2023
4. BAHAN .......................................................................................................................................... 1
2. PEKERJAAN BETON..................................................................................................................... 8
6. PEKERJAAN LISTRIK................................................................................................................. 11
7. PEKERJAAN PENGECATAN....................................................................................................... 13
3. TENAGA KERJA
3.1 TENAGA KERJA
a. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus memadai dalam artian tingkat
keahlian, pengalaman serta tidak melanggar ketentuan – ketentuan perburuhan yang
berlaku di Indonesia.
3.2 PERALATAN
a. Alat – alat minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah untuk Pekerjaan Sipil :
Pick up.
b. Alat – alat untuk melaksanakan harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik
dan siap pakai.
c. Alat – alat beton mixer harus tersedia dengan baik untuk mencampur adukan –
adukan beton maupun adukan spesi untuk pasangan batu merah maupun batu kali
juga plasteran , yang dipakai dalam konstruksi – konstruksi khusus dan tidak bocor.
d. Menyediakan Andang/Schafolding minimal 20 unit
e. Peralatan yang digunakan diutamakan milik sendiri.
4. BAHAN
1. JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis bahan diutamakan produksi dalam negeri
1
4. PEMERIKSAAN BAHAN
4.1 Secara umum Konsultan Pengawas / Direksi Teknis berhak memeriksa semua
jenis bahan bangunan yang dipergunakan Kontraktor dan menolaknya apabila
nyata – nyata tidak memenuhi persyaratan untuk itu.
4.2 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak dipergunakan oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Teknis, harus segera
dikeluarkan dari lapangan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
4.3 Apabila Konsultan Pengawas/ Direksi Teknis merasa perlu untuk
memeriksakan bahan bangunan yang dipergunakan spesifikasinya, maka
Konsultan Pengawas berhak mengirimkannya kepada Balai Penelitian Bahan –
bahan Bangunan atau lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola
Kegiatan untuk diteliti. Semua beaya untuk hal ini menjadi tanggungan
Kontraktor apapun hasil penelitian tersebut.
4.4 Semua bahan bangunan yang diperlukan harus memenuhi syarat – syarat
yang ditentukan dalam AV dan PUBB.
4.5 Konsultan Pengawas / Direksi Teknis berwenang minta keterangan mengenai
asal bahan dan Kontraktor harus memberitahukannya.
4.6 Bahan – bahan sebelum dipergunakan harus diajukan contoh terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan persetujuan. Persetujuan atas
mutu bahan untuk selanjutnya digunakan dasar pengadaan bahan atas
kesesuaian dengan contoh – contoh yang telah disetujui.
4.7 Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih digunakan bahan – bahan
yang ditolak oleh Konsultan Pengawas maka harus segera dihentikan,
selanjutnya pekerjaan ini harus dibongkar.
5. PERATURAN TEKNIS
Umum
Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Indonesia sepanjang tidak ditetapkan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat yang
harus ditaati selama pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Kontraktor adalah
1. Perpres No 12 tahun 2021
2. Permen PUPR No 10 tahun 2021
3. Permen PUPR No 1 tahun 2022
4. Algemene Voorwarden (A.V.) yang disahkan dengan Keputusan Pemerintah tanggal
28 Mei 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada
ketentuan lain dalam RKS ini.
5. N.I 2 – Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971.
6. N.I 3 – Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) 1983.
7. N.I 5 – Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
8. N.I 8 – Peraturan Semen Portland Indonesia 1973
9. N.I 18 – Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) 1983.
10. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
12. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
13. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja
No. 3 Th. 1958 dan Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
14. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
2
15. Semen Portland harus memenuhi NI – 8,SII 0013 – 81
16. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 9
17. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79 / 0087 – 75 /
0075 – 75
18. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9
19. Pengendalian mutu beton harus sesuai dengan persyaratan PBI ’71 ( NI – 2 ) dan
PUBI ‘ 82 ( NI – 8 )
20. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan NI – 19, PUBI
1982 pasal 31 dan SII – 0023 – 810
21. Mutu dan kualitas kayu harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 5 ( PKKI ’61 ),
PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458 – 81
22. Pengendalian mutu cat harus memenuhi persyaratan PUBI 1982 pasal 54 NI – 4
23. Bahan cat yng digunakan harus memenuhi syrat syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900: 1970 / 1971, As.K – 41 NI – 4.
Peraturan – peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat yang
berkaitan dengan permasalahan bangunan.
