Anda di halaman 1dari 89

KONSERVASI AIR DAN LAHAN

Dr.Ir. Endang Hernawan, M.T


endang@sith.itb.ac.id
Dr.Eng. Widyaningtias, S.T., M.T.
Pengenalan MK Konservasi Air dan Lahan
Kode Mata Kuliah SA4202 / 2 SKS
Penyelenggara 158 - Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air / FTSL
Indonesia Inggris
Nama Mata Kuliah Konservasi Air dan Lahan Soil and Water Conservation
Silabus Ringkas Karakteristik dan Fungsi Sumberdaya Air dan Lahan, Characteristics and Functions of Water and Land
Permasalahan Penggunaan Air dan Lahan, Pengaruh Resources, Problems with Water and Land Use, Effects
globalisasi dan perubahan iklim global terhadap of globalization and global climate change on water
sumberdaya air dan lahan, Konsep dasar air dan lahan, and land resources, Water and land basic concepts,
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, model Factors affecting erosion, erosion calculation models,
perhitungan erosi, prediksi erosi tanah, evaluasi lahan predictions of soil erosion, land evaluation and land
dan klasifikasi kemampuan lahan, dan perancangan capability classification, and design of water
usaha konservasi air; upaya struktural konservasi air dan conservation effort; structural measures of soil and
tanah water conservation
Silabus Lengkap Ruang lingkup konservasi air dan lahan, kaedah-kaedah The scope of water and land conservation, methods
konservasi lahan dan air, fungsi lahan sebagai media of land and water conservation, land functions as a
tumbuh, degradasi tanah, pengaruh iklim global tanah growing medium, soil degradation, global climate
dan air dan proses erosi di lahan, permasalahan erosi effects of soil and water and erosion processes on
lahan, prediksi erosi di lahan, model alira permukaan, land, land erosion problems, predictions of erosion on
USLE, RUSLE, SWAT, MUSLE. Metode konservasi, land, water surface models, USLE , RUSLE, SWAT,
perencanaan konservasi, usaha tani konservasi, serta MUSLE. Conservation methods, conservation
dampak pembangunan terhadap sumberdaya air dan planning, conservation farming, and development
lahan, upaya struktural konservasi air dan tanah impacts on water and land resource; structural
measures of soil and water conservation
Luaran 1. Kemampuan merancang sistem, komponen, atau 1. an ability to apply engineering design to produce
(Outcomes) proses untuk mencapai tujuan rancangan dengan solutions that meet specified needs with
batasan multi dimensi yang realistic consideration of public health, safety, and welfare, as
well as global, cultural, social, environmental, and
economic factors
2. Pemahaman tentang tanggungjawab etika dan 2. Understanding of ethical and professional
profesi dalam kerekayasaan dengan responsibilities in engineering by considering the
mempertimbangkan dampak penerapannya dalam impact of their application in the context of the social,
konteks sosial, ekonomi dan lingkungan global economic and global environment
3. Kemampuan merancang dan melakukan 3. The ability to design and conduct experiments,
eksperimen, analisis, interpretasi data, serta analysis, interpretation of data, and draw conclusions
mengambil kesimpulan
4. Pengetahuan tentang elemen kebijakan dan 4. Knowledge of elements of water resources policies
pengelolaan sumber daya air and management
Mata Kuliah Terkait 1. SA2206 Pemetaan dan Sistem Informasi Geografis (Prasyarat Sudah Ambil)
Kegiatan Penunjang TUGAS BIASA PENYUSUNAN MAKALAH CLASS ASSIGNMENT PAPER
Pustaka 1. , Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah & Air. IPB Pers., , ,

2. , Chang, Mingteh. 2005. Forest Hydrology. An Introduction to Water and Forests.


Second Edition. Taylor & Francis, , ,

3. , Asdak, Chay. 2007.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah


Mada University Press., , ,

4. , Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andy
Yogjakarta, , ,

5. Hanafiah, Kemas Ali. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafiondo


Persada, Jakarta.
Panduan Penilaian UTS 35% UAS 35% KUIS 10% TUGAS BIASA UTS 35% UAS 35% QUIZ 10% CLASS
10% MAKALAH 10% ASSIGNMENT 10% PAPER 10%
Rencana Perkuliahan: Ruang Kuliah MS Team

Minggu Topik Subtopik Capaian Belajar Dosen


1 Karakteristik dan Fungsi Karakteristik (properti) air dan lahan Pengetahuan keilmuan Endang Hernawan
Sumberdaya Air dan Lahan Fungsi air dan tanah secara biologikal, Pengetahuan matematika
kimia, fisika, sosio ekonomi dan politik
2 Permasalahan Penggunaan Water demand and supply Water Identifikasi, formulasi, dan Endang Hernawan
Air dan Lahan Guantity and Quality Degradasi Lahan penyelesaian masalah SDA
Pengetahuan keilmuan
Tanggungjawab Etika dan Profesi
3 Pengaruh globalisasi dan Tekanan Kekuatan Global thd Dampak penerapan rekayasa Endang Hernawan
perubahan iklim global Sumberdaya Air dan Lahan Kekuatan dalam konteks global dan sosial
terhadap sumberdaya air perubahan iklim global Dampak kekuatan Komunikasi yang efektif Isu
dan lahan global terhadap air dan tanah dan upaya terkini
mengatasinya
4 Konsep dasar air dan lahan Konservasi tanah dan erosi Erosi, Siklus Pengetahuan matematika Endang Hernawan
air, Persamaan Air, Infiltrasi Bentuk Aliran Pengetahuan keilmuan
Air, Sifat Aliran Permukaan, Aliran Sungai,
Prediksi Laju Aliran Permukaan dan
Jumlah Aliran Permukaan Pengukuran
debit
Rencana Perkuliahan: Ruang Kuliah MS Team
Mingg Topik Subtopik Capaian Belajar Dosen
u
5 Faktor-faktor yang Faktor yang diluarkendali Pengetahuan matematika Endang Hernawan
mempengaruhi erosi manusia: iklim, topografi, tanah Pengetahuan keilmuan
Faktor yang dapat dikendalikan:
vegetasi, aktivitas manusia
6 Model Perhitungan Erosi 1 Model USLE Metode MUSLE Teknik, kemampuan, dan Endang Hernawan
Metode RUSLE metode modern untuk
praktek kerekayasaan
7 Model Perhitungan Erosi 2 Metode WEP Metode SWAT Teknik, kemampuan, dan Endang Hernawan
Metode Lainnya metode modern untuk
praktek kerekayasaan
8 Ujian Tengah Semester Endang Hernawan

