Project
Need formulation Planning process
Engineering and Construction Use management
Disposal process
design process process process
process
3
Daur Hidup Proyek
Project
Need formulation Planning process
Use management
Disposal process
Construction process process
process
4
PRINSIP PERANCANGAN
Pelaksanaan kegiatan Perancangan harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a. Aspek Kesesuaian Bangunan
Kesesuaian bangunan yang dipilih harus sesuai dengan fungsi bangunan, kondisi lingkungan, alam dan lokasi bangunan
b. Aspek Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Pemenuhan standar teknis dan standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
8
Tahapan Perancangan
• Start-up. Pada tahapan ini dilakukan pertemuan untuk review terhadap tujuan
proyek dari owner dan penerjemahan tujuan tersebut ke dalam berbagai
aktivitas dan sumber daya yang diperlukan.
• Produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat dokumen perancangan. Pada
tahapan ini perlu dilakukan pengendalian sumberdaya, jika diperlukan
dilakukan outsourcing. Perlu dilakukan survey pengecekan di lapangan untuk
memastikan kepastian kondisi lokasi proyek, seperti topography, daya dukung
tanah, keberadaan utilitas di dalam tanah dll.
• Quality Assurance/Quality Control. Proses pemastian/penjaminan kualitas
dan pengendalian kualitas dari produk dokumen perancangan dalam proses
produksi.
• Close-out. Proses penyelesaian perancangan berupa pengecekan kelengkapan
dokumen perancangan dan penyerahan kepada owner. 9
Tim Perancang
• Team leader. Orang kunci yang bertanggung jawab untuk mengerti dengan
akurat tujuan owner dan menyampaikan kepada staff perancang dan
memastikan hasil perancangan sesuai dengan tujuan owner. Mengelola
sumberdaya dan produk dari perancangan.
• Design team staff. Staff yang bertugas untuk melaksanakan perancangan.
Terdiri dari engineer, drafter, architects, structural specialits, administrative
support personnel dll sesuai kebutuhan.
• Associate consultants. Kadang disebut juga sub-konsultan, yang mengerjakan
sebagian dari kegiatan dan produk dari perancangan. Biasanya dibutuhkan jika
perancang tidak memiliki keahlian tertentu.
• Quality assurance reviewer. Bagian dari tim perancang yang bertugas untuk
memastikan kualitas. Harus merupakan seorang ahli yang berpengalaman
dalam bidang perancangan.
10
Struktur Organisasi Perancang (1)
• Biasanya organisasi perancang memiliki tiga tingkatan yang multidisiplin, yaitu:
• Team Leader. Penanggung jawab, pengelola sumber daya dan koordinator
antar berbagai disiplin yang terlibat.
• Principal Discipline Practitioners. Menyediakan keahlian dalam perancangan
disiplin tertentu yang utama, seperti struktur, pekerjaan sipil, arsitek,
mekanikal, dan elektrikal. Koordinasi harus dilakukan antar disiplin.
• Support Discipline Practitioners. Merupakan pendukung dalam mengukuran
dan pengujian yang dibutuhkan untuk masing-masing disiplin maupun yang
melayani seluruh disiplin yang ada, seperti survey geoteknik, uji material,
survey, analisa hidrologi, perencanaan kota, lansekap, analisa lalu lintas, dan
penjadwalan serta estimasi biaya.
11
Struktur Organisasi Perancang (2)
• Kebutuhan dan tanggungjawab masing-masing anggota tim perancang akan
sangat tergantung kepada jenis proyek, tujuan proyek, serta hubungan
kontraktualnya.
• Biasanya bentuk organisasi perancang dapat dibedakan tergantung jenis proyek
sebagai berikut:
• Engineering design projects, misalnya untuk infrastruktur, pabrik dll.
• Architectural design projects, misalnya untuk bangunan gedung, fasilitas komersial,
perumahan dll.
• Design-build projects, terdapat bagian perancangan dan bagian pelaksanaan.
12
Contoh SO: Engineering Design Project
13
Contoh SO: Architectural Design Project
14
Contoh SO: Design-Build Project
15
Koordinasi Perancangan
• Karena perancangan terkait dengan multidisiplin dan kadang berbagai pihak
terkait, maka koordinasi menjadi kunci sukes proses perancangan.
