggal
Direviu oleh/Tanggal
Disetujui oleh/Tanggal
Cara
Penjelasan
Pengujian
- Setiap posisi dalam organisasi telah diisi oleh SDM sesuai dengan standar W/D/O
kompetensinya
- Penerapan standar kompetensi telah berhasil meningkatkan kinerja yang
memberikan dampak bagi pencapaian tujuan organisasi
- Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan
kompetensi SDM-nya
a. Pimpinan organisasi telah memahami substansi dari kebijakan yang telah W/D/O
ditetapkan.
b. Pimpinan organisasi mengarahkan pegawai agar dapat bekerja selaras
dengan kebijakan, melalui:
1. Rapat internal.
2. Upacara/apel pagi.
3. Forum diskusi/jam pimpinan.
4. Interaksi informal.
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum W/D/O
menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis
unit kerja, dan strategis K/L/D dan memberikan dampak bagi pencapaian tujuan
organisasi
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum W/D/O
menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis
unit kerja, dan strategis K/L/D
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum W/D/O
menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional dan strategis unit
kerja
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum W/D/O
menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional
Sebagian keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara W/D/O
umum menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen perencanaan UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR
tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja
secara tepat, telah diukur pencapaiannya, serta dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen perencanaan UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR
tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja
secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen perencanaan seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja dan
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur
pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen perencanaan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja
secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada sebagian dokumen perencanaan tingkatan operasional unit kerja secara
tepat dan telah diukur pencapaiannya
Perbaikan struktur organisasi dan tata laksana dapat dilakukan secara W/D/O
berkelanjutan dengan dukungan teknologi informasi yang terintegrasi untuk
mengelola arus data dan informasi dalam menjalanan fungsi-fungsi dalam
proses bisnis organisasi. sehingga kedudukan fungsi berada di atas struktur.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait struktur organisasi dan tata W/D/O
laksana beserta implementasinya antara lain dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
b. Terdapat duplikasi fungsi karena struktur yang tidak efektif/efisien;
c. Arus data dan informasi yang tidak handal dalam pelaksanaan proses bisnis;
d. Perubahan lingkungan strategis.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah
lebih dari 90% pejabat dan staff di level ini.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah
lebih dari 90% pejabat dan staff di level ini.
A. Kriteria upaya peningkatan kompetensi yang memadai: W/D/O
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan
maupun lima tahunan baik ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit
Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi
tersebut dan dibuktikan dengan adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan
sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai yang memiliki
sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu
semester oleh masing-masing unit Kerja/OPD serta instruktur harus orang
yang telah memiliki sertifikat keahlian;
B. Kriria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis Pemda untuk Eselon I adalah 71%-90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 71%-90% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf
adalah 71%-90% pejabat dan staff di level ini.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah 50% - 70% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 50% -70% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf
adalah 50% -70% pejabat dan staff di level ini.
Kriteria belum memadai apabila terdapat parameter point 1-4 dalam kriteria W/D/O
memadai tidak terpenuhi.
Kriteria Memadai:
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan
maupun lima tahunan baik ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit
Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi
tersebut dan dibuktikan dengan adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan
sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai yang memiliki
sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu
semester oleh masing2 Unit Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah
memiliki sertifikat keahlian;
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah < 50% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah < 50% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf
adalah < 50% pejabat dan staff di level ini.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, W/D/O
telah dilakukan reviu secara berkala dan hasil reviu dijadikan media pembelajaran.
B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
1. Terintegrasi apabila penerapan manajemen risiko:
a. Telah menyatu dalam proses perencanaan kegiatan kemitraan;
b. Manajemen risiko diterapkan diseluruh kegiatan kemitraan;
c. Dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
d. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan
pengambilan keputusan.
2. Kriteria memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap
semua kemitraan yang memiliki peran yang penting dalam organisasi.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O
B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
1. Terintegrasi apabila penerapan manajemen risiko:
a. Telah menyatu dalam proses perencanaan kegiatan kemitraan;
b. Manajemen risiko diterapkan diseluruh kegiatan kemitraan;
c. Dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
d. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan
pengambilan keputusan.
2. Kriteria memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap
semua kemitraan yang memiliki peran yang penting dalam organisasi.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O
B. Kriteria implementasi secara memadai apabila penerapan manajemen risiko telah
dilakukan terhadap semua kemitraan yang memiliki peran yang penting dalam
organisasi.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O
B. Kriteria implementasi secara tidak memadai apabila sebagian dari kemitraan utama
(yang memiliki peran penting terhadap organisasi) yang telah menerapkan manajemen
risiko.
Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan W/D/O
tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah
menyatu/menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan (perumusan target
dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja
dan pengambilan keputusan
Terintegrasi berarti bahwa Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria W/D/O
memadai dan dalam kebijakan tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah
menyatu/menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan (perumusan target
dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja
dan pengambilan keputusan
Memadai apabila Kebijakan Manajemen Risiko yang dibuat telah memuat: W/D/O
1. Penetapan konteks manajemen risiko (konteks risiko strategis dan
Operasional)
2. Identifikasi risiko setidaknya memuat penyebab risiko, dampak risiko, pihak
yang terkena dampak
3. Analisis risiko setidaknya memuat metode prioritisasi risiko
4. Penetapan kriteria penilaian risiko (kriteria dampak, kriteria kemungkinan,
dan skala nilai risiko);
5. Penetapan struktur manajemen risiko dan alur pertanggungjawaban;
6. Penetapan risk appetite/selera risiko
7. Gambaran proses manajemen risiko.
8. Pembangunan budaya risiko
Belum memadai apabila K/L/D telah memiliki kebijakan terkait manajemen W/D/O
risiko namun belum memenuhi seluruh kriteria kebijakan yang memadai (hanya
memenuhi beberapa parameter yang ada dalam kriteria memadai)
Sudah Jelas W/D/O
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama dan peluang yang bisa
diambil;
2. Seluruh sasaran strategis K/L/D, sasaran strategis unit kerja serta program
dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi
risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian
Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak;
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama;
2. Seluruh program dan kegiatan serta sasaran statregis unit kerja yang telah
ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian
Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab, secara umum jelas/dapat dipahami (70%-
90% sampling).
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register cukup memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama;
2. Seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan
konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya 2/3 pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian
Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab sebagia besar jelas/dapat dipahami (50%-
70% sampling).
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register belum memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan daftar risiko
2. Belum seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan
konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat kurang dari 2/3 pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi belum sesuai dengan kebijakan yang dibuat, baru sebatas
1-2 proses yang sesuai dengan kebijakannya;
5. Risk register yang dibuat belum sesuai dengan kriteria memadai yaitu masih
ada hal-hal sebagai berikut ini yang tidak dicantumkan: a. uraian
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber
Sudah Jelas W/D/O
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari W/D/O
unit kerja terkait dan menjadi pertimbangan dalam proses perencaan strategis
K/L/D dan Unit kerja Eselon I/II/OPD maupun dalam proses perencanaan
operasional unit kerja Eselon I/II/OPD. Proses manajemen risiko juga dilakukan
untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan peluang-peluang yang ada serta
mendorong adanya inovasi-inovasi. Disamping itu, hasil dari proses manajemen
risiko
Proses menjadi bahanrisiko
manajemen pembelajaran dalam
telah melekat pengambilan
(terintegrasi) keputusan
dengan proses bisnis W/D/O
utama dari unit kerja terkait dan menjadi pertimbangan dalam proses
perencanaan strategis K/L/D, strategis unit kerja, dan operasional unit kerja
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari W/D/O
unit kerja terkait dan menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan pada
strategis unit kerja dan pada operasional unit kerja
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari W/D/O
unit kerja terkait dan menjadi pertimbangan dalam proses perencaan pada
operasional unit kerja serta implementasi dari proses manajemen risiko ini telah
dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
Proses manajemen risiko mulai dihubungkan dengan proses bisnis utama dari W/D/O
unit kerja terkait dan mulai diterapkan dalam proses perencaan unit kerja.
Namun demikian implementasi dari proses manajemen risiko ini belum
dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi W/D/O
risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D
secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten
antara satu unit kerja dengan unit kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki
kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi W/D/O
risiko di tingkat operasional unit kerja dan strategis unit kerja secara memadai
yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten
antara satu unit kerja dengan unit kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki
kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi W/D/O
risiko di tingkat operasional unit kerja secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten
antara satu unit kerja dengan unit kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki
kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
Instansi Pemerintah telah melakukan proses analisis risiko terhadap seluruh W/D/O
risiko operasional unit kerja yang telah diidentifikasi. Namun demikian proses
analisis risiko belum dikerjakan secara memadai sesuai dengan 3 kriteria
sistematis (sebagaimana disebutkan pada kriteria C)
Analisis hanya dilakukan pada sebagian dari keseluruhan risiko yang W/D/O
teridentifikasi
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan W/D/O
prioritas risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D
terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan;
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah
ditetapkan sebelumnya
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko W/D/O
strategis unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang
ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan,
secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan
penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah W/D/O
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung
jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi
dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
<60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah W/D/O
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung
jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi
dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan W/D/O
strategis K/L/D (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan
didukung
>60% RTPoleh sumberrisiko
terhadap dayaoperasional
yang dibutuhkan
unit kerja dan strategis unit kerja W/D/O
(sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan didukung oleh
sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko W/D/O
strategis unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan dan
didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan W/D/O
telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
<60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan W/D/O
telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja, tingkat strategis unit kerja, dan W/D/O
tingkat strategis K/L/D mampu menurunkan level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk
tolerance), dari 20 risiko tersebut ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana
2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3 kejadian diluar batas
risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja dan tingkat strategis unit kerja W/D/O
mampu menurunkan level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk
tolerance), dari 20 risiko tersebut ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana
2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3 kejadian diluar batas
risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko W/D/O
sebesar >60% dan risiko tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan
level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk
tolerance), dari 20 risiko tersebut ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana
2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3 kejadian diluar batas
risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar W/D/O
>60%
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar W/D/O
<60%.
a. Terdapat perbaikan yang berkelanjutan atas kinerja organisasi, unit kerja, W/D/O
kegiatan, dan pegawai sebagai akibat pelaksanaan reviu kinerja,
b. Reviu kinerja memungkinkan penilaian terhadap tolok ukur kinerja seluruh
level pimpinan dan pegawai dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
c. Hasil reviu kinerja digunakan pimpinan organisasi dalam penetapan
kebijakan pelaksanaan kegiatan, pengalokasikan sumber daya, dan
pertimbangan dalam penilaian kinerja secara individual.
Pimpinan unit dan pegawai telah mengetahui target kinerja yang harus dicapai W/D/O
dan seluruh kegiatan yang dilaksanakan memiliki tolok ukur kinerja dan wajib
direviu secara berkala sesuai jenjang tanggung jawabnya.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait pengendalian fisik atas aset W/D/O
beserta implementasinya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
d. Evaluasi meningkatkan kepuasan penggunaan aset oleh pengguna aset
dalam mendukung pencapaian kinerja.
a. Kebijakan pengelolaan aset diimplementasikan, antara lain: W/D/O
- Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak, digunakan tanpa hak secara fisik
diamankan dan akses ke aset tersebut dikendalikan.
- Aset secara periodik dihitung dan dibandingkan dengan catatan pengendalian;
setiap perbedaan diperiksa secara teliti.
- Identitas aset dilekatkan pada masing-masing fisik aset.
- Persediaan dan perlengkapan disimpan di tempat yang diamankan secara
fisik dan dilindungi dari kerusakan.
b. Observasi dilakukan secara rutin oleh pengelola aset untuk melihat secara
langsung kegiatan pengamanan dan penggunaan aset sudah sesuai dengan
kebijakan/SOP yang ditetapkan.
c. Kejadian dalam penggunaan aset yang menimbulkan risiko rusak segera
ditangani dengan pengamanan dan perbaikan yang diperlukan agar aset dapat
segera digunakan kembali.
d. Sebagian besar pengguna aset dapat memperoleh manfaat atas keberadaan
aset dalam mendukung kinerja organsisasi.
a. Adanya kebijakan mengenai aset yang memuat antara lain perencanaan W/D/O
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, pengunaan, pemanfaatan,
pengamanan, dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan pengawasan dan
pengendalian.
b. Kebijakan pengelolaan aset mempertimbangkan identifikasi, pengamanan,
dan rencana pemulihan setelah bencana (disaster recovery plan).
Indikator dan ukuran kinerja direviu dan divalidasi secara periodik atas W/D/O
ketepatan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja.
Setiap tingkatan pada organisasi sampai dengan individu telah memahami W/D/O
prosedur penetapan indikator dan ukuran kinerja terutama unit/pegawai yang
menjalankan fungsi perencanaan kinerja namun belum sepenuhnya tepat dan
andal.
Adanya kebijakan/prosedur sebagai pedoman penetapan atas indikator dan W/D/O
ukuran kinerja untuk tingkat unit, kegiatan, sampai dengan individu dan memuat
bagaimana pimpinan melaksanaan reviu atas ketepatan indikator dan ukuran
kinerjanya.
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, W/D/O
dan strategis K/L/D menunjukan pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang
telah
>60%ditetapkan
pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja dan strategis unit W/D/O
kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah
ditetapkan
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja dan <60% pada W/D/O
tingkat strategis unit kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan W/D/O
pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
<60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan W/D/O
pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat W/D/O
operasional Unit Kerja/OPD, dan strategis Unit Kerja/OPD telah dilakukan
kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi
sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya
dan dijadikan bahan pembuatan keputusan oleh pihak-pihak tersebut serta
menjadi bahan pembelajaran dan inovasi bagi K/L/D
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan dilakukan pada sebagian aktivitas pengendalian. W/D/O
Pemantauan dilaksanakan:
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana
tindak pengendalian dengan pelaksanaan dan memberikan rekomendasi
perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan W/D/O
terkait dengan proses manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari
Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite manajemen risiko) tetapi hanya
atas risiko operasional unit kerja
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan W/D/O
terkait dengan proses manajemen risiko belum direviu oleh pihak internal dari
Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite manajemen risiko) dan hanya
atas sebagian risiko operasional unit kerja
Memadai berarti: W/D/O
1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai
kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali
per semester atau sesuai dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring seluruhnya telah ditindaklanjuti.
8. Terdapat implementasi perbaikan atas hasil monitoring
- Hasil tindak lanjut mampu mengurangi dampak dan frekuensi risiko. W/D/O
- Hasil tindak lanjut mampu mengakselerasi pencapaian indikator program dan
kegiatan.
Seluruh hasil evaluasi terpisah dikelola dan ditindaklanjuti. Pengelolaan hasil W/D/O
antara lain dilakukan dengan dokumentasi yang baik dan monitoring atas
penyelesaian tindak lanjut hasil evaluasi terpisah.
