Anda di halaman 1dari 34

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

PEMBELAJARAN TERINTEGRASI EKONOMI-GEOGRAFI-SOSIOLOGI


TAHUN 2024

Pengantar
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menulis laporan penelitian.
Laporan penelitian yang baik mencakup: Jujur pada sumber atau rujukan yang digunakan;
mengutip yang persis sama tidak boleh lebih dari 10%; tidak boleh merubah dalil, istilah, atau
rumusan hanya untuk tidak dikatakan menjiplak, oleh karena itu setiap mengambil gagasan orang
lain harus diparafrasekan dan menyebutkan sumbernya (sitasi).

Format Penulisan Laporan Penelitian


Laporan Penelitian dibuat menjadi dua bagian, yaitu bagian DEPAN dan bagian DALAM.
Bagian dalam dibagi menjadi tiga subbagian yaitu preleminaries (awal/pendahuluan), batang
tubuh (isi utama), dan postliminaries (kesimpulan dan saran).
Bagian-bagian tersebut secara rinci memuat sebagai berikut:
Bagian DEPAN
Cover Depan
Kalimat “LAPORAN PENELITIAN”
Judul Hasil Penelitian (maksimal 20 kata)
Logo SMAN 109 Jakarta
Nama Peneliti
Nama lembaga lengkap dan tahun
Halaman Pengesahan (format lihat template)
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Bagian DALAM

Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bab II Tinjauan Pustaka


Kerangka Teori
Kerangka Pemikiran
Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian lanjutan (opsional)

Bab III Metode Penelitian


Format Penelitian
Lokasi atau Obyek Penelitian
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan
Definisi Operasional Konsep atau Variabel
Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Bab IV (Hasil Penelitian)
Bagian ini bisa dikembangkan menjadi beberapa sub bab, atau jika diperlukan membuat bab baru
(Bab 6, 7, dst), tergantung kebutuhan penulis. Namun isu utama yang dibahas adalah temuan dari
penelitian atau jawaban dari masalah dan tujuan yang diajukan di bab 1. Secara teknis, peneliti
diberikan kebebasan untuk menganalisis dan mengeksplorasi hasil dan temuannya kemudian
dituangkan dalam tulisan.

Bab V (Penutup: Kesimpulan dan Saran)


Kesimpulan wajib dituangkan dalam bab terakhir yang berisi jawaban singkat dari
masalah yang diajukan dan statement point dari peneliti terhadap apa yang dikerjakan dan
ditemukan selama penelitian. Kesimpulan dibuat secara ringkas dan padat, disarankan
tidak menggunakan numerik, namun dalam bentuk narasi.
Rekomendasi. Usulan rekomendasi disampaikan secara jelas, tidak mengulang penyataan
dalam pembahasan, melainkan langsung dan menukik ke usulan yang disasarnya.
Rekomendasi disampaikan dalam bentuk poin-point.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang ditulis harus yang diacu di dalam tulisan atau pembahasan. Peraturan
Perundang-undangan tidak perlu ditulis di dalam daftar pustaka, cukup diacu di dalam teks.
Rujukan atau sitasi menggunakan Harvard Style.

Glossarium
Lampiran
Spesifikasi Teknis Laporan Penelitian
Gunakan Template ini mulai halaman 5-18 dalam membuat laporan, baik ukuran kertas
maupun margin sudah disesuaikan.
Laporan diketik dengan komputer dengan ukuran huruf (font) Times New Roman
ukuran 12 spasi 1.5.
Kertas kwarto A4 (margin: atas 3.5cm, kiri 3.5 cm, kanan 3cm, bawah 3cm).
Disarankan tebal laporan minimal 20 halaman.
LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH KERJASAMA DENGAN NEGARA JEPANG DALAM


BIDANG KETENAGAKERJA ASING

Oleh:

Dekki Saputra
M. Rino Maulana Siregar
Sahal Ash Shiddiiqi
Syaiful Rahman

SMA NEGERI 109 JAKARTA


2024
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH KERJASAMA DENGAN NEGARA JEPANG DALAM


BIDANG KETENAGAKERJA ASING

Disusun oleh:

Dekki Saputra
M. Rino Maulana Siregar
Sahal Ash Shiddiiqi
Syaiful Rahman

Laporan Penelitian Peserta Didik telah

Mengetahui
Guru Mata Pelajaran/ Pembimbing Penelitian

Nama
NIP.
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peluang dan tantangan yang mungkin

terjadi dalam kerjasama energi antara Indonesia dan Jepang. Indonesia dan Jepang

merupakan dua negara yang memiliki hubungan yang sangat erat dalam bidang energi,

namun dinamika sosial politik serta perkembangan di kawasan turut mempengaruhi

kerjasama kedua negara. Melihat dinamika tersebut, penelitian ini mencoba menjawab

permasalahan bagaimana peluang dan tantangan kerjasama energi Indonesia-Jepang?

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang bersumber dari dokumen

pemerintah, wawancara dengan pemangku kepentingan, dan penelitian-penelitian

terdahulu. Dari analisis yang dilakukan, terlihat bahwa kerjasama antara Indonesia

dengan Jepang dapat berkembang ke arah pengembangan energi terbarukan mengingat

Jepang saat ini berambisi untuk mencapai swasembada energi. Dapat disimpulkan

dinamika pengadaan energi antara dua negara dan juga dinamika di kawasan berperan

penting dalam masa depan kerjasama energi antara Indonesia-Jepang.


KATA PENGANTAR

Kerjasama antara Indonesia dan Jepang telah menjadi pilar utama dalam dinamika
hubungan bilateral yang terus berkembang. Seiring berjalannya waktu, kerjasama ini
tidak hanya sekadar mencerminkan pertukaran ekonomi, tetapi juga menjadi cermin dari
semangat saling menghormati dan memahami antara dua negara yang kaya akan sejarah
dan budaya. Dalam kata pengantar ini, kita akan mengeksplorasi perjalanan kerjasama
ini, menggali berbagai aspek seperti ekonomi, teknologi, pendidikan, dan kebudayaan
yang telah menjadi fondasi kuat bagi kedua negara. Melalui lensa kerjasama Indonesia
dan Jepang, kita dapat merenungi makna pentingnya kolaborasi internasional dalam
membentuk masa depan yang lebih baik.
Dalam perjalanan kerjasama ini, Indonesia dan Jepang telah berhasil menciptakan
berbagai inisiatif strategis yang tidak hanya memberikan manfaat nyata bagi kedua pihak,
tetapi juga menyentuh keberlanjutan dan inovasi. Investasi Jepang dalam sektor
infrastruktur Indonesia, misalnya, telah mengakselerasi pembangunan dan memperkuat
konektivitas regional. Pentingnya teknologi juga menjadi landasan erat kerjasama ini.
Transfer pengetahuan teknologi dari Jepang ke Indonesia tidak hanya meningkatkan daya
saing industri, tetapi juga membuka pintu bagi kolaborasi riset dan pengembangan yang
dapat menghadirkan solusi inovatif bagi tantangan global.
Namun, seperti halnya hubungan internasional lainnya, kerjasama Indonesia-
Jepang juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Perubahan dinamika geopolitik dan
pergeseran ekonomi global menjadi faktor yang perlu dikelola dengan bijaksana.
Meskipun demikian, melalui semangat gotong royong dan dialog terbuka, Indonesia dan
Jepang terus berusaha untuk menghadapi dan mengatasi tantangan bersama. Kerjasama
ini bukan hanya sekadar kerangka kerja bilateral, tetapi juga sebuah cermin dari tekad
kedua negara untuk menciptakan dunia yang lebih stabil, adil, dan berkelanjutan. Dengan
harapan dan aspirasi ini, kita melangkah bersama untuk menjelajahi lebih lanjut tentang
perjalanan kerjasama yang membentuk kerinduan akan kemitraan yang erat dan saling
menguntungkan antara Indonesia dan jepang
DAFTAR ISI

Daftar Tabel…………………………………………………………………
Daftar Gambar………………………………………………………………
Daftar Lampiran…………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………………………

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………


Bab II Tinjauan Pustaka

A. Kerangka Teori……………………………………………………….

B. Kerangka Pemikiran………………………………………………….

C. Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian lanjutan (opsional)…………….


Bab III Metode Penelitian

A. Format Penelitian…………………………………………………….

B. Lokasi atau Obyek Penelitian………………………………………...

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan………………………….

D. Definisi Operasional Konsep atau Variabel…………………………..

E. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data……………………….

F. Teknik Analisis Data………………………………………………….


DAFTAR TABEL

Tabel Gambar 1.1 Aspek Kerjasama Indonesia Dan Jepang …….

Tabel Gambar 1.2 Presentase Data Tenaga Kerja Asing ………...

