Anda di halaman 1dari 114

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V UPTD SD NEGERI


091341 BINTANG MARIAH KECAMATAN DOLOG
MASAGAL KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh:

Nama : Ruspoji Yesaya Damanik


NPM : 1901010147
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANG SIANTAR
PEMATANG SIANTAR
2023
PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V UPTD SD NEGERI
091341 BINTANG MARIAH KECAMATAN DOLOG
MASAGAL KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar


Untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian Program
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nama : Ruspoji Yesaya Damanik


NPM : 1901010147
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANG SIANTAR
PEMATANG SIANTAR
2023
i
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

ii
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR SISWA KELAS V UPTD SD NEGERI
091341 BINTANG MARIAH KECAMATAN DOLOG MASAGAL
KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh:
Nama : Ruspoji Yesaya Damanik
NPM :1901010147

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Pendidikan Karakter


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Uptd Sd Negeri 091341 Bintang
Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bersifat
asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dipengaruhi
yaitu variabel pendidikan karakter dan variabel motivasi belajar siswa kelas V SD
Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten
Simalungun . Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukan
bahwa pendidikan karakter memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Hal tersebut dapat ditunjukan pada H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara dampak teknologi dengan minat belajar
siswa dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,00<0,05. Pada tabel tersebut juga
menjelaskan besar pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi belajar siswa
diperoleh, koefisien determinasi yaitu sebesar 0,085.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Motivasi Belajar, Siswa

Pematang Siantar, Oktober 2023


Yang Menyatakan

(Ruspoji Yesaya Damanik)


NPM : 1901010147

iii
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CHARACTER EDUCATION ON THE LEARNING


MOTIVATION OF CLASS V STUDENTS UPTD STATE ELEMENTARY
SCHOOL 091341 BINTANG MARIAH DOLOG MASAGAL DISTRICT
SIMALUNGUN DISTRICT

By:
Name: Ruspoji Yesaya Damanik
NPM: 1901010147

This research aims to see the influence of character education on the


learning motivation of class V students at Uptd Sd Negeri 091341 Bintang
Mariah, Dolog Masagal District, Simalungun Regency. This research is
associative, namely research that aims to determine the influence between two or
more variables. This research will be carried out on class V students of SD Negeri
091341 Bintang Mariah, Dolog Masagal District, Simalungun Regency. When the
research was carried out in October 2023. Based on the data collected by
researchers, it shows that character education has an influence on student
learning motivation. This can be shown in that H0 is rejected and Ha is accepted,
which means that there is a significant influence between the impact of technology
and students' interest in learning, proven by a significance level of 0.00<0.05. The
table also explains the magnitude of the influence of character education on
students' learning motivation, the coefficient of determination is 0.085.

Keyword: Character Education, Learning Motivation, Students

Pematang Siantar , October 2023


That State

(Ruspoji Yesaya Damanik)


NPM :1901010147

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal
Kabupaten Simalungun ” dengan baik serta dapat diselesaikan guna memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar serta guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadarii bahwa penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
terpenuni tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muktar Panjaitan,S.Si.,M. Pd., selaku Rektor Universitas
HKBP Nommensen Pematang Siantar.
2. Ibu Prof. Dr. Jumaria Sirait, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar.
3. Bapak Dr. Asister Fernando Siagian,S. Pd.,M. Pd,. Selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas HKBP Nommensen
Pematang Siantar.
4. Bapak Rio Parsaoran Napitupulu,S.Pd,. M. Pd., selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas HKBP Nommensen
Pematang Siantar.
5. Ibu Dr.Natalina Purba,S. P,Sos., M.Pd., selaku dosen pembimbing 1, dan
“Bapak Radode K Simarmata,S.,Pd.,M.,Pd.,selaku dosen pembimbing 2”
yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan beliau juga penuh
kesabaran membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Civitas akademik jurusan PGSD, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar.

v
7. Kepada Ibu Helen afriati sinaga,S. Pd,Bapak dan Ibu Guru UPTD SD
Negeri 122379 Pematang Siantar yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
8. Untuk kedua orangtua saya, terimakasih untuk cinta kasih dan motivasi
yang begitu tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah samapi
tuntas.
9. Teman-teman PGSD stambuk 2019 terutama kepada Group PG.A3 selaku
teman perjuangan dan memberikan informasi.
10. Terkhusus Anri purba ,frans saruksuk, grop pgsd raya selaku sobat yang
mau sebagai wadah bertukar pikiran dan memberi semangat proses
perkuliahan di kampus.Kepada teman pekerjaan dan teman teman
sekampung terimakasih atas dukungnya semua.
Demi kesempurnaan skripsi ini saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberi
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Pematang Siantar , Oktober 2023


Penulis,

Ruspoji Yesaya damanik


NPM.1901010147

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Pendidikan Karakter
2.1.2 Hakikat Belajar
2.1.3 Hakikat Motivasi Belajar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
3.1.2 Metode Penelitian
3.2 Tempat, Waktu dan Kegiatan Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu dan Kegiatan Penelitian
3.3 Rancangan/Desain Penelitian
3.3.1 Rancangan
3.3.2 Desain penelitian
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
3.4.2 Sampel Penelitian
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data

vii
3.5.2 Sumber Data
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.6.1 Angket (Kuesioner)
3.6.2 Dokumentasi
3.7 Uji Validitas dan Instrumen
3.7.1 Uji Validitas
3.7.2 Uji Reliabilitas
3.8 Uji Prasyarat
3.8.1 Uji Normalitas
3.9 Teknik Pengolahan ( Analisis ) Data
3.9.1 Uji Korelasi
3.9.2 Uji Hipotesis
3.10 Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi data sekolah SD Negeri 091341 Bintang Mariah
4.2 Pembahasan Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Instrumen
4.2.2 Hasil Angket Penelitian
4.2.3 Uji Reliabilitas Angket
4.3 Uji Prasyarat Data
4.3.1 Uji Normalitas
4.3.2 Uji Hipotesis
4.4 Pembahasan dan Hasil Temuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 : ANGKET PENDIDIKAN KARAKTER
LAMPIRAN 2 : ANGKET MOTIVASI BELAJAR
LAMPIRAN 3 : HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET
MOTIVASI BELAJAR

viii
LAMPIRAN 4 : HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET
PENDIDIKAN KARAKTER
LAMPIRAN 5 : UJI RELIABILITAS ANGKET PENDIDIKAN
KARAKTER DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 6 : UJI RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR
DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 7 : UJI NORMALITAS DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 8 : UJI KORELASI DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 9 : ANGKET YANG DI ISI SISWA
LAMPIRAN 10 : DOKUMENTASI
Daftar Riwayat Hidup

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Proses pembelajaran dalam mencapai manusia Indonesia yang
berpendidikan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sampai pada
pengembangan potensi peserta didik secara utuh, baik soft skill maupun hard skill.
Pengembangan potensi peserta didik secara utuh yang tertuang dalam undang-
undang kependidikan selayaknya merupakan suatu solusi bagi bangsa dalam
menghadapi krisis moral sebagai dampak negatif dari perkembangan zaman dan
perkembangan paham-paham yang bertentangan dengan karakter jati diri bangsa.
Krisis moral yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini termuat jelas dalam berita
dimedia digital, berita dimedia cetak dan elektronik menampilkan berbagai
perbuatan buruk atau penyimpangan moral. yang dilakukan oleh berbagai tingkat
usia, masyarakat awam maupun para elit politik, tokoh agama dan pejabat
negara.
Praktik tindakan yang tidak bermoral seperti korupsi, pencurian,
berbohong, kecurangan, memfitnah, penyalahgunaan narkoba, mengkonsumsi
minuman keras, tawuran, tindak kekerasan pada sesama rekan pelajar bahkan
kepada guru, orangtua, pelecehan seksual, seks bebas, video porno, egois, praktik-
praktik memperjuangkan hak tetapi melupakan kewajiban, ujaran kebencian,
merendahkan orang lain, malas mengikuti kegiatan keagamaan, serta tidak mau
mengembangkan potensi diri yang bermanfaat. Keadaan ini menjadi gambaran
suramnya masa depan karena berkurangnya figur teladan bagi masyarakat maupun
generasi muda penerus bangsa ( Fauzia, 2019).
Kondisi moral ini menandakan apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan,
mencakup pengetahuan moral yang didapatkan di bangku sekolah ternyata belum
berdampak positif terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Akhirnya
Kondisi ini mendorong pemerintah menyimpulkan perlunya pendidikan karakter
diajarkan secara intensif di sekolah-sekolah (Sipayung, 2021).

1
2

pendidikan karakter tidaklah muda, selain syarat penilaian dalam raport


juga sebagai upaya penyelesaian kondisi pendidikan saat ini. Banyak pendidik
mengeluh karena kesulitan membuat desain pembelajaran yang mengakomodir
pendidikan- pendidikan karakter yang hendak di bentuk. Juga minimnya
penguasaan aneka pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode
pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang akan mengakibatkan kurangnya
motivasi siswa dalam belajar, kebanyakan siswa tidak akan mengulang apa yang
mereka dapatkan disekolah. Oleh karena itu, para guru sangat berperan penting
dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan dorongan ataupun motivasi
kepada peserta didik dalam pembelajaran (Silaban, 2021).
Hal ini sejalan dengan pendapat Woolfolk (Milfayetty, 2018:121) bahwa
motivasi merupakan suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan semangat,
mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. Membangun motivasi belajar yang
baik tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukannya proses,
usaha, bimbingan dan pendampingan yang terus menerus yang dimotori oleh
orangtua dan sekolah. Di sekolah pendidikan karakter ini tidak hanya dilakukan
oleh guru kelas, guru mata pelajaran, melainkan semua komponen masyarakat
yang ada di lingkungan sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas V di
SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten
Simalungun, selama mengajar dari tahun ke tahun banyak siswa yang belum
memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Hal itu ditandai dengan nilai yang
diperoleh masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kebiasaan belajar
juga belum membudaya dalam diri siswa yang terlihat pada saat aktivitas belajar
siswa disekolah. Beberapa siswa masih terlihat tidak mengerjakan tugas pekerjaan
rumah (PR) yang telah diberikan guru dengan alasan lupa dan tidak membawa
buku PR, kebiasaan seperti ini sangat dipengaruhi oleh rasa malas dan semangat
untuk belajar yang tinggi.
Selain faktor internal yang membangkitkan motivasi belajar, Ada juga
faktor dari luar (Eksternal) yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa,
contohmya dengan dukugan keluarga maupun guru itu sendiri. Berdasarkan hasil
3

observasi pada selasa 28 juli 2023 dan didukung oleh perbincangan dengan guru
kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah, terungkap bahwa motivasi belajar
siswa sangat berpengaruh besar dari dukungan keluaraga ,terlebih dari orang tua
murid tersebut, hal ini dapat dapat mendorong semangat belajar siswa dalam
belajar. Namun demikian belum sepenuhnya siswa memiliki motivasi belajar yang
tinggi masih ada juga sekitar 40% siswa yang kurang memiliki motivasi belajar
dengan alasan lebih mengesampingkan pendidikan atau pembelajaran yang lain di
luar kegiatan belajar mengajar kelas dan pengaruh dari orangtua.
Dari hasil belajar siswa dilaporkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian
siswa terbagi dalam dua kelompok perolehan nilai yakni sebanyak 40%
memperoleh nilai di bawah KKM dan 60% memperoleh nilai sama dengan atau di
atas KKM. Perbedaan dua kelompok perolehan nilai ini menurut guru wali kelas
V dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Yakni sebagaimana tampak dalam
tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah
No Nilai Jumlah Presentasi Keterangan
1 ˂ 75 9 40% Tidak Memenuhi KKM
2 ˃ 75 16 60% Memenuhi KKM
Jumlah 25 100%
Sumber:SD Negeri 091341 Bintang Mariah
Masalah motivasi belajar, membangun motivasi dan sikap penanaman
motivasi belajar dalam dunia pendidikan bukanlah sesuatu yang baru dan asing.
Permasalahan motivasi belajar juga kerap dijadikan perbincangan hangat,
melaksanakan pendidikan lebih bermutu, dan lebih baik, membentuk manusia
beriman dan bermoral, menghasilkan generasi berdaya saing serta berjiwa solider,
dan menciptakan lingkungan pendidikan yang bersinergi. Kesadaran siswa masih
harus dibimbing dalam melaksanakan rutinitas di sekolah mulai dari kedisiplinan,
waktu doa, dan waktu yang kosong. Hal itu tidak terlepas dari peran pendidikan
orangtua dalam mendukung kesadaran siswa. Oleh karena itu, penanaman atau
4

konsep pendidikan karakter begitu penting untuk diterapkan dalam dunia


pendidikan.
Pendidikan karakter merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
dunia pendidikan, karena itu harus ditanamkan dalam konteks pendidikan guna
membangun generasi muda yang memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk
mencapai kesuksesan akademik dimasa depan. Karena pembentukan karakter
akan membangun mental yang kuat dan spirit yang kuat, dari sinilah seorang guru
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses membangun motivasi belajar
siswa. Cara berpikir seorang siswa harus dapat berubah melalui pendidik
memberikan pelajaran, sehingga harapannya siswa mampu menyiapkan diri
untuk menghadapi masa depannya (Kurnianti, 2020).
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
pendidikan dapat menjadi salah satu usaha untuk membimbing, mengajar,
menanamkan nilai-nilai serta dasar pandangan hidup kepada generasi muda.
Pendidikan di yakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa
sebagai calon sumber daya yang handal untuk dapat bersikap kritis, logis dan
inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi
(Dyan, 2020). Hal ini dimaksudkan untuk agar nantinya generasi muda menjadi
manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai
manusia, sesuai dengan sifat, hakikat dan karakter – karakter sebagai seorang
pribadi.
Plato (Abdullah, 2013:72) bahwa pendidikan itu sangat perlu, baik bagi
dirinya selaku individu maupun sebagai warga negara. Negara wajib menjamin
pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian, setiap peserta didik
harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan masing – masing sesuai jenjang usianya sehingga pendidikan itu
sendiri akan memberikan dampak dan perubahan secara efektif bagi kehidupan
pribadi, peserta didik yang dilakukan. Tantangan utama yang dihadapi pendidikan
berulang adalah kebutuhan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas kelas di
bawah program pasca ke aksaraan sehingga pencapaian dalam keaksaraan
5

dipertahankan, kebutuhan untuk memperbaiki kondisi pengawas dan guru


memberikan kesempatan profesional yang baik (Lumbanraja, 2019).
Kementerian pendidikan dan kebudayaan dan kementerian agama
mengacu pada tujuan dan fungsi yang sama sebagaimana dirumuskan dalam
undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Tujuan akhir dari pendidikan
adalah untuk membangun warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Proses pembelajaran dalam mencapai manusia Indonesia yang
berpendidikan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sampai pada
pengembangan potensi peserta didik secara utuh, baik soft skill maupun hard skill.
Pengembangan potensi peserta didik secara utuh yang tertuang dalam undang-
undang kependidikan selayaknya merupakan suatu solusi bagi bangsa dalam
menghadapi krisis moral sebagai dampak negatif dari perkembangan zaman dan
perkembangan paham-paham yang bertentangan dengan karakter jati diri bangsa.
Krisis moral yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini termuat jelas dalam berita
dimedia digital, berita dimedia cetak dan elektronik menampilkan berbagai
perbuatan buruk atau penyimpangan moral. yang dilakukan oleh berbagai tingkat
usia, masyarakat awam maupun para elit politik, tokoh agama dan pejabat
negara.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik melaksanakan


penelitian dengan judul: Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi
Belajar Siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun.
6

