Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DINAS KESEHATAN KOTA KEDIRI

RENCANA KERJA DAN


SYARAT-SYARAT (RKS)
REHABILITASI PUSTU DERMO
Dermo Kec. Mojoroto , Kota Kediri

2023

CV. WIRA BUANA consultant


Wisma Katang IV No. 22-C Rt 002 Rw 006 Ds. Sukorejo
Kec. Ngasem Kab. Kediri
DAFTAR ISI

A. LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................................... 1

1. PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN ......................................................................................... 1

2. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................................................. 1

3. TENAGA KERJA ............................................................................................................................ 1

4. BAHAN .......................................................................................................................................... 1

5. PERATURAN TEKNIS .................................................................................................................. 2

6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN .............................................................................................. 6

B. SYARAT – SYARAT TEKNIS ............................................................................................................. 7

1. PEKERJAAN PERSIAPAN ............................................................................................................ 7

2. PEKERJAAN BETON..................................................................................................................... 8

3. PEKERJAAN PASANGAN ........................................................................................................... 10

4. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND .......................................................................................... 10

5. PEKERJAAN SANITASI .............................................................................................................. 11

6. PEKERJAAN LISTRIK................................................................................................................. 11

7. PEKERJAAN PENGECATAN....................................................................................................... 13

C. DAFTAR SPESIFIKASI MATERIAL DAN BAHAN ......................................................................... 12


LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
Nama Pekerjaan :Rehabilitasi Pustu Dermo
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Beton
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Atap dan Plafond
e. Pekerjaan Sanitasi
f. Pekerjaan Listrik
g. Pekerjaan Pengecatan

3. TENAGA KERJA
3.1 TENAGA KERJA
a. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus memadai dalam artian tingkat
keahlian, pengalaman serta tidak melanggar ketentuan – ketentuan perburuhan yang
berlaku di Indonesia.
3.2 PERALATAN
a. Alat – alat minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah untuk Pekerjaan Sipil :
Pick up.
b. Alat – alat untuk melaksanakan harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik
dan siap pakai.
c. Alat – alat beton mixer harus tersedia dengan baik untuk mencampur adukan –
adukan beton maupun adukan spesi untuk pasangan batu merah maupun batu kali
juga plasteran , yang dipakai dalam konstruksi – konstruksi khusus dan tidak bocor.
d. Menyediakan Andang/Schafolding minimal 20 unit
e. Peralatan yang digunakan diutamakan milik sendiri.

4. BAHAN
1. JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis bahan diutamakan produksi dalam negeri

2. PEMAKAIAN MERK DAGANG


Apabila dalam RKS ini hanya disebutkan satu merk bahan, bukan berarti hanya dapat
dipakai merk tersebut, melainkan dapat dipakai merk lain dengan standart mutu dan
ciri – ciri fisik yang sama. Dan yang mempunyai standar SNI.

3. PERUBAHAN PEMAKAIAN MERK DAGANG BAHAN


Kontraktor dapat mengusulkan perubahan pemakaian merk dagang secara tertulis
apabila ternyata merk dagang tersebut tidak tersedia di pasaran, sepanjang Kontraktor
dapat membuktikan kesetaraan kualitas dan ciri – ciri fisik yang dituntut RKS dan
untuk menggunakannya harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
atau Kuasa Pengguna Anggaran.