3
PERSIAPAN DI LAPANGAN
RENCANA KERJA
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyusun suatu rencana kerja
(time schedule dan atau net work planning) dan diajukan kepada Pengelola Kegiatan
selambat – lambatnya satu minggu setelah pemberian surat tugas (gunning) untuk disetujui.
2. Setelah Rencana kerja disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan, Kontraktor
harus menggandakannya sebanyak 4 (empat) copy yang masing – masing diserahkan
kepada Pengelola Kegiatan, Pengelola Administrasi Kegiatan, Konsultan Pengawas dan
sebuah ditempel di bangsal kerja.
3. Selanjutnya Kontraktor harus berusaha mengikuti Rencana Kerja tersebut yang menjadi
dasar bagi Pengelola Kegiatan untuk menilai prestasi Kontraktor dan segala sesuatu
persoalan yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.
4. Pelaksana diharuskan membuat Rencana Kerja Mingguan pada setiap tahap pengerjaan,
paling tidak 3 (tiga) hari sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada
Pengelola Kegiatan.
5. Sebelum memulai pekerjaan, bersama – sama Konsultan Pengawas / Direksi Kontraktor
harus mengadakan pengukuran (Uitzet) berdasarkan petunjuk – petunjuk pihak tersebut
yang mengacu kepada gambar kerja. Unuk ini dibuat Berita Acara pengukuran yang
selanjutnya menjadi pedoman bagi Kontraktor.
KUASA KONTRAKTOR
1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasa atau wakil yang cukup dan berpengalaman
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan (selanjutnya disebut pelaksana).
2. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapat kuasa penuh yang bertindak untuk
dan atas nama Kontraktor saja.
3. Dengan adanya pelaksana ini tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari semua tanggung
jawab sebagian maupun seluruhnya.
4. Kontraktor harus menyediakan petugasnya dilapangan minimal Pelaksana 1 ( satu ) orang,
Wakil Pelaksana 1 ( satu ) orang,Tenaga administrasi, Logistik, Penjaga gudang.
4
5. Bilamana dikemudian hari, menurut pendapat Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang atau
tidak bisa menunjukkan kecakapannya dalam memimpin pekerjaan sebaik – baiknya, maka
Konsultan Pengawas berhak menyarankan kepada Pemilik Kegiatan agar Kontraktor
mengganti Pelaksana dan Kontraktor harus melakukan / melaksanakannya dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah tersebut Pelaksana Pengganti sudah
harus siap melaksanakan tugasnya.
6. Apabila Kontraktor bekerja diluar jam kerja (lembur) diharuskan membuat Surat
Pemberitahuan kepada Konsultan Pengawas. Apabila tanpa pemberitahuan, Kontraktor
melakukan kerja lembur, maka Pengawas lapangan akan memberikan teguran secara
tertulis dan melaksanakan pembongkaran pada pekerjaan yang dilaksanakan pada jam
lembur termaksud.
7. Biaya akomodasi, transportasi untuk kerja lembur Pengawas / Direksi ditanggung oleh
kontraktor dan besarannya ditentukan dengan kesepakatan bersama.
PENJAGAAN
1. Kontraktor harus melakukan pekerjaan keamanan barang – barang diseluruh halaman
pekerjaan bangunan baik selama maupun pada waktu tidak dilakukan pekerjaan. Hal ini
berlaku pula bagi barang – barang pihak ketiga dan pihak Konsultan Pengawas.
2. Untuk maksud ini disekeliling pekerjaan pada tempat – tempat tertentu dibuatkan POS
penjagaan.
3. Barang – barang dan bahan – bahan bangunan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggungan Kontraktor dan tidak diperkenankan untuk
diperhitungkan dalam biaya borongan tambahan.
4. Kontraktor diharuskan melaporkan personil yang tinggal di Kegiatan di luar jam kerja pada
petugas keamanan setempat.
JAMINAN KESELAMATAN
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak obat – obatan sesuai dengan syarat – syarat PPPK
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang selalu harus tersedia secara lengkap di
lapangan. Obat – obat tersebut disediakan baik untuk staf Direksi, staf Kontraktor, termasuk
semua tukang dan pekerja – pekerja dari pihak ketiga.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum untuk para pekerjanya yang cukup baik dan bersih
menurut syarat – syarat kesehatan.
3. Kontraktor menyediakan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta
protocol covid-19
5
4. Kontraktor harus melampirkan usulan K3 yang mendukung teknis pelaksanaan kegiatan agar
lancar aman dan mengurangi resiko kecelakaan
5. Kontraktor berkewajiban melindungi tenaga kerja dalam jaminan ansuransi kecelakaan atau
BPJSTK
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum dimulai pekerjaan, yang bila bagian pekerjaan ini dilakukan mengakibatkan tidak
dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada
Konsultan Pengawas pemeriksaan bagian pekerjaan yang telah dikerjakan itu. Baru setelah
Direksi menyatakan bagian ini baik Kontraktor dapat mulai pekerjaan selanjutnya.