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan paparan latar belakang masalah yang telah ditemukan, maka
diperoleh beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Siswa belum memiliki karakter yang baik.
2. Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar kelas
3. Hasil belajar siswa belum mencapai nilai KKM
4. Kurang maksimalnya kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran,
metode pelajaran dan strategi pembelajaran

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperoleh gambaran
permasalahan yang begitu luas. Namun adanya keterbatasan waktu, maka penulis
memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan fokus. Selanjutnya
masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada Pengaruh Pendidikan
Karakter Terhadap Motivasi Belajar Siswa V SD Negeri 091341 Bintang Mariah
Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat karakter siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang
Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.
2. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Swasta Assisi
Medan dalam kegiatan belajar mengajar tahun pembelajaran
2021/2022.
3. Apakah ada pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi belajar
siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun.
7

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan karakter siswa kelas V SD
Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten
Simalungun.
2. mengetahui tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.
3. Untuk Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah
Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan kekayaan pengetahuan untuk mengembangkan teori dan ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam bimbingan terkait
dengan motivasi belajar dan pendidikan karakter.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti untuk menambah pengetahuan
informasi tentang pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi belajar
siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun.
b.Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru untuk memberikan masukan bahwa
pendidikan karakter dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
8

d. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah sebagai acuan untuk mengetahui
pendidikan karakter dan motivasi belajar di sekolah.
e. Bagi PGSD
Manfaat penelitian ini bagi PGSD sebagai tambahan referensi dalam
penelitian pendidikan karakter dan motivasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Hakikat Pendidikan Karakter
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang ada di semua masyarakat, proses
pembentukan sebuah kecakapan yang sangat fundamental (mendasar) secara
intelektual dan emosional yang matang akan selalu dibutuhkan manusia, dengan
demikian melalui pendidikan manusia semakin dewasa dan bertanggung jawab
menghadapi masalah dalam kehidupannya. Pendidikan secara etimologi berasal
dari bahasa latin, yakni educatum yang tersusun dari dua kata, yaitu E dan duco.
Maka dari kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit
ke banyak, sedangkan duco berati perkembangan atau sedang berkembang. Jadi
dapat disimpulkan pendidikan secara etimologi adalah sebuah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Oleh karena itu,
beberapa para ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian pendidikan
sebagai berikut:
Poerwakawatja (Jalaluddin, 2013:8) berpendapat bahwa pendidikan adalah
sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilannya kepada generasi
muda, sebagai usaha menyiapkan generasi muda agar dapat memahami fungsi
hidupnya, baik jasmani maupun rohani menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan
sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Sriwilujeng (2017:2) berpendapat
bahwa pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian.
Kingley (Ardi Widodo, 2015:15) mengemukakan bahwa pendidikan
adalah proses di mana kekayaan budaya non fisik dipelihara atau dikembangkan
dalam mengasuh anak-anak atau mengajar orang-orang dewasa. Pendidikan

9
10

merupakan tiang pancang kebudayaan dan fundasi utama untuk membangun


peradaban bangsa. Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan
kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan warga. Menurut (Nasional
1982) Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2, Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
berakar pada nilai - nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses usaha dari manusia
dewasa yang telah sadar akan keberadaannya (kemanusiaannya) dalam
membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar
pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang
sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai
dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan merupakan sebuah
aset dan kebutuhan bagi bangsa Indonesia, untuk membantu manusia dari ketidak
berdayaan hidup menuju manusia yang berdaya guna.

2.1.1.2 Pengertian Karakter


Setiap individu memiliki karakter yang berbeda - beda yang di bawa dan
terbentuk sejak ia lahir. Karakter seseorang dapat terbentuk dari lingkungan
keluarga ataupun lingkungan masyarakat di mana individu tersebut tinggal.
menurut Dwi Banawi (2021:26) karakter secara etimologi berasal dari bahasa
Inggris dan Yunani (character) yang berarti membuat tajam, membuat dalam.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengutarakan mengenai istilah
‘karakte’ yang berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Oleh karena itu beberapa para ahli
mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian karakter sebagai berikut:
Suwardani (2020) mengemukakan istilah karakter berasal dari bahasa
yunani “charassein” yang berarti membuat tajam, membuat dalam atau “to
engrave” yang artinya mengukir, memahat, menandai yang berfungsi sebagai
pembeda, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat di bedakan
11

dengan yang lain. Senada dengan Ki Hajar Dewantara (Paul 2015:28) bahwa
karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lain. Dyah (Sriwilujeng, 2017:2)
berpendapat bahwa karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis
atau moral. American Dictionary of the English Languag ( Willy Susilo, 2013:23)
mendefinisikan karakter sebagai kualitas yang khas dan mapan yang terbentuk
dalam kehidupan setiap pribadi, yang menentukan pola responsnya yang konsisten
dalam berbagai situasi.
The webster’s Dictionary (Sidjabat, 2011: 2) character sebagai “ The
aggregate features and traits that form the apparent individual nature of some
person or thing; moral or ethical quality; qualities of honesty; courage, integrity;
good reputation; an account of the qualities or peculiarities of a person or thing.”
Dalam terjemahan bebas karakter berarti keseluruhan ciri – ciri dan kebiasaan
yang membentuk sifat seseorang atau sesuatu, kualitas moral atau etis, kualitas
kejujuran, keberanian, integritas, reputasi yang baik, gambaran kualitas atau
keunikan seseorang atau sesuatu. Abdullah (2013:214) berpendapat bahwa
karakter merupakan kualitas moral dan mental yang pembentukannya dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Thomas Lickona (Fadilah, 2021:12) mengemukakan bahwa karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam menanggapi situasi secara moral. Sifat
alami tersebut tercermin dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik,
jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter
mulia lainya. Ada tiga komponen karakter yang baik, yaitu 1. moral knowing
(pengetahuan tentang moral), 2. moral feeling (perasaan tentang moral), dan 3.
moral action (perbuatan moral), yang di perlukan agar anak mampu memahami,
merasakan, dan mengerjakan nilai - nilai kebajikan
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian karakter dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan sifat, tabiat, atau kebiasaan alami dalam
diri seseorang ( individu ) dan kehidupan manusia setiap hari, yang sudah begitu
tertanam dan berurat berakar serta telah menjadi ciri khas diri sendiri
12

(personalitas) yang menunjukkan eksistensi setiap individu. Karakter dimaknai


sebagai cara berpikir dan berperilaku baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Karakter yang baik akan menunjukkan perilaku yang baik, dan
karakter yang buruk akan menunjukkan perilaku yang buruk pula. Pengalaman
orang – orang sukses membuktikan bahwa sukses lebih ditentukan oleh karakter
dan sikap daripada kecerdasan intelektual, banyak orang cerdas, tetapi gagal
dalam hidupnya karena karakter dan sikapnya tidak mendukung. Sebaliknya, ada
orang tanpa pendidikan tinggi, bahkan tanpa tubuh jasmani yang sempurna,
hidupnya sukses karena memiliki karakter dan sikap yang positif.

2.1.1.3 Katarestik Anak Kelas V Pendidikan Karakter


Pendidikan Karakter merupakan aspek penting dalam mengembangkan
ranah afektif, khususnya bagi anak usia Sekolah Dasar. Muatan pendidikan
karakter diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar berdasarkan materi dari
standar isi kurikulum. Pendidikan Karakter penting untuk ditanamkan pada anak
usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk pribadi siswa agar memiliki
nilainilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik. Masa usia
sekolah dasar kelas V sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
sepuluh tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
Karakteristik utama siswa sekolah dasar kelas V adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya,
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Suyati (1992: 14–16) karakteristik anak umur 10-13 tahun atau
kelas 5-6 adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Fisik a. Otot tangan dan lengan
lebih berkembang. b. Anak-anak menjadi sadar akan keadaan jasmaninya. c. Anak
laki-laki senang pertandingan yang kasar dan keras. d. Anak-anak pada masa ini
ada perbaikan kecepatan bereaksi. 14 e. Anak-anak umur ini gemar akan jenis
olahraga pertandingan. 2. Karakteristik Sosial dan Emosional a. Bersamaan
dengan proses kematangan fisik, emosinya pada waktu itu tidak stabil. b. Karena
hasrat bergabung dan adanya perbedaan cara menimbulkan salah paham antara
13

anak satu dan lainnya. c. Anak usia ini mudah timbul takjub. d. Anak-anak usia ini
emosi biasa berontak. e. Mempunyai tanggapan positif terhadap penghargaan dan
puji-pujian. 3. Karakteristik Mental a. Anak-anak masa ini lebih gemar bermain-
main dengan mempergunakan bola. b. anak-anak lebih berminat dalam
permainan-permainann berregu atau Berkelompok. c. Anak-anak sangat
terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol atau mencapai prestasi tinggi.
d. Sementara anak masa ini mudah putus asa, karena itu usahakan bangun kembali
atau bangkit kembali apabila tidak berhasil dalam mencapai sesuatu.. e. Dalam
melakukan sesuatu usaha, selalu berusaha mendapat persetujuan dari guru terlebih
dahulu.
Dapat disimpulkan bahwa karakterestik siswa kelas 5 yaitu : 1.
Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain 2. Karakteristik anak
sekolah dasar adalahsenang bergerak 3. Karakteristik anak sekolah dasar adalah
senang bekerja dalam kelompok. 4. Karakteristik anak sekolah dasar adalah
senang merasakan atau melakukan atau memperagakan secara langsung. Basset,
Jacka, dan Logan mengemukakan bahwa karakteristik siswa usia Sekolah Dasar
adalah secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia
sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; senang bermain 15 dan lebih suka
bergembira/riang; suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal,
mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; biasanya tergetar
perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka
mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan; mereka belajar
secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; dan mereka
belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak
lainnya (Sumantri dan Permana, 2001: 11). Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa kelas V SD termasuk dalam tahapan operasional konkret
yaitu usia 10-12 tahun. Pada masa ini cara berfikir anak masih konkret belum bisa
berfikir secara abtrak. Sehingga dengan menggunakan pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat yang pada penerapannya berkaitan dengan materi secara
langsung dengan apa yang mereka alami di lingkungan akan memudahkan siswa
dalam memahami dan meningkatkan pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat
14

mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada


siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
kehidupan siswa seharihari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara
individual maupun dalam kelompok.
2.1.1.4 Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai tujuan untuk mencerdaskan peserta didik
dalam berperilaku yang baik yang biasanya dilakukan dilingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, beberapa para ahli mengemukakan
pendapat mereka tentang tujuan pendidikan karakter sebagai berikut:
Willy Susilo (2013:151) mendefinisikan pendidikan karakter bertujuan
untuk sifat dan sikap peserta didik agar mampu menjadi orang yang ‘baik dan
berhasil’ sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadikan manusia
bermanfaat, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga demokratis serta bertanggung jawab. Roestamy
(2020:24) berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai dalam diri peserta didik, sehingga peserta didik mampu memiliki budi
pekerti secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Muslich (2014:81) mendefinisikan tujuan dari pendidikan karakter adalah
untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah
pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan simbang. Koesoema (2012: 34) mengemukakan tujuan
pendidikan karakter lebih terkait dengan tata krama, sopan santun, dan etika
dalam pergaulan sehari- hari, sebagai pengembangan kepribadian di mana
pertumbuhan individu sebagai pribadi yang sehat merupakan sasaran akhir.
Suparno (2015:29) mendefinisikan pendidikan karakter bertujuan untuk
membantu agar siswa – siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter
kuat yang di inginkan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan
karakter maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk
15

meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang.

2.1.1.5 Nilai – nilai Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, memiliki nilai - nilai
yang dapat dilihat melalui tingkah laku siswa. Oleh karena itu beberapa para ahli
mengemukakan pendapatnya tentang nilai - nilai pendidikan karakter sebagai
berikut :
Puskur (Paul, 2015:34–35) menemukan bahwa nilai - nilai pendidikan
karakter sebagai berikut
1. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh - sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas
dengan sebaik - baiknya.
6. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil
baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas - tugas.
8. Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
16

9. Rasa Ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikasi: tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama degan orang lain.
14. Cinta damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
17. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya -
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
18. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan yang Maha Esa.
Sukamto (Muslich, 2014:79) berpendapat bahwa nilai pendidikan karakter
yang perlu di ajarkan pada anak meliputi :
1. Kejujuran,
2. Loyalitas dan dapat diandalkan,
3. Hormat,
17

4. Cinta,
5. Tidak egoisan dan sensitifitas,
6. Baik hati dan pertemanan,
7. Keberanian,
8. Kedamaian,
9. Mandiri dan potensial,
10. Disiplin diri dan moderasi,
11. Kesetiaan dan kemurnian,
12. Keadilan dan kasih sayang.
Dyah (2017: 8) berpendapat nilai pendidikan karakter yang diperlukan
antara lain:
1. Cinta damai,
2. Toleransi,
3. Menghargai perbedaan agama,
4. Teguh pendirian,
5. Percaya diri,
6. Kerja sama lintas agama,
7. Anti - bully dan kekerasan,
8. Persahabatan,
9. Tidak memaksakan kehendak,
10. Melindungi yang kecil dan tersisih.
Sofyan (2019:103) berpendapat nilai pendidikan karakter yang diperlukan
antara lain:
1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya,
2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian,
3. Kejujuran,
4. Hormat dan santun,
5. Kasih sayang, kepedulian dan kerja sama,
6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pentang menyerah,
7. Keadilan dan kepemimpinan,
8. Baik dan rendah hati,
18

9. Toleransi, cinta dami, dan persatuan.


Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang nilai pendidikan karakter di
atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan karakter yang perlu dikembangkan
dalam diri siswa ada beberapa poin antara lain;
1. Religius: mencerminkan keimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
melalui ajaran agama yang dianutnya, melalui pikiran, perkataan, dan
tindakan.
2. Jujur: berbicara apa adanya, bertindak sesuai dengan kenyataan,
menjadikan dirinya menjadi orang yang dapat dipercaya.
3. Disiplin: menaati peraturan yang telah di tentukan dan di sepakati
bersama.
4. Tanggung jawab: melaksanakan tugas yang dipercayakan sampai tuntas
sebagaimana yang seharusnya dilakukan.
5. Santun: bertutur kata dan berbicara yang sopan ke semua orang.
6. Peduli: berpartisipasi dalam kegiatan sosial
7. Percaya diri: berani tampil, yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan.
8. Cinta lingkungan: menjaga kebersihan lingkungan sekitar, tindakan yang
mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya.
9. Cinta damai: tidak ada kekerasan, tidak bermusuhan, dan rukun
10. Toleransi: menghargai pendapat orang lain
11. Menghargai prestasi: mendukung keberhasilan orang lain dan belajar
untuk mendapatkan prestasi
12. Gotong royong: menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan masalah bersama.
13. Persahabatan: memberi pengalaman kepada orang lain, dan menjalin
komunikasi yang baik dengan sesama.
14. Kreatif: menciptakan sesuatu dengan berdasarkan ide sendiri.
15. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah terpengaruh pada orang lain
19

16. Bergaya hidup sehat: menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan.
17. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh – sungguh
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik –
baiknya.
18. Ingin tahu: sikap yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat dan didengar.

