BAB II Revisi
BAB II Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Gout berasal dari kata “Gutta” yang berarti tetesan. Gout salah satu
penyakit arthritis (radang sendi). Gout adalah penyakit kelainan metabolisme
purin dimana terjadi produksi purin secara berlebihan sehingga terjadi
penumpukan purin di dalam darah secara berlebihan. Peningkatan produksi
Arthritis Gout menyebabkan peradangan pada sendi hingga pembengkakan
(Suiraoka, 2018). Gangguan metabolisme purin menyebabkan kadar Arthritis
Gout dalam darah tinggi yang selanjutnya akan mudah mengkristal akibat
metabolisme purin yang tak sempurna. Kurang lebih 20-30% penyakit
Arthritis Gout terjadi akibat sintesa purin dalam jumlah yang besar dan
sekitar 75% akibat kelebihan produksi Arthritis Gout tetapi pengeluarannya
tidak sempurna (Suiraoka, 2018).
Pada orang yang normal jumlah pool Arthritis Gout sekitar 1000 mg
dengan kecepatan metabolisme sekitar 600 mg/hari. Kandungan normal
natrium urat didalam serum <7 mg/dl. Berdasarkan hasil laboratorium
klinis, kadar Arthritis Gout normal pada wanita 2,4-5,7 mg/dl dan pada
pria 3,4-7,0 mg/dl. Pada anak-anak kadar Arthritis Gout berkisar 3,0-4,0
mg/dl namun setelah memasuki masa pubertas kadar Arthritis Gout pada
anak prian mencapai 5,2 mg/dl (Suiraoka, 2018).
2. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Pola makan tinggi protein dan purin
3. Konsumsi alkohol berlebihan
4. Hambatan pembuangan Arthritis Gout karena penyakit
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
6. Penggunaan antibiotik secara berlebihan
7. Obesitas
8. Faktor lain seperti stress, cedera sendi dan hipertensi
Penentuan jumalah kadar Arthritis Gout di urin selama 24 jam penting untuk
penderita tidak boleh makan makanan yang mengandung purin dan alkohol.
Penyebab penyakit gout primer belum diketahui. Diduga berkaitan dengan faktor
genetik dan faktor hormonal yang mengganggu sistem metabolisme yang
mengakibatkan tubuh tidak mampu mengeluarkan Arthritis Gout dan terjadi
penumpukan Arthritis Gout di dalam tubuh (Ode,2018).
Penyebab gout sekunder antara lain karena meningkatnya produksi Arthritis Gout
karena nutrisi yaitu makanan tinggi purin. Penyebab lain adalah obesitas, obat-
obatan, penyakit kulit, diabetes mellitus (Ode,2018).
5. Gejala
Gejala yang timbul apabila kadar Arthritis Gout didalam darah berlebih, meliputi:
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
c. Sendi yang terkena Arthritis Gout terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan
nyeri luar biasa pada malam maupun pagi hari.
Arthritis Gout merupakan salah satu jenis reumatik atau radang sendi.
Terjadi karena penumpukan kristal-kristal Arthritis Gout pada persendiaan ,
sehingga bagian persendian yang akan mudah terserang Arthritis Gout. Menurut
Suriana (2019) organ-organ pesendian yang mudah terserang Arthritis Gout
antara lain : ujung jari, ibu jari, sendi lutut, pergelangan kaki, punggung kaki,
siku dan lutut.
7. Faktor Resiko
Faktor resiko Arthritis Gout akan meningkat setealah memasuki usia lebih
dari 40 tahun. Hormon esterogen pada wanita membantu pengeluaran kadar
Arthritis Gout, sehingga wanita menopause memiliki faktor resiko terjadi
peningkatan kadar Arthritis Gout sama dengan pria. Faktor resiko lain seperti
gaya hidup, obesitas, alkohol juga dapat meningkatkan kadar Arthritis Gout
dalam darah (IP.Suiraoka, 2018).