1
4. PEMERIKSAAN BAHAN
4.1 Secara umum Konsultan Pengawas / Direksi Teknis berhak memeriksa semua
jenis bahan bangunan yang dipergunakan Kontraktor dan menolaknya apabila
nyata – nyata tidak memenuhi persyaratan untuk itu.
4.2 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan, tetapi
ditolak dipergunakan oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Teknis, harus segera
dikeluarkan dari lapangan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
4.3 Apabila Konsultan Pengawas/ Direksi Teknis merasa perlu untuk
memeriksakan bahan bangunan yang dipergunakan spesifikasinya, maka
Konsultan Pengawas berhak mengirimkannya kepada Balai Penelitian Bahan –
bahan Bangunan atau lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola
Kegiatan untuk diteliti. Semua beaya untuk hal ini menjadi tanggungan
Kontraktor apapun hasil penelitian tersebut.
4.4 Semua bahan bangunan yang diperlukan harus memenuhi syarat – syarat
yang ditentukan dalam AV dan PUBB.
4.5 Konsultan Pengawas / Direksi Teknis berwenang minta keterangan mengenai
asal bahan dan Kontraktor harus memberitahukannya.
4.6 Bahan – bahan sebelum dipergunakan harus diajukan contoh terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan persetujuan. Persetujuan atas
mutu bahan untuk selanjutnya digunakan dasar pengadaan bahan atas
kesesuaian dengan contoh – contoh yang telah disetujui.
4.7 Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih digunakan bahan – bahan
yang ditolak oleh Konsultan Pengawas maka harus segera dihentikan,
selanjutnya pekerjaan ini harus dibongkar.

5. PERATURAN TEKNIS
 Umum
Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Indonesia sepanjang tidak ditetapkan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat yang
harus ditaati selama pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Kontraktor adalah
1. Perpres No 12 tahun 2021
2. Permen PUPR No 10 tahun 2021
3. Permen PUPR No 1 tahun 2022
4. Algemene Voorwarden (A.V.) yang disahkan dengan Keputusan Pemerintah tanggal
28 Mei 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada
ketentuan lain dalam RKS ini.
5. N.I 2 – Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971.
6. N.I 3 – Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) 1983.
7. N.I 5 – Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
8. N.I 8 – Peraturan Semen Portland Indonesia 1973
9. N.I 18 – Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) 1983.
10. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
12. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.

13. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja
No. 3 Th. 1958 dan Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
14. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

2
15. Semen Portland harus memenuhi NI – 8,SII 0013 – 81
16. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 9
17. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79 / 0087 – 75 /
0075 – 75
18. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9
19. Pengendalian mutu beton harus sesuai dengan persyaratan PBI ’71 ( NI – 2 ) dan
PUBI ‘ 82 ( NI – 8 )
20. Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan NI – 19, PUBI
1982 pasal 31 dan SII – 0023 – 810
21. Mutu dan kualitas kayu harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 5 ( PKKI ’61 ),
PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458 – 81
22. Pengendalian mutu cat harus memenuhi persyaratan PUBI 1982 pasal 54 NI – 4
23. Bahan cat yng digunakan harus memenuhi syrat syarat yang ditentukan dalam
PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900: 1970 / 1971, As.K – 41 NI – 4.
Peraturan – peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat yang
berkaitan dengan permasalahan bangunan.

a. Tanggung Jawab Kontraktor


Sesuai dengan K.U.H Perdata pasal 1609 Kontraktor bertanggung jawab 10 tahun
fisik untuk segala kerusakan Konstruksi yang disebabkan penggunaan mutu bahan
yang buruk atau pelaksanaan seharusnya menyimpang atau sewaktu
penyelenggaraan seharusnya secara wajar Kontraktor mengetahui dengan jelas
dan nyata terjadi hal ikwal yang seharusnya dijadikan alasan untuk mengadakan
perubahan / penyempurnaan tetapi hal tersebut tidak disampaikan kepada
Pengelola Kegiatan, dengan demikian batas waktu dalam pasal 54 A.V. 1941 tidak
diberlakukan.
B. Penjelasan Spektek dan Gambar
i. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka yang
harus diikuti adalah gambar detail.
ii. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar berbeda maka ukuran dalam
gambar yang berlaku.
iii. Bila ukuran dan jumlah di dalam gambar tidak tercantum dengan jelas maka RKS
yang harus diikuti, tetapi apabila dalam RKS tidak disebut, sedang dalam gambar
jelas disebutkan maka gambar yang harus dilaksanakan.
iv. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada baik
Konstruksi maupun ukurannya, maka rekanan berkewajiban untuk menanyakan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis.
v. Dalam hal terjadi penyimpangan detail antara gambar bestek dan keadaan di
lapangan, Kontraktor dapat mengajukan gambar kerja (shop drawing) yang sesuai
dengan kondisi di lapangan dan mempergunakannya dalam pelaksanaan dengan
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
vi. Di dalam semua hal bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3
 PERSIAPAN DI LAPANGAN