9 Prediksi Erosi Tanah Erosi akibat aliran permukaan Pengetahuan matematika Widyaningtias

10 Metode Konservasi 1 Metode Vegetasi Metode Kimia Pengetahuan pada bidang Widyaningtias
tertentu dalam rekayasa
SDA Pengetahuan
matematika
Rencana Perkuliahan: Ruang Kuliah MS Team
Mingg Topik Subtopik Capaian Belajar Dosen
u
11 Metode Konservasi 2 Metode Fisika Metode Konservasi Pengetahuan keilmuan Widyaningtias
Air
12 Evaluasi Lahan Pengertian Metode Evaluasi Lahan Kerjasama dalam tim multi disiplin Widyaningtias
Konsep dan Evaluasi Lahan Elemen manajemen proyek, konstruksi
dan asset Sikap dan peran pemimpin
serta prinsip kepemimpinan
13 Klasifikasi Kesesuaian Struktur klasifikasi kesesuaian lahan Kerjasama dalam tim multi disiplin Widyaningtias
Lahan Prosedur evaluasi lahan Hasil Elemen manajemen proyek, konstruksi
evaluasi kesesuaian lahan Kegiatan dan asset Sikap dan peran pemimpin
evaluasi lahan serta prinsip kepemimpinan
14 Klasifikasi Struktur klasifikasi kemampuan Kerjasama dalam tim multi disiplin Widyaningtias
Kemampuan Lahan lahan Kelas Kemampuan Lahan Sub Elemen manajemen proyek, konstruksi
Kelas Kemampuan lahan dan satuan dan asset Sikap dan peran pemimpin
kemampuan lahan Kriteria klasifikasi serta prinsip kepemimpinan
15 Perancangan usaha Rancangan teknis rehabilitasi lahan Dasar-dasar kebijakan publik, bisnis, dan Widyaningtias
konservasi tanah akibat degradasi lahan Usaha administrasi
pertanian berkelanjutan
16 Ujian Akhir Semester Widyaningtias
• Sistem dan Bobot Penilaian
• UTS : 30%
• UAS : 30%
• Tugas : 20%
• Kuis : 10%
• Diskusi : 10%
• Nilai Akhir
• A :>= 80.00
• AB : 75 – 79
• B : 65 – 74
• BC : 60 – 64
• C : 50 – 59
• D : <= 49
Properti dan Fungsi Sumberdaya
Air dan Lahan
ENDANG HERNAWAN
PROPERTI SUMBER DAYA AIR
• Air merupakan sumber daya yang sangat vital dan tersebar di
seluruh bumi.
• Oleh karena itu air merupakan mukzizat dari alam, cabang
ilmu pengetahuan, dan darah dari kehidupan di alam.
• Banyak karakteristik (properties) air digunakan sebagai
referensi dari properties benda lainnya.
• Pada awal perkuliahan kita akan membahas tentang
properties air dari 4 prespektif yaitu: fisik, hidrolik, kimia,
dan biologi.
1. Properties Fisik
A. Tiga status/keadaan air
• Air memiliki tiga status: padat (solid), cair (liquid), dan gas
(gaseous)
• Semua status ini pada umumnya berada pada daerah beriklim
temperet (empat musim).
• Pada atmosfir standar (760 mm Hg) dan suhu sekitar O0C, ketiga
status tersebut berada dalam kesetimbangan ketika tekanan
sebagian uap air adalah 4 mm Hg.
• Perubahan status air dari satu status air ke status air berikutnya
tergantung pada temperatur air dan tekanan atmosfir.
• Peningkatan tekanan udara akan menyebabkan titik beku air lebih rendah
dan meningkatkan titik didih air.
• Ketika tekanan udara dibawah 760 mm Hg dan temperatur di bawah 0oC,
status padat air berubah secara langsung menjadi status uap, dan
fenomena ini disebut sublimasi.
• Perubahan dalam status air tidak mengubah sifat kimianya tetapi
mempengaruhi kohesi molekul air dan kepadatan air.
• Molekul air memiliki ikatan yang kaku (rigidly) satu dengan lainnya, tetapi
ada ruang diantara molekul-molekul, dan kekakuannya berbeda diantara
tiga status air.
• Pola molekul dalam uap air lebih rendah dari status padat dan cair.
Density/Kerapatan (g/cm-3) dalam Status Solid, Liquid dan Gaseous pada Beberapa Temperature
Temperature (oC)
State of Water
0 4 10 20 30 40
Solid 0.91600
Liquid 0.99964 0.999997 0.99970 0.99821 0.99565 0.99222
Gaseous 4.845x10-6 6.36x10-6 6.94x10-6 17.30x10-6 30.38x10-6 51.19x10-6
• Molekul air dekat dengan the triple point. Hal ini membuat masa jenis
es lebih rendah, dan volumenya lebih besar, dari kondisi air liquid.
• Uap air memiliki konduktor panasnya lebih rendah pada saat liquid.
Konduktivitas termal es sekitar 141 kali dari uap air.
• Panas Spesifik dan konduktivitas termal dari uap air, liquid, dan gas
pada suhu 0oC
Property Uap Air Cair Es
Panas Spesifik, cal g-1oC-1 0.44 1.00 0.50
Konduktivitas termal, cal cm-1sec-1oC-1 0.0038(10-3) 1.32(10-3) 5.35(10-3)
B. Latent Heat of Water panas laten air

• Perubahan apapun dari keadaan air melibatkan sejumlah transfer panas yang
cukup besar. Pada 20oC membutuhkan 586 kalori panas untuk mengkonversi satu
gram air dari keadaan cair menjadi uap air.
• Kebutuhan panas ini berkurang menjadi 541 cal/g ketika air mencapai suhu
100oC, titik didih air. Temperatur air tidak meningkat pada saat melampaui titik
didihnya jika panas ditambahkan secara menerus.
• Panas yang ditambahkan tidak ditahan di dalam air tetapi dibawa oleh uap
melalui proses pendidihan. Inilah yang disebut panas laten penguapan; yang
dapat dihitung dengan persamaan.
Lv = 597 – 0.564(T) (1)
Dimana T adalah temperatur air dalam derajat Celsius, dan Lv adalah kalori per
gram dari air. Lv, menurun pada laju 1% per 10oC.
• Hal yang sama, kebutuhan panas untuk mengubah 1 g air dari padat
menjadi cair tanpa perubahan temperatur, mengacu pada persamaan
(1), adalah fungsi dari temperatur permukaan T, dalam derajat
Celsius.
Lf = 80 + 0.564(T) (2)
• Dimana Lf digambarkan dalam kalori per gram. Dengan demikian
untuk melelehkan 1 g es pada 0oC membutuhkan 80 cal, hanya 13.4%
dari latent heat uap air pada temperatur yang sama. Proses sublimasi
membutuhkan latent heat ekuivalen terhadap jumlah Lv dan Lf, atau
677 cal/g.
• Penguapan, sublimasi, dan fusi menggambarkan simpanan energi
(energy-sink) dari permukaan sebab panas mengabsorbsi dari
lingkungan untuk melakukan proses ini.
• Kebalikannya, jumlah panas yang sama akan dibebaskan jika uap air
dikondensasi ke dalam embun (proses disebut kondensasi), air dalam
bentuk liquid menjadi es (kristalisasi), atau uap air langsung menjadi
embun beku/frost (pembekuan).
• Oleh karena itu, kita tidak merasa dingin selama salju turun tetapi
akan terasa dingin ketika salju mencair.
C. Saturation Vapor Pressure (Tekanan Uap Jenuh)
• Uap air, seperti gas lainnya, memberikan tekanan parsial di udara. Kondisi
ini disebut tekanan uap terhadap atmosfir (e). Jumlah maksimum tekanan
uap air tergantung pada temperatur udara (Gambar 2).
• Ketika jumlah tekanan uap air di udara mencapai maksimum pada
temperatur tertentu, udara dianggap jenuh dan tekanan yang diberikan
oleh uap air disebut tekanan uap jenuh (es).
• Perbedaan diantara es dan e atau (es – e), adalah defisit uap jenuh. Untuk
temperatur secara umum dalam biosfir, tekanan uap jenuh es, dalam
millibars dapat diestimasi oleh (Tabata, 1973).
ln es = 21.382 – 5347.5/Ta (3)
Dimana Ta adalah temperatur udara dalam Kelvin dan ln adalah logaritma
natural.
1200

