SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
ii
ABSTRAK
Oleh:
Nama : Ruspoji Yesaya Damanik
NPM :1901010147
iii
ABSTRACT
By:
Name: Ruspoji Yesaya Damanik
NPM: 1901010147
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog Masagal
Kabupaten Simalungun ” dengan baik serta dapat diselesaikan guna memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar serta guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadarii bahwa penyusunan proposal skripsi ini tidak akan
terpenuni tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muktar Panjaitan,S.Si.,M. Pd., selaku Rektor Universitas
HKBP Nommensen Pematang Siantar.
2. Ibu Prof. Dr. Jumaria Sirait, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar.
3. Bapak Dr. Asister Fernando Siagian,S. Pd.,M. Pd,. Selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas HKBP Nommensen
Pematang Siantar.
4. Bapak Rio Parsaoran Napitupulu,S.Pd,. M. Pd., selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas HKBP Nommensen
Pematang Siantar.
5. Ibu Dr.Natalina Purba,S. P,Sos., M.Pd., selaku dosen pembimbing 1, dan
“Bapak Radode K Simarmata,S.,Pd.,M.,Pd.,selaku dosen pembimbing 2”
yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan beliau juga penuh
kesabaran membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Civitas akademik jurusan PGSD, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar.
v
7. Kepada Ibu Helen afriati sinaga,S. Pd,Bapak dan Ibu Guru UPTD SD
Negeri 122379 Pematang Siantar yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
8. Untuk kedua orangtua saya, terimakasih untuk cinta kasih dan motivasi
yang begitu tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah samapi
tuntas.
9. Teman-teman PGSD stambuk 2019 terutama kepada Group PG.A3 selaku
teman perjuangan dan memberikan informasi.
10. Terkhusus Anri purba ,frans saruksuk, grop pgsd raya selaku sobat yang
mau sebagai wadah bertukar pikiran dan memberi semangat proses
perkuliahan di kampus.Kepada teman pekerjaan dan teman teman
sekampung terimakasih atas dukungnya semua.
Demi kesempurnaan skripsi ini saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberi
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Pendidikan Karakter
2.1.2 Hakikat Belajar
2.1.3 Hakikat Motivasi Belajar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
3.1.2 Metode Penelitian
3.2 Tempat, Waktu dan Kegiatan Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu dan Kegiatan Penelitian
3.3 Rancangan/Desain Penelitian
3.3.1 Rancangan
3.3.2 Desain penelitian
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
3.4.2 Sampel Penelitian
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
vii
3.5.2 Sumber Data
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.6.1 Angket (Kuesioner)
3.6.2 Dokumentasi
3.7 Uji Validitas dan Instrumen
3.7.1 Uji Validitas
3.7.2 Uji Reliabilitas
3.8 Uji Prasyarat
3.8.1 Uji Normalitas
3.9 Teknik Pengolahan ( Analisis ) Data
3.9.1 Uji Korelasi
3.9.2 Uji Hipotesis
3.10 Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi data sekolah SD Negeri 091341 Bintang Mariah
4.2 Pembahasan Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Instrumen
4.2.2 Hasil Angket Penelitian
4.2.3 Uji Reliabilitas Angket
4.3 Uji Prasyarat Data
4.3.1 Uji Normalitas
4.3.2 Uji Hipotesis
4.4 Pembahasan dan Hasil Temuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 : ANGKET PENDIDIKAN KARAKTER
LAMPIRAN 2 : ANGKET MOTIVASI BELAJAR
LAMPIRAN 3 : HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET
MOTIVASI BELAJAR
viii
LAMPIRAN 4 : HASIL UJI INSTRUMEN VALIDITAS ANGKET
PENDIDIKAN KARAKTER
LAMPIRAN 5 : UJI RELIABILITAS ANGKET PENDIDIKAN
KARAKTER DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 6 : UJI RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR
DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 7 : UJI NORMALITAS DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 8 : UJI KORELASI DENGAN SPSS 23
LAMPIRAN 9 : ANGKET YANG DI ISI SISWA
LAMPIRAN 10 : DOKUMENTASI
Daftar Riwayat Hidup
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
observasi pada selasa 28 juli 2023 dan didukung oleh perbincangan dengan guru
kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah, terungkap bahwa motivasi belajar
siswa sangat berpengaruh besar dari dukungan keluaraga ,terlebih dari orang tua
murid tersebut, hal ini dapat dapat mendorong semangat belajar siswa dalam
belajar. Namun demikian belum sepenuhnya siswa memiliki motivasi belajar yang
tinggi masih ada juga sekitar 40% siswa yang kurang memiliki motivasi belajar
dengan alasan lebih mengesampingkan pendidikan atau pembelajaran yang lain di
luar kegiatan belajar mengajar kelas dan pengaruh dari orangtua.
