Anda di halaman 1dari 29

Topik Masalah : MCB Purification

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kita nikmat sehat dan kesempatan untuk belajar serta berkarya. Dalam dunia yang begitu
dinamis seperti saat ini, pembelajaran dan pertukaran pengetahuan merupakan aset berharga
yang membentuk fondasi kemajuan kita. Dalam tulisan ini, saya berusaha untuk menyusunnya
sebaik dan seinteraktif mungkin. Semoga karya ini bisa menjadi kontribusi kecil namun berarti
dalam memahami topik yang dibahas.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, inspirasi, dan bantuan selama proses penyusunan karya ini. Saya juga ingin
berterima kasih kepada keluarga, teman-teman program magister Institut Teknologi Bandung
angkatan 2023, dan Dr. Ir. Tri Partono Adhi selaku pengampu mata kuliah topik-topik
pemodelan sistem proses yang telah mengarahkan sehingga laporan ini dapat disusun.
Tidak lupa, apresiasi khusus saya sampaikan kepada pembaca yang telah meluangkan
waktu untuk membaca karya ini. Semoga tulisan ini bisa memberikan wawasan baru dan
inspirasi bagi kita semua.
Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat dan menjadi titik awal untuk lebih banyak
pembelajaran di masa yang akan datang.

Penulis

Indra Pranata Syahruddin

Indra Pranata Syahruddin (23023010) ii


Topik Masalah : MCB Purification

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................v
INTISARI ................................................................................................................................ vi
1. Pendahuluan .........................................................................................................................1
2. Pengetahuan Dasar Proses ...................................................................................................3
3. Metodologi Simulasi Proses ................................................................................................4
4. Hasil Simulasi dan Pembahasan ..........................................................................................8
5. Kesimpulan ........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Indra Pranata Syahruddin (23023010) iii


Topik Masalah : MCB Purification

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram alir proses pemurnian MCB...................................................................4


Gambar 3.2 Kurva T-x,y antara Benzena dan HCl ...................................................................5
Gambar 4.1 PFD MCB Purification.........................................................................................8
Gambar 4.2 Jumlah komponen teruapkan (kmol/h) terhadap perubahan jumlah fraksi uap
komponen masuk. (a) HCl, (b) Benzena, (c) MCB. ...........................................10
Gambar 4.3 Penggunaan fitur set .......................................................................................... 11
Gambar 4.4 Penggunaan fitur adjust ..................................................................................... 11
Gambar 4.5 Perubahan fraksi HCl terhadap perubahan temperatur liquid masuk .................12
Gambar 4.6 Pengaruh perubahan kapasitas terhadap (a) jumlah steam yang dibutuhkan,
(b) koefisien perpindahan panas pada Heat Exchanger .....................................15
Gambar 4.7 (a) Tube Layout, (b) setting plan, dan (c) Konfigurasi Heat Exchanger ..........16
Gambar L.1 Workbook ......................................................................................................... L-1
Gambar L.2 Hasil sizing heat exchanger ............................................................................ L-1
Gambar L.3 (a) Plot hydraulic dalam stage, (b) aliran vapor dalam stage, dan
(c) aliran liquid dalam stage. ............................................................................ L-2
Gambar L.4 Plot hydraulic dalam stage .............................................................................. L-3
Gambar L.5 Internal sieve tray distillation column ............................................................. L-4
Gambar L.6 Internal packed PALL distillation column ........................................................ L-5

Indra Pranata Syahruddin (23023010) iv


Topik Masalah : MCB Purification

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Impor MCB. ......................................................................................................4


Tabel 3.1 Spesifikasi aliran umpan proses ................................................................................5
Tabel 4.1 Target luaran simulasi ...............................................................................................8
Tabel 4.2 Neraca massa overall ................................................................................................9
Tabel 4.3 Energy Streams .........................................................................................................9
Tabel 4.3 Variabel keputusan dalam simulasi ...........................................................................9
Tabel 4.4 Spesifikasi Peralatan Proses ...................................................................................12

