Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GEOGRAFI PENERBANGAN

OLEH :

Anisa dewi humaira 2101135958

Rifka afifa hapsary 2101111210

Shahira larashati 2101111360

USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep dasar
Geografi Penerbangan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Ahmad Nawawi pada mata kuliah Geografi Penerbangan Prodi Usaha Perjalanan
Wisata. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konsep Dasar Geografi Penerbangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Nawawi, selaku Dosen Mata
kuliah Geografi Penerbangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................4


B. Konsep Dasar Geografi Penerbangan......................................................................5
C. Pembahasan ............................................................................................................8
D. Penutup ...................................................................................................................17
E. Daftar Pustaka .........................................................................................................18
A. Latar Belakang Masalah

Keadaan geografis Indonesia berupa daratan yang terdiri dari beribu ribu pulau
besar dan kecil, dan berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan sungai
serta danau memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan
udara guna menjangkau seluruh wilayah negara. Kondisi angkutantigajalurtersebut
mendorong dan menjadi alasan penggunaan alat pengangkut modern yang digerakkan
secara modern . Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang,
maka pembangunan di segala bidang sangatlah penting peranannya.

Penerbangan merupakan aktivitas yang sangat rentan terhadap kondisi cuaca dan
iklim. Meskipun demikian, cuaca dan iklim bukan satu-satunya faktor yang berperan
dalam keselamatan penerbangan. Cuaca dan iklim mempunyai dua sisi dampak yang
berbeda bagi operasional penerbangan. Pada satu sisi kondisi cuaca dan iklim bisa
memberi dampak ekonomis berupa efisiensi pada pesawat terbang. Pada sisi lain
cuaca dan iklim memberi ancaman pada keselamatan penerbangan. Pengaruh cuaca
dan iklim pada aktivitas penerbangan secara umum dimulai dari saat akan lepas
landas, saat mengudara dan saat akan mendarat.

Dalam suatu penerbangan, faktor meteorologi harus masuk dalam pembuatan


rencana penerbangan (flight plan). Oleh sebab itu, informasi meteorologi sangat
berguna bagi penerbangan. Informasi meteorologi biasanya disediakan oleh institusi
meteorologi, di Indonesia kita memiliki Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) untuk pengguna jasa aeronoutika melalui bandara. Informasi
cuaca yang diberikan oleh aerodrone meliputi kecepatan angin di permukaan, jarak
pandang, cuaca, awan dan suhu.
B. Konsep Dasar Geografi Penerbangan

Konsep Geografi Penerbangan

Geografi penerbangan di dalam Pariwisata berbeda dengan geografi pada umumnya.


Geografi penerbangan sangat erat dengan organisasi yaitu (International of Air
Transport Association) atau disingkat dengan IATA.

1. Organisasi Penerbangan

Berikut adalah beberapa organisasi penerbangan :

 ICAO (International Civil Afitation Organization)


 IATA (International of Air Transport Association)
 INACA (Indonesia National Air Carriers Association)
2. Airlines ( Maskapai Penerbangan)
Airlines merupakan sebuah perusahaan swasta maupun pemerintah di bidang jasa
jenis transportasi udara yang berupa pesawat terbang.

3. Kode Sandi Dalam Penerbangan

Kode sandi dalam penerbangan bertujuan agar memudahkan pengejaan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penulisan nama, kota, maupun alamat.

4. Seat Configuration

Seat configuration merupakan aturan tempat duduk yang di dalam pesawat. Pada
Bussines Class dapat memilih penempatan kursinya, sedangkan Economy Class
penempatan kursinya berdasarkan yang telah diberikan, jika ingin memilih tempat
duduk sendiri maka perlu biaya tambahan.