1. Hak Bekerja Di Lapangan


Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Kontraktor selama waktu
pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.
Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan oleh Pengelola
Kegiatan sebagai perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan.
2. Pembagian Halaman untuk Bekerja
Apabila Kontraktor akan mendirikan bangunan sementara (Direksi keet Gudang) maupun
tempat penimbunan bahan, maka Kontraktor harus merundingkan terlebih dahulu kepada
Direksi tentang penggunaan halaman ini.
3. Jalan masuk ke lokasi Pekerjaan
a. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan, serta
akomodasi tambahan di luar daerah kerja, menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau bangunan lainnya yang
disebabkan adanya pembangunan ini Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki
kembali, selambat – lambatnya dalam masa pemeliharaan.
c. Kontraktor diharuskan menyiapkan di Lokasi Kegiatan alat – alat pengaman terhadap
kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

 RENCANA KERJA
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyusun suatu rencana kerja
(time schedule dan atau net work planning) dan diajukan kepada Pengelola Kegiatan
selambat – lambatnya satu minggu setelah pemberian surat tugas (gunning) untuk disetujui.
2. Setelah Rencana kerja disetujui Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan, Kontraktor
harus menggandakannya sebanyak 4 (empat) copy yang masing – masing diserahkan
kepada Pengelola Kegiatan, Pengelola Administrasi Kegiatan, Konsultan Pengawas dan
sebuah ditempel di bangsal kerja.
3. Selanjutnya Kontraktor harus berusaha mengikuti Rencana Kerja tersebut yang menjadi
dasar bagi Pengelola Kegiatan untuk menilai prestasi Kontraktor dan segala sesuatu
persoalan yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.
4. Pelaksana diharuskan membuat Rencana Kerja Mingguan pada setiap tahap pengerjaan,
paling tidak 3 (tiga) hari sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada
Pengelola Kegiatan.
5. Sebelum memulai pekerjaan, bersama – sama Konsultan Pengawas / Direksi Kontraktor
harus mengadakan pengukuran (Uitzet) berdasarkan petunjuk – petunjuk pihak tersebut
yang mengacu kepada gambar kerja. Unuk ini dibuat Berita Acara pengukuran yang
selanjutnya menjadi pedoman bagi Kontraktor.

 KUASA KONTRAKTOR

1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasa atau wakil yang cukup dan berpengalaman
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan (selanjutnya disebut pelaksana).
2. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapat kuasa penuh yang bertindak untuk
dan atas nama Kontraktor saja.
3. Dengan adanya pelaksana ini tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari semua tanggung
jawab sebagian maupun seluruhnya.
4. Kontraktor harus menyediakan petugasnya dilapangan minimal Pelaksana 1 ( satu ) orang,
Wakil Pelaksana 1 ( satu ) orang,Tenaga administrasi, Logistik, Penjaga gudang.

4
5. Bilamana dikemudian hari, menurut pendapat Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang atau
tidak bisa menunjukkan kecakapannya dalam memimpin pekerjaan sebaik – baiknya, maka
Konsultan Pengawas berhak menyarankan kepada Pemilik Kegiatan agar Kontraktor
mengganti Pelaksana dan Kontraktor harus melakukan / melaksanakannya dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah tersebut Pelaksana Pengganti sudah
harus siap melaksanakan tugasnya.
6. Apabila Kontraktor bekerja diluar jam kerja (lembur) diharuskan membuat Surat
Pemberitahuan kepada Konsultan Pengawas. Apabila tanpa pemberitahuan, Kontraktor
melakukan kerja lembur, maka Pengawas lapangan akan memberikan teguran secara
tertulis dan melaksanakan pembongkaran pada pekerjaan yang dilaksanakan pada jam
lembur termaksud.
7. Biaya akomodasi, transportasi untuk kerja lembur Pengawas / Direksi ditanggung oleh
kontraktor dan besarannya ditentukan dengan kesepakatan bersama.