2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut didalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan, tidak terhitung hari libur dan atau hari raya resmi, tidak dipenuhi
oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor bisa meneruskan bagian pekerjaan itu sedang
pekerjaan yang harus diperiksa itu dianggap seolah – olah diperiksa dan disetujui. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
3. Bila ayat 1 diatas dilanggar oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian – bagian pekerjaan, sebagian atau seluruhnya, guna pemeriksaan,
ongkos pembongkaran dan pemasanagan kembali karena kelalaian Kontraktor dibebankan
kepada Kontraktor
6
B. SYARAT – SYARAT TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Umum
Sebelum melakukan pelaksanaan ditempat pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
lapangan dari tanaman, akar-akar tumbuhan, puing-puing, bekas-bekas bangunan dan
pondasinya, serta material lain yang tidak digunakan. Areal pekerjaan yang disebut
diatas termasuk areal untuk kantor lapangan, akomodasi, alat-alat bantu sementara,
sebagai tertera dalam gambar rencana atau Sesuai instruksi Pengawas.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan persiapan dan persyaratan,ketentuan dan penjelasan yang harus
dipatuhi oleh kontraktor sebagai berikut
7
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
Beton Cor setempat
Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, pondasi dan lain - lain sesuai
dengan gambar persyaratan teknis ini.
Bahan - bahan
Dapat dibuat setempat dalam site dengan syarat :
Semen Portland
Semen Portland yang dipakai untuk pekerjaan adalah Semen Gresik yang diperoleh dari pabrik
dan disetujui oleh direksi.
Semua agregat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh direksi. Bahan
tersebut harus harus tidak mengandung tanah lempung, kapur, tanah gemuk, tanah liat, batu
lunak atau pecahan batu, tumbuh - tumbuhan dan benda - benda organic serta campuran
lainnya. Batu - batu ini harus padat, keras dan tidak keropos. Batu tersebut adalah batu pecah
yang dihasilkan dari pecah mesin dan mempunyai ukuran / gradasi yang standart dengan PBI
dan yang disetujui oleh direksi / pengawas.
Air
Air untuk mencampur beton dan luluh harus disetujui oleh direksi.
Air tersebut harus bersih dan tidak mengandung lempung, minyak, garam, gula dan bahan
tumbuh - tumbuhan atau bahan organic non organic dalam dalam larutan dengan jumlah
tertentu, sehingga mungkin dapat merusak daya tahan beton.
Baja tulang
Baja tulang harus terdiri atas batangan - batangan bulat yang berdiameter tertulis dalam gambar
dan harus memenuhi persyaratan standrt beton Indonesia N 1.2. PBI tahun 1971.
Baja tersebut harus memenuhi tegang tarik ijin 1400 kg/cm2, suatu penampang lintang untuk
sesuatu batangan yang akan dikirim harus mempunyai bentuk yang yang tepat dan batangan
tersebut berdiameter seperti yang telah ditentukan. batangan tersebut harus tidak berkarat,
tidak mengandung kotoran minyak dan tidak cacat.
8
Adukan beton dibuat dengan adukan mesin.
Kecepatan mengaduk, jumlah adukan beton harus sesuai dengan rekomendasi pembuat mesin
tersebut.
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum dipakai.
Mutu beton struktur harus mencapai Mutu K-100,mutu K-200 yang ditunjukkan dengan
bukti / hasil tes laboratorium
Pelaksanaan pekerjaan
Pengecoran beton
1. Memberitahukan direksi selambat lambatnya 24 jam sebelum pengecoran
dilaksanakan.
2. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan pada agregat telah lebih dari 1 jam.
3. Beton harus di cor sedemikian rupa agar terhindar dari pemisahan materal dan
perubahan letak tulangan.
4. Alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagiannya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan beton yang mengeras.
5. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan bebas lebih dari 2 meter.
6. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengeras dalam
batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
7. Bila pengecoran harus berhenti sementara dan beton sudah menjadi keras dan
tidak beruah bentuk harus dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel yang
lepas sampai suatu kedalaman yang cukup hingga tercapai beton yang padat.
Pemadatan Beton
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan membuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton padat tanpa penggetaran secara berlebihan.
2. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan.
