Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUNT DI RUMAH KASIH EMAUS

Disusun oleh:
Priandani
23300067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

INSTITUSI CITRA

INTERNASIONAL
2024
LAPORAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian Asam Urat

Asam urat dihasilkan oleh metabolisme dalam tubuh.

Peningkatan kadar asam urat dalam darah dapat disebabkan oleh

metabolisme abnormal purin, intake purin yang berlebihan,

gangguan eliminasi purin dari tubuh dan efek dari penggunaan

obat tertentu yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat

dalam darah (Sunita, 2015). Nama-nama medis untuk penyakit yang

disebabkan peningkatan kadar asam urat pun tergantung fase

penyakit atau keparahannya. Jika kadar asam urat tinggi di dalam

darah, tetapi belum pernah mempunyai keluhan maka disebut

hiperurisemia asimptomatis. Jika terjadi serangan akut pada sendi

maka disebut penyakit gout akut atau arthritis pirai akut. Jika

sesudah serangan akut kemudian untuk sementara tidak ada

keluhan lagi maka disebut penyakit gout interkritikal.

Jika penyakit ini menjadi kronis maka disebut penyakit

gout kronis atau arthritis pirai kronis. Jika penyakit itu

menyebabkan timbulnya batu urat pada saluran kemih atau ginjal

maka disebut batu asam urat. Benjolan-benjolan yang mengandung

kristal natrium urat berwarna putih seperti kapur biasanya timbul di

sekitar sendi pada gout kronis. Benjolan-benjolan ini disebut tofus

(Kertia, 2019).

1
B. Anatomi dan Fisiologis

Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah

pubertas. Pada perempuan kadar urat serum tidak meningkat sampai setelah

menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah

menopause, kadar urat serum pada perempuan meningkat sama seperti pada laki-laki,

akan tetapi penderita gout jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus

menderita gout menyerang pada laki-laki (Widyanto, 2019).

Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak

diobati.Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik, dalam tahap ini pasien

tidak menunjukan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum.Tahap

kedua adalah arthritisgout akut pada tahap ini terjadi awal mendadak pembengkakan

dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsofalangeal.

Arthritis bersifat monoartikuler dan menunjukan tanda-tanda peradangan lokal,

demam dan peningkatan jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan,

trauma, obat-obatan, alkohol, atau stress emosional.Sendi-sendi lain dapat terserang,

2
termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.Tahap

ketiga adalah stadium interkritikal, gout interkritikal (atau interval) menujukan

periode setelah serangan gout akut mereda dan pasien asimtomatik.Tahap keempat

adalah stadium arthritis gout menahun.

Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri, sehingga dalam

waktu lama tidak berobat teratur pada dokter. Arthritis gout menahun biasanya

disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit

sembuh dengan obat, yang kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder

(Wahyuningsih, 2018)

C. Etiologi Penyakit Asam Urat (Gout)

Menurut Junadi, dkk (2019), penyebab dari asam urat adalah sebagai

berikut:

1. Pembentukan asam urat berlebih (gout metabolik)

2. Gout metabolic primer: terjadi karena sintesis atau pembentukan

asam urat yang berlebihan.

3. Gout metabolic sekunder: terjadi karena pembentukan asam

urat berlebih karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama

yang diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera dan

mielofibrosis.

4. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal).

5. Gout renal primer: terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di

tubulus ginjal yang sehat.

6. Gout renal sekunder: disebabkan oleh ginjal yang rusak,

misalnya pada glomerulonefritis kronik, kerusakan ginjal kronik

3
(Chronic renal failure).

7. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya

akan protein purin.

8. Stress emosional.

9. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat

seperti salisilat dosis kecil, hidroklorotiazid (diuretik), INH

(Isoniazid), porosemid, asam keton hasil pemecahan lemak

sebagai akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi lemak.

