Anda di halaman 1dari 2

Berita:

Singgih, V. (2024, Januari 30). Politisasi bansos dinilai kian masif jelang Pilpres 2024 -
'Bawaslu sudah memberikan imbauan kepada presiden'. Retrieved from
https://www.bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpw7enedn39o
Diakses: Sabtu 30 Maret 2024 (BBC News Indonesia)
Analisis Opini Publik Mengenai Politisasi Bansos di Indonesia:
A. Latar Belakang
Politik di Indonesia sering kali diwarnai dengan kontroversi terutama menjelang
pemilihan umum. Salah satu isu yang tengah hangat diperbincangkan adalah politisasi
program bantuan sosial (bansos), yang menjadi sorotan publik menjelang Pemilihan
Presiden 2024.
B. Faktor Penyebab Kontroversi
 Pemanfaatan Bansos sebagai Alat Kampanye: Presiden Joko Widodo dan beberapa
menteri diduga memanfaatkan program bansos untuk mendongkrak elektabilitas
pasangan calon tertentu, terutama pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming
Raka. Munculnya kebijakan perpanjangan dan perluasan program bansos menjelang
Pemilu menjadi bukti yang dianggap sebagai politisasi.
 Keterlibatan Pejabat Publik dalam Kampanye: Keterlibatan aktif pejabat
pemerintahan yang terafiliasi dengan pasangan calon tertentu dalam kegiatan
kampanye menciptakan kesan politisasi. Misalnya, menteri-menteri yang tergabung
dalam tim kampanye pasangan Prabowo-Gibran secara terang-terangan
mempromosikan kebijakan bansos dengan menonjolkan kontribusi Presiden Jokowi.
 Kurangnya Transparansi dan Pertanggungjawaban: Masyarakat merasa kurang puas
dengan penjelasan resmi terkait kebijakan perluasan dan perpanjangan bansos.
Penjelasan seperti alasan El Nino tidak lagi relevan atau kebijakan baru BLT Mitigasi
Risiko Pangan cenderung dianggap sebagai upaya untuk menutupi politisasi.
C. Pendapat Publik
 Kritik terhadap Keterlibatan Pejabat Publik: Beberapa pihak, seperti Titi Anggraini,
menilai bahwa pejabat publik seharusnya memisahkan antara pekerjaan pelayanan
publik dan kegiatan kampanye. Kritik ini lebih menekankan pada perlunya integritas
dan independensi pejabat publik dalam menjalankan tugasnya.
 Kritik terhadap Kinerja Bawaslu: Sebagian masyarakat merasa bahwa Bawaslu belum
cukup tegas dalam menangani politisasi bansos. Kritik ini mengarah pada tuntutan
agar Bawaslu lebih aktif dalam mencegah dan menindak pelanggaran pemilu,
termasuk politisasi bansos.
 Dukungan terhadap Penegakan Hukum yang Tegas: Ada harapan agar Bawaslu dan
lembaga penegak hukum lainnya lebih tegas dalam menindak politisasi bansos.
Masyarakat berpendapat bahwa tindakan tegas tersebut penting untuk memastikan
pemilu yang jujur dan adil bagi semua pihak.
D. Kesimpulan
Politisasi bansos di Indonesia menjadi isu kontroversial yang memicu berbagai
tanggapan dari masyarakat. Dalam menghadapi isu ini, transparansi, integritas, dan
penegakan hukum yang tegas menjadi kunci untuk menjaga integritas dan kepercayaan
dalam proses demokrasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai