Anda di halaman 1dari 18

perubahan dan adaptasi

fisiologi pada pasca


persalinan
Dosen Pembimbing
Lennny Nainggolan , S.Si.T, M. Keb
Inke Malahayati ,SST,M. Keb
anggota kelompok

Sakinah Risma Nadya Nuri


materi pembahasan
Perubahan Dan Adaptasi Fisiologi
Pada Pasca Persalinan

perubahan Perubahan Perubahan


tanda tanda Sistem Sistem
vital Kardiovaskuler Hematologi

Perubahan
Perubahan Fisiologi
Berat
Badan Kulit Laktasi
Peubahan dan adaptasi fisiologi
pada pasca persalinan
Setelah melahirkan, terjadi beberapa perubahan fisiologis yang mencakup
tanda-tanda vital seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
yang kemudian kembali normal dalam beberapa minggu. Secara
kardiovaskular, volume darah yang meningkat selama kehamilan mulai
berkurang, dan jantung beradaptasi dengan mengurangi denyutnya. Pada sisi
hematologi, jumlah sel darah merah cenderung meningkat setelah persalinan
untuk mengkompensasi kehilangan darah selama proses melahirkan. Berat
badan biasanya berkurang secara signifikan setelah melahirkan karena
pengeluaran cairan, plasenta, dan bayi. Kulit juga bisa mengalami perubahan,
seperti munculnya bintik-bintik gelap yang disebut melasma, serta perubahan
pigmen dan elastisitas kulit akibat perubahan hormonal selama kehamilan.