Indra Pranata Syahruddin (23023010) v


Topik Masalah : MCB Purification

INTISARI

Mono-Klorobenzena (MCB) adalah senyawa organik aromatik dengan rumus kimia


C6H5Cl. Cairan tidak berwarna dan mudah terbakar ini merupakan pelarut umum dan zat antara
yang banyak digunakan dalam pembuatan bahan kimia lainnya. Dengan semakin
berkembangnya industri saat ini dimungkinkan permintaan akan MCB juga akan mengalami
peningkatan. Oleh karena itu, pendirian pabrik yang memproduksi MCB dalam negeri perlu
untuk dipertimbangkan. Proses pembuatan mono-klorobenzena dengan cara klorinasi benzena
menggunakan gas klorin dengan menggunakan reaktor berkatalis feri-klorida (FeCl3). Proses
produksi dapat dilakukan secara kontinu pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah dan
entalpi reaksi bersifat sangat eksotermik.
Simulasi pemurnian MCB dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ASPEN HYSYS
V12.1. Simulasi dimulai dengan mengumpankan campuran MCB ke dalam heat exchanger
untuk dipanaskan hingga berada pada kesetimbangan uap-cair. Banyaknya campuran yang
akan diuapkan menuju flash drum kemudian diteruskan menuju kolom absorpsi adalah 40%
dari umpan masuk, temperatur keluaran heater menjadi 152.2 oC. Pada kolom absorpsi
dilakukan pemisahan HCl. Hasil bawah dari absorpsi berupa cairan diteruskan menuju kolom
distilasi untuk melakukan pemisahan MCB dari pengotornya hingga mencapai kemurnian
99.5%. Hasil bawah dari destilasi yang berupa MCB kemudian dialirkan menuju cooler untuk
didinginkan hingga 60 oC. Setelah didinginkan sebagian MCB disimpan sebagai produk
sebagian lagi kembalikan sebagai absorben pada kolom absorpsi.
Dari simulasi yang telah dilakukan, target pemurnian dapat dicapai. Proses pemisahan
MCB menggunakan 5 alat utama antara lain : alat penukar panas; flash drum; absorption
column; distillation column; dan pompa. Jumlah vapour fraction pada keluaran penukar panas
mempengaruhi temperatur operasi. Pada absorption column dipilih jenis tray berupa bubble
cap agar unit beroperasi dengan baik, sedangkan pada distillation column dipilih sieve tray.
Temperatur cairan masuk ke dalam kolom absorpsi mempengaruhi kemurnian HCl pada hasil
atas kolom. Metode simple weighted dalam pemodelan penukan panas menghasilkan alat
penukar panas yang lebih mudah untuk diarahkan dibanding dengan menggunakan metode
rigorous.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) vi


Topik Masalah : MCB Purification

1. Pendahuluan

Saat ini, proses produksi pada sektor industri pengolahan di Indonesia merupakan salah
satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terdapat beberapa subsektor industri
pengolahan, salah satunya adalah industri kimia. Keberadaan industri kimia yang masih
terbatas menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhambat. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya permintaan impor untuk bahan-bahan kimia dan intermediate product, yang
mencapai pengeluaran sekitar 275 triliun rupiah (BPS 2013-2017).
Mono-Klorobenzena (MCB) merupakan salah satu produk dengan permintaan dalam
negeri yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (BPS 2013-2017) walaupun
datanya hanya didapatkan sampai tahun 2017 saja atau saja update data impornya tidak
dilaporkan lagi sejak 2017. Mono-Klorobenzena (MCB) adalah senyawa organik aromatik
dengan rumus kimia C6H5Cl. Cairan tidak berwarna dan mudah terbakar ini merupakan
pelarut umum dan zat antara yang banyak digunakan dalam pembuatan bahan kimia
lainnya. MCB digunakan sebagai pelarut dengan tingkat didih yang tinggi dalam aplikasi
industri maupun dalam skala laboratorium. Dulu, Monoklorobenzena dinitrasi dalam
jumlah besar, dengan produk kemudian diubah melalui perantara seperti nitrofenol,
nitroanisol, nitrofenetol, kloroanilin, dan fenilendiamina menjadi pewarna, produk
perlindungan tanaman, obat-obatan, bahan kimia karet, dll. Produksi fenol, anilin, dan DDT
dari monoklorobenzena, yang dulunya dilakukan dalam skala besar, hampir seluruhnya
dihentikan karena diperkenalkannya proses baru dan peraturan yang melarang penggunaan
DDT (Beck and Löser, 2011). Meskipun penggunaannya dikurangi akan tetapi dari sisi
MCB sebagai pelarut masih banyak digunakan dalam pabrik kimia.
Tabel 1.1 Data Impor MCB
Tahun Kapasitas (ton/tahun)
2013 4490.29
2014 4777.10
2015 5505.81
2016 5839.97
2017 5514.86
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2023)
Dengan semakin berkembangnya industri saat ini dimungkinkan permintaan akan MCB
juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pendirian pabrik yang memproduksi
MCB dalam negeri perlu untuk dipertimbangkan. Hal ini juga dapat memberikan