Daun salam memiliki bau yang wangi sehingga banyak masyarakat yang
menggunakan sebagai bahan penyedap masakan. Selain untuk pengobatan daun
salam juga juga dapat digunakan sebagai tanaman herbal. Selain dari daun salam
bagian lain dari pohon salam yang bisa digunakan sebagai tanaman obat meliputi
akar, buah, dan kulit batang, namun yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat yaitu daun salam (Putra, 2016). Daun salam dapat digunakan sebagai
pengobatan herbal untuk kolesterol, gout artritis, diabetes mellitus, hipertensi,
gastritis, dan diare. Oleh badan POM, daun salam telah ditetapkan sebagai salah
satu dari sembilan tanaman yang digunakan sebagai tanaman herbal yang telah
diuji secara klinis untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. Menurut Mardiana
(2015) beberapa sifat kimia dan efek farmakologis meliputi:
Tanaman salam dikenal sebagai salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan
masyarakat untuk pengobatan alternatif. Menurut buku Profesor Hembing dalam
Handayani (2015) tentang tumbuhan berkhasiat pohon salam (Syzygium
Polyanthum) terutama daunnya bisa mengatasi gangguan Arthritis Gout,
kolesterol, radang, lambung, diare dan masih banyak lagi. Manfaat daun salam
untuk kesehatan meliputi:
Daun salam dapat menurunkan kadar LDL kolesterol sesuai dosis yang
diberikan karena daun salam mengandung senyaawa aktif quercetin yang
terkandung dalam flavonoid selain sbagai antioksidan dapat juga menghambat
sekresi dari Apo-B100 ke intestinum sehingga jumlah Apo-B akan mengalami
penurunan. Apo-B merupakan pembentuk LDL, sehingga menurunkan LDL
karena jumlah Apo-B mengalami penurunan (Harismah & Chusniatun, 2016).
Flavonoid yang terdapat dalam daun salam dapat digunakan sebagai diuretik
(zat peluruh) dan penghilang rasa nyeri (analgetik). (Tersono, 2016).
Menurut Agoes (2019) daun salam dapat berkhasiat sebagai obat. Cara
mengolah daun salam untuk pengobatan beberapa penyakit :
a. Arthritis Gout
Sediakan 7-15 lembar daun salam, rebus menggunakan air sebanyak 700 cc ,
panaskan hingga mendidih dan air tersisa 200 cc. Rasa rebusan daun salam agak
manis dengan khas bau salam. Dapat diminum dalam keadaan hangat maupun
dingin. Minum selama 7 hari untuk hasil yang efektif.
b. Diare
Cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dengan air sebanyak 200 cc selam 15
menit. Tambahkan sedikit garam. Konsumsi dalam keadaan dingin.
c. Kencing Manis
Cuci 7-15 daun salam. Rebus dengan air sebanyak 3 gelas sisakan 1 gelas.
Konsumsi dalam keadaan dingin 1 gelas sekaligus sebelum makan. Lakukan 2
kali sehari.
d. Menurunkan Kolestrol
Cuci 10-15 daun salam. Rebus dengan air sebanyak 3 gelas sisakan 1 gelas.
Konsumsi dalam keadaan dingin 1 gelas sekaligus di malam hari. Lakukan setiap
hari.
e. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Cuci 7-10 daun salam. Rebus dengan air sebanyak 3 gelas sisakan 1 gelas.
Konsumsi dalam keadaan dingin setengah gelas
f. Maag/Gastritis
Cuci bersih 15-20 lembar daun salam segar. Rebus dengan air sebanyak 500 ml
selama 15 menit. Tambahkan gula secukupnya setelah dingin minum airnya.
Lakukan setiap hari hingga rasa perih dan penuh di lambung hilang
5. Pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar Arthritis Gout
pada lansia
Arthritis Gout adalah hasil akhir dari metabolisme yang dimiliki oleh
semua orang. Arthritis Gout dalam tubuh kadarnya tidak boleh berlebihan (Ode, 2018).
