Anda di halaman 1dari 41

BANK INDONESIA

Judul Laporan Praktik Kerja Lapangan :

BANK INDONESIA (KANTOR PUSAT) DEPARTEMEN KOMUNIKASI


INTERNASIONAL DALAM MENJALANKAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDER

Baby Anita Eka Putri

1610412115

Hubungan Internasional

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Dengan mengucap puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek magang Sektor Manajemen Intern divisi

Departemen Komunikasi, Bank Indonesia. Tak lupa kita panjatkan sholawat serta salam kepada

junjungan kita, Nabi Muhammad S.A.W, beserta para keluarga dan sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak dapat tersusun dengan baik

tanpa adanya bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait, Oleh sebab itu penulis ingin

megucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan laporang magang ini, laporan magang ini juga tidak dapat

terselesaikan tanpa adanya motivasi dari berbagai pihak. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

 Allah SWT karena dengan adanya rahmat serta karunia-nya penulis diberikan

kesehatan dan kesabaran sehingga dapat menyelesaikan laporan magang ini.

 Kedua Orang Tua saya yaitu Papa & Mama, Juniandi & Ari Purbasari, serta adik-

adikku yang telah memberi doa dan restunya baik moral maupun materi kepada

penulis sehingga terselesaikannya laporan magang ini.

 Bapak Dr. R. Dudy Heryadi selaku Dekan FISIP Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jakarta.

 Bapak Afrimadona, S.I.P., MA., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.


 Adi Rio Arianto, S.IP., MA selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing selama

penulis melaksanakan magang sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

laporan magang ini dengan baik.

 Seluruh keluarga besar Departemen Komunikasi, Bank Indonesia yang telah

memberikan kesempatan penulis untuk mendapatkan pengalaman kerja dan

memperoleh banyak pengetahuan baru dan informasi untuk penyelesaian laporan

magang ini.

 Teman dekat saya alias kekasih alias pacar Ario Gusti Rama yang selalu

memberikan support setiap harinya ketika saya merasa jenuh dan lelah dalam

penyelesaian laporan magang ini.

 Seluruh teman-teman Program Studi Hubungan Internasional khususnya angkatan

2016 yang selalu menghibur dan memberikan dukungan moril selama ini.

 Serta sahabat-sahabat saya diluar kampus yang selalu memberikan dukungan moril.

Dalam penyusunan laporan praktek magang ini penulis menyadari bahwa laporan

yang disusun masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan

bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan dimasa-masa mendatang. Akhir

kata, semoga penulisan laporan magang ini dapat bermanfaat dan memberikan berkah

untuk kita semua.

Jakarta, September 2019

Baby Anita E.Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................vii
BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 1
1.2TUJUAN KEGIATAN PRAKTEK MAGANG ............................................................................ 5
1.3MANFAAT KEGIATAN PRAKTEK MAGANG ........................................................................ 7
1.4TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN PRAKTEK MAGANG .................................................. 8
1.5SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN MAGANG ............................................................... 8
BAB II: PROFIL TEMPAT PELAKSANAAN MAGANG............................................... 10
2.1 PROFIL BANK INDONESIA ....................................................................................................10
2.1.1 SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA…………………………………………….. 10
2.1.2 MAKNA LOGO KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN ........12
2.1.3 VISI DAN MISI BANK INDONESIA ................................................................................13
2.1.4 TUGAS DAN FUNGSI BANK INDONESIA……………………………………………13
2.1.5 PROGRAM KERJA BANK INDONESIA .........................................................................14
2.1.6 STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA ............................................................16
2.1.7 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT BANK INDONESIA ................................17
2.1.8 TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT BANK INDONESIA ........................................17
2.2 UNIT TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG .....................................................18
2.2.1 TUJUAN DAN FUNGSI DERPARTEMEN KOMUNIKASI ............................................18
2.2.2 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KOMUNIKASI .........................................19
2.2.3 KEGIATAN BAGIAN DIVISI PSBI ..................................................................................20
BAB III: PEMBAHASAN PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG ............................. 24
3.1 DESKRIPSI UMUM PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG ..............................................24
3.2 KEGIATAN PRAKTEK MAGANG YANG DILAKUKAN ....................................................25
3.3 HAMBATAN DAN TANTANG PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG ...........................30
BAB IV: PENUTUP ............................................................................................................... 32
4.1 KESIMPULAN ...........................................................................................................................32
4.2 SARAN ....................................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 34
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 35