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 1


Topik Masalah : MCB Purification

kemudahan bagi kemajuan industri kimia yang lain, jikalau bahan baku seperti MCB telah
diproduksi di dalam negeri sehingga dapat membantu dalam menghemat bahkan
meningkatkan devisa negara karena impor produk dapat diminimalisir. Pada kesempatan
kali ini akan dikaji proses pemurnian MCB karena kualitas dan kemurnian MCB sangat
penting dalam industri, karena MCB yang lebih murni memungkinkan produk akhir yang
lebih berkualitas dan proses produksi yang lebih efisien.
Kajian ini secara umum ditujukan untuk mempelajari kondisi operasi dan konfigurasi
peralatan proses yang perlu diterapkan agar tercapai aliran outlet yang diinginkan
berdasarkan rumusan masalah di atas.
Kajian ini dilakukan dengan bantuan software berupa Aspen Hysys dimana kajiannya
bersifat prediktif dengan bertumpu pada evaluasi berdasarkan hasil simulasi proses dan
evaluasi proses dilakukan berdasarkan dengan pengetahuan proses Teknik Kimia, serta
basis komposisi dan kondisi umpan masuk merupakan parameter yang telah ditentukan dan
tidak dapat di ubah-ubah.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 2


Topik Masalah : MCB Purification

2. Pengetahuan Dasar Proses

Proses pembuatan mono-klorobenzena dengan cara klorinasi benzena menggunakan


gas klorin dengan menggunakan reaktor berkatalis feri-klorida (FeCl3). Proses produksi
dapat dilakukan secara kontinu pada temperatur dan tekanan yang relatif rendah dan entalpi
reaksi bersifat sangat eksotermik.
C6H6 + Cl2 → C6H5Cl + HCl ΔH = - 131.5 kJ/mol
Katalis meningkatkan elektrofilisitas klorin, karena klorin bersifat elektronegatif.
Proses dilakukan secara kontinu yang bertujuan untuk meminimalkan pembentukan
diklorobenzena (Beck and Löser, 2011). Seperti yang dilihat pada reaksi di atas setelah
reaksi MCB masih bercampur impurities berupa benzena yang tidak terkonversi dan HCl
yang merupakan produk samping. Seperti yang sudah dijelaskan pada pengantar impurities
perlu dihilangkan. Dikarenakan boiling point komponen relatif jauh maka dilakukan
pemisahan berdasarkan boiling point digunakan pemisahan dengan kolom distilasi. Dimana
pemisahan ini dioptimasi dengan memisahkan HCl pada kolom absorpsi digunakan MCB
hasil pemurnian menjadi absorben karena kelarutannya terhadap HCl lebih rendah
dibandingkan dengan benzena.
Flash distillation banyak digunakan untuk memisahkan komponen dengan rentah titik
didih yang cukup jauh, flash distillation terdiri dari penguapan sejumlah tertentu cairan
sedemikian rupa sehingga uap yang dihasilkan berada dalam kesetimbangan dengan sisa
cairan, memisahkan uap dari cairan, dan mengembunkan uap. Sedangkan untuk absorpsi
uap yang dapat larut diserap dari campurannya dengan gas inert melalui cairan yang gas
terlarutnya lebih atau kurang dapat larut (McCabe, Smith and Harriot, 1993).

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 3


Topik Masalah : MCB Purification

3. Metodologi Simulasi Proses

Gambar 3.1 menunjukkan flowsheet proses pemisahan MCB. Dalam proses ini, bahan
baku yang mengandung hidrogen klorida (HCl), benzena (C6H6), dan monoklorobenzena
(MCB, C6H5Cl) dipisahkan dan diperoleh produk benzena dan MCB.

Gambar 3.1 Diagram alir proses pemurnian MCB (Chen et al., 2015).
Simulasi pemurnian MCB dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ASPEN HYSYS
V12.1. Spesifikasi komponen yang terkandung pada umpan proses ditunjukkan pada tabel
3.1, berdasarkan komposisi tersebut didapatkan kurva Vapour-Liquid Equilibrium (VLE)
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2. dimana kurva VLE ini nantinya akan dijadikan
sebagai rujukan untuk kemungkinan dapat dilakukannya flash calculation. VLE ini perlu
ditinjau karena untuk melakukan flash calculation, dibutuhkan aliran umpan dalam
keadaan kesetimbangan uap-cair yang artinya kondisi umpan yang akan dimurnikan harus
berada di antara bubble (titik pertama kalinya terdapat uap) dan dew point (titik pertama
kali terdapat embun) dari campuran. Pada kasus ini ditinjau kesetimbangan uap cair dari
komponen benzena dan asam klorida dasar peninjauan dikarenakan kedua komponen
tersebut merupakan komponen yang paling ringan dalam campuran (Smith, 1950). Untuk
mendapatkan kurva T-x,y dimanfaatkan fitur equilibrium unit yang terdapat pada hysys.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 4


