Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

RANCANGAN FORMULA
PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
“KRIM”

OLEH :

NAOMI YULIA FAHRANI O1A118131


NOVIA NUR AZIZAH PUTRI O1A118132
RAHMAWATI ADE O1A118133
VIRA CINDI CINDIKIA O1A118135
MUH. MUADZ ABDI O1A118136
WIRHAMSAH AL RAMADAN O1A118137
DWI ARINI JUFRI O1A118138
FIRMAN OKTIVENDRA O1A118139
SERLY O1A118140
INTANIA MAGFIRAH AKHWAT O1A118141
NURARIFKA RAHMA O1A118142
SITI AISYA ZULFIKAR O1A118143
WA ODE LIZA ELFARINI RERE O1A118144
EVA NOVIA FAJRIANI O1A118145
ALYA DWI MEISTYKA SARI O1A118146
NUR USWATUN HASANAH O1A118147
SINDRI LENIZAH HANAFI O1A118148
YESSY ANALIPU O1A118149
MEININGRUM SRIWULAN SAREWO O1A118150
NUR ANNISA O1A118151

KELAS : I

DOSEN : VICA ASPADIAH, S.Farm., M.S.Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KEDARI
2020
RANCANGAN FORMULA
“KRIM”

A. Formulasi Asli

R/ Asam Salisilat

B. Rancangan Formulasi

Dalam 20g Celcitic® mengandung :

Asam salisilat 0,6g

Asam stearat 15%

Vaselin alba 8%

Cera alba 2%

TEA 1,5%

Propilen glikol 8%

Aquadest ad 100%

C. Master Formula

1. Nama Produk : Celcitic®

2. Jumlah Produk : 10 tube

3. Tanggal Formulasi : 21 Desember 2020

4. Tanggal Produk : 22 Desember 2021

5. No. Registrasi : DBL2011300329A1

6. No. Batch : D020294


Keterangan :

No. Registrasi Artinya

D Nama Dagang

B Golongan Obat Bebas

L Kode Produksi dalam negeri /Lokal

20 Tahun Persetujuan obat

113 No. Urut Pabrik

003 No. Urut obat yang disetujui untuk masing-masing


pabrik

29 Sediaan Krim

A Kekuatan obat pertama disetujui

1 Kemasan pertama

Keterangan :

No. Batch Artinya

DO Tahun kemasan

20 Tahun produksi
29 Penamaan sediaan farmasi

4 Urutan produksi

NO Kode Nama bahan Fungsi Perdosis Perbatch


bahan (20 mg)

1. A001 Asam salisilat Zat aktif 0,6 mg 6g

2. A002 Asam stearat Emulsifying 15% 15%


agent, basis

3. A003 Vaselin alba Basis, emolient 8% 8%

4. A004 Cera alba Stabilizing 2% 2%


agent

5. A005 TEA Alkalizing 1,5% 1,5%


agent,
pengemulsi

6. A006 Propilen glikol Co-solvent 0,5% 5%

7. A007 Aquadest Pelarut Ad 100% Ad 100%

D. Alasan Pemilihan Bentuk Sediaan

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air (Dirjen POM, 2020).
Krim adalah emulsi setengah padat yang kurang kental dan lebih ringan dari
salep. Krim dianggap memiliki daya tarik estetika yang lebih tinggi karena
karakternya yang tidak berminyak, kemampuan untuk menghilang ke dalam kulit saat
digosok, dan kemampuan untuk menyerap kotoran serosa dari lesi kulit (Allen,
Nicholas, dan Howard, 2011).

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang memiliki satu atau lebih
bahan obat yang terlarut atau terdispersi kedalam basis yang cocok. Keuntungan
sediaan krim antara lain lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada
wajah tidak lengket dan mudah dicuci dengan air (Rabima dan Marshall, 2017).

E. Alasan Pemilihan zat Aktif

"# Asam salisilat

Asam salisilat merupakan bahan keratolitik tertua. Memiliki efek keratolitik, bahan
ini juga memiliki anti inflamasi, analgesik, bakteriostatik, fungistatik, dan tabir surya.
Asam salisilat telah teruji dalam terapi berbagai penyakit kulit dan kerusakan kulit
akibat sinar matahari (Feladita, Agustina, dan Puji, 2019).