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 2 : Daftar Nilai Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 3 : Tugas Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan internasional merupakan sebuah interaksi antar bangsa atau Negara baik ssecara

individu maupun kelompok, yang dilakukan dapat secara langsung maupun tidak langsung dengan

berupa persengketaan, persahabatan atau kerjasama, maupun peperangan. Selain itu, hubungan

internasional itu sendiri suatu hubungan yang bersifat global yang meliputi semua hubungan yang

terjadi dan melampaui suatu batas-batas kenegaraan. (Robert Jackson dan George Sorensen,

1999:2).

Adanya kajian dalam hubungan internasional meliputi segala bentuk hubungan di antara

berbagai negara-negara yang ada di dunia dan juga meliputi kajian mengenai lembaga-lembaga
internasional, perdagangan, pariwisata, transportasi dan komunikasi. Selain itu hubungan

internasional juga mencakup masalah-masalah mengenai perang, konferensi-konferensi

internasional, diplomasi, perdagangan internasional, pariwisata internasional, bantuan-bantuan

luar negeri dan semua ini merupakan aspek-aspek yang terdapat dalam kajian hubungan

internasional.

Hubungan Internasional juga banyak tercipta dari beberapa kerja sama Internasional yang

dijalani melalui berapa sektor seperti ekonomi, politik, ataupun kebudayaan yang masing-masing

didalamnya terbagi lagi menjadi beberapa sektor. Terfokus pada kerja sama ekonomi saat ini yang

berpengaruh pada suatu sektor yakni sektor energi. Energi merupakan modal dasar pembangunan.

Dalam kaitannya dengan pembangunan, energi menjadi aspek penting dan variabel tetap yang

keberadaannya harus ada pada kategori-kategori umum pembangunan seperti sektor sosial,

teknologi, ekonomi, politik dan lingkungan. Sekecil apapun dampak energi, karena merupakan

fondasi pembangunan negara, dampak yang ditimbulkan juga akan mempengaruhi

keberlangsungan kelima bidang tersebut.

Dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, salah satu hal yang menjadi bagian fundamental

dan sangat vital adalah komunikasi. Setiap manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu

dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau bersifat “zoon

piliticon”. Oleh karena itu, manusia berkomunikasi satu dengan lainnya dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Komunikasi merupakan gagasan, transmisi informasi, keterampilan, serta emosi dengan

menggunakan simbol-simbol kata, gambar, dan fitur grafik. Dengan adanya transmisi informasi

tersebutlah yang dinamakan komunikasi.


Dikaitkannya dengan hubungan internasional, komunikasi dijadikan sebagai alat yang

digunakan untuk berinteraksi antar Negara. Hubungan internasional menurut Bary Buzan adalah

“International Relations is the relationships between individuals and individuals, between

individuals and groups, between groups and groups, between gropus and states, and between

states and states”. Jika dilihat dari pengertian yang disebutkan Bary Buzan tersebut menandakan

bahwa hubungan tidak akan terlaksana tanpa adanya komunikasi Hal inilah yang menjadi dasar

mengapa komunikasi berperan dalam menata hubungan internasional.

Dalam kaitannya dengan hubungan internasional, komunikasi yang digunakan adalah

komunikasi internasional. Komunikasi internasional (International Communication) adalah

komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan

pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili

negara lain.