Topik Masalah : MCB Purification

Tabel 3.1 Spesifikasi aliran umpan proses


Keterangan Nilai Satuan
Total Molar Flowrate 552.60 kmol/h
Volumetric Flowrate 50.00 m3/h
Mole Fraction
- HCl 0.1
- C6H6 0.4
- C6H5Cl 0.5
o
Temperatur 30 C
Pressure 4.5 bar

Gambar 3.2 Kurva T-x,y antara Benzena dan HCl


Gambar 3.1 menampilkan skema pemurnian MCB yang digunakan pada simulasi ini.
Simulasi dimulai dengan mengumpankan campuran MCB dengan spesifikasi pada tabel
3.1. aliran umpan masuk ke dalam heat exchanger untuk dipanaskan menggunakan medium
pressure steam hingga berada pada kesetimbangan uap-cair. Berdasarkan gambar 3.2
diputuskan bahwa banyaknya campuran yang akan diuapkan menuju flash drum kemudian
diteruskan menuju kolom absorpsi adalah 40% dari total campuran yang masuk, sehingga
temperatur umpan keluaran heater menjadi 152.2 oC.
Pada kolom absorpsi dilakukan pemisahan HCl dari campuran dimana target fraksi
HCl pada keluaran atas sebesar 97%. Hasil bawah dari absorpsi berupa cairan diteruskan

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 5


Topik Masalah : MCB Purification

menuju kolom distilasi untuk melakukan pemisahan MCB dari campuran. Proses
pemisahan didasarkan oleh perbedaan titik didih masing-masing komponen, dan kolom
distilasi berlangsung secara parsial. Proses pemisahan tahap ini dijalankan hingga target
keluaran benzena pada distilat mencapai kemurnian 99.5% begitupula kemurnian MCB
pada bottom sama dengan 99.5%.
Hasil bawah dari destilasi yang berupa MCB kemudian dialirkan menuju cooler untuk
didinginkan dari temperatur 151.6 oC hingga 60 oC. Setelah didinginkan MCB dibagi
menjadi dua aliran menggunakan splitter berupa tee, dimana sebagian MCB disimpan
sebagai produk sebagian lagi di alirkan menggunakan pompa menuju kolom absorpsi untuk
dimanfaatkan kembali sebagai absorben sebelum sampai ke kolom absorpsi terlebih dahulu
melewati Joule-Thompson Valve untuk diturunkan tekanannya hingga menyerupai tekanan
pada kolom absorpsi.
Model pemisahan di atas dibangun dengan memperhatikan pertimbangan-
pertimbangan berikut :
a. Setelah mengevaluasi kesesuaian dengan melihat komponen aliran maka paket
perhitungan dan sifat fisik dan termodinamika yang cocok adalah NRTL-SRK.
Pemilihan paket tersebut didasarkan oleh dibutuhkannya data kesetimbangan uap-cair
komponen untuk proses pemisahannya sehingga digunakan penentuan koefisien
aktifitas dengan metode NRTL untuk komponen berupa cairan dan penentuan fugasitas
dengan metode SRK untuk komponen gas atau uap. Disamping itu di pilih juga paket
perhitungan NBS Steam dikarekan pada heat exchanger menggunakan media pemanas
berupa medium pressure steam.
b. Perhitungan Heat Exchanger masih didasarkan model termodinamika dimana untuk
menguapkan 40% aliran dari total aliran masuk dibutuhkan temperatur keluaran
exchanger sebesar 152.2 oC pemanas digunakan steam pada tekanan 10 bar.
c. Heat Exchanger dimodelkan dengan exchanger design (simple weighted).
d. Untuk menentukan kondisi operasi tiap-tiap unit operasi mempertimbangkan beda
tekan karena alirannya berupa gas maka tekanan aliran sumber harus lebih besar dari
unit operasi yang dituju.
e. Unit penghilangan HCl dimodelkan dengan modul absorption column dengan jumlah
tray 8 dipilih jenis tray berupa bubble cap dimana terdapat 2 tray ideal pada puncak
dan dasar kolom serta 6 tray aktual dengan efisiensi 80%. Harga efisiensi dianggap
tetap dalam rentang tray aktual yang dipilih.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 6


