Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki kepala negara, meski tidak
disebut dengan nama khalifah atau imam, tetapi fungsinya
sama. Khilafah, imamah, atau kepemimpinan, adalah sistem
aturan untuk menghasilkan seorang pemimpin umat, yang
tidak hanya mengatur umat Islam saja, tetapi juga umat yang
lainnya. Sebagai sebuah sistem, cara dan aturan mainnya
bisa saja berbeda. Wacana kepemimpinan sepanjang sejarah
umat Islam di kalangan ulama dan kelompok Islam berbedabeda, tidak seragam. Sejak awal, negara ini lebih memilih
demokrasi sebagai aturan main untuk memilih pemimpin.
Demokrasi

yang

jika

dicermati

sama

sekali

tidak

bertentangan dengan ajaran Islam. Muhammadiyah (berdiri


tahun 1912) dan Nahdlatul Ulama (berdiri tahun 1926) adalah
dua organisasi Islam terbesar dan tertua di tanah air yang
masih eksis hingga sekarang. Kedua organisasi yang telah
melahirkan banyak ulama besar tanah air ini sudah sepakat
mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
Pancasila sebagai asas dasarnya, tidak yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana konsep imamah dan khilafah?


Bagaimana ruang lingkup imamah dan khilafah?
Bagaimana konsep amar maruf nahy munkar?
Bagaimana dasar hukum dan keutamaannya?
Apa pengaruh meninggalkan amar maruf nahy munkar?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

tentang
tentang
tentang
tentang

konsep imamah dan khilafah.


ruang lingkup imamah dan khilafah.
konsep amar maruf nahy munkar.
dasar hukum dan keutamannya.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

5. Mengetahui tentang pengaruh meninggalkan amar maruf


nahy munkar.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

BAB 2
PEMBAHASAN
A. KONSEP IMAMAH DAN KHILAFAH
1. Imamah
Kata imamah adalah kata benda bentukan dari kata
kerja bahasa arab yang berarti memimpin.
Secara istilah, kata imamah didefinisikan oleh para
ulama dengan beberapa definisi yang hampir semakna, di
antaranya :
a. Imam Al-Mawardi Ali bin Muhammad (Asy-Syafii 450 H)
Imamah adalah sebuah jabatan yang menjadi penerus
peranan kenabian dalam menjaga agama dan mengatur
dunia dengan agama.
b. Imamul Haramain Al-Juwaini Abdul Malik bin Abdullah
(478 H)
Imamah adalah kepemimpinan yang sempurna dan
kekuasaan yang meliputi orang-orang khusus (para
pejabat dan penguasa) dan

rakyat umum

dalam

mengelola persoalan-persoalan agama dan dunia.


c. Syaikh Muhammad Najib Al-Muthii
Imamah adalah kepemimpinan umum (atas semua
rakyat-penj) dalam urusan-urusan dunia dan agama.
d. Imam Ibnu Khaldun (806 H)
Imamah adalah mengatur seluruh rakyat sesuai dengan
aturan

syariat

demi

merealisasikan

kemaslahatan

mereka dalam urusan akhirat maupun urusan dunia


yang membawa masalah bagi akhirat.
Semua definisi imamah yang diuraikan pada ulama
diatas menjelaskan hakekat imamah yaitu:
a. Imamah merupakan sebuah jabatan tertinggi dalam
negara islam, karena membawahi semua orang, baik
kalangan pejabat (menteri, panglima perang, hakim,
dan lain-lain) maupun kalangan rakyat jelata.
b. Karena Nabi adalah penutup para nabi dan rasul, dan
tidak ada lagi nabi sepeninggal beliau, maka imamah
meneruskan tugas-tugas kenabian yaitu memimpin dan

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

mengurus urusan seluruh umat islam, baik urusanurusan agama maupun urusan-urusan dunia.
c. Imamah memimpin seluruh ummat islam

dengan

berdasarkan hukum-hukum syariat islam baik yang


berkenaan dengan urusan-urusan dunia maupun urusan
akhirat.
Orang yang memegang jabatan imamah disebut:
imam, amirul mukmin, khalifah, Al-Imam Al-Azham, dan
lafal-lafal

yang

bermakna.

Imamah

dengan

demikian

adalah sinonim dari: khilafah, imarah, dan lafal-lafal yang


semakna.
Dikalangan ulama-ulama Ahlus Sunnah wal jamaah
istilah imamah lebih banyak dipergunakan dalam bukubuku akidah dan fiqih, sedangkan istilah khilafah lebih
banyak dipergunakan dalam buku sejarah.
2. Khilafah
Khilafah merupakan sebuah pemerintahan Islam
yang tidak dibatasi oleh teritorial sehingga pemerintahan
Islam meliputi beraneka ragama suku, bangsa, dan
agama.

Menurut

Ibnu

Khaldun

khilafah

merupakan

kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di


dunia untuk menegakan hukum-hukum syariat Islam dan
memikul dakwah Islam keseluruh dunia.
Istilah khalifah terutama dipakai untuk menunjuk pemimpin
setelah Nabi .
Setelah Rasulullah wafat, para sahabat melakukan
ijma

dan

besepakat

untuk

mendirikan

kekhalifahan.

Jabatan ini merupakan pengganti Nabi SAW, dengan tugas


yang

sama

yakni

mempertahankan

agama

dan

menjalankan kepemimpinan dunia. lembaga ini disebut


khilafah (kekhalifahan), orang yang menjalankan tugas itu
disebut khalifah.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Sistem pemerintahan khilafah :


a. Berdasarkan syura pernah dipraktekan pada masa alKhulafaur Rasyidin.
Ciri yang menonjol dari sistem pemerintahan
khilafah berdasarkan syura terletak pada mekanisme
musyawarah, bukan dengan sistem keturunan. tidak
satupun

dari

empat

khalifah

tersebut

menurunkan

kekuasaannya kepada sanak kerabatnya. musyawarah


menjadi

cara

yang

ditempuh

dalam

menjalankan

kekuasaan sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah.


b. Sistem pemerintahan khilafah monarki yang dimulai
setelah masa kekhilafahan khulafaur rasyidin yang
dilanjutkan oleh Dinasti Umayah.
Sistem monarki menerapkan sistem wari (putra
mahkota) dimana singgasana kerajaan diwarisi oleh
seorang putra mahkota dari orang tuanya. kedudukan
sebagai raja adalah suatu kedudukan yang terhormat
dan diperebutkan, karena memberikan kepada orang
yang memegang kedudukan itu memeberikan sebuah
kekayaan dan kekuasaan. sistem monarki merupakan
sistem pemerintahan yang menjadikan raja sebagai
sentral kekuasaan. seorang raja berhak menetapkan
aturan bagi rakyatnya. Sistem khilafah monarki ini terus
berlanjut hingga kekuasaan Islam dipegang oleh Turki
Usmani yang timbul di Istambul pada 699 H/1299 M.
B. KONSEP AMAR MARUF NAHY MUNKAR
Amar maruf dan nahi munkar adalah satu kesatuan
yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Amar maruf yang
memiliki arti memerintah kepada kebaikan, dan nahi
munkar yang memiliki arti mencegah atas kemungkaran,

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

keduanya harus berjalan secara sinergis. Jika seorang hanya


mementingkan salah satu dari kedua hal tersebut dengan
mengesampingkan yang lain, maka akan timbul kepincangan.
Oleh karena itu, keseimbangan antara keduanya sangatlah
diperlukan.
Tidak

sedikit

hadist

Rasulullah

SAW

yang

berisi

himbauan bagi ummat beliau untuk terus menggalakkan


amar maruf nahi munkar , Salah satu hadist yang paling
populer adalah :
Barang siapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan
tangannya. Jika tidak mampu, lakukan lah dengan lesannya.
Dan apabila tidak mampu juga,maka ubahlah dengan hatinya
(cukup mengingkari kebatilan itu ) yang demikian itu
merupakan selemah-lemahnya iman . HR Imam Muslim
Hadist ini sangat sinergis sekali dengan firman Allah SWT
yang artinya :
Allah tidak membebani seseorang, melebihi kemampuannya . QS. Al Baqarah : 286.
Sebelum
menggalakkan

seseorang
amar

maruf

terjun
nahi

lapangan
munkar

untuk
haruslah

mengetahui terlebih dahulu apa itu kemungkaran dan apa itu


kebajikan. Jangan sampai niat baik untuk memberantas
kemungkaran sebagai wujud implementasi nilai-nilai syariat
islam, justru berbuntut kemungkaran lain yang lebih besar.
Para ulama sendiri telah menjelaskan diperbolehkannya
menggalakkan praktik amar maruf nahi munkar .