Dari hasil belajar siswa dilaporkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian
siswa terbagi dalam dua kelompok perolehan nilai yakni sebanyak 40%
memperoleh nilai di bawah KKM dan 60% memperoleh nilai sama dengan atau di
atas KKM. Perbedaan dua kelompok perolehan nilai ini menurut guru wali kelas
V dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Yakni sebagaimana tampak dalam
tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas V SD Negeri 091341
Bintang Mariah
No Nilai Jumlah Presentasi Keterangan
1 ˂ 75 9 40% Tidak Memenuhi KKM
2 ˃ 75 16 60% Memenuhi KKM
Jumlah 25 100%
Sumber:SD Negeri 091341 Bintang Mariah
Masalah motivasi belajar, membangun motivasi dan sikap penanaman
motivasi belajar dalam dunia pendidikan bukanlah sesuatu yang baru dan asing.
Permasalahan motivasi belajar juga kerap dijadikan perbincangan hangat,
melaksanakan pendidikan lebih bermutu, dan lebih baik, membentuk manusia
beriman dan bermoral, menghasilkan generasi berdaya saing serta berjiwa solider,
dan menciptakan lingkungan pendidikan yang bersinergi. Kesadaran siswa masih
harus dibimbing dalam melaksanakan rutinitas di sekolah mulai dari kedisiplinan,
waktu doa, dan waktu yang kosong. Hal itu tidak terlepas dari peran pendidikan
orangtua dalam mendukung kesadaran siswa. Oleh karena itu, penanaman atau
4
d. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah sebagai acuan untuk mengetahui
pendidikan karakter dan motivasi belajar di sekolah.
e. Bagi PGSD
Manfaat penelitian ini bagi PGSD sebagai tambahan referensi dalam
penelitian pendidikan karakter dan motivasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
10
dengan yang lain. Senada dengan Ki Hajar Dewantara (Paul 2015:28) bahwa
karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lain. Dyah (Sriwilujeng, 2017:2)
berpendapat bahwa karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis
atau moral. American Dictionary of the English Languag ( Willy Susilo, 2013:23)
mendefinisikan karakter sebagai kualitas yang khas dan mapan yang terbentuk
dalam kehidupan setiap pribadi, yang menentukan pola responsnya yang konsisten
dalam berbagai situasi.
The webster’s Dictionary (Sidjabat, 2011: 2) character sebagai “ The
aggregate features and traits that form the apparent individual nature of some
person or thing; moral or ethical quality; qualities of honesty; courage, integrity;
good reputation; an account of the qualities or peculiarities of a person or thing.”
Dalam terjemahan bebas karakter berarti keseluruhan ciri – ciri dan kebiasaan
yang membentuk sifat seseorang atau sesuatu, kualitas moral atau etis, kualitas
kejujuran, keberanian, integritas, reputasi yang baik, gambaran kualitas atau
keunikan seseorang atau sesuatu. Abdullah (2013:214) berpendapat bahwa
karakter merupakan kualitas moral dan mental yang pembentukannya dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Thomas Lickona (Fadilah, 2021:12) mengemukakan bahwa karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam menanggapi situasi secara moral. Sifat
alami tersebut tercermin dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik,
jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter
mulia lainya. Ada tiga komponen karakter yang baik, yaitu 1. moral knowing
(pengetahuan tentang moral), 2. moral feeling (perasaan tentang moral), dan 3.
moral action (perbuatan moral), yang di perlukan agar anak mampu memahami,
merasakan, dan mengerjakan nilai - nilai kebajikan
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian karakter dapat
disimpulkan bahwa karakter merupakan sifat, tabiat, atau kebiasaan alami dalam
diri seseorang ( individu ) dan kehidupan manusia setiap hari, yang sudah begitu
tertanam dan berurat berakar serta telah menjadi ciri khas diri sendiri
12
anak satu dan lainnya. c. Anak usia ini mudah timbul takjub. d. Anak-anak usia ini
emosi biasa berontak. e. Mempunyai tanggapan positif terhadap penghargaan dan
puji-pujian. 3. Karakteristik Mental a. Anak-anak masa ini lebih gemar bermain-
main dengan mempergunakan bola. b. anak-anak lebih berminat dalam
permainan-permainann berregu atau Berkelompok. c. Anak-anak sangat
terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol atau mencapai prestasi tinggi.
d. Sementara anak masa ini mudah putus asa, karena itu usahakan bangun kembali
atau bangkit kembali apabila tidak berhasil dalam mencapai sesuatu.. e. Dalam
melakukan sesuatu usaha, selalu berusaha mendapat persetujuan dari guru terlebih
dahulu.
Dapat disimpulkan bahwa karakterestik siswa kelas 5 yaitu : 1.
Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain 2. Karakteristik anak
sekolah dasar adalahsenang bergerak 3. Karakteristik anak sekolah dasar adalah
senang bekerja dalam kelompok. 4. Karakteristik anak sekolah dasar adalah
senang merasakan atau melakukan atau memperagakan secara langsung. Basset,
Jacka, dan Logan mengemukakan bahwa karakteristik siswa usia Sekolah Dasar
adalah secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia
sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; senang bermain 15 dan lebih suka
bergembira/riang; suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal,
mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; biasanya tergetar
perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka
mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan; mereka belajar
secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; dan mereka
belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak
lainnya (Sumantri dan Permana, 2001: 11). Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa kelas V SD termasuk dalam tahapan operasional konkret
yaitu usia 10-12 tahun. Pada masa ini cara berfikir anak masih konkret belum bisa
berfikir secara abtrak. Sehingga dengan menggunakan pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat yang pada penerapannya berkaitan dengan materi secara
langsung dengan apa yang mereka alami di lingkungan akan memudahkan siswa
dalam memahami dan meningkatkan pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat
14
9. Rasa Ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikasi: tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama degan orang lain.
14. Cinta damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
17. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya -
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
18. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan yang Maha Esa.
Sukamto (Muslich, 2014:79) berpendapat bahwa nilai pendidikan karakter
yang perlu di ajarkan pada anak meliputi :
1. Kejujuran,
2. Loyalitas dan dapat diandalkan,
3. Hormat,
17
4. Cinta,
5. Tidak egoisan dan sensitifitas,
6. Baik hati dan pertemanan,
7. Keberanian,
8. Kedamaian,
9. Mandiri dan potensial,
10. Disiplin diri dan moderasi,
11. Kesetiaan dan kemurnian,
12. Keadilan dan kasih sayang.
Dyah (2017: 8) berpendapat nilai pendidikan karakter yang diperlukan
antara lain:
1. Cinta damai,
2. Toleransi,
3. Menghargai perbedaan agama,
4. Teguh pendirian,
5. Percaya diri,
6. Kerja sama lintas agama,
7. Anti - bully dan kekerasan,
8. Persahabatan,
9. Tidak memaksakan kehendak,
10. Melindungi yang kecil dan tersisih.
Sofyan (2019:103) berpendapat nilai pendidikan karakter yang diperlukan
antara lain:
1. Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya,
2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian,
3. Kejujuran,
4. Hormat dan santun,
5. Kasih sayang, kepedulian dan kerja sama,
6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pentang menyerah,
7. Keadilan dan kepemimpinan,
8. Baik dan rendah hati,
18
16. Bergaya hidup sehat: menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kesehatan.
17. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh – sungguh
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik –
baiknya.
18. Ingin tahu: sikap yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat dan didengar.
menerus dan tiada henti, pendidikan karakter sendiri merupakan proses yang
berlangsung secara terus menerus dan tiada henti, pendidikan karakter juga tidak
bisa hanya diceramahkan tetapi pendidikan karakter memerlukan strategi yang
tepat. Penerapan pendidikan karakter terhadap peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai strategi. Beberapa para ahli berpendapat tentang strategi
penerapan pendidikan karakter antara lain :
Masnur (Muslich, 2014:175) berpendapat bahwa pelaksanaan strategi
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan cara :
1. Keteladanan/contoh
Pemberian contoh/teladan bisa dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah,
staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan spontan biasanya dilakukan pada saat guru
mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti
meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding.
3. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilai – nilai yang baik sehingga guru
dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.
4. Pengkondisian lingkungan
Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa dengan penyediaan sarana
fisik. Contoh: penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan - slogan
mengenai budi pekerti yang mudah di baca oleh peserta didik, aturan/ tata
tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga setiap
peserta didik mudah membacanya.
5. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara
terus- menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah
berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan,
22
teman, pelajaran, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu beberapa para ahli
mengemukakan pendapat tentang yang mempengaruhi pendidikan karakter antara
lain:
Suparno (2015:65) menyebutkan bahwa yang mempengaruhi pendidikan
karakter siswa adalah:
1. Orang Tua: Orang tua adalah pendidik utama pada anak – anak.
2. Guru: Guru di sekolah mempunyai andil besar dalam pendidikan karakter
anak.
3. Teman atau Kelompok: sikap dan karakter seorang anak, terutama anak
remaja, sangat dipengaruhi oleh teman dan kelompok.
4. Lingkungan Sekolah: lingkungan sekolah dengan suasananya yang khas
mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan karakter anak.
5. Masyarakat dan Lingkungan: pendidikan dan pembentukan karakter anak-
anak remaja juga dipengaruhi oleh keadaan, situasi, dan karakter
masyarakat atau lingkungan anak-anak sekitar.
6. Buku Bacaan: terbentuknya karakter orang karena pengaruh buku yang
dibaca sejak sekolah. Banyak anak berkembang karakternya karena isi
buku yang dibacanya memberikan inspirasi bagi kehidupannya.
7. Media, Televisi, Video, Internet, Gadget: di zaman media elektronik dan
teknologi informasi, media seperti televisi, video, internet, HP, gadget, dan
lain-lain sangat mempengaruhi karakter banyak orang. Banyak anak-anak
dengan mudah meniru apa yang terjadi di media, seperti televisi, internet,
facebook, dan HP.
8. Agama: agama yang dianut anak dan pendidikan agama yang terkait
mempunyai pengaruh yang kuat pada perkembangan pengaruh anak.
