PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki kepala negara, meski tidak
disebut dengan nama khalifah atau imam, tetapi fungsinya
sama. Khilafah, imamah, atau kepemimpinan, adalah sistem
aturan untuk menghasilkan seorang pemimpin umat, yang
tidak hanya mengatur umat Islam saja, tetapi juga umat yang
lainnya. Sebagai sebuah sistem, cara dan aturan mainnya
bisa saja berbeda. Wacana kepemimpinan sepanjang sejarah
umat Islam di kalangan ulama dan kelompok Islam berbedabeda, tidak seragam. Sejak awal, negara ini lebih memilih
demokrasi sebagai aturan main untuk memilih pemimpin.
Demokrasi
yang
jika
dicermati
sama
sekali
tidak
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini:
1.
2.
3.
4.
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
tentang
tentang
tentang
tentang
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KONSEP IMAMAH DAN KHILAFAH
1. Imamah
Kata imamah adalah kata benda bentukan dari kata
kerja bahasa arab yang berarti memimpin.
Secara istilah, kata imamah didefinisikan oleh para
ulama dengan beberapa definisi yang hampir semakna, di
antaranya :
a. Imam Al-Mawardi Ali bin Muhammad (Asy-Syafii 450 H)
Imamah adalah sebuah jabatan yang menjadi penerus
peranan kenabian dalam menjaga agama dan mengatur
dunia dengan agama.
b. Imamul Haramain Al-Juwaini Abdul Malik bin Abdullah
(478 H)
Imamah adalah kepemimpinan yang sempurna dan
kekuasaan yang meliputi orang-orang khusus (para
pejabat dan penguasa) dan
rakyat umum
dalam
syariat
demi
merealisasikan
kemaslahatan
mengurus urusan seluruh umat islam, baik urusanurusan agama maupun urusan-urusan dunia.
c. Imamah memimpin seluruh ummat islam
dengan
yang
bermakna.
Imamah
dengan
demikian
Menurut
Ibnu
Khaldun
khilafah
merupakan
dan
besepakat
untuk
mendirikan
kekhalifahan.
sama
yakni
mempertahankan
agama
dan
dari
empat
khalifah
tersebut
menurunkan
cara
yang
ditempuh
dalam
menjalankan
sedikit
hadist
Rasulullah
SAW
yang
berisi
seseorang
amar
maruf
terjun
nahi
lapangan
munkar
untuk
haruslah
Pertama,
kemungkaran
tersebut
haruslah
berupa
pertama
ini,
kemungkaran
yang
masih
agamalah
yang
akan
menjadi
korban
jika
benar-benar
diaplikasikan
dalam
konteks
lainnya,
karena
hasilnya
pasti
hal
yang
pun
mencatat
kesuksesan
mereka
dalam
adalah rahmatan
lilalamin.
Penggunaan
pada
objek
yang
menjadi
sasaran
ataupun
agama
islam.
Dalam
sebuah
hadist,
Rasulullah
SAW mengatakan :
Barang
siapa
yang
mengacungakn
Allah
kepada
ummat
islam
sesuai
dengan
orang
yang
menyeru
kepada
kebajikan,
Dan
mereka
itulah
orang-orang
yang
yang
menyuruh
manusia
berbuat
adil,
wahai
anakku!
Laksanakanlah
shalat
dan
tidak
sedikitpun.
b. Abu
Bakar
ada
perselisishan
al-Jashshah
diantara
berkata,
mereka
Allah
telah
pendapat
diantara
ulama.
Sebagian
dari
perbedaan
pendapat
ini
berasal
dari
Allah
segolongan
Dan
orang
hendaklah
yang
diantara
menyeru
kepada
kamu
ada
kebajikan,
menyuruh
yang
maruf
dan
mencegah
yang
nahimunkar
yang
hukumnya
fardhu
kifayah
Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah
nasihat. Mereka (para Shahabat) bertanya : Untuk siapa, wahai
Rasulullah? Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menjawab : Untuk
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam kaum muslimin atau Mukminun, dan
bagi kaum Muslimin pada umum-nya.
Jarir bin Abdillah radhiyallaahu anhu berkata,
... menyuruh berbuat maruf adalah shadaqah dan mencegah dari yang
mungkar adalah shadaqah.
Orang yang melakukan amar maruf nahi munkar akan mendapatkan
pahala yang besar, sebagaimana sabda Nabi shallallaahu alaihi wa
sallam :
Jihat yang paling utama adalah mengatakan kalimat yang haq (benar)
kepada penguasa yang zhalim, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wa sallam :
maruf
nahi
munkar
merupakan
diantara
sebab
dihapuskannya dosa
Dari Shahabat Hudzaifah Ibnu Yaman radhiyallaahu anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang
menyeru kepada Allah dan mengajarkan kebajikan dan berkata, Sungguh,
aku
termasuk
orang-orang
Muslim
(yang
berserah
diri)?
(QS.Fushshilat;33).
D. PENGARUH MENINGGALKAN AMAR MARUF NAHY MUNKAR
1. Mendapat laknat Allah Taala
Sebagaimana firman Allah Taala
mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka
mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sungguh,
sangat buruk apa yang mereka perbuat. (QS.Al-Maa-idah: 63)
3. Tidak dikabulkannya doa kita
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallaahu anhu bahwa Nabi
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a) Imamah memimpin
berdasarkan
seluruh
hukum-hukum
ummat
syariat
islam
islam
dengan
baik
yang
oleh
teritorial
sehingga
pemerintahan
Islam
dalam
organisasi
kepemimpinan
dan
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mawardi. 1989. Al-ahkam al-Sulthaniyah. Kuwait: Maktabah
Ibnu Qutaibah
Al-Ghazali, 2005. Ringkasan Ihya Ulum al-Din. Terj. Labib.
Surabaya: Cahaya Agency