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Pertama,

kemungkaran

tersebut

haruslah

berupa

kemungkaran yang telah disepakati oleh para ulama, dalam


hal ini adalah para mujtahid. Sehingga konsekwensi dari
syarat

pertama

ini,

kemungkaran

yang

masih

bersifatkhilafiyyah ( perdebatan ) , tidak dianjurkan atas


siapa-pun untuk mengingkarinya.
Kedua, praktik nahi munkar ( melerai kemungkaran )
sama sekali tidak dibenarkan ( haram ) dalam agama ketika
ia memicu kemungkaran yang lebih besar. Syarat yang kedua
ini banyak sekali dilalaikan oleh sebagian oknum yang terlihat
begitu arogan dalam menegakkan kebenaran tanpa melihat
aspek lain, seperti keamanan, stabilitas negara, kerukunan
serta efek negatif yang diduga akan timbul pasca tindakan
anarkisme yang dibalut dengan busana putih amar maruf
nahi munkar .
Lagi-lagi

agamalah

yang

akan

menjadi

korban

kepincangan dalam memahami teks-teks al-Quran dan hadist,


ditambah lagi sikap tenggang rasa dan nasehat -menasehati
dengan cara santun yang mulai pudar dan menjadi barang
mahal. Syarat yang kedua ini bukanlah tidak beralasan, dari
Abi Said Sad bin Malik bin Sinan al-Khudri, Rasulullah SAW
dalam sebuah hadist mengatakan :
jangan lah ( satu di antara kalian ) membahayakan
diri sendiri atau orang lain .HR Imam Ibnu Majah dan Ad
Daruquthni.
Hadist ini memiliki fungsi serta manfaat yang sangat
penting

jika

benar-benar

diaplikasikan

dalam

konteks

kehid`````rgedfhytttupan sehari hari. Dimana agama islam


sangat tegas terhadap orang yang menyakiti atau berbuat

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

zhalim tehadap sesama dengan dalih apapun. Dari hadist ini


pulalah, muncul sebuah qaidah fiqhiyyah yang sangat populer
di kalangan ahli fikih al dlararu la yuzalu bi dlarar , yakni
suatu marabahaya tidak mungkin dihilwangkan dengan
marabahaya

lainnya,

karena

hasilnya

pasti

hal

yang

berbahaya pula. Oleh karena itu, Seharusnya pelaku amar


maruf nahi mungkar menggunakan metode yang mudah
diterima oleh semua lapisan masyarakat. Apalagi dalam
konteks ke-indonesia-an yang mayoritas penduduknya sangat
menjunjung

tinggi nilai-nilai moralitas serta tata krama.

Kondisi ini sangatlah dipahami oleh para wali songo yang


telah membumikan agama islam di nusantara , sejarah dan
kenyataan

pun

mencatat

kesuksesan

mereka

dalam

mengemban misi islamisasi.


Al Imam Al SyafiI mengatakan :
Barang siapa menasehati saudaranya dengan pelan, maka
ia telah benar-benar menasehatinya, dan barang siapa
menasehati dengan terang-terangan, maka ia telah mencaci
makinya .
Karena tujuan akhir dari pada amar maruf nahi
mungkar adalah menanamkan kebaikan dan meminimalisir
keburukan, bukan menebarkan ketakutan apalagi menjadikan
orang lain berpandangan negatif tentang agama islam yang
notabene-nya

adalah rahmatan

lilalamin.

Penggunaan

atribut dan alat alat yang berbahaya juga harus dihindari,


seperti tombak, pisau, golok dll. Karena dapat menimbulkan
ketakutan

pada

objek

yang

menjadi

sasaran

ataupun

masyarakat sekitar, ditambah lagi perusakan ( itlaf ) harta


orang lain tanpa haq. Ini semua sama sekali tidak dibenarkan
dalam

agama

islam.