Berikut adalah beberapa pengaturan tempat duduk di pesawat :

 Tempat duduk di belakang sayap pesawat


Tempat duduk ini banyak diminati karena menurut sebuah studi, tempat
duduk ini memiliki kemugkinan 40% selamat dari bahaya kecelakaan
pesawat.
 Tempat duduk dekat jendela
Tempat duduk ini juga populer dikarenakan penumpang dapat melihat
pemandangan dari ketinggian.
 Tempat duduk di deretan depan
Tempat dudu ini sangat cocok untuk orang yang terburu – buru agar bisa
keluar dari pesawat dengan cepat.
 Tempat duduk di dekat lorong
Tempat duduk ini cocok untuk penumpang yang terbiasa untuk buang air
sehingga sangat memudahkan untuk keluar dari area tempat duduk.
 Tempat duduk di dekat dinding pesawat
Tempat duduk ini memiliki ruang yang cukup sehingga jika memiliki barang
bawaan untuk bayi akan lebih mudah.
5. Flight Rounting (Rute penerbangan)

Rute penerbangan merupakan rute yang digunakan oleh masing masing maskapai
untuk terbang ke daerah tujuan.

Berikut adalah macam rute - rute penerbangan:

 Direct Flight
Direct flight adalah penerbangan yang langsung dan tidak melakukan
pemberhentian di salah satu kota sebelum bandara tujuan.
 Transit Flight
Transit Flight adalah rute penerbangan yang berhenti untuk menurunkan dan
menaikkan penumpang lainnya tanpa perlu mengganti pesawat.
 Connecting Flight
Connecting flight adalah penerbangan yang berhenti transit di satu bandara
lain sebelum penumpang terbang ke negara tujuan.
 Layover
Layover adalah pemberhentian sebelum penumpang melakukan tujuan akhir
penerbangan yang disebut transit. Sebagi contoh penumpang dari Paris ke
Bali, sejumlah penumpang harus melakukan transit di Singapura.
 Stopover
Stopover merupakan fasilitas yang diberikan oleh airline untuk singgah ke
salah satu negara transit dalam beberapa waktu atau bahkan bisa beberapa
hari.Sebagai contoh seorang penumpang terbang dari Bali menuju Paris
memakai Air France maskapai. Penumpang tersebut bisa menikmati stopover
yang diberikan oleh maskapai
C. Pembahasan

Mekanisme Pesawat Terbang

Sebelum membahas bagaimana cuaca mempengaruhi penerbangan atau iklim


mempengaruhi penerbangan, berikut dijelaskan Mekanisme Pesawat Terbang.

1. Gaya pada pesawat terbang

Sebuah objek yang bergerak di atmosfer seperti pesawat terbang akan menerima
gaya-gaya yang bekerja terhadap dirinya. Gaya tersebut terbentuk karena gesekan
antara badan pesawat terhadap udara dan tekanan massa udara terhadap permukaan
pesawat itu sendiri.
Perhatikan gambar berikut.
Gaya dorong dihasilkan oleh mesin penggerak pesawat yang mendorong pesawat
bergerak maju. Gaya hambat terbentuk karena kondisi atmosfer seperti kerapatan
udara, angin, hujan dan es serta tekanan udara.
Gaya berat adalah gaya yang ditimbulkan oleh massa pesawat karena tarikan gravitasi
bumi. Gaya angkat adalah gaya aerodinamik pesawat di mana arah datangnya angin
sangat berperan terhadap gaya angkat pesawat.
Pada saat gaya dorong sama dengan gaya hambat maka pesawat akan bergerak
dengan kecepatan konstan. Jika gaya dorong lebih besar dari gaya hambat maka
pesawat tersebut mengalami percepatan.
Sebaliknya jika gaya dorong lebih kecil dari gaya hambat maka pesawat tersebut
mengalami perlambatan. Cuaca mempengaruhi penerbangan berupa terbentuknya
gaya hambat yang besar seperti adanya hujan.

2. Ketinggian jelajah pesawat terbang

Berdasarkan ketinggian jelajahnya maka penerbangan dibagi menjadi penerbangan


rendah, menengah dan tinggi. Ketinggian jelajah akan erat kaitan dengan pengaruh
cuaca terhadap penerbangan itu sendiri.