- Evaluasi dilakukan pada seluruh aktivitas pengendalian. W/D/O
Evaluasi dianggap dilaksanakan jika:
a. Dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan independen;
b. Evaluasi menilai kecukupan pelaksanaan pengendalian (maturitas dan
efektifitas pengendalian);
c. Memberikan rekomendasi yang relevan;
d. Rekomendasi perbaikan telah ditindaklanjuti sebagian.
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. T
Telah ….. Telah ….. Belum …..
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
2
T 1. Kesimpulan akhir per grade diambil dari modus hasil pengujian semua satker
2. Pada setiap sub unsur terdapat baris yg merupakan kesimpulan grade yg dic
3. Jika pada setiap sub unsur terdapat lebih dari satu parameter, maka kesimpu
parameter.
T 0
Y
Y
3
T
2.5
T
T
T
Y
Y
3
T
Y
Y
3
T
Y
Y
3
T
Y
T
T
Y
Y
Y
3
T
3
T
T
T
3
T
T
Y
T
Y
Y
Y
2.8
T
Y
T
Y
Y
T
Y
3
T
3
T
T
3
T
T
Y
3
T
T
Y
3
T
Y
Y
3
T
3
T
3
T
T
Y
3
T
Y
Y
3
T
3
T
T
3
T
T
T
Y
3
T
3
T
Y
Y
Y
T
Y
Y
3
T
T
Y
T
T
Y
Y
C D
3 2
Uraian
Kode No Uraian Parameter Kode Parameter Grade
Subunsur
SPIP MRI IEPK
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Pimpinan K/L/D SPIP MRI - A
mengalokasikan
sumber daya untuk
penerapan manajemen
risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Pimpinan K/L/D SPIP MRI - A
menggunakan
informasi terkait risiko
dalam pengambilan
keputusan
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4 Pimpinan K/L/D SPIP MRI - A
mendorong penerapan
manajemen risiko,
melalui penggunaan
kinerja penerapan
manajemen risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
1.4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan
1 Struktur organisasi SPIP - - A
dibentuk dalam rangka SPIP - - B
mendukung SPIP - - C
pencapaian
SPIP - - D
SPIP - - E
1.5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
1 Wewenang dan SPIP - - A
tanggung jawab
pengelolaan aset
diberikan kepada
pegawai yang tepat
sesuai tingkatannya
untuk mendukung
efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan
dan memperhatikan
benturan kepentingan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
1 Penerapan kebijakan SPIP - - A
manajemen dan
praktik pembinaan
SDM sehingga dapat
digunakan secara
maksimal untuk
mengelola aset
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Pegawai telah SPIP MRI - A
mendapatkan fasilitas
untuk meningkatkan
kompetensi dan
keterampilan terkait
manajemen risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Pegawai memiliki SPIP MRI - A
kesadaran terkait
manajemen risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
1.7 Perwujudan Peran APIP yang Efektf
1 Pengawasan APIP SPIP - - A
telah dapat
memberikan nilai SPIP - - B
tambah pada
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
1 Pimpinan K/L/D SPIP - - A
menjalin hubungan
kerja yang baik
(kemitraan) dengan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2.1 Identifikasi Risiko
1 K/L/D telah memiliki SPIP MRI - A
Kebijakan Manajemen
Risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 Risiko telah SPIP MRI - A
teridentifikasi dan
dituangkan dalam
register risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Proses manajemen SPIP MRI - A
risiko telah melekat
pada proses bisnis
K/L/D
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2.2 Analisis Risiko
1 Seluruh risiko telah SPIP MRI - A
dianalisis dampak dan SPIP MRI - B
tingkat keterjadiannya SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 K/L/D telah SPIP MRI - A
menentukan prioritas SPIP MRI - B
risiko SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 K/L/D telah SPIP MRI - A
menentukan rencana
tindak pengendalian
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4 Tindak pengendalian SPIP MRI - A
telah
diimplementasikan
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
5 Tindak pengendalian SPIP MRI - A
efektif menurunkan SPIP MRI - B
risiko SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3.1 Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
1 Pimpinan K/L/D SPIP - - A
membandingkan tolok
ukur kinerja
pengelolaan aset
dengan capaian kinerja
secara berkala untuk
mengatasi hambatan
kinerja, menetapkan
strategi perbaikan, dan
menilai kinerja suatu
unit sampai dengan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.2 Pembinaan SDM
1 Pembinaan SDM SPIP - - A
terkait pengelolaan
aset dilakukan
sehingga setiap
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.3 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi
1 Pengendalian atas SPIP - - A
pengelolaan sistem
informasi aset
dilakukan untuk
memastikan sistem
informasi dapat
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - E
3.7 Otorisasi atas Transaksi dan Kejadian yang Penting
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A
memastikan transaksi
dan kejadian penting
terkait aset hanya
dapat diotorisasi ketika
memenuhi persyaratan
dan dilakukan oleh
pihak yang memiliki
kewenangan SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A
memastikan transaksi
terkait aset telah
diklasifikasikan dengan
layak dan
dikelompokkan dengan
benar serta dicatat
dengan segera
sehingga relevan,
bernilai, dan berguna
bagi manajemen SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting
1 Terdapat pengelolaan, SPIP - - A
pemeliharaan, dan
pendokumentasian
secara berkala yang
mencakup seluruh SPI
serta transaksi dan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
4.1 Informasi yang Relevan
1 Tersedianya informasi SPIP - - A
terkait aset yang
relevan untuk
kebutuhan internal dan
eksternal
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Pimpinan K/L/D SPIP MRI - A
membangun sistem
pengaduan
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Strategi dan kebijakan SPIP MRI - A
manajemen risiko telah
dikomunikasikan.
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4 Register risiko dan SPIP MRI - A
rencana tindak
pengendalian telah
dikomunikasikan ke
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
4.2 Komunikasi yang Efektif
1 Terlaksananya SPIP - - A
komunikasi yang SPIP - - B
efektif dengan internal SPIP - - C
dan eksternal terkait
SPIP - - D
SPIP - - E
5.1 Pemantauan Berkelanjutan
1 Pimpinan SPIP - - A
organisasi/penanggun
gjawab program dan
kegiatan/penanggungj
awab operasional
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Proses manajemen SPIP MRI - A
risiko telah direviu SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Pemantauan/ SPIP MRI - A
monitoring terhadap SPIP MRI - B
risiko telah dilakukan SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
5.2 Evaluasi Terpisah
1 Evaluasi terpisah SPIP - - A
dilakukan oleh
pegawai dengan
keahlian tertentu yang
disyaratkan dan dapat
melibatkan APIP atau
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Terdapat reviu SPIP MRI - A
independen terhadap SPIP MRI - B
proses manajemen
risiko
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
PENILAIAN MANDIRI MATURITAS PENYELENG
KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMERINTAH D
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai denga
GARA/DAERAH (T3)
Kriteria
- Setiap posisi dalam organisasi telah diisi oleh SDM sesuai dengan standar W/D/O
kompetensinya
- Penerapan standar kompetensi telah berhasil meningkatkan kinerja yang
memberikan dampak bagi pencapaian tujuan organisasi
- Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan
kompetensi SDM-nya
Standar kompetensi dan implementasi/pemanfaatannya telah dievaluasi W/D/O
dengan ketentuan:
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum W/D/O
menggunakan informasi
Seluruh keputusan terkait
pimpinan risiko di
instansi tingkatpimpinan
maupun operasional
unitunit kerja,
kerja strategis
secara umum W/D/O
unit kerja,
menggunakan
Seluruh dan strategis
informasi
keputusan K/L/D
terkait
pimpinan risiko di
instansi tingkatpimpinan
maupun operasional
unitdan strategis
kerja secara unit
umum W/D/O
kerja
menggunakan
Sebagian informasi
keputusan terkait instansi
pimpinan risiko di maupun
tingkat operasional
pimpinan unit kerja secara W/D/O
umum menggunakan informasi terkait risiko di tingkat operasional
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen perencanaan UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR
tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja
secara tepat, telah diukur pencapaiannya, serta dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja W/D/O
pada dokumen
Kinerja penerapanperencanaan
manajemen UPR tingkat
risiko sudah strategis K/L/D,
digunakan seluruh
sebagai UPR kinerja
indikator W/D/O
tingkatan
pada
Kinerja strategis
dokumen
penerapan unit kerja, dan
perencanaan
manajemen seluruh
seluruh
risiko UPR
sudah UPR tingkatan
tingkatan
digunakan operasional
strategis
sebagaiunit unit
kerja
indikator kerja
dan
kinerja W/D/O
secara
seluruh
pada tepat
dokumen dan telah
UPR tingkatan diukur
perencanaan pencapaiannya
operasional
seluruhunit
UPR kerja secaraoperasional
tingkatan tepat dan indikator
telah diukur
unit kerja
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai kinerja W/D/O
pencapaiannya
secarasebagian
pada tepat dan telah diukur
dokumen pencapaiannya
perencanaan tingkatan operasional unit kerja secara
tepat dan telah
Perbaikan diukur
struktur pencapaiannya
organisasi dan tata laksana dapat dilakukan secara W/D/O
berkelanjutan
K/L/D melakukandengan dukungan
evaluasi teknologi
atas K/SOP informasi
terkait strukturyang terintegrasi
organisasi untuk
dan tata W/D/O
mengelola
laksana arus
- Strukturbeserta data dan informasi
implementasinya
organisasi dalam menjalanan
antara dengan
telah ditindaklanjuti lain dengan fungsi-fungsi dalam
ketentuan sebagai berikut:
implementasi/pelaksanaan W/D/O
proses bisnis organisasi. sehingga kedudukan
kegiatan organisasi sesuai proses bisnis; fungsi berada di atas struktur.
- Proses bisnis telah dijabarkan dengan SOP
- Organisasi telah menerapkan kebijakan/SOP yang mengatur mengenai
hubungan dan jenjang pelaporan intern/arus data dan informasi.
- Organisasi telah memetakan kebutuhan pegawai untuk mendukung proses
bisnis yang diantaranya mengatur mengenai analisis beban kerja untuk
pimpinan
a. Strukturdan pegawai.
organisasi dan tata laksana sesuai dengan proses bisnis yang W/D/O
ditetapkan dengan mempertimbangkan:
- Ukuran dan sifat kegiatan.
- Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan sentralisasi/desentralisasi
organisasi.
- Struktur organisasi harus mampu memfasilitasi arus informasi di dalam
instansinya.
Adanya struktur organisasi dan tata laksana yang disusun yang mengacu W/D/O
kepada peraturan terkait.
a. Terdapat tools untuk memonitor pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab W/D/O
yang diberikan secara berjenjang dan menampung pelaporan atas pelaksanaan
wewenang dan tanggungjawab kepada jenjang di atasnya.
b. Kemudahan akses memungkinkan pimpinan untuk memberikan
teguran/arahan atas pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan
kegiatan sebelum menyalahi prosedur yang ditetapkan;
c. penerima manfaat/stakeholder memberikan feedback yang baik atas
kecepatan respon organisasi terhadap kebutuhan mereka.
Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur terkait pendelegasian W/D/O
wewenang dan tanggung jawab beserta implementasinya dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
d. Menindaklanjuti keluhan/kekurangan kualitas pelaksanaan tugas fungsi yang
disampaikan oleh stakeholder.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah
lebih dari 90% pejabat dan staff di level ini.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah
lebih dari 90% pejabat dan staff di level ini.
B. Kriria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan
untuk setiap tingkatan risiko:
1. Strategis Pemda untuk Eselon I adalah 71%-90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 71%-90% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf
adalah 71%-90% pejabat dan staff di level ini.
Pimpinan organisasi telah menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi W/D/O
lain melalui pembagian peran dan ukuran kinerja yang diharapkan dapat saling
mendukung kepada tujuan masing-masing. Pembagian peran mendukung
pimpinan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk melaksanakan
Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur pelaksanaan W/D/O
kerjasama
Organisasi dan mekanismekomunikasi,
melaksanakan kerja antar unit/organisasi/mitra
koordinasi, pertukarankerja
databeserta
dan W/D/O
implementasinya
informasi dengan dengan ketentuan sebagai
unit/organisasi/mitra berikut:dengan kebijakan/prosedur
kerja sesuai
dan kebutuhan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme W/D/O
kerja
Adanya antar unit/organisasi/mitra
kebijakan/prosedur yangkerja telah dikomunikasikan
mengatur dan dipahami
pelaksanaan kerjasama dan oleh W/D/O
pihak yang berkepentingan.
mekanisme kerja antar unit/organisasi/mitra kerja dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi. Kebijakan/prosedur tersebut antara lain memuat:
- lingkup dan hasil kerjasama yang diharapkan;
- alur komunikasi dan koordinasi;
- wewenang, tugas, fungsi, hak, dan kewajiban masing-masing pihak;
- ukuran hasil kerjasama dalam rangka mencapai tujuan organisasi masing-
masing.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, W/D/O
telah dilakukan
A. Instansi reviu secara
Pemerintah telah berkala
memilikidan hasil reviu
kebijakan dijadikanrisiko
pengelolaan mediaterkait
pembelajaran.
kemitraan. W/D/O
B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O
B. Kriteria implementasi secara memadai apabila penerapan manajemen risiko telah
dilakukan terhadap semua kemitraan yang memiliki peran yang penting dalam
organisasi.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan. W/D/O
B. Kriteria
Sudah implementasi secara tidak memadai apabila sebagian dari kemitraan utama
Jelas W/D/O
(yang memiliki peran penting terhadap organisasi) yang telah menerapkan manajemen
risiko.
Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan W/D/O
tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah
menyatu/menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan (perumusan target
dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja
dan pengambilan keputusan
Terintegrasi berarti bahwa Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria W/D/O
memadai dan dalam kebijakan tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah
menyatu/menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan (perumusan target
dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja
dan pengambilan keputusan
Memadai apabila Kebijakan Manajemen Risiko yang dibuat telah memuat: W/D/O
1. Penetapan konteks manajemen risiko (konteks risiko strategis dan
Operasional)
2. Identifikasi risiko setidaknya memuat penyebab risiko, dampak risiko, pihak
yang terkena dampak
3. Analisis risiko setidaknya memuat metode prioritisasi risiko
4. Penetapan kriteria penilaian risiko (kriteria dampak, kriteria kemungkinan,
dan skala nilai risiko);
5. Penetapan struktur manajemen risiko dan alur pertanggungjawaban;
6. Penetapan risk appetite/selera risiko
7. Gambaran proses manajemen risiko.
8. Pembangunan budaya risiko
Belum memadai apabila K/L/D telah memiliki kebijakan terkait manajemen W/D/O
risiko namun belum memenuhi seluruh kriteria kebijakan yang memadai (hanya
memenuhi beberapa parameter yang ada dalam kriteria memadai)
Sudah Jelas W/D/O
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama dan peluang yang bisa
diambil;
2. Seluruh sasaran strategis K/L/D, sasaran strategis unit kerja serta program
dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi
risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian
Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP, penyebab secara umum jelas/dapat dipahami (>90%
sampling).