Asam salisilat adalah obat topikal murah yang digunakan sebagai bahan penting
dalam banyak produk perawatan kulit yaitu untuk pengobatan jerawat, psoriasis,
kapalan, kutil, ketombe, dan masalah kulit lainnya. Asam salisilat bekerja sebagai
keratolitik, komedolitik dan sebagai bakteriostatik, membuka pori-pori yang
tersumbat (Fatmawati dan Lina, 2017).

Asam salisilat merupakan zat anti jerawat sekaligus keratolitik yang lazim
diberikan secara topikal. Kadar Asam salisilat yang boleh digunakan tidak lebih dari
2% (Hadisoebroto dan Senadi, 2019).

2. Efek Farmakologi

Bekerjanya dengan memecah struktur desmosom pada korneosit dengan cara


menghilangkan ikatan kovalen lipid intraselular disekitar keratinosit (Hadisoebroto
dan Senadi, 2019).

Asam salisilat bekerja sebagai pelarut organik dan menghilangkan ikatan kovalen
lipid interselular yang berikatan dengan cornified envelope di sekitar keratinosit.
Mekanisme kerja zat ini adalah pemecahan struktur desmosom yang menyebabkan
disintegrasi ikatan antar sel korneosit (Feladita, Agustina, dan Puji, 2019).
F. Alasan Pemilihan Zat Tambahan

1. Propilen glikol

Propilen glikol tergolong dalam alkohol yang dapat berfungsi sebagai


pembawa, pelarut, dan bahkan peningkat penetrasi bahan obat ke dalam kulit (stratum
korneum) (Qisti, Dwi dan Viddy, 2018).
Propilenglikol digunakan sebagai kosolven untuk melarutkan ekstrak dan
sebagai humektan. Konsentrasi yang digunakan adalah 10% dan masih masuk ke
dalam rentang penggunaan antara 5- 80% (Nurdianti dan Ira, 2016).

2. Aquades

Air banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam
pengolahan, formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan aktif farmasi (API) dan
zat antara, serta reagen analitik (Rowe, Paul, dan Marian, 2009).

3. Cera Alba

Cera alba memiliki fungsi sebagai stabilisator emulsi dalam sediaan krim (Ayu
dan Yetti, 2016).

4. Vaselin Album

Vaselin album berfungsi sebagai pelicin dalam sediaan krim (Ayu dan Yetti,
2016).

5. Asam Stearat
Salah satu bahan yang biasa digunakan sebagai emulgator dalam sediaan krim
adalah asam stearat. Asam stearat digunakan dalam krim yang mudah dicuci dengan
air, sebagai zat pengemulsi untuk memperoleh konsistensi krim tertentu serta untuk
memperoleh efek yang tidak menyilaukan pada kulit (Hasniar, Yusriadi, dan Akhmad,
2015).

6. TEA (Trietanolamin)
Trietanolamin (TEA) mempunyai rumus molekul C6H15NO3 dengan bobot
molekul 149,188 g/mol, berfungsi sebagai agen pengalkali, juga sebagai agen
pengemulsi (Rahman, Ika, dan Binar, 2013).
G. Uraian Zat aktif

Asam Salisilat (Ditjen POM, 2020 : 193)

Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM

Nama lain : Asam salisilat (Salicylic Acid)

RM / BM : C7H6O3 / 138,12 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk


halus putih;

rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis


warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat
alami dapat berwarna kekuningan atau merah muda dan
berbau lemah mirip mint.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzen,larut dalam air

mendidih;mudah larut dalam etanol dan dalam eter; agak


sukar larut dalam kloroform.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik.

H. Uraian Zat Tambahan

1) Asam Stearat (Ditjen POM, 1979 : 57-58 Rowe et al., 2009)

Nama resmi : ACIDUM STEARICUM

Nama lain : Asam stearate


Pemerian : Zat padat keras mengkilat, putih atau kuning pucat,mirip
lemak lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagianetanol


(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3
bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebaga emulsifying agent

2) Vaselin Alba (Ditjen POM, 2020 : 1771)

Nama Resmi : VASELIN PUTIH

Nama Lain : Vaselin alba, Vaselin putih (white Vaseline)

Pemerian : Putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan


dalam

lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0º.

