84 136 1 SM
84 136 1 SM
ABSTRAK
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Pemerintah menetapkan hutan
berdasarkan fungsi pokok atas: Hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Gunung
Galunggung salah satu gunungapi aktif tipe A berlokasi di sebelah barat laut Kota
Tasikmalaya. Konservasi Hutan kawasan Gunung Galunggung sangat diperlukan mengingat
perkembangan Kota yang semakin luas, sehingga hutan/bukit-bukit yang semula adalah
kawasan hutan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau sudah banyak berkurang, terutama
di kawasan sepanjang aliran lava gunung galunggung yang mengarah ke Kota Tasikmalaya.
Salah satu penyebabnya adalah pemukiman masyarakat yang semakin padat. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan teknik survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan: survey lapangan
(field study), wawancara (interview), studi dokumentasi, studi literatur. Teknik analisis data
yang dilakukan menggunakan skala likert yang dihitung dengan analisis diskriminan. Jenis
partisipasi yang disumbangkan oleh masyarakat di kawasan hutan konservasi Gunung
Galunggung; a) partisipasi buah pikiran/ide, b) partisipasi tenaga, c) partisipasi harta benda,
d) partisipasi keterampilan dan kemahiran dan e) partisipasi sosial. Bentuk partisipasi
masyarakat dalam koservasi kawasan hutan di Gunung Galunggung; a) partisipasi aktif, b)
partisipasi pasif. Faktor-faktor geografis yang menjadi acuan pentingnya konservasi hutan di
kawasan Gunungapi Galunggung adalah: a) habitat, b) pertimbangan wilayah, c) faktor fisik
dan manusia, dan d) nilai ekonomi.
Galunggung Tasikmalaya sebagai fungsi meter di atas permukaan air laut atau 1.820
pelestarian lingkungan hidup. meter dari daratan Kota Tasikmalaya
dengan letak astronomis berada pada
METODE koordinat 7.25°-7°15'0"LS dan 108,058°-
Metode yang digunakan dalam 108°3'30"BT.
penelitian ini adalah metode deskriptif Gunungapi Galunggung mempunyai
survey, yang bertujuan untuk mengkaji batas-batas wilayah sebagai berikut:
masalah yang terjadi saat sekarang dengan Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa
cara mengumpulkan data, menyusun dan Sinagar Kecamatan Sukaratu
mengklasifikasikan data, kemudian Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa
dianalisis. Adapun teknik pengumpulan Mekarjaya Kecamatan Padakembang
data yang digunakan adalah; Survey Sebelah Barat : berbatasan dengan
Lapangan (Field Study), Wawancara Kabupaten Garut
(Interview), Studi Dokumentasi, Studi Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa
Literatur Linggajati Kecamatan Sukaratu
Teknik analisis data yang dilakukan Dilihat secara fisiografis Kabupaten
menggunakan skala likert yang dihitung Tasikmalaya termasuk Zone Bandung dan
dengan analisis diskriminan. Skala Likert Zone Pegunungan Selatan. Kabupaten
yang digunakan untuk mengukur sikap, Tasikmalaya bagian utara merupakan
pendapat dan persepsi seseorang atau wilayah yang termasuk pada pembagian
kelompok tentang kejadian atau gejala Zone Bandung, sedangkan pada bagian
sosial. timur yang merupakan suatu depresi yang
dimulai dari GunungapiGalunggung
HASIL PENELITIAN bagian tenggara. Keadaan daerah
Secara administratif wilayah Tasikmalaya bagian utara, tanahnya lebih
Gunungapi Galunggung termasuk ke subur dibandingkan dengan Tasikmalaya
dalam pemerintahan Kecamatan Sukaratu bagian selatan yang termasuk pada Zone
Kabupaten Tasikmalaya, terletak sekitar Pegunungan Selatan atau Southern
17 km dari pusat kota Tasikmalaya dan Mountains, yang merupakan daerah minus
8 km dari Ibukota Kabupaten Tasikmalaya. terdiri dari tanah yang bercampur cadas
Galunggung memiliki ketinggian 2.168
dan kerikil juga ditandai dengan daerah- berukuran 560x440 meter dan tinggi 70
daerah yang berbukit kapur. meter. Sebelum letusan 1982-1983 di
Menurut ahli Geologi dari Belanda dalam kaldera Galunggung terdapat tiga
Van Bemmelen secara fisiografis kawah kecil yang disebut Kawah Karso,
Galunggung sendiri termasuk kedalam Kawah Hejo, dan Kawah Cekok.