Dalam

sebuah

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

hadist,

Rasulullah

SAW mengatakan :

Barang

siapa

yang

mengacungakn

sebilah besi terhadap sesama saudara, maka para malaikat


akan melaknat-nya, meskipun saudara kandung . ( HR Ibnu
Hibban )

C. DASAR HUKUM DAN KEUTAMAANNYA


Amar maruf nahi munkar merupakan kewajiban yang
dibebankan

Allah

kepada

ummat

islam

sesuai

dengan

kemampuannya. Dalil wajibnya amar maruf nahi munkar


terdapat didalam Al-quran, As-Sunnah serta Ijma ulama.
1. Dalil dari Al-Quran
Firman Allah Dan hendaklah diantara kamu ada
segolongan

orang

yang

menyeru

kepada

kebajikan,

menyuruh (berbuat) yang maruf dan mencegah yang


mungkar.

Dan

mereka

itulah

orang-orang

yang

beruntung. (QS. AliImran : 104)


Dan firman Allah Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah.. (QS. Ali Imran: 110)
Umar bin al-Khaththab membaca ayat ini kemudian
berkata, wahai sekalian manusia, barangsiapa yang ingin
termasuk ummat tersebut hendaklah menunaikan syarat
Allah padanya. Syaratnya ialah amar maruf nahi munkar.
Amar maruf nahi munkar diwajibkan atas umat-umat
terdahulu. Allah berfirman Sesungguhnya orang-orang
yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para
Nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh
orang-orang

yang

menyuruh

manusia

berbuat

adil,

sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu adzab


yang pedih (QS. Ali Imran: 21)
Imam al-Qurthubi berkata, ayat ini menunjukkan
bahwa amar maruf nahi munkar adalah wajib atas umatumat terdahulu

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Allah berfirman tentang wasiat Luqman kepada


anaknya

wahai

anakku!

Laksanakanlah

shalat

dan

suruhlah (manusia) berbuat yang maruf dan cegahlah


(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting. (QS. Luqman: 17)
2. Dalil As-Sunnah
Dari Abu Said al-Khudri.ra, ia berkata aku mendengar
Rasulullah bersabda Barangsiapa diantara kalian melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan
tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya,
dan jika tidak mamppu maka dengan hatinya dan itulah
selemah-lemahnya iman.
3. Dalil dari Ijma Ulama:
Sedangkan ijma ulama dijelaskan sebagai berikut:
a. Ibnu Hazm azh-Zhahiri berkata, seluruh ummat islam
telah bersepakat mengenai kewajiban amar maruf nahi
munkar,

tidak

sedikitpun.
b. Abu
Bakar

ada

perselisishan

al-Jashshah

diantara

berkata,

mereka

Allah

telah

menegaskan kewajiban amar maruf nahi munkar


melalui beberapa ayat dalam Al-quran lalu dijelaskan
oleh Rasulullah SAW dalam hadist yang mutawatir. Dan
para ulama terdahulu telah bersepakat atas wajibnya.
c. An-Nawawi berkata, Telah banyak dalil-dalil Al-Quran
dan As-Sunnah serta Ijma yang menunjukkan wajibnya
amar maruf nahi munkar
d. Asy-Syaukani berkata Amar maruf nahi munkar
termasuk kewajiban pokok reta rukun terbesar dalam
syariat islam, yang dengannya sempurna aturan islam
dan tegaknya kejayaannya
Tentang wajibnya amar maruf nahi munkar, terdapat
perbedaan

pendapat

diantara

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

ulama.

Sebagian

dari

mereka mengatakan wajibain dan sebagian yang lainnya


mengatakan wajib kifayah.
Penyebab

perbedaan

pendapat

ini

berasal

dari

pemahaman terhadap nash-nash syari yang terdapat


dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya memgenai amar
maruf nahi munkar. Diantara nash-nash tersebut ialah;
Firman

