Anda di halaman 1dari 15

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Emelda Martha Mariana
Asal Institusi : SMAN 1 Pakong
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai
referensi untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam
tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk
menganalisis dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik.
Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


telah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Peserta didik kurang Setelah dilakukan analisis


mampu dalam Hasil kajian literatur berdasarkan hasil kajian
menyelesaikan soal- 1. Literatur 1 literatur dan hasil
soal latihan berbasis Rizki Pratama Dalman (2022) Penyebab wawancara penyebab
HOTS sulitnya siswa menjawab soal HOTS dalam Peserta didik kurang mampu
pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS SMAN dalam menyelesaikan soal-
1 Batang Kapas Pesisir Selatan. Journal of soal latihan berbasis HOTS
education & pedagogy, pp 103-112 adalah dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik
Menurut Rizki Pratama Dalman (2022) kurang memahami materi
Penyebab sulitnya siswa menjawab soal HOTS pembelajaran dan seringkali
dalam pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS pada saat menghadapi soal
SMAN 1 Batang Kapas Pesisir Selatan. tidak teliti dalam
Journal of education & pedagogy, pp 103-112 menganalisa soal dan
adalah terkadang kurang tepat
mendeskripsikan pertanyaan
1. Siswa yang tidak memahami materi
yang dihadapi. Selain itu
pembelajaran
guru kurang mendapat
2. Siswa yang tidak mengerti perintah soal.
pelatihan tentang
3. Guru yang tidak menjelaskan dan tidak
pemahaman soal-soal
membiasakan siswa dalam mengerjakan soal
berbasis HOTS sehingga
HOTS.
guru tidak memberikan dan
4. Kurangnya pelatihan tentang HOTS yang
kurang membiasakan peserta
diberikan kepada guru
didik dalam mengerjakan
soal berbasis HOTS.
2. Literatur 2 Akibatnya seringkali peserta
Tri Nuraini (2022) Analisis factor penyebab didik meminta bantuan
kesulitan siswa sekolah dasar kelas IV dalam orang lain dalam
menyelesaikan soal HOTS pada mata pelajara menyelesaikan soal-soal
IPA. Jurnal Penelitian Pendidikan Sekolah berbasis HOTS
dasar, 01-19

Menurut Tri Nuraini (2022) Analisis factor


penyebab kesulitan siswa sekolah dasar kelas
IV dalam menyelesaikan soal HOTS pada mata
pelajara IPA. Jurnal Penelitian Pendidikan
Sekolah dasar, 01-19 adalah
1. Peserta didik yang belum terbiasa dalam
menyelesaikan soal berbasis HOTS
2. Peserta didik masih memerlukan bantuan
orang lain dalam menyelasaikan soal
3. Kesulitan dalam memahami kalimat atau
maksud dari soal
4. Kurang teliti dalam membaca dan memahami
soal
5. Pemahaman materi yang kurang.
6. Dalam menyelesaikan soal HOTS guru perlu
memberi stimulus pada peserta didik agar
peserta didik dapat menyelesaikan soal
HOTS tersebut.

3. Literatur 3
Arie Purwa Kusuma (2021) Analisis kesulitan
siswa dalam menyelesaikan soal HOTS Sistem
persamaan linier dua variable. Jurnal Saintika
UNPAM

Menurut Arie Purwa Kusuma (2021) Analisis


kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
HOTS Sistem persamaan linier dua variable.
Jurnal Saintika UNPAM adalah

1. Kurangnya pemahaman konsep yang


digunakan dalam perhitungan
2. Tidak mampu memahami soal berupa narasi
3. Salah mendeskripsikan pertanyaan dari soal
4. Kurangnya berlatih dalam menyelesaikan
soal system persamaan linier dua variabel

Hasil Wawancara :
1. Menurut Bapak Andi “soal yang kebanyakan
dijawab siswa berada pada level C1, C2 dan
C3. Kalau kita membuat soal HOTS agak susah
karena memiliki tingkatan tinggi dan
dibutuhkan beberapa syarat dan indicator yang
sesuai yang dapat mengasah kemampuan
berfikir dan nalar peserta didik. Selain itu
peserta didik masih banyak yang
mengandalkan guru dalam artian mereka tidak
mandiri dalam mencari materi pembelajaran”

2. Menurut Ibu Dian “Dalam pembuatan soal


berbasis HOTS harus sesuai dengan materi dan
latar belakang siswa. Jika soal terlalu tinggi
tingkatannya maka siswa tidak mampu
menjawab karena anak-anak kita bervariasi
bisa saja satu atau dua orang yang mampu
menjawabnya. Maka dalam pembuatan soal
berbasis HOTS harus diupayakan bagaimana
soal HOTS tersebut bisa dipahami oleh siswa,
sehingga nantinya siswa bisa menjawab sesuai
dengan apa yang diinginkan guru”.

