Anda di halaman 1dari 54

Perancangan

Pengadaan Perancang Profesional


Tahap Perancangan
Tim dan Organisasi Perancang
Koordinasi Perancangan
Guideline Perancangan
Peran Perancang saat Konstruksi
Produk Perancangan
1
Mengapa Perancangan Menjadi
Taphap Penting Dalam PLC • Kesalahpahaman akan konsep desain antara pihak yang terkait
dapat menyebabkan kesalahan desain yang mengakibatkan
menurunnya kualitas, pembengkakan biaya dan keterlambatan
proyek.
• Dampak kesalahan desain adalah tidak dapat digunakan atau tidak
optimal, operasional terganggu, perlu biaya dan waktu untuk
perbaikan, timbulnya konflik, menjadi temuan dan timbul resiko
terhadap HSE. (Fuadi,2017)

Kualitas desain dan dokumentasi yang buruk merupakan


penyebab utama konstruksi ketidakefisienan proses, yang
mengarah langsung ke penundaan, pengerjaan ulang dan
variasi, dan berkontribusi pada peningkatan waktu dan biaya
proyek, baik untuk klien maupun kontraktor (Tilley dkk,1999)

Kualitas perencanaan dan desain adalah faktor utama dari kesuksesan


suatu proyek (Chalabi dkk, 1987).
Daur Hidup Proyek (review)
Perancangan dan Rekayasa

Project
Need formulation Planning process
Engineering and Construction Use management
Disposal process
design process process process
process

User Project Project Project Facility Facility


Requirements Feasibility Engineering Field engineering use and demolition
And scope And design And construction management Or conversion

Awareness Project Project Full Project Project Fulfillment


of need Concept Scope description Completion and Of need
formulation definition Acceptance
For use

3
Daur Hidup Proyek

Engineering and design process

Project
Need formulation Planning process
Use management
Disposal process
Construction process process
process

User Project Project Project Facility Facility


Requirements Feasibility Engineering Field engineering use and demolition
And scope And design And construction management Or conversion

Awareness Project Project Full Project Project Fulfillment


of need Concept Scope description Completion and Of need
formulation definition Acceptance
For use

4
PRINSIP PERANCANGAN
Pelaksanaan kegiatan Perancangan harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a. Aspek Kesesuaian Bangunan
Kesesuaian bangunan yang dipilih harus sesuai dengan fungsi bangunan, kondisi lingkungan, alam dan lokasi bangunan
b. Aspek Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Pemenuhan standar teknis dan standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

c. Aspek Laik Fungsi Bangunan


Menjamin tercapainya tingkat layanan bangunan sesuai umur rencana.
d. Aspek Kemudahan Pelaksanaan, Operasional dan Pemeliharaan
Pemilihan metode konstruksi memperhatikan aspek keselamatan konstruksi dan kemudahan pelaksanaan di lapangan,
sehingga tidak menyebabkan keterlambatan waktu pemanfaatan bangunan dan peningkatan biaya, serta kemudahan pada
saat operasi dan pemeliharaan.
e. Aspek Ekonomis (serviceability)
Pemilihan desain harus memperhatikan besaran biaya pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan selama
umur rencana
f. Aspek Estetika dan Kenyamanan
Pembangunan konstruksi harus memperhatikan estetika dan kenyamanan bangunan yang dihasilkan, namun harus
memperhatikan kebutuhan biaya pada saat pemeliharaan.
g. Aspek Pengutamaan Produk Dalam Negeri ,Kearifan Lokal, dan Ramah Lingkungan
Pemilihan material/produk yang digunakan dalam penyusunan desain harus dapat mengoptimalkan produk dalam negeri,
kearifan local dan ramah lingkungan
Bangunan Ramah Lingkungan
 Menggunakan material bangunan yang ramah
lingkungan
 Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana untuk
konservasi sumber daya air dalam bangunan gedung
 Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana konservasi
dan diversifikasi energi
 Menggunakan bahan yang bukan perusak ozon
 Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana pengelolaan
air limbah domestic pada bangunan gedung
 Terdapat fasilitas pemilah sampah
 Memperhatikan aspek kesehatan penghuni
 Terdapat fasilitas sarana & prasarana pengelolaan
tapak berkelanjutan
 Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana untuk
mengantisipasi bencana
Sumber: Permen LH 8/2010
Kriteria Material Ramah Lingkungan
• Ervianto (2013), material ekologis atau ramah
lingkungan yaitu material yang bersumber dari alam dan tidak
mengandung zat-zat yang mengganggu kesehatan, misalnya batu
alam, kayu, bambu, tanah liat.
• Permen PU PR 2/2015: menggunakan material yg tersertifikasi (eco
lebelling)
Pengadaan Perancang Profesional
• Proses pengadaan perancang profesional sama dengan proses pengadaan
perencana profesional. Dalam hal ini merupakan proses pengadaan jasa
konsultansi.
• Lingkup kerja, metoda pelaksanaan dan keluaran untuk perancangan
ditentukan dalam Term of Reference (TOR) atau Kerangka acuan kerja
(KAK).
• TOR adalah perencanaan kegiatan proyek atau yang biasa disebut outline,
atau lembar penugasan. Keberadaannya penting bagi konsultan proyek /
perusahaan yg bergerak di proyek. Sebab dengan TOR tersebut,
kegiatan proyek akan terfokus, mendalam dan lengkap. TOR merupakan
panduan umum bagi seluruh kerja pada proyek.

