Nim : 230103030020 UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR FILSAFAT 1. Sebutkan tokoh-tokoh filosof yang pada zaman Pra-Sokrates, Sokrates, dan Pasca- Socrates. Jelaskan isi pandangan filosofis mereka masing-masing dengan bahasa anda sendiri Jawab: Pra socrates . thales, dia mengatakan bahwa dunia itu air. pendapat saya, kita memang tidak bisa tanpa air, 1 manusia 70 % air. . Heraklitos, dia mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada 1 dunia ini pasti berubah. pendapat saya adalah benar, karena kita punya tuhan yang maha mengatur keadaan para makhluknya, ada pepatah mengatakan kehidupan ini seperti roda berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. karena kita tidak mungkin terus menerus menikmati kesenangan saja, pasti tuhan akan memberi kita kesedihan juga, tapi semua kejadian yang di beri, entah kesenangan maupun kesedihan, adalah didalam nya menampilkan hikmat saja. Socrates 1. Socrates, Dia sendiri mengatakan bahwa harus menjadi orang gila dulu(Dialektika). mengapa dia mengatakan seperti itu? agar kita tau segala macam ilmu, kalo kita merasa bahwa diri kita pintar (tidak gila) maka kita tidak akan lagi haus akan ilmu. Pasca-Socrates . Immanuel Kant: Kant adalah seorang filsuf Jerman abad ke-18 yang mempengaruhi berbagai bidang filsafat, termasuk epistemologi, etika, dan estetika. Pemikiran pentingnya termasuk gagasan tentang kewajiban moral yang 1 universal dan imperatif kategoris, yaitu prinsip moral yang harus diikuti tanpa tergantung pada keinginan atau tujuan pribadi. . Friedrich Nietzsche: Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman abad ke-19 yang mengkritik tradisi moral dan agama. Ia mengemukakan konsep "kematian Tuhan" dan mengajukan gagasan tentang "kekuatan kehendak" (will to power) sebagai pendorong utama
2. Jawab beberapa pertanyaan berikut
ini: a. Apakah yang dihadapan anda saat ini adalah kenyataan? Apakah meja, laptop, kertas itu nyata? Jelaskan alasan anda secara detail b. Apakah waktu itu nyata? Jelaskan alasan anda secara detail c. Apakah diri anda sendiri nyata? Jelaskan alasan anda secara detail d. Apakah hidup ini kebaikan, keadilan, kebahagiaan itu nyata? Jelaskan alasan anda secara detail e. Apakah Tuhan itu nyata? Jelaskan alasan anda secara detail Jawab : a. Pendapat saya, nyata, karena saya dapat merasakan esensi, substansi, dan eksistensi dari meja, laptop, dan kertas. contoh esensi dari meja ialah untuk menaruh barang barang di atasnya, substansi nya kayu, dan eksistensi bhwa meja bisa di rasakan tentang esensi dan substansi nya. b. Waktu itu Nyata, karena dari pengamatan saya, dari manusia, tumbuhan, hewan dan ciptaan tuhan yang lain (yang bisa bertumbuh kembang). itu menyatakan bahwa adanya perkembangan di dalam nya dan kita sebagai manusia merasakan perkembangan tsb, yang dari awal nya kita bayi, balita, remaja, dewasa, tua. itu semua merupakan perubahan dan proses yang berarti waktu itu adalah sesuatu yang nyata. c. Diri sendiri itu nyata, ya nyata, karena dari diri saya, saya merasakan bahwa esensi, substansi, dan eksistansi saya dapat di rasa, di lihat, dan di ketahui keberadaan nya. d. Nyata, manusia mengalami dan merasakan kebaikan, keadilan, dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Mereka merasakan perasaan bahagia, kedamaian, kepuasan, dan kesejahteraan yang dapat dihubungkan dengan konsep-konsep ini. Pengalaman subjektif ini memberikan kesan bahwa kebaikan, keadilan, dan kebahagiaan adalah nyata dalam konteks pengalaman individu. e. Nyata, karena tidak mungkin alam semesta dan yang ada di dalam nya ada dengan sendirinya. sesuai dengan dalil dalam alquran dalam surah As- Sajdah ayat 4 yang artinya "Allah lah yang menciptakan langit dan bumi". lalu dapat di rasakan kenikmatan-Nya yang di berinya kepada kita. 3. Jawab beberapa pertanyaan di bawah ini: a. Bagaimana anda tahu bahwa “filsafat berasal dari Yunani” itu adalah pengetahuan yang benar? Jawab : a.Benar, Karena penemu Filsafat pertama berasal dari Yunani yang bernama thales, tapi menurut pandangan universal, filsafat sendiri sudah ada sebelum thales mengemukakan filsafat itu sendiri, karena filsafat berarti,berfikir. orang orang sebelum thales pun sudah berfikir, namun tetap saja pencetus filsafat ialah theles.