• Rapat rutin perlu dilakukan untuk selalu membahas kemajuan serta
permasalahan yang terjadi pada perancangan.
• Laporan kemajuan serta keputusan hasil rapat harus selalu dikomunikasikan
kepada para pihak yang terkait.
• Terkadang kompromi harus dilakukan dalam tim karena multidisiplin dan
perbedaan pendekatan untuk mencapai tujuan proyek. Namun untuk
masalah keselamatan dan lingkungan, tidak ada kompromi. Yang sering
terjadi adalah kompromi antara biaya konstruksi dan biaya operasional dan
perawatan.
• Team leader bertanggung jawab untuk hal ini.
16
Guideline Perancangan
• Beberapa hal penting dalam perancangan:
• Operasi Kantor
• Prosedur Perancangan
• Kegiatan Perancangan
• Pemenuhan Code dan Standard
• Perudangan dan Perizinan
• Tanggung Jawab Perancangan
17
Operasi Kantor
• Manajemen umum Kantor.
• Rekrutmen dan pemutusan hubungan pekerja
• Pengadaan kontrak-kontrak
• Prosedur finansial
• Komunikasi dan koordinasi
• Pelaksanaan Standard Operating Procedures (SOP)
• Organisasi
• Pengorganisasian tenaga ahli yang multidisiplin
• Prosedur Kantor
• Kebijakan dan prosedur kepegawaian
• Job description
• Style manual (i.e. the chicago Manual of Style)
• Guide to editing (i.e. the Elements of Style)
• Kamus
• Layanan kantor (software penjadwalan dan konsultan spesial)
• Accounting (software dan konsultan)
• Manual untuk seluruh program dan perangkat komputer
18
Prosedur Perancangan
• Prosedur peranganan yang penting:
• Prosedur Evaluasi dan Perhitungan. Terkait dengan sumber daya yang
diperlukan, proses evaluasi dan dokumentasi (calculation sheets). Calculation
sheet adalah lembar hitungan seperti pembebanan, stabilitas, perhitungan
tulangan dll.
• Prosedur Penggambaran. Penggambaran drafting penting dalam
perancangan. Biasanya sudah menggunakan bantuan CAD.
• Prosedur Pengelolaan Arsip. Sistem pengarsipan harus dilakukan untuk
mempermudah penyimpanan dan juga pencarian kembali file penting.
Struktur pengarsipan harus diterapkan dengan konsisten. Perlu
dipertimbangkan lama waktu pengarsipan, misal 5 - 20 tahun.
19
Kegiatan Perancangan
• Pertimbangan Perancangan.
• Tingkat layanan (persepsi pengguna dan code)
• Biaya daur hidup (konstruksi, operasi dan pemeliharaan)
• Tahapan konstruksi (fast tract)
• Sustainable Development
• Meeting the needs of the present without compromising the ability of the future generation to meet
their own need
• Design Reviews.
• Review dilakukan pada progres 10, 30, 60 persen
• Constructability Reviews
• Evaluasi proyek yang secara langsung mempengaruhi kemampuan pelaksana konstruksi mengerjakan
proyek tersebut.
• Peer Reviews
• Dilakukan oleh independent experts untuk peningkatan kualitas
• Alternative Evaluation dan Value Engineering
• Untung peningkatan solusi ekonomi yang optimal, dilakukan oleh konsultan lain. Sebaiknya dilakukan
pada awal proyek.
20
Constructability
• Beberapa hal yang diperhatikan:
• Kelengkapan dan kecukupan informasi pada gambar dan spesifikasi
• Site restrictions
• Pertimbangan ekonomis
• Keberadaan material, tenaga kerja lokal
• Kebutuhan peralatan
• Tahapan pelaksanaan
• Pertimbangan lingkungan
• Kecukupan akses dan tempat kerja
• Kepraktisan pekerjaan
• Konflik hasil rancangan antar disiplin
21
Pemenuhan Code dan Standard
• Code dan Standards yang terkait perancangan dikembangkan oleh:
• Pemerintah
• Asosiasi profesi
• Asosiasi industri
• Tujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan dari pekerja,
pengguna, publik dan lingkungan
• Pemerintah lokal biasanya akan menambahkan aturan lokal terkait
dengan pembangunan di wilayahnya.