8
Tahapan Perancangan
• Start-up. Pada tahapan ini dilakukan pertemuan untuk review terhadap tujuan
proyek dari owner dan penerjemahan tujuan tersebut ke dalam berbagai
aktivitas dan sumber daya yang diperlukan.
• Produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat dokumen perancangan. Pada
tahapan ini perlu dilakukan pengendalian sumberdaya, jika diperlukan
dilakukan outsourcing. Perlu dilakukan survey pengecekan di lapangan untuk
memastikan kepastian kondisi lokasi proyek, seperti topography, daya dukung
tanah, keberadaan utilitas di dalam tanah dll.
• Quality Assurance/Quality Control. Proses pemastian/penjaminan kualitas
dan pengendalian kualitas dari produk dokumen perancangan dalam proses
produksi.
• Close-out. Proses penyelesaian perancangan berupa pengecekan kelengkapan
dokumen perancangan dan penyerahan kepada owner. 9
Tim Perancang
• Team leader. Orang kunci yang bertanggung jawab untuk mengerti dengan
akurat tujuan owner dan menyampaikan kepada staff perancang dan
memastikan hasil perancangan sesuai dengan tujuan owner. Mengelola
sumberdaya dan produk dari perancangan.
• Design team staff. Staff yang bertugas untuk melaksanakan perancangan.
Terdiri dari engineer, drafter, architects, structural specialits, administrative
support personnel dll sesuai kebutuhan.
• Associate consultants. Kadang disebut juga sub-konsultan, yang mengerjakan
sebagian dari kegiatan dan produk dari perancangan. Biasanya dibutuhkan jika
perancang tidak memiliki keahlian tertentu.
• Quality assurance reviewer. Bagian dari tim perancang yang bertugas untuk
memastikan kualitas. Harus merupakan seorang ahli yang berpengalaman
dalam bidang perancangan.
10
Struktur Organisasi Perancang (1)
• Biasanya organisasi perancang memiliki tiga tingkatan yang multidisiplin, yaitu:
• Team Leader. Penanggung jawab, pengelola sumber daya dan koordinator
antar berbagai disiplin yang terlibat.
• Principal Discipline Practitioners. Menyediakan keahlian dalam perancangan
disiplin tertentu yang utama, seperti struktur, pekerjaan sipil, arsitek,
mekanikal, dan elektrikal. Koordinasi harus dilakukan antar disiplin.
• Support Discipline Practitioners. Merupakan pendukung dalam mengukuran
dan pengujian yang dibutuhkan untuk masing-masing disiplin maupun yang
melayani seluruh disiplin yang ada, seperti survey geoteknik, uji material,
survey, analisa hidrologi, perencanaan kota, lansekap, analisa lalu lintas, dan
penjadwalan serta estimasi biaya.

11
Struktur Organisasi Perancang (2)
• Kebutuhan dan tanggungjawab masing-masing anggota tim perancang akan
sangat tergantung kepada jenis proyek, tujuan proyek, serta hubungan
kontraktualnya.
• Biasanya bentuk organisasi perancang dapat dibedakan tergantung jenis proyek
sebagai berikut:
• Engineering design projects, misalnya untuk infrastruktur, pabrik dll.
• Architectural design projects, misalnya untuk bangunan gedung, fasilitas komersial,
perumahan dll.
• Design-build projects, terdapat bagian perancangan dan bagian pelaksanaan.

12
Contoh SO: Engineering Design Project

13
Contoh SO: Architectural Design Project

14
Contoh SO: Design-Build Project

15
Koordinasi Perancangan
• Karena perancangan terkait dengan multidisiplin dan kadang berbagai pihak
terkait, maka koordinasi menjadi kunci sukes proses perancangan.
• Rapat rutin perlu dilakukan untuk selalu membahas kemajuan serta
permasalahan yang terjadi pada perancangan.
• Laporan kemajuan serta keputusan hasil rapat harus selalu dikomunikasikan
kepada para pihak yang terkait.
• Terkadang kompromi harus dilakukan dalam tim karena multidisiplin dan
perbedaan pendekatan untuk mencapai tujuan proyek. Namun untuk
masalah keselamatan dan lingkungan, tidak ada kompromi. Yang sering
terjadi adalah kompromi antara biaya konstruksi dan biaya operasional dan
perawatan.
• Team leader bertanggung jawab untuk hal ini.
16
Guideline Perancangan
• Beberapa hal penting dalam perancangan:
• Operasi Kantor
• Prosedur Perancangan
• Kegiatan Perancangan
• Pemenuhan Code dan Standard
• Perudangan dan Perizinan
• Tanggung Jawab Perancangan