Ni Putu (Suwardani, 2020) berpendapat bahwa yang mempengaruhi
pendidikan karakter siswa adalah:
1. Pengaruh Lingkungan: perkembangan karakter pada setiap individu
dipengaruhi oleh bawaan/genetic (natural) dan faktor lingkungan. Karakter
seseorang banyak dibentuk oleh orang lain yang sering mempengaruhinya,
melalui proses melihat, mendengar dan mengikuti.
24
pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau
yang sekarang dikenal dengan guru atau sumber-sumber lain karena guru
sekarang ini bukan merupakan satu - satunya sumber belajar. Dalam belajar,
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi
banyak.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan mendapatkan sesuatu yang baru dan
menghasilkan perubahan tingkah laku, belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu,
orang yang banyak belajar akan mendapatkan pengetahuan/ilmu yang banyak dan
sebaliknya orang yang sedikit belajar akan mendapatkan pengetahuan yang
sedikit.
perubahan fisik dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dari
pendek semakin tinggi bukanlah karena proses belajar.
3. Hasil belajar relatif menetap, dan tidak berubah – ubah. Perubahan tingkah
laku yang sifatnya relatif tidak menetap, bukan karena proses belajar.
Bahruddin (Sulistyorini, 2012:14) berpendapat bahwa ciri – ciri belajar
adalah:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku,
yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil
belajar, maka tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
2. Perubahan perilaku relatif permanen. Perubahan tingkah laku yang terjadi
karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah – ubah.
Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpanjang seumur
hidup.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial,
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman,
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
Darsono (Hamdani, 2017:47) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut:
1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini
digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan.
2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain. Jadi belajar bersifat individu.
3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan
tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai
potensi untuk belajar.
28
dalam dirinya. Baik itu dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Namun
seseorang tidak akan dikatakan belajar jika belum/tidak ada perubahan yang
terlihat dalam dirinya. Dan seseorang bisa dikatakan belajar jika dalam hal yang
sama namun dengan waktu yang berbeda individu tersebut memiliki perubahan
dalam hal yang ia lakukan. Dapat kita lihat bahwa ia memiliki proses dalam
perubahan tingkah lakunya melalui latihan dan pengalaman yang ia miliki.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu
sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.
1. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang,
dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang.
Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu.
2. Faktor Psikologis
Ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain:
a. Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai inteligensi
rendah.
b. Perhatian
Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya.
d. Bakat
Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik karena
ia senang belajar.
e. Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
dalam mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorong. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa
yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
36
Anak baru bisa mempelajari dan merencanakan bila telah matang untuk
menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai satu organisme yang
berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu ditentukan oleh kematangan
jiwa batiniah dan perkembangan anak yang ditentukan oleh lingkungan
dan pengalaman.
3. Anak yang belajar merupakan organisme keseluruhan
Anak yang belajar merupakan keseluruhan dari pikiran (intelektual),
emosional, dan jasmaniah harus bersatu saat belajar.
4. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungannya.
Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasional baru,
dalam menghadapi itu ia akan menggunakan segala pengalaman yang telah
dimiliki.
5. Belajar itu dengan insight (pemahaman)
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat
pengertian tentang sangkut paut dan hubungan – hubungan tertentu dalam
unsur suatu problem.
6. Belajar itu proses yang terjadi terus menerus
Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya doi sekolah, di luar sekolah,
dalam pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri – sendiri, karena itu
sekolah harus bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat, agar semua
turut membantu perkembangan siswa secara harmonis.
7. Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama ialah
memperoleh respons yang tepat.
Rusman (2017:50–53) berpendapat bahwa prinsip – prinsip belajar yaitu
sebagai berikut:
1. Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa
motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan secara terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan
40
energi dalam diri seseorang itu dapat berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiatan fisik. Oleh karena seseorang mempunyai tujuan dalam
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan.
2. Woolfolk (Sri Milfayetty, 2018:121) menyebutkan bahwa motivasi adalah
suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan semangat, mengarahkan
dan memelihara suatu perilaku. Motivasi pada dasarnya bermakna
kontekstual, mempunyai intensitas dan arah.
3. Rusyan (Sulistyorini, 2012) berpendapat bahwa “motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan”.
4. Wexley (Andi Thair, 2014:54) berpendapat bahwa motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif, dapat pula di artikan hal atau keadaan
menjadi motif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah dorongan dari diri seseorang yang dapat menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar sehingga adanya
keinginan yang dapat mengaktifkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap serta
perilaku pada diri siswa untuk belajar. Dengan adanya motivasi, seseorang tidak
akan merasa segala sesuatu yang dilakukan itu adalah beban karena sadar/tidak
sadar itu adalah keinginan yang tumbuh dari diri sendiri.
yang gemar membaca tidak perlu ada yang mendorongnya, orang yang
rajin dan bertanggung jawab tidak perlu menanti komando sudah belajar
secara baik.
