Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA TEMATIK (KKNT)

Optimalisasi Pendidikan Berbasis Media Online Guna Meminimalisir Kesalahan


Penggunaan Aplikasi Selama Pembelajaran Daring Untuk Siswa SMA Di Desa
Tejakula

OLEH:
LUH SIANTARI
1912021117
FAKULTAS BAHASA DAN SENI/ PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

PUSAT KULIAH KERJA NYATA


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
PROJEK KKNbD UNDIKSHA TAHUN 2021

JUDUL : Optimalisasi Pendidikan Berbasis Media Online Guna Meminimalisir


Kesalahan Penggunaan Aplikasi Selama Pembelajaran Daring Untuk Siswa
SMA Di Desa Tejakula
NAMA/NIM : LUH SIANTARI/1912021117
PRODI/FAK : BAHASA DAN SENI/ PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

DISAHKAN
OLEH

Kepala Desa Tejakula Dosen Pembimbing

Gede Diarsa Ida Ayu Sukma Wirani, S.S., M.Pd.

NIP. 198312152008122002

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
RINGKASAN PROPOSAL ................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Analisi Situasi ............................................................................................................ 1
1.2 Permasalahan Mitra ................................................................................................. 2
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET ............................................................................................. 4
2.1 Solusi........................................................................................................................... 4
2.2 Target Yang akan Dihasilkan .................................................................................. 5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ...................................................................................... 6
3.1 Tahapan Pelaksanaan Program Kerja .................................................................... 6
3.2 Metode Pendekatan ................................................................................................... 6
3.3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksaan Program .............................................. 7
BAB 4 HASIL PELAKSANAAN PROGRAM ..................................................................... 9
4.1 Alur Pelaksanaan Program Kerja ............................................................................ 9
4.2 Tahapan dan Proses Pelaksanaan Program Kerja .............................................. 11
4.3 Kendala yang dihadapi selama pelatihan ............................................................. 25
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 26
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 26
5.2 Saran......................................................................................................................... 26
REFERENSI ........................................................................................................................... 27
LAMPIRAN............................................................................................................................ 28

iii
RINGKASAN PROPOSAL

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan didapat melalui media sosial seperti
membaca beberapa artikel dan pembicaraan dengan narasumber yang terdampak Covid-19
khususnya di bidang pendidikan, salah satu masalah yang ditemukan adalah kebanyakan siswa
belum banyak tahu akan media daring apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam situasi ini.
Kebanyakan guru memberikan siswa materi melalui WhatSapp group dimana guru
memberikan materi berupa dokumen yang harus dibaca dan dipahami oleh siswaya sendiri.
Selain itu, hasil observasi melalui personal chat via WhatsApp yang ditujukan kepada sasaran
(siswa), dan menemukan fakta bahwa siswa tidak sepenuhnya paham atau belum memahami
materi yang dikirmkan tanpa dijelaskan secara tatap muka dan beberapa guru juga mengeluh
karena harus melakukan tatap muka secara online ke seluruh siswanya untuk memastikan
keadaan sisanya setiap minggu, namun siswa itu sendiri kurang memahami bagaimana
penggunaan aplikasi meeting online yang digunakan. Jadi, dapat disimpulkan masalah yang
ada adalah siswa banyak yang kesulitan mengikuti pembelajaran lewat media online
pendukung pembelajaran akibat ini kali pertama melakukan pembelajaran secara online
sehingga pemberian materi tanpa bertatap muka mengakibatkan keluhan akibat tidak dapat
memaksimalkan penggunaan media pendukung seperti Google Classroom, Zoom, Google
Meeting, dan E-learning khusus di sekolah tujuan sehingga menyebabkan kurang optimalnya
penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, berarti topik yang relevan untuk diangkat adalah
Pendidikan/Pembelajaran di masa/pasca pandemi covid-19, dengan membuat projek Pelatihan
Penggunaan Media Daring seperti Google Classroom, Zoom, Google Meeting di Masa
Pandemi Covid-19 khusunya di Desa Tejakula. Adapun tahapan program kerja yang dilakukan
adalah yang pertama dimana nanti pengamat akan membuatkan materi yang berisikan tentang
apa itu aplikasi Google Classroom, Zoom, Google Meeting, kelebihan aplikasi tersebut, dan
mengapa aplikasi tersebut sangat disarankan dalam masalah ini. Kedua, pengamat akan
membuatkan video tutorial penggunaan aplikasi Google Classroom, Zoom, Google Meeting.
Ketiga, melakukan pendampingan, dan yang terakhir melakukan evaluasi dengan harapan para
siswa dapat menggunakan media pendukung pembelajaran online sehingga meminimalisir
kesalahan saat jam pembelajan berlangsung, dan mengoptimalkan penyampaian materi oleh
guru via online.
Diharapkan setelah program ini dilaksanakan ada dampak positif bagi siswa-siswi
tingkat SMA di Desa Tejakula untuk dapat memanfaatkan aplikasi pendukung pembelajaran
online dalam proses belajar mengajar secara optimal. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu
mensukseskan program pendidikan yang sudah dirancang oleh pemerintah untuk dunia
pendidikan di Indonesia khususnya di Desa Tejakula di masa pandemi COVID-19.

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Analisi Situasi

Lokasi masyarakat sasaran kegiatan KKNbD tahun 2021 ini bertempat di Desa Tejakula
yang merupakan salah satu Desa di Kabupaten Buleleng memiliki luas wilayah 1.365,88 km2
dari luas wilayah Provinsi Bali, dengan persentase terhadap luas Provinsi Bali sebesar 24,23%
(BPS, 2021). Secara Geografis dan secara administratif Desa Tejakula merupakan salah satu
dari 148 Desa di Kabupaten Buleleng dan memiliki luas Wilayah 1396 Hekto are. Secara
topografis terletak pada ketinggiaan 0 meter 300 meter diatas permukaan air laut. Posisi Desa
Tejakula yang terletak pada bagian timur Kabupaten Buleleng berbatasan langsung dengan,
sebelah barat Desa Bondalem, sebelah timur bebatasan Desa Les, sebelah Utara Laut Bali
serta sebelah selatan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Menurut data terbaru, Desa
Tejakula memiliki jumlah penduduk sebanyak 14.696 jiwa yang terdiri dari 7.501 laki laki dan
7.195 perempuan dengan jumlah KK sebanyak 4.261 Keluarga. Kondisi kesehatan masyarakat
di Desa Tejakula cenderung baik, hal ini dikarenakan adanya fasilitas kesehatan yang tersedia,
baik dari praktek bidan, dokter, dan Puskesmas, yang juga kebetulan menjadi pusat
pemerintahan di Kecamatan Tejakula sendiri, sehingga fasilitas kesehatan cukup baik secara
ketersediaan alat dan tempat pelayanan kesehatan. Penduduk di Desa Tejakula memiliki mata
pencaharian yang beragam, pada kesehariannya banyak menjalankan sektor kehidupan di
bidang pertanian, perikanan, perdagangan, perternakan, pemerintahan, kesehatan, sektor jasa,
dan rumah tangga.

