Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FIQIH SYIASAH

ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM SEJARAH LEMBAGA


PEMERINTAHAN MUSLIM

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mutawali, M.Ag

Disusunoleh :
Mila Cahyani( 210201004)
TowiParandika( 210201012)
Sri Wulandari( 210201030)
OlviSeptia( 210201034 )

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2024/2025

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
atas terselesaikannya makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW
dan juga kepada seluruh keluarga, sahabat dan pengikut beliau.
Alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya makalah “ Fiqih Syiasah“ yang
bertema “ Iatilah-istilah penting dalam sejarah lembaga pemerintahan muslim”. Dengan
selesainya makalah ini dibuat tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr.
Mutawali, M.Ag Selaku dosen pengampu mata kuliah fiqih syiasyah yang sudah memberikan
arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karna itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan keritikan yang
membangun dari pembaca. Akhir kalimat, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mataram, 30 April 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar

Belakang……………………………………………………………………...1

B. RumusanMasalah………………………………………………………………2

C. Tujuan………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Khilafah, Imamah, dan Imarah ………………………………………………3

B. Ahl al-hall wa al-Aqd……………………………………..………………….7

C. Baiat…………………………………………………………………………..8

BAB III PENUTP……………………………………………………………………..9

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara dan politikadalahsuatuhal yang tidakbisa di

dipisahakankarnapolitiksendiradalahhasildari negara. Dalam

islamilmupolitikdisebutsebagaifiqihSiyasah yang sudahdilakukan pada zaman Nabi

Muhamad dan zaman sebelumnya.

Fikihi Siyasah (‫( السياسي الفقه‬merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk yang

terdiri dari dua kata yaitu kata fikih (‫( الفقه‬dan al-siyâsî (‫(السياسي‬. Secara etimologi, fikih

merupakan bentuk masdhar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahu-fikihan yang

bermakna faham.Siyasah berasal dari kata bahasa Arab -‫ة‬II‫ساس سياس‬- ‫ يسوس‬yang berarti

mengatur, mengurus, dan memerintah.1

Tentang hubungan agama dan negara terdapat tiga kelompok pemikiran.

Kelompok pertama berpendapat bahwa negara adalah lembaga keagamaan dan sekaligus

lembaga politik. Karena itu kepala negara adalah pemegang kekuasaan agama dan

kekuasaan politik. Kelompok kedua mengatakan bahwa negara adalah lembaga

keagamaan tapi mempunyai fungsi politik. Karena itu kepala negara mempunyai

kekuasaan agama yang berdimensi politik. Kelompok ketiga menyatakan bahwa negara

adalah lembaga politik yang samasekali terpisah dari agama. Kepala negara, karenanya,

hanya mempunyai kekuasaan politik atau penguasa duniawi saja.

1
Wahbah al-Zuhaylî, Ushul al-Fikih al-`Islami (Damaskus: Dar al-Fikr, 2001) vol. 1, 18.

1
Dalam negara penetapan Lembagapemerintahanmuslimterdapatistilah-istilah

yang digunakanuntukmengembangkan negara antarnyaadaistilahKhilafah, Imamah,

Imarah ,Khalifah, Imam dan Amir, Ahl al-hall wa al-Aqd dan Baiat yang

akankitabahasdalammateriini.

B. Rumusanmasalah

1. Apa yang dimaksudKhilafah, Imamah, dan Imarah

2. Apa yang dimaksudAhl al-hall wa al-Aqd

3. Apa yang dimaksudBaiat

C. Tujuan

1. Mengetahui arti Khilafah, Imamah, dan Imarah

2. Mengetahui makna Ahl al-hall wa al-Aqd

3. MengetahuimaknaBaiat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Khilafah, Imamah dan imaroh

1. Khilafah

Kata khilafah seakar dengan kata khalifah (mufrad), khalaif (jama’). Semua

padanan kata tersebut berasal dari kata dasar (fi’il madi), kholafa ‫ف‬II‫خل‬. Dalam Firs

Encylopedia of Islam, khalifah berarti “wakil”, “pengganti”,”penguasa”, gelar bagi

pemimpin tertinggi dalam komunitas muslim, dan bermakna “pengganti Rasulullah”.