2 Kurangnya hubungan Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis


komunikasi orang tua 1. Literatur 1 berdasarkan hasil kajian
untuk meningkatkan Anis Pusitaningtyas (2016) Pengaruh literatur dan hasil
kualitas pembelajaran komunikasi orang tua terhadap kreativitas wawancara penyebab
siswa. Proceding of ICECRS 935-942 Kurangnya hubungan
komunikasi orang tua untuk
Menurut Anis Pusitaningtyas (2016) meningkatkan kualitas
Kurangnya hubungan komunikasi orang tua pembelajaran adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Kurangnya perhatian orang
adalah tua terhadap perkembangan
anak, orang tua terlalu sibuk
1. Orang tua beranggapan bahwa orang tua dengan pekerjaannya sendiri
bukan merupakan mitra kerja yang utama terkadang pertemuan yang
bagi guru dalam pendidikan anak. akan diadakan di sekolah
2. Komunikasi yang tidak efektif antara orang untuk menyampaikan
tua dan guru yang dibutuhkan dalam rangka program sekolah orang tua
menyamakan persepsi kedua belah pihak enggan hadir sehingga orang
tentang hal yang dibutuhkan dalam tua jarang sekali mengikuti
pendidikan anak. bahkan menanyakan
3. Orang tua enggan mengetahui bagaimana perkembangan anaknya
upaya penanganan pembinaan anak di kepada guru
sekolah

2. Literatur 2
Ike Junita Triwardhani (2018). Strategi guru
dalam membangun komunikasi dengan orang
tua siswa di sekolah. jurnal kajian komunikasi:
https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.23620
Menurut Ike Junita Triwardhani (2018).
Kurangnya hubungan komunikasi orang tua
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah

1. Orang tua jarang teribat dalam menciptakan


berbagai program yang mensyaratkan
keterlibatan orang tua dalam berbagai
kegiatan anak di sekolah untuk menjadi
wadah komunikasi yang menarik.
2. Ketertarikan orang tua sangat kurang
terhadap berbagai program belajar di sekolah
sehingga orang tua malas untuk hadir ke
sekolah untuk mengikuti program belajar
anak.

3. Literatur 3
Megawati (2017). Pengaruh komunikasi orang
tua dengan guru terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran. Jurnal office, Vol 3. No.1 34-42

Menurut Megawati (2017). Kurangnya


hubungan komunikasi orang tua untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran adalah

1. Partisipasi orang tua ke sekolah masih kurang


karena apabila di undang untuk menghadiri
rapat-rapat tertentu orang tua siswa tidak
datang
2. Masih banyak orang tua yang tidak peduli
dengan kegiatan anaknya di sekolah

Hasil wawancara :

1. Menurut Ibu Herlinda “Kurangnya


hubungan komunikasi orang tua untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
disebabkan orang tua terlalu sibuk dengan
kegiatan di luar sekolah sehingga jarang
sekali orang tua menanyakan perkembangan
anak di sekolah. Kami para guru disini
sangat menghargai orang tua siswa dalam
memberikan masukan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Di samping itu apabila
anak didik bermasalah kami berharap dapat
duduk bersama mencari solusi dengan orang
tua siswa sehingga komunikasi orang tua
dan guru sesuai dan dapat diterima. Tetapi
hal ini sangat sulit karena orang tua jika di
undang untuk hadir ke sekolah sulit datang”.