1013
1000
Tekanan uap jenuh, mb

800

600

400

200

0
0 20 40 60 80 100
Temperature, oC
• Tekanan uap e dapat dikonversi kedalam kerapatan uap ρv (atau
kelembaban absolut) oleh:
ρv = 217 e/Ta (4)
• Dimana ρv dalam grams per meter kubik, e dalam millibars, dan Ta
dalam Kelvin.
• Kerapatan uap akan lebih besar jika mendekati tanah lembab, air atau
permukaan kanopi dan menurun dengan semakin tinggi.
D. Difusi uap
• Uap air, seperti gas lainnya, melakukan difusi di udara dalam merespon
terhadap kelerengan dalam kerapatan atau tekanan parsial dari molekul air.
• Di bawah udara bebas dari setiap gerakan konvektif dan turbulensi, aliran
uap air qv, adalah proporsional terhadap gradient kerapatan uap air (ρv )
terhadap jarak z oleh formula berikut.
qv = -Dv (d ρv/dz) (5)
• Dimana qv digambarkan dalam gram per cm kuadrat per detik, Dv koefisien
difusi dari uap air dalam centimeter kuadrat per detik, z dalam centimeter,
dan tanda negatif menggambarkan difusi menempati dalam arah
menurunkan kerapatan.
• Dv meningkat dengan peningkatan temperatur T karena peningkatan
aktivitas molekuler tetapi menurun dengan meningkatnya tekanan
atmosfir P karena frekwensi tumbukan molekul dengan rumus:
Dv = (210 +1.5 Ta)/P (6)
Dimana Ta dalam derajat Celsius dan P dalam millibars.
Sebagai contoh, pada atmosfir standar (1013 mbar) bagian udara pada
suhu 20oC memiliki Dv sama dengan 0.237 cm2/sec.
E. Kapasitas Panas
• Panas adalah bentuk energi, suatu kuantitas, dan suatu ukuran dari energy kinetik total
dari semua molekul benda.
• Temperatur adalah indikator panas dan dingin, suatu skala, dan suatu ukuran rata-rata
energi kinetik per molekul suatu benda.
• Suatu bendungan air mungkin memiliki temperatur lebih rendah dari lahan dan
mempunyai kandungan panas yang lebih besar sebab massa nya lebih besar dan panas
spesifiknya lebih besar.
• Panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 g suatu benda 1 oC disebut the
specific heat dari suatu benda.
• Jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan 1 g air 1oC adalah 1 cal. Sehingga the
specific heat dari air adalah 1 cal/oC/g, dan semua specific heat lainnya digambarkan
secara proporsional terhadap air.
• Ethyl Alcohol = 0.58 cal g-1 oC-1, Air = 1.00 cal g-1 oC-1 dan Mercury = 0.033 cal g-1 oC-1
• Kapasitas panas suatu benda adalah total panas dikandung dalam suatu
benda sebagai determinasi oleh specific heat, temperartur dan massa:
HC = (c)(T)(v)(ρ) (7)
Dimana
c = specific heat dalam calories per degree Celsius per gram
T = temperatur dalam degree Celsius
v = volume benda dalam cm kubik
ρ = kerapatan dalam gram per kubik
HC = kapasitas panas dalam calories.
• Jika diketahui es 1 cm3 dengan c = 0.5 cal/oC/g dan T = 1oC, maka
kapasitas panasnya adalah
• HC = (0.50 cal/oC/g)(1oC)(1 cm3)(0.1 g/cm) = 0.050 cal.
• Kapasitas panas air untuk 1 cm3 pada T = 1oC adalah 1 cal, atau 20 kali
lebih besar dari es.
• Catatan bahwa
• 1 cal = 4.19 joules (J) = 4.19 x 107 ergs = 1/252 British thermal unit
(Btu) = 3.09 ft-lb
• Panas spesifik dari air laut menurun dengan meningkatnya salinitas
air laut.
• Pada temperatur 17.5 oC dan tekanan 1 atm, panas spesifik adalah
• 0.968 cal/oC/g pada salinitas 1%
• 0.951 cal/oC/g pada salinitas 2%
• 0.926 cal/oC/ga pada salinitas 4% (list, 1971).
• Untuk tanah panas spesifik berkisar dari 0.2 sampai 0.6 cal/oC/g,
tergantung pada kandungan kadar lengas tanah, porositas dan
temperatur.
F. Konduktivitas Thermal

• Konduktivitas termal (k)


didefinisikan oleh:
H = -k (dT/dZ) (9)
Dimana
H = laju konduksi panas per unit luas
dT/dZ = gradien temperatur oC cm-1
Konduktivitas thermal (k) meningkat
dengan menurunnya temperatur.
2. Properties hidrolik (hydraulic properties)
• Properties hidrolik air mengacu pada perilaku air dalam keadaan tidak bergerak
(motionlessness) disebut hydrostatics, dan keadaan gerakan murni disebut
hydrokinetics, dan untuk kekuatan yang terlibat dalam gerakan (hydro-dynamics).
• Berikut beberapa parameter
A. Kerapatan (Density)
• Density didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
ρ = m/v (10)
Dimana;
m = massa dalam gram
v = volume dalam cm3
ρ = digambarkan dalam gram per cm3.
• Kerapatan maksimum air adalah pada 4oC (ρ = 0.99997 g/cm3), akibatnya,
air padat tenggelam ke bawah.
• Properti keunikan bertanggung jawab atas stratifikasi termal lautan, sungai
besar, dan danau yang dalam, es mengambang di permukaan.
• Kepadatan air dalam bentuk padat, cair dan gas terlihat pada table berikut.
Temperature (oC)
State of Water
0 4 10 20 30 40
Solid 0.91600
Liquid 0.99964 0.999997 0.99970 0.99821 0.99565 0.99222
Gaseous 4.845x10-6 6.36x10-6 6.94x10-6 17.30x10-6 30.38x10-6 51.19x10-6
B. Pressure
Tekanan didefinisikan sebagai berat per unit luas. Karena gaya ke
bawah yang diberikan oleh benda itu karena gravitasi, atau
W = mg (11)
Dimana
g = percepatan gravitasi
m = massa suatu benda
tekanan lebih tepat didefinisikan sebagai gaya normal yang diberikan
oleh benda per satuan luas.
• Untuk kolom air pada areal melintang A dan tinggi h, persamaan
tekanan total adalah
P = W/A = (ρghA)/A = hρg 12
• Tekanan total air yang bekerja di dasar wadah tergantung pada
ketinggian air, bukan pada bentuk wadah atau jumlah air.
F1