Tabel Gambar 2.1 Grafik Tingkat Tenaga Kerja asing ………….

Tabel Gambar 2.2 Obyek Lokasi penelitian……………………...

Tabel Gambar 3.1 Obyek Lokasi Penelitan………………………


DAFTAR GAMBAR

Tabel Gambar 1.1 Aspek Kerjasama Indonesia Dan Jepang …….

Tabel Gambar 1.2 Presentase Data Tenaga Kerja Asing ………...

Tabel Gambar 2.1 Grafik Tingkat Tenaga Kerja asing ………….

Tabel Gambar 2.2 Obyek Lokasi penelitian……………………...

Tabel Gambar 3.1 Obyek Lokasi Penelitan………………………


DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerjasama Indonesia dan Jepang

Kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang telah terjalin sejak tahun 1958. Sejak saat

itu, kerjasama di antara kedua Negara telah menghasilkan beberapa kesepakatan, seperti The

Strategic Economi Partneship Agreement pada tahun 2006 dan Indonesia-Japan Economic

Partnership Agreement pada tahun 2007, serta yang terbaru adalah pembentukan Indonesia-

Japan Maritime Forum pada tahun 2016.

Kerjasama Indonesia-Jepang dalam bidang ekonomi sendiri direkomendasikan

setelah Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan mitranya Perdana Menteri Jepang,

Shinzo Abe, disela-sela petemuan APEC November 2004 untuk sepakat membahas

kemungkinan pembentukan kerjasama ekonomi.

Pembicaraan tersebut ditindak lanjuti antara Menteri perdagangan kedua negara

pada bulan Desember 2004 dengan Joint Study Group (JSG) sebagai langkah awal. Hasil JSG

merekomendasikan manfaat perlunya Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement

(IJEPA), diikuti dengan 6 (enam) kali perundingan/negosiasi sejak Juli 2005 sampai

November 2006.

Perjanjian ditandatangani dan diratifikasi pada 20 Agustus 2007 dan mulai

berlaku secara resmi sejak 1 Juli 2008. Kerjasama IJEPA ini dilandasi atas tiga pilar ,

yaitu: satu, Liberalization (Pembukaan akses pasar), upaya bersama untuk memperbaiki

iklim investasi dan meningkatkan tingkat kepercayaan bagi investor Jepang, juga

kerjasama dibidang prosedur kepabeanan, pelabuhan dan jasa-jasa perdagangan.

Kedua, Facilitation (Akses pasar yang mudah), menghapuskan/mengurangi

hambatan perdagangan dan investasi (bea masuk, memberi kepastian hukum. Ketiga,
Coorperation (Kerjasama untuk meningkatkan kapasitas), kesempatan untuk kerjasama

dan meningkatkan kapasitas Indonesia sehingga lebih mampu bersaing dan

memanfaatkan secara optimal peluang pasar dari EPA ( Environmental Protection

Agency).

Ketiga landasan tersebutlah yang membuat sistem EPA lebih unggul dari FTA

karena menempatkan Indonesia pada posisi yang sejajar (kemitraan) sehingga dalam

mengimplikasikannya akan menguntungkan kedua belah pihak, berpotensi

menghasilkan keuntungan yang sangat besar dalam peningkatan di bidang ekspor.

Bagi Jepang, IJEPA merupakan kebijakan perdagangan internasional dimana

sebelumnya hanya menganut mulitilateralisme melalui WTO, sedangkan bagi Indonesia,

kerjasama ini tentunya untuk memenuhi kepentingan nasional bidang ekonomi

khususnya perluasan akses pasar produk ekspor dipasar Jepang Perjanjian IJEPA itu

sendiri mencakup berbagai bidang,

yaitu : Trade in goods (perdagangan), Rules of Origin (Peraturan dasar),

Custom Procedure, (Prosedur tentang ekspor impor dan bea cukai), Trade in
Service (Perdagangan jasa), investment (Investasi), movement Of natural Person
(Pergerakan alami manusia), Government Procurement (Pengadaan Pemerintah),
Intellectual Proverty Rights ( Hak milik Intelektual), competition Policy (Kebijakan
mengenai persaingan usaha), Energy and Mineral Resources (Sumber daya energi dan
mineral), Cooperation (Kerjasama).

Perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia dan Jepang (Indonesian Japan

Economic Partnership Agreement) IJEPA yang ditandatangani tahun 2007 lalu tidak

hanya berupaya meningkatkan investasi dan perdagangan bagi pertumbuhan ekonomi

Indonesia yang lebih baik, selain itu IJEPA juga berpengaruh terhadap sektor tenaga

kerja yaitu dengan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang.

Penempatan Tenaga kerja Indonesia ke luar negeri menurut Keputusan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor KEP-104A/MEN/2002),

merupakan program nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya serta pengembangan kualitas sumber daya manusia. Penempatan tenaga

kerja ke luar negeri dilakukan dengan memanfaatkan pasar kerja internasional melalui

peningkatan kualitas kompetensi tenaga kerja disertai dengan perlindungan yang

optimal sejak sebelum keberangkatan, selama bekerja diluar negeri sampai tiba kembali

ke Indonesia .

A. Rumusan Masalah

Masalah antara Indonesia dan Jepang di bidang Sumber Daya Manusia (SDM)

dapat mencakup sejumlah aspek yang memengaruhi kerja sama kedua negara.

Pertama, perbedaan budaya kerja dapat menjadi hambatan, termasuk gaya komunikasi,

hierarki dalam organisasi, dan pandangan terhadap kerja sama tim. Kedua, kurangnya

pemahaman tentang praktik manajemen sumber daya manusia yang berlaku di

masing-masing negara dapat menciptakan ketidakselarasan dalam pengelolaan tenaga

kerja. Maka dari itu penulis tertarik dengan apa yang terjadi jika hairarki yang di

terapkan di jepang dapat menimbulkan masalah sosial termasuk di dalam organisasi

tersebut

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan

Untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia dan membantu


pembangunan yang ada di jepang maupun di Indonesia agar dapat memajukan
kesejateraan di dalam negeri.
Manfaat Penelitian

Maanfaat yang di dapatkan dari penelitian ini yaitu:


 Penulis Dapat mengetahui hubungan diplomasi yang di lakukan Indonesia dan
jepang dalam bidang SDM ini

 Manfaat yang kedua mencakup pertukaran pengetahuan, peningkatan efisiensi


organisasi, dan pengembangan SDM yang berkualitas untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi kedua negara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Untuk mempermudah proses penelitian dan pembahasan, peneliti


mengemukakan kerangka teori yang diperoleh dari teori-teori atau pendapat
para ahli yang mempunyai kaitan dengan objek penelitian dimana teori-teori
dan konsep-konsep tersebut digunakan sebagai landasan untuk menganalisa
permasalahan untuk memahami fenomena hubungan internasional. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kerangka teori Perspektif Neorealisme,
Teori Corporate Dominant Theory, Konsep kepentingan nasional, dan Tingkat
Analisa Negara Bangsa.