17
Operasi Kantor
• Manajemen umum Kantor.
• Rekrutmen dan pemutusan hubungan pekerja
• Pengadaan kontrak-kontrak
• Prosedur finansial
• Komunikasi dan koordinasi
• Pelaksanaan Standard Operating Procedures (SOP)
• Organisasi
• Pengorganisasian tenaga ahli yang multidisiplin
• Prosedur Kantor
• Kebijakan dan prosedur kepegawaian
• Job description
• Style manual (i.e. the chicago Manual of Style)
• Guide to editing (i.e. the Elements of Style)
• Kamus
• Layanan kantor (software penjadwalan dan konsultan spesial)
• Accounting (software dan konsultan)
• Manual untuk seluruh program dan perangkat komputer
18
Prosedur Perancangan
• Prosedur peranganan yang penting:
• Prosedur Evaluasi dan Perhitungan. Terkait dengan sumber daya yang
diperlukan, proses evaluasi dan dokumentasi (calculation sheets). Calculation
sheet adalah lembar hitungan seperti pembebanan, stabilitas, perhitungan
tulangan dll.
• Prosedur Penggambaran. Penggambaran drafting penting dalam
perancangan. Biasanya sudah menggunakan bantuan CAD.
• Prosedur Pengelolaan Arsip. Sistem pengarsipan harus dilakukan untuk
mempermudah penyimpanan dan juga pencarian kembali file penting.
Struktur pengarsipan harus diterapkan dengan konsisten. Perlu
dipertimbangkan lama waktu pengarsipan, misal 5 - 20 tahun.

19
Kegiatan Perancangan
• Pertimbangan Perancangan.
• Tingkat layanan (persepsi pengguna dan code)
• Biaya daur hidup (konstruksi, operasi dan pemeliharaan)
• Tahapan konstruksi (fast tract)
• Sustainable Development
• Meeting the needs of the present without compromising the ability of the future generation to meet
their own need
• Design Reviews.
• Review dilakukan pada progres 10, 30, 60 persen
• Constructability Reviews
• Evaluasi proyek yang secara langsung mempengaruhi kemampuan pelaksana konstruksi mengerjakan
proyek tersebut.
• Peer Reviews
• Dilakukan oleh independent experts untuk peningkatan kualitas
• Alternative Evaluation dan Value Engineering
• Untung peningkatan solusi ekonomi yang optimal, dilakukan oleh konsultan lain. Sebaiknya dilakukan
pada awal proyek.
20
Constructability
• Beberapa hal yang diperhatikan:
• Kelengkapan dan kecukupan informasi pada gambar dan spesifikasi
• Site restrictions
• Pertimbangan ekonomis
• Keberadaan material, tenaga kerja lokal
• Kebutuhan peralatan
• Tahapan pelaksanaan
• Pertimbangan lingkungan
• Kecukupan akses dan tempat kerja
• Kepraktisan pekerjaan
• Konflik hasil rancangan antar disiplin

21
Pemenuhan Code dan Standard
• Code dan Standards yang terkait perancangan dikembangkan oleh:
• Pemerintah
• Asosiasi profesi
• Asosiasi industri
• Tujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan dari pekerja,
pengguna, publik dan lingkungan
• Pemerintah lokal biasanya akan menambahkan aturan lokal terkait
dengan pembangunan di wilayahnya.

22
Perundangan dan Perizinan
• Perancang beserta owner harus memastikan pemenuhan
perundangan dan perizinan yang berlaku:
• Perizinan:
• Izin Mendirikan Bangunan atau IMB harus sudah didapat dan sudah melalui proses
evaluasi teknis yang memadai oleh instansi yang berwenang seperti Dinas tata kota atau
Dinas PU yang dibantu oleh tim evaluasi seperti TABG di Jakarta dan Bandung. Contoh:
Lihat Peraturan Daerah Kota Bandung no. 14 dan 24 tahun 1998. tentang bangunan
• Izin dari warga sekitar jika bangunan ada potensi mengganggu lingkungan.
• Ketersediaan lahan beserta aspek legalnya.
• Hasil Studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah ada, sudah
diakomodasi dalam perancangan dan siap dilaksanakan.

23
Tanggung Jawab Perancang
• Sesuai dengan UUJK, maka perancang harus bertanggung jawab
secara profesional terhadap hasil rancangannya. Dalam UUJK yang
baru, maka lama tanggung jawab sesuai dengan umur rencana
konstruksi.
• Isu terkait ini adalah mengenai registrasi, lisensi dan sertifikasi tenaga
ahli atau profesional.

24
Kualitas Perancangan
• Secara umum, rancangan yang baik adalah:
• Responsif terhadap permintaan owner dalam hal biaya, mutu dan waktu
• Pendekatan teknis yang baik
• Representasi grafik dan angka yang benar dan jelas
• Koordinasi antara berbagai disiplin baik
• Spesifikasi teknik yang memadai