 Penerbangan rendah
Adalah penerbangan dengan ketinggian jelajah kurang dari 3 km. Umumnya
adalah pesawat-pesawat kecil dan helikopter. Faktor cuaca terhadap
penerbangan pada ketinggian ini sangat signifikan karena pada lapisan ini
kondisi cuaca sangat beragam. Penerbangan pada lapisan ini akan berada di
bawah awan dan di tengah awan. Golakan atau turbulensi yang berasal dari
awan akan mengganggu kondisi penerbangan.

 Penerbangan menengah
Merupakan penerbangan yang berada pada ketinggian jelajah 3 - 8 km. Pada
lapisan ini kondisi cuaca dengan suhu melewati batas 0 °C terjadi. Pada
lapisan ini pengaruh cuaca berupa icing atau peng-es-an, yang dapat
menempel pada badan pesawat bahkan masuk hingga ke mesin pesawat.

 Penerbangan tinggi
Penerbangan yang berada pada ketinggian jelajah lebih dari 8 km. Pada
lapisan ini umumnya pesawat berada di atas awan dan arah angin sudah
konstan. Gangguan turbulensi akan berkurang kecuali adanya Clear Air
Turbulence (CAT) yang biasa terjadi pada saat udara cerah. Karena berada
pada lapisan jauh lebih dingin maka potensi icing atau pembekuan menjadi
lebih besar.
Baik pesawat terbang pada ketinggian jelajah rendah hingga tinggi semuanya
akan melewati lapisan rendah saat lepas landas dan mendarat. Dengan
demikian fase lepas landas dan mendarat menjadi fase paling kritis. Ketepatan
informasi cuaca sangat mendukung kegiatan penerbangan.
Gambar di atas merupakan ilustrasi sebuah pesawat yang meski akan terbang pada
ketinggian jelajah yang tinggi harus melewati kondisi yang berawan pada lapisan
rendah. Demikian juga saat akan mendarat. Ini merupakan salah satu contoh
Pengaruh Cuaca pada Penerbangan.
Pengaruh Iklim pada Penerbangan

Pengaruh iklim terhadap penerbangan jauh dimulai dari operasional pesawat itu
sendiri. Saat perencanaan sebuah bandara akan dipelajari kondisi iklim pada lokasi
bandara.
1. Pola angin

Umumnya kondisi iklim yang dibutuhkan adalah faktor angin untuk mengetahui arah
angin yang terbanyak. Ini untuk menghindari cross wind atau angin silang yaitu angin
yang memotong arah landasan. Dengan demikian arah landasan pacu akan
diupayakan sejajar dengan arah angin terbanyak.
2. Musim hujan dan kemarau

Pada wilayah kita yang beriklim tropis maka pengaruh iklim pada penerbangan
berkaitan dengan musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan maka akan
banyak awan di atmosfer. Keberadaan awan akan memberi goncangan pada pesawat
terbang. Terlebih dengan akan sering terjadi hujan yang terjadi di bandara akan
membuat landasan pacu menjadi licin dan mengurangi jarak penglihatan mendatar.
Hal ini menyebabkan faktor iklim berupa periode musim hujan dalam penerbangan
akan berpotensi menyebabkan juga keterlambatan penerbangan karena pesawat harus
memutar menunggu landasan kering atau menunggu hujan berhenti. Pada musim
kemarau, meski udara cerah karena awan jarang ditemui dan hujan jarang terjadi
namun gangguan yang muncul dapat berupa Clear Air Turbulence (CAT).
3. Musim dingin dan musim panas
Pada wilayah yang beriklim subtropis dengan empat musim, maka faktor iklim
terhadap penerbangan akan berkenaan dengan adanya salju saat musim dingin dan
udara panas saat pada musim panas. Pada saat musim dingin maka landasan pacu
akan tertutup salju dan penglihatan mendatar akan sangat rendah. Pada musim panas
maka suhu udara akan tinggi sehingga kerapatan udara akan rendah. Dampaknya
maka mengurangi daya angkat pesawat. Musim panas juga meningkatan potensi
terjadinya Clear Air Turbulence baik karena gradiens suhu ataupun adanya jetstream.
4. Sisi positif iklim bagi penerbangan