22
Perundangan dan Perizinan
• Perancang beserta owner harus memastikan pemenuhan
perundangan dan perizinan yang berlaku:
• Perizinan:
• Izin Mendirikan Bangunan atau IMB harus sudah didapat dan sudah melalui proses
evaluasi teknis yang memadai oleh instansi yang berwenang seperti Dinas tata kota atau
Dinas PU yang dibantu oleh tim evaluasi seperti TABG di Jakarta dan Bandung. Contoh:
Lihat Peraturan Daerah Kota Bandung no. 14 dan 24 tahun 1998. tentang bangunan
• Izin dari warga sekitar jika bangunan ada potensi mengganggu lingkungan.
• Ketersediaan lahan beserta aspek legalnya.
• Hasil Studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah ada, sudah
diakomodasi dalam perancangan dan siap dilaksanakan.
23
Tanggung Jawab Perancang
• Sesuai dengan UUJK, maka perancang harus bertanggung jawab
secara profesional terhadap hasil rancangannya. Dalam UUJK yang
baru, maka lama tanggung jawab sesuai dengan umur rencana
konstruksi.
• Isu terkait ini adalah mengenai registrasi, lisensi dan sertifikasi tenaga
ahli atau profesional.
24
Kualitas Perancangan
• Secara umum, rancangan yang baik adalah:
• Responsif terhadap permintaan owner dalam hal biaya, mutu dan waktu
• Pendekatan teknis yang baik
• Representasi grafik dan angka yang benar dan jelas
• Koordinasi antara berbagai disiplin baik
• Spesifikasi teknik yang memadai
25
Lingkup Kegiatan Pengumpulan & Analisis Data
1
SURVEY PENDAHULUAN
a) Pengumpulan Data b) Persiapan untuk Kegiatan Survey
Sekunder Detail (Lapangan)
- Peta topografi, geologi
- Menganalisa visual keadaan tanah dasar pada
- Peta pemanfaatan lahan, photo udara (jika
daerah rencana.
diperlukan) dan dokumen-dokumen yang berkaitan
- Melakukan analisis delineasi batas-batas tanah
dengan gambar yang akan direncanakan.
- Melakukan updating dan analisis luas tanah
- Data klimatologi dan banjir,
- Inventarisasi dan identifikasi data tanah yang
- Data RTRW, tata guna lahan, peta kawasan
telah dimanfaatkan, meliputi jenis pemanfaatan,
strategis daerah
luas, dan jumlah pengguna/pemanfaat termasuk
- Harga satuan upah/bahan dasar setempat atau
prasarana umum dan aset negara (jika ada)
harga proyek yang sedang berjalan di sekitar
- Menentukan titik-titik dan memasang patok-
lokasi pekerjaan.
patok yang diperlukan sebagai titik referensi
- Posisi utilitas yang ada maupun rencana disekitar
pengukuran detail
lokasi (pipa PDAM, kabel PLN, Telkom, dll) bisa
- Mencatat lokasi-lokasi struktur yang memerlukan
didukung dengan survei georadar (jika diperlukan)
penanganan lebih lanjut.
- Kajian/studi-studi terdahulu (studi perencanaan
- Menentukan lokasi yang untuk keperluan test-
serupa, FS, Rancangan Konseptual SMKK
test yang lebih detail.
perencanaan, dll)
Lingkup Kegiatan Pengumpulan & Analisis Data
1
SURVEY PENDAHULUAN
c) Survey Quarry dan d) Inventarisasi dan c) Membuat Foto
Material Identifikasi Kondisi dokumentasi
Sosial, Ekonomi dan lapangan
- Mengumpulkan data lokasi quarry Lingkungan
- Menghitung jarak lokasi quarry ke
lokasi pekerjaan - Inventarisasi kondisi dan
- Mengumpulkan jenis dan permasalahan terkait sosial,
karakteristik material yang akan ekonomi dan lingkungan
digunakan - dilaksanakan dengan
- Bahan-bahan konstruksi yang menyebarkan kuesioner
tersedia dan lokasi sumber kepada responden di lokasi
material yang dapat dipakai untuk pekerjaan
konstruksi
- Menentukan lokasi disposal area
a b c d e
Keluaran Survei Geologi dan Geoteknis Tujuan: untuk mengumpulkan data hidrologi (curah
hujan, catchment area) dan karakter/ perilaku aliran air
1 Laporan geologi dan Laporan
(yang ada di sekitar lokasi rencana) guna keperluan
penyelidikan tanah yang
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
didalamnya memuat:
muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan
- Tanah berupa nilai CBR
pengaman yang diperlukan.