Sudirman (Sulistyorini, 2012:144) bahwa motivasi ekstrinsik adalah “
motif- motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar”. Dalam
belajar tidak hanya memperhatikan kondisi internal siswa, akan tetapi juga
memperhatikan berbagai aspek lainya seperti, aspek sosial yang meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan teman.
Winkel (Sulistyorini, 2012:149) motivasi intrinsik yaitu “cara belajar yang
teratur, tuntas, berkesinambungan dan produktif”. Seorang pelajar yang belajarnya
tidak teratur, tidak sungguh- sungguh, asal-asalan, waktunya tidak menentu, tidak
tuntas, tidak terus- menerus dan tidak berkesinambungan, baik disekolah maupun
di rumah berarti ia tidak membiasakan diri belajar yang efektif, sehingga sasaran
belajarnya tidak tercapai. Sebaliknya jika dilakukan dengan teratur dan baik akan
dapat berperan dalam membantu keberhasilan seorang siswa dalam menuntut
ilmu.
Sardiman (2014) berpendapat bahwa motivasi terbagi menjadi 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya:
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku- buku untuk dibacanya. Siswa
yang memiliki motivasi intrinsik akan memilik tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu
-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai adalah belajar,
tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,
46
karena tahu besok paginya ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena
belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang
baik, atau agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis -
jenis motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan yang terdapat dari luar
individu agar seseorang dapat melakukan sesuatu dengan maksud agar
mendapatkan apa yang diinginkan, sedangkan motivasi intrinsik yaitu dorongan
yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu atas dasar keinginan diri
sendiri bukan dorongan dari orang lain.
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari aspirasi atau cita -cita.
Hal ini bergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak
kecil belum mempunyai cita – cita, akan tetapi semakin besar usia
seseorang semakin jelas dan tegas dan semakin mengetahui jati dirinya
dan cita – cita yang ingin di capai.
Andi Thair (2014:59) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu:
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa
persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan individu
untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh
kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan – harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap
dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total.
Dimyati (Kompri, 2015:231–132) mengemukakan bahwa yang
memengaruhi motivasi belajar siswa yaitu:
1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu
cita-cita akan mewujudkan aktualisasi siswa
2. Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya. Kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
49
terikat dengan
variabel bebas
mempunyai
hubungan positif dan
signifikan
4 Penelitian yang dilakukan pengaruh pendidikan Kuantitatif Hasil penelitian
oleh (Hartono, 2020) yang karakter terhadap menunjukkan bahwa
berjudul. pengembangan diri pendidikan karakter
pada siswa di SMPN berpengaruh
1 Sumbawa Besar terhadap
pengembangan diri
pada siswa dengan
nilai p = 0.000 / p <
0.05 dan R Square
sebesar 0.297 yang
berarti menunjukkan
bahwa semakin baik
pendidikan karakter
memberikan
pengaruh sebesar
29.7% dan 71.3%
dipengaruhi oleh
variabel lain di luar
penelitian.
Pendidikan karakter
berada pada kategori
baik dengan aspek
yang paling tinggi
adalah aspek
religius, sedangkan
pengembangan diri
berada pada kategori
baik dengan aspek
yang paling tinggi
adalah aspek potensi
moral
52
Siswa Kelas V
54
55
dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek. Adapun sampel dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas V SD Negeri 091341 Bintang Mariah Kecamatan Dolog
Masagal Kabupaten Simalungun yang berjumlah 25 siswa/siswi.
motivasi belajar siswa. Responden diminta untuk memberi tanda ( √ ) pada kolom
yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada penelitian ini, peneliti
akan menggunakan skala Likert.
Sugiono (2013: 93) menyatakan “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial”. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Belajar
Variabel Indikator Butir Soal
Penelitian Positif Negatif Total
Motivasi 1, 2, 5, 6, 7, 14, 4, 10, 12, 13
Intrinsik 15, 17, 19, 20,
Motivasi Motivasi 3, 8, 9, 11, 16, 18, 13, , 7
Belajar Ekstrinsik
Total 22 8 20
Jumlah 8 12 20
Skoring untuk pernyataan positif, jika responden menjawab sangat setuju pada
kuesioner yang dibagikan, maka akan mendapatkan nilai 5, jika menjawab dengan
jawaban setuju maka jawaban maka jawaban tersebut mendapat nilai 4, jika
menjawab dengan jawaban ragu-ragu maka mendapatkan nilai 3, jika menjawab
dengan jawaban tidak setuju maka mendapatkan nilai 2, dan jika responden
menjawab dengan jawaban sangat tidak setuju maka akan mendapatkan nilai 1.
Skoring untuk pernyataan negatif, jika responden menjawab sangat setuju
pada kuesioner yang dibagikan, maka akan mendapatkan nilai 1, jika menjawab
dengan jawaban setuju maka jawaban tersebut mendapat nilai 2, jika menjawab
dengan jawaban ragu-ragu maka mendapatkan nilai 3, jika menjawab dengan
jawaban tidak setuju maka mendapatkan nilai 4, dan jika responden menjawab
dengan jawaban sangat tidak setuju maka akan mendapatkan nilai 5.