Topik Masalah : MCB Purification

f. Untuk menentukan rasio liquid/gas dalam kolom absorpsi di tentukan dengan


memanfaatkan bantuan dari fitur Hysys yaitu set. Dimana set ini memanfaatkan fitur
multiplier pada Hysys. Set variabel yang dipilih adalah laju aliran cairan input
dibandingkan dengan laju aliran gas masuk dibuat lebih besar.
g. Dimanfaatkan pula fitur adjust pada hysys dimana fitur ini memiliki fungsi
menyesuaikan variabel bebas sampai variabel tak bebas memenuhi target yang
diinginkan. Pada kasus ini fitur adjust dimanfaatkan untuk mengevaluasi nilai efisiensi
kolom aktual pada kolom absorpsi dimana target yang ingin di capai adalah komposisi
fraksi HCl keluaran atas kolom minimum 97%.
h. Unit pemurnian MCB dimodelkan dengan modul distillation column dengan jumlah
tray sebanyak 32 buah jenisnya dipilih sieve tray dengan efisiensi kolom sebesar 75%.
Diketahui juga kolom beroperasi secara parsial dikarenakan masih terdapat komponen
HCl sehingga campuran masuk merupakan aliran ternier.
i. Unit pendinginan MCB keluaran destilasi digunakan Cooler, didinginkan hingga
temperaturnya sama dengan temperatur umpan di kolom absorpsi. Keputusan
pendinginan ini didasari dengan MCB ini akan di kembalikan untuk difungsikan
sebagai absorben.
j. Efisiensi adiabatik pompa ditetapkan sebesar 75%.
k. Untuk unit recycle diterapkan perhitungan backward untuk menyamakan kebutuhan
laju alir untuk dikembalikan ke kolom absorpsi serta menyamakan tekanan operasi
dimana penurunan tekannya dihubungkan dengan menggunakan Joule-Thompson
Valve (Hamid, 2007).

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 7


Topik Masalah : MCB Purification

4. Hasil Simulasi dan Pembahasan

Basis simulasi pada Aspen Hysys V12. terdapat pada point ketiga metodologi simulasi
proses dimana target capaian simulasi ditampilkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Target luaran simulasi
Aliran Spesifikasi Nilai
HCl Fraksi mol min 97%
Purge Fraksi mol min 90%
Benzena Fraksi mol min 99.5%
MCB Fraksi mol min 99.5%

Informasi terperinci untuk proses pemisahan MCB diberikan pada tabel 4.4 berupa
variabel-variabel keputusan yang diambil selama melakukan simulasi. Adapun Gambar 4.2
menyajikan model konfigurasi yang dijalankan pada Aspen Hysys.

Gambar 4.1 PFD MCB Purification

Dilihat dari gambar 4.1 pada simulasi ini terdapat 5 aliran utama yang meliputi 1 aliran
input dan 4 aliran input dalam melakukan simulasi proses variabel yang paling mudah di
tinjau untuk menentukan apakah simulasi yang dilakukan sudah mencapai konvergen atau
belum yaitu dengan meninjau neraca massa yang didasari oleh hukum kekekalan massa.
Jadi massa pada aliran input harus sama dengan massa aliran pada output diketahui aliran
input merupakan aliran 1 dan output meliputi aliran HCl, Purge, Benzena dan MCB. Pada
simulasi ini ditinjau massa dalam satuan mol pada dasarnya mol tidaklah kekal akan tetapi
pada proses ini tidak terdapat reaksi sehingga mol dapat dianggap kekal. Disajikan dalam
tabel neraca mol dan energi sebagai berikut :

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 8


Topik Masalah : MCB Purification

Tabel 4.2 Neraca massa overall


Notasi Aliran
Komponen Input (kmol/h) Output (kmol/h)
1 HCl Benzena MCB Purge
HCl 55.255 45.7554 0.8546 0 8.6386
Benzena 221.02 0.0381 195.9624 1.1035 23.9117
MCB 276.2751 1.4173 0.1304 274.7346 0.0035
Sub total 552.5501 47.2108 196.9474 275.8381 32.5538
Total 552.5501 552.5501
Tabel 4.3 Energy Streams
Energy Streams Heat Flow (kcal/h)
qreb 1 4410682.13
qcon 1 4629307.951
QE 101 2492673.251
QP-100 5279.870938
Pada simulasi ini menggunakan sebuah Heat Exchanger untuk memanaskan umpan
masuk, media pemanas yang digunakan adalah medium pressure steam untuk memanaskan
umpan dengan spesifikasi dibutuhkan steam sebesar 7732 kg/h.
Tabel 4.3 Variabel keputusan dalam simulasi
Variabel Keputusan Nilai
Flash drum (vapour fraction) 0.4
Kolom absorpsi
- Top Pressure 4 bar
- Bottom Pressure 3.5 bar
- Efisiensi 80%
- L:G 1.7 : 1
- Temperatur liquid masuk 60 oC
Kolom Distilasi
- Top pressure 1.5 bar
- Bottom pressure 1.7 bar
- Efisiensi 75%
- Posisi inlet Tray ke 16
Pompa (pressure) 5.5 bar