2. Menurut Bapak Arif “Kurangnya hubungan


komunikasi orang tua untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran disebabkan
kurangnya perhatian orang tua terhadap
anak. Kemajuan anak dalam kegiatan
pembelajaran kurang mendapat respon dari
orang tua. Mereka terlalu sibuk dengan
urusan pekerjaannya sendiri, tentunya hal
ini sangat berdampak tidak baik terhadap
perkembangan siswa. Bentuk komunikasi
yang dilakukan guru terhadap orang tua
selama ini yaitu guru memberikan informasi
seluas-luasnya tentang program sekolah
antara lain melalui rapat-rapat, acara
keagamaan dan penjelasan tertulis,
melakukan panggilan telepon khusus dan
mengundang orang tua saat akhir semester
yaitu saat penerimaan raport”.

3 Rendahnya minat baca Menurut kajian literatur Setelah dilakukan analisis


peserta didik 1. Literatur 1 berdasarkan hasil kajian
Citra Pratama Sari (2018). Factor-faktor literatur dan hasil
penyebab rendahnya minat membaca siswa wawancara penyebab
kelas IV. Jurnal pendidikan sekolah dasar Rendahnya minat baca
edisi 32 Tahun ke-7 peserta didik adalah peran
orang tua sejak awal kurang
Menurut Citra Pratama Sari (2018). Factor- membiasakan aktivitas
faktor penyebab rendahnya minat membaca membaca sehingga peserta
siswa kelas IV. Jurnal pendidikan sekolah didik jarang sekali mencari
dasar edisi 32 Tahun ke-7 adalah buku sesuai kebutuhannya
didukung juga dengan
1. Lingkungan sekolah kurang mendukung perpustakaan di lingkungan
terhadap minat baca siswa
2. Peran perpustakaan belum maksimal dalam sekolah kurang
menyediakan buku bahan bacaan yang menyediakan buku bahan
menarik ajar yang lengkap dan
3. Keterbatasan buku/bahan bacaan sesuai menarik dan kurang
kebutuhan siswa maksimalnya program
4. Keluarga kurang mendukung minat baca literasi yang ada di sekolah
siswa serta sebagian besar peserta
5. Pengaruh menonton televise yang terlalu didik dalam menyelesaikan
sering dilakukan tugas seringkali mencari
6. Penggunaan handphone secara berlebihan penyelesaian melalui
dan terus-menerus handphone.

2. Literatur 2
Ahmad Abdul Hadi (2023). Rendahnya minat
baca anak sekolah dasar. Renjana pendidikan
dasar vol.3 no.1

Menurut Ahmad Abdul Hadi (2023).


Rendahnya minat baca anak sekolah dasar.
Renjana pendidikan dasar vol.3 no.1 adalah

1. Peran orang tua yang tidak membiasakan


anak untuk sering membaca
2. Penggunaan handphone
3. Kurangnya buku yang tersedia.

3. Literatur 3
Zuliana Agustina (2023). Analisis factor
penyebab rendahnya minat baca siswa kelas 3
di SDN Peterongan kota Semarang. Jurnal
ilmiah PGSD STKIP Subang vol.9 no.2

Menurut Zuliana Agustina (2023). Analisis


factor penyebab rendahnya minat baca siswa
kelas 3 di SDN Peterongan kota Semarang.
Jurnal ilmiah PGSD STKIP Subang vol.9 no.2
adalah

1. Siswa kesulitan dalam hal membaca


2. Membaca buku hanya atas perintah guru
3. Siswa jarang mencari buku atau bahan
bacaan sesuai kebutuhannya
4. Siswa menyelesaikan tugas melalui internet
5. Program literasi di sekolah belum berjalan
maksimal

Hasil wawancara
1. Menurut Ibu Aisyah “manfaat membaca bagi
siswa yaitu membantu siswa mempelajari
berbagai pengetahuan, menambah informasi
dan menambah kosa kata siswa. Rendahnya
minat baca peserta didik disebabkan karena
sebagian besar siswa disini kurang senang
membaca, membaca buku hanya dilakukan
pada saat pembelajaran, siswa jarang
meminjam buku di perpustakaan sehingga
budaya literasi sangat rendah”.

2. Menurut Ibu Aan “upaya meningkatkan minat


baca perlu dibiasakan sejak awal
pembelajaran supaya siswa dapat memahami
makna dari materi pembelajaran. Membaca
dapat dilakukan asalkan ada keinginan,
kemauan dan dorongan dalam diri siswa.
Terkadang siswa malas untuk meminjam
buku paket ke perpustakaan, ini terlihat
sangat sedikit siswa yang datang berkunjung
ke perpustakaan. Siswa seringkali dalam
menyelesaikan tugas langsung mencari
melalui handphone tanpa membaca buku
bacaan”.