P1 P3
• P2
F2 A2 A1
Fluid

Tekanan pada dasar wadah P1= P2 = P3 F1/A1 = F2/A2


(a) (b)
• Dalam keadaan hidrostatik, tekanan air bekerja dalam seluruh arah dan tegak
lurus terhadap dinding yang bersentuhan dengan air.
• Oleh karena itu tekanan dalam fluida tergantung hanya pada kedalaman,
kenaikan apapun dalam tekanan pada permukaan dari satu ujung harus
ditransmisikan ke setiap titik dalam fluida di ujung yang lain.
• Prinsip ini diterapkan pada dongkrak hidroli dan lift mobil untuk menghasilkan
kekuatan yang besar dengan kekuatan kecil (Gambar b).
• Hasil dari ρ dan g dalam persamaan 12 disebut the specific weight of water, jika
persamaan dirancang membagi tekanan total oleh the sepecific weight of water,
atau:
P/ρg = h (12)
• Kemudian h disebut presure head. The presure head adalah the hydraulic head
(H) jika air adalah keadaan hydrostatik dan mengacu pada datum adalah pada
dasar kolom air, atau H = h.
• Jika air bergerak, maka tekanan total hydraulic head H adalah:
H = (V2/2g) + (P/ρg) + z (14)
• Dimana V adalah kecepatan aliran
• Rumus ini menggambarkan bahwa hydaulic head total dan suatu
sistem aliran total adalah jumlah velocity head (V2/2g), pressure head
(P/ρg), dan position head (z).
• Position head adalah ketinggian diantara titik dalam pertanyaan dan
datum referensi; pressure head disebabkan oleh kolom air di atas titik
tertentu itu; velocityhead kecepatan adalah ketinggian permukaan air
yang diciptakan oleh gerakan air.
• Oleh karena itu, aliran air yang telah naik ke ketinggian h meter di
atas permukaannya oleh hambatan vertikal memiliki kecepatan
V2 = 2gh, atau V = (2gh)0.5 (15)
• Jika h dalam meter (g = 9.8 m/det2), persamaan 15 disederhanakan
menjadi:
V = 4.427 (h)0.5 (16)
• V dalam meters per detik.
• Velocity head dapat digunakan untuk mengestimasi kecepatan aliran
sungai kecil.
• Hydraulic head berkaitan dengan status energi dari air dan analog terhadap
potensial dalam aliran elektrik atau terhadap temperatur dalam konduksi
panas. Itu dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat energi untuk
trnasisi aliran dalam saluran terbuka.
• Gambar 5 menggambarkan bahwa tingkat energi total pada suatu titik di
upstream (hulu) adalah sama dengan tingkat total energi pada downstream
(hilir) ditambah kehilangan kepala hidrolik (dalam massa air) yang terjadi di
atas jangkauan.
• Konservasi energi sepanjang garis aliran digambarkan oleh persamaan
Berbouli. Pengurangan dalam area melintang dari areal terendah yang
terjangkau, karena baik kenaikan lantai atau kontraksi tepian,
menghasilkan peningkatan kecepatan aliran dan penurunan elevasi
permukaan.
Total energy head
Persamaan Bernoulli’s:
HL V12(2g) + P1/(ρg) + Z1
V12(2g)
= V22(2g) + P2/(ρg) + Z2 + HL