- Properties Tanah berupa nilai
(Strength and index properties Lingkup
of soil) 1) Melaksanakan survey lapangan dan mengumpulkan
- Kadar air, informasi untuk data curah hujan, tingkat histori
- Berat Jenis, banjir, dan setiap perubahan fisik infrastruktur yang
- Kondisi lapisan tanah, berdampak pada aliran banjir.
- Daerah rawan longsor, dll 2) Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada
3) Melakukan pengukuran struktur-struktur hidrolik yang
2 Foto Dokumentasi
didasarkan pada kombinasi prosedur perkiraan
curahan hujan wilayah, pengamatan terbaru dan
tingkat histori banjir.
c) Lanjutan … SURVEI HIDROLOGI d) SURVEI LINGKUNGAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam PELAKSANAAN pengumpulan dan analisis data (dalam rangka Pengendalian Mutu):
a. Jadwal survey (dilengkapi jenis dan metode survey) diketahui dan disetujui PPK
b. Melakukan pengawasan mulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk
c. Melakukan pemeriksaan terhadap data hasil survey
d. Menyampaikan permohonan persetujuan terhadap data hasil survey kepada PPK
e. Adanya berita acara pemeriksaan terhadap hasil survey
f. Hasil laporan dari pengumpulan dan analisis data
KELUARAN
3
Pengumpulan & Analisis Data
LAPORAN PENGUMPULAN
A Berisi seluruh hasil survey termasuk gambar sketsa,
foto-foto dan data yang dihasilkan pada tiap-tiap
survey (Hasil uji lab, data sekunder dan primer)
KELUARAN
Pengumpulan ANALISIS DATA
dan Analisis Data
B Berisi hasil analisis hasil survey (misal: topografi, geologi dan
geoteknik, hidrologi, dll) yang kemudian dimasukkan dalam
kriteria desain
36
Produk Perancangan
• Gambar Rencana (Design Drawings)
• Spesifikasi Teknis
• Bill of Quantity (BoQ)
• Engineer’s Estimate (EE)
37
Gambar Rencana
Penyusunan DED (Detail Engineering Design) memiliki ruang lingkup
sebagai berikut:
38
Spesifikasi Teknis
• To cover the qualitative items of a project, not easily shown on the
drawings, written descriptions of the quality of the various aspects
of the construction project.
• Standard format:
• General: stipulates ground rules for the work to be performed and defines the scope of
work to be performed within the specification section
• Product: describes the product (materials, equipments, etc.) and the development and
manufacturing process to be used in producing them
• Execution: describe the preparation, workmanship, installation, erection, and application
procedures to be employed along with the quality requirements and performance criteria
that must be satisfied
39
Types of specifications
• Design specifications
• A particular kind or type of material is to be used, a particular dimension is required, the
installation instructions are given, and so forth.
• The desired result may not occur even though the contractor fully complied with the spec
• Contractor is not liable if the desired end result is not obtained
• Performance specifications
• The results or the performance of the finished product rather than the specific methods and
materials used to construct the product are specified
• Does not stipulate the method to be used, may offer suggestions
• The responsibility for design rests with the contractor
40
Types of specifications (continued)
• Performance and design specifications
• Contractor is instructed how to do a task then told to warrant that the result will be
satisfactory
• If the contractor follows the procedures as specified, will not be bound by the
performance portion of the specification
• Both portions cannot be enforced, this type should be avoided
• Closed specifications: requires a specific item or system
• Open specifications: nonrestrictive in that they permit a wide variety of choices
• Or equal specifications: should be avoided, the contractor could make a substitution and claim
that the substitute is an equal
41
Types of specifications (continued)
• Or approved equal specifications, not easy to bid, tend to be reluctant to
accept substitutes
• All-inclusive specifications, many questions unanswered, “architect
intent” clause, to bid on a project without being fully informed of all the
tasks that will be required
• Reference specifications
• Make items, established tests, or formal procedures a part of the contract documents by
reference
• AASHTO, ACI, ASTM, ANSI, etc
• Standard specifications
• Entire set of technical specifications that have been developed by an owner
• Once developed, can be used for many similar types of projects
• Highway, bridge, utility construction 42
Organization of the technical specifications
43
Isi Spesifikasi Teknis
1. Umum : uraian umum proyek : Nama pekerjaan, lingkup pekerjaan, volume
2. Uraian singkat pekerjaan proyek :lokasi, hak dan kewajiban antar pihak
3. Uraian tentang item pekerjaan : input, proses, out put.
45
Engineer’s Estimate
• Engineer’s Estimate (EE) adalah estimasi biaya yang dilakukan oleh
perancang dengan menggunakan metoda estimasi biaya definitif.