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama;
2. Seluruh program dan kegiatan serta sasaran statregis unit kerja yang telah
ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian
Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Uraian dan pihak
yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab, secara umum jelas/dapat dipahami (70%-
90% sampling).
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register cukup memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama;
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register belum memadai bila: W/D/O
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan daftar risiko
2. Belum seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam penetapan
konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat kurang dari 2/3 pegawai unit kerja yang benar-benar
memahami proses bisnis organisasi;
4. Proses identifikasi belum sesuai dengan kebijakan yang dibuat, baru sebatas
1-2 proses yang sesuai dengan kebijakannya;
5. Risk register yang dibuat belum sesuai dengan kriteria memadai yaitu masih
ada hal-hal sebagai berikut ini yang tidak dicantumkan: a. uraian
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator tujuan/sasaran
strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber
penyebab, f. Uraian dan pihak yang terdampak
6. Pernyataan risiko, RTP penyebab secara umum kurang jelas/dapat dipahami
(<50%sampling).
Proses manajemen risiko telah melekat (terintegrasi) dengan proses bisnis W/D/O
utama dari
Proses unit kerjarisiko
manajemen terkait danterintegrasi
telah menjadi pertimbangan
dengan proses dalam proses
bisnis utama dari W/D/O
perencanaan
unit kerja
Proses strategis
manajemen K/L/D,
terkait danrisiko
menjadi
telah strategis
pertimbangan unit kerja, dan
dalam proses
terintegrasi dengan operasional
prosesperencanaan unit kerja
bisnis utama pada
dari W/D/O
strategis
unit kerja
Proses unit kerja
manajemen dan
terkait danrisikopada
menjadi
mulaioperasional
pertimbangan unit
dihubungkandalam kerja
dengan proses
prosesperencaan
bisnis utamapadadari W/D/O
operasional unit kerja serta implementasi dari proses
unit kerja terkait dan mulai diterapkan dalam proses perencaan unit kerja.manajemen risiko ini telah
dilakukan
Namun secara
demikian konsisten
implementasi oleh unit kerja.
dari proses manajemen risikohasil
ini belum
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk identifikasi W/D/O
dilakukan
risiko secara
di tingkat konsisten
operasional oleh unit kerja.
A. Instansi Pemerintah telahunit kerja, strategis
melakukan analisisunit kerja,
risiko untukdanhasil
strategis K/L/D
identifikasi W/D/O
secara
risiko dimemadai
tingkat yaitu:
operasional unit kerja dan strategis unit kerja
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi secara memadai W/D/O
yaitu:
risiko
Instansidi tingkat
Pemerintahoperasional unit kerja secara
telah melakukan proses memadai yaitu:
analisis risiko terhadap seluruh W/D/O
risiko operasional unit kerja yang telah diidentifikasi.
Analisis hanya dilakukan pada sebagian dari keseluruhan risiko Namun demikian
yang proses W/D/O
analisis risiko
teridentifikasi
1. Instansi belum dikerjakan
Pemerintah secara memadai
telah melakukan sesuaiuntuk
evaluasi risiko dengan 3 kriteria
menentukan W/D/O
sistematis
prioritas (sebagaimana
risiko operasional disebutkan pada kriteria C)
1. Instansi Pemerintah telahunit kerja, strategis
melakukan evaluasi unitrisiko
kerja, dan menentukan
untuk strategis K/L/D W/D/O
terhadap
prioritas
1. Instansi seluruh
risiko hasil analisis
operasional
Pemerintah telahunit risiko
kerja dan
melakukan yang telah dilakukan;
strategis
evaluasi unit kerja
risiko untukterhadap
menentukan seluruh W/D/O
hasil analisis
prioritas
1. Instansi risiko
seluruh
Pemerintahyang telah
risiko operasionaldilakukan;
telah melakukan unit kerja dan risiko
evaluasi sebagian untukrisiko strategis unit
menentukan W/D/O
kerja terhadap
prioritas
1. Instansi risiko seluruh
operasional
Pemerintah hasil analisis
telahunit risiko
kerja serta
melakukan yang telah dilakukan;
telah mendokumentasikan
evaluasi risiko untuk menentukan proses W/D/O
evaluasi risiko tersebut evaluasi risiko telah dilakukan terhadap
prioritas risiko operasional unit kerja serta telah mendokumentasikan proses seluruh hasil
analis risiko
evaluasi yang
risiko telah dilakukan.
tersebut namun demikian evaluasi risiko belum dilakukan
terhadap seluruh hasil analis risiko yang telah dilakukan.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan W/D/O
strategis K/L/D yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, secara
substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja yang W/D/O
disusun
>60% RTP(sampling)
terhadaptelah
risikorelevan dengan
operasional unittujuan
kerja yang ingin dicapai,
dan <60% jelas target
RTP terhadap risiko W/D/O
waktu,
>60% penanggung
strategis
RTPunit
terhadap jawab,
kerja yang
risiko ukuran
disusun pelaksanaan,
(sampling)
operasional secara
telahyang
unit kerja relevan substansi
dengan
disusun dinilai dapat
tujuan yang
(sampling) telah W/D/O
mengurangi
ingin dicapai,
relevanRTP dampak/menghilangkan
denganjelas target
tujuan waktu, penyebab,realistis.
penanggung
yangoperasional
ingin dicapai, jawab, ukuran pelaksanaan,
<60% terhadap risiko unitjelas
kerjatarget
yangwaktu,
disusunpenanggung
(sampling) telah W/D/O
secara
jawab, substansi
ukuran
relevanRTP
dengan dinilai
pelaksanaan,
tujuan dapat mengurangi
secara dampak/menghilangkan
substansi
yangoperasional
ingin dicapai, dinilai dapat mengurangi
>60% terhadap risiko unitjelas target
kerja, waktu,
strategis penanggung
unit kerja, dan W/D/O
dampak/menghilangkan
jawab, ukuran
strategis K/L/Dpelaksanaan,
(sampling) penyebab,realistis.
secara
yang substansi telah
direncanakan dinilaidiimplementasikan
dapat mengurangi dan
dampak/menghilangkan
didukung oleh sumber daya penyebab,realistis.
yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja W/D/O
(sampling)
>60% RTP yang direncanakan
terhadap telah diimplementasikan
risiko operasional unit kerja dan <60% dan RTP
didukung oleh risiko
terhadap W/D/O
sumber
strategis
>60% daya
RTPunit yang
terhadap dibutuhkan
kerja (sampling) yang direncanakan
risiko operasional telah diimplementasikan
unit kerja (sampling) yang direncanakandan W/D/O
didukung
<60% oleh sumber
telah diimplementasikan
RTP terhadap risiko daya
dan yang dibutuhkan
didukung oleh
operasional sumber
unit kerja daya yang
(sampling) yangdibutuhkan
direncanakan W/D/O
telah untuk
RTP diimplementasikan dan didukung
risiko tingkat operasional oleh
unit sumber
kerja, tingkatdaya yang dibutuhkan
strategis unit kerja, dan W/D/O
tingkat
RTP strategis
untuk risikoK/L/D
tingkat mampu menurunkan
operasional level
unit kerja danrisiko sebesar
tingkat >60%.
strategis unit kerja W/D/O
mampu
RTP menurunkan
untuk level
risiko tingkat risiko sebesar
operasional >60%.mampu menurunkan level risiko
unit kerja W/D/O
sebesar
RTP >60%
untuk dan
risiko risiko tingkat
operasional unitoperasional
kerja mampu unit kerja mampu
menurunkan menurunkan
level risiko sebesar W/D/O
level
>60% risiko sebesar >60%.
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar W/D/O
<60%.
a. Terdapat perbaikan yang berkelanjutan atas kinerja organisasi, unit kerja, W/D/O
kegiatan, dan pegawai sebagai akibat pelaksanaan reviu kinerja,
b. Reviu kinerja memungkinkan penilaian terhadap tolok ukur kinerja seluruh
level pimpinan dan pegawai dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
c. Hasil reviu kinerja digunakan pimpinan organisasi dalam penetapan
kebijakan pelaksanaan kegiatan, pengalokasikan sumber daya, dan
pertimbangan dalam penilaian kinerja secara individual.
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja dan strategis unit W/D/O
kerja
>60%menunjukan pengetahuan
pegawai sample akanoperasional
pada tingkat strategi danunit
kebijakan yang
kerja dan telahpada
<60% W/D/O
ditetapkan
tingkat strategis sample
>60% pegawai unit kerja menunjukan
pada pengetahuan
tingkat operasional akan menunjukan
unit kerja strategi dan W/D/O
kebijakan
pengetahuanyang
<60% pegawai telah
akan ditetapkan
strategi
sample dan
pada kebijakan
tingkat yang telah
operasional unitditetapkan
kerja menunjukan W/D/O
pengetahuanRegister
Komunikasi akan strategi kebijakantindak
risiko dan rencana yang pengendalian
telah ditetapkantingkat W/D/O
operasional Unit Kerja/OPD, dan strategis Unit Kerja/OPD telah dilakukan
kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi
sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat W/D/O
operasional Unit Kerja/OPD,
Komunikasi Register risiko dandan strategis
rencana Unit pengendalian
tindak Kerja/OPD telah dilakukan
tingkat W/D/O
kepada
Komunikasisemua
operasional Unitpihak
Register yang telah
Kerja/OPD,
risiko dan diidentifikasi
strategis
rencanaUnit dalam
Kerja/OPD
tindak rencana komunikasi
dan strategis
pengendalian tingkatK/L/D telah W/D/O
sebagaimana
dilakukan tertuang
kepada semua dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya
operasional
Komunikasi Register risikopihak
Unit Kerja/OPD dan yang
danrencana telah
strategis diidentifikasi
Unit
tindak Kerja/OPD dalam
pengendaliantelah rencana
dilakukan
tingkat W/D/O
komunikasi
kepada semua
operasional sebagaimana
Unitpihak yangtertuang
Kerja/OPD telah dalam dokumen
tidakdiidentifikasi
dilakukan dalam RTP
kepada yang
rencana
semua telah disusun
komunikasi
pihak yang telah
sebagaimanadalam
diidentifikasi tertuang dalamkomunikasi
rencana dokumen RTP yang telahtertuang
sebagaimana disusundalam
sebelumnya.
dokumen
Perbaikan berkelanjutan atas komunikasi yang efektif menghasilkan: W/D/O
RTP yang
- Upaya telah disusun sebelumnya.
promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi
Telah dilakukan evaluasi terhadap upaya promosi/sosialisasi tentang W/D/O
yang telah berhasil
produk/layanan/ meningkatkan
pelaksanaan
- Upaya promosi/sosialisasi kepercayaan
tugas produk/layanan/
tentang publik/stakholder;
fungsi yang menghasilkan
pelaksanaan perbaikan.
tugas fungsi W/D/O
-dalam
Upayarangka meningkatkantentang
promosi/sosialisasi kepercayaan publik/stakholder
produk/layanan/ telah dilakukan
pelaksanaan tugas fungsi W/D/O
secara
-dalam terstruktur
Upayarangka dan berkala;
meningkatkantentang
promosi/sosialisasi kepercayaan publik/stakholder
produk/layanan/ telah dilakukan;
pelaksanaan tugas fungsi W/D/O
dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik/stakholder belum dilakukan;
a. Pemantauan atas pelaksanaan pengendalian telah efektif mengurangi W/D/O
dampak dan frekuensi keterjadian risiko;
b. Terdapat sistem informasi terintegrasi untuk memantau pengendalian untuk
seluruh proses bisnis secara realtime.
c. Pemantauan kinerja digunakan sebagai dasar dalam reward and punishment;
Seluruh hasil pemantauan dikelola dan ditindaklanjuti. W/D/O
Pemantauan dilaksanakan:
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana
tindak pengendalian dengan pelaksanaan dan memberikan rekomendasi
perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan dilakukan pada seluruh aktivitas pengendalian. W/D/O
Pemantauan dilaksanakan:
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana
tindak pengendalian dengan pelaksanaan dan memberikan rekomendasi
perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan
pemantauan kinerja individu membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Seluruh hasil evaluasi terpisah dikelola dan ditindaklanjuti. Pengelolaan hasil W/D/O
-antara laindilakukan
Evaluasi dilakukanpada
dengan dokumentasi
seluruh aktivitas yang baik dan monitoring atas
pengendalian. W/D/O
penyelesaian
-Evaluasi tindak
Evaluasidianggap lanjut hasil
dilakukandilaksanakan evaluasi
pada sebagian terpisah.
jika:aktivitas pengendalian. W/D/O
-Evaluasi
Evaluasidianggap dilaksanakan
atas pelaksanaan jika:
pengendalian intern telah dilaksanakan; W/D/O
-Sangat
Evaluasi atas pelaksanaan
memadai berarti: program/kegiatan telah dilaksanakan. W/D/O
1.Telah
Memadai ada pedoman reviu yang terstandar yang merunjuk pada best practice;
berarti: W/D/O
1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar yang merujuk pada best practice;
2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan sesuai dengan
pedoman;
3. Reviu dilakukan oleh APIP minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian
serta kejadian risiko serta respon yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian besar kondisi yang ada telah sesuai
dengan standar dan kebijakan serta dapat disimpulkan baik;
7. Hasil reviu sebagian besar telah diditindaklanjuti.
3
T T T T
T T T T
3
T T T T
T T T T
2.5
T T T T
T T T T
T T T T
Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T T
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
T T T T
Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. T T
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 2.8
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. T Bahwa ….. T T
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
3
T T T T
T T T T
3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
3
T T T T
T T T T
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 2
T T T T
T T T T
Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. Y T
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah ….. 3
T T T T
T T T T
Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Bahwa ….. Y Y
Telah ….. Telah ….. Telah …..
T T T T
Bahwa ….. T Bahwa ….. T Bahwa ….. Y T
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Telah …..