Makna terakhir senada dengan al- maududi bahwa khalifah adalah pemimpin tertinggi

dalam urusan agama dan dunia sebagai pengganti rosul.

Kata khalifah di temukan pula dalam al-qur’an seperti dalam surah al- baqarah

ayat 30 yang artinya “ hai daud sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah

( penguasa ) di muka bumi. Dalam bentuk jamak (jamak taqsir) kata khalifah memiliki 2

kata khalaif dan khulafa di ulang sebanyak 4 kali dalam al-qur’an yaitu dalam surah al-

an’am ayat 165, surah yunus ayat 14 dan 37, surah fathir ayat 39. Adapun kata khulafa

bentuk jamak kedua dari kata khilafah di ulang sebanyak kali dalam ql-qur’an yaitu

dalam surah al-a’raf ayat 69 dan 74 serta surah an-naml ayat 62, maka dengan demikian

dapat dipahami bahwa makna khilafah di gunakan oleh al-qur’an untuk siapa yang diberi

kekuasaan mengelola wilayah baik luas maupun terbatas.

Istilah khilafah adalah sebutan untuk masa pemerintahan khilafah. Dalam sejarah,

khilafah sebutan bagi suatu pemerintahan pada masa tertentu, seperti khilafahabu bakar,

khilafah umar bin khatab, dan seterusnya untuk melaksanakan wewenang yang di

3
amanahkan kepada mereka. Khilafah menurut ibn khaldun adalah tanggung jawab umum

yang di kehendaki oleh peraturan syariat untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan

akhirat bagi umat dengan merujuk kepadanya. Karna kemaslahatan akhirat adalah tujuan

akhir, maka kemaslahatan dunia seluruhnya harus berpedoman kepada syariat.i

Secara historis institusi khilafah muncul sejak terpilihnya abu bakar sebagai

pengganti rasulullah dalam memimpin umat islam sehari setelah beliau wafat. Khilafah

adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan pemerintahan dan kekuasaan

sebagai milik umat. 2

2. Imamah

Imamah adalah ism mashdar atau kata benda dari kata amama yang artinya “di depan.”

Sesuatu yang di depan disebut dengan “imam.” Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-

hari, kata imam sering dimaknai untuk menunjuk orang yang memimpin shalat jamaah.

Arti harfiah dari kata tersebut adalah orang yang berdiri di depan untuk menjadi panutan

orang-orang yang di belakangnya. Dengan demikian, imam berarti orang yang memimpin

orang lain. Sementara itu, imamah adalah lembaga kepemimpinan.

Secara teknis, hampir tidak ada perbedaan antara khilafah dan imamah sebagai

lembaga kepemimpinan. Namun dalam praktisnya, kata imamah tidak disandarkan pada

proses suksesi sebagaimana yang terjadi dalam proses khilafah yang sebetulnya lebih

bernuansa sosial. Konsep imamah pada akhirnya lebih cenderung dipahami bersifat

doktrinal. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai persyaratan tertentu yang harus

dimiliki seseorang untuk menduduki posisi imam. Meskipun memiliki tujuan yang sama

yakni untuk menegakkan dan mengatur masalah-masalah masyarakat dan kesadaran akan

2
Moch,fachuroji,triologi kepemimpinan islam,jurnal ilmu dakwah, bandung, 2008, hal 294

4
kemestian adanya individu-individu yang memiliki kemampuan yang bekerja

mengelolanya, namun konsep imamh adalah konsep yang menyakini bahwa seorang

pemimoin adalah seseorag yang di tunjuk oleh allah.

seseorang imam adalah orang yang berasal dari kalangan ahlul bait yang ditunjuk oleh

Rasulullah secara langsung sebagaimana terlihat dalam redaksi Al-Qur’an Surat AlAhzâb

ayat 33 yang artinya: “ Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu

berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah

shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah

bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan

kamu sebersih-bersihnya”. Ayat ini, terutama pada ujung ayat, dipahami sebagai salah

satu karakteristik seorang imam, yakni ma’shûm atau terpelihara dari segala macam

kesalahan dan dosa. Dan, ahlul bait merupakan kelompok yang memperoleh derajat

ma’shûm ini. Namun bagi sebagian pendapat, konsep imamah ini lebih bernada politis

mengingat sejarah awal kemunculannya, yakni merupakan kekecewaan sebagian umat

Islam sepeninggal Rasulullah terhadap tindakan beberapa shahabat.