Allah

segolongan

Dan

orang

hendaklah

yang

diantara

menyeru

kepada

kamu

ada

kebajikan,

menyuruh (berbuat) yang maruf, dan mencegah dari


yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung (QS. Ali Imran: 104)
kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang
maruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah (QS. Ali Imran: 104)
Sabda Rasulullah SAW:
Demi Rabb yang diriku berada di tangan-Nya. Hendaklah
kalian

menyuruh

yang

maruf

dan

mencegah

yang

mungkar atau (jika kalian tidak melakukannya) hampir


saja Allah menurunkan siksa dari-Nya kepada kalian,
kemudian kalian berdoa kepadaNya, tetapi doa kalian
tidak dikabulkan.
Mereka yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah
fardhu kifayah berdalil dengan lafazh minkum yang
terdapat dalam ayat dan hadist diatas yang artinya
sebagian
Sedangkan yang berpendapat fardhu ain mengartikan
lafazh minkum sebagai bayan atau untuk menjelaskan.
Imam an-Nawawi berkata, menyuruh yang maruf dan
mencegah dari yang mungkar hukumnya adalah fardhu
kifayah.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

4. Keadaan-keadaan dimana melakukan amar maruf nahi


munkar berubah menjadi fardhuain
Ada beberapa keadaan dimana melakukan amar
maruf

nahimunkar

yang

hukumnya

fardhu

kifayah

berubah menjadi fardhu ain bagi setiap muslim. Diantara


keadaan tersebut ialah:
a. Adanya perintah dari ketentuan dari penguasa.
b. Hanya beberapa orang saja yang mengetahui tentang
hal itu yang mengharuskan dilakukannya amar maruf
nahy munkar.
c. Terbatasnya kemampuan pada orang-orang tertentu
saja.
d. Berubahnya situasi dan kondisi
Keutamaan amar maruf nahi munkar
1. Termasuk kewajiban yang paling penting dalam Islam
Dari Tamim ad-Dari radiyallahu anhu, ia berkata, Nabi
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah
nasihat. Mereka (para Shahabat) bertanya : Untuk siapa, wahai
Rasulullah? Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menjawab : Untuk
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam kaum muslimin atau Mukminun, dan
bagi kaum Muslimin pada umum-nya.
Jarir bin Abdillah radhiyallaahu anhu berkata,

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Aku membaiat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk


menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, dan menasehati setiap muslim.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
Amar maruf nahi munkar termasuk amal yang paling wajib, paling
utama, dan paling baik.
2. Amar maruf munkar terhadap shadaqah
Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

... menyuruh berbuat maruf adalah shadaqah dan mencegah dari yang
mungkar adalah shadaqah.
Orang yang melakukan amar maruf nahi munkar akan mendapatkan
pahala yang besar, sebagaimana sabda Nabi shallallaahu alaihi wa
sallam :

Sesungguhnya di antara ummatku ada satu kaum yang diberi ganjaran


seperti ganjaran generasi yang pertama, yaitu karena mereka mencegah
yang mungkar.
Hadist ini menunjukkan bahwa orang yang mencegah kemungkaran
mendapatkan ganjaran yang besar, karena mencegah kemungkaran lebih
berat daripada menyuruh kebaikan. Hal ini dapat dilihat, sebagai contoh,
dengan banyaknya jamaah-jamaah dakwah yang saat ini (seperti Jamaah
Tabligh dan lainnya), yang hanya menyuruh kebaikan tetapi tidak
mencegah kemungkaran.
3. Amar maruf nahi munkar adalah jihad yang paling utama

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Jihat yang paling utama adalah mengatakan kalimat yang haq (benar)
kepada penguasa yang zhalim, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wa sallam :

Jihad yang paling utama adalah orang yang mengucapkan kalimat


yang haq (benar) kepada pemimpin yang zhalim.
Dan sabda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam :

Jihad yang paling utama adalah mengatakan kalimat adil kepada


penguasa yang zhalim.
4. Amar

maruf

nahi

munkar

merupakan

diantara

sebab

dihapuskannya dosa
Dari Shahabat Hudzaifah Ibnu Yaman radhiyallaahu anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Fitnah (cobaan) seseorang dalam kekeluarganya, hartanya, anaknya


dan tetangganya dapat dihapuskan oleh shalat, shadaqah, dan amar maruf
nahi munkar.
5. Amar maruf nahi munkar adalah perkataan yang paling baik dan
seutama-utama amal
Allah Taala berfirman :

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang
menyeru kepada Allah dan mengajarkan kebajikan dan berkata, Sungguh,

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

aku

termasuk

orang-orang

Muslim

(yang

berserah

diri)?

(QS.Fushshilat;33).
D. PENGARUH MENINGGALKAN AMAR MARUF NAHY MUNKAR
1. Mendapat laknat Allah Taala
Sebagaimana firman Allah Taala

Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan


(ucapan) Dawud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu karena
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling
mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, amat
buruk apa yang mereka perbuat. (QS.Al-Maa-idah: 78-79)
Maksud dilaknat pada ayat ini adalah dijauhkan dari rahmat Allah
Subhanahu wa taala.
2. Orang yang meninggalkan amar maruf nahi munkar mendapat
celaan dan kehinaan
Allah Taala berfirman,

mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka
mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sungguh,
sangat buruk apa yang mereka perbuat. (QS.Al-Maa-idah: 63)
3. Tidak dikabulkannya doa kita
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallaahu anhu bahwa Nabi
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

Demi Rabb yang diriku berada di tangan-Nya. Hendaklah kalian yang


menyuruh maruf dan mencegah yang munkar atau (jika kalian tidak

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

melakukannya) hampir saja Allah menurunkan siksa dari-Nya kepada


kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, tetapi doa kalian tidak di
kabulkan.
Ulama mengibaratkan doa sebagai senjata orang yang beriman, dan
apabila amar maruf nahi munkar tidak di tegakkan, maka senjata tersebut
sudah tidak berguna atau mungkin tidak ada lagi.
4. Akan dibinasakan oleh Allah Taala
Dari Zainab binti Jahsy radhiyallaahu anha ia berkata, pada suatu hari
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam masuk menemuinya dalam
keadaan takut, seraya bersabda,

Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah


dekat. Hari ini dinding penghalang Yajuj dan Majuj terbuka seperti ini
(beliau melingkarkan kedua jarinya: ibu jari dan jari telunjuk). Zainab
berkata , Aku berkata, Wahai Rasulullah! Apakah kami akan
dibinasakan sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?
Beliau menjawab, Ya, apabila kejelekan (perbuatan keji) merajalela.
5. Akan di tuntut oleh Allah Taala pada hari kiamat
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

SesungguhnyaAllah pasti bertanya kepada seorang hamba pada hari


kiamat hingga Dia bertanya, Apa yang menghalangimu jika melihat
kemungkaran untuk mengingkarinya? Jika Allah telah mengajarkan hujjah
kepada hamba-Nya tersebut, hamba tersebut berkata, Wahai Rabb-ku,
aku berharap kepada-Mu dan aku takut kepada manusia.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a) Imamah memimpin
berdasarkan

seluruh

hukum-hukum

ummat

syariat

islam

islam

dengan

baik

yang

berkenaan dengan urusan-urusan dunia maupun urusan


akhirat.
b) Khilafah merupakan sebuah pemerintahan Islam yang tidak
dibatasi

oleh

teritorial

sehingga

pemerintahan

Islam

meliputi beraneka ragama suku, bangsa, dan agama.


c) Amar maruf dan nahi munkar adalah satu kesatuan
yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Amar maruf yang
memiliki arti memerintah kepada kebaikan, dan nahi
munkar yang memiliki arti mencegah atas kemungkaran
d) Dalil wajibnya amar maruf nahi munkar terdapat didalam
Al-quran, As-Sunnah serta Ijma ulama.
e) Pengarh buruk meninggalkan amar maruf nahi munkar
adalah mendapat laknat dari Allah SWT, mendapat celaan
dan hinaan, doanya tidak dikabulkan, akan dibinasakan
oleh Allah, akan dituntun oleh Allah pada hari kiamat.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan isi
makalah

dalam

organisasi

kepemimpinan

menyadari arti pentingnya seorang pemimpin.

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

dan

dapat

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mawardi. 1989. Al-ahkam al-Sulthaniyah. Kuwait: Maktabah
Ibnu Qutaibah
Al-Ghazali, 2005. Ringkasan Ihya Ulum al-Din. Terj. Labib.
Surabaya: Cahaya Agency

Khilafah, Imamah dan Amar maruf nahy munkar

Anda mungkin juga menyukai