Bahwa ….. Y Y
Telah ….. T Telah ….. T Telah ….. T T
T T T T
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
5 Integritas adalah SPIP - IEPK A
keutamaan-keutamaan
(virtues) seperti kejujuran,
hal dapat dipercaya
(trustworthiness),
komitmen terhadap
standar etis, atau
keteguhan sikap &
perilaku sesuai prinsip
moral/etika. Berintegritas
berarti apa yang
diucapkan utuh, lengkap,
takbercacat, taklebih dan
takkurang. Pada konteks
SPIP - IEPK B
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
6 Terdapat persepsi SPIP - IEPK A
bersama oleh semua
pegawai secara umum
bahwa yang dijadikan
acuan utama sebagai
perilaku etis adalah
peraturan, SOP, hukum,
atau standar profesional
SPIP - IEPK B
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - IEPK B
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.3 Kepemimpinan yang Kondusif
1 Pimpinan K/L/D SPIP - - A
menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif untuk
mendukung ketaatan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
6 Faktor kekuasaan dan SPIP - IEPK A
wewenang yang melekat
pada pimpinan unit kerja
dipakai untuk tujuan
mengelola risiko korupsi
secara efektif (tidak
membiarkan/
mengabaikan)
SPIP - IEPK B
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat
1 Pendelegasian wewenang SPIP - - A
dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi telah
memperhatikan benturan
kepentingan
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
1.6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
1 Penerapan kebijakan SPIP - - A
manajemen dan praktik
pembinaan SDM telah
sesuai dengan peraturan
yang berlaku
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
2 Pegawai telah SPIP MRI - A
mendapatkan fasilitas
untuk meningkatkan
kompetensi dan
keterampilan terkait
manajemen risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
2 Risiko telah teridentifikasi SPIP MRI - A
dan dituangkan dalam
register risiko
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 K/L/D telah menentukan SPIP MRI - A
rencana tindak
pengendalian
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.6 Pemisahan Fungsi
1 Terdapat pemisahan SPIP - - A
fungsi sehingga seluruh
aspek utama transaksi
dan kejadian tidak
dikendalikan hanya oleh
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.8 Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
1 Terdapat proses untuk SPIP - - A
memastikan transaksi
telah diklasifikasikan
dengan layak dan
dikelompokkan dengan
benar serta dicatat
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting
1 Terdapat pengelolaan, SPIP - - A
pemeliharaan, dan
pendokumentasian
secara berkala yang
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - IEPK C
SPIP - IEPK D
SPIP - IEPK E
SPIP - - B
SPIP - - C
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP - - D
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
3 Pemantauan/monitoring SPIP MRI - A
terhadap risiko telah
dilakukan
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
SPIP - - E
SPIP MRI - B
SPIP MRI - C
SPIP MRI - D
SPIP MRI - E
PENILAIAN MANDI
KEMENTERIAN
Periode Penilaian 0
Kriteria
Penegakan integritas dan nilai etika telah diperbaiki secara berkelanjutan sehingga
tercipta suasana kerja organisasi yang kondusif yang dapat mendorong kinerja para
pegawai secara optimal
Penegakan integritas dan nilai etika telah dilaksanakan oleh pegawai dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya dalam organisasi
Kebijakan penegakan integritas dan nilai etika organisasi telah dipahami oleh seluruh
pegawai
Terdapat kebijakan penegakan integritas dan nilai etika untuk seluruh pegawai dalam
organisasi
Kebijakan antikorupsi yang terwujud dalam penetapan struktur pengelolaan risiko korupsi
dan standar perilaku antikorupsi baru pada tataran terdiseminasi dan masih diterapkan
secara parsial saja dan terbatas lingkupnya.
Kebijakan yang eksplisit untuk antikorupsi tidak ditetapkan, atau kalaupun ada, tidak
berjalan sama sekali atau sekadar formalitas.
SOP yang mencakup prinsip cegah deteksi dan respons telah diterapkan secara
konsisten pada seluruh kegiatan dan ada evaluasi terjadwal dan dilakukan perbaikan
berkelanjutan sehingga membawa perubahan nyata pada organisasi.
Penetapan SOP mencakup proses cegah deteksi dan respons telah dilaksanakan
semuanya secara konsisten, meskipun reviu dan evaluasi atas pelaksanaan SOP masih
dilakukan secara insindentil.
Penetapan SOP mencakup proses cegah deteksi dan respons telah dilaksanakan
semuanya, meskipun masih kurang konsisten dan tidak ada reviu dan evaluasi atas
efektivitas kegiatannya.
Penetapan SOP antikorupsi belum mencakup tiga proses prinsip, atau mencakup
ketiganya tetapi hanya berjalan sebagian saja, atau masih berfungsi secara terbatas
lingkupnya, pelaksanaan SOP masih cenderung seremonial.
Tidak ada penetapan SOP antikorupsi spesifik. Kalaupun ada, tidak berfungsi sehingga
formalitas belaka.
Kegiatan pembelajaran anti korupsi telah diberikan kepada pihak internal dan eksternal.
Penyelenggaraan dilakukan dengan terencana dan terstruktur. Kegiatan tersebut
dipantau pelaksanaannya dan dievaluasi efektivitasnya.
Kegiatan pembelajaran anti korupsi telah melibatkan pihak internal dan eksternal serta
penyelenggaraan dilakukan secara terjadwal
Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pembelajaran anti korupsi kepada pihak internal.
Penyelenggaraan telah dilakukan secara terencana dan terstruktur
Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pembelajaran anti korupsi kepada pihak internal
dan penyelenggaraan bersifat insidentil dan tidak kontinyu
Tidak terdapat kegiatan pembelajaran anti korupsi yang terencana, sistematis dan
terstruktur.
Kondisi integritas organisasional sangat tinggi
Iklim etis prinsip di dalam lingkungan unit kerja pada tingkatan sedang
Seluruh kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir telah
selesai ditindaklanjuti oleh orang/tim yang kompeten dengan investigasi, audit, atau
bentuk pengawasan lainnya dan tidak terdapat permasalahan konflik kepentingan dalam
penyelesaian tindak lanjut
Tindaklanjut dalam bentuk investigasi, audit, atau bentuk pengawasan lainnya telah
dilakukan oleh orang/tim yang kompeten dan independen terhadap sebagian besar
temuan atas kejadian korupsi/perilaku koruptif
Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir ditindaklanjuti oleh
orang/tim yang kompeten namun berpotensi memiliki konflik kepentingan
Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir ditindaklanjuti oleh
orang/tim yang tidak kompeten dan berpotensi memiliki konflik kepentingan
Kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan satu tahun terakhir tidak ditindaklanjuti
Terhadap hasil investigasi, sanksi diberikan sepadan, ada pemulihan kerugian keuangan
negara, dan perbaikan pengendalian. Terdapat bukti kejadian korupsi/perilaku koruptif
tidak terulang karena penguatan pengendalian.
Terhadap hasil investigasi, audit, atau bentuk pengawasan lainnya ditindaklanjuti dengan
upaya pemulihan kerugian keuangan negara dan perbaikan pengendalian
Terhadap hasil investigasi, telah ditindaklanjuti dalam bentuk sanksi yang sesuai dengan
nilai korupsi dan pemulihan kerugian keuangan negara namun belum ada perbaikan
pengendalian.
Terhadap hasil investigasi, ada sanksi namun tidak sepadan dan tidak ada pemulihan
kerugian keuangan negara serta perbaikan pengendalian.
Terhadap hasil investigasi, tidak ada sanksi kepada pelaku, tidak ada perbaikan
pengendalian, dan tidak ada pemulihan kerugian keuangan negara atas tindakan korupsi
Pengelolaan kompetensi SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal
mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Terdapat standar kompetensi yang jelas untuk seluruh jabatan dan posisi dalam
organisasi
Penerapan manajemen kinerja, pengelolaan keuangan, manajemen SDM, serta
manajemen risiko dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja seluruh level
pimpinan dan pegawai
Pimpinan organisasi melaksanakan evaluasi berkala atas kebijakan pengendalian intern
dan berupaya mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian
yang kondusif
Pimpinan organisasi melaksanakan kebijakan dan didukung dengan SDM yang bekerja
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
Sudah mengalokasikan sumber daya untuk penerapan manajemen risiko pada tingkat
operasional unit kerja namun belum memadai
Seluruh pengambilan keputusan strategis K/L/D, strategis unit kerja, dan operasional unit
kerja telah mempertimbangkan risiko dan memberikan dampak bagi pencapaian tujuan
organisasi
Seluruh pengambilan keputusan strategis K/L/D, strategis unit kerja, dan operasional unit
kerja telah mempertimbangkan risiko
Seluruh pengambilan keputusan strategis unit kerja dan operasional unit kerja telah
mempertimbangkan risiko
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja,
dan UPR tingkat strategis K/L/D secara memadai dan telah dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja,
dan UPR tingkat strategis K/L/D secara memadai
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja dan seluruh UPR tingkatan strategis unit
kerja secara memadai
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara memadai
Kinerja penerapan manajemen risiko digunakan sebagai dasar penilaian kinerja pada
sebagian UPR tingkatan operasional unit kerja secara memadai
Sumber daya keuangan, SDM, dan sarana-prasarana untuk melaksanakan kegiatan
pengelolaan risiko korupsi pada semua kegiatan telah tersedia dalam jumlah dan kualitas
yang memadai. Tidak ada informasi yang memperlihatkan kegiatan antikorupsi terhambat
karena masalah SDM, keuangan, dan sarana prasarana.
SDM dan anggaran untuk kegiatan pengelolaan risiko korupsi pada kegiatan utama telah
tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tidak ditemukan informasi yang
memperlihatkan kegiatan antikorupsi terhambat karena masalah SDM dan keuangan.
SDM untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan risiko korupsi pada kegiatan utama telah
tersedia dalam jumlah yang memadai. Tidak ditemukan informasi yang memperlihatkan
kegiatan antikorupsi terhambat karena masalah SDM.
Efisiensi dan efektivitas struktur organisasi dapat dilihat secara berkala melalui pengujian
atas pelaksanaan proses bisnis organisasi dan ketepatannya dengan perencanaan
strategis
Struktur organisasi dijalankan sesuai proses bisnis organisasi dengan SDM yang
mencukupi
Proses bisnis organisasi dapat didukung dengan struktur organisasi yang ditetapkan dan
personel pada setiap lini mengetahui arus data dan informasi yang diperlukan dalam
melaksanaan tugas dan fungsinya
Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab organisasi yang
didelegasikan dapat dilihat melalui evaluasi berkala atas pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab serta analisis terhadap kualitas hasil pelaksanaan tugas/fungsi yang
dilaksanakan (respon stakeholder)
naan SDM
Pengelolaan SDM telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal mampu
mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pengelolaan SDM organisasi telah dievaluasi
sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Kebijakan terkait pengelolaan SDM telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang
berkepentingan dalam organisasi
Terdapat kebijakan yang mengatur pengelolaan SDM sejak rekrutmen sampai dengan
pemberhentian pegawai
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai dengan cakupan seluruh pegawai dan telah dievaluasi pencapaiannya
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai dengan cakupan seluruh pegawai
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risikoyang
memadai dengan cakupan sebagian besar pegawai
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko yang
memadai dengan cakupan sebagian pegawai
Terdapat upaya peningkatan kompetensi dan keterampilan terkait manajemen risiko
namun belum memadai
APIP telah menjadi unit yang terus belajar baik dari dalam maupun dari luar organisasi
untuk perbaikan berkelanjutan
APIP telah mengintegrasikan semua informasi di seluruh organisasi untuk memperbaiki
tata kelola dan manajemen risiko
Praktik profesional dan audit internal telah ditetapkan secara seragam
Tidak ada praktik yang tetap, tidak ada kapabilitas yang berulang dan tergantung pada
kinerja individu
Pelaksanaan hubungan kerja yang baik dengan mitra kerjasama organisasi
menghasilkan efektivitas pencapaian tujuan organisasi dan efisiensi penggunaan
sumberdaya masing-masing instansi
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, penerapannya
telah terintegrasi dengan proses bisnis Instansi Pemerintah, telah direviu secara berkala dan
dijadikan bahan pembelajaran
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan dan
penerapannya telah terintegrasi dengan proses bisnis Instansi Pemerintah
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan dan telah
diterapkan dengan memadai
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun belum
diterapkan dengan memadai
Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan namun belum
diterapkan sama sekali
K/L/D telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai, terintegrasi serta telah
direviu secara berkala
K/L/D telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang memadai dan terintegrasi
K/L/D telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko namun sama sekali belum memuat
persyaratan dalam kriteria memadai
Kualitas identifikasi risiko dan register risiko memadai, serta telah mengidentifikasi
peluang
Proses manajemen risiko telah diterapkan secara konsisten, terintegrasi dengan proses
bisnis dan proses perencanaan tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
strategis K/L/D
Proses manajemen risiko telah diterapkan secara konsisten, terintegrasi dengan proses
bisnis dan proses perencanaan tingkat operasional unit kerja dan strategis unit kerja
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan dengan proses bisnis dan proses
perencanaan tingkat operasional unit kerja serta telah diterapkan secara konsisten
Proses manajemen risiko mulai dihubungkan dengan dengan proses bisnis dan proses
perencanaan tingkat operasional unit kerja namun belum diterapkan secara konsisten
Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja,
risiko strategis unit kerja, dan risiko strategis K/L/D
Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja dan
risiko strategis unit kerja
Analisis risiko telah dilakukan secara memadai terhadap risiko operasional unit kerja
Analisis risiko telah dilakukan terhadap seluruh risiko operasional yang teridentifikasi
namun belum memadai
Analisis risiko telah dilakukan terhadap sebagian risiko operasional yang teridentifikasi.
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja, strategis unit kerja, strategis K/L/D
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja dan strategis unit kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada seluruh risiko operasional unit
kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan prioritas risiko pada sebagian risiko operasional
unit kerja
Instansi Pemerintah telah menentukan rencana tindak pengendalian terhadap risiko
operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D secara memadai
Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja, risiko strategis unit
kerja, dan risiko strategis K/L/D telah diimplementasikan
Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja dan risiko strategis
unit kerja telah diimplementasikan
Tindak pengendalian terhadap seluruh risiko operasional unit kerja dan sebagian risiko
strategis unit kerja telah diimplementasikan
Tindak pengendalian telah efektif menurunkan risiko operasional unit kerja dan strategis
unit kerja
Tindak pengendalian efektif menurunkan seluruh risiko operasional unit kerja dan
sebagian risiko strategis unit kerja
Tindak pengendalian efektif menurunkan seluruh risiko operasional unit kerja
Rencana tindak pengendalian hasil asesmen risiko korupsi baik pada kegiatan utama
maupun kegiatan pendukung telah dilaksanakan dan updating register risiko korupsi
dilakukan secara periodik dan konsisten
Asesmen risiko korupsi pada kegiatan utama telah menghasilkan peta risiko korupsi dan
rencana tindak pengendalian dan terjadwal. Ada bukti RTP dilaksanakan.
Asesmen risiko korupsi pada beberapa kegiatan utama telah menghasilkan peta risiko
korupsi dan rencana tindak pengendalian dan terjadwal
Unit kerja telah melakukan identifikasi skenario/modus dan penyebab korupsi namun
belum dilakukan penilaian atas risiko korupsi yang teridentifikasi
Kewajiban pelaksanaan reviu kinerja diketahui oleh seluruh pimpinan unit dan pegawai
Pembinaan SDM organisasi telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara optimal
mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pembinaan SDM organisasi telah dievaluasi sehingga
dapat diketahui efektivitasnya
Kebijakan terkait pembinaan SDM telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang
berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur pembinaan SDM untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi
Perbaikan terkait pengelolaan sistem informasi organisasi dilakukan secara
berkelanjutan.