Zona Bandung yang merupakan daerah 2) Morfologi lereng gunungapi terletak di
gunungapi, zona ini merupakan suatu daerah ketinggian mulai 700 meter di
depresi jika dibanding dengan Zona Bogor atas permukaan air laut hingga puncak
dan Zona Pegunungan Selatan yang dengan kemiringan lereng 10°-40°.
mengapitnya yang terlipat pada zaman Tingkat erosi di sini sangat kuat
tersier Zona Bandung sebagian besar terisi sehingga menghasilkan pegunungan
oleh endapan vulkanik muda produk dari bukit yang sempit dan lembah yang
gunungapi disekitarnya, gunung-gunung dalam dan terjal berbentuk “v”,
berapi terletak pada dataran rendah antara memusat ke kawah Guntur.
kedua zona itu dan merupakan dua barisan 3) Morfologi kakigunung menempati
dipinggir Zona Bandung pada perbatasan daerah di bawah ketinggian 700 meter
Zona Bogor dan Zona Pegununga Selatan. ke selatan hingga dataran Singaparna
Galunggung dibagi menjadi empat bagain dengan kemiringan 0°-10° menjauhi
antara lain morfologi kawah, morfologi pusat erupsi. Tingkat erosi sudah lebih
lereng, morfologi kaki dan morfologi lemah dengan litologi penyusunnya
perbukitan. Untuk lebih jelasnya mengenai endapan piroklastika dan lahar.
pembagian itu adalah sebagai berikut : 4) Morfologi perbukitan terletak di
1) Morfologi kawah berbentuk depresi di sebelah tenggara kawah Galunggung
bagian puncak merupakan kawah dan Tasikmalaya, ditandai oleh
Guntur kedalaman 100-150 meter. banyaknya bukit-bukit besar dan kecil
Garis tengah 500 meter. Kawah pada daerah dataran yang luas. Karena
Guntur bagian selatan telah terpotong demikian banyaknya bukit-bukit maka
oleh kawah Galunggung yang mana dikenal dengan nama “Bukit Sepuluh
kawah ini berbentuk tapal kuda Ribu”
membuka ke arah tenggara. Kubah Dengan demikian dilihat dari
Gunung Jadi berada di sebelah baratnya Geomorfologi Kecamatan Sukaratu yang
menurut monografi kecamatan tersebut pembentukan kubah lava tahun 1918, yang
terdiri dari 60% dataran tinggi dan 40% berlangsung beberapa minggu, sedangkan
terdiri dari dataran rendah, maka desa letusan terakhirnya terjadi pada periode
tersebut merupakan daerah pegunungan tahun 1982-1983, yang membuat
dengan tanah pasir vulkanik yang subur masyarakat Tasikmalaya menjadi panik.
karena terletak di dekat gunugapi. Memperhatikan dan menganalisa data,
Geomorfologi Kecamatan Sukaratu dalam bahwa: G. Galunggung selalu meletus
hubungannya dengan aktivitas penduduk cukup dahsyat dan menghasilkan aliran-
dalam memenuhi kebutuhannya memiliki aliran awan panas, piroklastik jatuhan dan
ciri khas yaitu merupakan pegunungan dan hujan abu yang lebat, biasanya diakhiri
dataran, dalam hal ini pertanian memiliki dengan adanya lava, yang membentuk
potensi yang sangat baik. kubah lava, aliran lava didalam kawah atau
hanya menyumbat lubang kawah.
PEMBAHASAN Kemudian bila kita perhatikan keadaan
Partisipasi masyarakat dalam upaya bukit sepuluh ribu yang ada di sekitar
pelestarian kawasan hutan konservasi di Tasikmalaya ternyata sudah
Gunung Galunggung diperhitungkan menjadi penghalang/
Gunung Galunggung salah satu tanggul alam pada peta Kawasan Rawan
gunungapi aktif tipe A berlokasi di sebelah Bencana G. Galunggung, yang
barat laut Kota Tasikmalaya, posisi menunjukan aliran lahar atau KRB 1 yang
puncaknya pada 108o,04’ BT dan 07o15’ mengarah ke tenggara sudah terhalang
LS, yang di kenal oleh masyarakat saat ini oleh kumpulan bukit sepuluh ribu. Tampak
karena letusannya yang terakhir cukup beberapa aliran lahar yang masih dapat
menarik dan menghebohkan dunia dengan menerobos menuju kota Tasikmalaya.