25
Lingkup Kegiatan Pengumpulan & Analisis Data
1
SURVEY PENDAHULUAN
a) Pengumpulan Data b) Persiapan untuk Kegiatan Survey
Sekunder Detail (Lapangan)
- Peta topografi, geologi
- Menganalisa visual keadaan tanah dasar pada
- Peta pemanfaatan lahan, photo udara (jika
daerah rencana.
diperlukan) dan dokumen-dokumen yang berkaitan
- Melakukan analisis delineasi batas-batas tanah
dengan gambar yang akan direncanakan.
- Melakukan updating dan analisis luas tanah
- Data klimatologi dan banjir,
- Inventarisasi dan identifikasi data tanah yang
- Data RTRW, tata guna lahan, peta kawasan
telah dimanfaatkan, meliputi jenis pemanfaatan,
strategis daerah
luas, dan jumlah pengguna/pemanfaat termasuk
- Harga satuan upah/bahan dasar setempat atau
prasarana umum dan aset negara (jika ada)
harga proyek yang sedang berjalan di sekitar
- Menentukan titik-titik dan memasang patok-
lokasi pekerjaan.
patok yang diperlukan sebagai titik referensi
- Posisi utilitas yang ada maupun rencana disekitar
pengukuran detail
lokasi (pipa PDAM, kabel PLN, Telkom, dll)  bisa
- Mencatat lokasi-lokasi struktur yang memerlukan
didukung dengan survei georadar (jika diperlukan)
penanganan lebih lanjut.
- Kajian/studi-studi terdahulu (studi perencanaan
- Menentukan lokasi yang untuk keperluan test-
serupa, FS, Rancangan Konseptual SMKK
test yang lebih detail.
perencanaan, dll)
Lingkup Kegiatan Pengumpulan & Analisis Data
1
SURVEY PENDAHULUAN
c) Survey Quarry dan d) Inventarisasi dan c) Membuat Foto
Material Identifikasi Kondisi dokumentasi
Sosial, Ekonomi dan lapangan
- Mengumpulkan data lokasi quarry Lingkungan
- Menghitung jarak lokasi quarry ke
lokasi pekerjaan - Inventarisasi kondisi dan
- Mengumpulkan jenis dan permasalahan terkait sosial,
karakteristik material yang akan ekonomi dan lingkungan
digunakan - dilaksanakan dengan
- Bahan-bahan konstruksi yang menyebarkan kuesioner
tersedia dan lokasi sumber kepada responden di lokasi
material yang dapat dipakai untuk pekerjaan
konstruksi
- Menentukan lokasi disposal area

NOTE: Kebutuhan data dan lingkup kegiatan survey dapat disesuaikan


dengan kebutuhan sesuai jenis bangunan konstruksi.
Lingkup Kegiatan Pengumpulan & Analisis Data
2
SURVEY DETAIL

 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan survei detail:

a b c d e

SURVEI SURVEI GEOLOGI SURVEI SURVEI SURVEI LAINNYA


TOPOGRAFI DAN GEOTEKNIK HIDROLOGI LINGKUNGAN (sesuai kebutuhan
perancangan
bangunan
konstruksi )

NOTE: Kebutuhan data dan lingkup kegiatan survey dapat


disesuaikan dengan kebutuhan sesuai jenis bangunan
konstruksi.
a) SURVEI TOPOGRAFI  KELUARAN

1 LAPORAN SURVEY TOPOGRAFI meliputi


 Tujuan: mengumpulkan data koordinat dan - Data pengukuran dan hitungan
ketinggian permukaan tanah pada lokasi rencana pengukuran topografi yang telah
untuk penyiapan peta topografi diterima;
 Titik kritis: - Data Koordinat dan elevasi Bench
1) Penentuan referensi dan elevasi Mark beserta diskripsinya;
2) Penentuan kontur terrain interval - Foto dokumentasi proses
 Lingkup Kegiatan: pengukuran dan Bench Mark.
1) Pemasangan patok dan BM (bench mark) proyek - Lokasi rawan bencana
 salah satunya untuk penentuan elevasi;
2) Pengukuran GPS Geodetik; 2 PETA TOPOGRAFI (peta transies) yang dilengkapi
3) Pengukuran titik kontrol horisontal; peta kontur dengan skala yang disesuaikan
4) Pengukuran titik kontrol vertikal; dengan jenis perencanaan teknis yang akan
5) Pengukuran situasi; dilakukan.
6) Pengukuran penampang melintang
3 FOTO DOKUMENTASI
b) SURVEI GEOLOGI dan GEOTEKNIS

 Tujuan: untuk melakukan pemetaan penyebaran A. SURVEI GEOLOGI


tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah
pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas 1) Melakukan penyelidikan meliputi
tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk pemetaan geologi permukaan detail
keperluan material dan struktur yang diperlukan, serta dengan peta dasar topografi
mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk 2) Melakukan penyelidikan lapangan,
perkiraan kuantitasnya. meliputi pemeriksaan sifat tanah
 Titik kritis (konsistensi, Jenis tanah, warna,
1) kesesuain jadwal, sehingga kesiapan pelaksanaan perkiraan prosentase butiran
survey (kelengkapan sarpras) sudah dipastikan kasar/halus) sesuai dengan Metoda
terlebih dahulu yang sudah ditetapkan.
2) Memastikan jumlah titik sampling harus aman 3) Melakukan pemetaan, mencakup
sesuai dengan kebutuhan (jangan terlalu sedikit) --> jenis struktur geologi yang ada
sudah dimasukkan dalam Program mutu (sesar/patahan, kekar, perlapisan
3) memastikan kapasitas lab batuan dan perlipatan)
 Lingkup 4) Test lain sesuai kebutuhan untuk
A. Survei Geologi pemenuhan analisa struktur
B. Survei Geoteknik
c. Penentuan Lokasi Quarry
B. SURVEI GEOTEKNIK C. PENENTUAN LOKASI QUARRY
1. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 1. Penentuan lokasi quarry baik untuk
2. Pengambilan contoh tanah tak terganggu keperluan pekerjan maupun untuk
3. Melakukan pemboran mesin (uji SPT) dan bahan timbunan (borrow pit)
pemboran tangan diutamakan yang ada disekitar lokasi
4. Melakukan sondir pekerjaan.
5. Pengukuran Dynamic Cone Penetrometer 2. Penjelasan mengenai quarry meliputi
(DCP) jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi
6. Pengujian Test Properties tanah baik dari
pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan
contoh tanah tidak terganggu (undisturb
yang mungkin timbul dalam proses
samples) maupun tanah terganggu
penambangannya,
(disturbsample) berupa unconfined, kadar air,
berat jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser 3. Memastikan volume telah mencukupi
dalam, tekanan air pori tanah, nilai dari hasil survey geologi
permeabilitas, dan lain-lain yang diperlukan
berkaitan dengan kebutuhan perancangan
7. Test lain sesuai kebutuhan untuk pemenuhan
analisa struktur
b) Lanjutan …
SURVEI GEOLOGI dan GEOTEKNIS c) SURVEI HIDROLOGI

 Keluaran Survei Geologi dan Geoteknis  Tujuan: untuk mengumpulkan data hidrologi (curah
hujan, catchment area) dan karakter/ perilaku aliran air
1 Laporan geologi dan Laporan
(yang ada di sekitar lokasi rencana) guna keperluan
penyelidikan tanah yang
analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
didalamnya memuat:
muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan
- Tanah berupa nilai CBR
pengaman yang diperlukan.
- Properties Tanah berupa nilai
(Strength and index properties  Lingkup
of soil) 1) Melaksanakan survey lapangan dan mengumpulkan
- Kadar air, informasi untuk data curah hujan, tingkat histori
- Berat Jenis, banjir, dan setiap perubahan fisik infrastruktur yang
- Kondisi lapisan tanah, berdampak pada aliran banjir.
- Daerah rawan longsor, dll 2) Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada
3) Melakukan pengukuran struktur-struktur hidrolik yang
2 Foto Dokumentasi
didasarkan pada kombinasi prosedur perkiraan
curahan hujan wilayah, pengamatan terbaru dan
tingkat histori banjir.
c) Lanjutan … SURVEI HIDROLOGI d) SURVEI LINGKUNGAN

4) Melakukan perhitungan/analisis:  Tujuan: untuk mengidentifikasi komponen kegiatan


- daerah tangkapan air (catchment yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan,
area) memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak
- frekuensi curah hujan rancangan lingkungan yang terjadi, serta merumuskan saran
- analisis neraca air (water balance tindak lanjut untuk mengurangi dampak negatif
- kapasitas aliran air (run off) yang yang ditimbulkan, yang dijabarkan dalam kajian
akan diterima oleh drainase (baik lingkungan
eksisting maupun yang akan  Lingkup
direncanakan 1) Mengumpulkan data terkait aspek fisik-kimia-
biologi, sosial, ekonomi, budaya dan Kesehatan
 Keluaran masyarakat
1) Data identifikasi semua aliran air yang 2) Mengumpulkan data terkait rencana kegiatan
ada dan lintasan - lintasan drainase; dan komponen lingkungan yang ada (fisik-
2) Daerah-daerah tangkapan; kimia-biologi, sosial, ekonomi, budaya dan
3) lnformasi histori banjir; Kesehatan masyarakat)
4) Kapasitas aliran air (run off) dan debit 3) Melakukan koordinasi dengan instansi lain
aliran air yang akan diterima oleh terkait masalah lingkungan
drainase yang akan direncanakan.  Keluaran
5) Data curah hujan yang digunakan 1) Laporan kajian lingkungan
dalam desain drainase;
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
2
Pengumpulan & Analisis Data

 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam PERSIAPAN pengumpulan


dan analisis data:
a. Daftar Simak
Penyiapan dafar simak (cek list) sebelum ke lapangan, terkait peralatan dan hal-hal lain yang perlu disiapkan
b. Akurasi dan Kecukupan Alat
Penggunaan alat yang telah dikalibrasi dan/atau divalidasi
c. Penentuan Lokasi
Akurasi koordinat dari suatu objek dengan lokasi aktualnya
d. Akurasi Nomenklatur
Seberapa detail dan benar penjelasan dari suatu objek
e. Referensi
Akurasi terhadap referensi/sumber yang digunakan untuk menyusun himpunan data