Rendahnya kemampuan Menurut kajian literatur Setelah dilakukan analisis


peserta didik dalam 1. Literatur 1 berdasarkan hasil kajian
berhitung Nuzwatun Adawiyah (2023). Analisis factor literatur dan hasil
penyebab rendahnya kemampuan numerasi wawancara penyebab
siswa. Journal of classroom action research Rendahnya kemampuan
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index peserta didik dalam
berhitung adalah pada
Menurut Nuzwatun Adawiyah (2023). Analisis kegiatan pembelajaran
factor penyebab rendahnya kemampuan motivasi belajar dan minat
numerasi siswa. Journal of classroom action baca peserta didik rendah
research karena kurangnya perhatian
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index orang tua dalam
adalah membiasakan literasi sejak
awal sehingga pemahaman
1. Rendahnya kemampuan intelegensi siswa terhadap numerasi juga
2. Rendahnya minat belajar siswa rendah dan cara menghitung
3. Rendahnya motivasi belajar siswa soal juga lambat, tingkat
4. Kurangnya perhatian orang tua intelegensi peserta didik
5. Pengaruh teman mengajak bermain rendah serta rendahnya
6. Kemampuan guru dalam memberikan materi kemampuan peserta didik
numerasi terhadap konsep dasar
matematika seperti perkalian
2. Literatur 2 dan pembagian sehingga
Ghina Fauziah Hazimah (2023). Analisis factor peserta didik kurang
yang mempengaruhi rendahnya tingkat menyenangi mata pelajaran
pemahaman numerasi siswa kelas 5 SDN 192 berhitung. Akibatnya
Ciburuy. El muhbib jurnal pemikiran dan kemandirian untuk
penelitian pendidikan dasar menyelesaikan soal juga
https://doi.org/https://doi.org/10.52266/ rendah terkadang menunggu
penyelesaian dari guru.
Menurut Ghina Fauziah Hazimah (2023).
Analisis factor yang mempengaruhi rendahnya
tingkat pemahaman numerasi siswa kelas 5
SDN 192 Ciburuy. El muhbib jurnal pemikiran
dan penelitian pendidikan dasar
https://doi.org/https://doi.org/10.52266/ adalah

1. Kebanyakan siswa tidak menyukai segala


sesuatu yang berkaitan dengan matematika.
Numerasi tidak selalu ada dalam pelajaran
matematika, namun numerasi merupakan
bagian dari matematika.
2. Rendahnya kemampuan intelegensi siswa
3. Rendahnya motivasi serta minat belajar siswa
4. Rendahnya pemahaman numerasi siswa
5. Kurangnya kemandirian siswa untuk
mengerjakan serta menyelesaikan soal-soal
matematika
6. Guru tidak membiasakan memberikan materi
numerasi
7. Rendahnya kemampuan siswa dalam
memahami konsep matematika seperti
perkalian dan pembagian yang belum lancar
dan cara menghitung yang masih lambat
3. Literatur 3
Seruni Rahmatul Nasoha (2022). Kemampuan
numerasi siswa melalui implementasi bahan
ajar matematika. Jurnal inovasi pendidikan
matematika volume 4 No.2 49-61

Menurut Seruni Rahmatul Nasoha (2022).


Kemampuan numerasi siswa melalui
implementasi bahan ajar matematika. Jurnal
inovasi pendidikan matematika volume 4 No.2
49-61 rendah karena

1. Proses pembelajaran kurang diintegrasikan


dengan soal-soal literasi matematika
2. Pembelajaran matematika di sekoah belum
sepenuhnya menumbuhkan kemampuan
numersi siswa

Hasil wawancara :

1. Menurut Ibu Hamimah “Rendahnya


kemampuan peserta didik dalam berhitung
disebabkan sebagian besar siswa kami
belum hafal perkalian sehingga jika
diberikan soal dalam bentuk hitungan anak-
anak mengalami kesulitan, selain itu siswa
juga kurang teliti dalam memahami soal dan
selalu menunggu penyelesaian dari guru

2. Menurut Ibu Linda “Rendahnya


kemampuan peserta didik dalam berhitung
disebabkan motivasi belajar dan minat baca
siswa kami sangat rendah sehingga
pemahaman terhadap materi pembelajaran
juga sangat rendah. Disamping itu
kemampuan setiap siswa berbeda, bagi
siswa yang senang berhitung akan lebih
bersemangat dalam belajar”.