3.6.2 Dokumentasi
Selain menggunakan angket, peneliti ini juga menggunakan teknik studi
dokumentasi. Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen tertulis maupun tidak tertulis, seperti
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiono dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Yang berhubungan dengan
60
Keterangan:
r xy= koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy = jumlah hasil perkalian “ X ” dengan “ X ”
x = skor tiap item
Y = skor total siswa
N = jumlah seluruh siswa
Dari hasil uji coba dengan menggunakan rumus di atas, suatu item akan
dinyatakan valid apabila mempunyai indeks deskriminasi tingi, yakni r hitung lebih
besar dari r tabel atau r hitung >r tabel . dan sebaliknya, jika r hitung yang diperoleh lebih
kecil daripada r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid atau r hitung <r tabel .
Untuk menentukan valid atau tidak suatu instrumen maka diperlukan
bantuan program SPSS versi 22.0 dengan ketentuan sebagai berikut:
61
1. Jika r hitung ≥r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka instrumen tersebut
dikatakan valid.
2. jika r hitung ≤r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka instrumen tersebut
dikatakan tidak valid.
3. Nilai r xyyang diperoleh setelah dihitung menggunakan rumus validitas
adalah 0,390. Jika dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu sebesar 0,361,
maka diperoleh r xylebih besar dari r tabel atau 0,390 > 0,361, maka
pernyataan untuk angket nomor 1 dinyatakan valid dan perhitungan
selanjutnya dibantu dengan SPSS versi 22.
( )( ∑ σb
)
2
k
r 11 = 1− 2
k −1 σ t
keterangan:
r 11 =¿ Reliabilitas instrumen
(∑ X )
2
2
∑x 2
N ⋯ ⋯ ⋯ (Arikunto, 2018: 227)
σb =
N
keterangan :
N = Banyak siswa
62
2
σb = Varians butir
X = Nilai tiap butir soal
Rumus untuk mencari jumlah varians butir yaitu
∑ σb2=σ 1+ σ 2 +σ 3 ⋯ ⋯ ⋯ σ n
Keterangan:
σ = Varians butir
dan untuk mencari varians total digunakan rumus sebagai berikut:
2 2
σ t =Σ X −¿ ¿
Keterangan:
N = Banyak siswa
2
Y = Nilai siswa dari seluruh soal
( )( ∑ σb
)
2
k
r 11 = 1− 2
k −1 σ t
63
( 50−1
r 11 =
50
)(1− 17,9805
125,362 )
r =( ) ( 1−0,1434 )
50
11
49
r 11 =(1,020)(0,8566)
r 11 =0,874
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang
digunakan reliabel karena memiliki indeks reliabilitas kategori sangat kuat.
Berdasarkan tabel interpretasi Product Moment nilai r 11korelasi sebesar 0,874
terletak pada rentang nilai 0,80 – 1,000.
selanjutnya pada taraf signifikan α = 0,05 dicari harga Ltabel pada daftar nilai
kritis L untuk uji Liliefors.
Kriteria pengujian ini adalah apabila Lhitung ˂ Ltabel maka berdistribusi normal.
Sebaliknya jika Lhitung ˃ Ltabelmaka berdistribusi tidak normal.
Keterangan :
r xy = koefisien korelasi product moment
N = jumlah seluruh siswa
∑ X = Skor item
∑ Y = Skor total seluruh siswa
∑ X Y = Jumlah hasil perkalian antara skor “ X ” dan skor “Y ”
Dapat disimpulkan bahwa jika r hitung >r tabel maka terdapat pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika r hitung <r tabel maka tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
untuk mengetahui apakah hipotesis diterima (Ha) maka t hitung > r tabel begitu juga
sebaliknya r hitung <r tabel maka hipotesis di tolak (Ho).
4. 1 Hasil Penelitian
4.1. 1 Deskripsi data sekolah SD Negeri 091341 Bintang Mariah
66
67
4. 2 Pembahasan Penelitian
4. 2. 1 Hasil Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data yang akurat maka instrument angket harus
memenuhi kriteria. Uji angket dilakukan untuk mengetahui apakah setiap item
pernyataan dapat digunakan untuk mengukur pengaruh pendidikan karakter
terhadap motivasi belajar siswa. Untuk uji coba instrumen angket dilaksanakan
dikelas V SD Negeri 097801 Limag Raya, Kabupaten Simalungun dengan jumlah
angket 20. Angket dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel.
Setelah angket diberikan dan dikerjakan oleh siswa, selanjutnya akan
diolah untuk mengetahui item yang valid. Kemudian digunakan sebagai instrumen
untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil analisis butir angket di peroleh
sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji validitas instrumen butir
angket sebanyak 20 pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
IBM SPSS Statistic 23, dengan jumlah 25 siswa. Dari data tersebut diperoleh data
yang valid sebanyak 15 butir, sedangkan yang tidak valid sebanyak 5 butir.