Jika dilihat dari keadaan perekonomian Indonesia yang pada saat ini sedang mengalami

ketidakpastian global akibat adanya konflik perang dagang antara dua Negara besar yaitu Amerika

Serikat dan China. Bank Indonesia selaku Bank Sentral Republik Indonesia dibentuk untuk

menjaga stabilitas moneter, stabilitas keuangan, serta berperan sentral dalam menjaga stabilitas

system pembayaran dan pengedaran uang di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang independent dan memiliki otonomi penuh dalm

merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana yang ditentukan

dalam UUD RI No.6/2009. Pihak luar termaksud Pemerintah tidak dibenarkan mencampuri

pelaksanaakn tugas Bank Indonesia dan berhak menolak atau mengabaikan intervensi dalam
bentuk apapun dan pihak manapun, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-

Undang tersebut.

Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga Negara Independent, dalam melaksanakan

tugasnya BI mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah

dan pihak lainnya. Dan dalam menjalankan tugasnya BI didukung dari berbagai pihak sehingga BI

bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga Negara, yang dituangkan dalam nota

kesepahaman (MoU), keputusan bersama (SKB), serta perjanjian-perjanjian. BI juga menjali

hubungan kerjasama dengan Lembaga Internasional yang diperlukan dalam rangka menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun pemerintah yang berhubungan dengan

ekonomi, moneter, maupun perbankan, Lembaga Internasional tersebut antara lain Te South East

Asian Central banks Research and Training centre (SEACEN) Centre, The South East Asian, New

Zealand and Australia Forum of Banking Supervision, (SEANZA), The Executive’ Meeting of

East Asian and Pacific Central Banks (EMEAP), ASEAN Central Bank Forum (ACBF), dan Bank

for International Settlement (BIS).

Namun sayangnya, tidak sedikit masyarakat yang minim pengetahuan mengenai peran dan tuga

serta kebijakan-kebijakan apa yang dikeluarkan Bank Indonesia dalam mempertahankan dan

mendorong perekonomian Indonesia. Penulis memiliki melaksanakan praktek magang/ PKL di

Departemen Komunikasi tepatnya dibagian Divisi Relasi Lembaga Publik I (DRLP I) dan Program

Sosial Bank Indonesia (PSBI) guna melihat data-data atau informasi terkait dengan isu yang

diangkat penulis perihal kerjasama atau perjanjian yang dilakukan Indonesia dalam bidang

ekonomi. Dengan data yang ada, penulis berusaha mencari data yang berhubungan dengan Tugas

Akhir/Skripsi penulis.
Departemen Komunikasi, bagian DRLP I dan PSBI memiliki tugas masing-masing yang

berbeda setiap divisi. DRLP sendiri memiliki tugas pembahasan isu terkait BI di Parlemen

biasanya diselenggarakan berkenaan dengan topik perekonomian, kondisi moneter, inflasi, dan

nilai tukar dan melaksanakan program komunikasi dan edukasi mengenai kebijakan dan isu-isu

kritikal Bank Indonesia kepada stakeholders parlemen, lembaga, dan kelengkapan parlemen.

Kemudian tugas PSBI mengenai kepedulian sosial, BI Corner (Perpustakaan), dan melakukan

program beasiswa.

Terkait isu yang diangkat penulis perihal dengan kerjasama Internasional Indonesia dalam

bidang perekonomian, penulis memilih Bank Indonesia sebagai tempat Praktek Magang/ PKL

dikarenakan Bank Indonesia merupakan lembaga yang mengawasi mengenai stabilitas moneter,

keuangan dan system pembayaran Indonesia.

1.2 Tujuan Kegiatan Praktik Magang

Dalam pelaksanaan kegiatan praktek magang di Bank Indonesia tersebut penulis memiliki

beberapa tujuan, sebagai berikut :

 Untuk mengetahui lebih jauh tentang kegiatan Departemen Komunikasi, khususnya Bagian

DRLP I dan PSBI dalam melaksanakan tugas dan mengatasi masalah-masalah serta

kendala yang dihadapi oleh pihak Bank Indonesia.