 PENJAGAAN
1. Kontraktor harus melakukan pekerjaan keamanan barang – barang diseluruh halaman
pekerjaan bangunan baik selama maupun pada waktu tidak dilakukan pekerjaan. Hal ini
berlaku pula bagi barang – barang pihak ketiga dan pihak Konsultan Pengawas.
2. Untuk maksud ini disekeliling pekerjaan pada tempat – tempat tertentu dibuatkan POS
penjagaan.
3. Barang – barang dan bahan – bahan bangunan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggungan Kontraktor dan tidak diperkenankan untuk
diperhitungkan dalam biaya borongan tambahan.
4. Kontraktor diharuskan melaporkan personil yang tinggal di Kegiatan di luar jam kerja pada
petugas keamanan setempat.

 LAPORAN HARIAN / MINGGUAN


1. Kontraktor diwajibkan membuat laporan harian dimana dituliskan kemajuan pekerjaan
setiap hari, bahan – bahan / alat – alat yang didatangkan dan jumlah/besarnya pekerjaan dan
petugas – petugas lapangan yang ada serta keadaan cuaca di lapangan pekerjaan, laporan
tersebut harus dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan harus ditanda tangani oleh pengaawas
lapangan, satu untuk Kontraktor dan lainnya untuk Konsultan Pengawas dan Pengelola
Kegiatan.
2. Tugas – tugas dan Perintah dari Konsultan Pengawas secara lisan barulah berlaku dan
mengikat bagi Kontraktor jika hal itu dimuat dalam laporan harian dan telah dibubuhi tanda
tangan dan nama jelas petugas Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan.
3. Pekerjaan tambahan dan atau kurangan harus pula dicatat dalam laporan harian ini seteliti –
telitinya.
4. Kontraktor wajib pula membuat laporan mingguan atas segala kegiatan, sesuai laporan
harian dalam rangkap sesuai dengan kebutuhan. Dua salinan akan dikirim kepada Kontraktor
setelah diteliti dan disetujui Konsultan Pengawas.

 JAMINAN KESELAMATAN
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak obat – obatan sesuai dengan syarat – syarat PPPK
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang selalu harus tersedia secara lengkap di
lapangan. Obat – obat tersebut disediakan baik untuk staf Direksi, staf Kontraktor, termasuk
semua tukang dan pekerja – pekerja dari pihak ketiga.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum untuk para pekerjanya yang cukup baik dan bersih
menurut syarat – syarat kesehatan.
3. Kontraktor menyediakan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta
protocol covid-19

5
4. Kontraktor harus melampirkan usulan K3 yang mendukung teknis pelaksanaan kegiatan agar
lancar aman dan mengurangi resiko kecelakaan
5. Kontraktor berkewajiban melindungi tenaga kerja dalam jaminan ansuransi kecelakaan atau
BPJSTK

 PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum dimulai pekerjaan, yang bila bagian pekerjaan ini dilakukan mengakibatkan tidak
dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada
Konsultan Pengawas pemeriksaan bagian pekerjaan yang telah dikerjakan itu. Baru setelah
Direksi menyatakan bagian ini baik Kontraktor dapat mulai pekerjaan selanjutnya.
2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut didalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan, tidak terhitung hari libur dan atau hari raya resmi, tidak dipenuhi
oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor bisa meneruskan bagian pekerjaan itu sedang
pekerjaan yang harus diperiksa itu dianggap seolah – olah diperiksa dan disetujui. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
3. Bila ayat 1 diatas dilanggar oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian – bagian pekerjaan, sebagian atau seluruhnya, guna pemeriksaan,
ongkos pembongkaran dan pemasanagan kembali karena kelalaian Kontraktor dibebankan
kepada Kontraktor