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 9


Topik Masalah : MCB Purification

Variabel keputusan ini didasari oleh pertimbangan – pertimbangan yang telah


ditetapkan pada metodologi simulasi. Beberapa dari variabel keputusan di atas diperoleh
dengan bantuan fitur yang terdapat pada Hysys antara lain vapour fraction pada bejana
pemisahan dua fasa, berikut dijelaskan proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan fitur pada Hysys.
a. Penggunaan fitur case studies untuk menentukan banyaknya jumlah umpan yang
diuapkan, hal ini dilakukan untuk melihat pada jumlah vapour fraction berapa
komponen HCl paling banyak teruapkan hal ini dikarenakan pada kolom absorpsi
diupayakan untuk menghilangkan komponen HCl dari aliran untuk mengurangi beban
kerja kolom distilasi. Jadi, dibutuhkan banyaknya HCl yang teruapkan dengan
pertimbangan MCB dan Benzena yang ikut teruapkan dapat diminimalisir sehingga
beban kerja dari kolom absorpsi dapat diminimalisir. Adapun hasil dari analisa
sensitivitas yang telah dilakukan dengan memanfaatkan fitur case studies didapatkan
plot seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.2.

(a) (b) (c)


Gambar 4.2 Jumlah komponen teruapkan (kmol/h) terhadap perubahan jumlah fraksi uap
komponen masuk. (a) HCl, (b) Benzena, (c) MCB.
Dari hasil plot di atas dapat dilihat bahwa pada jumlah fraksi sama dengan 0.4, jumlah
komponen HCl yang teruapkan berada pada puncaknya karena jika jumlah fraksi uap
di naikkan HCl yang menjadi uap tidak lagi bertambah secara signifikan akan tetapi
jumlah komponen MCB dan Benzena masih naik secara signifikan maka atas dasar hal
tersebut diputuskan banyaknya fraksi uap aliran masuk yang dikonversi menjadi fasa
uap adalah sebesar 0.40.
b. Penggunaan fitur set untuk menentukan perbandingan rasio liquid dan gas yang masuk
kedalam kolom absorpsi dimana target variabel, acuan dan parameter dapat dilihat pada
gambar 4.3

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 10


Topik Masalah : MCB Purification

(a) (b)
Gambar 4.3 Penggunaan fitur set
Pada fitur set dipilih target variabel pada stream 6 yang merupakan aliran masuk pada
atas kolom yang berupa MCB pada fasa liquid, sedangkan yang dijadikan acuan adalah
stream 3 yang merupakan aliran campuran masuk kolom dalam fasa gas. Dipilih L/G
ratio 1.7 : 1 manfaat dari fitur ini yaitu rasio stream 6 tidak perlu didefinisikan lagi
sehingga jika suatu saat laju aliran masuk berubah rasionya akan sama seperti yang
ditetapkan tanpa perlu mendefinisikannya terlebih dahulu.
c. Penggunaan fitur adjust untuk menentukan efisiensi kolom absorpsi tujuan
penggunaannya untuk mengarahkan jumlah fraksi HCl pada keluaran atas kolom
sampai mencapai 97% dengan menentukan efisiensi aktual kolom.

(a) (b)

Gambar 4.4 Penggunaan fitur adjust

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 11


Topik Masalah : MCB Purification

Pada fitur adjust dimasukkan parameter minimum efisiensi 10% dan maksimum pada
100% diketahui bahwa efisiensi sama dengan 100% sulit untuk ditemukan pada kondisi
nyata sehingga diharapkan efisiensi pada keadaan aktual kurang dari 100% setelah
menerapkan hal tersebut didapatkan efisiensi sebesar 80%.
d. Temperatur masuk liquid ternyata mempengaruhi proses penghilangan HCl setelah
melakukan sensitivitas analisis dengan memanfaatkan fitur case studies seperti yang
dapat dilihat pada gambar 4.5 dapat dilihat temperatur optimum untuk mendapatkan
HCl sesuai spesifikasi keluaran yang ditetapkan sebesar 60 oC.