Arthritis Gout yang berlebih akan menimbulkan penyakit. Penyembuhan Arthritis
Gout dapat menggunakan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Daun
salam adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi dengan cara merebus 10-15 lembar daun salam dengan air 700 cc gelas
biarkan mendidih samapi tersisa 200 cc, setelah itu saring dan minum 1 kali 1 gelas
setiap hari. Daun salam mengandung flavonoid sehingga dapat digunakan sebagai
peluruh kencing (diuretik). Sebagai diuretik salam mampu memperbanyak produksi
urine pada tubuh sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah
melalui urine.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yankusuma & putri (2016) tentang
pengaruh rebusan daun salam terhadap penurunan kadar Arthritis Gout di Desa
Malanggaten Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar tahun 2016 dengan
jenis penelitian quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pretest-posttest.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Arthritis Gout di Desa
Malanggaten sebanyak 20 orang. Sampel sebanyak 12 orang sesuai dengan kriteria
inklusi dengan teknik sampling dengan purposive sampling. Hasil dari penelitian
tersebut menyatakan ada pengaruh rebusan daun salam terhadap penurunan kadar
Arthritis Gout. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dinaria (2015) tentang
pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap Arthritis Gout pada wanita
menopause. Jenis penelitian yang digunakan inferensia kuantitatif. Desain penelitian
yang digunakan menggunakan pre-eksperimen dengan rancangan one group prepost
and posttest design. Seluruh wanita menopause yang menderita Arthritis Gout
sebanyak 45 orang di kelurahan gundi sebagai populasi dalam penelitian . Sampel
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 16 orang dengan menggunakan teknik
sampling menggunakan purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam
penelitian dengan lembar observasional. Hasil dari penelitian tersebut ada pengaruh
pemberian air rebusan daun salam terhadap Arthritis Gout pada wanita menopause.
Menurut Tersono (2016) menjelaskan manfaat daun salam sebagai diuretik (peluruh
kencing) dan analgetik (penghilang nyeri), sebagai diuretik daun salam mampu
memperbanyak produksi urin sehingga menurunkan kadar Arthritis Gout darah yang
dikeluarkan melalui urin. Sebagai analgesik, daun salam mampu menghilangkan rasa
sakit saat berjalan.
C. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Menurut World Organization Health (WHO) lansia adalah sesorang yang
berusia lebih dari 60 tahun. Lansia bukan suatu penyakit tetapi merupakan tahap
akhir dari proses kehidupan yang di tandai dengan penurunan kemampuan tubuh
(Bandiyah, 2019).
3. Proses Menua
manusia sudah melalui berbagai tahap kehidupan mulai neonatus, toddler, pra
sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Menua merupakan tahap tubuh
berkurangnya jumlah sel –sel dalam tubuh akibatnya tubuh akan mengalami
Daya tahan tubuh terhadap rangsangan dari luar juga akan mengalami
bersifat individual : dimana proses menua pada setiap orang berbeda-beda, terjadi
pada usia yang beda, memiliki gaya hidup yang berbeda-beda pula dan tidak ada
faktor yang dapat mencegah proses menua (Padila, 2015). Teori-teori penuaan dapat
a. Teori Biologis
meliputi:
1. Teori Genetik dan Mutasi
2. Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel- sel
tubuh lelah.
3. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori
kekurangan gizi.
Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel- sel yang
biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah lansia yang aktif dan
banyak ikut dalam kegiatan sosial.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada lanjut usia dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimiliki.
a. Perubahan Fisik
1. Sel
2. Sistem Persyarafan
3. Sistem Pendengaran
4. Sistem Penglihatan
7. Sistem Respirasi
8. Sistem Gastrointestinal
9. Sistem Reproduksi
c. Kenangan
d. IQ
e. Perubahan Psikologis