b. Ketika mendapati informasi di sosial
media, apakah anda langsung percaya bahwa informasi itu benar? Bagaimana cara anda meyakinkan diri bahwa informasi yang anda dapatkan itu benar? jawab : Pendapat saya, saya tidak akan langsung percaya bahwa itu benar, mengapa? karena tentu kita bisa menelaah lebih jauh apakah informasi itu benar atau tidak. lalu dengan cara apa? dengan cara memeriksa sumber informasi tersebut, membandingkan informasi yang kita temukan dengan sumber-sumber lain yang terpercaya. c. Apapun yang anda menjadi keyakinan anda atau yang anda yakini saat ini, berikan penjelasan mengapa Anda meyakini apa yang anda yakini tersebut? Apakah keyakinan Anda didasarkan pada bukti atau hanya keyakinan pribadi? jawab: Keyakinan saya berasal dari bukti yang nyata dan bisa jadi hanya keyakinan pribadi saya sendiri . contoh nya dengan bukti adanya alquran keyakinan untuk
d. Islam yang menjadi agama yang kita
anut, apakah suatu keyakinan atau kebenaran? jawab : Suatu keyakinan dan kebenaran, mengapa keyakinan? Bagi banyak orang yang mempraktikkan agama Islam, Islam adalah sebuah keyakinan. Keyakinan pribadi seseorang terhadap Islam didasarkan pada iman, keyakinan, dan kepercayaan kepada ajaran-ajaran Islam, termasuk keyakinan kepada Allah sebagai Tuhan tunggal dan Muhammad sebagai nabi terakhir. lalu mengapa kebenaran? benar nya islam sudah terbukti di dalam kitab suci al quran Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: َ ٮ ِﺎ ْلُﻬٰﺪى َوِدٮ ْ?ﻦ ِاْل5 ﺳْﻮﻟَٗﻪ ﺤـِّﻖ ُ ﻞ َر َ ﺬي ْ ۤ ا َْر َ ﺳ ِ َّﻫَﻮ ال ُ ْ ْﻄِﻬَﺮٗه َﻋَﲆ اﻟِّﺪٮ ْ?ﻦ ِﻛ ُلِّٖﻪ ۙ َوﻟَْﻮ ﻛَﺮ َِه اْلُﻤG ُﻟ ِ?ٮ َ ﺸﺮ ِﻛ ُْو ن "Dialah yang telah mengutus Rasul- Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang- orang musyrik tidak menyukai." (QS. At-Taubah 9: Ayat 33) 4. Jelaskan jenis logika induktif, deduktif, generalisasi, dan abduksi, berikan contohnya masing-masing jawab : Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang penggunaan alasan dan argumentasi dalam pemikiran. Dalam logika, terdapat beberapa jenis penalaran yang umum digunakan, antara lain logika induktif, logika deduktif, logika generalisasi, dan logika abduksi. Logika deduktif adalah jenis penalaran yang menggunakan premis-premis yang diberikan untuk mencapai kesimpulan yang pasti. Contohnya, jika premisnya adalah "Semua manusia adalah makhluk hidup" dan "Saya adalah manusia", maka secara deduktif dapat disimpulkan bahwa "Saya adalah makhluk hidup". Logika generalisasi adalah jenis penalaran yang menggunakan contoh- contoh atau kasus-kasus tertentu untuk membuat kesimpulan umum. Contohnya, jika beberapa teman Anda menyukai makanan pedas, maka secara generalisasi dapat disimpulkan bahwa "Banyak orang suka makanan pedas". Logika abduksi adalah jenis penalaran yang mencari penjelasan terbaik atau hipotesis yang paling masuk akal berdasarkan bukti atau pengamatan yang ada. Contohnya, jika Anda melihat tetangga Anda membawa payung saat keluar rumah, Anda dapat menggunakan logika abduksi untuk menyimpulkan bahwa "Tetangga Anda membawa payung karena cuaca sedang hujan".
