Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI EVALUASI

SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID

“ SHAMPOO ”

Disusun oleh:
Eva Rofiah (201FF03072)
Seli Andini (201FF03073)
Sheery Meydina (201FF03074)
Mia Oktavia (201FF03075)
Salsa Davincy (201FF03076)
Julia Fauzia (201FF03077)
Jajang Muhammad (201FF03078)
Nundu Muhammad (201FF03079)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2022
I. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui formula pembuatan shampoo beserta fungsi tiap zatnya
b. Mengetahui evaluasi sediaan shampoo
c. Mampu membuat sediaan shampoo seperti yang beredar di pasaran
II. Regulasi Sediaan
A. Golongan Obat
Peraturan Kepala BPOM RI NO.HK.03.1.23.12.11.10689 tahun 2011 tentang
bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu yang dapat diproduksi oleh industri
kosmetika yang memiliki izin produksi golongan B. BAB 1 Ketentutan Umum
Pasal 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan kosmetika adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan
membrane mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah,
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.
B. Aturan penandaan golongan obat
Peraturan Kepala BPOM RI NO.HK.03.1.23.12.10.12459 Tahun 2010 Tentang
Persyaratan Teknis Kosmetika Bagian Ke-4 Persyaratan Penandaan Pasal 5.
1) Penandaan harus berisi keterangan mengenai kosmetika secara lengkap,
obyektif, dan tidak menyesatkan.
2) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
a. Dapat berbentuk tulisan, gambar, warna, atau kombinasi antara atau
ketiganya atau bentuk lainnya yang disertakan pada kosmetika atau
dimasukkan dalam kemasan sekunder atau merupakan bagian dari
kemasan primer dan/atau kemasan sekunder; 
b. Harus berisi informasi yang lengkap dengan mencantumkan informasi
tentang kemanfaatan, hal yang harus diperhatikan berupa cara
penggunaan, peringatan danefek yang tidak diinginkan, jika ada;
c. Harus berisi informasi yang obyektif dengan memberikan informasi
sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat
keamanan dankemanfaatan kosmetika;
d. Harus berisi informasi yang tidak menyesatkan dengan memberikan
informasi yang jujur, akurat, bertanggung jawab, dan tidak boleh
memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan; dan
e. Tidak boleh berisi informasi seolah-olah sebagai obat
III. Preformulasi
 Zat aktif
1. Aloe vera
- Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab.
- Kelarutannya : dapat bercampur dengan air, aseton, kloroform, larut dalam
eter dalam beberapa minyak lemak
- Kegunaan : dapat membantu membersihkan kulit kepala sehingga lebih
banyak nutrisi yang dapat menembus folikel rambut, membantu rambut
tumbuh lebih cepat dan lebih efisien. Enzim proteolytic di dalamnya juga
membantu memperbaiki sel kulit mati di kulit kepala.
 Zat tambahan
1. Na Lauril Sulfat
- Pemeriannya : berwarna putih/ kuning muda, kristal, serbuknya lembut,
menyerupai sabun, rasanya pahit.
- Kelarutan : mudah larut dalam air, dapat membentuk utanopaselen, hampir
tidak dapat larut dalam kloroform dan eter.
- Fungsi : Na lauril sulfat merupakan surfaktan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pembasahan dan laju disolusi.
2. Metilparaben
- Pemerian : Serbuk, tidak berwarna, putih; tidak berbau; rasa terbakar.
- Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter
- Fungsi : Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan
antimikroba dalam kosmetik, produk makanan dan formulasi farmasi dan
digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau
dengan antimikroba lain
3. Propil Paraben
- Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
- Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol(95%)
P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40
bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
- Fungsi : Propil paraben banyak digunakan sebagai -pengawet antimikroba
pada kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi.
4. Propilenglikol
- Pemerian : cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik.
- Kelarutan : dapat bercampur dengan air, etanol (95%) P dan kloroform P,
larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P
dan dengan minyak lemak. Bobot per ml 1, 035 g sampai 1,037 g.
- Fungsi : Propilenglikol memiliki banyak fungsi selain sebagai humektan
juga berfungsi sebagai desinfektan, pengawet, plasticizer, pelarut, kosolven
dan stabilizer sehingga banyak digunakan pada gel berbasis air atau hidrogel
5. Natrium Klorida (NaCl)
- Rumus molekul : G1F012026
- Bobot molekul : 58,44
- Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap
1gram. Setara dengan 17,1 mmol NaCI.
- Kegunaan : natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet
makanan. Sejumlah besar natrium klorida digunakan dalam banyak proses
industri, dan merupakan sumber utama senyawa natrium dan klorin yang
digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis kimia lebih lanjut.
6. Na - EDTA
- Sinonim : Edetate sodium, edetic acid tetrasodium salt; EDTA tetrasodium,
ethylenediaminetetraacetic acid tetrasodium salt.
- Rumus molekul : C10H12N2Na4O8
- Berat molekul : 380,20
- Titik lebur : > 300°C pH : 11,3 dalam 1% w/v dalam air
- Pemerian : Serbuk kristal putih.
- Kelarutan : larut dalam air.
- Penggunaan : Na EDTA digunakan sebagai Chellating agent dan juga
sebagai pengawet anti mikroba. Pada sediaan
7. Pengaroma
- Pemerian : Dalam larutan memberi rasa dan bau seperti Coconut oil
- Kelarutan : Larut dalam 21 bagian etanol 95%, dan dalam 80 bagian
gliserin, dalam 53 bagian propanol, salam 28 bagaian propilen glikol, dalam
83 bagian air
- Inkompatibilitas : Konsentrasi larut dalam wadah terbuat dari logam
mengandung stainless steel, dapat mengurangi warna pada penyimpanan
- Kegunaan : Pewarna dan pengaroma
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk serta kering
8. Aquadest
- Kelarutan : Larut dalam sebagian besar polar
- Stabilitas : air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cairan dan
uap)
- Fungsi : Pelarut
- pH Larutan : 5,0 sampai 7,0
9. TEA (Trietanolamine)
- Rumus empiris : C6H15NO3
- Berat molekul : 149.19
- Organoleptis : berupa cairan kental yang bening dan hampirtidak berwarna
atau berwarna kuning pucat, dan sedikit berbauamoniak
- Kelarutan : Larut dalam aseton, karbon tetraklorida, methanol, dan air,
1:24 benzen, 1:63 etil eter
- Titik leleh : 20-21॰C
- pH : 10.5 (larutan 0.1N)
- Inkompatibilitas : TEA dapat bereaksi dengan asam-asam mineral
membentuk garam kristalin dan ester, dengan asam lemak yang lebih
tinggi, TEA membentuk garam yang larut air dan memiliki karakteristik
seperti sabun, adanya garam logam berat dapat menyebabkan perubahan
warna dari TEA.
IV. Tinjauan Farmakologi
Indikasi Umum :
Aloe vera digunakan Untuk membantu melembapkan rambut, untuk mencegah
kerontokan, mengembalikan elastisitas batang rambut, dan memperbaiki struktur
batang rambut.
Efek samping :