P1/(ρg) V22(2g) = Constant


dimana; HL = Head loss over the reach
P2/(ρg)
Vi2(2g) = velocity head
Z1 Pi/(ρg) = Pressure head
Z2
Reference datum Zi = Posisi head
C. Buoyancy
• Benda padat pada volume v terendam dalam air menggantikan
volume air, hal ini menyebabkan tingkat air meningkat untuk
mengakomodasi volume yang dipindahan. Jika ρo dan ρw, adalah
kerapatan benda yang terendam dan air, kebalikannya, maka berat
(W) obyek setelah perendaman adalah:
W = vρog – vρwg 17
• Persamaan 17 dapat disusun ulang untuk menyelesaikan kerapatan
benda yang terendam, ρo, dengan:
ρo = (W + vρwg)/vg 18
• Jika ρo < ρw atau kerapatan benda yang terendam lebih kecil dari
kerapatan air (atau fluida lainnya), maka benda akan terapung.
• Hal ini dimaksudkan bahwa gaya dorong hidrostatik lebih besar dari
gaya berat ke bawah dari obyek.
• Keadaan ini disibut Archimedes’ Principle, yang menyatakan bahwa
kehilangan berat pada obyek yang ditempatkan dalam air sama
dengan bobot dari fluida yang dipindahkan oleh obyek.
• Prinsip ini dapat diterapkan, sebagai contoh, untuk mendesain
lysimeter, alat untuk mengukur perkolasi, pencucian, dan
evapotranspirasi (ET) dari kolom air tanah dibawah kondisi terkontrol.
D. Tegangan permukaan dan kenaikan kapiler
• Adhesi merupakan daya tarik antara zat atau molekul yang tidak
serupa. Hal ini biasanya tampak pada senyawa dengan molekul
berbeda. Kemudian bergabung membentuk senyawa baru.
• Kohesi merupakan daya tarik antara zat atau molekul serupa.
• Sebagai contoh, ketika ada liquid jatuh ke permukaan padat
cenderung melebar dan membasahi permukaan jika gaya adhesi lebih
besar dari kohesi.
• Di sisi lain, jika liquid tetap dalam bentuk “butiran” jika kohesi lebih
besar dari adhesi.
• Jika tabung gelas diletakan di air, permukaan air akan naik ke dalam tabung,
pertama adhesi menyebabkan membasahi dan menyebar di tabung gelas,
selanjutnya kohesi menyebabkan air merayap sepanjang dinding gelas. Kenaikan
akan berhenti ketika komponen vertikal dari tegangan permukaan setara dengan
berat air yang naik. Ini disebut dengan aksi kapilaritas (capilary action).
• Tinggi h untuk liquid apapun dalam tabung dapat dihitung dengan rumus:
h = 2Τ (rpg) (19)
dimana:
• T = tegangan permukaan
• r = radius tabung
• ρ = kerapatan air
• g = gaya gravitasi.
E. Viskositas
• Viskositas adalah sifat untuk menahan perubahan bentuk jika diberi gaya
eksternal. Menurut Newton tekanan geser τ pada suatu titik di fluida setara
dengan velocity gradient dv/dz pada suatu titik.
τ = μ (dv/dz) (20)
dimana
• μ = konstanta dynamic viscosity atau absolute viscosity (dalam dyn-sec/cm2
atau lb-sec/ft2)
• Parameter lain yang digunakan dalam menganalis gerakan fluida yaitu
viskositas kinematik persamaan berikut.
v = μ/ρ = (dyn-sec) cm2 / g cm-3= dy-sec cm/g = cm2 sec-1 (21)
F. Reynold number
• Reynold number (Ng) digunakan untuk mendeskripsikan, apakah aliran
fluida laminar atau turbulen.
Ng = (V)(R)/v = (ρ)(V)(R)/μ (tanpa dimensi) (22)
dimana
• V = kecepatan aliran rata-rata (m/sec)
• R = radius hydraulik (m)
• v = kinematic viscosity = (μ)(ρ) (m2/sec)
• ρ = kerapatan fluida (kg/m3)
• μ = dynamic viscosity (N-sec/m2)
G. Shear stress • ρ = kerapatan air (1000 kg/m3 pada 4oC)
• Gaya yang menyebabkan air • g = gaya gravitasi (9.80 m/sec2)
bergerak salah satunya adalah gaya • V = volume aliran (m3)
geser
• α = kelerengan saluran (derajat)
• Tekanan geser memiliki komponen
berat liquid terhadap area yang • Untuk α kecil, Sin α = tan α = S
dikenainya A, dihitung dengan • A = luas dasar saluran (m2)
rumus: • R = hydraulic radius (m) = luas melintang
τ = w (sin α)/A = ρ.g.V (sin α)/A saluran (m2)/panjang perimeter (m)
τ = ƴ.R.S (23) • ƴ = berat spesifik air = ρ.g (=9800 N m-3)
• dimana • S = slope gradient (tanpa satuan)
• τ = shear stress (Newton/m2)
• w = berat aliran = ρ.g.V
H. Stream power
• Daya adalah sejumlah kerja per satuan waktu. Kerja adalah produk dari
gaya yang diterapkan terhadap arah perpindahan dan jarak perpindahan.
Work (w, N-m = Joule) = Gaya (F, Newton) x Jarak (D, m) (24)
Power (ω, J/sec) = Work/Time = N-m/sec = (F) (V) (25)
• Stream power dapat juga diekspresikan sebagai rata-rata energi potensial
terhadap satuan panjang stream channel.
ωL = ρgQS (26)
• Dimana Q = debit keseluruhan dari aliran (m3/sec), S = kelerengan energy
dari saluran (tanpa dimensi), ρ dan g didefinisikan sebelumnya, dan ωL =
daya saluran dalam satuan panjang (N-m/sec2), atau watts/m).
3. Chemical Properties
A. Molekul Air
• Molekul air dibentuk oleh satu atom elektronegatif oksigen (O2-) dan dua
atom elektropositif hidrogen (H+1). Setiap atom terdiri atas elektron-
elektron bermuatan negatif dan nucleus bermuatan positif. Lintasan elektron
berada di sekeliling nucleus jumlah elektron suatu atom bervariasi setiap
elemennya.
• Atom oksigen memiliki 8 elektron dan atom hidrogen memiliki satu elektron.
Terdapat dua macam ikatan kimia dalam air yaitu ikatan kovalen dan ikatan
hidrogen. Setiap hidrogen dalam molekul air terikat dengan satu ikatan
kovalen atom oksigen, maka 3 atom terbentuk bersama ikatan kovalen.
Oksigen memiliki elektron negatif yang lebih besar, sebagai hasilnya dua
ikatan kovalen dalam air bersifat polar dan bentuk strukturnya V dengan
sudut 105o.
• Polarisasi tersebut membentuk sebagian muatan negatif pada atom
oksigen dan sebagian bermuatan positip untuk setiap atom hidrogen
yang mana kedua hal tersebut yang bertanggungjawab untuk banyak
keunikan properti dari air, seperti sifat pelarut yang sangat baik.
• Ikatan hidrogen inter molekul dalam molekul atau ikatan yang
terbentuk oleh ketertarikan antara molekul pada molekul2 yang
berbeda. Setiap atom oksigen dalam air akan membentuk 2 ikatan