2.1.1.6. Pendekatan Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, memiliki pendekatan
yang berbeda – beda yang dapat di ajarkan kepada siswa, pendidikan karakter
merupakan segala sesuatu yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik, guru membantu membentuk watak peserta didik yang
mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi. Oleh karena itu, beberapa
para ahli mengemukakan pendapatnya tentang pendekatan pendidikan karakter
sebagai berikut :
Masnur (Muslich, 2014:108) menyebutkan ada beberapa pendekatan
pendidikan karakter yang sering digunakan oleh lembaga pendidikan yaitu:
1. Pendekatan penanaman nilai: merupakan suatu pendekatan yang memberi
penekanan pada penanaman nilai -nilai sosial dalam diri siswa.
2. Pendekatan perkembangan kognitif: merupakan pendekatan yang
karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan
perkembangannya, yang mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang
masalah – masalah moral dan dalam membuat keputusan – keputusan
moral.
3. Pendekatan analisis nilai: merupakan penekanan pada perkembangan
kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah
yang berhubungan degan nilai – nilai sosial.
20

4. Pendekatan klarifikasi nilai: merupakan pendekatan pada usaha membantu


siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk
meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai – nilai mereka sendiri.
5. Pendekatan pembelajaran berbuat: merupakan pendekatan pada usaha
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan -
perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama – sama
dalam suatu kelompok.
Hersh (Suwardani, 2020:112) menyatakan ada lima pendekatan yang
sering di gunakan untuk melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter,
yaitu:
1. Pendekatan pengembangan rasional
2. Pendekatan pertimbangan
3. Pendekatan klarifikasi nilai
4. Pendekatan pengembangan moral kognitif
5. Pendekatan perilaku sosial.
Thomas Lickona (Fadilah, 2021:45) berpendapat bahwa pendekatan
pendidikan karakter diarahkan pada pembentukan etika tertentu seperti kejujuran,
kepedulian, keberanian, menghormati, pengendalian diri dan kerja sama.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pendekatan pendidikan
karakter, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pendidikan karakter melalui
pendekatan pembelajaran berbuat, pendekatan penanaman nilai, pendekatan
penanaman moral, pendekatan analisis nilai, pendekatan klarifikasi nilai,
pendekatan pertimbangan, pendekatan perilaku sosial, yang artinya dari setiap
pendekatan ini dapat membantu siswa untuk memperoleh dan memiliki
pendidikan karakter.

2.1.1.7 Strategi Pendidikan Karakter


Pengembangan kemampuan peserta didik untuk merumuskan ke mana
tujuan hidupnya, dan apa saja yang baik yang harus di lakukan dan yang mana
yang jelek harus di hindari dalam mewujudkan tujuan hidup itu sendiri.
Pendidikan karakter itu sendiri merupakan proses yang berlangsung secara terus
21

menerus dan tiada henti, pendidikan karakter sendiri merupakan proses yang
berlangsung secara terus menerus dan tiada henti, pendidikan karakter juga tidak
bisa hanya diceramahkan tetapi pendidikan karakter memerlukan strategi yang
tepat. Penerapan pendidikan karakter terhadap peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai strategi. Beberapa para ahli berpendapat tentang strategi
penerapan pendidikan karakter antara lain :
Masnur (Muslich, 2014:175) berpendapat bahwa pelaksanaan strategi
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan cara :
1. Keteladanan/contoh
Pemberian contoh/teladan bisa dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah,
staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan spontan biasanya dilakukan pada saat guru
mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti
meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding.
3. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilai – nilai yang baik sehingga guru
dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.
4. Pengkondisian lingkungan
Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa dengan penyediaan sarana
fisik. Contoh: penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan - slogan
mengenai budi pekerti yang mudah di baca oleh peserta didik, aturan/ tata
tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga setiap
peserta didik mudah membacanya.
5. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara
terus- menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah
berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan,
22

mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas


belajar.
Lickona (Suwardani, 2020:116) strategi yang disarankan dalam
pengembangan karakter adalah:
1. Strategi pengelolaan kelas,
2. Menciptakan moral positif di sekolah,
3. Membangun sinergi antara orang tua, sekolah, masyarakat dalam
mengembangkan karakter.
Paul (2015:99) menyampaikan bahwa strategi penyampaian pendidikan
karakter terhadap siswa adalah:
1. Strategi Transfer Nilai Lewat Ceramah: Guru mentransfer nilai yang mau
ditanamkan kepada siswa.
2. Strategi Konsientisasi: penyadaran, di mana siswa lebih aktif menggali
nilai dari kasus yang ditawarkan guru.
3. Strategi lewat pengalaman dan refleksi: penyampaian pendidikan karakter
dapat pula melalui refleksi pengalaman siswa. Siswa dibantu untuk
mengalami sesuatu dalam menekuni mata pelajaran di sekolah, dalam
kegiatan kokurikuler, dalam kegiatan ekstrakurikuler.
4. Strategi Lewat keteladanan: nilai karakter dapat pula disampaikan dengan
keteladanan hidup.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang strategi pendidikan
karakter dapat disimpulkan bahwa strategi pendidikan karakter yaitu lewat
keteladanan, teguran, kegiatan rutin, pengkondisian lingkungan, membangun
sinergi antara orang tua, dan sekolah.

2.1.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter


Karakter pada dasarnya dikategorikan sebagai pengembangan kualitas diri.
Faktor yang mempengaruhi berjalanya kualitas diri yakni faktor bawaan dan
faktor lingkungan, faktor bawaan meliputi karakter yang dimiliki peserta didik
berdasarkan karakteristik karakter orangtuanya. Faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan karakter seorang anak seperti keluarga, guru,
23

teman, pelajaran, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu beberapa para ahli
mengemukakan pendapat tentang yang mempengaruhi pendidikan karakter antara
lain:
Suparno (2015:65) menyebutkan bahwa yang mempengaruhi pendidikan
karakter siswa adalah:
1. Orang Tua: Orang tua adalah pendidik utama pada anak – anak.
2. Guru: Guru di sekolah mempunyai andil besar dalam pendidikan karakter
anak.
3. Teman atau Kelompok: sikap dan karakter seorang anak, terutama anak
remaja, sangat dipengaruhi oleh teman dan kelompok.
4. Lingkungan Sekolah: lingkungan sekolah dengan suasananya yang khas
mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan karakter anak.
5. Masyarakat dan Lingkungan: pendidikan dan pembentukan karakter anak-
anak remaja juga dipengaruhi oleh keadaan, situasi, dan karakter
masyarakat atau lingkungan anak-anak sekitar.
6. Buku Bacaan: terbentuknya karakter orang karena pengaruh buku yang
dibaca sejak sekolah. Banyak anak berkembang karakternya karena isi
buku yang dibacanya memberikan inspirasi bagi kehidupannya.
7. Media, Televisi, Video, Internet, Gadget: di zaman media elektronik dan
teknologi informasi, media seperti televisi, video, internet, HP, gadget, dan
lain-lain sangat mempengaruhi karakter banyak orang. Banyak anak-anak
dengan mudah meniru apa yang terjadi di media, seperti televisi, internet,
facebook, dan HP.
8. Agama: agama yang dianut anak dan pendidikan agama yang terkait
mempunyai pengaruh yang kuat pada perkembangan pengaruh anak.
Ni Putu (Suwardani, 2020) berpendapat bahwa yang mempengaruhi
pendidikan karakter siswa adalah:
1. Pengaruh Lingkungan: perkembangan karakter pada setiap individu
dipengaruhi oleh bawaan/genetic (natural) dan faktor lingkungan. Karakter
seseorang banyak dibentuk oleh orang lain yang sering mempengaruhinya,
melalui proses melihat, mendengar dan mengikuti.
24

2. Pengaruh lingkungan sekolah: terbentuknya karakter siswa dipengaruhi


oleh lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan mengembangkan
kurikulum yang berbasis pendidikan karakter. Pendekatan yang digunakan
misalnya dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak
dengan menanamkan nilai – nilai agama, mengembangkan pendidikan
disiplin dan kemandirian.
3. Agama: pendidikan agama memperkuat karakter anak, seseorang lebih
termotivasi untuk berbuat baik.
Zubaedi (2017:25-30) berpendapat bahwa yang mempengaruhi pendidikan
karakter adalah:
1. Keluarga: keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat sebagai
basis ideologisasi dan internalisasi nilai-nilai yang dianut anggotanya.
keluarga faktor yang paling utama berpengaruh pada anak-anak.
2. Institusi pendidikan Prasekolah: institusi pendidikan prasekolah
merupakan tempat anak-anak belajar mengembangkan berbagai macam
aspek perkembangan yang ada pada dirinya, yang salah satunya adalah
mengembangkan kemandirian.
3. Teman sebaya: melalui interaksi sosial, anak akan belajar berbagi,
bergantian, mengendalikan, dan mengendalikan konflik, serta menjaga dan
mempertahankan hubungan.
4. Organisasi keagamaan: organisasi keagamaan dapat berperan aktif sebagai
jembatan antara pihak orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam
pengembangan perilaku.
5. Komunikasi: komunikasi merupakan eksposur media. Orang tua dan
pendidik harus bersikap kritis terhadap tayangan- tayangan yang merusak
moral anak.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tentang yang mempengaruhi
pendidikan karakter, maka dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi
pendidikan karakter siswa yaitu orang tua/keluarga, guru, lingkungan, teman dan
masyarakat.
25

2.1.2 Hakikat Belajar


2.1.2.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses untuk mendapatkan perubahan, baik tingkah
laku, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai positif. Belajar berarti juga
segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah
lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku
karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian dan ilmu setelah belajar.
Oleh karena itu, beberapa para ahli mengemukakan pendapat mereka tentang
pengertian belajar sebagai berikut:
James (Mardianto, 2012:45) berpendapat bahwa belajar adalah proses di
mana tingkah laku diubah melalui praktik atau latihan. Belajar merupakan syarat
mutlak untuk menjadi pandai dalam semua hal, baik dalam hal ilmu pengetahuan
maupun dalam hal bidang keterampilan ataupun kecakapan. Sudjana
(Muhammad, 2012:9) berpendapat bahwa belajar bukan menghafal dan bukan
pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan bagi diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat di
tunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, senada
dengan itu Slameto (2010:2) berpendapat bahwa ”Belajar adalah proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak
sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan
dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Kingskey (Parnawi, 2019:1) mengemukakan bahwa learning is the
process by which behavior ( in the broader sence ) is originated or changed
through practice or training. Belajar adalah di mana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau di ubah melalui praktik atau latihan. senada dengan Siti
Rosmayati, (2020:7) mengemukakan: “belajar adalah suatu perubahan dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru atau suatu pengertian.
Selanjutnya Imron (Siri Dangnga, 2015) yang mengatakan belajar adalah suatu
upaya yang dimaksudkan untuk menguasai/ mengumpulkan sejumlah
26

pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau
yang sekarang dikenal dengan guru atau sumber-sumber lain karena guru
sekarang ini bukan merupakan satu - satunya sumber belajar. Dalam belajar,
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi
banyak.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan mendapatkan sesuatu yang baru dan
menghasilkan perubahan tingkah laku, belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu,
orang yang banyak belajar akan mendapatkan pengetahuan/ilmu yang banyak dan
sebaliknya orang yang sedikit belajar akan mendapatkan pengetahuan yang
sedikit.

2.1.2.2 Ciri – ciri Belajar


Belajar memiliki ciri – ciri, agar kita dapat mengetahui seseorang dapat
dikatakan belajar atau tidak, di bawah ini akan ditemukan ciri – ciri belajar dari
beberapa para ahli.
Imron (Sri Hayati, 2017:80) berpendapat bahwa ciri -ciri belajar adalah:
1. Belajar bukan kematangan. Kematangan terjadi karena perkembangan –
perkembangan bawaan. Tanpa melalui aktivitas, belajarpun, pada suatu
saat tertentu, orang akan mengalami kematangan. Kematangan akan
dialami oleh seseorang, meskipun ia sendiri tidak sengaja. Kematangan
yang ada pada diri seseorang juga bukan karena suatu upaya yang
dilakukan oleh orang lain. Belajar merupakan suatu proses yang disengaja
dan secara sadar, suatu aktivitas yang dirancang, atau sebagai akibat
interaksi antara individu dengan lingkungan.
2. Belajar tidak sama dengan perubahan fisik dan mental. Belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa
berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti,
dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu,
dari memberi respon yang salah ke arah respon yang benar. Perubahan –
27

perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dari
pendek semakin tinggi bukanlah karena proses belajar.
3. Hasil belajar relatif menetap, dan tidak berubah – ubah. Perubahan tingkah
laku yang sifatnya relatif tidak menetap, bukan karena proses belajar.
Bahruddin (Sulistyorini, 2012:14) berpendapat bahwa ciri – ciri belajar
adalah:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku,
yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil
belajar, maka tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
2. Perubahan perilaku relatif permanen. Perubahan tingkah laku yang terjadi
karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah – ubah.
Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpanjang seumur
hidup.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial,
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman,
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
Darsono (Hamdani, 2017:47) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut:
1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini
digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan.
2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain. Jadi belajar bersifat individu.
3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan
tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai
potensi untuk belajar.
28

4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.


Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek
kognitif, afektif dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainya.
Husamah (2018:5–9) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan juga menyebabkan perubahan tingkah laku. Bila tingkah
laku berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan, maka dikatakan
bahwa itu berkat kematangan, bukan karena belajar. Proses perubahan
tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan organisme –
organisme secara fisiologis.
2. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental
Perubahan fisik dan mental juga dapat menyebabkan terjadinya tingkah
laku. Kondisi kelemahan mental, stres, konsentrasi menurun, jenuh dan
galau dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku tersebut tidak termasuk dalam belajar karena bukan
merupakan suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
3. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif
menetap
Belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
(mantap) dan sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan. Tingkah laku
itu berupa performance yang nyata dan dapat diamati. Tentu saja
perubahan akibat belajar itu membutuhkan waktu. Apabila kita ingin
melihat perubahan tingkah laku tersebut maka kita dapat membandingkan
cara seseorang bertingkah laku pada waktu A dengan caranya bertingkah
laku pada waktu B tetapi dalam suasana yang sama. Apabila tingkah laku
seseorang dalam suasana yang serupa itu berbeda, maka dapat dikatakan
telah terjadi ”belajar”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri – ciri belajar adalah perubahan. Perubahan yang terjadi karena latihan dan
pengalaman seseorang. Seseorang dapat dikatakan belajar jika terdapat perubahan
29

dalam dirinya. Baik itu dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Namun
seseorang tidak akan dikatakan belajar jika belum/tidak ada perubahan yang
terlihat dalam dirinya. Dan seseorang bisa dikatakan belajar jika dalam hal yang
sama namun dengan waktu yang berbeda individu tersebut memiliki perubahan
dalam hal yang ia lakukan. Dapat kita lihat bahwa ia memiliki proses dalam
perubahan tingkah lakunya melalui latihan dan pengalaman yang ia miliki.