Pandemi COVID-19 yang menyerang awal maret mengakibatkan terhentinya banyak


kegiatan baik dalam ranah sektor usaha, sektor ekonomi dan juga tidak ketinggalan yaitu sektor
pendidikan. Pembelajaran yang harusnya dilaksanakan secara tatap muka kini berjalan secara
virtual dengan aturan social distance dan protokol kesehatan yang sangat ketat mengakibatkan
secara tidak langsung pendidikan berlangsung sepenuhnya dari rumah. Pendidikan di Desa
Tejakula awalnya berjalan lancar sesuai dengan program pemerintah, sampai pada saat
COVID-19 datang dan melanda Indonesia dengan salah satu wilayah yang ikut terdampak
adalah Desa Tejakula. Metamorphosis pendidikan pada masa pandemi COVID-19
menyebabkan beberapa perubahan pola pendidikan konvesional. Tak dipungkiri perubahan ini

1
sangat berdampak pada kualitas pendidikan mengkhusus terhadap pengetahuan peserta didik
di setiap tingkatan akibat proses belajar mengajar yang tidak berjalan secara maksimal dan
kurang optimalnya penggunaan aplikasi penunjang pembelajaran online seperti Google
Classroom, Zoom, Google Meeting serta kinerja guru saat mengajar belum sepenuhnya
maksimal dalam online learning di masa pandemi ini. Maka dari itu, pengamat menetapkan
peserta didik yaitu siswa tingkat SMA di Desa Tejakula sebagai masyarakat sasaran. Bukan
masalah yang kecil memang mengenai keterbatasan akses internet dan kurangnya sarana serta
kurang mengetahui penggunaan aplikasi tatap muka virtual yang sudah disediakan.
Permasalahan ini sangat terlihat jelas di lingkup pendidikan, apalagi pemahaman peserta didik
akan penggunaan media atau aplikasi online meeting untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran secara tatap muka walaupun dalam konteks virtual.

Hingga saat ini, proses pembelajaran yang ada di Desa Tejakula masih berjalan secara
daring, mengingat untuk tetap mengikuti aturan dari pemerintah dalam pembatasan kegiatan
belajar mengajar sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ini dilakukan untuk menekan
jumlah masyarakat yang dapat terpapar COVID-19. Vaksinasi sudah berjalan sebagaimana
mestinya namun sekolah dan proses belajar mengajar belum berjalan secara luring. Dari hasil
pengamatan secara online melalui WhatsApp mendapati bahwa siswa SMA di desa tejakula
dipebolehkan datang ke sekolah jikalau ada hal yang mendesak namun harus tetap mematuhi
anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan dan juga menjaga jarak selama datang dan
berkegiatan di sekolah (SMA N 1 Tejakula).

1.2 Permasalahan Mitra

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam hal ini sebagai mahasiswa
KNNbD, maka dapat diuraikan hal-hal terkini dari sasaran, sebagai berikut.

a. Siswa masih kesulitan dalam menerima pelajaran atau materi dari guru yang hanya
mengirim materi berupa dokumen di aplikasi chat grup dan siswa berusaha untuk
membaca dan memahami materi tersebut tanpa dijelaskan secara langsung oleh guru
pengajar.

2
b. Siswa merasa kesulitan menggunakan aplikasi online meeting atau aplikasi tatap muka
virtual karena sebelumnya tidak diberikan pengetahuan tentang tata cara penggunaan
baik dari pihak sekolah maupun tenaga pendidik (guru).

Jadi, Berdasarkan hasil analisis situasi yang didapat selama melakukan pengamatan, ditemukan
berbagai persoalan yang sedang terjadi dilingkungan masyarakat sasaran (Siswa). Maka
persoalan yang di prioritaskan yaitu:

1. Sasaran dalam hal ini adalah siswa tingkat SMA di Desa Tejakula yang membutuhkan
pelatihan dan pengetahuan dalam pengopresian media atau aplikasi penunjang
pembelajaran secara daring seperti Google Classroom, Zoom, Google Meeting yang
dapat mempermudah mereka dalam mengikuti proses pembelajaran tatap muka secara
virtual.

3
BAB 2

SOLUSI DAN TARGET

2.1 Solusi

Berdasarkan hasil analisis situasi dan uraian permasalahan mitra yang terjadi pada
proses pembelajaran dunia pendidikan di Indonesia khusunya Desa Tejakula dalam masa
pandemi COVID-19, maka dapat diberikan solusi yaitu dengan cara sosialisasi, tutorial dan
praktek/pengajaran secara langsung maupun daring dengan mengirimkan video dan tata cara
kepada masyarakat sasaran (siswa) dengan menyesuaikan situasi dan kondisi di masa pandemi
saat ini. Mitra yang terlibat dalam program ini sebanyak 7 siswa-siswi tingkat SMA di Desa
Tejakula yang merupakan masyarakat sasaran kelompok dengan rentan berusia kurang lebih
16-20 tahun. Semua mitra akan berpartisipasi dalam pelatihan dan praktek yang dilakukan
secara online. Adapun pemberian pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
mempermudah siswa dalam menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran seperti Google
Classroom, Zoom, Google Meeting sebagai sasaran utama dalam pelatihan penggunaan media
online dalam pembelajaran jarak jauh. Masyarakat sasaran (siswa) dapat mempergunakan
aplikasi yang dimaksud untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh siswanya itu sendiri
sehingga antara guru dengan siswa dapat bertatap muka walaupun secara virtual. Selain itu,
guru juga dipermudahkan tugasnya karena tidak harus menginformasikan kembali atau
memberikan pelatihan kepada siswa sebelum melangsungkan pembelajaran secara virtual serta
dapat memanfaatkan aplikasi Google Classroom, Zoom, Google Meeting ini untuk melakukan
rapat ataupun diskusi dengan rekan atau siswa-siswi dalam lingkup sekolah. Adapun solusi
tersebut merupakan program yang bersifat rintisan karena sasaran (siswa) belum ada yang
menerapkan di sekolah tempat mereka belajar atau menempuh pendidikan. Kegiatan ini sangat
cocok dilakukan karena susahnya akses guru dalam mengajar dan juga kesulitan yang dihadapi
siswa dalam melakukan diskusi secara daring ataupun menggunakan aplikasi pendukung
pembelajaran online atau biasa disebut online learning pada masa pandemi covid-19 seperti
saat ini dan diharapkan program yang sudah dirancang dapat membantu masyarakat sasaran
atau dalam konteks yang dimaksud adalah siswa tingkat SMA di Desa Tejakula serta

4
membantu masyarakat yang juga terlibat dalam ranah dunia pendidikan seperti guru, kepala
sekolah dan staf di lingkungan sekolah.

