Anda di halaman 1dari 19

“Kajian Penerapan Availability

Payment Pada Pengembangan


Infrastruktur di Kota Bandung”
Studi Kasus: Penerangan Jalan Umum Kota Bandung

Yongki Alexander Tanne


25018302
KK MRK ITB
OUTLINE Pendahuluan
01
PRESENTASI Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian , Ruang Lingkup, Manfaat yang akan
diperloleh serta Kerangka Berpikir dari penelitian yang
dilakukan.

02 Tinjauan Pustaka
Berisi data dan informasi yang diperoleh dari literatur
yang telah dipelajari dalam kaitannya mendukung
penelitian yang dilakukan.

03 Metodologi Penelitian
Berisi metode penelitian yang dipakai, sebagai cara
untuk mendapatkan jawaban dari rumusan
permasalahan penelitian yang ada.
PENDAHULUAN
L ATA R B E L A K A N G
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
RUANG LINGKUP
M A N F A AT
Latar Belakang & Rumusan Masalah
Infrastruktur memiliki keterkaitan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial suatu
negara.
Pembangunan infrastruktur Indonesia 2020- 2024 difokuskan pada tiga kerangka
utama (Pelayanan Dasar, Ekonomi, dan Perkotaan) yang ditopang dengan
pembangunan energi dan ketenagalistrikan serta pelaksanaan transformasi digital.

Salah satu jenis infrastruktur penting dalam menopang kerangka utama yang menjadi
fokus pembangunan infrastruktur adalah Penerangan Jalan Umum.
Penerangan Jalan Umum mendukung infrastruktur perkotaan dan pelayanan dasar
serta memberikan manfaat sebagai infrastruktur fasilitas umum/ publik yang
diberikan pemerintah kepada masyarakat, salah-satunya dalam rangka mencegah
terjadinya hal yang tak diinginkan seperti kecelakaan dan tindak kejahatan.
Pengelolaan Penerangan Jalan Umum yang dilakukan secara konvensional oleh
pemerintah daerah berimplikasi pada belum terwujudnya penghematan energi dan
efisiensi serta beban rekening yang cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan infrastruktur lainnya.
Skema KPBU Availability Payment dapat menjadi alternatif untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan PJU, namun implementasi dari skema ini masih jarang
dilakukan oleh pemerintah daerah.

Untuk itu penelitian ini bermaksud mengkaji bagaimana Infrastruktur Publik disediakan
dengan skema KPBU Availability Payment pada tingkat Pemerintahan
Kabupaten/Kota menggunakan analisa kriteria Qualitative Value for Money dengan
studi kasus Penerangan Jalan Umum Kota Bandung.
Tujuan Ruang Lingkup
“Mengevaluasi penyelenggaraan Infrastruktur Penelitian ini dilakukan pada
Penerangan Jalan Umum yang dilakukan
secara konvensional oleh Pemerintah
01 01 pengadaan dan pengelolaan
infrastruktur Penerangan
Kabupaten/Kota.” Jalan Umum.

Penelitian dilakukan terhadap


“Menganalisa skema Availability Payment
pemerintah daerah tingkat
dalam penyelenggaraan Infrastruktur
Penerangan Jalan Umum dengan menyusun 02 02 kabupaten/kota dengan studi kasus
Pemerintah Kota Bandung pada
analisa Kriteria Qualitative Value for Money.” organisasi terkait.

“Menyusun kriteria umum Qualitative Skema pengadaan infrastruktur

03
Value for Money untuk pengadaan dengan KPBU yang ditinjau adalah
infrastruktur di tingkat Kabupaten/Kota 03 jenis KPBU Availability Payment
(Pembayaran Ketersediaan) baik
secara umum.” solicited maupun unsolicited.

Memberikan gambaran dan dorongan Memberikan rekomendasi kepada Memberikan gambaran


bagi pemerintah daerah
kabupaten/kota dan DPRD untuk
pemerintah kabupaten/kota dan
DPRD untuk menggunakan model
bagi para stakeholder,
peneliti maupun mahasiswa
Manfaat
menggunakan skema Availability analisa kriteria Qualitative Value of untuk mengembangkan
Payment sebagai alternatif pembiayaan Money dalam pengadaan infrastruktur skema pengadaan
infrastruktur dan menjamin ketersediaan Penerangan Jalan Umum dengan infrastruktur dan pelayanan
pelayanan masyarakat. skema Availability Payment. publik di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGADAAN INFRASTRUKTUR*
P E M E R I N TA H A N D A E R A H D I I N D O N E S I A *
K E R J A S A M A P E M E R I N TA H D A N B A D A N U S A H A ( K P B U ) *
AVA I L A B I L I T Y PAY M E N T *
VA L U E F O R M O N E Y
PENERANGAN JALAN UMUM
KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

*Sudah disampaikan pada presentasi sebelumnya.