2.1.2.3 Tujuan Belajar


Dalam melakukan hal apapun pasti ada tujuan. Begitu juga dengan belajar,
bahwa belajar memiliki tujuan yang akan berguna bagi diri sendiri baik dari segi
pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu yang
harus dikembangkan setiap individu agar mendapatkan hasil yang baik dan
memuaskan. Di bawah ini akan ditemukan tujuan belajar dari beberapa para ahli.
Mardianto (2012:46-47) mendefinisikan tujuan belajar untuk mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang, mencakup; perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari definisi tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara
sungguh – sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi
yang dimiliki, baik fisik maupun mental.
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara lain
perubahan tingkah laku diharapkan ke arah positif dan ke depan.
3. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif
menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat.
4. Belajar bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk
menjadi baik. Kebiasaan buruk yang harus di rubah tersebut untuk menjadi
bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yang dianggap
baik di tengah – tengah masyarakat untuk dihindari dan mana yang harus
dipelihara.
30

5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagai


bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat
menulis, dari tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan.
Sudirman (2014) berpendapat bahwa tujuan belajar ada tiga jenis yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini di tandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata
lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya
pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat
dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak/
penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan
keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat sebagaimana ujung
pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan
penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
haus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan
sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal
penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru tidak hanya
31

sekedar “pengajar”, tetapi betul – betul sebagai pendidik yang akan


memindahkan nilai -nilai itu kepada anak didiknya.
Susanto (2013) mendefinisikan tujuan belajar di sekolah dasar yaitu “
memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan
keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di
SMP”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar
adalah suatu target yang hendak di capai dalam pembelajaran. Di mana dengan
belajar seseorang akan diberi bekal untuk mendapatkan pengetahuan, melatih
keterampilan dan menumbuhkan sikap yang positif dalam diri siswa sesuai
dengan perkembangannya.

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Dalam belajar akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
pencapaian hasil belajar. Pencapaian hasil belajar bisa berasal dari dalam diri
seseorang dan ada juga yang berasal dari luar dirinya. Keberhasilan belajar
ditentukan oleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi. Di bawah ini akan di
kemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar menurut para ahli.
Menurut Parnawi (Afi Parnawi, 2019:6) faktor- faktor yang
mempengaruhi belajar secara garis besar ada dua bagian besar yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri.
Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.
1. Faktor Biologis (jasmani)
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan
keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan, yaitu kondisi
fisik yang normal, dan kondisi kesehatan fisik.
2. Faktor Psikologis (Rohani)
32

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini


meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah
kondisi mental yang mantap dan stabil. Sikap mental yang positif
dalam proses belajar itu misalnya kerajinan dan ketekunan dalam
belajar, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi
kesulitan dan kegagalan, tidak mudah terpengaruh untuk lebih
mementingkan kesenangan daripada belajar, mempunyai inisiatif
sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya pada diri
sendiri.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu
sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.
1. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang,
dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang.

2. Faktor Lingkungan Sekolah


Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang
keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus di
tegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan,
para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainya
3. Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang
keberhasilan belajar di antaranya adalah lembaga - lembaga pendidikan
33

nonformal yang melaksanakan kursus - kursus tertentu, seperti kursus


bahasa asing, keterampilan tertentu, keberhasilan belajar di sekolah.
4. Faktor waktu
Waktu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
seseorang. Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan
yang bersifat hiburan atau rekreasi sangat perlu, tujuannya agar dapat
meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa tidak dihinggapi dengan
kejenuhan.
Hayati (2017: 95) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
1. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, faktor ini
terdiri dari:
1. Faktor fisiologis
Kondisi fisik yang mana pada umumnya kondisi fisik mempengaruhi
kehidupan seseorang.
2. Faktor psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu akan sungguh berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, adapun yang mempengaruhi faktor ini
adalah:
1. Inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat – alat berpikir yang
sesuai dengan tujuan.
2. Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
3. Motivasi sebagai sesuatu perubahan tenaga dalam diri atau pribadi
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi
dalam usaha mencapai tujuan.
34

4. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa


kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap banyak orang, barang dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi:
1. Faktor lingkungan sosial
Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi
dalam berbagai situasi sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para
guru, para staf administrasi, dan teman – teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa.
2. Faktor lingkungan non sosial
Faktor lingkungan yang bukan sosial seperti gedung, sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat – alat
belajar, keadaan dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
pembelajaran materi tertentu.
Slameto (2010:54) berpendapat bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Di dalam membicarakan faktor internal ini akan di bahas menjadi tiga faktor
yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah
a. Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian –
bagiannya, bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatannya terganggu.
b. Cacat tubuh
35

Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu.
2. Faktor Psikologis
Ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain:
a. Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai inteligensi
rendah.
b. Perhatian
Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya.
d. Bakat
Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik karena
ia senang belajar.
e. Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
dalam mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorong. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa
yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
36

padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,


merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
menunjang belajar.
f. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,
di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara
terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
g. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi.
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena siswa belajar
dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
3. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
37

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,


keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat.
Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua
faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan yang
ada di sekitar siswa seperti faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Sedangkan faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa. Dan selanjutnya ada faktor perbedaan belajar yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.

2.1.2.5 Prinsip – prinsip Belajar


Dalam belajar itu ada prinsip – prinsip yang harus dipenuhi sehingga
setiap melakukan belajar itu ada tahapan – tahapan yang harus diikuti atau
pedoman yang diterapkan agar belajar itu dikatakan baik dan sudah terlaksana
sesuai dengan prinsip – prinsip yang sudah diterapkan. Jika sudah mengikuti tahap
– tahapan itu dapat dikatakan belajar itu akan berjalan dengan lancar dan tujuan
yang sudah ditentukan akan tercapai.
Slameto (2010: 27) mengemukakan bahwa susunan prinsip – prinsip
belajar itu sebagai berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional;
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
38

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat


mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif;
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya;
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
3. Belajar adalah proses kontingitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang
diharapkan.
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang;
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali - kali agar
pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.
Gestalt (Sri Hayati, 2017:74) berpendapat bahwa prinsip belajar adalah
sebagai berikut;
1. Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang
lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti
daripada bagian 0 bagiannya.
2. Belajar itu adalah suatu proses perkembangan
39

Anak baru bisa mempelajari dan merencanakan bila telah matang untuk
menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai satu organisme yang
berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu ditentukan oleh kematangan
jiwa batiniah dan perkembangan anak yang ditentukan oleh lingkungan
dan pengalaman.
3. Anak yang belajar merupakan organisme keseluruhan
Anak yang belajar merupakan keseluruhan dari pikiran (intelektual),
emosional, dan jasmaniah harus bersatu saat belajar.
4. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungannya.
Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasional baru,
dalam menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah
dimiliki.
5. Belajar itu dengan insight (pemahaman)
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat
pengertian tentang sangkut paut dan hubungan – hubungan tertentu dalam
unsur suatu problem.
6. Belajar itu proses yang terjadi terus menerus
Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya doi sekolah, di luar sekolah,
dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri – sendiri, karena itu
sekolah harus bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat, agar semua
turut membantu perkembangan siswa secara harmonis.
7. Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama ialah
memperoleh respons yang tepat.
Rusman (2017:50–53) berpendapat bahwa prinsip – prinsip belajar yaitu
sebagai berikut:
1. Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa
motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan secara terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan
40

mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus menerus, siswa


dapat melakukannya dengan menentukan/ mengetahui tujuan belajar yang
hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian/dorongan dari orang
lain, menentukan target/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku
sejenis lainya.
2. Keaktifan
Sebagai subyek dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar,
siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan
belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya
secara efektif, pelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan
emosional.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan – segan
mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Bentuk –
bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung
bagi siswa.
4. Pengulangan
Implikasinya adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran
siswa untuk bersedia mengerjakan latihan – latihan yang berulang untuk
satu macam permasalahan.
5. Tantangan
Siswa selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh/memproses dan
mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi
prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada
diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memproses, memperoleh,
dan mengolah pesan
6. Balikan dan penguatan
Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh
balikan dan sekaligus penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya.
Untuk memperoleh balikan kegiatan bentuk – bentuk perilaku siswa yang
memungkinkan di antaranya dengan segera mencocokkan jawaban dengan
41

kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau


menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek
7. Perbedaan individu
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dari siswa lain akan membantu siswa
menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa prinsip dalam belajar yaitu perhatian, motivasi, keaktifan, pengulangan,
keterlibatan langsung, balikan dan penguatan, perbedaan individu, tantangan dan
pemusatan perhatian. Beberapa prinsip ini harus dipenuhi agar belajar dapat
berjalan dengan lancar dan tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

2.1.3. Hakikat Motivasi Belajar


2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Belajar dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan sikap serta perilaku pada
individu belajar.
Secara etimologi (Surianto, 2021:1) bahwa motivasi berasal dari bahasa latin
“Movere” yang berarti menggerakkan. Ada juga yang mengatakan bahwa
motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation” yang bisa diartikan sebagai
“daya batin” jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu
bentuk perubahan yang terjadi pada seorang individu akibat adanya gejala,
perasaan, jiwa dan emosi sehingga memberikan dorongan untuk melakukan suatu
tindakan yang menjadi kebutuhan atau tujuan yang ingin di capainya, baik secara
positif maupun negatif.
1. Donald (Kompri, 2015: 29) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan
42

energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan.
2. Woolfolk (Sri Milfayetty, 2018:121) menyebutkan bahwa motivasi adalah
suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan semangat, mengarahkan
dan memelihara suatu perilaku. Motivasi pada dasarnya bermakna
kontekstual, mempunyai intensitas dan arah.
3. Rusyan (Sulistyorini, 2012) berpendapat bahwa “motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan”.
4. Wexley (Andi Thair, 2014:54) berpendapat bahwa motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif, dapat pula di artikan hal atau keadaan
menjadi motif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah dorongan dari diri seseorang yang dapat menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar sehingga adanya
keinginan yang dapat mengaktifkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap serta
perilaku pada diri siswa untuk belajar. Dengan adanya motivasi, seseorang tidak
akan merasa segala sesuatu yang dilakukan itu adalah beban karena sadar/tidak
sadar itu adalah keinginan yang tumbuh dari diri sendiri.

2.1.3.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar


Motivasi merupakan salah satu yang dibutuhkan setiap orang terutama
untuk belajar. Tanpa motivasi seseorang akan mudah bosan ataupun malas untuk
melakukan sesuatu. Karena itu motivasi sangat penting adanya dalam diri setiap
orang. Motivasi memiliki berbagai fungsi yang dikemukakan oleh beberapa para
ahli.
Djamarah (Trygu, 2020: 51) motivasi dalam belajar yaitu:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
43

3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan


Winansih (Kompri, 2015:236) mendefinisikan ada tiga fungsi motivasi
yaitu sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
Dimyanti (Sulistyorini, 2012:150) mendefinisikan bahwa dalam belajar
motivasi memili beberapa fungsi, yaitu:
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
Afi (Parnawi, 2019:68) berpendapat bahwa fungsi motivasi dalam belajar
sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada dihasratkan untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan
dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu
yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong
anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu.
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
44

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyelesaikan mana


perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang
anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu,
tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain.
Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan
dicapai. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi
kepada anak didik dalam belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi dalam belajar yaitu untuk mendorong siswa agar berbuat, maksudnya
dengan adanya motivasi, siswa akan terdorong dari dalam dirinya untuk
melakukan sesuatu atas keinginan sendiri. Contohnya membaca, dengan adanya
motivasi tanpa di suruh siswa akan membaca dengan sendirinya, dan mendorong
siswa agar belajar secara terus menerus, maksudnya dengan adanya motivasi,
siswa menjadi memiliki keinginan untuk terus belajar. Siswa belajar bukan atas
suruhan namun atas keinginan sendiri.

2.1.3.3 Jenis – jenis Motivasi


Motivasi adalah penggerak/pendorong diri kita untuk melakukan sesuatu.
Gerakan itu tidak hanya dadal diri saja namun juga dari luar diri seseorang. Siswa
yang memiliki gerakan/ dorongan dari dalam diri akan melakukan sesuatu atas
keinginan sendiri namun sebaliknya jika gerakan/dorongan itu dari luar diri maka
seseorang akan melakukan sesuatu dengan kesan terpaksa. Karena itu motivasi
memiliki jenis – jenis yang berbeda menurut beberapa para ahli.
Santrock (Kompri, 2015: 232) membedakan motif menjadi dua, yakni
motif ekstrinsik dan motif intrinsik,
1. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang fungsinya karena adanya perangsang
dari luar, misalnya orang belajar giat karena diberitahu sebentar lagi akan
ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberitahu bahwa hal itu harus
dilakukannya sebelum ia dapat melamar pekerjaan, dan sebagainya.
2. Motif intrinsik, yaitu motif yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri individu telah ada dorongan itu. Misalnya orang
45

yang gemar membaca tidak perlu ada yang mendorongnya, orang yang
rajin dan bertanggung jawab tidak perlu menanti komando sudah belajar
secara baik.
Sudirman (Sulistyorini, 2012:144) bahwa motivasi ekstrinsik adalah “
motif- motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar”. Dalam
belajar tidak hanya memperhatikan kondisi internal siswa, akan tetapi juga
memperhatikan berbagai aspek lainya seperti, aspek sosial yang meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan teman.
Winkel (Sulistyorini, 2012:149) motivasi intrinsik yaitu “cara belajar yang
teratur, tuntas, berkesinambungan dan produktif”. Seorang pelajar yang belajarnya
tidak teratur, tidak sungguh- sungguh, asal-asalan, waktunya tidak menentu, tidak
tuntas, tidak terus- menerus dan tidak berkesinambungan, baik disekolah maupun
di rumah berarti ia tidak membiasakan diri belajar yang efektif, sehingga sasaran
belajarnya tidak tercapai. Sebaliknya jika dilakukan dengan teratur dan baik akan
dapat berperan dalam membantu keberhasilan seorang siswa dalam menuntut
ilmu.
Sardiman (2014) berpendapat bahwa motivasi terbagi menjadi 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya:
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku- buku untuk dibacanya. Siswa
yang memiliki motivasi intrinsik akan memilik tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu
-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai adalah belajar,
tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,
46

karena tahu besok paginya ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena
belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang
baik, atau agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis -
jenis motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang terdapat dari luar
individu agar seseorang dapat melakukan sesuatu dengan maksud agar
mendapatkan apa yang diinginkan, sedangkan motivasi intrinsik yaitu dorongan
yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu atas dasar keinginan diri
sendiri bukan dorongan dari orang lain.

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Tidak semua anak memiliki semangat untuk belajar. Setiap anak pasti
memiliki alasan tertentu yang membuat semangat belajarnya menjadi naik
ataupun menurun. Dalam hal ini ada faktor -faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa menurut para ahli.
Widiasworo (Trygu, 2020:50) berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1. Cita-cita
2. Kemampuan peserta didik
3. Kemampuan Fisik dan psikis peserta didik
4. Kondisi lingkungan
5. Upaya guru dalam melakukan pembelajaran
6. Pemberian Reward
7. Penguatan untuk meraih cita-cita
47

8. Pembelajaran yang kontekstual


9. Persaingan untuk menjadi yang terbaik
10. Kondisi orang tua dan keluarga
Wlodkowski (Erisa, 2021) motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor
antara lain:
1. Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai -nilai tersendiri tentang belajar.
2. Keluarga
Faktor keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar
seseorang
3. Sekolah
Peran guru dalam motivasi anak juga tidak diragukan. Di bawah ini
beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak, Yaitu:
a. Guru selaku menejer yang baik
b. Guru mengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses
c. Guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kapasitas
muridnya
d. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya
e. Guru memberikan tes yang adil
Indrakusuma (Sulistyorini, 2012:152) berpendapat faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain:
1. Adanya kebutuhan
Pada hakikatnya semua tindakan yang dilakukan manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri.
Dengan mengetahui kemajuan yang telah diperoleh berupa prestasi dirinya
apakah sudah mengalami kemajuan atau sebaliknya mengalami
kemunduran, maka hal ini dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Siswa akan terus berusaha mengembangkan
intensitas belajarnya agar prestasinya terus meningkat.
3. Adanya aspirasi atau cita -cita
48

Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari aspirasi atau cita -cita.
Hal ini bergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak
kecil belum mempunyai cita – cita, akan tetapi semakin besar usia
seseorang semakin jelas dan tegas dan semakin mengetahui jati dirinya
dan cita – cita yang ingin di capai.
Andi Thair (2014:59) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu:
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa
persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu
untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh
kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan – harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap
dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total.
Dimyati (Kompri, 2015:231–132) mengemukakan bahwa yang
memengaruhi motivasi belajar siswa yaitu:
1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu
cita-cita akan mewujudkan aktualisasi siswa
2. Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya. Kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
49

3. Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan


rohani memengaruhi motivasi belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan
alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: cita – cita dan aspirasi
siswa, harapan siswa, kebutuhan siswa, harga diri dan prestasi siswa, budaya,
keluarga dan kondisi lingkungan, unsur -unsur dinamis dalam belajar. Misalnya
keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan upaya guru dalam
pembelajaran, upaya yang dimaksud adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam membelajarkan siswa mulai dari etika sopan santun, penguasaan materi,
cara menyampaikan materi, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar
siswa, dan lain -lain.