5. Jawab beberapa pertanyaan berikut:
a. Bagaimana anda menilai suatu perbuatan itu baik atau buruk? jawab : b. Apakah tindakan yang baik atau buruk itu bersifat universal atau relatif? jawab : c. Berikan contoh dilema etika tentang: 1) keadilan vs rasa kasihan 2) Kebenaran vs Kesetiaan 3) Kebaikan pribadi vs kebaikan sosial. Jelaskan contoh kasusnya, dan berikan pendapat anda pada kasus yang contohkan tersebut jawab : a. Dalam konteks manusia, penilaian tentang baik dan buruk sering kali didasarkan pada sistem nilai moral dan etika yang berkembang dalam masyarakat. Penilaian moral dapat dipengaruhi oleh agama, tradisi budaya, hukum, dan prinsip-prinsip etika yang dianut oleh individu atau kelompok tertentu.Misalnya, perbuatan yang menghormati hak asasi manusia, atau menciptakan kebahagiaan bagi banyak orang dianggap sebagai perbuatan yang baik, sementara perbuatan yang merugikan orang lain, melanggar prinsip moral, atau melanggar hukum dianggap sebagai perbuatan yang buruk. b. penilaian tentang tindakan baik atau buruk bersifat relatif dan tergantung pada konteks budaya, nilai-nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Relativisme berpandangan bahwa tidak ada standar moral yang objektif yang berlaku untuk semua orang, dan pandangan etika dapat bervariasi antara budaya dan individu. Menurut pandangan ini, tindakan yang baik atau buruk ditentukan oleh norma dan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat tertentu. tergantung masyarakat itu sendiri bagaimana cara mereka menilainya. c. 1.keadilan vs rasa kasihan. Sebagai contoh, bayangkan situasi di mana seseorang yang telah melakukan tindakan buruk dan melanggar hukum, namun memiliki latar belakang keluarga yang sulit dan kurangnya dukungan sosial. Dari segi keadilan, individu tersebut harus bertanggung jawab atas tindakannya dan menerima hukuman yang setimpal. Namun, rasa kasihan mungkin membuat kita
mempertimbangkan bahwa individu
tersebut mungkin memiliki alasan atau kondisi tertentu yang mempengaruhi perilakunya. Dalam hal ini, bagaimana kita menyeimbangkan keadilan dan rasa kasihan dapat menjadi perdebatan yang kompleks dan sulit. 2.kebenaran vs kesetiaan Dalam beberapa situasi, mungkin kita menemukan diri kita berada dalam posisi di mana harus memilih antara mengungkapkan kebenaran yang dapat menyebabkan kerugian atau melindungi kesetiaan terhadap individu atau kelompok yang kita cintai. Misalnya, bayangkan jika teman dekat kita melakukan tindakan yang salah atau melanggar prinsip-prinsip moral, dan kita mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini, kebenaran mungkin mengharuskan kita untuk bersikap jujur dan mengungkapkan kebenaran kepada pihak yang berwenang atau pihak yang terkena dampak. Namun, kesetiaan terhadap teman dekat kita bisa membuat kita ragu-ragu dan enggan mengungkapkan kebenaran yang dapat merugikan teman kita. 3.kebaikan pribadi vs kebaikan sosial Misalnya, bayangkan situasi di mana seseorang memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar secara pribadi, tetapi tindakan tersebut dapat menyebabkan kerugian atau dampak negatif pada masyarakat. Dalam hal ini, kebaikan pribadi mungkin mendorong individu tersebut untuk mengambil tindakan demi keuntungan pribadi mereka sendiri. Namun, kebaikan sosial mungkin mengharuskan individu tersebut untuk mempertimbangkan dampak yang lebih luas pada masyarakat dan mengambil tindakan yang menguntungkan bagi semua orang.