• Proses riset kelayakan pasar cukup rumit, dimulai dari pemetaan situasi eksisting yang
bertujuan untuk mengetahui dan memahami situasi terkini atas kondisi pasar berupa sifat
pasar, perilaku calon pemakai, dan lingkungan pasar itu sendiri.
• Kemudian dilanjutkan dengan proses perencanaan program riset yang utamanya
bertujuan untuk mengetahui kondisi permintaan dan penawaran saat ini, besaran
permintaan akan datang, target harga, risiko dan pengaruhnya terhadap pasar.
• Untuk melakukan riset tersebut dilakukan proses pengumpulan datadari berbagai
sumber.
• Tahap terakhir adalah pelaksanaan proses riset sesuai dengan rencana dan sediaan data
yang telah dikumpulkan.
Hasil penting atas studi kelayakan pasar
• Letak geografis proyek memiliki peran strategis dan merupakan salah satu
faktor kritis keberhasilan dalam investasi proyek.
• Pertimbangan letak geografis melingkupi area, kondisi site, dan fasilitas
serta faktor pendukung terkait letak geografis.
• Tabel berikut menyajikan suatu resume rekomendasi atas kajian lokasi
geografis pada elemen area yang terdiri atas faktor sumberdaya proyek,
risiko alam, pasar potensial, dan tata ruang, serta program pemerintah.
Rekomendasi Analisis dan Pertimbangan
Aspek Lokasi Area
• Kelayakan finansial atau Financial feasibility study (FS) merupakan analisis yang menjadi
perhatian bagi investor dalam mengambil keputusan pelaksanaan proyek.
• Walaupun idealnya harus melakukan analisis kelayakan selanjutnya seperti kelayakan
lingkungan, dan kelayakan pendanaan, namun kelayakan finansial sama halnya dengan
kelayakan pasar, akan menjadi hold point atas keputusan “Go” or “Not Go” suatu proposal
investasi proyek.
• Hal ini beralasan mengingat tindakan investasi pada dasarnya berasal dari tujuan utama
suatu usaha yaitu meningkatkan kekayaan dan keuntungan perusahaan.
• Ketidak-akuratan dalam melakukan analisis ini akan berdampak serius bagi
kelangsungan proyek atau kerugian perusahaan sehingga menyimpang dari tujuan usaha
atau bisnis.
Kelayakan Finansial
• Sedemikian analisis ini haruslah dilakukan dengan cermat dan teliti.
• Setiap detil asumsi seringkali memerlukan kajian khusus dalam rangka
mendapatkan suatu asumsi atas suatu variabel hitung.
• Keseluruhan tuntutan di atas menyebabkan proses analisis ini membutuhkan
waktu yang relatif lama.
• Perhitungan biaya modal (Cost of Capital) pada fase analisis kelayakan
(Feasibility Study) akan memiliki tingkat akurasi yang tertentu yang terkait
dengan tingkat definitifnya proyek.
• Mengacu pada AACE No. 18R-97, tingkat akurasi perhitungan biaya pada
rentang akurasi terbaik adalah -15% hingga +20%.
• Terlihat peluang pembengkakan biaya masih cukup tinggi hingga 20%.
• Rentang akurasi akan semakin membaik apabila proyek lebih definitif saat
dilakukan perhitungan.
• Sehingga penting untuk mendetailkan disain proyek yang bersifat pareto untuk
mendapatkan tingkat akurasi yang lebih baik.
Klasifikasi Estimasi Biaya Kapital Berdasarkan AACE
No. 18R-97
Indikator Kelayakan Finansial
• Kriteria pemilihan terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok yang tidak memperhitungkan nilai
waktu dari uang (payback period, Return on Investment) dan kelompok yang memperhitungkan nilai
uang (NPV, IRR, IP, dan BCR).
• Kelompok pertama lebih cocok dilakukan pada proyek sederhana dengan waktu pendek
sedemikian dampak waktu atas uang tidak terlalu besar.
• Sedangkan kelompok kedua lebih cocok untuk proyek skala menengah hingga besar dimana
pengaruh waktu atas uang cukup signifikan.
• Parameter NPV lebih diperhatikan untuk tujuan peningkatan aset perusahaan.
• Dalam menentukan kelayakan finansial, seringkali dijumpai hasil analisis paramater finansial yang
berbeda arti.
• Sebagai contoh adalah nilai NPV atau IRR yang positif dan cukup besar, namun durasi payback
period sangat lama.
• Situasi ini membuat perlunya metode penilaian secara merit atas semua parameter keuangan yang
dihitung.
Tahap Analisis
Kelayakan Finansial
Model Arus Kas
Investasi Proyek
• A – B : Investasi yang
dibutuhkan untuk merencanakan
proyek.
• B – C : Biaya besar investasi
atas biaya pembangunan proyek.
• C – D : Masa mulai ada
pemasukan atas pendapatan
hingga mencapai titik impas .
• D–
E : Masa cashflow mengalami
surplus. Periode proyek
mendapatkan keuntungan atas
investasi.
• E – F : Masa surplus menurun
secara tahunan akibat
peningkatan biaya produksi dan
penurunan volume.
Kelayakan Sosial Ekonomi
Kelayakan Sosial Ekonomi
Terima Kasih