2.1.3.5 Hasil Penelitian yang Relevan


N Nama Penelitian Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
O Penelitian

1 Penelitian yang dilakukan Pengaruh pendidik Kuantitatif Hasil penelitian


oleh Fathima Fithriyaani karakter Motivasi menunjukkan bahwa
(Siri Dangnga, 2015) Belajar Siswa di adanya pengaruh
SDN 019 Sungai positif yang
Beringin Tembilahan signifikan antara
Indragiri Hilir Riau pendidikan karakter
Indonesia an karakter terhadap motivasi
terhadap belajar. Hal ini dapat
dilihat melalui
analisis data pada
variabel Y, yaitu
motivasi belajar
siswa mendapatkan
hasil yaitu 77,39%

2 Penelitian yang dilakukan pengaruh pendidikan kuantitatif Hasil penelitian


50

oleh Luthfiyatun (Nisa karakter terhadap menunjukkan bahwa


2017) motivasi belajar adanya pengaruh
siswa Kelas III-A di positif dan signifikan
Mi Ma’Arif Ngrupit antara pendidikan
Jenangan Ponorogo karakter terhadap
Tahun Pelajaran motivasi belajar
2016/2017 siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dari
analisis bahwa taraf
kesalahan 5%,
diperoleh sebesar
4,30
3 Penelitian yang dilakukan pengaruh pendidikan Kuantitatif Hasil penelitian
oleh (Silaban, 2021) yang karakter terhadap menunjukkan bahwa
berjudul hasil belajar siswa adanya hubungan
kelas IV SD Negeri positif dan signifikan
097376 Sippan antara pendidikan
Kecamatan Pematang karakter terhadap
Silimahuta hasil belajar siswa
Kabupaten yang terlihat pada
Simalungun. hasil perhitungan uji
normalitas konsep
diri dan hasil belajar
diperoleh nilai
signifikansi disiplin
belajar adalah 0,200,
hasil uji linearitas
diperoleh 0,863,
hasil uji perhitungan
korelasi diperoleh
0,414, hasil uji
hipotesis diperoleh
sebesar 13,538 lebih
besar dari 2,013
sehingga dapat
diartikan regresi
antara variabel
51

terikat dengan
variabel bebas
mempunyai
hubungan positif dan
signifikan
4 Penelitian yang dilakukan pengaruh pendidikan Kuantitatif Hasil penelitian
oleh (Hartono, 2020) yang karakter terhadap menunjukkan bahwa
berjudul. pengembangan diri pendidikan karakter
pada siswa di SMPN berpengaruh
1 Sumbawa Besar terhadap
pengembangan diri
pada siswa dengan
nilai p = 0.000 / p <
0.05 dan R Square
sebesar 0.297 yang
berarti menunjukkan
bahwa semakin baik
pendidikan karakter
memberikan
pengaruh sebesar
29.7% dan 71.3%
dipengaruhi oleh
variabel lain di luar
penelitian.
Pendidikan karakter
berada pada kategori
baik dengan aspek
yang paling tinggi
adalah aspek
religius, sedangkan
pengembangan diri
berada pada kategori
baik dengan aspek
yang paling tinggi
adalah aspek potensi
moral
52

2.1.3.6 Kerangka Berpikir


Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, maka dapat disimpulkan
bahwa kerangka berpikir pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pendidikan karakter terhadap motivasi belajar siswa. Pendidikan karakter adalah
pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar siswa mengalami, memperoleh,
dan memiliki karakter kuat yang diinginkan. Motivasi belajar adalah keinginan,
perhatian kemauan siswa dalam belajar.
Motivasi belajar siswa yang tinggi tidak hanya diperoleh melalui orang
lain atau lingkungan di mana siswa tinggal. Motivasi belajar siswa yang tinggi
dapat dipengaruhi oleh karakter siswa. Karakter yang diperoleh oleh siswa dapat
melalui keluarga, budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat dilihat sebagai
berikut
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Siswa Kelas V

Pendidikan Karakter ( X ) Motivasi Belajar ( Y )

1 Moral Knowing 1.Motivasi intrinsik


2 Moral feeling 2.Motivasi ekstrinsik
3 Moral action

1. Memiliki kepribadian (sikap/kelakuan) yang baik terhadap sesama, jujur dan


bertanggung jawab
2. Menghargai perbedaan agama, suku, budaya, dan bahasa.
3. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari
4. Belajar terus menerus untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
53

2.1.3.7 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan
penelitian sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan
karakter terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pendidikan karakter terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD
Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal
Kabupaten Simalungun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian


3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Noo
(Juliansyah, 2017:38) penelitian kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini
diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

3.1.2 Metode Penelitian


Sugiono (2013:2) menyatakan “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu, metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut
Warwick (Muri Yusuf, 2017:38) survey is a method of collecting information
about a human population in which direct contact is made with the units of study
(individual, organisation, communications) through such systematic means as
questinaires and intervvew schedule. Dengan demikian survey merupakan
penyelidikan yang sistematis dalam mengumpulkan informasi yang berhubungan
dengan suatu obyek studi, dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan
yang telah terstruktur. Penelitian survei biasanya tidak dilakukan secara
mendalam terhadap fenomena yang akan diteliti. Dan pada penelitian ini
dilakukan untuk menguji hipotesis dengan teknik uji-t
Penelitian ini bersifat asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang dipengaruhi yaitu variabel pendidikan karakter dan variabel
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan
Dolog Masagal Kabupaten Simalungun .

54
55

3.2 Tempat, Waktu dan Kegiatan Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa/i kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun . Adapun
alasan peneliti memilih tempat ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah siswa di SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun cukup memadai untuk dijadikan subjek.
2. Di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian yang sama dengan
permasalahan yang akan diteliti.
3. Di SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal
Kabupaten Simalungun mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk
melakukan penelitian.
3.2.2 Waktu dan Kegiatan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa/i kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun . Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2023.

3.3 Rancangan/Desain Penelitian


3.3.1 Rancangan
Rancangan atau desain penelitian adalah struktur dan rencana yang telah
disusun sedemikian rupa agar mendapat jawaban terhadap masalah - masalah
yang akan di teliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas (dependen) diberi notasi huruf (X) merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat (independen)
diberikan notasi huruf (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas.
Adapun variabel- variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas variabel bebas yaitu pendidikan karakter, sedangkan variabel terikat yaitu
motivasi belajar siswa, pengaruh pendidikan karakter merupakan variabel bebas
( X) sedangkan motivasi belajar siswa variabel terikat ( Y).
56

Gambar 3.1 Rancangan /Desain Penelitian

Pendidikan Karakter ( X) Motivasi Belajar (Y)


1. Moral Knowing 1. Motivasi intrinsik
2. Moral feeling 2. Motivasi ekstrinsik
3. Moral action

3.3.2 Desain penelitian


Penelitian ini adalah penelitian yang menjelaskan (explanatory research)
dan mencari korelasi (correlation research) tentang rata – rata tingkat karakter
dan motivasi belajar siswa dan pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi
belajar siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian, diperlukan populasi dalam penelitian.
Populasi adalah jumlah keseluruhan yang terdapat pada objek yang akan diteliti.
Sugiyono (dalam Roflin ,2021: 5) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i Kelas V SD Negeri
091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun.
3.4.2 Sampel Penelitian
Setelah peneliti menentukan subjek penelitian dalam penelitian ini, maka
peneliti harus menentukan sampel. Sugiono (Sudarmanto, 2021:141) sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel
dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya memiliki keseluruhan
gejala yang telah di teliti atau diamati. Berdasarkan populasi penelitian ini, maka
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling.
Simple random sampling adalah teknik yang paling sederhana, karena tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi memiliki peluang yang sama
57

dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek. Adapun sampel dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun yang berjumlah 25 siswa/siswi.

3.5 Jenis dan Sumber Data


3.5.1 Jenis Data
Data adalah sebuah informasi yang berisikan fakta dan diolah dalam
bentuk angka dalam sebuah penelitian. Data juga memuat hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti. Sugiono (Lukman Daris, 2019:7) berpendapat jenis
data merupakan pengelompokan data berdasarkan sumbernya, berdasarkan
susunannya, berdasarkan notasinya, dan berdasarkan teknik pengukurannya, atau
berdasarkan ukurannya.

3.5.2 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek di mana data diperoleh.
Arikunto (Lukman Daris, 2019:13) berpendapat bahwa sumber data adalah
subyek dari mana suatu data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari guru kelas V dan 25 siswa SD Negeri 091341 Bintang Mariah
Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


3.6.1 Angket (Kuesioner)
Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Sugiono (2013:14)
berpendapat “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya”.
Kuesioner atau angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sudut
pandangnya, dan dalam penelitian ini digunakan angket tertutup atau tidak
langsung yaitu responden (siswa) hanya memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan oleh peneliti atas pernyataan yang diajukan pendidikan karakter dan
58

motivasi belajar siswa. Responden diminta untuk memberi tanda ( √ ) pada kolom
yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada penelitian ini, peneliti
akan menggunakan skala Likert.
Sugiono (2013: 93) menyatakan “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Belajar
Variabel Indikator Butir Soal
Penelitian Positif Negatif Total
Motivasi 1, 2, 5, 6, 7, 14, 4, 10, 12, 13
Intrinsik 15, 17, 19, 20,
Motivasi Motivasi 3, 8, 9, 11, 16, 18, 13, , 7
Belajar Ekstrinsik
Total 22 8 20

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pendidikan Karakter


No Variabel Indikator Butir soal
Penelitian Positi Negatif Total
f
1 Moral Knowing Kesadaran moral 1 1
Pengetahuan 2 1
nilai – nilai moral
Pengambilan 20 1
Perspektif moral
Membuat keputusan moral 18 19 2
Pengetahuan diri sendiri 11 1
2 Moral feeling Hati nurani 13 1
Penghargaan diri
Empati 17 1
Mencintai kebaikan , 15, 16 2
Kontrol diri 14 1
Kerendahan hati 12 1
3 Moral action Kompetensi 4, 5 3 3
Kehendak 7 8, 9, 4
10,
Kebiasaan 6 1
59

Jumlah 8 12 20

Tabel 3.4 Skoring


Jawaban responden Skor positif Skor negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Agak Setuju (AS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Skoring untuk pernyataan positif, jika responden menjawab sangat setuju pada
kuesioner yang dibagikan, maka akan mendapatkan nilai 5, jika menjawab dengan
jawaban setuju maka jawaban maka jawaban tersebut mendapat nilai 4, jika
menjawab dengan jawaban ragu-ragu maka mendapatkan nilai 3, jika menjawab
dengan jawaban tidak setuju maka mendapatkan nilai 2, dan jika responden
menjawab dengan jawaban sangat tidak setuju maka akan mendapatkan nilai 1.
Skoring untuk pernyataan negatif, jika responden menjawab sangat setuju
pada kuesioner yang dibagikan, maka akan mendapatkan nilai 1, jika menjawab
dengan jawaban setuju maka jawaban tersebut mendapat nilai 2, jika menjawab
dengan jawaban ragu-ragu maka mendapatkan nilai 3, jika menjawab dengan
jawaban tidak setuju maka mendapatkan nilai 4, dan jika responden menjawab
dengan jawaban sangat tidak setuju maka akan mendapatkan nilai 5.

3.6.2 Dokumentasi
Selain menggunakan angket, peneliti ini juga menggunakan teknik studi
dokumentasi. Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen tertulis maupun tidak tertulis, seperti
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiono dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Yang berhubungan dengan
60

masalah penelitian studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri


091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun .

3.7 Uji Validitas dan Instrumen


3.7.1 Uji Validitas
Sebelum tes dipakai harus diuji coba dahulu, selanjutnya dilakukan
pengujian validitas. Anastasi (Muri Yusuf, 2017) Menyatakan: “ The validity of a
test concern what do test measure and how well it does so”. (validitas tes
menyangkut apa yang di ukur tes dan seberapa baik tes itu melakukannya).
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang di kemukakan oleh person, yang dikenal dengan rumus korelasi Product
momen.

Rumus product moment:

r xy=¿ N ∑ XY −¿¿ ¿¿ ............. (Sugiyono 2019)

Keterangan:
r xy= koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy = jumlah hasil perkalian “ X ” dengan “ X ”
x = skor tiap item
Y = skor total siswa
N = jumlah seluruh siswa
Dari hasil uji coba dengan menggunakan rumus di atas, suatu item akan
dinyatakan valid apabila mempunyai indeks deskriminasi tingi, yakni r hitung lebih
besar dari r tabel atau r hitung >r tabel . dan sebaliknya, jika r hitung yang diperoleh lebih
kecil daripada r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid atau r hitung <r tabel .
Untuk menentukan valid atau tidak suatu instrumen maka diperlukan
bantuan program SPSS versi 22.0 dengan ketentuan sebagai berikut:
61

1. Jika r hitung ≥r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka instrumen tersebut
dikatakan valid.
2. jika r hitung ≤r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka instrumen tersebut
dikatakan tidak valid.
3. Nilai r xyyang diperoleh setelah dihitung menggunakan rumus validitas
adalah 0,390. Jika dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu sebesar 0,361,
maka diperoleh r xylebih besar dari r tabel atau 0,390 > 0,361, maka
pernyataan untuk angket nomor 1 dinyatakan valid dan perhitungan
selanjutnya dibantu dengan SPSS versi 22.