3. Imaroh

Konsep yang terakhir adalah imarah. Imarah berasal dari kata “amr” yang artinya

perintah, persoalan, urusan atau dapat pula dipahami sebagai kekuasaan. Amir adalah

orang yang memerintah, orang yang menangani persoalan, orang yang mengurus atau

penguasa. Itulah sebabnya muncul ungkapan ulama dan umara.’ Umara’ disini merupakan

istilah untuk menyebut orang-orang yang bertindak sebagai pemimpin legal-formal dalam

suatu negara atau sekumpulan manusia.

5
Sementara itu, imarah secara harfiah diartikan sebagai lembaga yang memiliki

kewenangan memerintahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam arti istilah, imarah sama

dengan imamah dan khilafah. Orang yang memegang jabatan imarah ini disebut sebagai

amir. Kepala negara dalam Islam sering pula disebut sebagai “amîrul mu’minîn.” Gelar

ini mula-mula dipergunakan oleh Umar bin Khaththab yang menggantikan Abu Bakar.

Kata khalifah tidak dipergunakannya untuk menghindari penggandaan penggunaan kata

khalifah.

Berbeda dengan kedua konsep sebelumnya, konsep imarah justru lebih bernuansa

sosial dan hampir-hampir tidak berhubungan dengan aspek doktrin Islam. Sistem nilai

dan prinsip-prinsip kepemimpinan seorang amir-lah yang menentukan apakah mekanisme

kepemimpinan itu bernuansa Islam atau tidak. Itulah sebabnya, Umar bin Khaththab

mencantumkan kata tambahan “mu’minîn”, sebab kata amir saja belum mewakili

peristilahan yang berhubungan dengan unsur.

Maka, disebabkan makna aslinya yang tidak berhubungan dengan nuansa teologi

itu, konsep amir ini justru dapat dipahami lebih umum dalam seluruh pola

kepemimpinan. Termasuk penguasa politik pemerintahan, pemimpin organisasi dan

perkumpulan dan sebagainya. Dalam proses pemilihannya pun, lebih banyak melibatkan

unsur sosial-kemasyarakatan, ketimbang doktrin. Dengan kata lain, legalisasi seorang

amir ditentukan oleh kepercayaan orang banyak terhadap seseorang.

Dengan demikian, dari ketiga konsep kepemimpinan Islam di atas, dapatlah ditarik

beberapa pengertian. Pertama, konsep khilafah lebih bersifat umum, artinya sebagai

sebuah konsep, imamah dan imarah tercakup di dalamnya.

6
Kedua, masing-masing konsep dapat dipahami dengan pendekatan karakteristik dan

berbeda-beda. Khilafah lebih bersifat teologis dan sosiologis sekaligus. Teologis karena

memiliki relasi kuat dengan tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi,

sosiologis karena dalam praktiknya proses suksesi itu dilakukan oleh manusia. Imamah

murni bersifat teologis karena melibatkan unsur-unsur akidah meski dalam praktiknya

menjalankan urusan-urusan bernuansa sosiologis. Sementara itu imarah murni bersifat

sosiologis, sebab tidak disandarkan pada unsur teologis.3

B. Ahl al-hall wa al-Aqd

Secara terminologis ahl al-hall wa al-aqd orang-orang yang melepas dan mengikat.

Sementara dalam etimologis ahl al-hall wa-aqd adalah orang-orang yang berwenang

untuk merumuskan serta memutuskan suatu kebijakan dalam pemerintahan yang

didasarkan pada perinsip musyawarah.

Ahl al-hall wa al-aqd adalah sebuah lembaga atau dewan yang berwenang dalam

memutuskan tentang pengangkatan seseorang pemimpin dalam sistem politik islam atau

yang disebut sebagai khalifah. Dewan ahl al- hall wa al-adq bisa mengangkat atau

menurunkan khalifah yang sedang berkuasa atas nama rakyat, dengan berbagai sebab

yang telah diperhitungkan dalam majlis syuro. Istilah ahl al-hall wa-aqd sendiri

sebenarnya tidak lahir dari zaman nabi muhammad saw ataupun zaman khulafaur

rashidin, lembaga ini baru muncul ketika zaman abasiah atau bani abbas yang berpusat

