Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

“UNDANG-UNDANG BEKERJA PADA KETINGGIAN”

Dosen Pengampu: Aminuddin, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah: Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Oleh:

KELOMPOK 4
➢ MUCHLAS ADIPUTRA
➢ MUHAMMAD FAQIH SYAM
➢ FAHRUL SANI
➢ MUHAMMAD IRWANSYAH
➢ MUHAMMAD KHAIRUL ILMI
➢ RIDWAN
➢ ASLAN

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena karunia-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tidak lupa juga kita kirimkan
salam dan selawat kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah di utus oleh Allah Swt.
sebagai penunjuk jalan umat manusia dari jalan yang gelap gulita ke jalan yang
terang benderang.

Makalah “Undang-Undang Bekerja Pada Ketinggian” merupakan makalah


yang menjelaskan tentang dasar hukum, tujuan, ketentuan keselamatan, tanggung
jawab, serta hukuman atau sanksi berdasarkan Undang-undang Bekerja Pada
Ketinggian.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih memiliki banyak kesalahan di dalamnya, ucapan terima kasih kami patut
ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Kami harap pembaca dapat memberikan saran dan kritik demi perbaikan dan
peningkatan makalah ini.
Makassar, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2

A. Dasar Hukum..............................................................................2
B. Tujuan UU Bekerja Pada Ketinggian..........................................4
C. Ketentuan Keselamatan Bekerja Pada Ketinggian......................4
D. Hukuman dan Sanksi..................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................6
B. Saran...........................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah,
menelan banyak korban kecelakaan. Kementerian Ketenagakerjaan tengah
menggenjot optimalisasi pelaksanaan dan pengawasan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) terhadap proyek infrastruktur di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan mencatat angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung terus
meningkat. Sebanyak 123 ribu kasus kecelakaan kerja tercatat sepanjang 2017.
Banyaknya kecelakaan kerja itu terjadi lantaran beberapa faktor. Di antaranya,
kurang disiplinnya tenaga kerja dalam mematuhi K3. Selain itu, ia menilai
pengawasan K3 di internal tempat kerja juga masih lemah. Bekerja di
ketinggian pada pekerjaan konstruksi diasosiasikan dengan bahaya dan
kecelakaan. Oleh sebab itu, prosedur kerja di ketinggian yang aman sangat
diperlukan. Setidaknya terdapat 50 – 60 kematian pada pekerjaan konstruksi
dengan jumlah luka sekitar 4000 yang disebabkan oleh bekerja pada ketinggian.
B. Rumusan Masalah
a. Apa dasar hukum bekerja pada ketinggian?
b. Apa tujuan UU bekerja pada ketinggian?
c. Apa ketentuan keselamatan bekerja pada ketinggian?
d. Apa hukuman dan sanksi melanggar UU bekerja pada ketinggian?
C. Tujuan
a. Mengetahui dasar hukum bekerja pada ketinggian.
b. Mengetahui tujuan bekerja pada ketinggian.
c. Mengetahui ketentuan keselamatan bekerja pada ketinggian.
d. Mengetahui apa hukuman dan sanksi melanggar UU bekerja pada
ketinggian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) Bekerja di Ketinggian, yaitu Peraturan yang mengatur
standar keselamatan dan kesehatan kerja ketika bekerja di tempat-tempat yang
memiliki risiko jatuh atau beroperasi di ketinggian. Peraturan ini mencakup
pedoman, persyaratan, dan prosedur yang harus diikuti untuk mencegah
kecelakaan dan cedera ketika melakukan pekerjaan di ketinggian.
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.9 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Bekerja di Ketinggian Bab 1 Pasal 1
Ayat 2. "Bekerja pada Ketinggian adalah kegiatan atau aktivitas pekerjaan
yang dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau
perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang
menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja
cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda."
Dengan kata lain apabila tempat kerja Anda memiliki jarak yang tinggi dari
tanah yang Anda pijak atau berada di kedalaman tertentu di bawah tanah atau
air, kegiatan yang Anda lakukan bisa termasuk dalam kegiatan bekerja di
ketinggian. Berdasarkan medan pekerjaannya yang tidak umum, bekerja di
ketinggian juga menyimpan potensi bahaya dan penyakit yang tidak main-main.
Maka dari itu, dalam setiap upaya bekerja di ketinggian, perusahaan diwajibkan
untuk mampu mengimplementasikan 5 prosedur utama bekerja dengan aman di
ketinggian, yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan terhadap keamanan dan keselamatan pekerja nantinya
selama mereka bekerja di ketinggian seperti faktor ergonomi selama
bekerja, menyediakan penanggung jawab dan pengawas selama bekerja,
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan benar-benar tidak bisa