3.7.2 Uji Reliabilitas


Menurut Arikanto (2018:230), “ Uji reliabilitas adalah suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas terhitung dengan menggunakan
rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau bentuk uraian.
Rumus Alpha sebagai berikut:

( )( ∑ σb
)
2
k
r 11 = 1− 2
k −1 σ t
keterangan:
r 11 =¿ Reliabilitas instrumen

∑ σb2=¿Jumlah varians butir


2
σ t = Varians total
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
rumus untuk mencari varians butir digunakan rumus :

(∑ X )
2

2
∑x 2
N ⋯ ⋯ ⋯ (Arikunto, 2018: 227)
σb =
N
keterangan :
N = Banyak siswa
62

2
σb = Varians butir
X = Nilai tiap butir soal
Rumus untuk mencari jumlah varians butir yaitu
∑ σb2=σ 1+ σ 2 +σ 3 ⋯ ⋯ ⋯ σ n

Keterangan:
σ = Varians butir
dan untuk mencari varians total digunakan rumus sebagai berikut:
2 2
σ t =Σ X −¿ ¿
Keterangan:
N = Banyak siswa
2
Y = Nilai siswa dari seluruh soal

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,874 50
Untuk perhitungan validitas instrumen angket peneliti menggunakan
program SPSS versi 22 dan secara manual. Uji reliabilitas instrumen secara
manual dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil perhitungan yang
diperolah yaitu sebesar 0,874. Untuk mendukung hasil SPSS versi 22 maka cara
yang dilakukan secara manual sebagai berikut:
Diketahui:
K =50∑ σb2 = 17,9805
2
σ t = 125,362
Jawab:

( )( ∑ σb
)
2
k
r 11 = 1− 2
k −1 σ t
63

( 50−1
r 11 =
50
)(1− 17,9805
125,362 )

r =( ) ( 1−0,1434 )
50
11
49
r 11 =(1,020)(0,8566)
r 11 =0,874
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang
digunakan reliabel karena memiliki indeks reliabilitas kategori sangat kuat.
Berdasarkan tabel interpretasi Product Moment nilai r 11korelasi sebesar 0,874
terletak pada rentang nilai 0,80 – 1,000.

3.8 Uji Prasyarat


3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan pada kedua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan uji
Lilliefors (simanjuntak 2019,50) dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, X3, .....Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, Z3, ......Zn
dengan menggunakan rumus
( X 1− X )
Z1=
s
Keterangan:
X : rata – rata hasil nilai belajar
S : Standar deviasi
b. tiap bilangan baku dihitung dengan menggunakan daftar distribusi normal
kemudian dihitung peluang dengan rumus F(Zi) = ( Z ≥ Zi)
c. menghitung proporsi S(Zi) dengan rumus:
banyaknya Z 1 , Z 2, … . Zn yang ≥ Zi
S(Zi) = =
n
d. dengan selisih F (Zi) – ( Zi), kemudian menentukan harga mutlaknya.
e. mengambil harga mutlak yang paling besar dari selisih itu disebut Lhitung .
64

selanjutnya pada taraf signifikan α = 0,05 dicari harga Ltabel pada daftar nilai
kritis L untuk uji Liliefors.
Kriteria pengujian ini adalah apabila Lhitung ˂ Ltabel maka berdistribusi normal.
Sebaliknya jika Lhitung ˃ Ltabelmaka berdistribusi tidak normal.

3.9 Teknik Pengolahan ( Analisis ) Data


3.9.1 Uji Korelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Dengan rumus korelasi Product momen yaitu:
r xy=¿ N ∑ XY −¿¿ ¿¿ ............. (Sugiyono 2019)

Keterangan :
r xy = koefisien korelasi product moment
N = jumlah seluruh siswa
∑ X = Skor item
∑ Y = Skor total seluruh siswa
∑ X Y = Jumlah hasil perkalian antara skor “ X ” dan skor “Y ”
Dapat disimpulkan bahwa jika r hitung >r tabel maka terdapat pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika r hitung <r tabel maka tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.9.2 Uji Hipotesis


Untuk mengetahui X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Y dilakukan dengan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan uji-t
sebagai berikut:
r √ n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan:
r =¿Koefisioner Korelasi
n=¿Sampel
65

untuk mengetahui apakah hipotesis diterima (Ha) maka t hitung > r tabel begitu juga
sebaliknya r hitung <r tabel maka hipotesis di tolak (Ho).

3.10 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan urutan kerja yang dilakukan selama


penelitian dari awal sampai penelitian berakhir. Tahapan tersebut yaitu:
1. Tahap persiapan, penulis mengadakan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengajukan judul kepada dosen pembimbing dan ketua program studi
pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas HKBP NOMENSEN
PEMATANG SIANTAR.
b. Menyusun proposal penelitian
c. Mengikuti seminar proposal, mengajukan dosen pembimbing, dan
mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun instrumen penelitian untuk memperoleh data yang lengkap
b. Uji coba instrumen penelitian dilakukan kepada peserta didik kelas V
sebanyak 25 orang di luar sampel penelitian untuk menguji validitas
dan reliabilitas instrumen
c. Penyebaran instrumen kepada 25 orang responden, mengumpulkan
instrumen dan memeriksa kelengkapan instrumen
d. Mengolah data penelitian dan melakukan uji asumsi dengan
menggunakan uji normalitas dan melakukan uji hipotesis
e. Membuat pembahasan hasil penelitian
f. Membuat kesimpulan dan implikasi
3. Tahap Penyelesaian Akhir, yaitu penggandaan skripsi, menyebarkan
kepada dosen-dosen penguji sebelum ujian sidang dilaksanakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian
4.1. 1 Deskripsi data sekolah SD Negeri 091341 Bintang Mariah

Peneliti ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 091341 Bintang


Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan karakter
terhadap motivasi belajar siswa kelas V pada tanggal 12 oktober sampai
dengan 21 oktober 2023.
Sekolah SD Negeri 091341 bintang Mariah memiliki fasilitas yang
mendukung proses belajar mengajar yang cukup lengkap.Sekolah ini
memiliki 6 ruang kelas belajar siswa yang dilengkapi dengan infokus, 1
ruang kepala sekolah, 1 ruang kerja guru, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang
UKS (Unit Kesehatan Sekolah), 1 ruang perpustakaan, 1 ruang gudang, 6
ruang kamar mandi siswa dan, 2 ruang kamar mandi guru, serta sekolah ini
memiliki lingkungan yang sejuk dan asri karena terdapat banyak
tumbuhan bunga serta pepohonan dilingkungan sekolah.
Dalam melaksanakan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan
peneliti yaitu peneliti datang ke sekolah dengan maksud untuk menjumpai
ibu kepala sekolah dan menyampaikan surat izin penelitian, kehadiran
peneliti di sekolah SD Negeri 091341 bintang Mariah disambut baik oleh
Ibu kepala Sekolah dan serta staf pegawai yang ada di SD Negeri 091341
bintang Mariah . Peneliti menyampaikan maksud kedatangan peneliti
kepada Ibu kepala sekolah yaitu untuk meminta izin untuk melakukan
penelitian di kelas V. Ibu kepala sekolah memanggil salah satu guru untuk
menemani peneliti dan meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di
kelas V. Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap
Motivasi Belajar Siswa peneliti mengadakan survei dengan membagikan 2
kuesioner yaitu kuesioner Pendidikan Karakter dan Kuesioner Motivasi

66
67

Belajar Siswa. Sebelum siswa mengisi kuesioner, peneliti memberikan


arahan kepada siswa tentang pengisian kuesioner yang telah diberikan.
Setelah selesai diisi oleh siswa, kuesioner dikembalikan kepada peneliti,
dan sebelum keluar dari ruangan peneliti mengucapkan terimakasih
kepada siswa dan Bapak guru yang ada di kelas dan berpesan agar siswa
tetap semangat dalam belajar dan menjadi anak yang baik kepada sesama.

4. 2 Pembahasan Penelitian
4. 2. 1 Hasil Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data yang akurat maka instrument angket harus
memenuhi kriteria. Uji angket dilakukan untuk mengetahui apakah setiap item
pernyataan dapat digunakan untuk mengukur pengaruh pendidikan karakter
terhadap motivasi belajar siswa. Untuk uji coba instrumen angket dilaksanakan
dikelas V SD Negeri 097801 Limag Raya, Kabupaten Simalungun dengan jumlah
angket 20. Angket dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel.
Setelah angket diberikan dan dikerjakan oleh siswa, selanjutnya akan
diolah untuk mengetahui item yang valid. Kemudian digunakan sebagai instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil analisis butir angket di peroleh
sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Butir Angket Pendidikan Karakter


No Soal R hitung R tabel Keterangan
1 -0,08 0,396 Tidak Valid
2 0,506 0,396 Valid
3 0,690 0,396 Valid
4 0,427 0,396 Valid
5 0,478 0,396 Valid
6 -0,206 0,396 Tidak Valid
7 0,690 0,396 Valid
8 0,805 0,396 Valid
9 0,478 0,396 Valid
68

10 0,690 0,396 Valid


11 0,805 0,396 Valid
12 0,735 0,396 Valid
13 0,397 0,396 Valid
14 0,398 0,396 Valid
15 -0,20 0,396 Tidak Valid
16 -0,36 0,396 Tidak Valid
17 0,810 0,396 Valid
18 0,810 0,396 Valid
19 0,060 0,396 Tidak Valid

20 0,810 0,396 Valid

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji validitas instrumen butir
angket sebanyak 20 pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
IBM SPSS Statistic 23, dengan jumlah 25 siswa. Dari data tersebut diperoleh data
yang valid sebanyak 15 butir, sedangkan yang tidak valid sebanyak 5 butir.
Dengan demikian, hasil uji instrumen angket pendidikan karakter siswa
kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah dan skor tertinggi seperti
dibawah ini :
Jumlah 1707
Rata-Rata 68,28
Max 73
Min 57

Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) sebagai
berikut :
1. Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
n

M = 1707
69

25

M = 68,28
Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas, maka
dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata 68 ,
skor terendah 57 dan skor tertinggi 73. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan sepeerti dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Pendidikan Karakter Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
57 1 57 3.249 3.249
60 1 60 3.600 3.600
61 1 61 3.721 3.721
63 1 63 3.969 3.969
65 2 130 4.225 8.450
66 2 132 4.356 8.712
68 2 136 4.624 9.248
69 4 276 4.761 19.044
70 1 70 4.900 4.900
71 4 71 5.041 20.164
72 5 360 5.184 25.920
73 1 147 5.329 10.658
Jumlah 25 7503 121.635

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan jumlahnya 7503 dengan rata-rata 68


dan skor tertinggi 73 dan skor terendah 57.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Butir Angket Motivasi Belajar


70

No Soal R hitung R tabel Keterangan

1 0,482 0,396 Valid


2 0,131 0,396 Tidak Valid
3 0,409 0,396 Valid
4 0,410 0,396 Valid
5 0,828 0,396 Valid
6 0,447 0,396 Valid
7 0,070 0,396 Tidak Valid
8 0,483 0,396 Valid
9 0,417 0,396 Valid
10 0,210 0,396 Tidak Valid
11 0,197 0,396 Tidak Valid
12 0,428 0,396 Valid
13 0,478 0,396 Valid
14 0,639 0,396 Valid
15 0,420 0,396 Valid
16 0,653 0,396 Valid
17 0,285 0,396 Tidak Valid
18 0,663 0,396 Valid
19 0,446 0,396 Valid
20 0,678 0,396 Valid

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji validitas instrumen butir
angket sebanyak 20 pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
IBM SPSS Statistic 23, dengan jumlah 25 siswa. Dari data tersebut diperoleh data
yang valid sebanyak 15 butir, sedangkan yang tidak valid sebanyak 5 butir.
Dengan demikian, hasil uji instrumen angket pendidikan karakter siswa
kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah dan skor tertinggi seperti
dibawah ini :
71

Jumlah 1874
Rata-Rata 95
Max 74,96
Min 51

Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :
1. Rata-Rata (Mean)
M = ∑x

M = 1874
25

M = 74,96

Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas,
maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata
91 , skor terendah 51 dan skor tertinggi 74. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan sepeerti dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V
X F FX X.2 FX2
51 1 51 2.601 2.601
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
61 1 61 3.721 3.721
63 1 63 3.969 3.969
65 1 65 4.225 4.225
68 2 136 4.624 9.248
74 1 74 5.476 5.476
75 1 75 5.625 5.625
76 1 76 5.776 5.776
72

77 1 77 5.929 5.929
78 4 312 6.084 24.336
80 1 80 6.400 6.400
82 2 164 6.724 13.448
83 1 83 6.889 6.889
84 1 84 7.056 7.056
86 1 86 7.396 7.396
87 1 87 7.569 7.569
94 1 94 8..836 8.836
95 1 95 9.025 9.025
Jumlah 25 1874 143.692

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan jumlahnya 1874 dengan rata-rata 91.


Adapun tabel skala interprestasi seperti dibawah ini :
Tabel 4.4 Skala Interpretasi
Nilai Rentang Nilai Bobot Nilai Interpretasi
4 3.50 – 4.00 Sangat Setuju Sangat Tinggi
3 2.51 – 3.50 Setuju Tinggi
2 1.51 – 2.50 Kurang Setuju Sedang
1 1.0 - 1.50 Tidak Setuju Rendah

Tabel 4.5 Interpretasi Product Momen


Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,399 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4. 2. 2 Hasil Angket Penelitian
1. Hasil Angket Penelitian Pendidikan Karakter
73

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor


R 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 58
A 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 58
I 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 54
L 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 60
R 4 1 4 5 4 4 4 5 3 2 4 4 2 4 5 55
B 3 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 66
Y 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 64
P 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 60
D 4 4 4 4 5 4 5 5 4 1 5 1 5 4 5 60
R 3 5 4 3 4 4 3 5 5 4 3 5 3 4 4 59
H 4 4 4 4 4 4 5 3 3 1 3 5 3 5 4 56
T 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 67
Y 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 70
S 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 63
A 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 62
V 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 61
A 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 62
V 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 60
A 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 62
D 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 61
E 4 5 4 4 4 2 5 4 5 4 4 5 3 4 3 60
B 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 4 3 63
C 4 4 4 5 4 4 5 5 2 3 3 4 5 5 3 60
D 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 59
I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 47
TOTAL 1507
RATA-RATA 60,28
MAX 70
MIN 47

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa butir angket sebanyak 15


pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Excel Windows
10,dengan jumlah 25 siswa. Dengan demikian, hasil uji instrumen angket
pendidikan karakter siswa kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah
dan skor tertinggi seperti dibawah ini :
Jumlah 1507
Rata-Rata 60,28
Max 70
Min 47

Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :

Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
74

M = 1507
25

M = 60,28

Berdasarkan data tabel diatas, hasil angket Pendidikan Karakter siswa


kelas V di atas, maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar tinggi diperoleh skor
rata-rata 60, skor terendah 47 dan skor tertinggi 70. Dan untuk mencari data
tersebut dapat dilakukan seperti dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
47 1 47 2.209 2.209
54 1 54 2.916 2.916
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
58 2 116 3.364 13.456
59 1 59 3.481 3.481
60 5 300 3.600 1.500
61 2 61 3.721 3.721
62 3 186 3.844 34.596
63 2 126 3.969 15.876
64 2 128 4.096 16.384
66 2 132 4.356 17.424
67 1 67 4.489 4.489
70 1 79 4.900 4.900
Jumlah 25 1466 127.113

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan jumlahnya 127.113 dengan rata-rata


54. dengan nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah yaitu 44. Dan skor paling
tinggi yang dijawab oleh responden yaitu rata rata poin 4.