10. Kedinginan.

11. Usia (wanita berumur >50 tahun, laki-laki berumur 30-50 tahun)

12. Asupan senyawa purin berlebih.

13. Kegemukan atau obesitas.

14. Hipertensi.

15. Penyakit jantung.

16. Obat-obatan tertentu (terutama diuretik)

17. Gangguan fungsi ginjal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat

Dalam Darah:

1. Genetik / Riwayat Keluarga

Menurut National Institute of Health beberapa gen mengatur

produksi kadar asam urat. Analisis The National Heart, Lung,

and Blood Institute Family Studies menunjukkan bahwa ada

hubungan antara faktor keturunan dengan asam urat sekitar 40%.

4
2. Jenis Kelamin

Hiperurisemia lebih banyak didapatkan pada pria daripada

wanita, karena kadar asam urat pada pria lebih tinggi

dibandingkan wanita. Hal ini berhubungan dengan adanya

hormone estrogen yang membantu mengeluarkan asam urat

melalui urin. Pada pria tidak memiliki hormone estrogen yang

cukup tinggi sehingga asam uratnya tinggi akibat sulit untuk

disekresikan melalui urin (Putra, 2016).

3. Usia

Hiperurisemia lebih sering dialami oleh pria yang berusia lebih

dari 40 tahun, karena asam urat pria cenderung meningkat

dengan bertambahnya usia, sehingga pada wanita meningkatnya

setelah menopause dengan rentang 60-80 tahun (Fiska, 2016).

4. Asupan senyawa purin yang berlebihan

Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam darah 0,5- 0,75 g/ml purin

yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti

makanan yang dipanggang, santan, margarine atau buah-buahan

yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga

berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2018).

5. Obat-obatan tertentu

Obat-obatan yang dapat meningkatkan asam urat yaitu:

theophylline, niacin, furosemid, cyclosporine, ethanol, levodopa,

5
hydrochlothiazide dan aspirin dengan dosis rendah (Moriwaki,

2016).

D. Manifestasi Klinis Asam Urat

Biasanya, serangan asam urat (gout) pertama hanya menyerang

satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Kemudian,

gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali

berfungsi dan tidak muncul gejala sampai terjadi serangan

berikutnya. Namun asam urat cenderung akan semakin memburuk,

dan serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih

sering dan menyerang beberapa sendi. Hasil, sendi yang terserang

bisa mengalami kerusakan permanen.

Biasanya, serangan asam urat terjadi dikaki (monoarthritis).

Namun, 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi

(polyoarthritis). Umumnya, urutan sendi yang terkena serangan 14

asam urat (polioarthritis) berulang adalah ibu jari (podagra), sendi

tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakang, pergelangan

tangan, lutut dan bursa olecranon pada siku (Junadi, 2019).

Selain diatas, organ yang bisa terserang asam urat adalah

sendi, otot, jaringan di sekitar sendi, telinga, kelopak mata jantung

dan lain-lain. Jika kadar asam urat di dalam darah melebihi normal

maka asam urat ini akan masuk ke organ-organ tersebut

sehingga menimbulkan penyakit pada organ tersebut. Penyakit pada

organ tersebut bisa disebabkan oleh asam urat secara langsung

6
merusak organ tersebut (contohnya penyakit nefropati urat), bisa

akibat natrium urat menjadi batu (contohnya penyakit gout akut),

bisa akibat urat menjadi batu (contohnya penyakit batu urat).

Penyakit asam urat bisa menimbulkan pegal-pegal akibat kristal

natrium urat sering menumpuk di sendi dan jaringan di sekitar sendi

(Kertia, 2019).

Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita asam urat pada satu

atau beberapa sendi. Umumnya, serangan terjadi pada malam hari.

Sebelum serangan terjadi penderita tampak segar bugar tanpa gejala

atau keluhan. Pada tengah malam menjelang pagi, penderita

terbangun karena merasakan sakit yang luar biasa pada salah satu

atau beberapa sendi. Sendi yang terserang asam urat akan

membengkak dan kulit di atasnya akan berwarna merah atau

keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika

digerakkan, dan muncul benjolan pada sendi tersebut (tofus). Jika

sudah agak lama (hari kelima), kulit di atasnya akan berwarna merah

kusam dan terkelupas (deklamasi).