hidrogen. Maka setiap molekul air terhubung ke ikatan ikatan antar
molekul lainnya untuk membentuk tiga dimensi molekul air. Ikatan2
tersebut menyebabkan air lebih besar dan berat dan menjelaskan titik
leleh dan titik didih relatif lebih tinggi.
• Pembentukan Air
• Pembentukan air berasal dari 4 reaksi kimia berikut.
1) Air dibentuk ketika hidrogen dibakar di udara. Oleh karena itu, pembakaran
akan menyebabkan ledakan jika itu terjadi dalam hidrogen dengan udara atau
oxygen.
2H2 + O2 → 2 H2O + 115.6 kcal
2) Proses respirasi pada sel dan organ tumbuhan hidup
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + 673 kcal
3) Netralisasi asam dan basa
H2SO4 + 2 NaOH →Na2SO4 + 2 H2O
4) Pembakaran bahan yang mengandung hydrogen
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O + 192 kcal
C. Reaksi Kimia
• Molekul air adalah sangat stabil dengan respek terhadap panas. Air diuraikan ke
dalam elemen-elemennya sekitar 1% pada temperatur 2000oC. Oleh karena itu,
air bereaksi dengan banyak zat, termasuk metal, nonmetal, dan oxida metal dan
non metal, atau mungkin menjadi bagian dari struktur kristal dari komponen-
komponen yang dikenal sebagai hidrat melalui proses hydrasi.
• Beberapa contoh reaksi kimia yang melibatkan air dan logam
Ca (solid) + 2 H2O (liquid) → H2↑ + Ca(OH)2
Zn (solid) + H2O (steam) → H2↑+ ZnO (solid)
CaO (solid) + H2O → Ca(OH)2 (calcium hydoxide)
• Dengan gas:
CO2 (gas) + H2O H2CO3 (carbonic acid)
• Hydrolisis dan Oxidasi
Hydrolisis: 3MgFeSiO4 + 2H2O → H2Mg3Si2O9 + SiO2 + 3 FeO
Oxidasi: 4FeO + O2 2H2O → 4FeOOH (geothite)
• Hidrasi yaitu menempelnya air pada mineral:
Al2O3 + 3H2O → Al2O33H2O
4. Properti Biologi
A. Temperatur
• Temperatur adalah suatu skala ukuran panas dan dingin air atau zat lain. Terdapat
4 skala air yang umum digunakan yaitu Centigrade (oC), Fahrenheit (oF), absolut
(K), Rankine (oR). Air membeku pada 0oC dan mendidih pada 100oC.
Zat Celcius (oC) Fahrenheit (oF) Absolut (K) Rankine (oR)
Air
Titik beku 0 32 273.16 491.69
Titik Didih 100 212 373.16 671.69
Alkohol
Titik beku -117.3 -179.14 155.86 280.55
Titik Didih 78.4 173.12 351.56 632.81
Mercury
Titik beku -38.87 -37.97 234.29 421.82
Titik Didih 356.58 673.84 629.74 1133.53
• Sumber utama panas untuk sungai dan bendungan adalah radiasi
matahari (Rs), radiasi gelombang panjang (Ra), energi yang didorong
ke dalam badan air oleh presipitasi dan aliran masuk (Ri), dan
konduksi air dari tanah (Rc). Namun demikian energi juga dapat
hilang dari air ke lingkungan melalui pemantulan permukaan dari
radiasi matahari (Rr), radiasi gelombang panjang, atau panas yang
dapat dirasakan ke atmosfir (Rw), dan panas laten dari vaporasi (Rv).
• Perbedaan diantara panas yang diperoleh dan panas yang hilang
adalah kesetimbangan positif dan negatif simpanan energi, Rst,
dengan persamaan berikut:
(Rs + Ra + Ri + Rc) – (Rr + Rw +Rv) = 0 (27)
• Air panas kembali ke aliran sungai dari pembangkit listrik mungkin meningkatkan
temperatur air cukup menghasilkan perubahan utama dari biota akuatik. Pengaruh panas
dari pembangkit listrik dalam aliran sungai dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.
Td = [(Tp)(Qp) + (Tu)(Qu)]/(Qp + Qu) (28)
• Dimana T adalah temperatur, dan Q adalah laju aliran, dan keterangan p, u, dan d
mengacu pada pembangkit listrik, upstream, dan downstream.
• Temperatur air adalah faktor primer mempengatuhi properti fisika dan kimia dari air,
termasuk laju reaksi kimia, dekomposisi bahan organik, panas laten, tekanan uap jenuh,
perubahan status dari air, kerapatan air, viskositas, konduksi panas, kecepatan
pengendapan partikel, sirkulasi air, dll.
• Selain itu juga mengendalikan aktivitas biologi dalam lingkungan aquatik. Air dingin selalu
lebih baik dalam kualitas dibandingkan air hangat sebab konsentrasi oksigen terlarut
dan laju terendah dari aktivitas mikroba, dekomposisi bahan organik, dan reaksi kimia.
• Temperatur internal untuk sebagian besar hewan air mengikuti temperatur
air. Sebagai aturan praktis, peningkatan suhu 10oC menggandakan laju
metabolisme organisme berdarah dingin dan laju reaksi kimia.
• Kisaran temperatur optimum untuk organisme akuatik bervariasi dengan
species dan tahap kehidupan dari setiap species. Perubahan teperatur
pada hanya beberapa derajat bisa merugikan mempengaruhi produksi,
pertumbuhan, perkembangan, dan daya hidup organisme.
• Sebagai contoh kisaran temperatur untuk ikan salmon adalah berkisar 12
sampai 14oC dan tingkat mematikan untuk salmon dewasa adalah 20
sampai 25 oC, tergantung lamanya dan laju peningkatan suhu. Banyak telur
salmon dan ikan kecil dapat tumbuh pada 13.5 oC (Mac Donald et.al, 1991).
B. Disolved Oxygen (DO)
• DO mengacu pada jumlah oksigen terlarut dalam air dan diukur dalam parts per million
(ppm) atau milligram per liter. DO dapat didekati oleh persamaan:
Dop = DOs (P/760)
• Dimana DOp adalah konsentrasi saturasi pada tekanan P, dan DOs adalah nilai pada satu
atmosfir standar.
• Oxygen dalam sungai hilang oleh respirasi tanaman akuatik dan biochemical oxygen
demand (BOD) dari zat di dalam sungai. BOD mengacu pada oxidasi kimia dari bahan
organik terlarut, tersuspensi, atau disimpan di sungai dan dekomposisi bahan-bahan ini
oleh mikroorganisme air.
• Pada aliran air yang lambat, biasanya DO rendah karena rendahnya laju aerasi,
temperatur air lebih tinggi, dan nilai BOD lebih besar. Konsentrai udara terlarut dalam air
(DO) dalam sungai adalah penting terhadap karakter dan produktivitas dari komunitas
biologi. Organisme akuatik tergantung pada oksigen untuk bertahan hidup, tumbuh, dan
berkembang.
Self-Purification di Sungai
Persamaan DO Sag Curve (Model Streeter-Phelps)