2.2 Target Yang akan Dihasilkan

Berdasarkan persoalan yang dialami oleh masyarakat sasaran (siswa) di Desa Tejakula
yang terdampak pandemi COVID-19 khususnya di dunia pendidikan, dapat ditawarkan
beberapa program kerja yang sekiranya dapat menjadi solusi atas masalah atau persoalan yang
dialami oleh siswa-siswi tingkat SMA di Desa Tejakula. Sehingga nantinya Target yang akan
dihasilkan setelah pelaksanaan Program kerja pada kegiatan KKNbD tahun 2021 ini
diharapkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran jarak jauh/daring di Desa Tejakula diharapkan dapat berlangsung secara


efektif dibantu dengan penggunaan media/aplikasi seperti Google Classroom, Zoom,
Google Meeting.
2. Siswa dapat mengoperasikan atau menggunakan media/aplikasi seperti Google
Classroom, Zoom, Google Meeting dengan tepat dan benar secara sistemasis guna
mendukung pembelajaran secara virtual.
3. Memudahkan siswa menerima pembelajaran dengan baik dibarengi pemberian materi
oleh guru yang dijelaskan dalam sebuah diskusi secara virtual menggunakan
media/aplikasi tersebut.
4. Guru dapat termotivasi dan lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa
menggunakan berbagai platform yang tersedia dengan prasarana yang fleksibel.

5
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan Program Kerja

Adapun tahapan atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk melaksanakan


program kerja yang sudah dirancang oleh mahasisw atas permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat sasaran, yaitu:

1. Sosialisasi secara daring bersama masyarakat sasaran (siswa) mengenai media atau
aplikasi yang lebih efektif untuk dapat digunakan saat pembelajaran jarak
jauh/daring.
2. Memberikan pelatihan dan materi secara daring dan luring tentang sistematis
penggunaan aplikasi atau media yang dimaksud agar dapat dipelajari atau
dipraktekan secara langsung di rumah masyarakat sasaran (siswa).
3. Melakukan bimbingan dan pendampingan secara daring dan luring dengan siswa
mengalami kendala atau masalah selama melakukan atau menggunakan
aplikasi/media/ platform tatap muka virtual tersebut.
4. Evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan melalui diskusi dan kuisioner
dalam bentuk google form yang dikirimkan via WhatsApp grup kepada masyarakat
sasaran (siswa) untuk melihat seberapa berhasil program kerja yang sudah
terlaksana.

3.2 Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dan pelatihan dalam
melaksanakan program kerja ini menggunakan metode blended procces yakni Proses daring
dan luring.

a. Proses diskusi daring dan pemberian materi via whatsapp grup. Metode ini
digunakan menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan program belajar mengajar di
Indonesia akibat dampak dari pandemi Covid-9. Dalam pendekatan secara daring

6
ini diharapkan masyarakat sasaran (siswa) dapat menerima dan paham tentang
materi yang diberikan walaupun dalam kondisi belajar daring atau memahami
materi secara mandiri dan juga dibantu dari arahan mahasiswa.
b. Pelatihan secara luring ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang susah
dijelaskan oleh masyarakat sasaran (siswa) selama diskusi daring berlangsung.
Maka dari itu diberikan waktu untuk melaksanakan pelatihan secara daring dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Metode resource sharing juga digunakan mahasiswa selama melaksanakan
kegiatan, dimana siswa akan menceritakan pengalaman mereka selama
menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran yang mereka gunakan. Sehingga
dari pengalaman siswa, mahasiswa akan dengan mudah untuk menyimpulkan jenis
kegiatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan siswa.
d. Metode Survei ini dilakukan ketika pelaksana program menyebarkan
angket/questionnaire kepada masyarakat sasaran mengenai keefektifan program.
Dengan melakukan survei, pelaksana program akan mengetahui apakah program
ini telah berjalan lancar atau tidak, mencapai tujuan atau tidak, serta mengetahui
hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki kedepannya.

3.3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksaan Program

Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan sesuai dengan program kerja, masyarakat


sasaran terlibat dan berpartisipasi disegala kegiatan yang dirancang. Berawal dari proses
observasi, masyarakat telah berpartisipas secara aktif dalam mendiskusikan persoalan-
persoalan yang dialami dan juga sangat responsif dalam diskusi di whatsapp grup. Dalam
pendekatannya, masyarakat sasaran (siswa) terbuka dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan
sehingga sangat memudahkan mahasiswa KKNT dalam mendapatkan informasi. Adapun
partisipasi yang sudah terbukti dan juga akan dilakukan masyarakat sasaran dapat diuraikan
sebagai berikut.

 Meluangkan waktu dalam diskusi online mengenai permasalahan-permasalahan yang


dihadapi selama menggunakan aplikasi pendukug pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang
terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan khususnya
kegiatan belajar mengajar.

7
 Bersedia dalam mengikuti pelaksanaan program kerja mulai dari pemberian materi,
diskusi secara daring dan luring, serta pelatihan yang juga dilaksanakan secara daring
dan luring mengikuti kesepakatan masyarakat sasaran (siswa) dan mahasiswa terhadap
waktu dan tempat pelaksanaan. Selain itu, mengisi kuisioner sebagai evaluasi yang
dilakukan oleh mahasiswa terhadap kinerja yang sudah dilakukan selama pelatihan.

8
BAB 4

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Alur Pelaksanaan Program Kerja

Program ini akan dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada tanggal 5 juli – 5 agustus
2021 sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh panitia. Pelaksanaan dibagi kedalam
empat tahap yakni tahapan perencaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Berikut adalah perincian singkat mengenai tanggal dan waktu dari pelaksanaan program kerja
yang telah dilaksanakan, sebagai berikut:

No Waktu Pelaksanaan Jenis Kegiatan

1 Senin, 5 Juli 2021 Perkenalan dengan masyarakat sasaran (siswa). Melakukan


tanya jawab dengan masyarakat sasaran tentang aplikasi yang
digunakan dalam belajar online selama ini. Memberikan sedikit
informasi kepada masyarakt sasaran tentang keunggulan
menggunakan aplikasi online meeting yang tersedia
2 Selasa, 6 Juli 2021 Pemberian materi awal seputaran cara penggunaan aplikasi
online meeting yang biasa digunakan masyarakat sasaran
(siswa). Sesi diskusi dengan masyarakat sasaran (siswa)
mengenail kendala dalam menggunakan media penunjang
pembelajaran. Membagikan beberapa Video sebagai tutor
mandiri kepada masyarakat sasaran (siswa) tentang
penggunaan aplikasi yang dimaksud.