Selama masa kehamilan, payudara ibu berkembang dan disiapkan untuk


mengambil alih peran nutrisi bayi dari plasenta. Fisiologi laktasi merupakan
suatu proses yang meliputi produksi, dan pengeluaran air susu ibu (ASI)
Perubahan tanda-tanda
vital
Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan dan adaptasi pada tanda-tanda
vital:
Denyut Jantung: Biasanya, denyut jantung akan kembali stabil setelah
persalinan. Namun, pada beberapa kasus, denyut jantung bisa sedikit
meningkat karena tubuh masih dalam proses pemulihan dari stres persalinan.
Tekanan Darah: Tekanan darah biasanya akan turun setelah persalinan karena
tubuh tidak lagi memerlukan aliran darah tambahan untuk memasok janin.
Namun, tekanan darah dapat naik kembali dalam beberapa hari pertama
setelah persalinan.
Frekuensi Pernapasan: Setelah persalinan, frekuensi pernapasan biasanya
akan kembali normal. Pada awalnya, pernapasan mungkin sedikit lebih cepat
karena tubuh masih dalam proses pemulihan.
Suhu Tubuh: Suhu tubuh biasanya kembali normal setelah persalinan. Namun,
suhu tubuh bisa sedikit meningkat dalam beberapa jam pertama setelah
melahirkan karena perubahan hormon dan aktivitas tubuh yang meningkat
selama proses persalinan
Adaptasi ini adalah bagian alami dari proses pemulihan tubuh setelah melahirkan
dan dapat bervariasi tergantung pada individu dan kondisi persalinan. Penting
untuk memantau tanda-tanda vital dengan cermat untuk memastikan pemulihan
yang optimal pasca persalinan.
Perubahan perubahan
kardiovaskuler
Setelah persalinan, tubuh mengalami berbagai perubahan dan adaptasi fisiologis pada sistem
kardiovaskuler:
Penurunan Volume Darah: Volume darah yang meningkat selama kehamilan mulai menurun setelah
persalinan karena pengeluaran darah dari uterus dan plasenta yang telah dilepaskan. Proses ini
membawa volume darah kembali ke tingkat sebelum kehamilan.
Penurunan Denyut Jantung: Selama persalinan, denyut jantung meningkat untuk memompa darah ke
plasenta dan janin. Setelah persalinan, denyut jantung cenderung menurun kembali ke tingkat
prakehamilan karena tubuh tidak lagi memerlukan aliran darah tambahan untuk mendukung janin.
Penurunan Tekanan Darah: Tekanan darah biasanya turun setelah persalinan karena tubuh tidak lagi
memerlukan aliran darah tambahan untuk memasok janin. Ini dapat disebabkan oleh pengurangan
volume darah dan penurunan resistensi vaskular.
Pemulihan Fungsi Vaskular: Setelah persalinan, fungsi vaskular seperti elastisitas pembuluh darah dan
respons terhadap hormon-hormon seperti angiotensin II akan kembali normal. Ini membantu dalam
mengatur tekanan darah dan memastikan distribusi darah yang tepat ke seluruh tubuh
Perubahan Hormonal: Setelah persalinan, terjadi perubahan hormonal yang signifikan, termasuk
penurunan kadar estrogen dan progesteron serta peningkatan kadar prolaktin untuk merangsang
produksi ASI. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi fungsi kardiovaskuler secara langsung dan
tidak langsung.
Pemulihan Peningkatan Volume Plasma: Selama kehamilan, terjadi peningkatan volume plasma untuk
mendukung kebutuhan nutrisi janin. Setelah persalinan, volume plasma mulai berkurang dan kembali
ke tingkat normal.
Perubahan sistem hematologi
Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan dan adaptasi fisiologi dalam sistem hematologi:
Penurunan Volume Darah: Setelah melahirkan, volume darah dalam tubuh ibu secara bertahap
menurun. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran darah selama persalinan dan penurunan hormon
kehamilan, seperti estrogen dan progesteron, yang memengaruhi retensi cairan.
Penurunan Produksi Sel Darah Merah: Produksi sel darah merah (eritropoiesis) biasanya meningkat
selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan tambahan oksigen. Setelah persalinan, produksi
eritrosit cenderung menurun, tetapi kemudian pulih ke tingkat normal dalam beberapa minggu.
Penurunan Kadar Hormon: Hormon-hormon kehamilan seperti human chorionic gonadotropin (hCG),
estrogen, dan progesteron, yang meningkat selama kehamilan, mulai menurun setelah persalinan.
Penurunan hormon-hormon ini dapat memengaruhi produksi sel darah dan homeostasis sistem
hematologi.
Penurunan Kadar Hormon: Hormon-hormon kehamilan seperti human chorionic gonadotropin (hCG),
estrogen, dan progesteron, yang meningkat selama kehamilan, mulai menurun setelah persalinan.
Penurunan hormon-hormon ini dapat memengaruhi produksi sel darah dan homeostasis sistem
hematologi.
Perubahan dalam Konsentrasi Sel Darah Putih: Konsentrasi sel darah putih dalam darah ibu dapat
meningkat setelah persalinan sebagai respons terhadap peradangan yang terjadi selama proses
persalinan. Ini membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Peningkatan Produksi Susu: Sistem hematologi juga terlibat dalam produksi susu untuk menyusui.
Hormon prolaktin, yang meningkat setelah persalinan, merangsang produksi dan pelepasan susu
dari kelenjar susu
Penurunan Risiko Trombosis: Setelah persalinan, risiko trombosis (pembekuan darah yang tidak
normal) dapat meningkat karena perubahan hormonal dan aktivitas fisik yang berkurang. Namun,
dalam beberapa minggu setelah persalinan, tubuh cenderung kembali ke kondisi normal, dan risiko
trombosis biasanya berkurang..
Perubahan berat badan
Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai perubahan dan adaptasi ;
1. Kehilangan Cairan :
Setelah persalinan, tubuh mengalami kehilangan cairan signifikan melalui darah, air ketuban,
dan keringat
Penurunan ini biasanya mengakibatkan penurunan berat badan secara langsung setelah
melahirkan.
2. Pengeluaran Plasenta :
Plasenta, yang telah berperan penting selama kehamilan, dikeluarkan setelah proses
persalinan.
Pengeluaran plasenta juga menyebabkan penurunan berat badan yang cukup signifikan.
3. Penurunan Volume Darah
Tubuh mengalami penurunan volume darah setelah persalinan karena kehilangan darah
selama proses tersebut.
Penurunan ini merupakan bagian dari proses pemulihan tubuh dan berkontribusi pada
penurunan berat badan.
4. Kontraksi Rahim :
Setelah persalinan, rahim mulai berkontraksi secara aktif untuk kembali ke ukuran normalnya
sebelum kehamilan.
Proses ini membantu mengurangi ukuran perut dan berkontribusi pada penurunan berat
badan.
Perubahan berat badan
5. Proses Menyusui
Menyusui membutuhkan energi tambahan dan membakar kalori
Produksi ASI dan memberi makan bayi menyebabkan peningkatan metabolisme
dan membantu ibu dalam penurunan berat badan.