Kelarutan : Tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzen, dalam
karbon

disulfida, dalam kloroform, dan dalam minyak terpentin; larut


dalam eter, dalam heksana, dan umumnya dalam minyak
lemak dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam etanol
dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3) Cera Alba (Ditjen POM, 2020 : 1084)

Nama Resmi : CERA ALBA


Nama Lain : Malam Putih

Pemerian : Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam


keadaan

lapisan tipis; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot
jenis lebih kurang 0,95.

Kelarutan : Tidaklarut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin.
etanol

mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari


mirisin,yang merupakan kandungan malam putih. Larut
sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzen dingin dan
dalam karbon disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30°
larut sempurna dalam benzen, dan dalam karbon disulfida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4) Trietanolamin (Ditjen POM 1979 : 162 dan Rowe,dkk.,2009)

Nama Resmi : TRIETHANOLAMINE

Nama Lain : trietanolamin

Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah
mirip amoniak, higroskopis

Kelarutan : mudah larut dalam air dan daalm etano (95%) P, larut
dalam kloroform P

Kegunaan : Sebagai emulsifying agent

5) Propilen Glikol (Ditjen POM, 2020 : 1446)

Nama Resmi : PROPYLENE GLYCOL


Nama lain : Propilen Glikol

RM /BM : C3H8O2 / 76,09 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak
berbau;

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan

larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak


dapat bercampur dengan minyak lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutip rapat.

6) Aquades (Ditjen POM RI, 1979 : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILATA


Nama Lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai pelarut.
I. Perhitungan
a. Perdosis
Asam salisilat 0,6 g

Asam stearat 15%

15% x 20 g = 3 g

Vaselin alba 8%

8 % x 20 g = 1,6 g

Cera alba 2%

2 % x 20 g = 0,4 g

TEA 1,5 %

1,5 % x 20 g = 0,3 g

Propilen glikol 8%

8 % x 20 g = 1,6 g

Aquadest 100% - (3% + 15% + 2% + 8% + 1,5% + 8%)


100% - 37,5%
62,5%
62,5 / 100 x 100 mL
62,5 mL
b. Perbatch
Asam salisilat 0,6 x 20 = 3 gram
Asam stearat 3 x 20 = 60 gram
Vaselin alba 1,6 x 20 = 8 gram
Cera alba 0,4 x 20 = 2 gram
TEA 0,3 x 20 = 6 gram
Propilen glikol 1,6 x 20 = 8 gram
Aquades
J. Cara Kerja
• Bahan-bahan fase minyak (asam stearat, cera alba, vaselin album, TEA, propilen

glikol, dicampur bersama-sama dalam mortir/cawan petri sambil diaduk konstan pada
suhu 70oC (titik leleh asam stearat).
• Bahan-bahan fase air (asam salisilat dan aquades) dicampur bersama-sama dan
dipanaskan pada suhu yang sama seperti fase minyak dan dengan pengadukan yang
konstan (campuran fase air).
• Campuran fase air ditambahkan setetes demi setetes ke dalam fase minyak dengan
pengadukan yang konstan.
• Kemudian dicampurkan semuanya bersama-sama antara fase air dan fase minyak
dicampurkan bersama dalam mortir hangat kemudian diaduk pelan-pelan hingga
panasnya mulai mendingin entah panas dari mortir ataupun bahannya. Setelah dingin
barulah terbentuk krim + vinising krim.

K. Evaluasi Sediaan
• Uji Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang diamati secara visual .
Spesifikasi krim yang harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi lembut, warna sediaan
homogen, dan baunya harum.

• Uji Homogenitas Fisik


Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan kering
sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemudian ditutup dengan kaca preparat (cover
glass). Krim dinyatakan homogen apabila pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim
mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak menggumpal.

• Uji pH
Pemeriksaan pH menggunakan alat pH meter yang dikalibrasi menggunakan larutan
dapar pH 7 dan pH 4. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim, jarum pH meter
dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum dicatat.
Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 6,0 – 7,0.

• Uji Daya Sebar


Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca tersebut diletakkan 0,5 g krim,
kemudian ditutup dengan kaca transparan dan dibiarkan selama ± 5 detik untuk mendapatkan
berapa diameter daerah yang terbentuk. Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan beban
diatas kaca transaparan tersebut beban 50, 100, 200, dan 500 g dan diamati diameter daerah
yang terbentuk. Spesifikasi sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah dan merata.