2. Hasil Angket Penelitian Motivasi Belajar


75

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor


R 4 2 5 5 5 2 4 5 4 2 4 4 4 5 4 59
A 5 2 5 5 4 2 4 2 5 1 5 5 2 5 5 57
I 3 1 4 5 5 5 5 4 5 2 4 1 1 2 5 52
L 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 1 1 5 58
R 4 1 5 5 4 2 4 5 3 2 4 4 2 4 5 54
B 5 2 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 1 5 4 61
Y 5 2 4 5 1 2 5 4 2 2 5 2 1 1 5 46
P 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 2 4 54
D 1 1 4 2 1 5 5 5 4 1 5 1 5 3 3 46
R 2 5 2 3 3 2 3 5 5 4 3 5 3 4 2 51
H 5 1 4 1 3 2 5 3 3 1 3 5 3 5 5 49
T 5 2 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 1 5 5 63
Y 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 70
S 5 2 5 5 5 5 5 5 1 2 3 3 2 1 3 52
A 4 1 4 5 4 4 5 5 2 1 3 4 5 4 5 56
V 5 2 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 2 5 4 61
A 1 2 4 2 1 2 5 4 4 4 4 5 1 4 3 46
V 1 4 4 4 3 2 5 4 4 4 4 5 2 4 4 54
A 2 4 4 2 1 2 5 4 4 4 4 5 1 4 3 49
D 4 4 4 2 5 3 4 4 4 5 1 4 1 3 4 52
E 1 1 4 2 1 2 5 4 5 4 4 5 1 4 4 47
B 1 1 2 1 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 53
C 5 1 2 5 4 4 5 5 2 1 3 4 5 4 5 55
D 5 2 2 1 2 2 3 2 2 5 3 2 5 4 4 44
I 5 5 5 5 5 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 68
TOTAL 1357
RATA-RATA 54,28
MAX 70
MIN 44

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa butir angket sebanyak 15,
pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Excel Windows
10,dengan jumlah 25 siswa. Dengan demikian, hasil uji instrumen angket
pendidikan karakter siswa kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah
dan skor tertinggi seperti dibawah ini :
Jumlah 1357
Rata-Rata 54,28
Max 70
Min 44
Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :
Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
n

M = 1357
25
M = 54,28
Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas,
maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata
54, skor terendah 44 dan skor tertinggi 70. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan seperti dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
76

44 1 44 1.936 1.936
46 3 138 2.116 19.044
47 1 47 2.209 2.209
49 2 98 2.401 9.604
51 1 51 2.601 2.601
52 3 104 2.704 10.816
53 1 53 2.809 2.809
54 3 162 2.916 26.244
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
57 1 57 3.249 3.249
58 1 58 3.364 3.364
59 1 59 3.481 3.481
61 2 122 3.721 14.884
63 1 63 3.969 3.969
68 1 68 4.624 4.624
70 1 70 4.900 4.900
Jumlah 25 1305 119.895

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan jumlahnya 119.895 dengan rata-rata


60. dengan nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah yaitu 47.

4. 2. 3 Uji Reliabilitas Angket


Setelah melakukan uji validasi angket, item pernyataan yang akan diuji
reliabilitasnya. Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat
suatu instrumen pada butir pernyataan. Perhitungan reliabilitas yang dilakukan
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach’s.
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket Pendidikan Karakter
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,819 15
(Sumber : Output IBM SPSS Statistic 23)
Berdasarkan data diatas, hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS Statistic 23, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
77

sudah reliabel karena nilai koefisien lebih besar 0,05 sesuai dengen interprestasi
Alpha. Hasil uji reliabilitas diperoleh 0,819 > 0,05 termasuk reliabel.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,921 15
(Sumber : Output IBM SPSS Statistic 23)
Berdasarkan data diatas, hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS Statistic 23, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
sudah reliabel karena nilai koefisien lebih besar 0,05 sesuai dengen interprestasi
Alpha. Hasil uji reliabilitas diperoleh 0,921 > 0,05 termasuk reliabel.

4. 3 Uji Prasyarat Data


4. 3. 3 Uji Normalitas
Uji yang digunakan adalah uji Normalitas Kolmogorov- Sminov. Uji ini
untuk menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki
data distribusi. Berikut hasil uji normalitas data skor angket pada penelitian ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pendidikan
karakter Motivasi Belajar

N 25 25
a,b
Normal Parameters Mean 57,8800 72,5667
Std. Deviation 10,78703 5,48781
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,238
Positive ,094 ,161
Negative -,144 -,238
Test Statistic ,144 ,238
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,190 ,120c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 23
78

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh


menunjukan bahwa data angket berdistribusi normal, karena diketahui bahwa
dikatakan berdistribusi normal apabila nilai sig>0,05. Data menunjukan bahwa
angket memiliki nilai 0,120, dimana 0,120>0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil perhitungan data angket dan hasil belajar pada penelitian ini
berdistribusi normal.

4. 3. 2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel
terikat. Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus kolerasi Product momen
Hipotesis penelitian :
Ha diterima jika r hitung > r tabel
Ho ditolak jika r hitung < r tabel

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi


Correlations

Pendidikan
karakter Motivasi Belajar

Pendidikan karakter Pearson Correlation 1 -,351

Sig. (2-tailed) ,085

N 25 25
Motivasi Belajar Pearson Correlation -,351 1

Sig. (2-tailed) ,085

N 25 30

Dari tabel 4.4 tersebut dapat disimpulkan pengaruh pendidikan karakter


terhadap motivasi belajar siswa kelas V tingkat signifikan 0,00>0,05. Pada tabel
tersebut juga menjelaskan koefisien determinasi yaitu sebesar 0,085. Yang
mengandung pengertian bahwa pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi
belajar siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah. Hal ini menunjukan
bahwa Ha diterima, yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
dampak pendidikan karakter dengan motivasi belajar siswa dikelas V SD Negeri
091341 Bintang Mariah
79

4. 4 Pembahasan dan Hasil Temuan


Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negari 091341 Bintang Mariah
Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun yang dimulai dari 12 oktober
samapai 21 oktober 2023 . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun sebanyak 25 siswa/siswi .Pada bagian ini akan
diuraikan hasil yang ditemukan oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi belajar siswa kelas V
SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten
Simalungun.
Berdasarkan hasil kuesioner (angket) yang telah diisi responden ,dapat
disimpulkan pendidikan karakter sanga berpengaruh terhadap motivasi belajar.
hal ini dibuktikan denga tingginya nilai angket yang sudah di isi oleh siswa . Hal
tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara dampak pendidikan karakter terhadap motivasi
belajar siswa dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,00<0,05. Pada tabel tersebut
juga menjelaskan besar pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasi belajar
siswa pada kelas V diperoleh, koefisien determinasi yaitu sebesar 0,085. Hal ini
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Luthfiyatun (Nisa 2017) dan
Silaban, 2021
Dari temuan yang didapat oleh peneliti ,guru diharapkan mampu
meningkatkan karakter siswa didalam kelas maupun diluar kelas dengan cara
memperhatikan siswa dan sesalu menegor siswa ,memberi contoh yang baik
kepada siswa, bersikap jujur dan terbuka, selalu mengajarkan sopan santun dan
membina akhlak serta etika siswa/siswi. Hal-hal seperti itu secara tidak sengaja
akan mempengaruhi karakter siswa dengan contoh yang baik serta mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa disekolah maupun diluar . Serta peran
keluga juga dibutuhkan ikut andil dalam menerapkan pendidikan karakter ini di
kehidupan sehari hari anak.
80

Dengan ini peneliti membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan


dari pendidikan karakter terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal Kabupaten Simalungun .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti
menunjukan bahwa pendidikan karakter memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar siswa. Hal tersebut dapat ditunjukan pada H0 ditolak dan Ha diterima, yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara dampak teknologi dengan minat
belajar siswa dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,00<0,05. Pada tabel tersebut
juga menjelaskan besar pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasibelajar
siswa diperoleh, koefisien determinasi yaitu sebesar 0,085.

5. 2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa temuan di lapangan, peneliti
menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Saran bagi guru kelas, khususya kelas IV SD Negeri 091341 Bintang
Mariah agar meningkatkan pendidikan karakter di sekolah agar dapat lebih
lebih memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Saran bagi sekolah, diharapkan dapat melengkapi media pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan
oleh guru.
3. Saran bagi siswa, agar siswa sanantiasa mendengarakan arahan
guru,maupun orang tua dan selalu meningkatkan prestasi belajar individu
maupun kelompok .
4. Saran bagi peneliti, peneliti selanjutnya perlu mengkaji lebih dalam
mengenai pendidikan karakter agar bisa meningkatkan motivasi belajar
serta mendapatkan temuan yang lebih baik lagi.

81
82

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2013. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, Dan Pendidikan. Ke 3.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Andi Thair. 2014. Psikologi Belajar: Buku Pengantar Dalamm Memahami
Psikologi Belajar. Bandar Lampung. file:///C:/Users/adi
laksono/Downloads/Psikologi Belajar Buku Pengantar dalam Memahami
Psikologi Belajar by Andi Thahir.
Ardi Widodo. 2015. Pendidikan Dalam Perspektif Aliran - Aliran Filsafat.
Yogyakarta: Idea Pree.
Arikunto, Suharsimi. 2018. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Doni Koesoema. 2012. Pendidikan Karakter Utuh Dan Menyeluruh Doni
Koesoema A. Edited by Erdian. Yogyakarta: PT. KANISIUS.
Dwi Banawi. 2021. Pendidikan Holistik Dalam Pembentukan Karakter. Jawa
Timur: CV. Global Aksara Pres.
Dwi Kurnianti, Fajar Cahyadi, M. Yusuf Setia Wardana. 2020. “Implementasi
Metode Outdoor Study Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pada Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas Iv Sd Negeri Gedanganak
02 Ungaran.” Jurnal Pendidikan 7 (1): 7–12.
Dyan Wulan Sari Hs, and Agus Kistian. 2020. “Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training Dengan Model
Pembelajaran Direct Instruction.” Jurnal Tunas Bangsa 7 (2): 174–88.
https://doi.org/10.46244/tunasbangsa.v7i2.1160.
Eko Sudarmanto, Dkk. 2021. Desain Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Erisa, Hera. 2021. “Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pendidikan Jasmani.” JPD: Jurnal Pendidikan Dasar 11: 44.
https://ahlimediapress.com/index.php?route=product/product&product_id
=232.
Fadilah, Dkk. 2021. Pendidikan Karakter Fadilah, Dkk. Jawa Timur: CV.
Agrapana Media.
Fauzia Qonita, Nailin. 2019. “Dampak Pendidikan Tinggi Terhadap Etika Sopan
Santun Di Kalangan Pejabat.” Jurnal Kewarganegaraan 3 (2): 60–64.
H. Sukiyat. 2020. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter. Jakarta: CV. Jakad
Media Publishing.
Hamdani. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Bandung Pustaka Setia.
83

Hartono, Roni. 2020. “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Pengembangan


Diri Pada Siswa di SMPN 1 Sumbawa Besar.” Jurnal Psimawa 3 (1).
http://www.jurnal.uts.ac.id/index.php/Psimawa/article/view/605.
Husamah, Dkk. 2018. Belajar Dan Pembelajaran. Malang: UMM.
Juliansyah Noor. 2017. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya
Ilmiah. Jakarta: PT Pratama Mandiri.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelaaran Perspektif Guru Dan Siswa. Jambi: PT.
Remaja Rosdakarya Bandung.
Lumbanraja, Bogor, and Lino C. Reynoso. 2019. “English Teachers’
Effectiveness and Students’ English Proficiency at Selected Colleges in
Dili, East Timor: Input for Enhancement Programs.” English Language
Teaching 12 (10): 96. https://doi.org/10.5539/elt.v12n10p96.
Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan Landasan Bagi Pengembangan Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Perdana Publishing.
Milfayettyi, Anita Yus, Nuraini, Rahmulyani, and Edidon Hutasuhut. 2018.
Psikologi Pendidikan. medan: PPS UNIMED.
Muhammad Fathurrohman, and Sulistyorini. 2012. Belajar Dan Pembelajaran.
Yogyakarta: penerbit Teras.
Muhammad Siri Dangnga. 2015. Teori Belajar Dan Pembelajaran Inovatif.
Didakti Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 2.
Makassar: Sibuku Makassar.
Muhammad Yusuf, and Lukman Daris. 2019. Analisis Data Penelitian Teori &
Aplikasi Dalam Bidang Perikanan. November 2. Bogor: PT Penerbit IPB
Press.
Mulyani, Aprilia. 2016. “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar
Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IIS Di SMA Negeri I
Wonoayu, Sidoarjo.” AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah 4 (2):
320–28.
Muri Yusuf. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Muslich, Masnur. 2014. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. JAKARTA: PT Bumi Aksara.
Nasional, Undang-undang Sistem Pendidikan. 1982. “Introduction and Aim of the
Study.” Acta Pædiatrica 71: 6–6. https://doi.org/10.1111/j.1651-
2227.1982.tb08455.x.
Nisa, Luthfiyatun. 2017. “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi
84

Belajar Siswa,” 1–65.


Otib Satibi Hidayat. 2020. Pendidikan Karakter Anak Sesuai Pembelajaran Abad
Ke-21. Jakarta: Edura UNJ.
Parnawi, Afi. 2019. Psikologi Belajar. Vol. 1. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
(Grup Penerbitan Cv Budi Utama) Anggota.
Roflin, Eddy. 2021. Populasi, Sampel, Variabel Dalam Penelitian Kedokteran.
Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding Management.
Rusman. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group. Dr Rusman. JAKARTA:
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sidjabat, B.S. 2011. Membangun Pribadi Unggul Satuam Pendidikan Teologis
Terhadap Pendidikan Karakter. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Silaban. 2021. “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Tema
Pahlawanku Sekolah Dasar.” Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap
Hasil Belajar Tema Pahlawanku Sekolah Dasar 5 (4): 2156–63.
Sipayung, Regina. 2021. “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Hasil Belajar
Pada Siswa Sekolah Dasar Anastasya.” Jurnal Basicedu 5 (4): 2156–63.
Siti pupu Fauziah, and . Martin Roestamy. 2020. Pendidikan Karakter Berbasis
Tauhid. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Siti Rosmayati, Dkk. 2020. Psikologi Pendidikan Landasan Untuk
Pengembangan Strategi Pembelajaran. Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sofyan Tsauri. 2019. Pendidikan Karakter Peluang Dalam Membangun Karakter
Bangsa. Jember: IAIN Jember Press.
Sri Hayati. 2017. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Magelang: Graha Cendekia. Magelang: Graha Cendekia.
Sriwilujeng, Dyah. 2017. Panduan Implementasi Penguatana Pendidikan
Karakter. Jakarta: Erlangga.
Sudirman. 2014. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada, 2014 Hak cipta 1986, pada penulis.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Tindakan.
Bandung: PT. CV ALFABETA.
Sugiyono. 2019. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
85

Kualitatif, R&D (Cetakan Ke 26).” Bandung: CV Alfabeta. PT CV


ALVABETA.
Suparno, SJ. 2015. Pendidikan Karakter Di Sekolah. 1st ed. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Surianto. 2021. Sinergitas Motivasi, Kompetensi, Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sebuah Instansi.
Surabaya: Global Aksara Pres.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar /
Ahmad Susanto. Jakarta: Jakarta Kencana.
Suwardani, Ni Putu. 2020. “Quo Vadis” Pendidikan Karakter Dalam Merajut
Harapan Bangsa Yang Bermanfaat. UNHI Press. Bali: UNHI Press.
Trygu. 2020. Studi Literatur Problem Based Learning Untuk Masalah Motivasi
Bagi Siswa Dalam Belajar Matematika. Medan: Guepedia.
Willy Susilo. 2013. Membangun Karakter Unggul. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
Yusri, M. 2021. Kader Insan Cita. DI Jakarta: Samudra Biru (Anggota IKAPI).
Zubaedi. 2017. Strategi Taktis Pendidikan Karakter (Untuk Paud Dan Sekolah).
Depok: PT. Raja Grafindo.
86

LAMPIRAN 1 : ANGKET PENDIDIKAN KARAKTER

Angket Pendidikan Karakter


Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket!