beberapa kali letusannya secara periodik Untuk konservasi wilayah ”Bukit Sepuluh
hampir setiap minggu selama 9 bulan, Ribu” harus di prioritaskan pada daerah-
tepatnya mulai hari senin 5 April 1982 daerah dimana aliran lahar menerobos
sampai dengan Pebruari 1983 aktifitasnya tersebut, seperti pada sungai Cihideung
adalah letusan tahun 1822, kemudian tahun dan sungai Ciloseh yang mengalir menuju
1894, dengan beberapa kali letusan, kota Tasikmalaya. Kalau pengambilan
berlangsung hanya beberapa hari saja, dan pasir mengarah ke penggalian Bukit-bukit
itu, tentu aliran lahar dapat mengancam bertanya apakah pemerintahan atau
Kota Tasikmalaya, bila terjadi letusan lagi. penduduk siap atau tidak. Pemerintah
Dengan berkembangnya penduduk mengatur suatu kawasan pelestarian alam
khususnya di Tasikmalaya, maka yang memiliki ekosistem asli, dikelola
pemerintahanpun berkembang menjadi dengan sistem zonasi dan dapat
Pemerintahan Kabupaten dan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan,
Pemerintahan Kota Tasikmalaya. penelitian, pengembangan budidaya,
Kebutuhan akan lahan pemukiman ataupun rekreasi dan pariwisata.
sarana dan prasarana lainnya turut Pada saat ini masyarakat di kawasan
berkembang, misalnya dibangunnya Gunung galunggung secara luas semakin
gedung pemerintahan, jalan ”by pass” memahami pentingnya melestarikan hutan
yang membentang dari Indihiang ke arah di Gunung galunggung, meskipun
Sambongpari, dibangunnya kawasan pemahaman itu masih relatif cukup
terminal dan bangunan pasar yang baru beragam. Disadari maupun tidak,
untuk menunjang sarana perekonomian keberadaan suatu hutan konservasi
dan lainnya. Aktifitas atau kegiatan G. sangatlah penting untuk menjaga
Galunggung tidak melihat dan tidak fungsinya (fungsi hutan) yang
memperhatikan pemerintahannya, bila berkesinambungan sebagai pendukung
sudah saatnya bererupsi tidak akan sistem penyangga kehidupan.
hutan, secara umum dapat dibedakan memang sudah lama dimiliki. Masyarakat
sebagai masyarakat sekitar kawasan dan “kota”, memang berada relatif jauh dari
masyarakat “kota”. Kelompok masyarakat kawasan hutan. Meskipun demikian,
sekitar kawasan sendiri dapat keberadaan mereka, disadari maupun
dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok tidak, tetap ada kaitannya dengan hutan
besar; masyarakat adat yang memegang dan fungsi hutan. Sebagai contoh, kayu
teguh hukum dan norma adat sebagai bahan bangunan dan perkakas serta banyak
kesepakatan yang mengatur pola jenis material yang digunakan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Tidak kebutuhan sehari-hari juga berasal dari
hanya mengatur pola kehidupan hubungan hutan. Air untuk minum, mencuci juga
antar manusia, tetapi juga kearifan merupakan produk yang tidak lepas dari
tradisional yang mengatur hubungan peran hutan dalam pengaturan fungsinya,
mereka dengan alam dan penggunaan sehingga apabila hutan tidak sanggup lagi
sumberdaya alamnya secara seimbang. memerankan fungsinya, bisa terjadi
Ada pula masyarakat lokal bencana banjir di kala musim hujan dan
pendatang yang karena tujuan tertentu dan bencana kekeringan di kala kemarau
akhirnya menetap di lokasi yang baru di datang melanda. Keterlibatan langsung
sekitar/ di dalam kawasan. Masyarakat masyarakat kota terhadap hutan, sangatlah
pendatang tersebut ada yang membentuk terbatas. Terkadang mereka “datang“ ke
kelompok sendiri, ada pula yang berbaur hutan untuk berwisata atau sekedar
dengan masyarakat adat ataupun dengan rekreasi atau bahkan berburu, bagi
kelompok masyarakat pendatang yang kelompok masyarakat tertentu. Hal
sudah ada lebih dulu di tempat tersebut. tersebut mencerminkan betapa
Kelompok masyarakat ini juga memiliki beragamnya cara pandang serta “tatanan”
hubungan yang sangat erat dengan alam yang dimiliki oleh kelompok-kelompok
dan hutan semenjak keberadaannya di masyarakat tersebut dalam hubungannya
lokasi baru tersebut. “Tatanan” yang dengan sumberdaya alam dan “hutan”.
mereka anut pun beraneka ragam, ada Hutan Konservasi, sebagai suatu
yang mengadopsi sebagian dari nilai adat konsep pengelolaan ekosistem hutan yang
setempat, ada pula yang membawa ditawarkan pemerintah, bisa dikatakan
sebagian tatanan dan budaya yang sebagai tatanan yang relatif “baru” apabila