Dengan demikian, hasil uji instrumen angket pendidikan karakter siswa
kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah dan skor tertinggi seperti
dibawah ini :
Jumlah 1707
Rata-Rata 68,28
Max 73
Min 57
Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) sebagai
berikut :
1. Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
n
M = 1707
69
25
M = 68,28
Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas, maka
dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata 68 ,
skor terendah 57 dan skor tertinggi 73. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan sepeerti dibawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Pendidikan Karakter Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
57 1 57 3.249 3.249
60 1 60 3.600 3.600
61 1 61 3.721 3.721
63 1 63 3.969 3.969
65 2 130 4.225 8.450
66 2 132 4.356 8.712
68 2 136 4.624 9.248
69 4 276 4.761 19.044
70 1 70 4.900 4.900
71 4 71 5.041 20.164
72 5 360 5.184 25.920
73 1 147 5.329 10.658
Jumlah 25 7503 121.635
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji validitas instrumen butir
angket sebanyak 20 pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
IBM SPSS Statistic 23, dengan jumlah 25 siswa. Dari data tersebut diperoleh data
yang valid sebanyak 15 butir, sedangkan yang tidak valid sebanyak 5 butir.
Dengan demikian, hasil uji instrumen angket pendidikan karakter siswa
kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah dan skor tertinggi seperti
dibawah ini :
71
Jumlah 1874
Rata-Rata 95
Max 74,96
Min 51
Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :
1. Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
M = 1874
25
M = 74,96
Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas,
maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata
91 , skor terendah 51 dan skor tertinggi 74. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan sepeerti dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V
X F FX X.2 FX2
51 1 51 2.601 2.601
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
61 1 61 3.721 3.721
63 1 63 3.969 3.969
65 1 65 4.225 4.225
68 2 136 4.624 9.248
74 1 74 5.476 5.476
75 1 75 5.625 5.625
76 1 76 5.776 5.776
72
77 1 77 5.929 5.929
78 4 312 6.084 24.336
80 1 80 6.400 6.400
82 2 164 6.724 13.448
83 1 83 6.889 6.889
84 1 84 7.056 7.056
86 1 86 7.396 7.396
87 1 87 7.569 7.569
94 1 94 8..836 8.836
95 1 95 9.025 9.025
Jumlah 25 1874 143.692
Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :
Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
74
M = 1507
25
M = 60,28
Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
47 1 47 2.209 2.209
54 1 54 2.916 2.916
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
58 2 116 3.364 13.456
59 1 59 3.481 3.481
60 5 300 3.600 1.500
61 2 61 3.721 3.721
62 3 186 3.844 34.596
63 2 126 3.969 15.876
64 2 128 4.096 16.384
66 2 132 4.356 17.424
67 1 67 4.489 4.489
70 1 79 4.900 4.900
Jumlah 25 1466 127.113
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa butir angket sebanyak 15,
pernyataan dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Excel Windows
10,dengan jumlah 25 siswa. Dengan demikian, hasil uji instrumen angket
pendidikan karakter siswa kelas V dapat diperoleh skor rata-rata, skor terendah
dan skor tertinggi seperti dibawah ini :
Jumlah 1357
Rata-Rata 54,28
Max 70
Min 44
Dari data diatas, maka dapat diketahui cara mencari rata-rata (mean) sebagai
berikut :
Rata-Rata (Mean)
M = ∑x
n
M = 1357
25
M = 54,28
Berdasarkan data tabel diatas, hasil motivasi belajar siswa kelas V di atas,
maka dapat dilihat bahwa motivasi belajar dsngst tinggi diperoleh skor rata-rata
54, skor terendah 44 dan skor tertinggi 70. Dan untuk mencari data tersebut dapat
dilakukan seperti dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Hasil frekuensi Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa
Kelas V
X F FX X.2 FX2
76
44 1 44 1.936 1.936
46 3 138 2.116 19.044
47 1 47 2.209 2.209
49 2 98 2.401 9.604
51 1 51 2.601 2.601
52 3 104 2.704 10.816
53 1 53 2.809 2.809
54 3 162 2.916 26.244
55 1 55 3.025 3.025
56 1 56 3.136 3.136
57 1 57 3.249 3.249
58 1 58 3.364 3.364
59 1 59 3.481 3.481
61 2 122 3.721 14.884
63 1 63 3.969 3.969
68 1 68 4.624 4.624
70 1 70 4.900 4.900
Jumlah 25 1305 119.895
,819 15
(Sumber : Output IBM SPSS Statistic 23)
Berdasarkan data diatas, hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS Statistic 23, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
77
sudah reliabel karena nilai koefisien lebih besar 0,05 sesuai dengen interprestasi
Alpha. Hasil uji reliabilitas diperoleh 0,819 > 0,05 termasuk reliabel.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Reliability Statistics
,921 15
(Sumber : Output IBM SPSS Statistic 23)
Berdasarkan data diatas, hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
program aplikasi IBM SPSS Statistic 23, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
sudah reliabel karena nilai koefisien lebih besar 0,05 sesuai dengen interprestasi
Alpha. Hasil uji reliabilitas diperoleh 0,921 > 0,05 termasuk reliabel.