1.Tulislah nama lengkap dan kelas terlebih dahulu
2.Bacalah angket di bawah ini dengan skema dan jawaban sesuai dengan keadaan yang di
alami
3.Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom jawaban yang disediakan
SS : Sangat setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S RR TS STS
1. Menyalin pekerjaan teman, apabila ada tugas/PR dari
guru
2. Membuka internet untuk mencari inspirasi dari jawaban
untuk tugas dari Guru
3. Membiarkan orang lain menyalin pekerjaan rumah
yang telah saya kerjakan
4. Tidak membiarkan oranglain mencontek hasil
pekerjaan saya pada saat ujian sedang berlangsung
5. Meminta tolong oranglain (orangtua, teman, dll) untuk
membantu mengerjakan tugas yang seharusnya saya
selesaikan sendiri
6. Tidak bertanya kepada teman-teman di kelas lain
tentang soal ujian/ulangan harian yang di ujikan oleh
guru
7. Menyiapkan contekan sebelum ujian
8. Memberikan jawaban kepada teman yang
menanyakannya pada saat ujian sedang berlangsung
9. Tidak mengumpulkan pekerjaan rumah
10. Menyadari bahwa ada beberapa teman yang saling
mencontek pekerjaan rumah dan saya berani
melaporkannya kepada guru
11. Akan mengejek teman-teman yang mengerjakan
tugas/PR-nya dibantu oleh oranglain
12. Menyadari bahwa beberapa teman berusaha mencari
jawaban selama ujian berlangsung
13. Menyadari bahwa beberapa teman berbuat curang pada
saat ujian berlangsung, dan saya membenci tindakan
yang mereka lakukan
14. Menyadari bahwa beberapa teman menyalin pekerjaan
87

teman lain pada saat ujian


15. Menyadari bahwa ada teman yang mengutip jawaban
dari internet/sumber belajar lainya dan mengakunya
sebagai hasil pekerjaan mereka sendiri
16. Menyadari bahwa ada teman yang tidak dapat
mengikuti ujian karena berbagai alasan
17. Berpandangan bahwa tidak melakukan tindakan apa-
apa saat mengetahui ada teman yang berbuat curang
adalah sikap yang lebih baik dibandingkan
melaporkannya kepada pihak yang terkait
18. Berpandangan bahwa mengungkapkan perasaan secara
langsung kepada teman yang mengatakan hal yang
tidak jujur tentang diri saya adalah sikap yang lebih
baik dibandingkan memendam perasaan itu
19. Berpandangan bahwa tidaklah masalah berperilaku
jujur pada situasi- situasi tertentu saja
20. Boleh berbuat tidak jujur agar nilai saya bagus dan
orangtua menjadi senang
88

ampiran 2 :Angket Motivasi Belajar

Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket!


1.Tulislah nama lengkap dan kelas terlebih dahulu
2.Bacalah angket di bawah ini dengan skema dan jawaban sesuai dengan keadaan
yang di alami
3.Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom jawaban yang disediakan

SS : Sangat setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S RR TS STS
1. Setiap hari saya selalu hadir tepat waktu ke
sekolah agar tidak terlambat untuk belajar di
kelas.
2. Saya selalu semangat ketika berangkat ke
sekolah
3. Setiap hari saya selalu datang lebih cepat karena
saya takut dihukum oleh guru jika terlambat.
4. Saya suka datang terlambat ke sekolah
5. Setiap malam saya selalu belajar walaupun tidak
disuruh
6. Saya hanya belajar ketika ada tugas saja
7. Saya rajin belajar hanya di saat ingin ujian saja
8. Di sekolah saya tidak pernah memperhatikan
guru ketika menjelaskan
9. ketika di rumah saya belajar bukan karena
keinginan saya akan tetapi karena disuruh oleh
orang tua saya
10. Saya lebih suka bermain dari pada belajar
11. Saya tidak mau bertanya jika tidak mendapatkan
nilai dari guru
12. Ketika di rumah saya mengulang kembali materi
yang sudah dipelajari sekolah.
13. Saya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas
yang telah diberikan oleh guru
14. Saya belajar setiap malam tanpa disuruh orang
tua
89

15. Saya bertanya yang tidak saya ketahui kepada


guru ketika pembelajaran di kelas
16. Saya bisa menjawab pertanyaan dari guru karena
saya rajin belajar
17. Saya hanya mau membantu teman saya ketika
disuruh oleh guru
18. ketika tidak ada PR Saya sering membaca buku-
buku ataupun mata pelajaran yang saya sukai
19. Saya lebih suka diam daripada berbicara di
dalam kelas
20. Saya rajin belajar karena ayah selalu membeli
mainan jika saya mendapat nilai bagus
LAMPIRAN 4 HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Butir Soal
Nama siswa Total
No 1 2 4 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ali Fabian 1 2 5 5 5 2 4 5 4 2 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 80
2 Bagus Adriansyah 4 2 5 5 4 2 4 3 5 1 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 82
3 Chelsy Karunia 5 1 4 5 5 5 5 4 5 2 4 1 3 2 5 2 5 4 5 4 76
4 Desy Cyntia 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 1 5 1 5 5 3 5 78
5 Dinaya Manik 5 1 3 5 4 5 4 5 3 2 4 4 4 4 5 4 3 5 3 5 78
6 Faisal Syahputra 4 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 87
7 Fauzan Siregar 5 2 4 5 1 2 5 4 2 2 5 2 1 1 5 1 3 1 3 1 55
8 Fauzi Pratama 5 2 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 2 4 2 5 4 5 4 78
9 Isan Damanik 1 1 4 2 1 5 5 5 4 1 5 1 5 3 3 3 2 5 4 5 65
10 Kheisia Putri 1 5 5 3 3 3 3 5 5 4 3 5 3 4 2 4 5 5 5 5 78
11 Miliyas Azzarah 2 1 4 1 3 2 5 3 3 1 3 5 4 5 5 5 5 1 4 1 63
12 Nuril Susepti 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 2 5 1 5 86
13 Rama Oktavia 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 94
14 Reka Fais Sinaga 5 2 5 5 5 5 5 5 3 2 3 3 3 1 3 1 5 5 4 5 75
15 Refan Syahputra 5 1 4 5 4 4 5 5 2 1 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 77
16 Reyhan Prayoga 4 2 5 1 4 4 4 4 1 1 5 1 4 4 3 4 2 5 5 5 68
17 Sintora Saputra 5 1 4 5 2 5 5 5 5 1 4 2 1 2 3 2 4 5 2 5 68
18 Sandi Pradana 4 2 5 5 5 5 5 5 4 2 4 2 5 4 5 4 2 5 5 5 83
19 Tia Anjani 5 2 5 2 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 82
20 Ulva Damanik 1 4 4 2 1 2 5 4 4 4 5 1 4 1 3 1 2 1 1 1 51
21 Zahra Asifa 1 4 4 2 5 3 4 4 4 3 4 1 5 5 4 5 4 5 2 5 74
22 Zahra Tul Baity 2 1 4 5 2 5 5 4 4 1 4 2 2 1 3 1 4 5 1 5 61
23 Zulkarnain Panjaitan 4 1 4 1 4 5 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84
24 Zyvana Siregar 1 2 5 1 2 3 3 2 5 3 2 5 4 1 3 1 5 2 4 2 56
25 Zydan Alvaro 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 95
r tabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396
r hitung 0,482 0,131 0,409 0,410 0,828 0,447 0,070 0,483 0,417 0,210 0,197 0,428 0,478 0,639 0,420 0,653 0,286 0,663 0,446 0,678
kriteria Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
LAMPIRAN 5 : HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET PENDIDIKAN KARAKTER

Butir Soal
No Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Acmad Syahputra 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
2 Aira Nur Aviqa 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 1 6 4 4 2 4 72
3 Amirul Huda Ghifari 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 73
4 Andini Risqita 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 2 4 65
5 Asrul Hutabarat 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 68
6 Benny Gultom 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 1 4 3 4 2 4 66
7 Christian Sidabutar 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 4 71
8 Cinta Amanda 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 4 69
9 Dinda Amelia 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 71
10 Fahreza Nasution 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
11 Fauzan Azhari 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
12 Hiska Pardede 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 66
13 Hiskia Pardede 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
14Johannes Simangungsong 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 73
15 Karunia Kasih Paskah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
16 Khairunnisa Hutapea 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 70
17 Martin Manurung 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 71
18 Natasha Azmi 3 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 65
19 Naura Fitri 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 71
20 Nazriel Bastian 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
21 Ririn Ariani 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 60
22 Steven Gooki 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 1 3 4 3 3 3 63
23 Vallen Jaka 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 61
24 Valleria Sinaga 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
25 Vania Adelia 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 57
r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
r hitung -0,080 0,506 0,690 0,427 0,478 -0,206 0,690 0,805 0,478 0,690 0,805 0,735 0,397 0,398 -0,02 -0,36 0,810 0,81 0,06 0,81
Kriteria Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
92

Lampiran 6 Validasi Angket Pendidikan Karakter

Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor


R 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 58
A 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 58
I 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 54
L 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 60
R 4 1 4 5 4 4 4 5 3 2 4 4 2 4 5 55
B 3 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 66
Y 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 64
P 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 60
D 4 4 4 4 5 4 5 5 4 1 5 1 5 4 5 60
R 3 5 4 3 4 4 3 5 5 4 3 5 3 4 4 59
H 4 4 4 4 4 4 5 3 3 1 3 5 3 5 4 56
T 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 67
Y 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 70
S 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 63
A 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 62
V 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 61
A 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 62
V 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 60
A 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 62
D 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 61
E 4 5 4 4 4 2 5 4 5 4 4 5 3 4 3 60
B 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 5 4 3 63
C 4 4 4 5 4 4 5 5 2 3 3 4 5 5 3 60
D 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 59
I 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 47
TOTAL 1507
RATA-RATA 60,28
MAX 70
MIN 47
Lampiran 7 Validasi Angket Motivasi Belajar
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
R 4 2 5 5 5 2 4 5 4 2 4 4 4 5 4 59
A 5 2 5 5 4 2 4 2 5 1 5 5 2 5 5 57
I 3 1 4 5 5 5 5 4 5 2 4 1 1 2 5 52
L 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 1 1 5 58
R 4 1 5 5 4 2 4 5 3 2 4 4 2 4 5 54
B 5 2 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 1 5 4 61
Y 5 2 4 5 1 2 5 4 2 2 5 2 1 1 5 46
P 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 2 4 54
D 1 1 4 2 1 5 5 5 4 1 5 1 5 3 3 46
R 2 5 2 3 3 2 3 5 5 4 3 5 3 4 2 51
H 5 1 4 1 3 2 5 3 3 1 3 5 3 5 5 49
T 5 2 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 1 5 5 63
Y 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 70
S 5 2 5 5 5 5 5 5 1 2 3 3 2 1 3 52
A 4 1 4 5 4 4 5 5 2 1 3 4 5 4 5 56
V 5 2 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 2 5 4 61
A 1 2 4 2 1 2 5 4 4 4 4 5 1 4 3 46
V 1 4 4 4 3 2 5 4 4 4 4 5 2 4 4 54
A 2 4 4 2 1 2 5 4 4 4 4 5 1 4 3 49
D 4 4 4 2 5 3 4 4 4 5 1 4 1 3 4 52
E 1 1 4 2 1 2 5 4 5 4 4 5 1 4 4 47
B 1 1 2 1 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 53
C 5 1 2 5 4 4 5 5 2 1 3 4 5 4 5 55
D 5 2 2 1 2 2 3 2 2 5 3 2 5 4 4 44
I 5 5 5 5 5 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 68
TOTAL 1357
RATA-RATA 54,28
MAX 70
MIN 44
94

LAMPIRAN 8 UJI RELIABILITAS ANGKET PENDIDIKAN KARAKTER


DENGAN SPSS 23

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,819 15

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

var1 54,3600 100,573 ,383 ,814


var2 53,4000 112,333 ,297 ,818
var3 54,1200 104,610 ,264 ,824
var5 53,8800 105,110 ,388 ,812
var4 54,1600 93,223 ,764 ,784
var6 53,4800 108,510 ,422 ,812
var7 53,7600 109,357 ,231 ,821
var8 54,7600 103,773 ,303 ,820
var9 54,0400 105,790 ,394 ,812
var10 54,5600 95,423 ,576 ,798
var11 53,7600 108,023 ,366 ,813
var12 54,5600 95,423 ,576 ,798
var13 53,6400 96,740 ,645 ,794
var14 54,2000 104,417 ,369 ,813
vr15 53,6400 96,740 ,645 ,794
95

LAMPIRAN 8 : UJI RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR


DENGAN SPSS 23

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,921 15

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

X01 68,9667 28,516 ,254 ,925


X02 68,9000 26,576 ,670 ,915
X03 69,0000 28,000 ,298 ,925
X04 68,9333 28,271 ,308 ,924
X05 68,9000 26,576 ,670 ,915
X06 68,7000 27,045 ,821 ,913
X07 68,9333 27,651 ,432 ,921
X08 68,9000 26,576 ,670 ,915
X09 68,7000 27,045 ,821 ,913
X10 68,9000 26,576 ,670 ,915
X11 68,7000 27,045 ,821 ,913
X12 69,9333 27,306 ,502 ,919
X13 69,9333 28,409 ,281 ,924
X14 68,7000 27,045 ,821 ,913
X15 68,7000 27,045 ,821 ,913
96

LAMPIRAN 9 : UJI NORMALITAS DENGAN SPSS 23

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pendidikan karakter 25 57,8800 10,78703 31,00 74,00


Motivasi Belajar 25 72,5667 5,48781 58,00 78,00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pendidikan
karakter Motivasi Belajar

N 25 25
Normal Parametersa,b Mean 57,8800 72,5667
Std. Deviation 10,78703 5,48781
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,238
Positive ,094 ,161
Negative -,144 -,238
Test Statistic ,144 ,238
Asymp. Sig. (2-tailed) ,190c ,120c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
97

LAMPIRAN 10 UJI KORELASI DENGAN SPSS 23

Correlations

Pendidikan karakter Motivasi Belajar

Pendidikan karakter Pearson Correlation 1 -,351

Sig. (2-tailed) ,085

N 25 25
Motivasi Belajar Pearson Correlation -,351 1

Sig. (2-tailed) ,085

N 25 25

Lampiran 11 angket yang disisi siswa


98
99

11. Lampiran 12 Dokumentasi


100
101
102
103

Daftar Riwayat Hidup


RUSPOJI YESAYA DAMANIK lahir di Bintang
Mariah KEC. Dolog Masagal KAB.Simalungun
pada tanggal 21 desember 1999.Anak Pertama dari
3 bersaudara dan merupakan putra satu satunya
dari pasangan Rusmandin damanik dan Delfiana
Saragih. Penulis memasuki jenjang pendidikan
awal di tingkat sd Negri di Bintang Mariah
kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2
Pematang Raya dan selesai pada tahun
2015 .Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
SMA yaitu di SMA Swasta GKPS 1 Pematang Raya dan lulus pada tahun
2018.Berkat Tuhan Yang Maha Esa penulis berkesempatan memasuki jenjang
universitas .Sejak tahun 2019 penulis telah berstatus sebagi mahasiswa di
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar dengan jurusan pendidikan
guru sekolah dasar (PGSD) Program strata satu (S1) . Berkat Tuhan Yang Maha
Esa perjuangan keras yang disertai dukungan dari keluarga dan saudara saudara
sekalian , penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “ PENGARUH
PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 091341 BINTANG MARIAH KECAMATAN DOLOG
MASAGAL KABUPATEN SIMALUNGUN”. Dengan adanya skripsi ini maka
penulis telah sah mengikuti salah satu persyaratan wisuda di universitas HKBP
Nommensen Pematang Siantar

Anda mungkin juga menyukai