Dengan dikirimnya Maha Patih Gajah Mada ke Lombok sebelum abad ke-16,
Pulau Lombok berada di bawah kekuasaan Majapahit. Pada akhir abad ke-16 sampai
awal abad ke-17, Lombok banyak mendapat pengaruh Jawa dan Islam melalui dakwah
yang dilakukan oleh Sunan Giri.
Lombok ditaklukkan oleh Kerajaan Gelgel Bali pada awal abad ke-18. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya komunitas Hindu Bali yang menetap di daerah
Mataram dan Lombok Barat. Di daerah tersebut juga terdapat beberapa pura besar.
Lombok akhirnya lepas dari pengaruh Kerajaan Gelgel akibat pengusiran yang
dilakukan oleh Kerajaan Selaparang (Lombok Timur) dengan bantuan kerajaan yang
ada di Sumbawa (pengaruh Makassar). Setelah peristiwa tersebut, beberapa prajurit
Sumbawa dikabarkan menetap di Lombok Timur. Hal ini terbukti dengan adanya
beberapa desa di tepi timur laut Lombok Timur yang mayoritas penduduknya
berkomunikasi menggunakan bahasa Samawa. Jika dilihat dari aspek sejarah, Suku
Sasak bisa jadi berasal dari Pulau Jawa, Bali, Makassar, dan Sumbawa. Meskipun
demikian, belum tentu nenek moyang atau papuk bloq orang Sasak berasal dari
keempat etnis tersebut. Tetapi tetap saja keempat etnis tersebut memberikan pengaruh
yang besar pada perkembangan Suku Sasak.
Nama Sasak dianggap berasal dari kata sak-sak yang berarti sampan. Nenek
moyang mereka diyakini menggunakan sampan untuk masuk ke Pulau Lombok. Asal
muasal sebutan Lombok berikut penduduk aslinya yang disebut Suku Sasak itupun
masih terdapat berbagai versi. Ada yang berpendapat, Sasak berasal dari proses
kedatangan awal manusia yang menjadi cikal bakal Suku Sasak dengan rakit yang
disebut Saksak. Ada juga pendapat berasal dari gambaran keadaan pulau Lombok
yang ketika itu yang merupakan hutan belantara terutama bambu yang sangat rapat
dan sesak. Keberadaan hutan bambu ini, memang masih digambarkan oleh Robert
Wallace dalam petualangannya yang juga melalui Lombok pada pertengahan abad XIX.
Sedangkan nama Lombok, ada pendapat yang mengambil dari bahasa Sasak yang
berarti lurus sesuai pembawaan umum etnisnya yang polos meskipun terkesan terlalu
dicari-cari.
Bahasa Sasak cukup mirip dengan bahasa Bali karena memiliki gradasi
sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak juga memiliki dialek yang
berbeda di beberapa daerah yang ada di Pulau Lombok. Perbedaan dialek antardaerah
dapat menimbulkan ketidakpahaman bagi orang yang mendengar.