 Untuk mengetahui isu-isu khususnya kegiatan komunikasi dan sosialisasi antar lembaga

serta kerja sama yang dilakukan Indonesia terkait perihal perekonomian dan stabilitas

moneter yang dimana Indonesia berusaha untuk menjaga stabilitas perekonomian dan

moneter akibat ketidakpastian global.


 Untuk mengetahui data dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan Internasional

yang dilakukan Indonesia, seperti kegiatan kerjasama Indonesia dengan negara lain, dan

pembentukan perjanjian internasional terkait perekonomian Negara. Terlebih lagi, penulis

juga mencari sebagian data-data kerjasama Indonesia untuk dijadikan bahan tugas akhir

mahasiswa yaitu skripsi.

1.3 Manfaat Kegiatan Praktik Magang

Dalam pelaksanaan kegiatan praktek magang di Bank Indonesia khususnya di

Departemen Komunikasi divisi DRLP I dan PSBI, penulis mendapat banyak sekali manfaat dalam

mengembangkan diri khususnya didunia kerja. Diantaranya adalah :

 Memperoleh pengetahuan tentang kegiatan Departemen Komunikasi dalam

menjalankan tugas khususnya pada Bagian DRLP I dan PSBI dalam mengatasi

masalah dan kendala yang dihadapi.

 Mendapatkan informasi terkait isu-isu tentang ke-Bank Sentralan dan kebijakan

moneter, baik itu perjanjian atau kebijakan internasional yang dilakukan, kerjasama

yang dilakukan dengan negara tetangga, ataupun masalah yang dialami Indonesia

khususnya mengenai perekonomian. Dan data tersebut sangat berguna dalam

penyusunan laporan magang yang akan dilakukan.

 Penulis dapat mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari pada ilmu hubungan

internasional untuk diterapkan pada dunia kerja khususnya di Bank Indonesia. Selain

itu penulis juga mendapatkan pengalaman di dunia kerja yang sangat bermanfaat bagi

masa depan penulis, khususnya di bidang Hubungan Masyarakat di Pemerintahan.


 Selain itu penulis juga dituntut untuk bekerja cepat dan efektif, mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar, memahami tugas yang diberikan, serta memperoleh

skill baru di bidang lain. Untuk itu dibutuhkan kepercayaan diri dan keterampilan

dalam mengolah bahan-bahan kerja. Dengan mengikuti kegiatan Praktek Magang ini,

penulis dapat terlibat secara aktif dan langsung dengan kegiatan di dunia kerja

khususnya di Instansi Pemerintahan

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Magang


Praktek magang merupakan suatu kegiatan yang merupakan salah satu mata kuliah wajib yang

dilaksanakan oleh mahasiswa/i program studi Hubungan Internasional, Fakultas ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, sebagai sebuah syarat

kelulusan. Kegiatan praktek magang ini minimalkan dilaksanakan minimal satu bulan atau 40

hari kerja.

Lokasi : Bank Indonesia Pusat

Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta, 10350

Telepon : +62 21 500-131

Fax : +62 21 386 4884

Web : www.bi.go.id

Identitas lain : Bank Sentral

Kegiatan Praktek Magang yang dilaksanakan berlangsung dari tanggal 1 Agustus sampai

23 september 2019.

Pelaksanaan PKL : 1 Agustus 2019 - 23 September 2019


Durasi : 40 hari kerja

Waktu pelaksanaan magang

Hari kerja : Senin s.d. Jumat

Jam kerja : 07.00 WIB s.d. 16.15 WIB

Jam istirahat : Senin s.d. Kamis : 12.00 WIB - 13.00 WIB

Jumat : 11.30 WIB - 13.00 WIB

Pada kegiatan Praktek Magang yang dilakukan di Departemen Komunikasi, divisi DRLP I dan

PSBI. Lokasi kegiatan praktek magang berada di Bank Indonesia, Gedung Thamrind lantai 1, Jl.