 PEKERJAAN TIDAK BAIK


1. Dalam waktu yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diharuskan
memperbaiki dan atau membuat baru semua pekerjaan yang dinyatakan kurang/tidak baik.
2. Ongkos perbaikan dan atau pembuatan baru ini tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Tidak ada hak Kontraktor untuk minta perpanjangan waktu karena melakukan pekerjaan
tersebut dalam ayat 1 pasal ini.
 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
1. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata ada Perintah tertulis dari
Pemilik Kegiatan.
2. Bila ada pekerjaan tambahan dan pengurangan, maka harga pekerjaan tambahan ini akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan, bahan dan upah yang dimasukkan
oleh Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan yang harga satuannya tidak tercantum dalam daftar harga satuan
Kontraktor akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama – sama
Kontraktor.

6. Jangka Waktu Pelaksanaan


a. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan Rehabilitasi Pustu Dermo
i. seperti disebutkan di atas adalah 60 ( Enam Puluh ) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK.
ii. Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan pemeliharaan selama 180 (seratus
delapan puluh)Hari kalender sejak dilaksanakannya serah terima pertama (PHO)

6
B. SYARAT – SYARAT TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Umum
Sebelum melakukan pelaksanaan ditempat pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
lapangan dari tanaman, akar-akar tumbuhan, puing-puing, bekas-bekas bangunan dan
pondasinya, serta material lain yang tidak digunakan. Areal pekerjaan yang disebut
diatas termasuk areal untuk kantor lapangan, akomodasi, alat-alat bantu sementara,
sebagai tertera dalam gambar rencana atau Sesuai instruksi Pengawas.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan persiapan dan persyaratan,ketentuan dan penjelasan yang harus
dipatuhi oleh kontraktor sebagai berikut

a. Pekerjaan Pembersihan Lapangan :


i. Pekerjaan Pembersihan lokasi ini termasuk antaranya pemotongan tanaman /
tumbuh-tumbuhan sampai dengan akar-akarnya di dalam areal proyek, termasuk
juga pembuangan semua bekas dan sampahnya.
ii. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, dan benda-benda lain yang
dapat mengganggu kegiatan pelaksanaan pembangunan proyek, harus dibongkar.
Kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar harus dibiarkan tetap. Perlindungan
harus diberikan kepada hal-hal seperti itu.
iii. Bila dijumpai pipa-pipa saluran yang sudah tidak dipergunakan lagi, maka pipa-pipa
tadi sedapat mungkin dibongkar, dan bila tidak mungkin harus harus disumbat, yang
kesemua langkah ini harus sepengetahuan dan seijin Pengawas. Sedangkan bila
dijumpai instalasi- instalasi yang masih berfungsi seperti pipa air minum, pipa gas,
jaringan listrik, jaringan telepon dll, maka kontraktor wajib secepatnya melaporkan
hal tersebut kepada Pengawas dan pihak berwenang lainnya untuk mendapat
petunjuk-petunjuk lebih lanjut dalam menanganinya.

b. Pembongkaran rangka atap


i. Pekerjaan Pembongkaran atap diupayakan dengan adanya pemilihan material yang
dipandang perlu untuk diamankan dan diinventarisir.
ii. Dalam penawaran pekerjaan disarankan kontraktor mempelajari gambar rencana
kerja dan hasilnya dituangkan didalam bagian metode kerja pelaksanaan.
c. Pembongkaran Plafon dan Rangka
i. Pekerjaan Pembongkaran plafond dan rangka diupayakan dengan adanya pemilihan
material yang dipandang perlu untuk diamankan dan diinventarisir.
ii. Dalam penawaran pekerjaan disarankan kontraktor mempelajari gambar rencana
kerja dan hasilnya dituangkan didalam bagian metode kerja pelaksanaan.
d. Pembongkaran Paving
i. Pekerjaan Pembongkaran paving diupayakan dengan adanya pemilihan material yang
dipandang perlu untuk diamankan dan diinventarisir.
ii. Dalam penawaran pekerjaan disarankan kontraktor mempelajari gambar rencana
kerja dan hasilnya dituangkan didalam bagian metode kerja pelaksanaan.