 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam PELAKSANAAN pengumpulan dan analisis data (dalam rangka Pengendalian Mutu):
a. Jadwal survey (dilengkapi jenis dan metode survey) diketahui dan disetujui PPK
b. Melakukan pengawasan mulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk
c. Melakukan pemeriksaan terhadap data hasil survey
d. Menyampaikan permohonan persetujuan terhadap data hasil survey kepada PPK
e. Adanya berita acara pemeriksaan terhadap hasil survey
f. Hasil laporan dari pengumpulan dan analisis data
KELUARAN
3
Pengumpulan & Analisis Data

LAPORAN PENGUMPULAN
A Berisi seluruh hasil survey termasuk gambar sketsa,
foto-foto dan data yang dihasilkan pada tiap-tiap
survey (Hasil uji lab, data sekunder dan primer)

KELUARAN
Pengumpulan ANALISIS DATA
dan Analisis Data
B Berisi hasil analisis hasil survey (misal: topografi, geologi dan
geoteknik, hidrologi, dll) yang kemudian dimasukkan dalam
kriteria desain

RENCANA TINDAK LANJUT


C
Berisi rencana tindak lanjut perancangan (termasuk
usulan detail struktur yang akan dipilih)
Peran Perancang saat Konstruksi
• Saat pelaksanaan konstruksi, maka perancang dapat berperan (jika
berlaku sebagai pengawas):
• Koordinasi dengan disiplin lain
• Mereview submittals, seperti shop drawing (gambar kerja).
• Evaluasi alternatif material dan rancangan
• Observasi dan evaluasi pekerjaan di lapangan
• Evaluasi modifikasi dan permintaan perubahan
• Review sertifikasi pembayaran (monthly certificate/MC) kontraktor
• Berperan dalam pengujian, penerimaan dan pelaporan

36
Produk Perancangan
• Gambar Rencana (Design Drawings)
• Spesifikasi Teknis
• Bill of Quantity (BoQ)
• Engineer’s Estimate (EE)

37
Gambar Rencana
Penyusunan DED (Detail Engineering Design) memiliki ruang lingkup
sebagai berikut:

1. Menyusun konsep dasar program perencanaan pembangunan melalui


pendekatan dan analisis terhadap 4 (empat) aspek utama, yaitu:
Aspek fungsional. Memuat antara lain mengenai pendekatan pelaku
kegiatan di lapangan, jenis kegiatan yang akan dilakukan, serta fungsi
dan kebutuhan ruang
•Aspek teknis. Menjabarkan antara lain mengenai konsep sistem
struktur dan sistem konstruksi yang akan dikembangkan di lapangan.
•Aspek kinerja (utilitas). Menjabarkan antara lain mengenai konsep
pencahayaan, penghawaan, jaringan listrik, jaringan komunikasi,
pemadam kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, air kotor,
pengolahan limbah, pembuangan sampah, dan jaringan transportasi
yang dianggap sesuai dan mendukung jika bangunan nantinya sudah
berdiri dan bisa digunakan.
•Aspek arsitektural. Melakukan analisis mengenai bentuk dan
penampilan bangunan, penataan ruang, serta penekanan desain yang
akan dikembangkan.
2. Menyusun preliminary design berupa gambar denah bangunan dan
konsep utilitasnya.

38
Spesifikasi Teknis
• To cover the qualitative items of a project, not easily shown on the
drawings, written descriptions of the quality of the various aspects
of the construction project.
• Standard format:
• General: stipulates ground rules for the work to be performed and defines the scope of
work to be performed within the specification section
• Product: describes the product (materials, equipments, etc.) and the development and
manufacturing process to be used in producing them
• Execution: describe the preparation, workmanship, installation, erection, and application
procedures to be employed along with the quality requirements and performance criteria
that must be satisfied

39
Types of specifications
• Design specifications
• A particular kind or type of material is to be used, a particular dimension is required, the
installation instructions are given, and so forth.
• The desired result may not occur even though the contractor fully complied with the spec
• Contractor is not liable if the desired end result is not obtained
• Performance specifications
• The results or the performance of the finished product rather than the specific methods and
materials used to construct the product are specified
• Does not stipulate the method to be used, may offer suggestions
• The responsibility for design rests with the contractor

40
Types of specifications (continued)
• Performance and design specifications
• Contractor is instructed how to do a task then told to warrant that the result will be
satisfactory
• If the contractor follows the procedures as specified, will not be bound by the
performance portion of the specification
• Both portions cannot be enforced, this type should be avoided
• Closed specifications: requires a specific item or system
• Open specifications: nonrestrictive in that they permit a wide variety of choices
• Or equal specifications: should be avoided, the contractor could make a substitution and claim
that the substitute is an equal

41
Types of specifications (continued)
• Or approved equal specifications, not easy to bid, tend to be reluctant to
accept substitutes
• All-inclusive specifications, many questions unanswered, “architect
intent” clause, to bid on a project without being fully informed of all the
tasks that will be required
• Reference specifications
• Make items, established tests, or formal procedures a part of the contract documents by
reference
• AASHTO, ACI, ASTM, ANSI, etc
• Standard specifications
• Entire set of technical specifications that have been developed by an owner
• Once developed, can be used for many similar types of projects
• Highway, bridge, utility construction 42
Organization of the technical specifications

• Construction Specification Institute (CSI) format

Division of bidding and


contract requirement
Division 1 General requirements Division 9 Finishes
Division 2 Sitework Division 10 Specialties
Division 3 Concrete Division 11 Equipment
Division 4 Masonry
Division 12 Furnishings
Division 5 Metals
Division 13 Special construction
Division 6 Wood and plastics
Division 14 Conveying systems
Division 7 Thermal and moisture
protection Division 15 Mechanical
Division 8 Doors and windows Division 16 Electrical

43
Isi Spesifikasi Teknis
1. Umum : uraian umum proyek : Nama pekerjaan, lingkup pekerjaan, volume
2. Uraian singkat pekerjaan proyek :lokasi, hak dan kewajiban antar pihak
3. Uraian tentang item pekerjaan : input, proses, out put.

