Anda di halaman 1dari 2

Kontroversi Kesesuaian Data Survei Potensi Angkutan Lebaran vs Data Realisasi

Secara teoretis, data hasil survei potensi angkutan lebaran dengan data realisasi angkutan lebaran (yang
dicatat pada SIASATI) SEHARUSNYA TIDAK JAUH BERBEDA, dengan catatan beberapa persyaratan
berikut ini terpenuhi:

Persyaratan Permasalahan Kesimpulan Rekomendasi perbaikan


Metoda sampling  Survey potensi angkutan lebaran Belum dapat  Pemilihan lokasi titik
dan pendekatan menggunakan sampel yang diambil dibandingkan pengamatan dalam SIASATI
estimasi sesuai kaidah statistik. Data sampel perlu diperiksa keterwakilannya
tersebut kemudian dikonversi ke secara statistik
dalam skala populasi sesuai proporsi  Hasil pengamatan dari SIASATI
sampel yang diperoleh harus dikonversi ke dalam skala
 Data SIASATI pada hakekatnya populasi agar dapat
adalah sampel realisasi angkutan diperbandingkan dengan hasil
lebaran pada titik pengamatan, survei potensi angkutan lebaran
yang belum dikonversi lebih lanjut
ke dalam skala populasi
Cakupan jenis  Survey potensi angkutan lebaran Belum dapat  SIASATI perlu dilengkapi
moda mencakup semua moda, termasuk dibandingkan dengan titik pengamatan pada
transportasi yang kendaraan pribadi (mobil dan sebagian besar jaringan
diamati sepeda motor) yang secara faktual nasional yang menjadi jalur
merupakan pilihan moda yang mudik
terbesar selama angkutan lebaran  Untuk mengetahui pola
 SIASATI belum mencakup titik pergerakan dari pengamatan
pengamatan yang memadai pada lalu lintas perlu diterapkan
jaringan jalan nasional yang menjadi pemodelan transportasi
jalur utama pemudik (Matrix Estimation from Traffic
Count)
Kondisi saat  Survei potensi angkutan lebaran Belum dapat  Perlu dilakukan survei realisasi
pengambilan dilakukan jauh sebelum lebaran, dibandingkan angkutan lebaran, terutama
keputusan sifatnya jawabannya adalah stated kepada sampel yang sama pada
preference. Calon pelaku perjalanan saat survei potensi, sehingga
umumnya belum memiliki informasi dapat diketahui rasio
sepenuhnya ataupun belum realisasinya
memperhatikan semua batasan  Rasio potensi vs realisasi ini
pengambilan keputusan (kapasitas, juga bermanfaat sebagai
waktu, biaya, dan lain-lain) informasi awal bagi perioda
 Data realisasi pada SIASATI angkutan lebara tahun
mencerminkan hasil pengambilan mendatang
keputusan para pelaku perjalanan  Data survei pada saat angkutan
(revealed preference) setelah lebaran dapat juga dilakukan
memahami berbagai kondisi untuk mengukur tingkat
batasan di lapangan kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan angkutan
lebaran.

Catatan:
1. Pembandingan antara hasil survei potensi dengan realisasi angkutan lebaran tetap diperlukan
untuk menjamin kualitas rekomendasi kebijakan penanganan angkutan lebaran.
2. Agar pembandingan dilakukan secara lebih apple to apple, maka:
a. Pengambilan titik pengamatan dalam SIASATI perlu lebih representatif termasuk dengan
melakukan pengamatan pada jaringan jalan nasional yang menjadi jalur mudik.
b. Data dari SIASATI tidak dapat langsung dibandingkan, karena harus dikonversikan
terlebih dahulu ke dalam skala populasi.
c. Perlu dilakukan survei pada saat angkutan lebaran (terutama kepada masyarakat yang
sebelumnya juga telah mengisi form survei potensi angkutan lebaran). Hasil survei ini
dapat digunakan untuk:
i. Mengukur rasio antara potensi vs realisasi angkutan lebaran.
ii. Mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan angkutan
lebaran.

Anda mungkin juga menyukai