Kebijakan pengelolaan aset organisasi dipahami oleh pengelola aset dan pengguna aset
Perbaikan berkelanjutan atas penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja
organisasi
Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dievaluasi secara berkala
Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dilaksanakan secara memadai.
Kebijakan/prosedur penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja organisasi
dipahami namun belum sepenuhnya diimplementasikan.
Kebijakan dan implementasi terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan
kejadian telah dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan kejadian telah dilaksanakan sesuai
kebijakan/prosedur yang ditetapkan
Kebijakan terkait pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan kejadian telah
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur pemisahan fungsi dalam proses transaksi dan
kejadian
Proses otorisasi atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan
secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dievaluasi
sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dilaksanakan sesuai kebijakan/prosedur yang
ditetapkan
Kebijakan terkait otorisasi atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan
dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur otorisasi atas transaksi dan kejadian
adian
Pencatatan atas transaksi dan kejadian telah diperbaiki secara berkelanjutan dan secara
optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah
dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Kebijakan terkait pencatatan atas transaksi dan kejadian telah dikomunikasikan dan
dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pencatatan atas transaksi dan kejadian
Pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah diperbaiki secara
berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Kebijakan dan implementasi terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan
pencatatannya telah dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Terhadap sumber daya dan pencatatannya telah dilakukan pembatasan akses sesuai
dengan ketentuan
Kebijakan terkait pembatasan akses terhadap sumber daya dan pencatatannya telah
dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pembatasan akses terhadap sumber daya
yang dimiliki organisasi beserta pencatatannya
Kebijakan dan implementasi terkait akuntabilitas sumber daya dan pencatatannya telah
dievaluasi sehingga dapat diketahui efektivitasnya
nting
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah diperbaiki secara
berkelanjutan dan secara optimal mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dievaluasi
sehingga dapat diketahui efektivitasnya
Pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian penting telah dilaksanakan
sesuai kebijakan/prosedur yang ditetapkan
Kebijakan terkait prosedur pendokumentasian atas SPI serta transaksi dan kejadian
penting telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan
Terdapat kebijakan yang mengatur prosedur pendokumentasian atas SPI serta transaksi
dan kejadian penting
Informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tersedia secara lengkap
dan mudah untuk diperoleh
Informasi yang relevan untuk mendukung pengendalian intern tersedia secara lengkap
namun tidak mudah diperoleh/akses terbatas
Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruh pegawai
pada tingkat operasional unit kerja, tingkat strategis unit kerja, dan tingkat strategis K/L/D
Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruh pegawai
pada tingkat operasional unit kerja dan tingkat strategis unit kerja
Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruh pegawai
pada tingkat operasional unit kerja dan sebagian pegawai pada tingkat strategis unit kerja
Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada seluruh pegawai
pada tingkat operasional unit kerja
Strategi dan kebijakan manajemen risiko telah dikomunikasikan pada sebagian pegawai
pada tingkat operasional unit kerja
Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD,
strategis Unit Kerja/OPD dan Strategis K/L/D telah dikomunikasikan kepada seluruh
pihak terkait dan dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan serta menjadi bahan
pembelajaran dan inovasi
Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD,
strategis Unit Kerja/OPD dan Strategis K/L/D telah dikomunikasikan kepada seluruh
pihak terkait dan dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan
Register risiko dan rencana tindak pengendalian operasional Unit Kerja/OPD, strategis
Unit Kerja/OPD dan Strategis K/L/D telah dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait
Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional unit kerja/OPD dan
strategis unit kerja/OPD telah dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait
Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional unit kerja telah
dikomunikasikan kepada sebagian pihak terkait
Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing internal dan cukup berfungsi, secara
umum sikap terhadap pelapor cukup positif dan niat whistleblowing pada tataran sedang.
Pegawai tidak memanfaatkan saluran whistleblowing karena masih tidak percaya
mekanisme perlindungan pelapor berjalan.
Unit kerja menyelenggarakan sistem whistleblowing internal namun tidak ada bukti
saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan, dan sikap terhadap pelapor masih
cenderung negatif dan niat whistleblowing cenderung rendah.
Unit kerja tidak menyelenggarakan sistem whistleblowing dan adanya sikap negatif
terhadap pelapor
Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur
dan berkala dan telah dievaluasi
Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal secara terstruktur
dan berkala
Komunikasi yang efektif telah dilakukan kepada internal dan eksternal namun belum
terstruktur dan berkala
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
strategis K/L/D dan hasil reviu dijadikan bahan perbaikan organisasi
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
strategis K/L/D
Sudah dilakukan reviu atas seluruh risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD, strategis unit kerja/OPD dan strategis K/L/D secara memadai
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD dan strategis unit kerja/OPD secara memadai
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD secara memadai
Monitoring terhadap risiko dan tindak pengendalian dilakukan terhadap risiko operasional
unit kerja/OPD namun belum memadai
Evaluasi terpisah telah dilaksanakan pada seluruh aktivitas pengendalian dan seluruh
program dan kegiatan serta dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dan dengan
metodologi yang tepat, namun hasil evaluasi terpisah belum ditindaklanjuti seluruhnya
Evaluasi terpisah telah dilaksanakan pada sebagian aktivitas pengendalian dan seluruh
program dan kegiatan serta dilaksanakan oleh pihak yang kompeten dengan metodologi
yang tepat
Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional unit
kerja/OPD, strategis unit kerja/OPD, dan strategis K/L/D memadai
Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional unit
kerja/OPD dan strategis unit kerja/OPD memadai
Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional unit
kerja/OPD cukup memadai
Reviu terhadap proses tindak pengendalian untuk risiko tingkat operasional unit
kerja/OPD belum memadai
PENILAIAN MANDIRI MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP
KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMERINTAH DAERAH …
Periode Penilaian 01 Juli 20XX-1 sampai dengan 30 Juni 20XX
Penjelasan
- Komite/satgas/unit/tim yang ditetapkan dengan kewenangan dan tanggung jawab yang memadai untuk
membantu pimpinan meyakini kepatuhan internal dan pengelolaan risiko korupsi melaksanakan agenda ru
dan kontinyu untuk mereviu dan mengevaluasi kebijakan antikorupsi.
- Pengembangan kebijakan antikorupsi berkelanjutan mencakup perbaikan struktur,standar perilaku, dan
pernyataan kebijakan benar-benar dilakukan pimpinan sebagai hasil dari reviu dan evaluasi berkala.
- Komite/satgas/unit/tim yang ditetapkan untuk membantu pimpinan meyakini kepatuhan internal dan
pengelolaan risiko korupsi telah bekerja dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
- Standar perilaku telah dipromosikan dalam berbagai cara, termasuk melalui keteladanan pimpinan,
konsisten sesuai dengan pernyataan kebijakan antikorupsi yang dicanangkan.
- Kebijakan antikorupsi yang termanifestasi pada penetapan struktur pengelolaan risiko korupsi dan
penegakan standar perilaku telah mulai diimplementasikan, tetapi belum untuk semua kegiatan utama dan
kegiatan pendukung.
- Komite/pokja/satgas/unit yang diberi tanggung jawab dalam Pengelolaan risiko korupsi telah berusaha
bekerja sesuai kewenangan yang diberikan.
- Standar perilaku antikorupsi telah dipromosi dalam berbagai cara, a.l. terdapat bukti adanya tindakan
penegakan standar perilaku oleh pimpinan.
Kebijakan antikorupsi yang mencakup pernyataan kebijakan, penetapan struktur pengelolaan risiko korups
dan standar perilaku tidak dilakukan. Kalaupun ada, tidak berjalan sehingga kebijakan antikorupsi sekadar
formalitas
- SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan
WBS, dan investigasi
- SOP efektif dilaksanakan secara komprehensif menjangkau semua kegiatan utama dan pendukung.
- SOP direviu dan dievaluasi secara berkala dan hasil reviu/evaluasi ditindaklanjuti dengan perbaikan
berkelanjutan.
- Hambatan atas pelaksanaan SOP tidak pernah dibiarkan.
- SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan
WBS, dan investigasi
- SOP efektif dilaksanakan secara komprehensif menjangkau semua kegiatan utama dan pendukung.
- Reviu dan evaluasi atas SOP belum ada atau insindentil saja sifatnya hanya jika terdapat hambatan atau
rekomendasi hasil audit eksternal
SOP mencakup aspek edukasi, asesmen risiko, atau tematik seperti pengendalian gratifikasi, penyuapan
WBS, dan investigasi
- SOP dilaksanakan tetapi belum secara konsisten untuk semua SOP atau dari segi jangkauan lingkup
penerapannya
- Reviu dan evaluasi atas SOP belum pernah ada.
- SOP anti korupsi tidak mencakup cegah deteksi respons, misalnya SOP yang ada hanya aspek cegah da
deteksi, tetapi minus aspek respons (investigasi)
- SOP dilaksanakan untuk lingkup yang terbatas
- Pelaksanaan SOP masih cenderung seremonial dan terhadap hambatan tidak terlaksananya SOP tidak
diatasi.
Tidak ada penetapan SOP antikorupsi spesifik. Kalaupun ada, tidak berfungsi sama sekali sehingga forma
belaka.
- Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal
- Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level plus stakeholder (penyedia dan pengguna layanan)
- Kegiatan pembelajaran dievaluasi secara berkala
- Perbaikan benar-benar dilakukan sebagai tindak lanjut hasil reviu dan evaluasi pembelajaran.
- Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal
- Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level plus stakeholder (penyedia dan pengguna layanan)
- Ada kegiatan edukasi/pembelajaran yang dilaksanakan secara terstruktur dan terjadwal
- Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level
- Stakeholder (penyedia dan pengguna layanan) belum dilibatkan.
- Kegiatan edukasi/pembelajaran dilaksanakan insindentil dan tidak kontinyu
- Sasaran edukasi seluruh pegawai pada semua level
- Stakeholder (penyedia dan pengguna layanan) belum dilibatkan.
Tidak terdapat kegiatan pembelajaran anti korupsi yang terencana, sistematis dan terstruktur.
Kultur transparansi dan akuntabilitas sudah terbentuk dan menjadi keyakinan bersama bahwa pengelolaan
semua kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia selalu mematuhi peraturan/hukum/standar profesio
sesuai prinsip yang melandasi terbitnya peraturan/hukum/standar profesional tersebut. Praktik korupsi sep
gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism) sudah menjadi keyakinan bersama seluruh
anggota unit organisasi untuk dihindari.
Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada kegiatan utama dan pendukung t
menunjukkan prinsip transparansi dan mematuhi peraturan/hukum/standar profesional dan/atau nilai prins
yang melandasi terbitnya suatu peraturan/hukum/standar profesional demi menghindari praktik korupsi,
seperti gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism).
Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada kegiatan utama telah mengarah p
transparansi dan mematuhi peraturan/hukum/standar profesional untuk menghindari praktik korupsi, seper
gratifikasi dan suap, percaloan, serta nepotisme (favoritism).
Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan dan sumberdaya manusia pada banyak kegiatan masih mengaba
transparansi dan kepatuhan kepada peraturan dan/atau nilai prinsip yang melandasi terbitnya suatu peratu
Praktik gratifikasi, percaloan, nepotisme masih sering terjadi dan cenderung dibiarkan.
Kultur pengelolaan kegiatan, keuangan, dan sumberdaya manusia pada hampir semua kegiatan mengaba
transparansi dan kepatuhan kepada peraturan/hukum/standar. Perilaku koruptif seperti gratifikasi, nepotism
percaloan, dll biasa terjadi dan dianggap lazim
Di dalam unit kerja iklim etis prinsip sudah sangat dominan, yang dicirikan oleh adanya persepsi bersama
antara semua pegawai untuk menempatkan kepatuhan kepada aturan hukum di atas pertimbangan-
pertimbangan yang lain. Menaati kode etik, standar profesi, dan aturan organisasi dianggap hal yang ama
penting. Dalam membuat keputusan, apakah suatu keputusan tidak bertentangan dengan hukum dan
peraturan menjadi pertimbangan yang paling utama di dalam organisasi.
Persepsi bersama bahwa peraturan dan hukum dianggap hal yang amat penting di dalam organisasi dalam
pertimbangan membuat keputusan, baik itu pribadi atau organisasional telah tumbuh cukup dominan
ketimbang pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Persepsi bersama bahwa peraturan dan hukum dianggap hal yang amat penting di dalam organisasi dalam
pengambilan keputusan, baik itu keputusan pribadi atau organisasional telah tumbuh meskipun belum
dominan.
Persepsi bersama bahwa aturan organisasi, peraturan dan hukum, serta standar profesional dianggap hal
yang amat penting di dalam organisasi telah tumbuh tetapi tidak dominan. Kepatuhan kepada aturan, huku
dan norma standar belum menjadi pertimbangan utama di dalam organisasi
Persepsi yang dominan berlaku di dalam organisasi adalah sikap-sikap yang menonjolkan self interest
(mementingkan diri sendiri), mencari keuntungan sendiri dan/atau mengejar efisiensi tanpa mengindahkan
apakah suatu keputusan melanggar kode etik, aturan hukum, standar profesi, dst.
Unit kerja telah melaksanakan semua tindak lanjut audit dan pengawasan lainnya yang dilakukan oleh ole
orang yang yang kompeten dan independen sehingga pelaksanaan tindak lanjut telah secara efektif
menyelesaikan kejadian korupsi/perilaku koruptif, tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi auditor, serta
dokumentasi penyelesaian tindak lanjut menjelaskan secara memadai tindak lanjut yang telah dilakukan. H
ini ditandai dengan:
1. kejadian korupsi/perilaku korupsi sesuai dengan hasil temuan audit tidak terlihat
2. Indikasi korupsi terdeteksi direspons segera
Unit kerja telah melaksanakan sebagian besar tindak lanjut audit dan pengawasan lainnya yang dilakukan
oleh oleh orang yang yang kompeten dan independen sehingga pelaksanaan tindak lanjut telah secara efe
menyelesaikan kejadian korupsi/perilaku koruptif, tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi auditor, serta
dokumentasi penyelesaian tindak lanjut menjelaskan secara memadai tindak lanjut apa saja yang telah
dilakukan.
Unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas temuan kejadian korupsi/perilaku koruptif yang ditemukan
dalam satu tahun terakhir, namun pelaksanaannya tidak dilakukan oleh orang yang mempunyai konfilik
kepentingan yang ditandai dengan:
1. pelaksanaan tindak lanjut oleh pihak yang melakukan atau bertanggung jawab terhadap kejadian
korupsi/perilaku koruptif (seharusnya tindak lanjut menjadi tanggung jawab pejabat di atas pihak yang men
pelaku korupsi)
2. pelaksanaan tindak lanjut tidak secara efektif menghilangkan kejadian korupsi/perilaku koruptif di unit ke
Unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas temuan kejadian korupsi/perilaku koruptif, namun
pelaksanaannya tidak dilakukan oleh orang yang mempunyai kompetensi dan kewenangan serta bebas da
konfilik kepentingan yang ditandai dengan:
1. tindak lanjut yang dilakukan tidak menghilangkan kejadian korupsi/perilaku koruptif di unit kerja
2. tindak lanjut yang dilakukan tidak sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan auditor
3. dokumentasi penyelesaian tindak lanjut tidak disusun secara memadai
Unit kerja tidak menindaklanjuti temuan atas perilaku koruptif yang terjadi di lingkungan kerjanya dan/atau
tidak mempunyai dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelesaian tindak lanjut.