 Perspektif Neorealisme Perspektif

yang akan digunakan ialah perspektif neorealisme. Neorealisme pertama


kali digagas oleh Kenneth Waltz melalui bukunya yang berjudul, “Theory of
International Politics” pada tahun 1979. Menurut Waltz, dunia berada dalam
hubungan-hubungan yang sistemik, dimana secara langsung atau tidak
langsung sikap dan kebijakan suatu negara dipengaruhi oleh suatu sistem
internasional yang terjadi.13 Perspektif neorealisme populer sejak berakhirnya
Perang Dunia Kedua dan periode Perang Dingin. Neorealisme muncul sebagai
sebuah kritik terhadap pandangan realisme klasik. Di dalam neorealisme ini,
Waltz tidak mempertimbangkan sifat manusia dan mengabaikan etika
kenegaraan yang menjadi perbedaan mendasar antara realisme dengan
neorealisme itu sendiri. 14 Ada empat asumsi dasar teori neorealisme, yang
pertama yaitu sistem internasional diisi oleh negara (unit), yang membedakan
tiap-tiap unit adalah kapabilitasnya, struktur dari sistem akan berubah jika
distribusi kapabilitasnya juga berubah. Yang kedua adalah konsekuensi dari
sistem internasional yang anarkis, yang menjadikan sebuah negara hanya
bergantung pada dirinya sendiri atau yang dikenal juga dengan self-help
system. Selanjutnya yang ketiga self-help system tersebut membuat negara
selalu mencari cara untuk bertahan hidup yaitu dengan meningkatkan
kapabilitasnya. Yang keempat, kompetisi tiap negara untuk meningkatkan
kapabilitasnya akan menimbulkan dilema terhadap keamanan atau yang
dikenal dengan istilah security dilemma. Neorealisme, sebagaimana asumsi
dasar realisme klasik, menganggap design dari struktur internasional adalah
anarki. Hal ini ditandai dengan ketiadaan otoritas yang mengatur relasi dalam
sistem internasional tersebut. Waltz berpendapat bahwa ketika negara-negara
berada dalam sistem yang anarki maka negara-negara tersebut harus bersiap
menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Prinsip self-help adalah
prinsip paling penting dalam sistem anarki. Kondisi yang dapat memperburuk
relasi antara negara-negara dalam sistem anarki adalah kondisi dilema
keamanan (security dilemma). Dilema keamanan adalah kondisi ketika terjadi
peningkatan atau penurunan keadaan keamanan nasional suatu negara yang
berpengaruh signifikan terhadap negara lainnya. Dalam sistem anarki
keuntungan satu pihak dapat menjadi sumber kerugian bagi pihak lainnya.
Inilah alasan mengapa ketika ada negara yang berusaha menguatkan kekuatan
militernya demi pertahanan negaranya, hal ini bisa berpotensi menjadi
ancaman bagi negara lainnya. Jadi, menguat atau melemahnya keamanan
suatu negara akan berpengaruh terhadap negara lainnya sekaligus
mempengaruhi kondisi dalam sistem yang berimbang. Waltz berpendapat
bahwa hal yang dapat membuat sistem anarki stabil adalah perimbangan
kekuatan (balance of power). Balance of power berarti tidak ada satu negara
pun yang mendominasi dalam sistem. Balance of power adalah kondisi
dimana stabilitas sistem yang ada terjaga. Menurut Waltz, dua hal yang
menyebabkan balance of power dapat terjadi yaitu karena sistem itu adalah
sistem yang anarki dan negara-negara dalam sistem tersebut ingin bertahan
hidup. Untuk mencapai kondisi balance of power, terdapat dua jenis
sarananya, yaitu internal balancing dan external balancing, internal balancing
bisa dilakukan dengan meningkatkan kapabilitas/kemampuan ekonominya,
meningkatkan kekuatan militer, atau mengembangkan sejumlah strategi,
sedangkan external balancing bisa dilakukan dengan memperkuat dan
memperbesar aliansi atau melemahkan lawan.

 Teori Corporate Dominant

Kegiatan perdagangan internasional tidak bisa lepas dari perkembangan


globalisasi yang diiringi keterlibatan aktor non negara seperti Multi National
Cooperation (MNC) Untuk mencapai keuntungan komparatif, MNC berusaha
mengembangkan perusahaannya ke negara lain dengan bantuan kebijakan dari
host country. Keterikatan antara aktor negara dan aktor non negara dapat
menguntungkan kedua belah pihak apabila dilakukan dengan strategi yang
matang. Biasanya salah satu strategi yang digunakan adalah memanfaatkan
foreign direct investment (FDI). Menurut Krugman, adapun tujuan dari FDI
adalah mencari sumber daya, mencari pasar, mencari aset strategis dan
mencari keamanan politik. Untuk mencari keamanan politik, korporat harus
berusaha membangun power melalui kebijakan pemerintah.

a.Teori G. William Domhoff

Menurut pendapat G. William Domhoff suatu korporat akan


mendapatkan power dari stake holder dengan cara menjalin hubungan
baik dengan elite politik. Hubungan baik ini akan berlanjut pada
pembuatan kebijakan sehingga korporat bisa mendapatkan keuntungan
dan mengurangi persaingan dengan korporat lain.15 Dalam pandangan
C. Wright Mills mengemukakan gagasan bahwa korporat merupakan
kekuatan paling dominan di masyarakat yang disebut Corporate
Dominant Theory. Korporat menguasai banyak power sehingga
menjadi dominant power dalam masyarakat yang tidak bisa diimbangi
dengan kekuatan lain dan mampu memengaruhi perubahan yang
memajukan kepentingannya sendiri. Dominasi kekuatan perusahaan
berasal dari kontrol yang dipertahankan perusahaan pada hampir setiap
aspek kehidupan, dari produk yang dihasilkan hingga pilihan politik
yang mereka pengaruhi sehingga dari kontrol yang telah dilakukan
diharapkan dapat menaikkan citra perusahaan, memperoleh selera pasar
dan mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya.

b. Joshua Murray dan Megan L. Jordan, terdapat unsur Policy Planning


Network (PPN) untuk bisa menjalin hubungan baik dengan elite politik.
Dalam Dominant Corporate Power adanya PPN berperan penting dalam
memberikan dukungan kepada elite politik dengan menggunakan
serangkaian strategi untuk mencapai kepentingan politik bisnis suatu
korporat. Semakin terpusatnya korporat dalam PPN, maka akan
semakin aktif secara politik untuk mengejar kepentingan bisnisnya.17
Terdapat beberapa faktor yang mendukung terbentuknya dominant
power diantaranya adalah company power elite, uncontrolled power
dan different resources.