dikota bagdad, namun pada praktiknya banyak terjadi anomali dalam pemilihan anggota

dewan ahl al-hall al-aqd yang ternyata kebnyakan dipilih oleh khalifah sendiri.4

3
Anggawipatwijaya, konsep khalifah,imarah,khalifah imam dan amir,2008

4
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ahl_al-hall_wa_al-aqd

7
C. Baiat

Baiat dilihat dari segi etimologis (lughot) adalah berasal dari bahasa Arab, dengan

bentuk kata pokok : b, y dan „a atau 2 .‫ع‬, ‫ي‬, ‫ ب‬Di dalam kamus bahasa Arab karangan

Prof Dr. H. Mahmud Yunus adalah ‫ بايع‬artinya bersetia, berjanji dan juga ‫ بيعة‬: ‫ بيع‬yang

artinya pelantikan khalifah. Sementara secara terminologis baiat di ambil dari kata ba’a

yang berarti membeli sesuatu dengan harga dan kesepakatan dua orang yang sedang

melakukan transaksi dagang dengan cara memukulkan tangan yang satu ke tangan yang

lainnya sebagai tanda setuju.

Ibnu khaldun mendefinisikan baiat adalah janji setia, sesorag pemberi baiat tidak

akan menentang sedikitpun mentaati dan mematuhi perintah dan tugas yang diberikan

kepadanya dalam hal yang disukai maupun yang tidak disukai. Semntara menurut

Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris baiat adalah menyatakan janji dari orang yang ber

baiat untuk mendengar, taat kepada pemimpin baik dalam hal yang menyenangkan

maupun dalam hal yang tidak disukai, kesulitan kemudahan loyal kepada pemimpin dan

mempercayakan segala urusan kepadanya.

Adapun pengertian bai‟at menurut syar‟i adalah dimana bai‟at tersebut

dialamatkan kepada khalifah, jika masih ada di muka bumi. Sehingga maksud bai‟at

adalah perjanjian untuk taat, bersumpah setia kepada khalifah-nya untuk mendengar dan

taat kepadanya, baik dalam hal yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dalam

keadaan mudah maupun sulit. Rasulullah SAW bersabda: Artinya :“Maka apabila engkau

melihat adanya khilafah, menyatulah padanya, meskipun ia memukul punggungmu. Dan

jika khalifah tidak ada, maka menghindar”. (HR. Thabrani dari Khalid bin Sab‟). 5

5
Tinjauan umum tentang bai’at, uin suska riau bab 2

8
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

khalifah adalah pemimpin tertinggi dalam urusan agama dan dunia sebagai

pengganti rosul. Istilah khilafah adalah sebutan untuk masa pemerintahan khilafah.

Dalam sejarah, khilafah sebutan bagi suatu pemerintahan pada masa tertentu, seperti

khilafahabu bakar, khilafah umar bin khatab, dan seterusnya untuk melaksanakan

wewenang yang di amanahkan kepada mereka.

, imam berarti orang yang memimpin orang lain. Sementara itu, imamah adalah

lembaga kepemimpinan.

imarah secara harfiah diartikan sebagai lembaga yang memiliki kewenangan

memerintahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam arti istilah, imarah sama dengan

imamah dan khilafah.

Ahl al-hall wa al-Aqdadalah orang-orang yang berwenang untuk merumuskan

serta memutuskan suatu kebijakan dalam pemerintahan yang didasarkan pada perinsip

musyawarah.

Baiat secara terminologis baiat di ambil dari kata ba’a yang berarti membeli

sesuatu dengan harga dan kesepakatan dua orang yang sedang melakukan transaksi

9
dagang dengan cara memukulkan tangan yang satu ke tangan yang lainnya sebagai tanda

setuju.

Daftar Pustaka

Moch,fachuroji,triologi kepemimpinan islam,jurnal ilmu dakwah, bandung, 2008, hal 294


Anggawipatwijaya, konsep khalifah,imarah,khalifah imam dan amir,2008
Wahbah al-Zuhaylî, Ushul al-Fikih al-`Islami (Damaskus: Dar al-Fikr, 2001) vol. 1, 18.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ahl_al-hall_wa_al-aqd

10
i

Anda mungkin juga menyukai