Contoh : pekerjaan persiapan tapak


Kewajiban kontraktor untuk menyediakan INPUT, buku harian, bangunan sementara, jalan masuk, penerangan dan air kerja,
pengukuran peil dan posisi, dll
Isi spesifikasi teknis :
1. Tentang bahan bangunan: nama bahan, spesifikasi bahan, pilihan beberapa merk yang memenuhi syarat
2. Tentang tenaga kerja: jenis tenaga kerja, alokasi, kompetensi
3. Tentang peralatan: nama alat, kapasitas alat, cara kerja alat, dll
4. Cara pelaksanaan :
•Persiapan : persetujuan pekerjaan sebelumnya, pema tangan untuk dilanjutkan dengan pekerjaan ybs
•Pelaksanaan : pelaksanaan sesuai shop drawings, pengendalian ketepatan tempat pekerjaan, dimensi, hasil kerja
•Pengahiran : komissioning/megger/test, curing, pembukaan bekisting, perapihan hasil kerja, persetujuan hasil kerja
44
Bill of Quantity
• BoQ memberikan informasi pekerjaan yang akan dikerjakan serta
kuantitasnya.
• Untuk mengembangkan BoQ maka harus dibuat terlebih dahulu Work
Breakdown Structure (WBS)
• Selanjutnya dengan informasi dari gambar rancangan dan juga
spesifikasi teknis, maka dilakukan perhitungan volume atau Quantity
take-off (QTO). Hal ini biasa dilakukan oleh seorang quantity surveyor.

45
Engineer’s Estimate
• Engineer’s Estimate (EE) adalah estimasi biaya yang dilakukan oleh
perancang dengan menggunakan metoda estimasi biaya definitif.
• Berguna untuk dijadikan pertimbangan oleh owner untuk selanjutnya
dijadikan nilai yang ditetapkan oleh owner (owner’s estimate atau OE)
• EE dan atau OE ini selanjutnya akan menjadi acuan perbandingan
harga penawaran dari calon pelaksana konstruksi.

46
WBS
• Work Breakdown Structure atau WBS adalah alat paling efektif dalam
menentukan seluruh cakupan pekerjaan yang direncanakan. Pembagian
dapat berdasarkan fungsi, disiplin, dan sumber daya.
• WBS dibuat dalam bentuk bagan untuk membantu membayangkan
proyek dan semua bagian utama dari proyek tersebut. Penentuan
pekerjaan dilakukan dengan tingkatan atau hierarki tertentu.
Pengelompokan pekerjaan WBS merupakan metode yang dapat
memecah suatu proyek secara logis dan sistematis menjadi bagian-
bagian proyek (AACE International, 2007).
• WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek
yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek
kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola
struktur dan hierarki tertentu menjadi pekerjaan yang cukup terperinci,
yang disebut sebagai Work Breakdown Structure.

47
Contoh WBS

48
QTO
• Berdasarkan Skills and Knowledge of Cost Engineering (2007), QTO atau Quantity Take Off
adalah suatu proses menggunakan spesifikasi sebagai panduan untuk menghitung kuantitas
dari sebuah rencana. QTO akan membantu estimator mempelajari proyek, membantu
mengeliminasi gross error, menyederhanakan perencanaan pekerjaan dan proses
penjadwalan, dan memfasilitasi proses evaluasi biaya dan pembanding biaya selanjutnya.
• Quantity take off (QTO) dibuat untuk memberikan daftar semua bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Kuantitas untuk setiap bahan akan disediakan, karenanya mengapa
disebut quantity take off. Seiring dengan jumlah yang diperlukan dari masing-masing bahan,
penaksir akan menyusun daftar biaya yang komprehensif untuk bahan terkait.
• Untuk menghasilkan QTO, penaksir atau kontraktor harus bekerja dari gambar, cetak biru,
atau model. Dari dokumen desain, estimator akan menyiapkan daftar setiap bahan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek konstruksi. Di zaman ini, mempersiapkan QTO
membutuhkan keterampilan tingkat tinggi, serta penilaian yang baik dan keterampilan
berpikir kritis. Sementara keterampilan ini masih diperlukan, penghalang untuk menghasilkan
QTO yang akurat telah berkurang dalam beberapa hal melalui penggunaan perangkat lunak
estimasi digital dengan kemampuan terintegrasi untuk menghasilkan takeoff digital.