Tindak lanjut dan tindakan korektif atas hasil audit dan investigasi mencerminkan upaya perbaikan yang
memadai yang ditandai dengan
1.Upaya pemulihan kerugian akibat korupsi dijadikan prioritas untuk dilakukan
2.Penegakan sanksi kepada pelaku korupsi dilakukan secara konsisten
3. Hasil investigasi selalu diikuti aksi perbaikan pengendalian
4. adanya evaluasi berkala atas tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa tindakan korektif berfungsi
secara efektif dan kejadian korupsi/perilaku koruptif tidak berulang
Tindak lanjut dan tindakan korektif atas hasil audit dan investigasi mencerminkan upaya perbaikan yang
memadai yang ditandai dengan
1.Upaya pemulihan kerugian akibat korupsi dijadikan prioritas untuk dilakukan
2.Penegakan sanksi kepada pelaku korupsi dilakukan secara konsisten
3. Hasil investigasi diikuti aksi perbaikan pengendalian
Namun belum terlihat adanya evaluasi berkala atas tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa tindakan
korektif berfungsi secara efektif dan kejadian korupsi/perilaku koruptif tidak berulang
Tindak lanjut berupa sanksi yang dikenakan sepadan dengan tindakan korupsi yang dilakukan serta
pengembalian kerugian keuangan negara telah sepadan dengan kerugian yang diderita unit organisasi ata
negara/daerah, namun tidak dilakukan perbaikan pengendalian dan tindak lanjut tidak dilaksanakan sesua
dengan rekomendasi sehingga kejadian korupsi/perilaku koruptif sesuai dengan temuan hasil audit tetap
ditemukan dalam organisasi
Terdapat upaya pengembalian atau pemulihan kerugian keuangan namun:
1. sanksi yang dikenakan tidak sepadan dengan tindakan koruptif yang dilakukan
2. pengembalian kerugian keuangan neara tidak sepadan dengan kerugian yang diderita unit organisasi a
negara/daerah
3. perbaikan pengendalian dan tindak lanjut tidak dilaksanakan
Tidak ada upaya dari unit organisasi maupun unit terkait misalnya unsur penegak hukum terkait dengan
tindakan korupsi/perilaku koruptif
1. pelaku tetap bertugas seperti biasa dan tidak dikenakan sanksi (misalnya penurunan jabatan), denda
maupun kurungan
2. tidak ada pengembalian kerugian keuangan negara yang disebabkan oleh kejadian korupsi
3. laporan hasil investigasi tidak disampaikan kepada pihak penegak hukum
4. kejadian korupsi/perilaku koruptif tetap berjalan dalam organisasi
- Setiap posisi dalam organisasi telah diisi oleh SDM sesuai dengan standar kompetensinya
- Penerapan standar kompetensi telah berhasil meningkatkan kinerja yang memberikan dampak bagi
pencapaian tujuan organisasi
- Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi dapat dihubungkan dengan kompetensi SDM-nya
a. K/L/D melakukan evaluasi untuk meninjau kembali relevansi kebijakan beserta implementasinya dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
2. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan;
b. Pimpinan organisasi terbuka atas masukan dari pegawai dan adaptif terhadap perubahan.
c. Keluhan dari pegawai atas keterbatasan/masalah sumberdaya dukungan pelaksanaan pekerjaan dapat
diatasi.
a. Pimpinan organisasi menerapkan manajemen berbasis kinerja dan mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan.
b. Pimpinan organisasi memberikan keteladanan dalam beretika, berintegritas, ketaatan terhadap perunda
undangan, dan berkinerja secara efektif dan efisien.
c. Pegawai mendukung pimpinan organisasi dengan hadir dan bekerja sesuai dengan ketentuan.
a. Pimpinan organisasi telah memahami substansi dari kebijakan yang telah ditetapkan.
b. Pimpinan organisasi mengarahkan pegawai agar dapat bekerja selaras dengan kebijakan, melalui:
1. Rapat internal.
2. Upacara/apel pagi.
3. Forum diskusi/jam pimpinan.
4. Interaksi informal.
Pimpinan organisasi terlibat dalam penyusunan kebijakan yang mendukung penciptaan lingkungan kerja y
kondusif untuk pencapaian tujuan organisasi, antara lain kebijakan terkait manajemen kinerja, manajemen
keuangan dan aset, manajemen SDM, serta manajemen risiko.
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait
manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan
monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak
terkendala kekurangan dana implementasi ditingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan
strategis K/L/D
b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja serta
strategis K/L/D diisi oleh orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait
manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan
monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak
terkendala kekurangan dana implementasi ditingkat operasional dan strategis unit kerja, namun masih
terkendala kekurangan dana pada tingkat strategis K/L/D dan
b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja diisi ole
orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko serta kurang dari 70% SDM yang menjadi angg
UPR pada tingkat Strategis K/L/D diisi oleh orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko seperti rapat terkait
manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko, implementasi RTP, kegiatan
monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA dan dalam implementasi manajemen risiko tidak
terkendala kekurangan dana implementasi ditingkat operasional dan strategis unit kerja
b. Minimal 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional dan strategis unit kerja diisi ole
orang yang berkompeten dalam bidang manajemen risiko
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko pada tingkat operasi
unit kerja seperti rapat terkait manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko,
implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA secara memadai, nam
belum memadai pada tingkat strategis unit kerja, dan/atau
b. Kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional Unit Kerja diisi oleh orang y
berkompeten dalam bidang manajemen risiko
a. Instansi Pemerintah telah menganggarkan dana implementasi manajemen risiko pada tingkat operasi
unit kerja seperti rapat terkait manajemen risiko, identifikasi dan analisis risiko, penyusunan profil risiko,
implementasi RTP, kegiatan monitoring dan reviu dalam rencana kerja/DPA/DIPA namun belum memad
dan/atau
b. Kurang dari 70% SDM yang menjadi anggota UPR pada tingkat operasional Unit Kerja diisi oleh orang y
berkompeten dalam bidang manajemen risiko
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D dan memberikan dam
bagi pencapaian tujuan organisasi
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
terkait risiko di tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
terkait risiko di tingkat operasional dan strategis unit kerja
Seluruh keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informasi
terkait risiko di tingkat operasional
Sebagian keputusan pimpinan instansi maupun pimpinan unit kerja secara umum menggunakan informas
terkait risiko di tingkat operasional
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencana
UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan
operasional unit kerja secara tepat, telah diukur pencapaiannya, serta dievaluasi pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencana
UPR tingkat strategis K/L/D, seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja, dan seluruh UPR tingkatan
operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencana
seluruh UPR tingkatan strategis unit kerja dan seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara tepat
telah diukur pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada dokumen perencana
seluruh UPR tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Kinerja penerapan manajemen risiko sudah digunakan sebagai indikator kinerja pada sebagian dokumen
perencanaan tingkatan operasional unit kerja secara tepat dan telah diukur pencapaiannya
Anggaran untuk pengelolaan risiko korupsi dialokasikan secara eksplisit dalam dokumen anggaran
Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi ditetapkan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Sarana dan prasarana untuk memastikan kegiatan pengelolaan risiko korupsi berjalan disediakan.
Tidak ditemukan kegiatan antikorupsi yang terhambat karena faktor sumberdaya.
- Anggaran untuk pengelolaan risiko korupsi dialokasikan secara eksplisit dalam dokumen anggaran
- Personil/petugas untuk pengelolaan risiko korupsi ditetapkan dan dalam jumlah dan kualitas yang mema
- Masih ditemukan kegiatan antikorupsi yang terhambat karena faktor sarana dan prasarana yang masih
kurang memadai meskipun sudah ada upaya kompensatif untuk mengatasinya.
- Alokasi anggaran, SDM, dan sarana prasana untuk aktivitas pengelolaan risiko korupsi tidak ada atau sa
kurang
- Kegiatan antikorupsi terhambat secara signifikan karena faktor anggaran, SDM, dan sarana dan prasaran
dan tidak ada upaya kompensatif untuk mengatasi permasalahan.
Sikap antikorupsi dalam penggunaan kuasa dan wewenang diperlihatkan a.l.:
- Memilih kebijakan yang tidak berisiko korupsi
- Mendiskusikan perilaku korupsi internal sebagai pembelajaran
- Terbuka menerima kritikan, masukan, laporan pegawai terkait korupsi
- Tidak membiarkan potensi benturan kepentingan
- Aktif terlibat dalam kegiatan edukatif, internal dan eksternal
- Berinisiatif menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam kegiatan cegah-deteksi-respons
- Sikap antikorupsi termanifestasi dalam keputusan formal dan dipatuhi bawahan.
- Terjadi perubahan nyata pada organisasi dan peningkatan kinerja pelayanan publik.
Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusan sehari-hari, dan
melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta melaksanakan upaya-upaya pengelolaan risiko kor
yang bersifat kemitraan dan kolaboratif dan telah cukup substansial meskipun lingkupnya masih terbatas
(tidak semua kegiatan) dan belum konsisten.
Pimpinan telah mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusan sehari-hari, dan
melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan edukatif, serta melaksanakan kegiatan antikorupsi bekerjasama
dengan lembaga lain tetapi banyak aktivitas masih cenderung seremonial.
Pimpinan tidak mempertontonkan sikap antikorupsi dalam proses pengambilan keputusannya sehari-hari,
tampak dari tidak pernah mendiskusikan risiko korupsi secara terbuka dengan bawahan, dan tidak membu
pilihan kebijakan atas dasar pertimbangan antikorupsi.
Pimpinan tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi antikorupsi baik internal maupun eksternal
Pimpinan cenderung melakukan pembiaran terhadap keberadaan atau potensi perilaku koruptif di unit kerj
sendiri, a.l. membiarkan potensi benturan kepentingan, bersikap negatif terhadap pelapor korupsi, tidak
mengambil tindakan atas informasi perilaku koruptif, dsb.
Pimpinan senantiasa memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan kaidah atau standar etis yang berlaku
organisasi dalam aktivitas sehari-hari (mampu menjadi role model), terbuka mendiskusikan isu etis/ korups
dengan bawahan, konsisten menegakkan norma etis yang berlaku kepada seluruh pegawai, dan memberi
perlakuan yang adil dan seimbang kepada bawahan
Pimpinan telah berupaya memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah atau standar etis yang berlaku d
organisasi dalam aktivitas sehari-hari untuk menjadi role model, cukup terbuka mendiskusikan isu etis/ kor
dengan bawahan dan berusaha mendorong semua bawahan untuk melaksanakan standar etis pada aktiv
sehari-hari di kantor meskipun masih ada sejumlah kekurangan dalam beberapa hal sehingga belum
sepenuhnya konsisten.
Pimpinan telah berupaya memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah/standar etis yang berlaku di
organisasi dalam aktivitas sehari-hari, namun tidak cukup memaksa atau mendorong bawahan bawahan
untuk melaksanakan standar etis yang sama. Masih terdapat bukti adanya pembiaran atas praktik perilaku
yang tidak etis yang dilakukan bawahan serta memberikan perlakuan yang kurang adil dan seimbang kepa
bawahan terkait penegakan norma etis di dalam organisasi.
Pimpinan masih kurang memperlihatkan perilaku sesuai dengan kaidah/standar etis yang berlaku di
organisasi dalam aktivitas sehari-hari, dan tidak mendorong bawahan bawahan untuk melaksanakan stand
etis. Masih terdapat bukti adanya perilaku tidak etis yang dilakukan pimpinan dan/atau pembiaran atas pra
perilaku taketis yang dilakukan bawahan serta perlakuan yang kurang adil dan seimbang kepada bawahan
terkait penegakan norma etis di dalam organisasi.
Pimpinan menjadi pelaku perilaku tidak etis sehingga menjadi contoh yang buruk bagi bawahan. Terdapat
banyak bukti perilaku tidak etis yang dilakukan pimpinan dan/atau pembiaran atas praktik perilaku taketis y
dilakukan bawahan serta perlakuan yang tidak adil dan seimbang kepada bawahan terkait penegakan nor
etis di dalam organisasi.
Perbaikan struktur organisasi dan tata laksana dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan
teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengelola arus data dan informasi dalam menjalanan fungsi-fu
dalam proses bisnis organisasi. sehingga kedudukan fungsi berada di atas struktur.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait struktur organisasi dan tata laksana beserta implementasiny
antara lain dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
b. Terdapat duplikasi fungsi karena struktur yang tidak efektif/efisien;
c. Arus data dan informasi yang tidak handal dalam pelaksanaan proses bisnis;
d. Perubahan lingkungan strategis.
- Struktur organisasi telah ditindaklanjuti dengan implementasi/pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai pro
bisnis;
- Proses bisnis telah dijabarkan dengan SOP
- Organisasi telah menerapkan kebijakan/SOP yang mengatur mengenai hubungan dan jenjang pelaporan
intern/arus data dan informasi.
- Organisasi telah memetakan kebutuhan pegawai untuk mendukung proses bisnis yang diantaranya
mengatur mengenai analisis beban kerja untuk pimpinan dan pegawai.
a. Struktur organisasi dan tata laksana sesuai dengan proses bisnis yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan:
- Ukuran dan sifat kegiatan.
- Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan sentralisasi/desentralisasi organisasi.
- Struktur organisasi harus mampu memfasilitasi arus informasi di dalam instansinya.
b. Struktur organisasi dan tata laksana telah dikomunikasikan dan dipahami.
Adanya struktur organisasi dan tata laksana yang disusun yang mengacu kepada peraturan terkait.
a. Terdapat tools untuk memonitor pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang diberikan secara
berjenjang dan menampung pelaporan atas pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab kepada jenjang d
atasnya.
b. Kemudahan akses memungkinkan pimpinan untuk memberikan teguran/arahan atas pelaksanaan
wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan sebelum menyalahi prosedur yang ditetapkan;
c. penerima manfaat/stakeholder memberikan feedback yang baik atas kecepatan respon organisasi terha
kebutuhan mereka.
Organisasi melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur terkait pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab beserta implementasinya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
d. Menindaklanjuti keluhan/kekurangan kualitas pelaksanaan tugas fungsi yang disampaikan oleh stakeho
a Tugas fungsi dan program/kegiatan telah dilaksanakan dengan menerapkan pendelegasian wewenang d
tanggung jawab sebagaimana diatur dalam kebijakan/prosedur yang ditetapkan;
b. Pihak-pihak yang menerima pendelegasian telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
prosedur dan menyampaikan pelaporan kepada pihak yg memberikan wewenang secara berkala sesuai
kebijakan.
a.Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah
dipahami oleh pegawai yang berkepentingan;
b. Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan stakeholder.