B. Kerangka Pemikiran

Berikut kerjasama antara Indonesia dan Jepang :

Tabel Gambar 1.1


BAB III METODE PENELITIAN

A. Format Penelitian

Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode sekunder. Kami


menggambil beberapa data dari artikel artikel para ahli uang sudah melakukan riset
secara mendalam.
 Berdasarkan Sifat Penelitian
kami mengunakan sifat penelitian analitis yang sudah teruji kebenarannya
Berikut adalah data data yang kami ambil dari sebuah survey yang di
lakukan team peneliti:

Tabel Gambar 1.2

Gambar 1.1 menunjukan Data warga indonesia dan Negara lain Yang berada di
jepang,Indonesia memiliki populasi di jepang mencapai 3% dari populasi tenaga
kerja asing yaitu sekitar 52,337 warga Indonesia yang berada di jepang
Tabel Gambar 2.1

Pada Gambar 1.2 ini Menunjukan warga jepang yang ada di Indonesia yang berkerja sebagai
TKI,pertukaran pelajar ,DLL

B. Lokasi atau Obyek Penelitian

Berikut Data menurut Team Survey kapasitas Terbanyak warga Indonesia


yang berkeja di jepang berada di Jepang,Nagoya banyak WNI yang berkeja
Sebagai TKI Untuk pembagunan yang berada di jepang,Nagoya.

Tabel Gambar 2.2


Peta dibawah merupakan kota yang mayoritas di tempati oleh orang jepang
Yang telah di survey

Tabel Gambar 3.1

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan

1. Populasi: penelitian ini melibatkan para pemangku


kepentingan (stakeholders) yang terlibat langsung dalam
kerjasama antara Indonesia dan Jepang, baik dari pemerintah,
sektor bisnis, maupun masyarakat umum.

2. Sampel: penelitian ini akan dipilih dengan


menggunakan teknik purposive sampling, yang mencakup
perwakilan dari berbagai sektor terkait. Jumlah sampel yang
diambil akan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

Pemerintah:Pejabat tinggi pemerintah terkait kebijakan bilateral.


-Diplomat yang terlibat dalam perundingan dan pelaksanaan
kerjasama.

Sektor Bisnis:Perwakilan dari perusahaan multinasional yang


beroperasi di kedua negara.

-Pelaku bisnis lokal yang memiliki keterlibatan langsung


dengan mitra bisnis Jepang.
3. Teknik Pengambilan:

Teknik pengambilan Sampel yang kami sebagai Peneliti


menggunakan adalah teknik purposive sampling. Dalam konteks
ini, peneliti dapat memilih sampel berdasarkan karakteristik
tertentu yang relevan.

D. Definisi Operasional Konsep atau Variabel

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya..Terdapat dua variable penelitian, yaitu
variable terikat (dependent variable) dan variable bebas (independent
variable).Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variable lainnya,
sedangkan variable bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel
lainnya. Berkaitan dengan penelitian ini, variabel yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Variabel Independen:
(Independent Variable) Variabel independen atau variable bebas adalah
variabel yang mempengaruhi variable dependen (terikat), baik yang pengaruhnya
positif maupun yang pengaruhnya negatif.
Variabel Dependen:
(Dependen Variable) Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel
yang nilainya tergantung dari variabel lain, dimana nilainya dapat berubah.
Variabel dependen sering juga disebut variabel respon yang dilambangkan dengan
Y. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen Bengkel
Indo Tama Winong Pati.
E. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

1.Jenis pengmpulan Data yang kami gunakan yaitu:

Data Kualitatif: Diperoleh melalui pendekatan deskriptif dan

interpretatif. Metode pengumpulan data kualitatif melibatkan wawancara

mendalam, observasi partisipatif, focus group discussions, dan analisis

konten.