9
3 Senin, 12 Juli 2021 Pelatihan tahap 1 berupa pemberian materi ajar penggunaan
aplikasi virtual meeting kepada masyarakat sasaran (siswa)
dalam tatap muka secara online lewat aplikasi zoom meeting,
berupa power point tentang keunggulan penggunaan aplikasi
penunjang pembelajaran online. Sesi diskusi dan tanya jawab
seputar penggunaan aplikasi yang belum dipahami masyarakat
sasaran.
4 Kamis, 15 Juli 2021 Pelatihan tahap 2 dengan melakukan diskusi bersama
masyarakat sasaran (siswa) via google meet untuk melatih
kelancaran penggunaan aplikasi online dan melakukan
presentasi materi kepada masyarakat sasaran (siswa) terkait
cara penggunaan yang lebih efektif untuk melakukan tatap
muka secara online. Diakhiri dengan sesi diskusi bersama
untuk mengetahui progres dan kesulitan yang dihadapi selama
mencoba aplikasi seperti google meet, zoom meet, dan google
classroom.
5 Sabtu, 17 Juli 2021 Merancang materi baru yang akan diberikan kepada
masyarakat sasaran (siswa) serta mencarikan sumber belajar
lain lewat video YouTube maupun referensi lain. Melakukan
revisi sebelum memberikan materi kepada masyarakat sasaran
(siswa).
6 Senin, 19 Juli 2021 Mengirimkan referensi penggunaan aplikasi online yang
dimaksud kepada masyarakat sasaran (siswa) lewat link video
youtube yang dikirimkan pada WhatsApp grup. Melakukan
pendampingan secara daring untuk masyarakat sasaran (siswa)
dalam menggunakan aplikasi tatap muka secara virtual yang
sudah dirancang oleh narasumber (mahasiswa).
7 Rabu, 21 Juli 2021 Melakukan uji coba penggunaan aplikasi pendukung
pembelajaran bersama masyarakat sasaran (siswa) secara
daring. Melakukan pendampingan masyarakat sasaran (siswa)
via google meet dalam mengoperasikan aplikasi. Memberikan
tips dan trik dalam menggunakan aplikasi agar dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh masyarakat sasaran (siswa).

10
8. Sabtu, 24 Juli 2021 Melakukan pendampingan secara langsung (luring) dan
menanyakan kendala yang dialami masyarakat sasaran (siswa)
terkait penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran Online
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai anjuran
pemerintah.
9. Rabu, 28 Juli 2021 Pelatihan tahap 3. Mengadakan pertemuan secara virtual
dengan masyarakat sasaran (siswa) melalui aplikasi google
meet. Dan memberikan materi tambahan kepada masyarakat
sasaran berupa Video dan PPT.
10 Kamis, 29 Juli 2021 Memberikan tugas akhir untuk membuat room meeting untuk
masyarakat sasaran (siswa) sebagai bahan evaluasi
pembelajaran atas materi yang tela diberikan mahasiswa.
11 Jumat, 30 Juli 2021 Memberikan kuisioner kepada masyarakat sasaran (siswa)
sebagai bahan evaluasi belajar menurut pengalaman yang telah
siswa dapatkan selama mengikuti kegiatan pelatihan.
12. Sabtu, 31 Juli 2021 Batas akhir mengumpulkan tugas akhir, serta melihat hasil
kuisioner yang telah diisi oleh masyarakat sasaran (siswa)
lewat googel form yang telah dikirimkan.
Tabel 1. Alur pelaksanaan program kerja

4.2 Tahapan dan Proses Pelaksanaan Program Kerja

Program kerja yang dilaksanakan oleh penulis merupakan sebuah program pelatihan
tentang penggunaan aplikasi/platform yang digunakan dalam mendukung pembelajaran online
untuk para siswa SMA di kawasan Desa Tejakula. Meningat kondisi saat ini masih dalam
situasi darurat Covid-19 dan juga pemberlakuan PPKM daerah Jawa-Bali, maka seluruh
kegiatan pelatihan dilakukan secara blended proccess atau bisa disebut pelatihan berbasis
daring dan luring dengan memanfaatkan WhatsApp Group dan aplikasi virtual meeting sebagai
alat untuk berbagi informasi dan melakukan pertemuan secara daring. Dalam kegiatan
pelatihan ini, mahasiswa melibatkan tujuh orang masyarakat sasaran yang merupakan siswa
yang bersekolah di SMA N 1 tejakula untuk mengikuti kegiatan . Berikut merupakan data-data
dari masyarakat sasaran (siswa) tersebut:

11
1. Made Dwi Antari (XI IBB 2)
2. Komang Dita Trisna Yanti (XI IBB 2)
3. Luh Meta Naresuwari (XI IBB 2)
4. Ketut Sri Padmawati (XI IBB 2)
5. Ketut Meilia Indiyani (XI IBB 1)
6. Ketut Elan Susnia (XI IBB 1)
7. Ketut Erna Dewi (XI IBB 2)

Berikut merupakan penjelasan dari proses pelaksanaan program pelatihan kepada siswa yang
dilakukan oleh mahasiswa di Desa Tejakula:

1. Pembuatan Group WhatsApp dan Pemaparan Rancangan Kegiatan yang Akan


Dilaksanakan Saat KKNT bersama masyarakat sasaran (siswa) di Desa Tejakula

Pada tanggal 5 Juli 2021 sekaligus hari pertama dalam pelaksanaan kegiatan
KKN Undiksha ini, saya selaku mahasiswa melakukan perkenalan diri terlebih dahulu
dengan masyarakat sasaran untuk membuka sesi diskusi dan pelatihan selanjutnya.
Sebelumnya saya telah dibuat grup chat untuk memudahkan komunikasi antar
mahasiswa dan masyarakat sasaran. Selama sesi perkenalan dan berlanjut dengan
diskusi, ada beberapa masyarakat sasaran yang tidak merespon saat ditanya, dengan
kemungkinan ada masalah koneksi dan lain hal. Saya coba hubungi dengan chat pribadi
namun tidak mendapat respon. Diskusi yang berlangsung cukup lama dalam kurun
waktu satu jam dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada masyarakat sasaran
(siswa) tentang penggunaan aplikasi virtual meeting yang digunakan selama
pembelajaran yang berlangsung secara daring. Siswa banyak memberikan keluhan
tidak dapat menggunakan aplikasi karena minimnya pengetahuan yang dimiliki dan ini
merupakan hal yang pertama kali dilakukan dalam dunia pendidikan mereka yaitu
belajar secara online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Jadi kendala yang dihadapi
masih seputaran penggunaan aplikasi untuk mendukung kegiatan belajar mereka akibat
minimnya pengetahuan akan tata cara dalam menggunakan aplikasi tersebut.