Hanya saja, patut dipahami, bahwa pada sebagian orang yang sensitif,
mengkonsumsi VCO bisa memicu reaksi alergi, gangguan pencernaan, gangguan
perdarahan, dan banyak lagi risiko gangguan medis lainnya. Karenanya, jika Anda
mengalami keluhan usai mengkonsumsi VCO, baiknya Anda segera periksakan diri
ke dokter
V. Farmakokinetik
Aloevera mengandung asam folat yang melindungi system kekebalan tubuh dan
kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit. Dengan beragam manfaat yang
terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat
yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.
VI. Farmakodinamik
Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman yang sering dijadikan sebagai bahan
baku obat dan berbagai sedian kosmetik. Bagian yang biasa digunakan dari lidah
buaya yaitu gel system yang diperoleh dari bagian dalam daun. Aloevera/lidah buaya
mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk
fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam
amino.
VII. Spesialit Obat
 NATUR Aloe vera extract (PT Gondowangi Tradisional Kosmetika)
 Sariayu Hair Loss Treatment (PT Martina Berto Tbk)
 Sunsilk Thick and Long Shampoo (PT unilever indonesia)
 Wardah Daily Fresh Shampoo (PT Paragon Teknologi dan Inovasi)
 Emeron Nutritive Shampoo Hair Fall Control Aloe Vera (PT Lion Wings)
 Viva Shampoo Lidah Buaya (Viva Cosmetics)
VIII. Formulasi khusus Umum
 Zat Aktif
Aloe Vera (Ekstrak Lidah Buaya)
 Zat Tambahan
Pengawet
Chelating agent
Emulgator
Humektan
Pengaroma
IX. Alasan Pemilihan Formula Khusus
1. Ekstrak lidah buaya :
Ekstrak lidah buaya ini didapatkan dari hasil maserasi. Daun lidah buaya dapat
digunakan sebagai obat urus-urus, eksim, dan penyubur rambut. Pada bagian
daun mengandung saponin, flavonoid dan tanin sedangkan pada bagian akar
mengandung flavonoid dan saponin (Sayyid, 2013). Getah atau lendir lidah
buaya dapat digunankan sebagai penushambuh rambut, dimana kandungan kimia
yang terdapat dalam lendir lidah buaya adalah antrakinon Lidah buaya
mempunyai pH yang seimbang dengan kulit dan mampu melembabkan kulit.
sehingga mencegah iritasi dan kekeringan pH 3,5-5 dengan konsentrasi yang
digunakan sebesar 7.5% (Indriaty, Indrawati dan Taurhesia, 2016)
2. Metil paraben & Propil paraben :
Digunakan sebagai pengawet pada shampo dikarenakan pada formulasinya
menggunakan pelarut aquadest dimana tempat pertumbuhan mikroorganisme.
3. Na-lauril sulfat :
Natrium lauril sulfat memiliki keunggulan dalam membersihkan, kestabilan
kimia dan harganya yang ekonomis (Showell, 2006). Mekanisme natrium lauril
sulfat dalam mengikat kotoran adalah dengan menurunkan tegangan antarmuka
kemudian membentuk kompleks surfaktan-kotoran (lapisan misel), yang
selanjutnya akan ditransportasikan keluar dari permukaan (Showell, 2006).
Disamping itu, na-lauril sulfat juga menghasilkan busa-busa pada shampo.
4. Propilenglikol :
Digunakan sebagai humektan dimana juga sebagai pelembab dan disini
propilenglikol juga berperan sebagai kosolven (pelarut).
5. NaCl :
Digunakan sebagai pengental dan agen pengisotonis.
6. Na-EDTA :
Digunakan sebagai chelating agent dimana untuk mencegah terjadinya
oksidasi/reaksi kimia pada sediaan.
7. TEA :
Sebagai pengental pada shampo dan bermanfaat untuk menyeimbangkan tingkat
derajat keasaman atau kadar PH dalam produk perawatan kulit ataupun rambut.
8. Pengaroma :
Memberikan bau yang wangi pada shampo.
9. Aquadest :
Sebagai pelarut pada sediaan shampo.