• Berguna untuk dijadikan pertimbangan oleh owner untuk selanjutnya
dijadikan nilai yang ditetapkan oleh owner (owner’s estimate atau OE)
• EE dan atau OE ini selanjutnya akan menjadi acuan perbandingan
harga penawaran dari calon pelaksana konstruksi.
46
WBS
• Work Breakdown Structure atau WBS adalah alat paling efektif dalam
menentukan seluruh cakupan pekerjaan yang direncanakan. Pembagian
dapat berdasarkan fungsi, disiplin, dan sumber daya.
• WBS dibuat dalam bentuk bagan untuk membantu membayangkan
proyek dan semua bagian utama dari proyek tersebut. Penentuan
pekerjaan dilakukan dengan tingkatan atau hierarki tertentu.
Pengelompokan pekerjaan WBS merupakan metode yang dapat
memecah suatu proyek secara logis dan sistematis menjadi bagian-
bagian proyek (AACE International, 2007).
• WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek
yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek
kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola
struktur dan hierarki tertentu menjadi pekerjaan yang cukup terperinci,
yang disebut sebagai Work Breakdown Structure.
47
Contoh WBS
48
QTO
• Berdasarkan Skills and Knowledge of Cost Engineering (2007), QTO atau Quantity Take Off
adalah suatu proses menggunakan spesifikasi sebagai panduan untuk menghitung kuantitas
dari sebuah rencana. QTO akan membantu estimator mempelajari proyek, membantu
mengeliminasi gross error, menyederhanakan perencanaan pekerjaan dan proses
penjadwalan, dan memfasilitasi proses evaluasi biaya dan pembanding biaya selanjutnya.
• Quantity take off (QTO) dibuat untuk memberikan daftar semua bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Kuantitas untuk setiap bahan akan disediakan, karenanya mengapa
disebut quantity take off. Seiring dengan jumlah yang diperlukan dari masing-masing bahan,
penaksir akan menyusun daftar biaya yang komprehensif untuk bahan terkait.
• Untuk menghasilkan QTO, penaksir atau kontraktor harus bekerja dari gambar, cetak biru,
atau model. Dari dokumen desain, estimator akan menyiapkan daftar setiap bahan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek konstruksi. Di zaman ini, mempersiapkan QTO
membutuhkan keterampilan tingkat tinggi, serta penilaian yang baik dan keterampilan
berpikir kritis. Sementara keterampilan ini masih diperlukan, penghalang untuk menghasilkan
QTO yang akurat telah berkurang dalam beberapa hal melalui penggunaan perangkat lunak
estimasi digital dengan kemampuan terintegrasi untuk menghasilkan takeoff digital.
49
Contoh QTO dengan menggunakan BIM
50
Kelaikan Bendungan
51
SKK TPSDA
KLASIFIKASI SUBKLASIFIKASI KUALIFIKASI JABATAN KERJA JENJANG *) ACUAN DOKUMEN
T .SIPIL Sungai Dan Pantai Ahli Ahli Madya 8 SKKNI 97 – 2015 https://skkni-
Perencanaan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Pengamanan Pantai ocuments/4c1b34ba-7ecd-
4ba5-af17-
Ahli Perencanaan 9 SKKNI 97 – 2015 https://skkni-
Pengamanan Pantai api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/4c1b34ba-7ecd-
4ba5-af17-
Ahli Muda T eknik Pantai 7 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli Madya T eknik 8 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
Pantai api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli T eknik Pantai 9 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli Muda Perencanaan 7 SKKNI 50 – 2015 https://skkni-
Operasi dan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Pemeliharaan ocuments/083065e9-45be-
Prasarana Sungai Serta 42a6-9ef1-
Pemeliharaan Sungai 3d1939a430e5/download