Gejala lainnya adalah muncul tofus di helix telinga atau

pinggir sendi atau tendon. Menyentuh kulit di atas sendi yang

terserang asam urat bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa, rasa

nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari hingga sekitar satu

minggu, lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk di sendi perifer

karena persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian di

7
bagian tubuh lainnya, karena asam urat cenderung membeku pada

suhu dingin (Junadi, 2019).

PATHWAY

Gangguan
GOUT
metabolisme purin
ARTHRITIS

Purin dalam darah


(Hiperuresemia) Kurang terpapar
Informasi

Pelepasan kristal Defisit


monosodium urat Pengetahuan

Akumulasi cairan pada


Penimbunan kristal jaringan intertisial
urat

Respon inflamasi Odema jaringan

Sirkulasi darah
daerah radang Penekanan pada
jaringan sendi

Vasodilatasi dari
kapiler Kekauan pada sendi

Nyeri akut Membatasi Hambatan


pergerakan sendi mobilitas
(Cahaya, 2017)

E. Komplikasi

8
Abiyoga (2016), menyatakan bahwa Komplikasi yang muncul akibat gout

arthritis (pirai) antara lain:

1. Gout kronik bertophus Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-

benjolan (tofi) disekitar sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan

kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi,

sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan

otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.

2. Nefropati gout kronik Penyakit tersering yang ditimbulkan karena

hiperurisemia.terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam

tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang

menyumbat dan merusak glomerulus.

3. Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal) Terjadi pembentukan massa keras

seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan,

penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-

garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan

mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat).

4. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang.

F. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi

makanan/ diet. Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh untuk meninggikan

bagian yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas

tempat tidur dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri dan

modifikasi diet.

Terapi makanan mencangkup pembatasan makanan dengan kandungan purin

9
yang tinggi, alcohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk

minum 3 liter cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan

perintahkan untuk menghindari salsilat ( Nurarif , 2015)

Pola diet yang harus di perhatikan adalah:

1. Golongan A (150-1000 mg purin/100g) : hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain

jeroan, udang, remis, kerang, sardine.

2. Golongan B (50-100 MG purin/100g) : kacang-kacangan kering, kembang kol,

bayam, asparaguskangkung, daun papaya.

3. Golongan C ( <50mg purin/100g) : keju,susu, telur, buah-buahan

4. Bila kadar asam urat > 7 mg/dl dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol A

sedangkan gol B dibatasi

5. Banyak minum air putih

Penanganan Gout Artritis biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan

penanganan serangan kronis. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:

1. Mengatasi serangan gout artritis akut

2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada

jaringan, terutama persendian.

3. Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik

G. Penatalaksanaan Medis

Menurut Majority dalam Dianatia (2018) Terapi untuk serangan gout yaitu:

1. Kolkisin

Dosis: 0,5–0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5–0,6 mg

tiap dua jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna,

misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7–8 mg tetapi

tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5–1,0 mg

10
sehari.

2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid

(OAINS) Contohnya: indometasin,

fenilbutazon

3. Obat urikosurik/anti hiperurisemia

Contohnya: alopurinol, probenesid, sulfinpirazon, dan febuxostat.

4. Kortikosteroid

Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan

mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang

dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID.Jika goutnya monarticular, pemberian

antra-articular yang paling efektif.

Contohnmya: dexametason, hidrokortison, prednisone.

5. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan yang dilakukan yaitu tentang pola makan nutrisi osteoarthritis

yang baik (mengendalikan pola makan yang baik dan kadar purin yang normal).