Organisasi memiliki kebijakan/prosedur yang mengatur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab da
pelaksanaan tugas fungsi dan program/kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi
memuat antara lain:
- Prosedur pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab yang didelegasikan;
- Alur hubungan vertikal serta horizontal dan kejelasan ruang lingkung pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab;
- Kewajiban dan pertanggungjawaban pihak yang diberikan wewenang kepada pihak yang memberikan
wewenang.
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan risi
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah lebih dari 90% pejabat dan
di level ini.
C. Terdapat evaluasi atas dampak peningkatan kompetensi dan ketrampilan terhadap kualitas proses dan
hasil manajemen risiko
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan risi
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah lebih dari 90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah lebih dari 90% pejabat;
3. Operasional Kerja/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah lebih dari 90% pejabat dan
di level ini.
A. Kriteria upaya peningkatan kompetensi yang memadai:
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing-masing uni
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;
B. Kriria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan risi
1. Strategis Pemda untuk Eselon I adalah 71%-90% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 71%-90% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah 71%-90% pejabat d
staff di level ini.
A. Kriteria Memadai:
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing2 Unit
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan risi
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah 50% - 70% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah 50% -70% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah 50% -70% pejabat
staff di level ini.
Kriteria belum memadai apabila terdapat parameter point 1-4 dalam kriteria memadai tidak terpenuhi.
Kriteria Memadai:
1. Memiliki program pelatihan/sertifikasi terkait manajemen risiko baik tahunan maupun lima tahunan baik
ditingkat K/L/Pemerintah daerah maupun Unit Kerja/OPD;
2. Unit Kerja/OPD memiliki program in house training tahunan;
3. Instansi Pemerintah telah melaksanakan program pelatihan/sertifikasi tersebut dan dibuktikan dengan
adanya laporan pelatihan dan bukti perolehan sertifikat keahlian (setiap Unit Kerja/OPD terdapat pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian);
4. In House Training telah dilaksanakan setidaknya satu kali dalam satu semester oleh masing2 Unit
Kerja/OPD serta instruktur harus orang yang telah memiliki sertifikat keahlian;
B. Kriteria Output:
Pelatihan dan in house training untuk meningkatkan kompetensi telah dilakukan untuk setiap tingkatan risi
1. Strategis K/L/D untuk Eselon I adalah < 50% pejabat;
2. Strategis Unit Eselon I/OPD untuk Eselon II adalah < 50% pejabat;
3. Operasional Unit Eselon I/OPD untuk Eselon III ke atas sampai dengan staf adalah < 50% pejabat dan
di level ini.
Kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar unit/organisasi/mi
kerja telah dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan.
Adanya kebijakan/prosedur yang mengatur pelaksanaan kerjasama dan mekanisme kerja antar
unit/organisasi/mitra kerja dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kebijakan/prosedur tersebut antara
memuat:
- lingkup dan hasil kerjasama yang diharapkan;
- alur komunikasi dan koordinasi;
- wewenang, tugas, fungsi, hak, dan kewajiban masing-masing pihak;
- ukuran hasil kerjasama dalam rangka mencapai tujuan organisasi masing-masing.
A. Instansi Pemerintah telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko terkait kemitraan, telah dilakukan reviu secara be
dan hasil reviu dijadikan media pembelajaran.
B. Kriteria implementasi adalah sebagai berikut:
1. Terintegrasi apabila penerapan manajemen risiko:
a. Telah menyatu dalam proses perencanaan kegiatan kemitraan;
b. Manajemen risiko diterapkan diseluruh kegiatan kemitraan;
c. Dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
d. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan.
2. Kriteria memadai apabila penerapan manajemen risiko telah dilakukan terhadap semua kemitraan yang memiliki
peran yang penting dalam organisasi.
Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan tersebut telah menjelaskan
bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam pro
perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan
5. Kebijakan tersebut telah direviu secara berkala
Terintegrasi berarti bahwa Kebijakan Manajemen Risiko memiliki kriteria memadai dan dalam kebijakan
tersebut telah menjelaskan bahwa:
1. Penerapan manajemen risiko oleh Instansi Pemerintah telah menyatu/menjadi pertimbangan dalam pro
perencanaan (perumusan target dan strategi pencapaian tujuan Instansi Pemerintah),
2. Manajemen risiko diterapkan diseluruh level organisasi
3. Manajemen risiko dirancang untuk mengelola seluruh risiko yang muncul
4. Menginkorporasikan hasil dari manajemen risiko kedalam dokumen kinerja dan pengambilan keputusan
Belum memadai apabila K/L/D telah memiliki kebijakan terkait manajemen risiko namun belum memenuhi
seluruh kriteria kebijakan yang memadai (hanya memenuhi beberapa parameter yang ada dalam kriteria
memadai)
Sudah Jelas
Kualitas Identifikasi Risiko dan Risk Register yang memadai bila:
1. Proses identifikasi risiko menghasilkan risiko utama dan peluang yang bisa diambil;
2. Seluruh sasaran strategis K/L/D, sasaran strategis unit kerja serta program dan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam penetapan konteks telah diidentifikasi risikonya;
3. Pihak yang terlibat setidakya seluruh pegawai unit kerja yang benar-benar memahami proses bisnis
organisasi;
4. Proses identifikasi telah sesuai dengan kebijakan yang dibuat;
5. Risk register setidaknya memuat hal berikut: a. uraian tujuan/sasaran strategis/kegiatan, b. Indikator
tujuan/sasaran strategis/kegiatan, c. Uraian Risiko, d. Pemilik risiko, e. Uraian dan sumber penyebab, f. Ur
dan pihak yang terdampak;
6. Pernyataan risiko, RTP, penyebab secara umum jelas/dapat dipahami (>90% sampling).
Sudah Jelas
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi
pertimbangan dalam proses perencaan strategis K/L/D dan Unit kerja Eselon I/II/OPD maupun dalam pros
perencanaan operasional unit kerja Eselon I/II/OPD. Proses manajemen risiko juga dilakukan untuk
mengidentifikasi dan memaksimalkan peluang-peluang yang ada serta mendorong adanya inovasi-inovas
Disamping itu, hasil dari proses manajemen risiko menjadi bahan pembelajaran dalam pengambilan
keputusan
Proses manajemen risiko telah melekat (terintegrasi) dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait da
menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan strategis K/L/D, strategis unit kerja, dan operasional un
kerja
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi
pertimbangan dalam proses perencanaan pada strategis unit kerja dan pada operasional unit kerja
Proses manajemen risiko telah terintegrasi dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan menjadi
pertimbangan dalam proses perencaan pada operasional unit kerja serta implementasi dari proses
manajemen risiko ini telah dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
Proses manajemen risiko mulai dihubungkan dengan proses bisnis utama dari unit kerja terkait dan mulai
diterapkan dalam proses perencaan unit kerja. Namun demikian implementasi dari proses manajemen risi
ini belum dilakukan secara konsisten oleh unit kerja.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional u
kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan u
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional u
kerja dan strategis unit kerja secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan u
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
A. Instansi Pemerintah telah melakukan analisis risiko untuk hasil identifikasi risiko di tingkat operasional u
kerja secara memadai yaitu:
1. Telah sesuai dengan kebijakan (termasuk selera risiko dan langkah analisis);
2. Kriteria yang digunakan baik dampak maupun probabilitasnya konsisten antara satu unit kerja dengan u
kerja lain;
3. Proses analisis risiko dilaksanakan setidaknya oleh orang2 yang memiliki kompetensi.
B. Hasil dari proses ini telah menghasilkan tren risiko.
Instansi Pemerintah telah melakukan proses analisis risiko terhadap seluruh risiko operasional unit kerja y
telah diidentifikasi. Namun demikian proses analisis risiko belum dikerjakan secara memadai sesuai denga
kriteria sistematis (sebagaimana disebutkan pada kriteria C)
Analisis hanya dilakukan pada sebagian dari keseluruhan risiko yang teridentifikasi
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit
kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan;
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit k
dan strategis unit kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan;
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas seluruh risiko operasion
unit kerja dan sebagian risiko strategis unit kerja terhadap seluruh hasil analisis risiko yang telah dilakukan
2. Proses evaluasi risiko telah didokumentasikan.
3. Evaluasi risiko dilakukan sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan sebelumnya
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit k
serta telah mendokumentasikan proses evaluasi risiko tersebut evaluasi risiko telah dilakukan terhadap
seluruh hasil analis risiko yang telah dilakukan.
2. Evaluasi risiko yang dilakukan belum sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan
sebelumnya
1. Instansi Pemerintah telah melakukan evaluasi risiko untuk menentukan prioritas risiko operasional unit k
serta telah mendokumentasikan proses evaluasi risiko tersebut namun demikian evaluasi risiko belum
dilakukan terhadap seluruh hasil analis risiko yang telah dilakukan.
2. Evaluasi risiko yang dilakukan belum sesuai dengan kebijakan kriteria risiko yang telah ditetapkan
sebelumnya
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D yang disusun
(sampling) telah relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran
pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja yang disusun (sampling) telah
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, sec
substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko strategis unit kerja yang
disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab
ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realist
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan ya
ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat
mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
<60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja yang disusun (sampling) telah relevan dengan tujuan ya
ingin dicapai, jelas target waktu, penanggung jawab, ukuran pelaksanaan, secara substansi dinilai dapat
mengurangi dampak/menghilangkan penyebab,realistis.
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D (sampling) yang
direncanakan telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja (sampling) yang direncanakan tel
diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja dan <60% RTP terhadap risiko strategis unit kerja (samp
yang direncanakan telah diimplementasikan dan didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
>60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan d
didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
<60% RTP terhadap risiko operasional unit kerja (sampling) yang direncanakan telah diimplementasikan d
didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja, tingkat strategis unit kerja, dan tingkat strategis K/L/D mam
menurunkan level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja dan tingkat strategis unit kerja mampu menurunkan level ris
sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60% dan risiko
tingkat operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60%.
Misalnya terdapat 20 risiko yang yang perlu ditangani (diluar batas risk tolerance), dari 20 risiko tersebut
ternyata terdapat 5 kejadian risiko yang mana 2 kejadian masih dalam batas risk tolerance sedangkan 3
kejadian diluar batas risk tolerance. Maka efektivitas penangan risiko dihitung dengan cara
((20-3)/20)X100%=85%.
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar >60%
RTP untuk risiko operasional unit kerja mampu menurunkan level risiko sebesar <60%.
Seluruh proses manajemen risiko telah dilaksanakan oleh unit organisasi mulai dari identifikasi risiko korup
asesmen risiko korupsi, penyusunan rencana tindak pengendalian, evaluasi pelaksanaan rencana tindak
pengendalian dan pemutahiran risiko korupsi secara berkala.
Asesmen risiko yang dilakukan unit kerja dapat digunakan sebagai bahan penyusunan rencana tindak
pengendalian dan unit kerja secara berkala mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan rencana tindak
pengendalian.
Penilaian risiko korupsi telah dilakukan atas risiko yang diidentifikasi unit organisasi atau unit manajemen
risiko. Peta risiko telah disusun dan rencana mitigasi dan pengendalian risiko korups telah diputuskan nam
belum terdapat evaluasi atas rencana pengandalian risiko tersebut.
Unit kerja telah melakukan identifikasi risiko korupsi namun belum dilakukan penilaian atas risiko tersebut
sehingga belum diketahui risiko mana yang mempunyai tingkat keterjadian dan dampak yang tinggi maupu
yang rendah.
Unit kerja tidak pernah melakukan penilaian risiko korupsi yang dapat digunakan dalam rangka mitigasi ris
dan penyusunan kebijakan.
a. Terdapat perbaikan yang berkelanjutan atas kinerja organisasi, unit kerja, kegiatan, dan pegawai sebag
akibat pelaksanaan reviu kinerja,
b. Reviu kinerja memungkinkan penilaian terhadap tolok ukur kinerja seluruh level pimpinan dan pegawai
dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.
c. Hasil reviu kinerja digunakan pimpinan organisasi dalam penetapan kebijakan pelaksanaan kegiatan,
pengalokasikan sumber daya, dan pertimbangan dalam penilaian kinerja secara individual.
K/L/D melakukan evaluasi atas kebijakan/prosedur reviu kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Dilaksanakan secara berkala;
2. Dilaksanakan untuk menangani residual risk; dan
3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
a. Reviu kinerja telah dilaksanakan secara berjenjang dengan didasarkan pada tolok ukur kinerja yang
ditetapkan,
b. Rekomendasi/arahan pimpinan yang diberikan relevan dengan kendala pencapaian kinerja yang ditemu
dan tepat sasaran,
c. Rekomendasi /arahan pimpinan dilaksanakan,
d. Perbaikan capaian kinerja dapat ditunjukan sebagai akibat pelaksanaan rekomendasi perbaikan.
Pimpinan unit dan pegawai telah mengetahui target kinerja yang harus dicapai dan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan memiliki tolok ukur kinerja dan wajib direviu secara berkala sesuai jenjang tanggung jawabny
Adanya kebijakan/prosedur terkait pelaksanaan reviu kinerja organisasi, unit kerja, kegiatan, dan pegawai
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait pengelolaan sistem informasi beserta implementasinya deng
ketentuan sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
2. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
3. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
4. Perbaikan menghasilkan perbaikan kualitas atas informasi yang dihasilkan.
Seluruh kebijakan/SOP tentang pengelolaan sistem informasi telah diimplementasikan, antara lain:
a. Sistem informasi yang digunakan telah dianalisis kemanfaatannya bagi pencapaian tujuan organisasi;
b. Aset-aset yang berhubungan dengan teknologi informasi telah dipetakan dan dicatat serta dianalisis
kebutuhannya;
c. Struktur organisasi pengelola sistem informasi telah menjalankan proses bisnis yang diatur dengan SOP
d. Kewenangan dan tanggung jawab pengelola sistem informasi dan pengguna sistem informasi dijalanka
sesuai dengan perannya masing-masing.
Unit pengelola dan pengguna sistem informasi memahami prosedur pengelolaan sistem informasi dan
tanggung jawab sesuai dengan perannya masing-masing.
Adanya kebijakan pengelolaan sistem informasi yang antara lain mempertimbangkan:
a. Risiko penggunaan sistem informasi;
b. Prosedur otorisasi atas sistem informasi;
c. Penetapan aset teknologi informasi yang perlu dikelola dan rencana penyusunan kebijakan dan prosedu
teknologi informasi;
d. Penetapan struktur organisasi untuk mengelola sistem informasi (termasuk program pengamanan);
e. Kebijakan dan prosedur pemisahan fungsi dalam pengelolaan sistem informasi; dan
f. Pedoman rencana kontinjensi (contingency plan).