X. Penimbangan Bahan

No Komposisi Kadar Perhitungan Jumlah

1. Ekstrak tanaman 20 % 20 mg
20% = x 100

2. Na-laurilsulfat 15 % 15 mg
15 % = x 100

3. Metilparaben 0,18 % 0,18 mg


0,18 % = x 100
4. Propilparaben 0,02 % 0,2 mg
0,02 % = x 100

5. Propilenglikol 10 % 10 mg
10 % = x 100

6. NaCl 10 % 10 mg
10 % = x 100

7. Na-EDTA 0,1 % 0,1 mg


0,1 % = x 100

8. Pengaroma 0,1 % 0,1 mg


0,1 % = x 100

9. Aquades 100 ml - 100 ml

10. TEA q.s - q.s

XI. Alat dan Bahan

 Alat  Bahan
- Homogenizer - Ekstrak tanaman
- Spatel - NaCl
- Timbangan - Na-laurilsulfat
- Timbangan analitik - Na-EDTA
- Beacker glass - Metilparaben
- Hotplate - Pengaroma
- Kaca arloji
- Lumping dan alu
- Gelas ukur
- Kaca penguap
- Batang pengaduk

XII. Prosedur Pembuatan


XIII. Prosedur Evaluasi Sediaan

1.  Uji Organoleptis

2.  Evaluasi Viskositas

3.  Uji pH

4.  Uji Homogenitas

5.  Uji Kemampuan Berbusa


6.  Uji Daya Sebar

XIV. Rangkaian Kemasan


a. Kemas
an
primer

b. Kemasan sekunder
XV. Hasil Pengamatan

Pengujian Hasil

Organoleptis Warna : putih kekuningan


Bau : beraroma lidah buaya
Bentuk : kental semi cair

XVI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan formulasi dan evaluasi sediaan shampoo.
Sampo merupakan sediaan kosmetik yang digunakan sebagai pembersih rambut
dankulit kepala dari segala kotoran diantaranya minyak, debu, sel-sel yang sudah
mati dan sebagainya. Sampo berdasarkan macamnya dibagi menjadi empat yaitu
sampo untuk rambut yang diwarnai dan keriting, sampo untuk membersihkan
secara menyeluruh, sampo untuk penambah volume rambut dan sampo anti
ketombe. Pembuatan sampo ini digunakan tipe emulsi M/A, karena jika
diinginkanpreparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air harus dipilih
suatuemulsi minyyak dalam air seperti untuk absorbs pada kulit (Ansel, 2011).
Pada praktikum kali ini dilakukan formulasi sediaan shampo dengan zat aktif
ekstrak tanaman lidah buaya dan bahan tambahan seperti Natrium laurilsulfat 15%,
Na EDTA 0,1%, Propilenglikol 10%, TEA, Nipagin 0,18%, Nipasol 0,02%,
Parfum, Aquades.
Penggunaan natrium lauril sulfat berfungsi sebagai surfaktan. Oleh karena itu,
saat pelarutan dengan aquades akan timbul busa. Surfaktan ini termasuk surfa
ktan anionic dan merupakan surfaktan yang sangat efektif dan digunakan dalam seti
ap tugas yang membutuhkan penghapusan noda berminyak. Surfaktan ini dikenal se
bagai detergent yang mempunyai gugus hidrofilik dan gugus lipofilik. Gugus lip
ofilik (yaitu asam laurat) akan mengikat minyak dan kotoran yang ada di ram
but, sedangkan Na adalah gugus hidrofilik yang membuat kotoran-kotoran tersebu
t mudah larut dalam air saat pembilasan setelah proses penyampoan. Jadi fungsi uta
ma dari Surfaktan ini adalah untuk membersihkan kotoran yang ada di rambut. Na
mun kelemahan dari surfaktan iniadalah dapat mengeraskan rambut.

XVII.Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
- Shampo adalah sabun cair untuk mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat
dari zat aktif ekstrak tumbuhan atau zat kimia.
- Hasil uji organoleptis menunjukan bahwa shampoo berbentuk cair,
berwarna putih kekuningan dan beraroma lidah buaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H, C. 2011. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta: UI Press.

Balsam, M. S. 1992. Cosmetics Science And Technology Second Edition. London : Jhon W
illi and Jan, Inc.

Faizatun, Dkk. 2008. Formulasi Shampoo Ekstrak Bungan Chamomile Dengan Hidro
ksi Propel Metal Selulisa Sebagai Pengental. Jakarta: Universitas Pancasila.

Visvanathan, C. 2007. Shampoo Production, Asian Institute Of Technology School Ofenviro


nment, Resources And Development. Thailand: Environmentalengineering And Man
agementprogram

Anda mungkin juga menyukai