Anda di halaman 1dari 5

Standard Bekerja Di Ketinggian berdasarkan

Permenaker No 9 tahun 2016

Adanya peraturan baru terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerjaan di ketinggian, hal ini tentunya wajib dipaham
lapangan dan pihak-pihak terkait yang berkepentingan. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 9 tahun 2016 yang meng
Ketinggian ini membahas mengenai pengertian dan ruang lingkup bekerja di ketinggian secara menyeluruh. Pengertian b
peraturan baru ini memiliki perbedaan fundamental dengan pemahaman yang selama ini berkembang. Sebelumnya prakt
yang dilakukan pada ketinggian diatas 1,8 meter, sedangkan pada permenaker 09 tahun 2016 tidak memberi batasan terk
Penekanan lebih kepada aspek adanya ‘beda tinggi’ dan memiliki potensi jatuh.

Sebelum kita uraikan terkait standard bekerja di ketinggian, perlu kita ketahui terkait
pengertian atau definisi terkait bekerja di ketinggian menurut peraturan baru :

Definisi Bekerja pada Ketinggian Menurut Permenaker 09 Tahun 2016 :

“Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga kerja pada tempat kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat
perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau
Orang Lain yang berada di tempat kerja Cidera atau Meninggal dunia atau menyebabkan
kerusakan harta benda“.
Permenaker No 09 tahun 2016 ini mewajibkan kepada pengusaha dan atau pengurus
untuk menerapkan K3 dalam bekerja di ketinggian. Penerapan K3 dapat dilakukan
dengan memastikan beberapa hal berikut :

1. Perencanaan (Dilakukan dengan tepat dengan cara yang aman serta diawasi)
2. Prosedur Kerja (Untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian)
3. Teknik (tatacara) Bekerja (yang) aman
4. APD, Perangkat Pelindung Jatuh dan Angkur
5. Tenaga Kerja (kompeten dan adanya Bagian K3)
Pada tahap Perencanaan harus memastikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan dengan
aman dengan kondisi ergonomi yang memadai melalui jalur masuk (access) atau jalur
keluar (egress) yang telah disediakan. Kemudian masih dalam tahap Perencanaan pihak
pengusaha dan atau pengurus wajib :

1. Menyediakan peralatan kerja untuk meminimalkan jarak jatuh atau mengurangi


konsekuensi dari jatuhnya tenaga kerja
2. Menerapkan sistem izin kerja pada ketinggian dan memberikan instruksi atau
melakukan hal lainnya yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan
Prosedur Kerja juga wajib ada untuk memberikan panduan kepada pekerja, prosedur ini
harus dipastikan bahwa Tenaga Kerja memahami dengan baik isi yang ada di dalamnya.
Beberapa hal yang harus ada di dalam prosedur bekerja pada ketinggian meliputi:

1. Teknik dan Cara perlindungan Jatuh


2. Cara pengelolaan peralatan
3. Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan
4. Pengamanan tempat kerja
5. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Setiap pengusaha dan atau pengurus wajib memasang perangkat pembatasan daerah kerja untuk
mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan. Pembagian kategori wilayah meliputi Wilayah
Bahaya, Wilayah Waspada dan Wilayah Aman.

Setiap pengusaha dan atau pengurus wajib memastikan bahwa tidak ada benda jatuh yang dapat
menyebabkan cidera atau kematian, membatasi berat barang yang boleh dibawa tenaga kerja maksimal
5 kilogram diluar APD, berat barang yang lebih dari 5 kilogram harus dinaik turunkan dengan
menggunakan sistem katrol.

Selain itu pengusaha dan/atau pengurus wajib membuat rencana dan melakukan pelatihan
kesiapsiagaan tanggap darurat. Memastikan bahwa langkah pengendalian telah dilakukan untuk
mencegah pekerja jatuh atau mengurangi dampak jatuh dari ketinggian baik yang dilakukan pada lantai
kerja tetap, lantai kerja sementara, perancah atau scaffolding, bekerja pada ketinggian di alam, pada
saat pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya, bekerja pada akses tali, maupun pada posisi bidang
kerja miring.

Pada pasal 31, Pengusaha dan atau pengurus wajib menyediakan tenaga kerja yang kompeten yang
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi dan berwenang di bidang K3 dalam pekerjaan di ketinggian
yang dibuktikan dengan Lisensi K3 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal.

Definisi Bekerja di Ketinggian Menurut Permenaker 09 Tahun 2016

“Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja pada
tempat kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki
potensi jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau Orang Lain yang berada di tempat kerja Cidera atau
Meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda“.