Self-purification merupakan
system alamiah yang kompleks
yang melibatkan proses
peluruhan secara fisika dan
proses konversi secara kimia
dan biologi
Proses Self Purification Sungai
Proses fisika, meliputi
• Dilusi
• Dispersi
• Sinar matahari (melalui reaksi bio
kimia)

Proses Kimia dan Biologi (proses


biokimia)
• Oksidasi (Bio oksidasi)
• Reduksi
C. pH
• Molekul air (HOH) secara normal dipisahkan kedalam ion-ion
hidrogen (H+) dan ion-ion hydroxyl (OH-). Jika ion hydrogen lebih dari
ion hydroxyl maka air adalah masam. Sebaliknya, ion hydroxyl
melebih maka air dalam keadaan basa. Air atau larutan dengan
konsentrasi ion hydrogen dan hydroxyl sama disebut “neutral”.
• pH suatu larutan adalah ukuran konsentrasi ion hydrogen dalam
molekul (bobot molekul dalam gram) per liter. Hal itu didefinisikan
sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion H+, atau:
pH = 1/(log H+) = - log H+.
D. Conductivity
• Kemampuan zat untuk menghantarkan aliran listrik disebut konduktivitas
atau electric conductivity (EC). EC digambarkan dalam ukuran conductance
per unit lenght, atau mho/cm. Untuk air alami bisanya memiliki nilai EC =
10 μmhao/cm. Dalam Sistem internasional (SI), unit EC digambarkan dalam
S/m (siemen per meter), 1 S/m = 10 mmho/cm atau 1 μS/cm = 1μmho/cm.
• Konduktivitas biasnya digunakan sebagai parameter untuk menentukan
kesesuaian air untuk tujuan tertentu seperti irigasi pertanian, atau supply
air; untuk menguji hasil perlakuan limbah air, atau untuk mengendalikan
kualitas air dan proses manufaktur lainnya.
• Untuk tanah, konduktivitas tanah liat adalah tertinggi dan terendah adalah
pasir.
E. Sedimen
• Sedimen sungai adalah partikel-partikel biasanya in-organk, dilepaskan dari
permukaan tanah atau kikisan pinggir sungai oleh aksi butiran hujan,
gravitasi, binatang, aliran permukaan, dan saluran.
• Efek dari sedimen sungai pada ekosistem akuatik dapat langsung melalui
kehadirannya atau tidak langsung melalui interaksi dengan lingkungan fisik
dan kimia dari sungai.
• Sungai dengan dasar pasir memiliki keanekaragaman species dan
produktivitas akuatik yang rendah. Ruang habitat untuk ikan kecil, inverterata
dan organisme lainnya dapat berkurang jika celah diantara partikel kasar diisi
oleh sedimen halus.
• Photosintesis tumbuhan akuatik dapat terhambat sebab pengurangan cahaya
yang masuk.
KARAKTERISTIK AIR LAINNYA
Ketersediaan dan Kelangkaan Air
• Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas 3
bumi yakni 70% dari
permukaannya dengan volume sekitar 1.4 ribu 𝑘𝑚
• Namun sebagian kecil saja yang benar-benar baru dimanfaatkan yakni
sebesar 0.003%, sisanya sebesar 97% berupa air laut dan samudra, dan 3%
tersimpan dalam bentuk es di kutub dan air yang tersimpan sangat dalam
di bawah tanah.
• Setiap tahun, dari air yang bisa dimanfaatkan tersebut sebesar 40.000 3𝑘𝑚3
bersumber dari air sungai3dan pemanfaatannya baru sebesar 3000 𝑘𝑚
(sepadan dengan 7000 𝑚 untuk setiap orang per tahun).
• Ketersediaan air ini sepintas terlihat cukup untuk menjamin kebutuhan dari
setiap penduduk, tetapi seringkali ketersediaannya tidak tersebar secara
merata di seluruh permukaan bumi.
• Timbul permasalahan dalam pembagian dan pemanfaatan air:
• Terjadi konflik pemanfaatan sumber air dari mata air di tingkat local.
• Terjadinya konflik pemanfaatan sungai tingkat local, antar daerah, antar
provinsi, antar Negara, atau antar benua.
• Sungai citarum: meliputi 10 kabupaten/kota
• Di Afrika lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama 2
(dua) atau lebih
• Sungai Nil digunakan oleh 9 (Sembilan) Negara
• Sungai Niger digunakan oleh 10 Negara.
• Di seluruh dunia terdapat lebih dari 200 sungai yang meliputi lebih dari
setengah permukaan bumi, digunakan bersama dua atau lebih Negara.
• Terjadi konflik penyedotan sumber air di bawah tanah antar
penduduk dengan industri, antar daerah dan bahkan antar Negara.
• Ketersediaan air yang dapat di perbaharui hanya di bawah 1000 m3
per orang per tahun, sehingga menyebabkan tekanan terhadap air
semakin tinggi. Kelahiran tertinggi terjadi di daerah yang sumber
airnya mengalami tekanan penduduk yang tinggi.
• Di Negara berkembang permasalahan muncul di mana
pertumbuhan penduduk berada di daerah perkotaan (3.5%) yang
memiliki sumber air terbatas.
• Air Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia
• Pasal 33 UUD 1945 ayat 3, menyebutkan bahwa: “bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat”.
• Pasal 6 UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumberdaya Air,
menyatakan bahwa: “Negara menjamin hak rakyat atas Air guna
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari bagi kehidupan
yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup, kualitas yang
baik, aman, terjaga keberlangsungzrnnya, dan terjangkau.”.
• Pada level global pada November 2002, Komite PBB untuk
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mendeklarasikan akses
terhadap air merupakan sebuah hak dasar (a fundamental
right). Dalam deklarasi tersebut disebutkan bahwa air
adalah benda social dan budaya, bukan hanya ekonomi.
• Konvenan Internasional itupun diimplementasikan pada
Pasal 21 UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumberdaya Air,
yang menyatakan bahwa “Sumberdaya air mempunyai
fungsi social, lingkungan hidup, dan ekonomi yang
diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras”.
• Pandangan di atas dan yang telah dirativikasi oleh Pemerintah Indonesia
merupakan bentuk privatisasi sumber daya air.
• Dipihak lain sumberdaya air dipandang selain merupakan kebutuhan dasar
manusia, air adalah barang public seharusnya tidak dimiliki oleh siapapun,
tetapi dalam bentuk kepemilikan bersama (global common atau common
resources), sumberdaya alam yang dikelola secara kolektif, bukan untuk
dijual atau diperdagangkan guna memperoleh keuntungan. Hal ini
didasarkan bahwa air merupakan basis ekologis bagi kehidupan serta
karena kelestarian dan alokasinya yang adil tergantung pada kerjasama
diantara para anggota masyarakat.
• Berdasarkan kontradiksi tersebut, maka UU No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air dibatalkan oleh MK, dan diganti dengan UU No.17 Tahun
2019 tentang Sumberdaya Air.
• Sebagai pertimbangan terbitnya UU tersebut adalah sbb:
d. bahwa dengan diberlakukannya kembali Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1974 tentang Pengairan setelah Undang- Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dibatalkan oleh Mahkamah
Konstitusi, masih terdapat banyak kekurangan dan belum dapat
mengatur secara menyeluruh mengenai pengelolaan sumber daya
air sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat
sehingga perlu diganti;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-
Undang tentang Sumber Daya Air;
KARAKTERISTIK SUMBER DAYA LAHAN/TANAH
• Dalam kaitan dengan sumberdaya alam, dikenal dengan istilah tanah
dan lahan yang pengertiannya seringkali rancu.
1. Pengertian dan Fungsi Tanah
• Tanah (soil) adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas
komponen-komponen padat, cair, dan gas yang memiliki sifat dan
perilaku yang dinamis (Arsyad, 2010).
• Tanah terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup
(o) terhadap bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief tempatnya
terbentuk (r), dan waktu (w), yang digambarkan fungsi berikut:
𝑇 = 𝑓 𝑖, 𝑜, 𝑏, 𝑟, 𝑤
• Tanah adalah bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak di
permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan
induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan
mikro) dan topografi pada suatu periode waktu tertentu (Hanafiah, 2014)
• Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penopang tegak-tumbuhnya
tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi; dan secara biologis
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik
pangan, obat-obatan, perkebunan maupun kehutanan (Hanafiah, 2014).
• Tanah sebagai media tempat tumbuh mempunyai 4 fungsi utama
yaitu:
1) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai
dua peran utama yaitu:
• Penyokong tegak-tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman,
dan
• Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman
2) Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk aktivitas
metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk
berproduksi, meliputi air, udara, dan unsur-unsur hara.
3) Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam
menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat
aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti:
• Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin, dan asam-asam organik
khas)
• Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-peyakit
tanaman di dalam tanah, dan
• Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan
kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal
seperti pestisida dan limbah industri berbahaya.
4) Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama-penyakit tanaman.
2. Pengertian dan Fungsi Lahan
• Pengertian lahan (land), yaitu suatu lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, topografi, tanah,
hidrologi dan vegetasi dimana pada batas-batas tertentu mempengaruhi kemampuan
penggunaan lahan (FAO, 1976).
• Dengan demikian dalam pengertian lahan, tanah termasuk didalamnya.
• Menurut UU No. 41 Tahun 2009 tentang PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN
• Lahan: bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi
tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief,
aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh
manusia.
• Lahan Pertanian: bidang lahan yang digunakan untuk usaha pertanian.
• Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan: bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk
dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
• Fungsi lahan (FAO, 1995):
1. Fungsi produksi: sebagai basis system penunjang 7. Fungsi ruang kehidupan: lahan menyediakan
kehidupan, melalui produksi biomassa. sarana fisik untuk tempat tinggal manusia,
2. Fungsi lingkungan biotik: sebagai basis bagi industri dan aktivitas social seperti olah raga dan
keanekaragaman daratan (terrestrial) rekreasi.
3. Fungsi pengatur iklim: lahan dan penggunaannya 8. Fungsi peninggalan dan penyimpanan: lahan
merupakan sumber (sources) dan rosot (sink) gas merupakan media untuk menyimpan dan
rumah kaca dan menentukan neraca energy global
dan daur hidrologi global. melindungi benda-benda bersejarah, dan sebagai
4. Fungsi hidrologi: lahan merupakan simpanan dan sumber informasi tentang kondisi iklim dan
aliran sumberdaya air tanah dan air permukaan penggunaan lahan masa lalu.
serta mempengaruhi kualitasnya. 9. Fungsi penghubung spasial: lahan menyediakan
5. Fungsi penyimpanan: merupakan gudang (sumber) ruang untuk transfortasi manusia, masukan dan
berbagai bahan mentah dan mineral produksi serta untuk pemindahan tumbuhan dan
6. Fungsi pengendalian sampah dan polusi: lahan binatang antara daerah terpencil dari suatu
berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga
dan pengubah senyawa-senyawa berbahaya. ekosistem alami.
• Fungsi social lahan/tanah
• Hak atas tanah dibedakan atas: hak milik, HGU, HGB
• Berdasarkan pasal 33 UUD 1945, UU Pokok Agraria Tahun 1960, terdapat
ketentuan sbb:
• Bahwa tanah memiliki fungsi social
• Ketentuan pidana bagi mereka yang menelantarkan tanah.
• Pemilik tanah pertanian berkewajiban menggarap tanahnya sendiri
• Larangan untuk memiliki tanah bagi pertanian di beberapa daerah di luar
daerah domisilinya.
Properties Tanah
A. Properties Fisik Tanah
• Sifat fisik Tanah Pada Dasarnya Ditentukan oleh
1) Ukuran dan komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan
penyusun tanah
2) Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-
partikel tanah
3) Keseimbangan antara supplai air, energi, dan bahan dengan
kehilangannya, dan
4) Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang
berlangsung.
1. Ketebalan topsoil
• Topsoil (tanah pucuk) merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15 – 35 cm atau lebih,
lapisan tanah ini merupakan bagian penting dimana tanaman dapat tumbuh.
• Dalam topsoil terjadi siklus nutrisi yang menyediakan nutrisi untuk mendukung kehidupan
tanaman, binatang, dan mikroorganisme pada lahan.
• Topsoil ini dihasilkan oleh interaksi keanekargaman hayati (biodiversity) dengan lingkungannya.
• Berdasarkan hal tersebut maka terjadinya kerusakan topsoil akan menjadikan tanah tidak
produktif. Percepatan kerusakan topsoil disebabkan aktivitas manusia yakni:
• Pengupasan topsoil untuk kegiatan penggalian bahan tambang
• Penebangan hutan, menelantarkan tanah dan budidaya tanaman secara intensif di lahan
miring, serta penanaman yang terus menerus tanpa pemupukan.
• Akibat kerusakan atau hilangnya topsoil akan meninggalkan lapisan bawahnya yakni lapisan tanah
subsoil dimana mikroflora dan mikro fauna sudah hilang, sehingga tanah subsoil merupakan tanah
yang kurus, tanah mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dalam waktu yang lama.
2. Kedalaman tanah
• Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman, yaitu kedalaman sampai pada lapisan yang tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lapisan
padas keras (hard pan), padas liat (clay pan), padas rapuh (fragi-pan) atau
lapisan phlintitie.
• Kedalaman efektif tanah diklasifikasikan sbb:
• 𝑘0 = 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 90 𝑐𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
• 𝑘1 = 90 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 50 𝑐𝑚 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
• 𝑘2 = 50 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 25 𝑐𝑚 𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙
• 𝑘3 = 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 25 𝑐𝑚 (𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙)
Klasifikasi tanah Klasifikasi hidrologi
L Lantai hutan