Gambar 4.5 Perubahan fraksi HCl terhadap perubahan temperatur liquid masuk
Dengan semua variabel tersebut dimasukkan kedalam konfigurasi peralatan pada
simulasi sehingga didapatkan spesifikasi peralatan yang dapat dijalankan disajikan dalam
tabel 4.4, Adapun untuk melihat kinerja peralatan absorpsi kolom dan distilasi kolom
terdapat pada laman lampiran.
Tabel 4.4 Spesifikasi Peralatan Proses

Peralatan Proses Spesifikasi Unit

1. Heat Exchanger

- Tema Type BEL

- Orientation Horizontal

- Jenis aliran Counter current

- Koefisien perpindahan panas total 420,759.9777 kJ oC- h-

Shell (cold fluid)

- Diameter 0.739 m

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 12


Topik Masalah : MCB Purification

- Baffle type Single

- Baffle spacing 0.8 m

- Pitch type Triangular

- Tube pitch 0.05 m

Tube (hot fluid)

- Jumlah tube 160 buah

- OD 0.02 m

- ID 0.016 m

- Tube Thickness 0.002 m

- Tube length 6 m

2. Flash Drum

- Volume 7.828 m3

- Diameter 1.219 m

- Height 6.706 m

3. Absorption Column

- Jumlah stages 8 Buah

- Total Height 4.8 m

- Head loss 0.6504 m

- Pressure drop 0.06439 bar

- Diameter 1.5 m

- Internal type Sieve

- Tray type Bubble cap

- Tray space 0.6 m

- Tray volume 0.8836 m3

- Side downcomer width 0.3 m

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 13


Topik Masalah : MCB Purification

- Weir height 0.05 m

- Side weir length 1.2 m

- Downcomer Cleareance 0.0508 m

4. Distillation Column

- Jumlah stages 32 Buah

- Total Height 19.51 m

- Head loss 0.3392 m

- Pressure drop 0.3003 bar

- Diameter 2.073 m

- Internal type Trayed

- Tray type Sieve

- Tray space 0.6069 m

- Side downcomer width 0.3245 m

- Side weir length 1.507 m

- Weir height 0.0508 m

- Downcomer clearance 0.0508 m

5. Pump

- NPSH 14.81 m

- Typical operating capacity 10 M3 h-

- Duty 6.14 kW

- Friction Loss 0.05 kg m2 s-

- Adiabatic Efficiency 75 %

Setelah simulasi dijalankan dan memenuhi capaian target yang ditetapkan dilakukan
analisis sensitivitas dengan mengubah kapasitas dari rentang 60% sampai dengan 110%
dari kapasitas awal guna mengetahui perubahan-perubahan pada aspek termodinamika

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 14


Topik Masalah : MCB Purification

yang diakibatkan perubahan kapasitas serta mengevaluasi apakah konfigurasi peralatan


dapat difungsikan secara general atau akan terjadi error pada unit-unit tertentu jika
kapasitas diturunkan maupun dinaikkan. Dilakukan pula peninjauan terhadap desain heat
exchanger dengan metode rigorous pada Aspen Hysys, serta peninjauan dari aspek jenis
tray pada kolom absorpsi maupun destilasi terhadap hydraulic plot dan distribusi uap-cair
dalam kolom tersebut.
- Setelah melakukan analisis sensitivitas dengan mengubah kapasitas didapati hasil
dimana tidak ada perubahan suhu dan tekanan operasi pada setiap peralatan dan seluruh
peralatan dengan spesifikasi yang sama dengan yang disajikan pada tabel 4.4 dapat
berjalan dengan baik serta menghasilkan pula keluaran yang sesuai dengan target yang
ditetapkan. Yang berubah hanyalah laju alir dan kebutuhan steam untuk memanaskan
feed, yang disebabkan oleh makin banyaknya jumlah feed yang masuk sehingga
membutuhkan lebih banyak medium pemanas untuk memanaskannya hingga mencapai

kesetimbangan uap cair serta terdapat pula perubahan pada koefisien perpindahan kalor
alat penukar panas.
(a) (b)
Gambar 4.6 Pengaruh perubahan kapasitas terhadap (a) jumlah steam yang
dibutuhkan, (b) koefisien perpindahan panas pada Heat Exchanger

- Dengan mengubah jenis tray pada kolom absorpsi dari bubble cap menjadi sieve
kondisi dalam kolom menjadi error dan disarankan untuk menurunkan jumlah lubang
pada tray akan tetapi setelah diturunkan yang beroperasi dengan baik hanya tray yang
dekat dengan dasar kolom seperti yang ditampilkan pada gambar yang terdapat pada
lampiran.
- Sedangkan pada kolom distilasi mengubah jenis sieve tray menjadi packed PALL tidak
mempengaruhi kinerja kolom hanya saja mempengaruhi distribusi aliran di dalam

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 15


Topik Masalah : MCB Purification

kolom saja pada lampiran disajikan pula perbedaan distribusi aliran dari kedua jenis
kolom distilasi ini.
- Dengan memasukkan data fouling factor untuk komponen organic yang didapatkan dari
(Kern, 1950) sebesar 0.0002 didapatkan spesifikasi dari heat exchanger dengan
menggunakan metode rigorous shell and tube (EDR) secara auto sizing dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

(a) (b)

(c)
Gambar 4.7 (a) Tube Layout, (b) setting plan, dan (c) Konfigurasi Heat Exchanger

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 16


Topik Masalah : MCB Purification

5. Kesimpulan

Dari simulasi pemurnian monoklorobenzena dapat disimpulkan bahwa :


a. Ketercapaian Tujuan Studi
Dari simulasi yang telah dilakukan, target pemurnian pada tabel 3.1 dapat dicapai.
b. Ringkasan Hasil Simulasi
- Proses pemisahan MCB menggunakan 5 alat utama antara lain : alat penukar panas;
flash drum; absorption column; distillation column; dan pompa.
- Jumlah vapour fraction pada keluaran penukar panas mempengaruhi temperatur
operasi.
- Pada absorption column dapat dipilih jenis tray berupa bubble cap agar unit
beroperasi dengan baik.
- Pada distillation column dapat dipilih sieve tray dan packed PALL karena kedua
jenis itu unit beroperasi dengan baik.
- Temperatur cairan masuk ke dalam kolom absorpsi mempengaruhi kemurnian HCl
pada hasil atas kolom.
- Metode simple weighted dalam pemodelan penukan panas menghasilkan alat
penukar panas yang lebih mudah untuk diarahkan dibanding dengan menggunakan
metode rigorous.
c. Manfaat dan saran untuk studi lanjutan
Manfaat dari dilakukannya proses simulasi pemurnian MCB ini adalah untuk
studi optimasi dalam menentukan kondisi operasi optimum proses sehingga jika suatu
saat akan diimplementasikan akan memangkas waktu studi pendahuluan. Sehingga
dapat dilakukan langsung berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh.
Adapun untuk saran lanjutan studi yaitu perlu dilakukannya integrasi alat
penukar panas dan pengoptimalan pada desain alat penukar panas serta studi dari segi
keekonomisan proses yang dijalankan.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) 17


Topik Masalah : MCB Purification

DAFTAR PUSTAKA

Chen, Y. et al. (2015) ‘Simultaneous process optimization and heat integration based on
rigorous process simulations’, Computers and Chemical Engineering, 81, pp. 180–199.
Available at: https://doi.org/10.1016/j.compchemeng.2015.04.033.
Hamid, A.K. (2007) ‘HYSYS: An introduction to chemical engineering simulation’,
Simulation, pp. 4–5. Available at: http://eprints.utm.my/3030/.
Kern, D.Q. (1950) ‘Process Heat Transfer (1950).pdf’.
McCabe, W.L., Smith, J.C. and Harriot, P. (1993) Unit Operations of Chemical Engineering,
McGraw-Hill International Editions. McGraw-Hill International Editions.
Smith, J.M. (1950) Introduction to chemical engineering thermodynamics, Journal of Chemical
Education. Available at: https://doi.org/10.1021/ed027p584.3.
U. Beck, E. Löser "Chlorinated Benzenes and other Nucleus-Chlorinated Aromatic
Hydrocarbons" Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, 2012, Wiley-VCH,
Weinheim.

Indra Pranata Syahruddin (23023010)


Topik Masalah : MCB Purification

Lampiran
1. Workbook

Gambar L.1 Workbook


2. Sizing heat exchanger (simple weighted)

Gambar L.2 Hasil sizing heat exchanger

Indra Pranata Syahruddin (23023010) L-1


Topik Masalah : MCB Purification

3. Internal column absorption


a. Bubble cap trayed absorption column

(a)

(b) (c)
Gambar L.3 (a) Plot hydraulic dalam stage, (b) aliran vapor dalam stage, dan (c)
aliran liquid dalam stage.

Indra Pranata Syahruddin (23023010) L-2


Topik Masalah : MCB Purification

b. Sieve trayed absorption column

Gambar L.4 Plot hydraulic dalam stage


4. Internal distillation column
a. Sieve tray distillation column

Indra Pranata Syahruddin (23023010) L-3


Topik Masalah : MCB Purification

Gambar L.5 Internal sieve tray distillation column


b. Packed PALL distillation column

Indra Pranata Syahruddin (23023010) L-4


Topik Masalah : MCB Purification

Gambar L.6 Internal packed PALL distillation column

Indra Pranata Syahruddin (23023010) L-5

Anda mungkin juga menyukai