3. Pada daerah besi yang padat harus digetarkan dengan penggetar berfrekuensi
tinggi agar menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
9
3. PEKERJAAN PASANGAN
Ketentuan Umum
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan pasangan
Lingkup pekerjaan ini meliputi:
a. Pas. Railling besi hollow 40.40+20.40
b. Pas. Penutup railling polycarbonate
c. Pasang+perbaikan pintu pagar lama
d. Pasang Huruf timbul stainless t: 25cm
e. Pasang lantai Granit ukuran (60 x 60) cm
Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lantai baru menggunakan granit yang dipakai kwalitas A ( KW I )
Ukuran 60 x 60 cm
2. Sebelum pemasangan lantai Granit dilaksanakan, lapisan pasir dibawahnya harus dipadatkan
dan disiram air sampai padat kemudian diberi lantai rabat beton campuran
1 Pc : 3 Ps : 6 Kr tebal 5 cm
3. Garnit dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dengan tebal adukan + 3 cm. Celah antar keramik
lebarnya minimal 2 mm diisi dengan air semen dan selama pemasangan semua keramik
harus dilindungi dan tidak boleh dikotori
4. Pasangan ini harus dilaksanakan dengan rata dan dikerjakan oleh tukang yang cakap dan
mampu, pemotongan harus dilakukan dengan pisau khusus dan pada pertemuan sudut harus
dibuat dengan sambungan verstek & campuran apesi adukan yang dipakai 1 Pc : 3Ps
b. Pelaksanaan
i. Penutup atap boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan, dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
ii. Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga
menghasilkan bidang yang benar – benar rata sesuai gambar.
iii. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap Kontraktor harus
memeriksa terlebih dahulu apakah seluruh rangka atap telah selesai dipasang
menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini
iv. Dipasang pada bagian sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana/ Detail.
v. Plafond gybsum Ukuran 120 x 240 cm (tambal sulam) , semua pekerjaan ini
mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan
gambar rencana contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi/
Konsultan Pengawas.
10
vi. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila semua keperluan-
keperluan/ kepentingan-kepentingan yang aka ditutup selesai terpasang secara
keseluruhan seperti kabel listrik, pipa air talang dan sebagainya.
vii. Plafond gybsum dipasang pada rangka holow dengan menggunakan baut sekrup
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk
seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik
dan aman. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site. Syarat
– syarat lain yang harus dipenuhi antara lain:
6. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Lingkup Pekerjaan
Seperti gambar perencana, pemborong pekerjaan listrik harus melakukan pengadaan dan
pemasangan instalasi listrik untuk siap dipergunakan.
11
f. Pembuatan As Built Drawaing dan segala pekerjaan yang termasuk kedalam pekerjaan ini.
Persyaratan umum.
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan yang di
keluarkan oleh PLN dan instansi berwenang lainnya ( PUTL 1997, peraturan Menteri PUTL No.
023 dan 024 PRT 1978, PUL, PUPP DPIVB dan Depnaker).
Bahan / Material
a. semua barang akan di pasang adalah barang baru dan terlebih dahulu mengajukan contoh
untuk disetujui Direksi / konsultan pengawas.
b. panel penerangan tesebut dari pelat bisa tebal ± 1 mm dicat anti karat dan dilengkapi dengan
kunci, panel penerangan harus di tanahkan ( grounding )
c. Kabel instalasi listrik
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM, dan dengan
diameter sesuai gambar.
Penyambungan kabel harus menggunakan terninal box dan harus dipasang inbouw.
Untuk memasang instalasi yang tertanam harus di lengkapi dengan coundit / pipa PVC
sesuai keperluan. Demikian juga dengan sambungan listrik antar bangunan.
Lighting fixture yang memakai ditentukan sbb. :
1. Lampu dinding tempel 10 Watt
12
7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan bangunan antara
lain :
i. Umum
Warana untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian Oleh direksi
ii. Cat Tembok
- Cat penutup merk catilax
- Plamur tembok buatan sendiri kualitas dengan campuran semen putih,
kalsium, lem rajawali secukupnya
iii. Cat Besi
c. Pelaksanaan
Pengecatan Tembok/Plafond
i. Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar –
benar sudah kering.
ii. Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan bahan – bahan yang sama dengan dindingnya, baru
dilaksanakan plamuuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh Direksi
sampai rata dan halus.
iii. Setelah plamuuran betul – betul kering, maka plamuuran diamplas sampai halus
dan dibersihkan dari debu yang menempel.
13
A. DAFTAR SPESIFIKASI MATERIAL DAN BAHAN
1 Pasir Pasang
14