H Daerah
A
perakaran
B

C
Daerah aerasi
Tanah lembab

Permukaan air tanah


Air tanah
? Daerah
jenuh

Daerah batuan
3. Tekstur tanah (t)
• Tekstur tanah adalah satu factor penting yang mempengaruhi kapasitas tanah
untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan
kimia tanah lainnya.
• Klasifikasi butir-butir primer tanah menurut dua sistem
Sistem USDA (US Department of Agriculture) Sistem Internasional
Diameter (mm) Nama Fraksi Diameter (mm)
2–1 Pasir sangat kasar I 2.0 - 0.2
1 - 0.5 Pasir kasar II 0.2 – 0.02
0.5 - 0.25 Pasir sedang III 0.02 – 0.002
0.25 – 0.1 Pasir halus IV < 0.002
0.1 – 0.05 Pasir sangat halus
0.05 – 0.002 Debu
< 0.002 Liat
• Menurut USDA, tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas
tekstur yaitu
1) Pasir (sands). Tanah dinyatakan bertekstur pasir jika mengandung pasir 85%
atau lebih besar, dengan persentase debu ditambah 1,5 persentase liat tidak
lebih dari 15%, terdiri dari
• Pasir kasar: 25% atau lebih pasir sangat kasar dan kasar, dan kurang dari 50% pasir
berukuran lebih halus
• Pasir: 25% atau lebih pasir kasar, kasar dan sedang, dan 50% pasir halus dan sangat
halus
• Pasir halus: 50% atau lebih pasir halus atau kurang dari 25% pasir sangat kasar, kasar, dan
sedang, dan kurang dari 50% pasir sangat halus
• Pasir sangat halus: 50% atau lebih pasir sangat halus
2) Pasir berlempung (loamy sands): tekstur tanah yang mengandung pasir pada batas
atas atau 85 – 90%, dan persentase debu ditambah 1.5 kali persentase liat tidak
kurang dari 15%, pada batas bawah mengandung tidak kurang dari 75 – 85% pasir,
dan persentase debu ditambah 2 kali persentase liat tidak lebih dari 38%.
3) Lempung berpasir (sandy loam), tekstur tanah yang mengandung:
• Liat 20% atau kurang, dan persentase debu ditambah dua kali persentase liat lebih dari 30%,
dan 52% atau lebih pasir, atau
• Kurang 7% liat, kurang 50% debu, dan antara 43 sampai 52% pasir.
4) Lempung (loam). Tekstur tanah yang mengandung 7% sampai 27% liat, 28% - 50%
debu, dan kurang dari 52% pasir
5) Lempung berdebu (silt loam). Tekstur tanah yang mengandung:
• 50% atau lebih debu dan 12-27% liat atau
• 50-80% debu dan kurang 12% liat
6) Debu (silt), tekstur tanah yang mengandung 80% atau lebih debu dan kurang 12%
liat
7) Lempung liat berpasir (sandy clay loam), tekstur yang terdiri dari 20-30% liat,
kurang dari 28% debu dan 45% atau lebih pasir.
8) Lempung Berliat (clay loam). Tekstur tanah yang terdiri dari 27-40% liat dan 20 –
45% pasir.
9) Lempung liat berdebu (silty clay loam). Tekstur tanah yang terdiri dari 27-40% liat
dan kurang dari 20% pasir
10) Liat berpasir (sandy clay). Tekstur tanah yang mengandung 35% atau lebih liat dan
45% atau lebih pasir
11) Liat berdebu (silty clay). Tekstur tanah yang terdiri dari 40% atau lebih liat dan 40%
atau lebih debu
12) Liat (clay). Tekstur tanah yang mengandung 40% atau lebih liat, kurang dari 45%
pasir, dan kurang dari 40$ debu.
• Untuk penentuan klasifikasi kemampuan lahan, tekstur lapisan tanah atas (0-30
cm) dan lapisan bawah (30-60 cm) dikelompokkan sbb:

𝑡1 = 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠, 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑝𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 𝑙𝑖𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟, 𝑙𝑖𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑒𝑏𝑢, 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑎𝑡
𝑡2 = 𝑡𝑛ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 𝑎𝑔𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠, 𝑚𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 𝑙𝑝𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟, 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑖𝑎𝑡, 𝑑𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑒𝑏𝑢
𝑡3 = 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔, 𝑚𝑒𝑖𝑝𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑠𝑡𝑢𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔, 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑒𝑏𝑢, 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑏𝑢
𝑡4 = tanah bertekstur agak kasar, meliputi tekstur lempung berpasir, lempung bersasir halus, dan lempung berpasir sangat
halus
𝑡5 = tanah berteskstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir
Segitiga Tekstur Tanah
LIAT

LIAT LIAT
BERPASIR BERDEBU

LEMPUNG
30 LEMPUNG BERDEBU
LEMPUNG LIAT BERLIAT
BERPASIR
20
LEMPUNG
BERPASIR
LEMPUNG LEMPUNG
10 BERDEBU

PASIR DEBU

Kandungan pasiir
4. Struktur tanah
• Struktur tanah adalah ikatan butir-butir primer ke dalam butir-butir sekunder atau agregat
• Susunan butir-butir primer dalam agregat menentukan tipe struktur tanah
• Yang berkondisi remah – lepas, dapat dilihat dengan jelas (tanpa alat pembantu)
keadaannya tampak cerai berai, mudah digusur atau didorong ke tempat-tempat yang
dikehendaki
• Yang berkondisi remah – sedang, kondisinya cenderung agak bergumpalan, dimana ada
dalam keadaan agregasi atau bergumpalan dan terdapat pula yang porus berlubang-
lubang bergeronggong, memudahkan aliran air menerobos menyerap ke dalam lapisan-
lapisan tanah sebelah bawah.
• Kondisi lengket-lengket, kondisi ini sangat kompak bila dalam bentuk gumpalan dan amat
berat apabila digali serta keras apabila diolah, kalau kering gumpanannya menjadi keras
dan retakan-retakan, dan bila basah keadaannya lengket.
Pada susunan remah terdapat pori-pori non kapiler yang tidak dapat menampung air yang diisi oleh
udara. Sedangkan pori-pori antar butir tanah bersifat kapiler yang dapat menampung air hujan, dan
tidak merembes ke bawah,air ini berguna untuk akar tanaman.
5. Keasaman dan salinitas tanah
• Kedua sifat kimia tanah ini sangat berpengaruh pada kesediaan hara tanaman,
dikenal dengan pH tanah.
• pH tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan air tanah
dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. pH merupakan log
kebalikan ion hydrogen.
• Sumber utama ion 𝐻 + dalam tanah yaitu liat dan humus. Dalam air
terdisosiasi: 𝐻 + + 𝑂𝐻 − 𝐻2 𝑂 ՚ 𝐻 + + 𝑂𝐻 −


• Apabilai 𝐻 = 𝑂𝐻 → 𝑃𝐻 = 7 artinya tanah setempat memiliki derajat
yang netral.
Harga pH tanah
PH Reaksi
<4.5 Sangat masam sekali
4.5 – 5.0 Masam sekali
5.1 – 5.5 Agak masam
5.6 – 6.0 Sedikit masam
6.1 – 6.5 Kurang masam
6.6 – 7.5 Netral
7.6 – 8.0 Sedikit alkalis/basa
8.1 – 9.0 Agak alkalis/basa
> 9.0 Sangat alkalis
Harga pH tanah
• pH tanah ini mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap tanaman.
• Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH < 4.0, >10.0
menyebabkan kerusakan pada akar
• Pengaruh tidak langsung:
a. tersedianya unsur hara,
b. timbulnya keracunan tanaman
• Pada pH rendah oleh unsur kimia Al dan Mn
• Pada tanah yang alkalis P akan terikat oleh 𝐶𝑎 ++ pada tanah asam P akan
terikat oleh Al dan Fe sehingga tidak tersedia bagi tanaman
6. Kemiringan lahan
• Kemiringan lahan dinyatakan dalam derajat atau persen; dimana
dua titik berjarak 100 m yang memiliki beda tinggi 10 m
membentuk lereng 10%. Kecuraman lereng 100% sama dengan
kecuraman 45𝑜 .
• Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, tetapi juga akan
mempercepat aliran permukaan yang dengan demikian
memperbesar energy angkut aliran permukaan.
• Semakin miringnya lereng, jumlah butir-butir tanah yang terpercik
ke bagian bawah lereng oleh tumbukan butiran hujan semakin
banyak.

Anda mungkin juga menyukai