4 Guru masih belum Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis


mengoptimalkan 1. Literatur 1 berdasarkan hasil kajian
pemanfaatan teknologi Lounard Syaulan Sahelatua (2018). Kendala literatur dan hasil
informasi dalam guru memanfaatkan media IT dalam wawancara penyebab guru
kegiatan pembelajaran pembelajaran di SDN 1 Pagar Air Aceh Besar. masih belum
Jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah dasar mengoptimalkan
vol.3 no.2 131-140 pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan
Menurut Lounard Syaulan Sahelatua (2018). pembelajaran adalah
Kendala guru memanfaatkan media IT dalam kurangnya pelatihan yang
pembelajaran di SDN 1 Pagar Air Aceh Besar. diikuti oleh guru sehingga
Jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah dasar guru kurang menguasai
vol.3 no.2 131-140 adalah teknologi, kurang
mengintegrasikan teknologi
1. Guru kurang mampu menggunakan media IT dalam pembelajaran dan
2. Guru kurang mengetahui manfaat apa saja kurang percaya diri
yang terdapat dalam penggunaan teknologi menggunakan teknologi
dalam proses kegiatan
2. Literatur 2 belajar mengajar bahkan
Bastudin (2021). Hambatan utama penggunaan kurang mengetahui manfaat
TIK dalam pembelajaran dan strategi penggunaan teknologi dalam
mengatasinya. kegiatan pembelajaran. Di
samping itu terbatasnya
Menurut Bastudin (2021). Hambatan utama sarana dan prasarana
penggunaan TIK dalam pembelajaran dan pendukung seperti
strategi mengatasinya adalah ketidaktersediaan jaringan
internet dan sinyal.
1. Sarana dan prasarana pendukung yang Akibatnya penggunaan
terbatas teknologi dalam kegiatan
2. Ketersediaan jaringan internet dan sinyal pembelajaran menjadi
3. Terbatasnya pengetahuan teknis guru tentang kurang maksimal.
teknologi informasi dan komunikasi
4. Pertimbangan dampak negarif dari
penggunaan alat berupa HP dan laptop di
sekolah
5. Kurangnya waktu pelatihan TIK oleh guru
6. Kurangnya kesempatan guru untuk
mengembangkan diri

3. Litertur 3
Mukhammad Fatikh Riduwan (2022). Belum
maksimalnya penerapan perkembangan
teknologi dalam system pembelajaran.
Kompasiana

Menurut Mukhammad Fatikh Riduwan (2022).


Belum maksimalnya penerapan perkembangan
teknologi dalam system pembelajaran.
Kompasiana karena

1. Kurangnya fasilitas sekolah dalam


menunjang kegiatan pembelajaran yang
berbasis digital
2. Ketidaksiapan SDM dalam memanfaatkan
teknologi di dalam pembelajaran
3. Kurangnya kompetensi guru dalam
penerapan pengintegrasian teknologi dalam
pembelajaran
4. Kurangnya percaya diri dalam menggunakan
teknologi dalam proses kegiatan belajar
mengajar.

Hasil wawancara :

1. Menurut Bapak Amin “Pemanfaatan


teknologi sangat membantu dalam kegiatan
proses belajar mengajar, tetapi di sekolah
kami sering terkendala dengan jaringan.
Sekolah telah menyediakan hotspot tetapi
karena jumlah pemakaiannya sangat besar
jadi dari tahun ke tahun kita tambah terus
untuk bisa dimanfaatkan siswa. Pada
dasarnya siswa dalam memanfaatkan IT itu
sangat luar biasa sehingga mereka
menggunakannya sebagai sumber belajar”.

