Bag10 Prinsip-Prinsip Analisis PPP
Bag10 Prinsip-Prinsip Analisis PPP
Time Value of
Money
Risiko Pelaksana Proyek KPS
Teknik Kemampuan
Membayar
Prinsip-Prinsip Analisis PPP atau KPS
Pemerataan dan keterbukaan
lapangan kegiatan
Tahun 1990 an, Pemerintah mempromosikan perusahaan penghasil tenaga listrik atau
Independent Power Producers (IPPs) dan program “Kerja Sama Operasi” (KSO) untuk
ekspansi telekomunikasi, dan sejumlah proyek jalan tol dibangun berdasarkan KPS.
Dalam beberapa kasus bahkan mengalami perselisihan dan kontrak harus dirundingkan
kembali
Value for Money
Keputusan untuk melaksanakan suatu proyek berdasarkan skema KPS dan pemilihan pelaksanaan KPS ditentukan berdasarkan analisis “Value for Money”
(VfM), yang secara tradisional menentukan apakah dengan menggunakan pendekatan KPS, penyaluran jasa dan infrastruktur dapat dilakukan secara lebih
efektif dan efisien dalam hal biaya dibandingkan dengan pendekatan sektor publik yang standar, sebagaimana dimaksud dengan Pembanding Sektor Publik
atau Public Sector Comparator (PSC)
•Harus diberikan ruang •parameter yang dapat •Sejumlah metode •Mekanisme •Metode-metode
lingkup yang luas mempengaruhi pelaksanaan dievaluasi pengurangan risiko pelaksanaan yang
mengenai cara keberhasilan harus secara kualitatif yang harus dapat paling baik kemudian
pelaksanaan proyek dapat diidentifikasi. Ini relatif untuk dipertimbangkan dievaluasi secara
yang seluruhnya termasuk diantaranya menentukan metode sehingga dapat kuantitatif
dikuasai publik menjadi faktor sosial, mana yang paling mengubah atau •menggunakan model
seluruhnya oleh swasta kelembagaan, teknis menjanjikan memperbaiki kelayakan finansial untuk
dan ekonomi suatu metode menentukan metode
•Bagaimana pelaksanaan mana yang mempunyai
Pelaksanaannya? nilai bersih saat ini (Net
Present Value) dalam
batasan penghasilan
yang paling tinggi
•Batasan penghasilan
diterapkan untuk
mencerminkan
kesiapan dari
pengguna akhir untuk
melakukan
pembayaran atau
meniadakan biaya yang
dibayarkan off-taker
Risiko Finansial
Risiko keuangan adalah risiko bahwa arus kas mungkin tidak cukup untuk menutupi
pembayaran utang dan kemudian membayar pengembalian yang memadai atas ekuitas
sponsor
Sejak munculnya krisis keuangan di pasar negara berkembang, beberapa proyek mampu
menghasilkan keuntungan dan mampu menghasilkan pengembalian investasi yang cukup
untuk menarik modal swasta. Hal ini menunjukkan bahwa sampai penurunan risiko premium
atas ekonomi makro dan pertumbuhan lalu lintas lebih mapan, hanya serangkaian proyek
terbatas yang akan dilakukan tanpa dukungan pemerintah yang substansial
Krisis keuangan akan memaksa banyak program untuk memperlambat dan memaksa
restrukturisasi utang dari banyak proyek yang memiliki konsesi. Dibutuhkan struktur
pembiayaan yang lebih aman untuk mengurangi risiko dari potensi dana talangan
Secara teori, risiko keuangan paling baik ditanggung oleh sektor swasta, tetapi dalam proyek
transportasi dimungkinkan pembagian risiko dengan pemerintah baik melalui pendapatan
atau utang jaminan, atau partisipasi oleh negara atau lembaga pembangunan multilateral.
Selain itu, juga dimungkinkan adanya hibah tunai atau kontribusi keuangan lainnya yang
berfungsi untuk meningkatkan tingkat pengembalian proyek yang dibiayai oleh swasta
Teknik Kemampuan Membayar
namun
Bankability
Kemampuan Net Present Internal Rate diukur secara
finansial Value of Return matrik, seperti
Debt Service
Cover Ratio
Analisis Hukum Peraturan
Government Cotracting
Menteri
Agency (GCA) pada (untuk infrastruktur lintas
umumnya ditentukan provinsi)
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
tentang sektor tertentu.
Gubernur
( untuk infrastruktur lintas
kota/kabu- paten dalam satu
provinsi)
Sesuai dengan
peraturan otonomi
daerah, GCA pada
umumnya merupakan:
Walikota/Bupati
(untuk infrastruktur di dalam
kota atau kabupaten)