Perbaikan berkelanjutan atas pengelolaan aset didukung dengan sistem pengendalian atas aset yang
terintegrasi dan menghasilkan aset yang tersedia secara optimal dalam mendukung kinerja organisasi; an
lain ditunjukan dengan kondisi:
a. tidak terdapat aset dengan kondisi rusak baik ringan maupun berat;
b. tidak terdapat keluhan atas penggunaan aset oleh pengguna;
c. tidak terdapat aset pribadi yang digunakan untuk keperluan organisasi akibat keterbatasan aset.
K/L/D melakukan evaluasi atas K/SOP terkait pengendalian fisik atas aset beserta implementasinya denga
ketentuan sebagai berikut:
a. Telah dilaksanakan evaluasi berkala;
b. Evaluasi dilaksanakan untuk menangani residual risk;
c. Tindak lanjut atas hasil evaluasi telah dilaksanakan.
d. Evaluasi meningkatkan kepuasan penggunaan aset oleh pengguna aset dalam mendukung pencapaian
kinerja.
Kebijakan/SOP tentang pengelolaan aset disampaikan kepada seluruh pejabat dan sebagian besar pegaw
serta pihak lain yang berkepentingan (eksternal).
a. Adanya kebijakan mengenai aset yang memuat antara lain perencanaan kebutuhan dan penganggaran
pengadaan, pengunaan, pemanfaatan, pengamanan, dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan pengawasan dan pengendalian.
b. Kebijakan pengelolaan aset mempertimbangkan identifikasi, pengamanan, dan rencana pemulihan sete
bencana (disaster recovery plan).
Perbaikan berkelanjutan atas kebijakan/prosedur penetapan indikator dan ukuran kinerja menghasilkan
pencapaian tujuan organisasi.
a. K/L/D telah melaksanakan reviu secara berkala terhadap kebijakan/prosedur penetapan indikator dan
ukuran kinerja dari organisasi, unit kerja, kegiatan, sampai dengan pegawai.
b. Hasil reviu telah ditindaklanjuti dengan perbaikan perumusan indikator dan ukuran kinerja.
c. Indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan mencapai kriteria tepat dan andal.
Indikator dan ukuran kinerja direviu dan divalidasi secara periodik atas ketepatan dan keandalan ukuran d
indikator kinerja.
Setiap tingkatan pada organisasi sampai dengan individu telah memahami prosedur penetapan indikator d
ukuran kinerja terutama unit/pegawai yang menjalankan fungsi perencanaan kinerja namun belum
sepenuhnya tepat dan andal.
Adanya kebijakan/prosedur sebagai pedoman penetapan atas indikator dan ukuran kinerja untuk tingkat u
kegiatan, sampai dengan individu dan memuat bagaimana pimpinan melaksanaan reviu atas ketepatan
indikator dan ukuran kinerjanya.
- Pemisahan fungsi telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis
- Pemisahan fungsi secara efektif mampu memitigasi risiko kolusi dan penyalahgunaan wewenang
- Pemisahan fungsi mampu membuat pelaksanaan program dan kegiatan lebih efektif dalam mencapai tuj
organisasi
Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan:
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
- Pemisahan fungsi dilaksanakan sesuai ketentuan (struktur organisasi, peraturan/keputusan, SOP, petunj
teknis/petunjuk pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain)
- Pemisahan fungsi dilaksanakan baik pada kegiatan yang terkait dengan keuangan
(penerimaan/pengeluaran) maupun kegiatan teknis operasional organisasi
- Pemisahan fungsi dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
- Kebijakan telah dipahami oleh penanggungjawab pengelolaan keuangan/kegiatan
- Kebijakan telah dikomunikasikan kepada pimpinan (struktural) dan pegawai
Kebijakan telah mengatur:
- Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian telah dipisahkan di antara pegawai berbeda yan
terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran dan penerimaan dana, re
dan audit, penyimpanan dan penanganan aset
- Pelimpahan tugas dan kewenangan secara sistematik ke sejumlah orang untuk memastikan terdapat pro
check and balances
- Proses pembatasan akses telah mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis
- Proses pembatasan akses secara efektif mampu memitigasi risiko penggunaan secara tidak sah dan
penyalahgunaan wewenang
- Menghasilkan zero significant fraudulent/dangerous intrusion
Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan:
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
- Pencatatan dilaksanakan sesuai ketentuan (peraturan/keputusan, SOP, petunjuk teknis/petunjuk
pelaksanaan, dan/atau kebijakan lain)
- Pembatasan akses dilaksanakan baik pada sumber daya yang dimiliki organisasi maupun terhadap
pencatatan atas sumber daya tersebut
- Pembatasan akses dilakukan dengan mempertimbangkan nilai aset, kemudahan dipindahkan, dan
kemudahan ditukarkan
- Pembatasan akses direviu secara periodik
- Pembatasan akses dilakukan sebagai upaya untuk menangani risiko yang disebabkan kelemahan
alur/prosedur
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah memenuhi
ekspektasi stakeholder;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) telah memenuhi ekspektasi stakeholde
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) telah memenuhi ekspektasi stakeho
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan telah dievaluasi d
ditindaklanjuti sehingga:
a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) telah dievaluasi dan ditindaklanjuti
sehingga:
a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) telah dievaluasi dan ditindaklanjuti
sehingga:
a. Jelas klasifikasi informasi;
b. Jelas prosedur pengelolaan informasi;
c. Disajikan tepat waktu, andal, dan relevan.
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secara
lengkap dan mudah diakses;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap dan mudah
diakses;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap dan mudah
diakses.
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan tersedia secara
lengkap, namun tidak mudah diakses;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) tersedia secara lengkap, namun tidak
mudah diakses.
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) tersedia secara lengkap, namun tida
mudah diakses
- Informasi produk, standar, prosedur layanan/pelaksanaan tugas fungsi dan pengaduan belum tersedia
secara lengkap;
- Informasi layanan internal (keuangan, kepegawaian, umum, dsb) belum tersedia secara lengkap;
- Informasi manajemen kinerja (rencana kinerja, capaian kinerja, dsb) belum tersedia secara lengkap;
Perbaikan berkelanjutan antara lain berdampak pada peningkatan kinerja, perbaikan pelayanan publik, da
kepuasan stakeholder.
Kebijakan dan implementasi telah dievaluasi dengan ketentuan:
- Berkala
- Terdokumentasi
- Dilakukan untuk menangani residual risk
- Hasil evaluasi telah ditindak lanjuti
- Perbaikan telah menghasilkan kinerja yang lebih baik
Sudah Jelas
Sudah Jelas
Sudah Jelas
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja, strategis unit kerja, dan strategis K/L/D
menunjukan pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja dan strategis unit kerja menunjukan pengetahu
akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja dan <60% pada tingkat strategis unit kerja
menunjukan pengetahuan akan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan
>60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan
<60% pegawai sample pada tingkat operasional unit kerja menunjukan pengetahuan akan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD, dan stra
Unit Kerja/OPD telah dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi
sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya dan dijadikan bahan pembua
keputusan oleh pihak-pihak tersebut serta menjadi bahan pembelajaran dan inovasi bagi K/L/D
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD, dan stra
Unit Kerja/OPD telah dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi
sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya dan dijadikan bahan pembua
keputusan oleh pihak-pihak tersebut.
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD, strategis
Unit Kerja/OPD dan strategis K/L/D telah dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam
rencana komunikasi sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya.
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD dan strat
Unit Kerja/OPD telah dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi
sebagaimana tertuang dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya.
Komunikasi Register risiko dan rencana tindak pengendalian tingkat operasional Unit Kerja/OPD tidak
dilakukan kepada semua pihak yang telah diidentifikasi dalam rencana komunikasi sebagaimana tertuang
dalam dokumen RTP yang telah disusun sebelumnya.
- Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal
- Intensi whistleblowing pada pegawai tinggi.
- Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) sangat positif.
- Pegawai mempersepsi saluran pelaporan terpercaya (laporan ditindaklanjuti).
- Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor terpercaya
- Ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
- Evaluasi dan perbaikan atas sistem whistleblowing telah dilakukan secara berkala
- 'Pegawai memahami keberadaan saluran whistleblowing internal
- Intensi whistleblowing pada pegawai cukup tinggi.
- Sikap pegawai terhadap tindakan pelapor (whistleblower) positif.
- Pegawai mempersepsi saluran pelaporan terpercaya (laporan ditindaklanjuti).
- Pegawai mempersepsi perlindungan pelapor terpercaya
- Ada bukti saluran pelaporan berfungsi dan dimanfaatkan pegawai/stakeholder.
- Tidak ada evaluasi berkala dan perbaikan secara berkelanjutan atas sistem whistleblowing
- Telah dilakukan evaluasi terhadap upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas
fungsi yang menghasilkan perbaikan.
Contohnya: melalui evaluasi kepuasan layanan, survei citra instansi di mata stakeholder
- Telah dilakukan evaluasi terhadap upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu neg
yang menghasilkan perbaikan
- Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatka
kepercayaan publik/stakholder telah dilakukan secara terstruktur dan berkala;
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif telah dilakukan secara terstruk
dan berkala;
- Seluruh pegawai telah memahami visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan prioritas secara terstruk
dan berkala;
- Seluruh pegawai telah memahami risiko dan kegiatan pengendalian.
- Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatka
kepercayaan publik/stakholder telah dilakukan;
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif telah dilakukan;
- Telah dilakukan pengkomunikasian pengarahan tentang visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan
prioritas namun belum dilakukan secara terstruktur dan berkala;
- Telah dilakukan komunikasi terkait risiko dan kegiatan pengendalian namun belum dilakukan secara
terstruktur dan berkala.
- Upaya promosi/sosialisasi tentang produk/layanan/ pelaksanaan tugas fungsi dalam rangka meningkatka
kepercayaan publik/stakholder belum dilakukan;
- Upaya komunikasi dengan publik/stakeholder untuk mengatasi isu negatif belum dilakukan;
- Telah dilakukan pengkomunikasian pengarahan tentang visi, misi, tujuan, sasaran strategis, fokus dan
prioritas namun belum terstruktur dan berkala;
- Telah dilakukan komunikasi terkait risiko dan kegiatan pengendalian namun belum terstruktur dan berkal
a. Pemantauan atas pelaksanaan pengendalian telah efektif mengurangi dampak dan frekuensi keterjadia
risiko;
b. Terdapat sistem informasi terintegrasi untuk memantau pengendalian untuk seluruh proses bisnis secar
realtime.
c. Pemantauan kinerja digunakan sebagai dasar dalam reward and punishment;
d. Didukung oleh sistem informasi pemantauan kinerja yang terintegrasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan pemantauan kinerja individu
membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan dilakukan pada seluruh aktivitas pengendalian.
Pemantauan dilaksanakan:
a. Secara berkala;
b. Pemantauan menilai pelaksanaan pengendalian (membandingkan rencana tindak pengendalian denga
pelaksanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan);
c. Hasil pemantauan dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan pemantauan kinerja individu
membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Pemantauan atas kinerja K/L/D, unit level I, unit level II, unit level III dan pemantauan kinerja individu
membahas:
a. Capaian pelaksanaan rincana aksi;
b. Hambatan;
c. Rencana ke depan.
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses
manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) untuk semua risiko operasional unit kerja, strategis unit kerja, strategis K/L/D
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses
manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) tetapi hanya atas risiko operasional unit kerja dan strategis unit kerja
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses
manajemen risiko telah direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) tetapi hanya atas risiko operasional unit kerja
Kebijakan, framework, metode, tahapan, proses, dan praktik yang dijalankan terkait dengan proses
manajemen risiko belum direviu oleh pihak internal dari Instansi Pemerintah (oleh APIP maupun komite
manajemen risiko) dan hanya atas sebagian risiko operasional unit kerja
Memadai berarti:
1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring seluruhnya telah ditindaklanjuti.
8. Terdapat implementasi perbaikan atas hasil monitoring
Memadai berarti:
1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.
Memadai berarti:
1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.
Memadai berarti:
1.Telah ada langkah Monitoring sesuai kebijakan;
2. Monitoring dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sesuai kebijakan;
3. Monitoring dilakukan oleh unit kepatuhan dan dilaksanakan minimal satu kali per semester atau sesuai
dengan kebutuhan;
4. Proses dan hasil Monitoring telah didokumentasikan;
5. Monitoring sepenuhnya dilakukan terhadap:
a. implementasi pengendalian;
b. kejadian risiko (termasuk mekanisme dan implementasi pelaporan segera);
c. Memantau pelaksanaan tiap tahapan pengelolaan risiko.
6. Hasil monitoring menunjukkan kondisi yang baik;
7. Hasil Monitoring sebagian telah diditindaklanjuti.
Memadai berarti:
1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar yang merujuk pada best practice;
2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan sesuai dengan pedoman;
3. Reviu dilakukan oleh APIP minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta resp
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian besar kondisi yang ada telah sesuai dengan standar dan kebijakan s
dapat disimpulkan baik;
7. Hasil reviu sebagian besar telah diditindaklanjuti.
Memadai berarti:
1.Telah ada pedoman reviu yang terstandar;
2. Reviu dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan pedoman yang terstandar;
3. Reviu dilakukan oleh APIP dan dilaksanakan minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta resp
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian besar kondisi yang ada telah sesuai dengan standar dan kebijakan s
dapat disimpulkan baik;
7. Hasil reviu sebagian besar telah diditindaklanjuti.
Cukup memadai berarti:
1. Reviu dilakukan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan;
2. Belum ada pedoman reviu yang terstandar
3. Reviu dilakukan oleh APIP dan dilaksanakan minimal satu kali per tahun;
4. Proses dan hasil reviu telah didokumentasikan;
5. Reviu dilakukan untuk mereviu rencana dan implementasi pengendalian serta kejadian risiko serta resp
yang dilakukan
6. Hasil reviu menunjukkan sebagian kondisi yang ada sesuai dengan standar dan kebijakan;
7. Hasil reviu sebagian kecil ditindaklanjuti;
Cara Hasil Pengujian terkait Tujuan 4 SPIP (Ketaatan pada Peraturan Perundang-unda
Pengujian
Satker/OPD 1 Satker/OPD 2 Satker/OPD…. (n)
Uraian Hasil Y/T Uraian Hasil Y/T Uraian Hasil
Pengujian Pengujian Pengujian
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Belum
….. ….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah T Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O T T
W/D/O T T
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
W/D/O Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah Y Bahwa ….. Telah …..
….. …..
an Perundang-undangan) Kesimpulan
Akhir Hitung Skor
Satker/OPD…. (n) Y/T
Y/T
3 3
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
2.7142857 3
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
T T 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
T T 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T 0
T T 0
Y Y 1
Y Y 1
Y Y 1
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T Y
Y Y
Y Y
2.66666667
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
2.8
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
3
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y
2.5
T T
T T
T T
Y Y
Y Y
T T
T T
Y Y
Y Y
Y Y