Pengertian bekerja di ketinggian menurut aturan diatas telah di perbaharui dimana dulu aturan bekerja
di ketinggian adalah diatas 1,8 meter. Saat ini, aturan tersebut berkembang dengan tidak memberi
batasan ketinggian dan lebih berfokus pada aspek perbedaan tinggi dan potensi jatuh.

Dengan adanya pembaharuan tersebut, tentunya diharapkan akan mengurangi angka kecelakaan kerja
di Indonesia. Namun pada kenyataannya, hingga saat ini angka kecelakaan kerja di Indonesia masih
tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan, jumlah kasus kecelakaan kerja di tahun 2020 mencapai
221.740 kasus. Angka tersebut meningkat menjadi 234.370 kasus di tahun 2021 dan 265.334 kasus pada
di 2022.

Hal Lain yang Harus Diperhatikan

Melihat kenaikan angka kasus kecelakaan kerja setiap tahun seperti ini, tentu kita masih memiliki
banyak PR untuk mencapai level zero accident. Aturan yang dibuat sudah sangat baik, hanya perlu
konsisten diterapkan di lapangan.

Selain mengerti aturan bekerja di ketinggian menurut Permenaker 9 Tahun 2016, ada beberapa hal lain
yang juga harus diperhatikan terkait aturan tersebut, seperti:

Penggunaan alat pengaman diri (APD) yang sesuai


Anda harus menggunakan APD yang sesuai, seperti helm, body harness, tali pengaman, atau sistem
pengaman lainnya yang direkomendasikan untuk pekerjaan di ketinggian.

Pelatihan dan sertifikasi

Bagi Anda yang bekerja di ketinggian, maka Anda harus menjalani pelatihan dan mendapatkan sertifikasi
dari lembaga yang berwenang. Pelatihan harus mencakup teknik-teknik pengamanan dan
penyelamatan, serta pengetahuan tentang risiko dan bahaya di tempat kerja.

Penilaian risiko

Sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian, perlu dilakukan penilaian risiko terhadap pekerjaan yang
akan dilakukan dan lingkungan kerja di sekitarnya. Penilaian risiko harus mencakup hal-hal seperti
kondisi cuaca, kondisi alat dan peralatan, dan kemampuan pekerja.

Fungsi pengawasan

Setiap pekerjaan yang dilakukan di ketinggian harus diawasi oleh supervisor atau orang yang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman.

Inspeksi dan perawatan alat

Alat dan peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian harus diinspeksi dan dirawat secara
teratur untuk memastikan keamanan dan keandalan.

Pengecekan kondisi fisik

Sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian, pastikan bahwa kondisi fisik Anda sehat dan dalam kondisi
baik. Pekerja yang memiliki masalah kesehatan seperti vertigo atau penyakit jantung tidak boleh
melakukan pekerjaan di ketinggian.

Penyimpanan dan penanganan alat dan peralatan

Alat dan peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian harus disimpan dan ditangani dengan
benar untuk mencegah kerusakan dan kehilangan.

Penyusunan SOP bekerja di ketinggian

Pekerjaan di ketinggian harus memiliki SOP yang jelas dan terstandarisasi untuk memastikan keamanan
dan kesehatan pekerja. Hal ini krusial karena keselamatan Anda bukan hanya menjadi tanggung jawab
Anda sendiri, namun juga menjadi tanggung jawab perusahaan atau instansi dimana Anda bekerja.

Pelaporan kecelakaan

Setiap kecelakaan yang terjadi selama bekerja di ketinggian harus dilaporkan segera kepada atasan dan
pihak yang berwenang. Hal ini penting untuk dilakukan evaluasi dan pemeriksaan secara menyeluruh
agar kasus kecelakaan tidak terulang di kemudian hari.

Evakuasi darurat
Setiap tempat kerja di ketinggian harus memiliki rencana evakuasi darurat yang jelas dan dapat diakses
oleh semua pekerja. Dalam keadaan darurat, Anda harus tetap tenang dan segera menyelamatkan diri
agar tidak sampai terjadi kecelakaan kerja.

Dengan memahami serta mengikuti aturan yang berlaku dan memperhatikan poin tambahan diatas,
diharapkan bahwa Anda dapat terhindar dari risiko kecelakaan kerja. Selalu di ingat bahwa risiko bekerja
di ketinggian sangatlah besar. Untuk itu, Anda harus mengikuti setiap SOP bekerja di ketinggian yang
berlaku di perusahaan atau institusi dimana Anda bekerja.

Nah, itu dia aturan yang membahas tentang bekerja di ketinggian. Bagi Anda yang membutuhkan jasa
pemasangan sistem bekerja di ketinggian, langsung saja hubungi kami. Tim Height System Specialist
(HSS) kami siap membantu dan memberikan solusi untuk setiap kebutuhan pemasangan lifeline system
Anda.

Anda mungkin juga menyukai