6. Perubah Hormonal
Setelah persalinan, hormon seperti estrogen dan progesteron kembali ke tingkat
pra-kehamilan.
Hormon lain, seperti prolaktin, meningkat untuk mendukung produksi ASI dan
metabolisme.
7. Pola Makan Dan Aktifitas Fisik :
Mengatur pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dapat
membantu dalam proses penurunan berat badan pasca persalinan.
Penting untuk mengonsumsi makanan bergizi untuk mendukung pemulihan tubuh
dan produksi ASI.
8. Perubahan Tubuh Jangka Panjang :
Meskipun ada penurunan berat badan awal pasca persalinan, beberapa
perubahan tubuh seperti peningkatan lemak dan peningkatan elastisitas kulit
mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya.
Perubahan kulit
1. Strech Marks (Striae Gravidarum):
Stretch marks adalah garis-garis kecil atau lebar pada kulit yang terjadi akibat
peregangan kulit yang cepat selama kehamilan.
Mereka biasanya muncul di daerah seperti perut, pinggul, payudara, dan paha.
Setelah persalinan, stretch marks bisa memudar tetapi mungkin tidak
sepenuhnya hilang
2. Perubahan Pigmentasi :
Perubahan pigmen kulit sering terjadi selama kehamilan karena peningkatan
produksi melanin.
Melasma atau "mask of pregnancy" adalah kondisi di mana area gelap muncul di
wajah, terutama di area pipi, dahi, dan atas bibir.
Pasca persalinan, beberapa wanita mungkin melihat peningkatan perubahan
pigmen ini, tetapi dalam banyak kasus, mereka bisa memudar seiring waktu.
3. Penurunan Elastisitas Kulit:
Peregangan kulit selama kehamilan dapat mengurangi elastisitas kulit, terutama
di area perut dan payudara.
Pasca persalinan, kulit mungkin tetap kendur atau kendur, dan perlu waktu bagi
kulit untuk kembali ke bentuk dan elastisitasnya sebelumnya.
Perubahan kulit
4. Penurunan Ukuran Payudara:
Setelah menyusui atau berhenti menyusui, payudara bisa mengalami
penurunan ukuran yang signifikan. ini bisa mengakibatkan kulit payudara
menjadi kendur atau kendur
5. Peningkatan Produksi Kelenjar Sebaceous:
Beberapa wanita mengalami peningkatan produksi minyak kulit pasca
persalinan.
Ini bisa menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak atau berjerawat.
6. Perubahan Suhu Tubuh:
Selama kehamilan, perubahan hormon dapat memengaruhi suhu tubuh,
termasuk suhu kulit.
Setelah persalinan, kulit mungkin tetap sensitif terhadap perubahan suhu.
7. Pemulihan Luka Jahitan (Jika Ada):
Jika ibu mengalami luka jahitan akibat persalinan pervaginam atau
operasi caesar, proses penyembuhan dan pemulihannya akan
memengaruhi kondisi kulit di area tersebut.
Perawatan yang tepat diperlukan untuk memastikan pemulihan yang
optimal dan mencegah infeksi.
fisiologi laktasi
Laktasi adalah proses alami produksi
dan pemberian ASI (Air Susu Ibu) kepada
bayi. Proses ini dimulai setelah
melahirkan, di mana hormon prolaktin
merangsang produksi susu, sementara
oksitosin membantu keluarnya susu
saat menyusui. Penting untuk menjaga
asupan nutrisi yang cukup dan
memberikan dukungan emosional pada
ibu selama proses laktasi.
Proses laktasi melibatkan serangkaian peristiwa
kompleks yang terjadi dalam tubuh wanita setelah
melahirkan. Berikut adalah langkah-langkah
utama dalam proses laktasi:
1. Stimulasi Hormonal:
etelah melahirkan, penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen memicu
peningkatan prolaktin dari kelenjar hipofisis anterior di otak.
Prolaktin merangsang pertumbuhan dan pengembangan kelenjar susu, yang
disebut alveoli, di dalam payudara.
2. Pembentukan dan Pengumpulan Susu:
Alveoli adalah struktur kecil seperti kantung yang mengandung sel-sel yang
dapat memproduksi susu.
Sel-sel ini memproduksi susu dari zat-zat gizi yang diambil dari darah ibu.
3. Pengaktifan Oksitosin:
Saat menyusui, rangsangan puting payudara oleh bayi atau pompa
menyebabkan pelepasan oksitosin.
Oksitosin merangsang kontraksi otot-otot di sekitar alveoli, membantu
mendorong susu ke saluran susu utama (ductus lactiferi).
4. Ejeksi Susu:
Proses pengaktifan oksitosin dan kontraksi otot membuat susu dipindahkan dari
alveoli ke puting payudara.
Bayi menyusui atau pemompaan susu secara teratur membantu menjaga
produksi dan pengeluaran susu yang memadai.
5. Komposisi Susu:
Susu yang dihasilkan terdiri dari air, lemak, protein, laktosa,
mineral, dan berbagai nutrisi penting lainnya.
Komposisi susu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi,
seperti pada awal menyusui (kolostrum) dan seiring waktu
6. Regulasi Produksi Susu:
Permintaan dan pengosongan payudara secara teratur oleh
bayi atau pemompaan menyebabkan peningkatan produksi
susu.
Faktor psikologis dan emosional, seperti rasa nyaman dan
dukungan sosial, juga memainkan peran dalam regulasi
laktasi.

Penting untuk dicatat bahwa laktasi adalah proses yang


individual dan dapat bervariasi antara ibu-ibu. Faktor seperti
kesehatan ibu, dukungan sosial, dan pola menyusui dapat
memengaruhi keberhasilan dan kenyamanan dalam proses
laktasi.
Kesimpulan
Kesimpulan dari perubahan dan adaptasi fisiologi pada
pasca persalinan adalah tubuh ibu mengalami
penyesuaian hormonal dan anatomis untuk pulih dari
proses kehamilan dan persalinan. Sementara itu, fisiologi
laktasi melibatkan produksi, pemeliharaan, dan
pelepasan ASI oleh kelenjar susu untuk menyediakan
nutrisi penting bagi bayi. Keduanya merupakan proses
alami yang penting dalam perjalanan setelah melahirkan,
memungkinkan ibu untuk merawat dan memberi nutrisi
pada bayinya.
SEKIAN PERSENTASI DARI KAMI
Terima kasih ; )

Anda mungkin juga menyukai