e. Pembongkaran Pintu Pagar


i. Pekerjaan Pembongkaran pintu pagar diupayakan dengan adanya pemilihan material
yang dipandang perlu untuk diamankan dan diinventarisir.
ii. Dalam penawaran pekerjaan disarankan kontraktor mempelajari gambar rencana
kerja dan hasilnya dituangkan didalam bagian metode kerja pelaksanaan.

7
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
Beton Cor setempat
Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan beton biasa, beton bertulang, pondasi dan lain - lain sesuai
dengan gambar persyaratan teknis ini.

Bahan - bahan
Dapat dibuat setempat dalam site dengan syarat :

Semen, agregat dan pasir diukur menurut beratnya.

Semen Portland

Semen Portland yang dipakai untuk pekerjaan adalah Semen Gresik yang diperoleh dari pabrik
dan disetujui oleh direksi.

Agregat beton ( batu )

Semua agregat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh direksi. Bahan
tersebut harus harus tidak mengandung tanah lempung, kapur, tanah gemuk, tanah liat, batu
lunak atau pecahan batu, tumbuh - tumbuhan dan benda - benda organic serta campuran
lainnya. Batu - batu ini harus padat, keras dan tidak keropos. Batu tersebut adalah batu pecah
yang dihasilkan dari pecah mesin dan mempunyai ukuran / gradasi yang standart dengan PBI
dan yang disetujui oleh direksi / pengawas.

Air

Air untuk mencampur beton dan luluh harus disetujui oleh direksi.

Air tersebut harus bersih dan tidak mengandung lempung, minyak, garam, gula dan bahan
tumbuh - tumbuhan atau bahan organic non organic dalam dalam larutan dengan jumlah
tertentu, sehingga mungkin dapat merusak daya tahan beton.

Baja tulang

Baja tulang harus terdiri atas batangan - batangan bulat yang berdiameter tertulis dalam gambar
dan harus memenuhi persyaratan standrt beton Indonesia N 1.2. PBI tahun 1971.

Baja tersebut harus memenuhi tegang tarik ijin 1400 kg/cm2, suatu penampang lintang untuk
sesuatu batangan yang akan dikirim harus mempunyai bentuk yang yang tepat dan batangan
tersebut berdiameter seperti yang telah ditentukan. batangan tersebut harus tidak berkarat,
tidak mengandung kotoran minyak dan tidak cacat.

8
Adukan beton dibuat dengan adukan mesin.

Kecepatan mengaduk, jumlah adukan beton harus sesuai dengan rekomendasi pembuat mesin
tersebut.

Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum dipakai.

Mutu beton struktur harus mencapai Mutu K-100,mutu K-200 yang ditunjukkan dengan
bukti / hasil tes laboratorium

Pelaksanaan pekerjaan

Pengecoran beton
1. Memberitahukan direksi selambat lambatnya 24 jam sebelum pengecoran
dilaksanakan.
2. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan pada agregat telah lebih dari 1 jam.
3. Beton harus di cor sedemikian rupa agar terhindar dari pemisahan materal dan
perubahan letak tulangan.
4. Alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagiannya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan beton yang mengeras.
5. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan bebas lebih dari 2 meter.
6. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengeras dalam
batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
7. Bila pengecoran harus berhenti sementara dan beton sudah menjadi keras dan
tidak beruah bentuk harus dibersihkan dari lapisan air semen dan partikel yang
lepas sampai suatu kedalaman yang cukup hingga tercapai beton yang padat.
Pemadatan Beton
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan membuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton padat tanpa penggetaran secara berlebihan.
2. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah sangat penting. Beton
digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan.
3. Pada daerah besi yang padat harus digetarkan dengan penggetar berfrekuensi
tinggi agar menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