49
Contoh QTO dengan menggunakan BIM

50
Kelaikan Bendungan

51
SKK TPSDA
KLASIFIKASI SUBKLASIFIKASI KUALIFIKASI JABATAN KERJA JENJANG *) ACUAN DOKUMEN

T.SIPIL Bendung Dan Ahli


Bendungan

Ahli Muda Teknik 7 SKKNI 308 – 2016 https://skkni-


Bendungan Besar api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/63511955-22fd-464f-
941c-
Ahli Madya Teknik 8 SKKNI 308 – 2016 https://skkni-
Bendungan Besar api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/63511955-22fd-464f-
941c-
Ahli Teknik Bendungan 9 SKKNI 308 – 2016 https://skkni-
Besar api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/63511955-22fd-464f-
941c-
Ahli Madya Operasi dan 8 SKKNI 375 – 2013 https://skkni-
Pemeliharaan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/d825774d-82e0-
43cc-bcfc-
Bendungan Tipe a35d80dcc36f/download
Urukan

Ahli Operasi dan 9 SKKNI 375 – 2013 https://skkni-


Pemeliharaan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/d825774d-82e0-
43cc-bcfc-
Bendungan Tipe a35d80dcc36f/download
Urukan

Ahli Madya Pengawas 8 SKKNI 335 – 2013 https://skkni-


Pelaksanaan Konstruksi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Bangunan Sipil 52
ocuments/f74f30a0-20a8-48e0-
Pembangkit Listrik be82-
SKK TPSDA
KLASIFIKASI SUBKLASIFIKASI KUALIFIKASI JABATAN KERJA JENJANG *) ACUAN DOKUMEN

T .SIPIL Irigasi Dan Rawa Ahli

Ahli Muda Perencana 7 SKKNI 337 – 2013 https://skkni-


Irigasi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/2934bc44-903a-
41f3-ade9-
Ahli Madya T eknik 8 SKKNI 51 – 2015 https://skkni-
Perencanaan Irigasi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/44681489-0a2e-
4d5b-876e-
Rawa 02ba0b0d627c/download

Ahli T eknik 9 SKKNI 51 – 2015 https://skkni-


Perencanaan Irigasi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Rawa ocuments/44681489-0a2e-
4d5b-876e-
Ahli Muda Perencanaan 7 SKKNI 53 – 2015 https://skkni-
Operasi dan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Pemeliharaan Jaringan ocuments/9d1b4c67-95f2-
Irigasi 40b0-9b24-
Ahli Madya 8 SKKNI 53 – 2015 https://skkni-
Perencanaan Operasi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
dan Pemeliharaan ocuments/9d1b4c67-95f2-
Jaringan Irigasi 40b0-9b24-
Ahli Perencanaan 9 SKKNI 53 – 2015 https://skkni-
Operasi dan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/9d1b4c67-95f2-
40b0-9b24-
Pemeliharaan Jaringan 5a0c1c22cb4a/download
Irigasi

Ahli Muda T eknik Rawa 7 SKKNI 169 – 2019 https://skkni-


api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/b7e2c00d-dbc8-
411c-8dc1-
Ahli Madya T eknik 8 SKKNI 169 – 2019 https://skkni-
Rawa api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/b7e2c00d-dbc8-
411c-8dc1-
Ahli T eknik Rawa 9 SKKNI 169 – 2019 https://skkni-
api.kemnaker.go.id/v1/public/d
53
ocuments/b7e2c00d-dbc8-
411c-8dc1-
SKK TPSDA
KLASIFIKASI SUBKLASIFIKASI KUALIFIKASI JABATAN KERJA JENJANG *) ACUAN DOKUMEN

T .SIPIL Sungai Dan Pantai Ahli Ahli Madya 8 SKKNI 97 – 2015 https://skkni-
Perencanaan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Pengamanan Pantai ocuments/4c1b34ba-7ecd-
4ba5-af17-
Ahli Perencanaan 9 SKKNI 97 – 2015 https://skkni-
Pengamanan Pantai api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/4c1b34ba-7ecd-
4ba5-af17-
Ahli Muda T eknik Pantai 7 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli Madya T eknik 8 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
Pantai api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli T eknik Pantai 9 SKKNI 206 – 2019 https://skkni-
api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/a2689b3a-8026-
4514-b7af-
Ahli Muda Perencanaan 7 SKKNI 50 – 2015 https://skkni-
Operasi dan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
Pemeliharaan ocuments/083065e9-45be-
Prasarana Sungai Serta 42a6-9ef1-
Pemeliharaan Sungai 3d1939a430e5/download

Ahli Madya 8 SKKNI 50 – 2015 https://skkni-


Perencanaan Operasi api.kemnaker.go.id/v1/public/d
dan Pemeliharaan ocuments/083065e9-45be-
Prasarana Sungai Serta 42a6-9ef1-
Pemeliharaan Sungai 3d1939a430e5/download

Ahli Perencanaan 9 SKKNI 50 – 2015 https://skkni-


Operasi dan api.kemnaker.go.id/v1/public/d
ocuments/083065e9-45be-
42a6-9ef1-
Pemeliharaan 3d1939a430e5/download
Prasarana Sungai Serta
Pemeliharaan Sungai 54

Anda mungkin juga menyukai