12
Gambar 1. Pembuatan Group Chat WhatsApp, Perkenalan Mahasiswa sekaligus
Pemaparan dan Diskusi Tentang Rancangan Kegiatan Yang Akan dilaksanakan.

2. Pemberian materi untuk menunjang pengetahuan siswa dalam mengoperasikan aplikasi


belajar mengajar secara daring

Kegiatan berlangsung secara daring melalui pemberian materi via WhatsApp


grup yang sudah dibentuk dan dikoordinasikan mengenai sistem dan program kerja
yang ditawarkan kepada masyarakat sasaran (siswa). Pemberian materi dalam bentuk
power point agar mudah dipahami dan mudah di download oleh siswa melalui ponsel
masing-masing. Dalam power point, materi yang diberikan kepada masyarakat sasaran
(siswa) sangat ringkas untuk memudahkan siswa untuk dipelajari dan mengenal
bagaimana pengoperasian aplikasi penunjang pembelajaran jarak jauh yang dimaksud,
mengkhusus pada penggunaan Zoom, Google Meet, WhatsApp grup, dan Google
classroom. Selain pemberian berupa Power point, diberikan juga referensi belajar
melalui video YouTube tentang penggunaan aplikasi dan fitur-fitur penting yang harus
diketahui siswa dalam menggunakan aplikasi saat pembelajaran jarak jauh. Pada sesi
pemberian materi salah satu masyarakat sasaran memberikan pertanyaan kepada
narasumber (mahasiswa) tentang fitur dalam aplikasi Zoom dan pengaruh koneksi
internet saat penggunaan aplikasi. Narasumber memberikan jawaban yang jelas

13
mengenai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran (siswa). Kendala
seperti ini memang sering dialami oleh masyarakat sasaran mengingat penyebaran
internet belum terlalu menjangkau daerah-daerah terpencil seperti pelosok desa
Tejakula, sehingga saat mengakses atau dalam room meeting aplikasi Zoom sering kali
siswa tidak dapat mendengar audio guru yang sedang menjelaskan materi atau bahkah
materi dalam bentuk Power point yang ditampilkan tidak terlihat di layar ponsel
mereka. Solusi yang dapat ditawarkan oleh narasumber (mahasiswa) adalah mencari
tempat dengan koneksi internet yang stabil, dan nyaman sebagai tempat belajar online,
atau siswa bisa datang ke rumah temannya yang memiliki jaringan internet yang cukup
stabil untuk dapat mengikuti pembelajaran secara daring yang sudah diterapkan oleh
pemerintah. Selanjutnya kendala yang dialami masyarakat sasaran terkait dengan fitur-
fitur dalam aplikasi tatap muka secara online, karena ini tahun pertama siswa di desa
Tejakula sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara penuh berlangsung dari
rumah, karena sebelumnya pembelajaran berlangsung dengan metode blended learning,
jadi siswa dibagi dalam beberapa sesi untuk bisa datang ke sekolah dan mengumpul
tugas serta menerima materi baru, sedangkan untuk tugas baru, dikirimkan melalui
WhatsApp grup dan dikerjaan di rumah. Jadi siswa awalnya bingung untuk join ke
dalam room meeting karena bingung tentang cara log in menggunakan email dan
password room meeting yang harus dimasukkan siswa sebelum join ke dalam meeting
Zoom atau Google meet, sedikit kendala tentang penggunaan fitur yang ada dalam
aplikasi seperti bagaimana merespon guru atau ingin bertanya pada saat materi sedang
dijelaskan. Materi yang diberikan merupakan materi dasar penggunaan aplikasi dan
fitur-fitur tersembunyi dalam aplikasi.

3. Pelatihan sekaligus pendampingan yang dilaksanakan melalui 3 tahapan bagi


masyarakat sasaran (siswa) dalam mengoperasikan aplikasi pendukung pembelajaran
jarak jauh (PJJ) secara daring dan luring.

Pelatihan lanjutan penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran jarak jauh


(Zoom,Google meet dan WhatsApp grup) dengan memberikan tutor secara daring dan
luring yang berlangsung pada tanggal 13 juli 2021. Pelatihan secara daring via
WhatsApp grup berupa pemberian materi kepada masyarakat sasaran (siswa) dengan
tata cara penggunaan aplikasi yang lebih efektif dari segi pemahaman dalam
menggunakan aplikasi. Memberikan video “life hacks Zoom dan Google meet” berupa

14
fitur dan cara penggunaan aplikasi yang mestinya diketahui oleh masyarakat sasaran
(siswa) sebelum mulai mengoperasikan aplikasi. Materi tidak hanya berupa video tetapi
Power point yang sudah dirancang oleh mahasiswa sebagai bahan ajar yang dapat
dipelajarai dimana saja dan kapan saja dengan cara mendownload materi yang sudah
dikirimkan via WhatsApp grup. Dalam pelatihan lanjutan juga dilakukan pemantauan
secara luring oleh mahasiswa, namun karena anjuran PPKM dari pemerintah, hanya ada
1 siswa yang berkenan untuk melaksanakan pelatihan secara luring. Beberapa
masyarakat sasaran (siswa) tidak diijinkan keluar jauh dari desa oleh orang tuanya
walaupun dalam lingkup satu kecamatan namun berbeda desa. Siswa yang
melaksanakan pelatihan secara luring kebetulan satu wilayah (dusun) dengan
mahasiswa sehingga siswa tersebut bisa datang dan melakukan pelatihan langsung
dengan tetap mematuhi penggunaan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Banyak hal baru yang siswa tersebut dapatkan selama pelatihan, karena selama
menggunakan Zoom dan Google Meet dalam pembelajaran online, siswa hanya
menggunakan HP untuk join dan mengikuti pembelajaran, jadi baru dihadapkan dengan
penggunaanya melalui laptop. Berikut bukti pelatihan yang telah dilaksanakan oleh
mahasiswa:

15
Gambar 2. Sesi pelatihan tahap 1

Pelatihan lanjutan tahap 2 dilakukan secara daring mengingat masih


diberlakukannya PPKM daerah Jawa-Bali sehingga seluruh materi ajar dan cara
pelatihan dilakukan melalui google meet. Pertemuan secara virtual berlangsung pada
tanggal 19 Juli 2021 dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam (11.00-13.00). Masyarakat
sasaran (siswa) diberikan link join oleh mahasiswa untuk dapat bergabung dalam
aplikasi yang sudah disiapkan. Sebelumnya materi telah diberikan melalui WhatsApp
grup yang sudah dirancang Selama proses pelatihan dan pemberian materi berlangsung,
siswa menunjukan antusiasnya dalam mengikuti meeting, terlihat dalam proses
pembelajaran banyak siswa yang aktif dan bertanya terkait penggunaan aplikasi yang
lebih efektif. Mereka cenderung lebih menyukai diskusi online lewat Google
meet/Zoom daripada pemberian materi melalui WhatsApp grup karena dapat secara
langsung bertanya dan mengungkapkan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan.
Materi yang mahasiswa rancang untuk pembelajaran dan pelatihan pada sesi ini adalah
materi yang belum diberiakan guru di sekolah terkait fitur dan tata cara yang baik
selama menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran online, seperti pintasan cepat
membuat link meet, fitur chat yang bervariasi di WhatsApp grup, dan aplikasi Zoom
yang dapat membuat garis/gambar baik saat menggunakannya dengan HP atau Laptop.

16
Beberapa siswa mungkin sudah mengetahui hal tersebut, namun ada juga yang belum
tau tentang fitur yang bisa digunakan dalam aplikasi. Dalam pertemuan daring ini hanya
ada 5 orang yang join dari total keseluruhan masyarakat yang bergabung dalam grup
WhatsApp yaitu 7 orang, hal ini dikarenakan kondisi internet di tempat tinggal siswa
yang bermasalah jadi mereka tidak bisa join ke dalam pertemuan tersebut. Seperti yang
diketahui masalah yang sering terjadi ketika mereka menggunakan Google meet dan
Zoom adalah koneksi internet, selain dapat menghambat dalam menerima materi ini
juga sangat berpengaruh pada kecerdasan siswa tersebut apabila tidak bisa menerima
materi pelajaran dengan baik yang diberikan oleh guru. Namun pemerataan jaringan
internet mungkin sedang diusahakan oleh pemerintah agar tetap dapat melaksanakan
pertemuan secara daring ini. Pelatihan semacam ini sangat diperlukan untuk dapat
melihat seberapa kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan. Jadi
siswa tidak hanya pandai dalam materi atau mengingat tetapi juga dapat
mengoperasikan aplikasi secara langsung kegiatan berdasarkan materi yang telah
diberikan. Sebelum mengakhiri pertemuan, seperti biasa ada sesi diskusi dengan
masyarakat sasaran (siswa) terkait kendala dan hal lain yang ingin disampaikan. Siswa
lebih banyak memberikan opini mereka tentang pentingnya pelatihan semacam ini agar
mereka juga paham menggunakan aplikasi sebelum memulai belajar online. Siswa juga
mengatakan bahwa kegiatan seperti ini belum ada di sekolahnya, mereka cenderung
belajar sendiri untuk paham dan tau bagaimana cara menggunakan aplikasi penunjang
pembelajaran daring pada saat ini. Sehingga kegiatan semacam ini menurut siswa
sangat penting. Berikut bukti gambar kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa:

17
Gambar 3. Pelatihan tahap 2 secara daring

Kegiatan pelatihan tahap 3 berlangsung secara langsung atau luring dimana


siswa datang ke rumah mahasiswa untuk menerima materi dan pelatihan lanjutan serta
mendapat pendampingan dari narasumber. Kegiatan berlangsung pada tanggal 24 Juli
2021 dengan durasi waktu pelatihan selama 1 jam dari pukul 11.00-12.00 WITA
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan pemerintah.
Sebelum melaksanakan kegiatan pertemuan secara luring, mahasiswa dan masyarakat
sasaran (siswa) telah menyetujui kesepakatan untuk melakukan pertemuan secara
langsung untuk memudahkan pelatihan. Saat melakukan kegiatan kebetulan siswa baru
saja pulang sekolah untuk kegiatan sosialisasi semester baru sehingga siswa memakai
pakaian pramuka saat mengikuti pelatihan secara luring. Kegiatan yang dilakukan
secara luring ini bertujuan untuk menunjukan secara langsung bagaimana cara
membuat dan menjadi host dari sebuah meeting baik dalam Google meet dan Zoom.
Selama pelatihan berlangsung siswa banyak berinteraksi dengan mahasiswa dan

18
merespon seluruh penyampaian materi yang diberikan. Rangkaian kegiatan ini
menggunakan alat bantu penunjang seperti HP dan laptop, dan pelatihan dibatasi
durasinya untuk menghindari kerumunan dan penyebaran virus COVID-19. Selama 1
jam waktu pelatihan, siswa sangat aktif dalam membuat meeting virtual mereka
menggunakan HP, karena biasanya yang membuat room pertemuan adalah guru
sekaligus host meeting lalu dikirimkan melalui WhatsApp grup agar siswa dapat
bergabung, jadi tujuan pelatihan ini diberikan kepada siswa agar siswa paham
bagaimana menjadi host dari sebuah room meeting, dan mengatur jalannya pertemuan
yang sedang berlangsung sehingga nantinya apabila guru memberikan tugas kepada
salah satu siswa yang telah ikut pelatihan, mereka bisa menggunakan cara yang sudah
diberikan oleh mahasiswa dan dengan mudah dapat mengoperasikan aplikasi tersebut.
Satu hari sebelum kegiatan pelatihan ini berlangsung, mahasiswa telah mengirimkan
video sebagai referensi belajar agar siswa siap menerima materi saat pelatihan
berlangsung melalui WhatsApp grup. Masyarakat sasaran yang hadir dalam kegiatan
ini adalah 6 orang dari total keseluruhan masyarakat sasaran (siswa) berjumlah 7 orang,
satu orang sakit sehingga tidak bisa datang dalam pelatihan ini. Selama kegiatan
berlangsung, siswa tidak banyak mengeluarkan pertanyaan karena penjelasan yang
diberikan sangat jelas serta dengan tutor yang diberikan langsung oleh mahasiswa, jadi
mereka akan lebih paham tentang penjelasan yang diberikan, ini juga sekaligus
menambah pengetahuan siswa tersebut terkait tata cara penggunaan aplikasi yang baik
dan benar. Berikut bukti gambar pelaksanaan kegiatan oleh mahasiswa:

19
Gambar 3. Pelatihan tahap 3 secara luring

4. Memberikan Tugas Akhir Kepada Masyarakat Sasaran (Siswa) Sebagai Bahan


Evaluasi atau Tolak Ukur Pemahaman Siswa Tentang Materi dan Pelatihan yang Telah
Diberikan
Pemberian tugas akhir kepada masyarakat sasaran (siswa) setelah melakukan
pelatihan yang kurang lebih berlangsung selama 3 minggu untuk memastikan bahwa
siswa paham tentang penjelasan dan materi yang telah diberikan. Untuk menguji dan
mengukur tingkat pemahaman masyarakat sasaran terhadap materi-materi pelatihan
yang telah diberikan, penulis memutuskan untuk memberikan sebuah tugas akhir
sebagai bahan evaluasi siswa dan juga untuk melihat tingkat keberhasilan cara mengajar
dan tujuan pelatihan. Penugasan ini berlangsung pada tanggal 29 Juli 2021 dengan batas
waktu pengumpulan adalah 3 jam setelah instruski diberikan. Tugas ini sengaja
memberikan durasi untuk membuat relatif sedikit untuk melihat seberapa mampu dan
siswa dalam membuat room meetingnya sendiri untuk melihat kecepatan dan keaktifan
siswa dalam menggunakan aplikasi. Berikut merupakan instruksi dari tugas akhir yang
diberikan oleh mahasiswa:
 Silakan buat room meeting sendiri dengan log in menggunakan akun email asli
milik siswa. dalam room meeting tersebut siswa tidak perlu mengundang rekan
lain, cukup buat room meeting dan seeting menjadi host.

20
 Kemudian screenshot link meeting yang sudah kalian buat, dan kirimkan
hasilnya melalui WhatsApp grup.
 Aplikasi untuk membuat room meeting bisa Google Meet dan Zoom.
 Batas waktu pengumpulan adalah 3 jam setelah instruksi diberikan.
 Diutamakan untuk menggunakan HP sebagai alat penunjang komunikasi yang
sering digunakan atau laptop jika punya/milik sendiri.

Pemberian tugas akhir tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dan tolak ukur pemahaman masyarakat sasaran (siswa) dan keberhasilan dari tujuan
pelatihan sesuai dengan program kerja yang ditawarkan. Hal-hal yang dinilai pada tugas
tersebut adalah kemampuan/keahlian siswa dalam mengoperasikan aplikasi-aplikasi
yang telah diajarkan selama kegiatan pelatihan. Dengan pemberian tugas ini, mereka
akan praktek langsung dalam memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalam setiap
aplikasi, Sehingga penggunaan aplikasi bukan menjadi penghalang kegiatan belajar
mengajar akibat kurangnya pengetahuan akan aplikasi yang digunakan dalam
melaksanakan pembelajaran jarak jauh (daring). Apabila hal tersebut mulai diterapkan
akan membuat siswa terbiasa dalam mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi dan
bisa jadi bertindak sebagai host atau admin dari aplikasi yang sudah dipelajari. Berikut
merupakan bukti gambar pelaksanaan kegiatan:

21
Gambar 5. Pembuatan tugas akhir masyarakat sasaran

5. Memberikan Kuisioner Sebagai Bahan Evaluasi Mahasiswa Terhadap Pelatihan Yang


Telah Dilaksanakan Dalam Rangkaian Kegiatan KKNT Untuk Siswa di Desa Tejakula
Kuisioner diberikan pada tanggal 30 Juli 2021. Pemberian kuisioner ini
bertujuan untuk menjadi tolak ukur dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
mahasiswa bersama masyarakat sasaran (siswa). Kuisioner dalam bentuk google form,
sehingga siswa dapat mudah mengisi dan menjawab pertanyaan serta pernyataan dalam
form tersebut. Link kuisioner dikirimkan melalui WhatsApp web. Ini merupakan link
kuisioner yang dikirimkan :
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe-
SJ18WOW_vfqStpzY4zmtKazDvJ7UvlQ2zET9Owernj7dvg/viewform?usp=sf_link
Sebelum mengisi kuisioner, mahasiswa juga tidak lupa mengingatkan kepada siswa
agar mengisi identitas terlebih dahulu kemudian menjawab beberapa pertanyaan di
dalamnya. Ini dilakukan agar mahasiswa juga dapat mengingat dan memberikan

22
feedback kepada sisa apabila jawaban yang diberikan kurang tepat atau tidak sesuai
dengan kenyataan yang terjadi selama proses kegiatan berlangsung. Kuisioner tersebut
diisi oleh 7 orang masyarakat sasaran (siswa) yang sudah tergabung dalam grup
WhatsApp dan mengikuti kegiatan pelatihan oleh mahasiswa. Hasil kuisioner itu
menunjukan bahwa minat siswa menggunakan aplikasi pendukung pembelajaran lebih
banyak pada Google Meeting dan mendapat vote 57,1% dari pada Google Classroom
28,6%, WhatsApp grup 14,3%, dan Zoom 10%. Ini berarti bahwa durasi/ waktu
menggunakan aplikasi pendukung pembelajarn siswa lebih banyak pada penggunaan
Google meeting dibandingkan aplikasi yang lainnya, selain itu penggunaannya juga
cenderung relatif mudah sehingga akan digemari oleh siswa itu sendiri. Dalam
kuisioner tersebut, siswa memberikan tanggapan terhadap kinerja mahasiswa dalam
membantu memberikan bantuan selama proses pelatihan berlangsung, rata-rata
mengatakan bahwa kinerja mahasiswa sangat membantu mereka dalam memahami
materi dan penjelasan yang diberikan baik secara daring maupun luring. Selain itu siswa
juga banyak yang memberikan tanggapan terhadap diskusi tatap muka daring maupun
luring yang dipilih sebagai cara terbaik dalam menyampaikan materi untuk
memudahkan proses pemahaman mereka sendiri dibandingkan hanya mengirim materi
lewat WhatsApp grup saja. Pada bagian penyampaian kritik dan saran, mahasiswa
menemukan banyak yang harus ditingkatkan lagi atas saran dan kritikan yang diberikan
siswa berdasarkan pendapat dan pengamatan mereka sendiri. Mahasiswa menemukan
kesan dan pesan yang sangat baik dari siswa terhadap pelaksanaan KKNbd yang
mengangkat tema “Optimalisasi Pendidikan Berbasis Media Online Guna
Meminimalisir Kesalahan Penggunaan Aplikasi Selama Pembelajaran Daring Untuk
Siswa SMA Di Desa Tejakula” yang merupakan solusi dari ketidakpahaman mereka
tentang penggunaan aplikasi untuk mendukung proses belajar mengajar jarak jauh. Ini
membuat mahasiswa yakin bahwa pelatihan dan materi yang diberikan dapat berguna
serta menambah wawasan mereka dalam menggunakan aplikasi sehingga bisa
mengembangkan diri ke arah lebih baik dari segi pemanfaatan aplikasi yang sudah
disediakan untuk mendung pembelajaran secara daring yang tengah berlangsung di
Indonesia akibat dampak dari pandemi Covid-19. Berikut bukti gambar pelaksanaan
kegiatan oleh mahasiswa:

23
24
Gambar 6. Mengisi kuisioner oleh masyarakat sasaran (siswa)

4.3 Kendala yang dihadapi selama pelatihan

Sejauh ini permasalahan yang dihadapi siswa seputar :

 Koneksi yang kurang stabil saat mengikuti pembelajaran online


 Fitur-fitur aplikasi yang belum banyak diketahui siswa
 Efektivitas dari aplikasi yang digunakan dalam mendukung pembelajaran
 Kurangnya pengetahuan tentang tata cara penggunaan aplikasi pendukung
pembelajaran daring

Kendala yang dihadapi selama pelatihan yaitu, salah satu HP dari siswa yang mengikuti
pelatihan tidak di support oleh aplikasi dikarenakan versi dari HP siswa tersebut tidak dapat
diperbaharui (upgrade) jadi siswa tersebut kesulitan dalam membuat link Zoom meeting
sendiri. Jadi mahasiwa memberikan laptop agar siswa tetap dapat membuat room meetingnya
sendiri dan bergabung dalam room meeting yang sudah dibuat oleh siswa yang lain. Siswa
yang tidak dapat membuat room meeting di aplikasi Zoom ini memang tidak pernah ikut kelas
lewat aplikasi Zoom, dan kebetulan guru-guru yang mengajar di SMA N 1 Tejakula selaku
tempat siswa bersekolah memang kebanyakan melakukan pertemuan tatap muka menggunakan
Google meet.

25
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan KKNT tahun 2021 di desa Tejakula mengembangkan program kerja
dalam bentuk pelatihan berbasis daring dan luring yang mengangkat tema “Optimalisasi
Pendidikan Berbasis Media Online Guna Meminimalisir Kesalahan Penggunaan Aplikasi
Selama Pembelajaran Daring Untuk Siswa SMA Di Desa Tejakula” yang merupakan solusi
dari ketidakpahaman mereka tentang penggunaan aplikasi untuk mendukung proses belajar
mengajar jarak jauh. Ini membuat mahasiswa yakin bahwa pelatihan dan materi yang diberikan
dapat berguna serta menambah wawasan mereka dalam menggunakan aplikasi sehingga bisa
mengembangkan diri ke arah lebih baik dari segi pemanfaatan aplikasi yang sudah disediakan
untuk mendung pembelajaran secara daring yang tengah berlangsung di Indonesia akibat
dampak dari pandemi Covid-19. Program ini telah berlangsung secara efektif dalam kurun
waktu kurang lebih satu bulan. Respon-respon yang diberikan oleh masyarakat sasaran sangat
baik terlihat dari proses diskusi yang dilaksanakan sangat respontif secara daring dan luring
dalam program ini. Antusiasme dan minat masyarakat sasaran (siswa) dalam mengikuti
rangkaian kegiatan pelatihan sangat tinggi sehingga program ini dapat berlangsung dengan
lancar tanpa adanya kendala yang sangat berarti. Hal tersebut terlihat dari kuisioner yang
diterima oleh mahasiswa menemukan banyak sekali respon yang baik terkait tingkat
keefektifan program ini dalam membantu mereka untuk mengatasi kendala-kendala teknis
dalam mengoperasikan aplikasi-aplikasi pendukung pembelajaran online.

5.2 Saran
Pelaksanaan program kerja ini berlangsung secara daring dan luring, sehingga
memiliki kendala terkait kondisi internet. Namun kendala yang dialami oleh pelaksana
program dapat menghambat dalam segi pengiriman materi dan variasi kegiatan dalam pelatihan
karena dibatasi jarak dan waktu. Namun, hal tersebut bisa diatasi apabila pelaksana program
dapat mendesain pelatihan secara langsung namun tetap sesuai aturan prokes yang diterapkan
pemerintah. Diharapkan kondisi seperti ini tidak terjadi pada pelaksanaan KKN Undiksha di
tahun selanjutnya dan dapat ditemukan solusi yang lebih baik untuk pelaksanaan kegiatan
kepada masyarakat. Sehingga dapat mengoptimalkan pengabdian kepada masyarakat sasaran
dan menjadi pilar pembangkit atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat di lingkungan
sosial.

26
REFERENSI

BPS (2021) Luas Wilayah Kabupaten Buleleng per Kecamatan dan Persentasenya Terhadap
Bali, Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng. Available at:
https://bulelengkab.bps.go.id/statictable/2015/09/21/21/luas-wilayah-kabupaten-
buleleng-per-kecamatan-dan-persentasenya-terhadap-bali-2017.html (Accessed: 8
June 2021).
Kejari Buleleng (2021) Kondisi Fisik Kabupaten Buleleng, Website Resmi Kejaksaan Negeri
Buleleng. Available at: https://www.kejari-
buleleng.go.id/page/detail/80#:~:text=Kabupaten Buleleng memiliki luas
wilayah,Kelurahan%2C dan 169 Desa Adat. (Accessed: 7 June 2021).
Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua dalam
Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 241. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya meningkatkan Teknologi
https://www.google.com/jurnalkependidikan%2Farticle%2Fdownload%2F530%2F47
3%2F&usg=AOvVaw1IupUcfoXB1bdxhdwudmuj (Accessed: 8 June 2021).

27
LAMPIRAN

Lampiran 1.

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROGRAM

Nama Program : Optimalisasi Pendidikan Berbasis Media Online Guna


Meminimalisir Kesalahan Penggunaan Aplikasi Selama
Pembelajaran Daring Untuk Siswa SMA Di Desa Tejakula
Rancangan Anggaran Biaya:

Harga Biaya yang


No Material Kegunaan/Justifikasi Kuantitas
Satuan Diperlukan
1. Kuota Kuota Paket Internet 1 51.500 51.500
Internet
Telkomsel
10GB
2. Pulsa Mengirim via sms jika 1 15.000 16.500
terdapat hambatan
jaringan
TOTAL ANGGARAN (Rp) 68.000

 Bukti Transaksi Pembelian

28

Anda mungkin juga menyukai