• Uji Daya Lekat


Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara krim diletakkan pada satu sisi kaca
objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk mengikat beban. Kemudian
ditempelkan pada kaca objek yang lain. Beban yang digunakan adalah 50 g. Kemudian
diamati waktu yang dibutuhkan beban tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.

• Uji Stabilitas Suhu


Krim disimpan pada suhu kamar 28±2 ˚C serta suhu tinggi 40±2 ˚C. Selama
penyimpanan tersebut dilakukan pengamatan organoleptis, homogenitas fisik serta perubahan
fisik pada minggu ke-1, 2, dan 3. Spesifikasi sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa
ada perubahan organoleptis, pH dan homogenitasnya.

L. Kemasan

a. Kemasan Primer
b. Kemasan Sekunder

c re a m
C E L C I T I C ®
Asam salisilat
20 g
cara penggunaan :
dioleskan tipis-tipis
indikasi
mengatasi masalah jerawat

cream
C E L C I T I C
Asam salisilat
®
Reg. DBL2011300329A1

PERHATIAN:
hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya
EFEK SAMPING
dermatitis, urtikaria,reaksi hipersensitif dan iritasi kulit
PENYIMPANAN :
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahay matahari

M. Brosur
N. Etiket
Apotek Cahaya Farma

Jl. Aglonema No. 3 Tlp. (0401) 6320945


Apoteker : Apt. Rahmawati Ade, S.Farm
SIPA : O1A118133
No. Resep : 04 Tanggal. 21 Des 2020
Nama : Lily
Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 5
Dioleskan tipis-tipis
OBAT LUAR
“ Semoga Lekas Sembuh”
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., Nicholas G.P., dan Howard C.A., 2011, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems, 9th Edition, Lippincott Williams & Wilkins :
Philadelphia.

Ayu, M., dan Yetti O., 2016, PENGARUH CERA ALBA DAN VASELIN ALBUM
TERHADAP SIFAT FISIS KRIM EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper
Crocatum), CERATA Journal of Pharmacy Science.

Dirjen POM, 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.

Ditjen POM RI. 1979. Farmakope Indonesi edisi III.Jakarta: Depkes RI

Fatmawati, F., dan Lina H., 2017, VALIDASI METODE DAN PENENTUAN KADAR
ASAM SALISILAT BEDAK TABUR DARI PASAR MAJALAYA,
Educhemia, Vol. 2(2).

Feladita, N., Agustina R., dan Puji S., 2019, PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
PADA KRIM WAJAH ANTI JERAWAT YANG DIJUAL BEBAS DI
DAERAH KEMILING MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS, Jurnal Analisis Farmasi, Vol. 4(2).

Hasniar, Yusriadi, dan Akhmad K., 2015, FORMULASI KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK
DAUN KAPAS (Gossypium sp.), GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1(1).

Hadisoebroto, G., dan Senadi B., 2019, Penetapan Kadar Asam Salisilat pada Krim Anti
Jerawat yang Beredar di Kota Bandung dengan Metode Spektrotometri Ultra
Violet, J. Kartika Kimia, Vol. 2(1).
Nurdianti, L., dan Ira R., 2016, UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK DAUN
MANGGA (Mangifera indica L) Terhadap DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazil), Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, Vol. 16 (1).

Qisti, B.W.K., Dwi N., dan Viddy A.R., 2018, Optimasi Propilen Glikol dan Etanol sebagai
Peningkat Penetrasi Ibuprofen dalam Sediaan Gel dengan Metode Simplex
Lattice Design, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 6(1).

Rabima dan Marshall, 2017, UJI STABILITAS FORMULASI SEDIAAN KRIM


ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DARI BIJI MELINJO (Gnetum
gnemon L.), Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, Vol. 2(1).

Rahman, A.G., Ika Y.A., dan Binar A.D., 2013, FORMULASI LOTION EKSTRAK
RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb) DENGAN VARIASI
KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR DAN UJI
IRITASINYA, Pharmacy, Vol. 10(1).

Rowe, R.C., Paul J.S., dan Marian E.Q., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipients,
Pharmaceutical Press : USA.

Anda mungkin juga menyukai