Pengaruh iklim terhadap penerbangan juga memiliki sisi positif. Pada fase timuran
angin yang melintasi Indonesia akan bergerak dari timur ke barat. Jika pesawat
terbang bergerak ke barat sejajar angin timuran maka akan terjadi efisiensi karena
pesawat seolah "hanyut" dalam aliran angina tersebut. Dengan kondisi tersebut jarak
akan terasa lebih pendek, waktu tempuh menjadi lebih singkat yang berarti bahan
bakar akan lebih hemat. Pada saat ini maka muatan pesawat dapat ditambah. Analogi
ini seperti misalnya perahu yang bergerak searah arus air sungai. Tentunya kecepatan
relatifnya menjadi lebih besar karena merupakan akumulasi dari kecepatan perahu itu
sendiri dan kecepatan aliran air sungai. Pada saat baratan maka arus angin bergerak
dari barat ke timur. Tentunya pada saat ini pesawat yang terbang ke arah timur akan
mengalami efisiensi.
Gambar di atas merupakan ilustrasi pengaruh iklim terhadap penerbangan pada saat
angin timuran dan baratan melintas di Indonesia. Gambar atas menunjukkan pesawat
yang terbang sejajar angin timuran dan gambar bawah adalah pesawat yang bergerak
sejajar angin baratan. Gambar pola angin diolah dengan ITACS.

Pengaruh Cuaca terhadap Penerbangan

Pengaruh cuaca terhadap penerbangan dapat kita uraikan berdasarkan unsur-unsur


pembentuk cuaca dan iklim.
1. Angin

Angin merupakan faktor cuaca yang mempengaruhi penerbangan. Arah angin


menentukan arah pesawat mendarat ataupun lepas landas. Pesawat akan mendarat dan
lepas landas pada arah yang berlawanan dengan arah angin. Hal ini untuk
mendapatkan gaya angkat yang maksimal seperti pada Gambar di atas. Jika landasan
pacu pengarah timur-barat dan angin berasal dari barat maka pesawat akan lepas
landas dari arah timur ke arah barat. Demikian sebaliknya.
2. Tekanan udara

Faktor cuaca lainnya yang berperan pada penerbangan adalah tekanan udara. Tekanan
udara digunakan untuk estimasi ketinggian pesawat terhadap permukaan dan menjadi
sangat vital saat pesawat akan mendarat. Kesalahan pembacaan tekanan udara 1 hPa
akan menyebabkan kesalahan estimasi ketinggian sebesar 8,5m. Jika data tekanan
terbaca lebih rendah, dari semestinya maka pesawat akan mendarat lebih jauh dari
titik semestinya. Apabila landasan pacu pada bandara tersebut kurang panjang maka
bisa jadi pesawat akan tergelinciri keluar dari landasan pacu. Jika data tekanan
udara terbaca lebih besar dari semestinya, maka pesawat akan menyentuh
landasan lebih awal yang dampaknya berupa "hard landing", seperti terlihat pada
gambar berikut.