2
dilakukan di lantai dasar dan harus di ketinggian, merumuskan langkah-
langkah pencegahan kecelakaan kerja dan sebagainya.
b. Prosedur Kerja
Perusahaan juga harus membuat prosedur kerja dengan mendefinisikan
daerah berbahaya seperti pembagian antara wilayah berbahaya, wilayah
waspada, dan wilayah yang aman.
c. Teknis Bekerja Aman
Setidaknya ada 5 teknik bekerja yang aman sesuai dengan yang
disebutkan di ayat (1) yaitu:
a. Bekerja pada Lantai Kerja Tetap.
b. Bekerja pada Lantai Kerja Sementara.
c. Bergerak secara vertikal atau horizontal menuju atau
meninggalkan lantai kerja.
d. Bekerja pada posisi miring.
e. Bekerja dengan akses tali.
d. APD, Alat Pelindung Jatuh, dan Angkur
Setidaknya ada 6 alat yang tidak boleh dilewatkan untuk setiap jenis
pekerjaan di ketinggian, alat-alat tersebut antara lain:

a. Sabuk/Tali Keselamatan
b. Helm Keselamatan
c. Sepatu Keselamatan
d. Kacamata Keselamatan
e. Sarung Tangan
f. Masker
e. Tenaga Kerja
Bekerja di ketinggian tidak bisa melibatkan pekerja secara asal. Para
pekerja yang akan bekerja di ketinggian wajib memiliki skill atau
kemampuan dalam menggunakan alat-alat kerja dan juga pengetahuan
serta kesadaran untuk bekerja secara aman bagi dirinya dan orang-orang
di sekitar. Dengan kata lain, pekerja di ketinggian wajib orang yang
kompeten dan berwenang karena mengerti bidang K3 di Ketinggian.

3
B. Tujuan UU Bekerja Pada Ketinggian

Tujuan dari Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bekerja di Ketinggian adalah untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja yang melakukan pekerjaan di
tempat-tempat yang memiliki risiko jatuh atau beroperasi di ketinggian.
Beberapa tujuan khusus dari peraturan ini mungkin termasuk:

a. Mencegah kecelakaan kerja yang dapat terjadi ketika bekerja di


ketinggian.
b. Mengurangi risiko cedera atau bahkan kematian yang disebabkan oleh
jatuh dari ketinggian.
c. Menyediakan pedoman dan persyaratan yang jelas untuk perusahaan
dan pekerja dalam mengelola risiko kerja di ketinggian.
d. Mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik terbaik dalam
mengelola keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan yang
melibatkan ketinggian.
e. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pekerja terhadap risiko dan
tindakan yang harus diambil saat bekerja di ketinggian.

Tujuan utama adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan
meminimalkan risiko bagi pekerja yang terlibat dalam pekerjaan di ketinggian.

C. Ketentuan Keselamatan Bekerja Pada Ketinggian


Ketentuan keselamatan bekerja pada ketinggian biasanya mencakup berbagai
aspek yang dirancang untuk melindungi pekerja yang bekerja di lingkungan
berbahaya tersebut. Beberapa ketentuan umum yang sering termasuk dalam
peraturan keselamatan bekerja pada ketinggian meliputi:
a. Penggunaan Alat Pengaman: Pekerja harus menggunakan alat
pelindung diri, seperti helm pengaman, tali pengaman, harness, dan
peralatan keselamatan lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan
dan ketinggian kerja.

4
b. Pelatihan: Pekerja harus menerima pelatihan yang memadai tentang
cara bekerja di ketinggian dengan aman, termasuk penggunaan alat-
alat pengaman dan tindakan keselamatan yang diperlukan.
c. Pemeriksaan Alat: Semua peralatan pengaman harus diperiksa
secara berkala untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi baik
dan dapat digunakan dengan aman.
d. Perencanaan Kerja: Sebelum memulai pekerjaan di ketinggian, perlu
ada perencanaan yang mencakup penilaian risiko, metode kerja, dan
langkah-langkah keselamatan yang akan diambil.
e. Pengendalian Risiko: Upaya harus dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang terkait dengan
pekerjaan di ketinggian, termasuk penggunaan pagar pengaman,
platform kerja, atau jaring pengaman.
f. Pengawasan: Pekerjaan di ketinggian harus diawasi secara ketat, dan
pekerja harus mematuhi instruksi dari penyelia atau pengawas.
g. Evakuasi Darurat: Sistem evakuasi darurat harus tersedia dan
pekerja harus tahu bagaimana menggunakannya jika terjadi keadaan
darurat.
h. Komunikasi: Komunikasi yang efektif antara pekerja dan tim kerja
sangat penting untuk memastikan keselamatan kerja.
D. Hukuman dan Sanksi
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bekerja di Ketinggian Bab 8 Pasal 41
“Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak memenuhi ketentuan dalam
peraturan Menteri Ini dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang Nomor
1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan undang-undang nomor 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan”. Sanksi menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu “Ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3
(tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.”

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bekerja pada Ketinggian adalah kegiatan atau aktivitas pekerjaan yang
dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja di permukaan tanah atau
perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang
menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja cedera
atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda, sebaiknya di
tanggulangi dengan melengkapi prosedur-prosedur k3 dalam pekerjaan dan
perusahaan.
B. Saran
Sebaiknya prosedur-prosedur K3 baik bekerja pada ketinggian maupun bekerja
pada tempat mana pun harus selalu dilengkapi agar dapat mengurangi risiko
kecelakaan kerja.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hadiyanto, Belpas, 2019. https://shorturl.at/lnsuD, diakses pada 5 November


2023, pukul 10.21 Wita
Premysis, 2021. https://shorturl.at/hwyU5, diakses pada 5 November 2023,
pukul 09.46 Wita
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Bekerja di Ketinggian,
https://shorturl.at/aFHLM, diakses pada 5 November 2023, pukul 10.47
Wita
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
https://shorturl.at/flHMV, diakses pada 5 November 2023, pukul 10.56
Wita

Anda mungkin juga menyukai