2. Menurut Bapak Sugianto “Saya pikir untuk


guru-guru era sekarang ini, bisa dikatakan
guru akan tertinggal manakala tidak
menggunakan IT. Sehingga teman-teman
guru disini selalu kami dorong untuk
menggunakan IT dalam pembelajaran baik
di kelas maupun untuk mencari sumber
belajar. Begitu juga dengan siswa, mereka
mencari sumber belajar tidak hanya dari
guru, mereka bisa mencari dengan cara
browsing di internet

5 Guru belum maksimal Hasil kajian literasi Setelah dilakukan analisis


mengimplementasikan 1. Literasi 1 berdasarkan hasil kajian
model-model Indah Fajar friani (2017). Kendala guru dalam literatur dan hasil
pembelajaran inovatif menerapkan model pembelajaran pada wawancara penyebab guru
pembelajaran tematik di SDN 2 kota Banda belum maksimal
aceh. Jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah mengimplementasikan
dasar vol. 2 no. 1 8-97 model-model pembelajaran
inovatif karena guru kurang
Menurut Indah Fajar friani (2017). Kendala mengikuti pelatihan tentang
guru dalam menerapkan model pembelajaran model-model pembelajaran
pada pembelajaran tematik di SDN 2 kota inovatif sehingga pada
Banda aceh. Jurnal ilmiah pendidikan guru kegiatan pembelajaran guru
sekolah dasar vol. 2 no. 1 8-97 adalah masih menerapkan model
teacher center dan belum
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menerapkan model
kurang memahami langkah-langkah pembelajaran yang inovatif
pembelajaran sesuai sintak yang ada pada serta kurang memahami
model pembelajaran langkah-langkah
2. Guru kurang mampu dalam menstimulus pembelajaran sesuai dengan
siswa untuk menemukan sendiri masalah sintak model pembelajaran.
yang ada pada materi pembelajaran Akibatnya guru kurang
3. Pengelolaan dan pengawasan kelas yang maksimal dalam
tidak maksimal pengelolaan dan
4. Ketidakaktifan siswa dalam proses pengawasan kelas, siswa
pembelajaran menjadi tidak aktif dan guru
5. Guru kurang menyiasati waktu yang kurang mampu memberikan
tersedia. stimulus pada siswa untuk
2. Literasi 2 dapat menemukan sendiri
Farida Yusrina (2019). Hambatan guru dalam masalah yang ada pada
menerapkan model pembelajaran inovatif pada pembelajaran
mata pelajaran sejarah di SMP Negeri 3
Magelang.
https://doi.org/10.15294/hisped.v8i1.345

Menurut Farida Yusrina (2019). Hambatan


guru dalam menerapkan model pembelajaran
inovatif pada mata pelajaran sejarah di SMP
Negeri 3 Magelang.
https://doi.org/10.15294/hisped.v8i1.345
adalah

1. Penguasaan materi tentang model-model


pembelajaran inovatif yang kurang
2. Pemahaman model inovatif yang masih
terbatas
3. Literasi 3
Mislinawati (2018). Kendala guru dalam
menerapkan model pembelajaran pada SDN 62
Banda Aceh. Jurnal pesona dasar vol.6 no.2
22-32

Menurut Mislinawati (2018). Kendala guru


dalam menerapkan model pembelajaran pada
SDN 62 Banda Aceh. Jurnal pesona dasar
vol.6 no.2 22-32 adalah

1. Guru belum mendapat pelatihan secara


intensif
2. Guru masih sulit meninggalkan kebiasaan
kegiatan pembelajaran yang penyajiannya
teachr center
3. Guru kurang memahami langkah-langkah
sesuai sintak yang ada pada model
pembelajaran.

Hasil wawancara
1. Menurut Bapak Nasiruddin “Guru belum
maksimal mengimplementasikan model-
model pembelajaran inovatif karena guru
belum memiliki pemahaman tentang model-
model pembelajaran inovatif. Pengalaman
saya pada pembelajaran di kelas saya
pernah memakai model pembelajaran
berbasis masalah. Model pembelajaran
masalah cocok digunakan karena disini
pembelajarannya juga mengacu pada
kurikulum 2013. Namun terkadang saya
juga memakai metode ceramah. Menurut
saya, penggunaan metode/model
pembelajaran juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan materi yang diajarkan”.

2. Menurut Bapak Fathorrahman “Guru belum


maksimal mengimplementasikan model-
model pembelajaran inovatif disebabkan
pemahaman terhadap model pembelajaran
yang masih kurang. Sebenarnya dengan
menggunakan model pembelajaran inovatif
sangat memudahkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran. Contohnya
pada kegiatan pembelajaran saya
menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Disini siswa sangat aktif,
berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah
dan dalam diskusi kelompok mampu
menyampaikan pendapatnya dengan sangat
baik

Anda mungkin juga menyukai