Pengertian Value for Money Value for Money
Berdasarkan UK Treasury dalam VfM analysis oleh World Bank
(2013), VfM didefinisikan sebagai kombinasi yang optimum dari
biaya dan kualitas yang muncul sepanjang siklus hidup suatu
barang atau jasa sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
pengguna.

Dalam PMPPN Nomor 4 Tahun 2015 dinyatakan Value for Money


(Nilai manfaat uang, VfM) adalah pengukuran kinerja suatu KPBU
berdasarkan nilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pengeluaran
serta kualitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tujuan Value for Money


Menurut World Bank (2013), tujuan dari analisis VfM adalah untuk
memberikan informasi kepada pemerintah mengenai keputusan
apakah implementasi proyek yang direncanakan menggunakan
skema KPBU atau skema tradisional.
Jenis Analisis Value for Money
Value for Money
Analisis VfM biasanya melibatkan kombinasi analisis kualitatif dan kuantitatif
(World Bank, 2013).
Analisis VfM kualitatif biasanya melibatkan pengecekan sense-checking terkait
alasan penggunaan skema KPBU yaitu dengan menanyakan apakah proyek yang
diusulkan adalah jenis yang mungkin akan cocok untuk skema pembiayaan
swasta.
Analisis VfM kuantitatif membandingkan nilai uang dari KPBU yang diusulkan
(atau tawaran aktual yang diterima) dengan "Public Sector Comparator" (PSC)
yaitu, model proyek jika dilaksanakan melalui skema tradisional.

Wibowo (2016) menyatakan di beberapa negara, analisis VfM dilakukan dengan


pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menentukan apakah proyek infrastruktur
layak untuk di-KPBU-kan sementara pendekatan kuantitatif untuk menentukan
apakah skema KPBU memberikan VfM lebih baik dibandingkan skema-skema
lainnya. Public Sector Comparator (PSC) biasanya digunakan sebagai acuan
untuk menentukan apakah VfM yang ditawarkan oleh calon badan usaha lebih
baik atau tidak dibandingkan VfM dari pengadaaan tradisional oleh pemerintah
(public procurement).
Pengertian Qualitative VfM Analysis
2006 2008 2010 2013

HM Treasury Morallos & Amekudzi Pemerintah India Hang


VfM kualitatif "tidak seperti tes VfM kualitatif Meskipun ada
sebagai proses penilaian kuantitatif, dilakukan untuk berbagai perspektif
menganalisis penilaian kualitatif “faktor-faktor dalam literatur,
“faktor-faktor, sering kurang kualitatif yang sebagian besar
seperti kualitas preskriptif, sering kali berdampak pada pandangan setuju
layanan, yang tidak akan berbeda kemudahan atau bahwa VfM kualitatif
mudah untuk dengan apa yang kesulitan dapat dilihat sebagai
diukur”. dianggap penting melakukan proyek proses yang
oleh agen dengan skema memfasilitasi
pengadaan, KPBU”. evaluasi dampak
tergantung pada faktor-faktor
proyek dan kondisi kualitatif terhadap
lainnya" kelayakan KPBU.
Qualitative VfM Factors
Financial performance & economic environment
Project is more cost effective than traditional forms of project delivery Social system
Project can be substantially self-funded The community is understanding and supportive
Project value is sufficiently large to avoid procurement disproportionate Project can create more job opportunities
procurement costs Project is environmentally sustainable
Project is of financial interest to private sector
Project can attract foreign capital
Project is bankable and profitability of the project is sufficient to attract Political and legal environment
investors and lenders Project is not political sensitive
Economic environment is stable and favorable Political environment is stable
Existence of a sound governmental economic policy There is political support for the project
Competition from other projects is limited The project is compatible with current statutory and institutional
There is a long-term demand of the products/service in the community arrangements
Level of toll/tariff is acceptable There is a favorable legal framework