9
3. PEKERJAAN PASANGAN
Ketentuan Umum
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan pasangan
Lingkup pekerjaan ini meliputi:
a. Pas. Railling besi hollow 40.40+20.40
b. Pas. Penutup railling polycarbonate
c. Pasang+perbaikan pintu pagar lama
d. Pasang Huruf timbul stainless t: 25cm
e. Pasang lantai Granit ukuran (60 x 60) cm
Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lantai baru menggunakan granit yang dipakai kwalitas A ( KW I )
Ukuran 60 x 60 cm
2. Sebelum pemasangan lantai Granit dilaksanakan, lapisan pasir dibawahnya harus dipadatkan
dan disiram air sampai padat kemudian diberi lantai rabat beton campuran
1 Pc : 3 Ps : 6 Kr tebal 5 cm
3. Garnit dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dengan tebal adukan + 3 cm. Celah antar keramik
lebarnya minimal 2 mm diisi dengan air semen dan selama pemasangan semua keramik
harus dilindungi dan tidak boleh dikotori
4. Pasangan ini harus dilaksanakan dengan rata dan dikerjakan oleh tukang yang cakap dan
mampu, pemotongan harus dilakukan dengan pisau khusus dan pada pertemuan sudut harus
dibuat dengan sambungan verstek & campuran apesi adukan yang dipakai 1 Pc : 3Ps

4. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


a. Pekerjaan Atap dan Plafond Meliputi
1. Pasang penutup atap UPV
2. Pasang Genteng Metal Lapis Pasir
3. Pasang Plafond gypsum 9mm 120x240
4. Pasang List Gysum 10cm

b. Pelaksanaan
i. Penutup atap boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap selesai
dikerjakan, dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
ii. Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga
menghasilkan bidang yang benar – benar rata sesuai gambar.
iii. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup atap Kontraktor harus
memeriksa terlebih dahulu apakah seluruh rangka atap telah selesai dipasang
menurut ketentuan dalam persyaratan teknis ini
iv. Dipasang pada bagian sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana/ Detail.

v. Plafond gybsum Ukuran 120 x 240 cm (tambal sulam) , semua pekerjaan ini
mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan
gambar rencana contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi/
Konsultan Pengawas.

10
vi. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila semua keperluan-
keperluan/ kepentingan-kepentingan yang aka ditutup selesai terpasang secara
keseluruhan seperti kabel listrik, pipa air talang dan sebagainya.

vii. Plafond gybsum dipasang pada rangka holow dengan menggunakan baut sekrup

5. PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI


Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa lain
sehubungan dengan pekerjaan Plumbing dan lain - lain sesuai dengan gambar persyaratan
teknis ini.

Lingkup dalam pekerjaan ini meliputi:


1. Pekerjaan Pengeboran Sumur
2. Pas.Pompa air jet pump head 30mtr
3. Memasang pipa PVC tipe AW dia 1/4"
4. Memasang pipa PVC tipe AW dia 1"
5. Memasang pipa PVC tipe AW dia 4"

Instalasi Air Bersih


Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan,
lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk
seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik
dan aman. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site. Syarat
– syarat lain yang harus dipenuhi antara lain:

6. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Lingkup Pekerjaan

Seperti gambar perencana, pemborong pekerjaan listrik harus melakukan pengadaan dan
pemasangan instalasi listrik untuk siap dipergunakan.

Adapun lingkup pekerjaan ini meluputi:

a. Pembuatan shop drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan.


b. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
c. Panel penerangan dan instalasinya.
d. Pekerjaan pengecatan dan perapihan
e. Pengunjian / test / keer dan percobaan.