3. Awan

Keberadaan awan merupakan faktor cuaca yang mengganggu penerbangan karena


dapat menyebabkan guncangan pada pesawat terbang. Awan cumulonimbus
merupakan awan yang harus dihindari pesawat terbang. Dalam awan cumulonimbus
terdapat arus udara naik dan turun yang dapat menyedot pesawat bahkan juga
menghempaskannya.
Selain arus angin, awan cumulonimbus juga disertai badai petir yang dapat
membahayakan pesawat terbang.
4. Hujan, kabut dan salju

Hujan dan salju sebagaimana disebutkan pada pembahasan pengaruh iklim terhadap
penerbangan, umumnya memberi pengaruh berupa berkurangnya jarak pandang
sehingga menyulitkan pilot untuk mengarahkan pesawatnya. Termasuk adanya kabut.
Landasan yang basah karena hujan atau tertutup salju akan menyebabkan tertundanya
pesawat yang akan terbang ataupun akan mendarat. Selanjutnya hujan juga akan
memberikan gaya hambat pada kecepatan pesawat yang menyebabkan waktu tempuh
menjadi lebih lama.
Contoh Kasus :
Sumber : Kompas.com
Cuaca ekstrem yang terjadi di Bali menyebabkan transportasi udara seperti pesawat
harus berputar balik, karena tidak dapat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali, dan
mengakibatkan terjadinya banjir di sejumlah ruas jalan di Denpasar.
Sebelumnya diketahui pesawat Super Air Jet No IU 754 berputar-putar di atas
perairan Pulau Bali sampai akhirnya melakukan aksi return to base atau kembali ke
pusat keberangkatan.
Ternyata kondisi tersebut bukan hanya terjadi pada pesawat itu. Pesawat yang
ditumpangi dokter Spesialis Kecantikan dr Richad Lee MARS PhD rupanya juga
mengalami hal serupa.
Melalui akun tiktoknya @drrichardlee, dalam sebuah video ia menceritakan cuaca
buruk mengganggu penerbangan di sekitar Bandara Ngurah Rai, Bali.
Sepanjang penerbangan, penumpang di pesawat yang ia tumpangi dari Jakarta ke Bali
itu banyak yang berteriak dan menangis.
Ketika mendarat pun, salah satu temannya di dalam video tersebut bercerita dengan
hebohnya, mengenai perasaan mereka yang khawatir saat petir terjadi, ketika
pesawat mereka masih terbang di udara.
"Banyak penerbangan cancel, putar balik ke Jakarta. Tapi saya mendarat dengan
selamat di Bali," tulisnya.
Menurut Richard, itu adalah penerbangan paling mengerikan yang pernah dialaminya,
dengan empat kali periode seolah pesawat mau jatuh seperti roller coaster.

D. Penutup
Penerbangan merupakan aktivitas yang sangat rentan terhadap kondisi cuaca dan
iklim. Meskipun demikian, cuaca dan iklim bukan satu-satunya faktor yang berperan
dalam keselamatan penerbangan. Namun, faktor cuaca sangat berperan penting.
Cuaca dapat membuat pesawat terbang dengan aman dan efisien, namun juga dapat
membuat sebuah penerbangan dibatalkan. Akan tetapi tidak mudah memastikan
cuaca seperti apa yang membahayakan dan aman bagi penerbangan, karena hal
tersebut masih dipengaruhi oleh faktor lainnya. Selain faktor cuaca, faktor lain seperti
jenis pesawat, kondisi pesawat dan posisi penerbangan juga akan sangat berpengaruh
terhadap penerbangan pesawat. Pengaruh cuaca dan iklim terhadap penerbangan
berdasarkan unsur-unsur pembentuk cuaca dan iklim. Cuaca Buruk pada saat
penerbangan dapat disebabkan oleh turbulensi, icing, dan kilat.
E. Daftar Pustaka

PrivateFly - https://www.privatefly.com/us/

Vaqif.Net - newton-first-law-example

Surjadi - Pustaka Cuaca

Bayong Tjasono - Klimatologi Terapan

Penguji.com - https://www.penguji.com/pengaruh-cuaca-terhadap-penerbangan/

Baketrans dephub - https://baketrans.dephub.go.id/berita/meteorologi-dan-jalur-


penerbangan
http://belajar.smkn2bangli.sch.id/pluginfile.php/1875/course/summary/BAB%20I
%20Konsep%20Dasar%20Georpafis%20Penerbangan.docx?
time=1641446852256

Anda mungkin juga menyukai