Technical sophistication Managerial capacity


Project size is technically managerial by a single consortium Fairness of new conditions to employees
Possibility of innovative solutions Possibility of significant redundancy
Availability of government experience in packaging similar PPP Supportiveness and commitment of staff to the project
projects
Existence of a resolution for any civil service staff redundancy
Available of experienced, strong and reliable private consortium Flexibility do decide appropriate risk allocation
Service quality can be easily defined and objectively measured Support from the Government is available
Contract is flexible enough for frequent change in output specification Authority can be shared between public and private sector
Possibility of an effective control mechanism over the private
consortium
Matching governments strategic and long-term objectives
Sumber : Thomas et al. (2010) dalam Hang (2013)
Skema Penyelenggaraan PJU Konvensional
.... Penelitian yang dilakukan oleh Pranasari
& Fersa (2018) memperoleh beberapa
kesimpulan terkait permasalahan yang
dihadapi dalam KPBU konservasi energi
Penerangan Jalan Umum sebagai
berikut:

1. Penerangan Jalan Umum yang dikelola dengan


skema KPBU mampu mengurangi beban
pemerintah daerah dalam pembiayaan
pengelolaan Penerangan Jalan Umum
khususnya efisiensi biaya/anggaran dalam
APBD.

2. Kurangnya pemahaman pemerintah daerah


mengenai peraturan pelaksanaan KPBU.
10%
40%
20%
Sumber : Dokumen penyiapan dan pelaksanaan proyek KPBU Kota Bandung

30%
Skema Penyelenggaraan PJU KPBU AP
....

...

....
10%
40%
20%

30%

Sumber : Acuan Alokasi Risiko PT. PII (2018)


DATA UMUM PROYEK
 Perkiraan Nilai Proyek Rp. 880 Miliar
 Perkiraan Lamanya Kerjasama 15 Tahun.

LATAR BELAKANG TUJUAN


 Pemerintah Kota Bandung  Peningkatan keandalan PJU di Bandung,
menyadari pentingnya termasuk peningkatan keselamatan (penurunan
pencahayaan yang memadai di tingkat kecelakaan) bagi semua pengguna jalan.

Rencana
seluruh wilayah kota.  Peningkatan kinerja iluminasi dari PJU untuk
 Jaringan PJU yang ada memiliki memenuhi standar SNI;
defisiensi yang meliputi lampu  Perluasan cakupan PJU ke seluruh wilayah Kota
yang sudah tidak berfungsi Bandung;
dalam jumlah besar,
infrastruktur tiang dan kabel
yang semakin menurun
 Penerapan teknologi dan sistem PJU yang efisien,
berkinerja optimal, aman serta hemat energi
sehingga dapat meningkatkan penghematan biaya
Proyek
kualitasnya dan usang, serta
hasil keluaran pencahayaan
yang tidak optimal.

di sepanjang umur manfaat;
Penghematan penggunaan sumber daya untuk
operasional dan pemeliharaan (O&M) sistem PJU
KPBU PJU
dengan menggunakan produk yang berkualitas dan

Kota
 terdapat kemungkinan
terjadinya kelebihan penagihan praktek O&M yang terbaik;
dari pemakaian listrik PJU yang  Penyelenggaraan proyek yang berhasil tanpa
sebenarnya. menimbulkan biaya tambahan yang signifikan


pada APBD, dan
Penyelenggaraan proyek secara tepat waktu
dengan memanfaatkan keahlian dan pengalaman
Bandung
Badan Usaha Pelaksana (BUP).

Sumber : Proyek Infrastruktur KPBU Kota Bandung (2018)


Kerangka Berpikir

10%
40%
20%

30%
METODOLOGI PENELITIAN
P E N D E K ATA N PENELITIAN
J E N I S D A N S I F AT PENELITIAN
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
TA H A PA N PENELITIAN
Pendekatan, Jenis dan Sifat Penelitian
PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan sarana untuk
mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang berkaitan dengan
masalah sosial atau kemanusiaan.

JENIS PENELITIAN 01
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus.
Studi kasus adalah strategi penyelidikan di mana peneliti
mengeksplorasi secara mendalam suatu program, acara,
kegiatan, proses, atau satu atau lebih individu. 02

SIFAT PENELITIAN 03
Penelitian ini bersifat advokasi/ partisipatif (advocacy/ participatory)
dimana penyelidikan dalam suatu penelitian perlu dikaitkan dengan politik
dan agenda politik. Dengan demikian, penelitian berisi tindakan untuk
reformasi yang dapat mengubah kehidupan para anggota dan lembaga di
mana individu bekerja atau hidup, dan kehidupan peneliti.

Sumber : Research Design by John W. Creswell (2009)


Diagram Alir
Penelitian
Diagram Alir
Penelitian
Thank You

Anda mungkin juga menyukai