11
f. Pembuatan As Built Drawaing dan segala pekerjaan yang termasuk kedalam pekerjaan ini.
Persyaratan umum.
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan yang di
keluarkan oleh PLN dan instansi berwenang lainnya ( PUTL 1997, peraturan Menteri PUTL No.
023 dan 024 PRT 1978, PUL, PUPP DPIVB dan Depnaker).
Bahan / Material

a. semua barang akan di pasang adalah barang baru dan terlebih dahulu mengajukan contoh
untuk disetujui Direksi / konsultan pengawas.
b. panel penerangan tesebut dari pelat bisa tebal ± 1 mm dicat anti karat dan dilengkapi dengan
kunci, panel penerangan harus di tanahkan ( grounding )
c. Kabel instalasi listrik
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM, dan dengan
diameter sesuai gambar.
Penyambungan kabel harus menggunakan terninal box dan harus dipasang inbouw.
Untuk memasang instalasi yang tertanam harus di lengkapi dengan coundit / pipa PVC
sesuai keperluan. Demikian juga dengan sambungan listrik antar bangunan.
Lighting fixture yang memakai ditentukan sbb. :
1. Lampu dinding tempel 10 Watt

14. PEKERJAAN LAIN – LAIN


a. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan – pengurusan antara lain:
Permohonan Ijin dari PDAM jika pada proyek tersebut terdapat pemindahan
saluran/pipanisasi air bersih milik PDAM.
Permohonan Ijin dari PLN jika proyek tersebut terdapat jaringan kabel bawah tanah
atau pemindahan tiang listrik milik PLN.
b. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meniliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus di perbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus di
tata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
c. Meskipun telah ada pengawas dan unsur – unsur lainya, semua penyimpangan dari
kekuatan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
bertanggung jawab kepada Direksi untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
d. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar
– benar telah sempurna.
e. Semua pernyataan yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing ).

12
7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan bangunan antara
lain :

i. Pengecatan dinding tembok dinding dalam dan dinding luar,


ii. Pengecatan Plafond plafond
iii. Pengecatan listplank
b. Bahan – Bahan

i. Umum
Warana untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian Oleh direksi
ii. Cat Tembok
- Cat penutup merk catilax
- Plamur tembok buatan sendiri kualitas dengan campuran semen putih,
kalsium, lem rajawali secukupnya
iii. Cat Besi

- Cat penutup merk Emco digunakan pada besi atau kayu


- Meni besi ex padang/zinkrocmet anti karat untuk permukaan kayu

c. Pelaksanaan
Pengecatan Tembok/Plafond
i. Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar –
benar sudah kering.
ii. Permukaan – permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan bahan – bahan yang sama dengan dindingnya, baru
dilaksanakan plamuuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh Direksi
sampai rata dan halus.

iii. Setelah plamuuran betul – betul kering, maka plamuuran diamplas sampai halus
dan dibersihkan dari debu yang menempel.

iv. Untuk warna – warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng –


kaleng dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.

v. Pengecatan dilaksanakan minimal 3 lapis cat penutup, hasil pengecatan harus


padat ratawarnanya atau setelah disetujui oleh direksi
vi. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak
ada bagian – bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran –
pengotoran.

vii. Proses pengecatan plafond sama dengan proses pengecatan dinding.

13
A. DAFTAR SPESIFIKASI MATERIAL DAN BAHAN

No. Jenis Material Spesifikasi Nilai TKDN

1 Pasir Pasang

2 Semen Portland 40kg Semen Gresik 86.82%

Merk Alderon (lbr. 62,65%


2 Atap UPVC
860mm)

3 Genteng multiroof lapis pasir merk Sakura roof 51,54%

4 Lantai Granit Merk Garuda (60x60cm) 83.76%

5 Cat kayu Emco 26.12%

6 Cat Tembok Catylac 31.42%

Merk jayaboard 30.34%


7 Gypsum Board
(9x1200x2400mm)

kediri, 05 Mei 2023


Dibuat oleh,
CV. WIRA BUANA CONSULTANT

SIGIT FAJARUL ISLAM, ST.


Direktur

14

Anda mungkin juga menyukai