6. Pemeriksaan Laboratorium

Penyakit asam urat atau artritis pirai adalah penyakit yang disebabkan

oleh tumpukan asam urat atau kristal urat pada jaringan, terutama

pada jaringan sendi. Asam urat berhubungan erat dengan gangguan

metabolisme purin yang memicu peningkatan kadar asam urat dalam

darah lebih dari 7,5 mg/dL. Kadar asam urat normal dalam darah untuk

pria adalah 8 mg/dL, sedangkan wanita adalah 7 mg/dL (Junadi, 2019).

Menurut DEPKES RI asam urat adalah bagian dari

metabolisme purin, namun apabila tidak berlangsung secara normal

maka akan terjadi sebuah proses penumpukan kristal dari asam urat

11
pada persendian yang bisa mengakibatkan rasa sakit yang cukup

tinggi. Sebenarnya asam urat sudah ada pada tubuh kita dan bukan

suatu penyakit, asal asam urat tersebut dalam nilai yang normal.

Kadar asam urat: Pria: 3,4 - 7,0 mg/dL dan Wanita: 2,4 - 5,7 mg/Dl.

Sedangkan kadar asam urat normal dalam darah menurut WHO adalah:

1. Pada laki-laki dewasa kadar normal asam uratnya adalah sekitar 2

- 7,5 mg/dL, sementara itu pada wanita yang sudah dewasa adalah 2 -

6,5 mg/dL.

2. Pada laki-laki dengan usia diatas 40 tahun kadar normal asam

uratnya 2 - 8,5 mg/dL, pada wanita 2 - 8 mg/dL.

3. Anak-anak yang berusia 10 - 18 tahun kadar asam uratnya 3,6 - 5,5

mg/dL, sementara itu pada anak wanita 3,6 - 4 mg/dL Pemeriksaan

laboratorium bertujuan untuk memonitor kadar asam urat dalam

darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan untuk diagnosis asam

urat, sedangkan pemeriksaan urine untuk diagnosis batu ginjal.

Kadar normal asam urat untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL

dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL.

Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi.

Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih

dari 7,0 mg/dL maka kadar asam urat dianggap berlebih dan dapat

menyebabkan serangan asam urat. Bila lebih dari 12 mg/dL dapat

menyebabkan batu ginjal (Sustrani.dkk, 2017).

Menurut Depkes RI kadar asam urat normal pada orang dewasa

pria 3,4 — 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,4 — 6 mg/dL. Kadar asam

12
urat pada orang dewasa cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,

berat badan, tekanan darah, konsumsi alkohol dan gangguan ginjal.

H. PENCEGAHAN

Asam urat tidak dapat dicegah, tetapi beberapa faktor

pencetusnya bisa dihindari, misalnya cedera, konsumsi alkohol dan

makanan kaya protein. Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan

minum banyak air, hindari mengkonsumsi minuman beralkohol dan

mengurangi makanan yang kaya akan protein. Banyak penderita asam

urat yang memiliki kelebihan berat badan yang jika berat badan

mereka dikurangi, maka kerap kali kadar asam urat dalam darah akan

kembali normal atau mendekati normal.

Beberapa penderita asam urat, terutama yang mengalami

serangan berulang yang hebat, mulai menjalani pengobatan jangka

panjang ketika gejala asam urat telah menghilang dan pengobatan

dilanjutkan hingga diantara serangan. Kolkisin dosis rendah diminum

setiap hari dan bisa mencegah serangan atau mengurangi frekuensi

serangan. Mengkonsumsi obat anti inflamasi non- steroid secara rutin

juga bisa mencegah terjadinya serangan asam urat berulang.

Terkadang kolkisin dan anti inflamasi non-steroid diberikan

bersamaan. Namun kombinasi kedua obat ini tidak mencegah

maupun memperbaiki kerusakan sendi karena pengendapan kristal

dan memiliki risiko bagi penderita yang memiliki penyakit ginjal atau

hati (Junadi, 2019).

13
I. Asuhan Keperawatan secara Teoritis

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara

terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Andarmoyo, 2017).

Menurut Padila (2017), hal – hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian

keluarga adalah :

a. Pengumpulan data

Data umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kartu Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram Komposisi keluarga yaitu menjelaskan

anggota keluarga yang di identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka.

Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga

yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai

dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan

jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir

atau umur, pekerjaan dan pendidikan. Genogram keluarga merupakan sebuah

diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga).

b. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis atau tipe keluarga.

14
c. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa

keluarga terkait dengan kesehatan.

d. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

e. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga.

f. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama–

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton

televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

g. Pemeriksaan fisik

Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut hingga ujung

kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi dilakukan dengan

inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati daerah keluhan klien

seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam.

Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti

benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan anjurkan klien melakukan

pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan

15
kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif atau abnormal.

h. Pemeriksaan Diagnosis

1) Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.

2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (fase akut)

3) Pada aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.

4) Pemeriksaan Radiologi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054).

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi

(D.0111).

3. Intervensi Keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri :


dengan agen cedera Tindakan keperawatan Observasi
biologis (D.0077) selama 3 x 24 jam 1.Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
berkurang dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri.
menurun 3. Identifikasi
2. Meringis menurun respon nyeri non
3. Sikap verbal.
protektif 4. Identifikasi factor yang
menurun memperberat dan
4. Gelisah menurun memperingan nyeri.

16
5. Kesulitan 5. Identifikasi
tidur menurun pengetahuan dan
6. Frekuensi keyakinan tentang
nadi membaik nyeri.
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri.
7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup.
8.Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah
diberikan.
9. Monitor efek
samping penggunaan
analgetic. Terapeutik
1. Berikan tekhnik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnsis,
akupresure, terapi
music, terapi pijat,
aroma terapi,
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain).
2. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.suhu
ruang, pencahayaan,
kebisingan).
17
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur.
4. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetic secara
tepat
5. Anjurkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetic bila perlu.
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan Dukungan ambulasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x
1.Memonitor frekuensi
nyeri (D.0054). 24 jam diharapkan klien
jantung dan tekanan
mampu melakukan rentan
darah sebelum
gerak aktif dan ambulasi
ambulasi dimulai.
secara perlahan dengan

18
kriteria hasil :
2. Identifikasi
1. Klien meningkat dalam
toleransi fisik
aktivitas fisik.
melakukan
2. Mengerti tujuan dari
ambulasi.
peningkatan mobilisasi.
3.Memperagaan
3. Bantu klien untuk
penggunaan alat bantu
melakukan rentan gerak
aktif maupun rentan
gerak pasif pada sendi.

4. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat,
kruk).

5. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu.

6. Berikan motivasi untuk


meningkatkan kembali
aktivitas
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Identifiksi kesiapan
tindakan keperawatan dan kemampuan
berhubungan dengan
selama 3 x 24 jam menerima informasi.
kurangnya terpapar
diharapkan kurang 2. Jelaskan tanda
informasi (D.0111). pengetahuan dapat dan gejala yang
teratasi dengan kriteri ditimbulkan oleh
hasil : penyakit
1. Klien mengatakan 3. Jelaskan proses
ditimbulkan oleh patofisiologis
pemahaman tentang munculnya penyakit
penyakit. 4. Jelaskan pada klien
2. Klien mampu makanan yang
harus

19
melaksanakan dihindari dan jenis
prosedur yang makanan yang
dijelaskan dengan dibutuhkan klien.
benar.

3. Klien mampu
menjelaskan kembali
informasi yang
diberikan.

4. Implementasi

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi pengumpulan data

berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan sesudah pelaksanaan

tindakan, serta menilai data yang baru (Rohma & Walid, 2018).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Rohma & Walid, 2018).

20
Daftar Pustaka

Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat

Kesehatan (p. 49). p. 49.P

Doenges, Marilynn E. (2017).Rencana Asuhan Keperawatan Jakarta:

EGC Muttaqin, Arif (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gangguan Muskuloskaletal. Jakarta : EGC

PPNI (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria

Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standart Interνensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Prasetyo, S. N. (2017). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Yogyakarta : Graha

Ilmu

21

Anda mungkin juga menyukai