Pendidikan
karakter Motivasi Belajar
N 25 25
a,b
Normal Parameters Mean 57,8800 72,5667
Std. Deviation 10,78703 5,48781
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,238
Positive ,094 ,161
Negative -,144 -,238
Test Statistic ,144 ,238
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,190 ,120c
4. 3. 2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel
terikat. Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus kolerasi Product momen
Hipotesis penelitian :
Ha diterima jika r hitung > r tabel
Ho ditolak jika r hitung < r tabel
Pendidikan
karakter Motivasi Belajar
N 25 25
Motivasi Belajar Pearson Correlation -,351 1
N 25 30
5. 1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti
menunjukan bahwa pendidikan karakter memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar siswa. Hal tersebut dapat ditunjukan pada H0 ditolak dan Ha diterima, yang
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara dampak teknologi dengan minat
belajar siswa dibuktikan dengan tingkat signifikan 0,00<0,05. Pada tabel tersebut
juga menjelaskan besar pengaruh pendidikan karakter terhadap motivasibelajar
siswa diperoleh, koefisien determinasi yaitu sebesar 0,085.
5. 2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa temuan di lapangan, peneliti
menyatakan hal-hal sebagai berikut :
1. Saran bagi guru kelas, khususya kelas IV SD Negeri 091341 Bintang
Mariah agar meningkatkan pendidikan karakter di sekolah agar dapat lebih
lebih memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Saran bagi sekolah, diharapkan dapat melengkapi media pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan
oleh guru.
3. Saran bagi siswa, agar siswa sanantiasa mendengarakan arahan
guru,maupun orang tua dan selalu meningkatkan prestasi belajar individu
maupun kelompok .
4. Saran bagi peneliti, peneliti selanjutnya perlu mengkaji lebih dalam
mengenai pendidikan karakter agar bisa meningkatkan motivasi belajar
serta mendapatkan temuan yang lebih baik lagi.
81
82
DAFTAR PUSTAKA
Nama :
Kelas :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S RR TS STS
1. Setiap hari saya selalu hadir tepat waktu ke
sekolah agar tidak terlambat untuk belajar di
kelas.
2. Saya selalu semangat ketika berangkat ke
sekolah
3. Setiap hari saya selalu datang lebih cepat karena
saya takut dihukum oleh guru jika terlambat.
4. Saya suka datang terlambat ke sekolah
5. Setiap malam saya selalu belajar walaupun tidak
disuruh
6. Saya hanya belajar ketika ada tugas saja
7. Saya rajin belajar hanya di saat ingin ujian saja
8. Di sekolah saya tidak pernah memperhatikan
guru ketika menjelaskan
9. ketika di rumah saya belajar bukan karena
keinginan saya akan tetapi karena disuruh oleh
orang tua saya
10. Saya lebih suka bermain dari pada belajar
11. Saya tidak mau bertanya jika tidak mendapatkan
nilai dari guru
12. Ketika di rumah saya mengulang kembali materi
yang sudah dipelajari sekolah.
13. Saya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas
yang telah diberikan oleh guru
14. Saya belajar setiap malam tanpa disuruh orang
tua
89
Butir Soal
No Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Acmad Syahputra 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
2 Aira Nur Aviqa 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 1 6 4 4 2 4 72
3 Amirul Huda Ghifari 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 73
4 Andini Risqita 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 2 4 65
5 Asrul Hutabarat 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 68
6 Benny Gultom 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 1 4 3 4 2 4 66
7 Christian Sidabutar 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 4 71
8 Cinta Amanda 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 4 69
9 Dinda Amelia 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 71
10 Fahreza Nasution 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
11 Fauzan Azhari 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
12 Hiska Pardede 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 66
13 Hiskia Pardede 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
14Johannes Simangungsong 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 73
15 Karunia Kasih Paskah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
16 Khairunnisa Hutapea 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 70
17 Martin Manurung 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 71
18 Natasha Azmi 3 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 65
19 Naura Fitri 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 71
20 Nazriel Bastian 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 69
21 Ririn Ariani 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 60
22 Steven Gooki 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 1 3 4 3 3 3 63
23 Vallen Jaka 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 61
24 Valleria Sinaga 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 72
25 Vania Adelia 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 57
r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
r hitung -0,080 0,506 0,690 0,427 0,478 -0,206 0,690 0,805 0,478 0,690 0,805 0,735 0,397 0,398 -0,02 -0,36 0,810 0,81 0,06 0,81
Kriteria Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
92
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,819 15
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,921 15
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Descriptive Statistics
Pendidikan
karakter Motivasi Belajar
N 25 25
Normal Parametersa,b Mean 57,8800 72,5667
Std. Deviation 10,78703 5,48781
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,238
Positive ,094 ,161
Negative -,144 -,238
Test Statistic ,144 ,238
Asymp. Sig. (2-tailed) ,190c ,120c
Correlations
N 25 25
Motivasi Belajar Pearson Correlation -,351 1
N 25 25