2. Sumber yang kami Gunakan yaitu

Data Sekunder: Merujuk pada data yang sudah ada dan

dikumpulkan oleh pihak lain. Sumber data sekunder meliputi literatur,

laporan statistik, arsip organisasi, dan data yang sudah dipublikasikan.

3.Teknik pengumpulan data yang kami sebagai peneliti gunakan yaitu

Wawancara: Proses tanya jawab langsung antara peneliti dan

responden. Wawancara dapat bersifat terstruktur

Focus Group Discussions (FGD): Diskusi kelompok terarah dengan

peserta yang memiliki pengalaman atau pandangan terkait topik penelitian.

FGD bertujuan menggali gagasan dan perspektif dari kelompok tersebut.

Ketiga aspek ini saling terkait dan perlu dipertimbangkan secara

keseluruhan dalam perancangan penelitian. Pemilihan jenis, sumber, dan

teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan tujuan penelitian,

pertanyaan penelitian, dan karakteristik sampel penelitian.


F. Analisis Data

Data yang yang kami gunakan yaitu data kualitatif karena kami sebagai peneliti

melakukan wawancara dengan beberapa orang untuk melakukan survei dalam penelitian

ini. Selain itu kami melakukan pengambilan data melalui sekunder yang sudah teruji oleh

para ahli, Oleh karena itu kami sebagai peneliti melakukan focus grub Discussions untuk

membandingkan data kualitatif dengan sekunder yang kami diskusikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Setelah meneliti tentang kerjasama Indonesia dan jepang kami mendapat

pemahaman tentang kerjasama tersebut bahwa kersajasama dengan negara lain

dapat membuat negara yang berkerjasama tersebut dapat meningkatkan

kemudahan dalam bermacam macam bidang salah satunya yaitu di bidang

Pendidikan dan bidang tenaga kerja


Saran

Kami sebagai peneliti berharap bahwa kerjasama ini dapat terus di

pertahankan kerjasama ini untuk meningkatkan pertumbukan dalam negara agar

negara dapat menjadi salah satu negara yang maju. untuk mengwujudkan hal

tersebut kerjasama adalah salah satu cara untuk menurunkan angka

pengangguran di Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA

Aida, AN. 2017, “Redistribusi Lahan di Indonesia untuk Kesejahteraan Petani”,


Buletin APBN, Edisi 6 Vol II, April.
Arifandy, M. Imam dan Martua Sihaloho, “Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan”, Sodality: Jurnal
Sosiologi Pedesaan, Agustus 2015.
Bakri, MA. 2016, “Peralihan Hak Atas Tanah Hasil Redistribusi di Kabupaten
Mamuju”, Skripsi-STPN.
Ekawati, FNF, Salim, MN, Utami, W 2019, ‘Pemetaan Partisipatif Guna Pengusulan
Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) dalam Kawasan Hutan di Kabupaten
Ogan Komering Hulu’, Jurnal Tunas Agraria 2 (3 Sep), 24-48.
Hadi, DW 2019, ‘Presiden Joko Widodo Menyerahkan SK Perhutanan Sosial di
Cianjur’, https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1779.
Irwan, M., 2017, “Inisiatif Reforma Agraria di Kabupaten Sigi”, Tenure Conference,
Hotel J. Luwansa, 26 Oktober, Jakarta.
Juliansyah Roy, J, Kuncoro, M, & Darma, DC 2018, “Kajian Dampak Ekonomi
Hutan Desa terhadap Pendapatan Petani Kampung Merabu (Kabupaten Berau,
Provinsi Kalimantan Timur)”, Paper Seminar Nasional Manajemen, Akuntansi
dan Perbankkan, fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Mulawarman.
Rachman, NF. 2017, Land Reform dan Gerakan Agraria Indonesia, Insist Press,
Yogyakarta
Sirait, Martua T. Inklusi, Eksklusi dan Perubahan Agraria: Redistribusi Tanah
Kawasan Hutan di Indonesia, Yogyakarta: STPN Press, 2017.
Soetarto, E, Sihaloho, M & Purwandari, H 2007, ‘Land reform by leverage: kasus
redistribusi lahan di Jawa Timur’, Jurnal Sodality, vol. 1 no. 2, hlm. 271- 282.
Wulan, DR 2019, ‘Reforma agraria di kawasan hutan: Identifikasi Tanah Masyarakat
untuk Objek Reforma Agraria di Kabupaten Ogan Komering Ulu’, Skripsi
pada Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta.
GLOSSARIUM
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai