Perubahan
Perubahan Fisiologi
Berat
Badan Kulit Laktasi
Peubahan dan adaptasi fisiologi
pada pasca persalinan
Setelah melahirkan, terjadi beberapa perubahan fisiologis yang mencakup
tanda-tanda vital seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
yang kemudian kembali normal dalam beberapa minggu. Secara
kardiovaskular, volume darah yang meningkat selama kehamilan mulai
berkurang, dan jantung beradaptasi dengan mengurangi denyutnya. Pada sisi
hematologi, jumlah sel darah merah cenderung meningkat setelah persalinan
untuk mengkompensasi kehilangan darah selama proses melahirkan. Berat
badan biasanya berkurang secara signifikan setelah melahirkan karena
pengeluaran cairan, plasenta, dan bayi. Kulit juga bisa mengalami perubahan,
seperti munculnya bintik-bintik gelap yang disebut melasma, serta perubahan
pigmen dan elastisitas kulit akibat perubahan hormonal selama kehamilan.
6. Perubah Hormonal
Setelah persalinan, hormon seperti estrogen dan progesteron kembali ke tingkat
pra-kehamilan.
Hormon lain, seperti prolaktin, meningkat untuk mendukung produksi ASI dan
metabolisme.
7. Pola Makan Dan Aktifitas Fisik :
Mengatur pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dapat
membantu dalam proses penurunan berat badan pasca persalinan.
Penting untuk mengonsumsi makanan bergizi untuk mendukung pemulihan tubuh
dan produksi ASI.
8. Perubahan Tubuh Jangka Panjang :
Meskipun ada penurunan berat badan awal pasca persalinan, beberapa
perubahan tubuh seperti peningkatan lemak dan peningkatan elastisitas kulit
mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya.
Perubahan kulit
1. Strech Marks (Striae Gravidarum):
Stretch marks adalah garis-garis kecil atau lebar pada kulit yang terjadi akibat
peregangan kulit yang cepat selama kehamilan.
Mereka biasanya muncul di daerah seperti perut, pinggul, payudara, dan paha.
Setelah persalinan, stretch marks bisa memudar tetapi mungkin tidak
sepenuhnya hilang
2. Perubahan Pigmentasi :
Perubahan pigmen kulit sering terjadi selama kehamilan karena peningkatan
produksi melanin.
Melasma atau "mask of pregnancy" adalah kondisi di mana area gelap muncul di
wajah, terutama di area pipi, dahi, dan atas bibir.
Pasca persalinan, beberapa wanita mungkin melihat peningkatan perubahan
pigmen ini, tetapi dalam banyak kasus, mereka bisa memudar seiring waktu.
3. Penurunan Elastisitas Kulit:
Peregangan kulit selama kehamilan dapat mengurangi elastisitas kulit, terutama
di area perut dan payudara.
Pasca persalinan, kulit mungkin tetap kendur atau kendur, dan perlu waktu bagi
kulit untuk kembali ke bentuk dan elastisitasnya sebelumnya.
Perubahan kulit
4. Penurunan Ukuran Payudara:
Setelah menyusui atau berhenti menyusui, payudara bisa mengalami
penurunan ukuran yang signifikan. ini bisa mengakibatkan kulit payudara
menjadi kendur atau kendur
5. Peningkatan Produksi Kelenjar Sebaceous:
Beberapa wanita mengalami peningkatan produksi minyak kulit pasca
persalinan.
Ini bisa menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak atau berjerawat.
6. Perubahan Suhu Tubuh:
Selama kehamilan, perubahan hormon dapat memengaruhi suhu tubuh,
termasuk suhu kulit.
Setelah persalinan, kulit mungkin tetap sensitif terhadap perubahan suhu.
7. Pemulihan Luka Jahitan (Jika Ada):
Jika ibu mengalami luka jahitan akibat persalinan pervaginam atau
operasi caesar, proses penyembuhan dan pemulihannya akan
memengaruhi kondisi kulit di area tersebut.
Perawatan yang tepat diperlukan untuk memastikan pemulihan yang
optimal dan mencegah infeksi.
fisiologi laktasi
Laktasi adalah proses alami produksi
dan pemberian ASI (Air Susu Ibu) kepada
bayi. Proses ini dimulai setelah
melahirkan, di mana hormon prolaktin
merangsang produksi susu, sementara
oksitosin membantu keluarnya susu
saat menyusui. Penting untuk menjaga
asupan nutrisi yang cukup dan
memberikan dukungan emosional pada
ibu selama proses laktasi.
Proses laktasi melibatkan serangkaian peristiwa
kompleks yang terjadi dalam tubuh wanita setelah
melahirkan. Berikut adalah langkah-langkah
utama dalam proses laktasi:
1. Stimulasi Hormonal:
etelah melahirkan, penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen memicu
peningkatan prolaktin dari kelenjar hipofisis anterior di otak.
Prolaktin merangsang pertumbuhan dan pengembangan kelenjar susu, yang
disebut alveoli, di dalam payudara.
2. Pembentukan dan Pengumpulan Susu:
Alveoli adalah struktur kecil seperti kantung yang mengandung sel-sel yang
dapat memproduksi susu.
Sel-sel ini memproduksi susu dari zat-zat gizi yang diambil dari darah ibu.
3. Pengaktifan Oksitosin:
Saat menyusui, rangsangan puting payudara oleh bayi atau pompa
menyebabkan pelepasan oksitosin.
Oksitosin merangsang kontraksi otot-otot di sekitar alveoli, membantu
mendorong susu ke saluran susu utama (ductus lactiferi).
4. Ejeksi Susu:
Proses pengaktifan oksitosin dan kontraksi otot membuat susu dipindahkan dari
alveoli ke puting payudara.
Bayi menyusui atau pemompaan susu secara teratur membantu menjaga
produksi dan pengeluaran susu yang memadai.
5. Komposisi Susu:
Susu yang dihasilkan terdiri dari air, lemak, protein, laktosa,
mineral, dan berbagai nutrisi penting lainnya.
Komposisi susu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi,
seperti pada awal menyusui (kolostrum) dan seiring waktu
6. Regulasi Produksi Susu:
Permintaan dan pengosongan payudara secara teratur oleh
bayi atau pemompaan menyebabkan peningkatan produksi
susu.
Faktor psikologis dan emosional, seperti rasa nyaman dan
dukungan sosial, juga memainkan peran dalam regulasi
laktasi.