MH. Thamrin No.2 Jakarta Pusat 10350 Indonesia. Adapun peraturan selama pelaksanaan

magang yaitu :

 Bersedia melaksanakan tugas Praktek Magang atau PKL di Bank Indonesia sesuai

pembagian tugas dalam kegiatan kerja, Bank Indonesia Departemen Komunikasi

Bagian Hubungan Masyarakat yang ditetapkan oleh Kabag Hubungan Masyarakat.

 Bersedia melaksanakan Praktek Magang atau PKL sesuai dengan jam kerja yang

berlaku di Bank Indonesia atau pada saat jam kehadiran minimal 98%.

 Taat dan patuh sesuai dengan aturan yang berlaku di Lingkungan Bank Indonesia.

 Menjaga rahasia negara dan tidak akan membocorkan data-data dan rahasia negara

serta bersedua dijatuhi hukuman sesuai dengan aturan yang berlakuk apabila penulis

melanggarnya.

 Tidak akan melakukan tindakan yang melanggar hukum lainnya.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Magang


Dalam rangka memberikan pemahaman mengenai isi laporan magang secara menyeluruh,

maka penulis menajabarkan laporan ini menjadi 4 (empat) bagian bab dan dengan subbab-

subbab yang berkaitan satu sama lainnya. Bab-bab berikut antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menjelaskan tentang latar belakang topik yang ingin dibahas penulis.

Bab ini juga berisi mengenai tujuan dan manfaat praktek magang yang didapatkan penulis.

Didalamnya juga terdapat tempat dan waktu pelaksanaan magang, serta sistematika penulisan

laporan Praktek Magang atau PKL.

BAB II : PROFIL TEMPAT PELAKSANAAN MAGANG

Bab ini berisi tentang sejarah dari Bank Indonesia. Makna Logo dari Bank Indonesia , Visi

dan Misi, Tugas dan Fungsi beserta struktur organisasi Bank Indonesia. Selain itu dalam bab

ini juga membahas tentang Departemen Komunikasi.

BAB III : PEMBAHASAN PELAKSANAAN MAGANG

Didalam bab ini membahas tentang kegiatan yang dilakukan penulis selama melakukan

kegiatan magang di Departemen Komunikasi. Di dalam bab ini juga membahas mengenai

hambatan, kendala, serta tantangan yang dirasakan oleh penulis selama kegiatan praktek

magang dilakukan.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi saran dan kesimpulan dari pelaksanaan magang, yang mungkin kedepannya

dapat bergunan bagi mahasiswa/i lain yang ingin melaksanakan magang, terutama yang ingin

melaksanakan praktek magang di Bank Indonesia Departemen Komunikasi.


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

PROFIL TEMPAT PELAKSANAAN MAGANG

2.1 PROFIL BANK INDONESIA


2.1.1 SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan
internasional. Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah berkembang menjadi revolusi
industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang Eropa. Pada saat itulah muncul lembaga
perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian
dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada
1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van
Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia
perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan
bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut
beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga
akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda
untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme
kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative
(NICA). Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan
"Jajasan Poesat Bank Indonesia" dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja
Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda, ditetapkan kemudian DJB
sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa
kembalinya RI dalam negara kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI
menasionalisasi bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia,
bank sentral bagi Republik Indonesia.

Sejarah kelembagaan Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya Undang-Undang (UU) No.
11/1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953.
Dalam melakukan tugasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter,
Direksi, dan Dewan Penasehat. Di tangan Dewan Moneter inilah, kebijakan moneter ditetapkan,
meski tanggung jawabnya berada pada pemerintah. Setelah sempat dilebur ke dalam bank tunggal,
pada masa awal orde baru, landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang
Bank Sentral. Sejak saat itu, Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus
membantu pemerintah dalam pembangunan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan
pemerintah dengan bantuan Dewan Moneter. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi
dipimpin oleh Dewan Moneter. Setelah orde baru berlalu, Bank Indonesia dapat mencapai
independensinya melalui UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah dengan
UU No. 3/2004. Sejak saat itu, Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus dalam struktur
kenegaraan sebagai lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah
dan/atau pihak-pihak lain. Namun, dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, dan transparan, Bank Indonesia harus mempertimbangkan pula kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.

Setelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia secara umum ditetapkan
oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab atasnya. Mengingat buruknya
perekonomian pasca perang, yang ditempuh pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya
perbaikan posisi cadangan devisa melalui kegiatan ekspor dan impor. Pada periode ekonomi
terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara terus meningkat, terutama untuk
membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi terus membumbung tinggi sehingga dilakukan
dua kali pengetatan moneter, yaitu tahun 1959 dan 1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah
memasuki masa pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian
diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter pada awal 1980-an. Di
tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah berbagai paket kebijakan ekonomi yang
bertujuan untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia.
Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai tukar rupiah
melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar negeri yang tak
terselesaikan. Berbagai langkah ditempuh, mulai dari pengetatan moneter hingga beberapa
program pemulihan IMF yang diperoleh melalui beberapa Letter of Intent (LoI) pada tahun 1998.
Namun akhirnya masa suram dapat terlewati. Perekonomian semakin membaik seiring dengan
kondisi politik yang stabil pada masa reformasi. Sejalan dengan itu, tahun 1999 merupakan
tonggak bersejarah bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 23/1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3/2004. Dalam
undang-undang ini, Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga tinggi negara yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Sesuai undang-undang tersebut, Bank Indonesia
diwajibkan untuk menetapkan target inflasi yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan
dan pengendalian moneter. Selain itu, utang luar negeri berhasil dijadwalkan kembali dan
kerjasama dengan IMF diakhiri melalui Post Program Monitoring (PPM) pada 2004.

Saat kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus
1950, struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh struktur kolonial. Bank-bank asing masih
merajai kegiatan perbankan nasional, sementara peranan bank-bank nasional dalam negeri masih
terlampau kecil. Hingga masa menjelang lahirnya Bank Indonesia pada tahun 1953, pengawasan
dan pembinaan bank-bank belum terselenggara. De Javasche Bank adalah bank asing pertama
yang dinasionalisasi dan kemudian menjelma menjadi BI sebagai bank sentral Indonesia. Beberapa
tahun kemudian, seiring dengan memanasnya hubungan RI-Belanda, dilakukan nasionalisasi atas
bank-bank milik Belanda. Berikutnya, sistem ekonomi terpimpin telah membawa bank-bank
pemerintah kepada sistem bank tunggal yang tidak bertahan lama. Orde baru datang membawa
perubahan dalam bidang perbankan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14/1967 tentang
Pokok-Pokok Perbankan. Mulai saat itu, sistem perbankan berada dalam kesatuan sistem dan
kesatuan pimpinan, yaitu melalui pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia. Bank Indonesia
dengan dukungan pemerintah, dalam kurun waktu 1971-1972 melaksanakan kebijakan penertiban
bank swasta nasional dengan sasaran mengurangi jumlah bank swasta nasional, karena jumlahnya
terlalu banyak dan sebagian besar terdiri atas bank-bank kecil yang sangat lemah dalam
permodalan dan manajemen. Selain itu, Bank Indonesia juga menyediakan dana yang cukup besar
melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) untuk program-program Kredit Investasi Kecil
(KIK)/Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Investasi (KI), Kredit Mahasiswa Indonesia
(KMI), Kredit Koperasi (Kakop), Kredit Profesi Guru (KPG), dan sebagainya. Dengan langkah
ini, BI telah mengambil posisi sebagai penyedia dana terbesar dalam pembangunan ekonomi di
luar dana APBN.

Industri perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya
diatur oleh pemerintah dan BI. Regulasi tersebut menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan.
Tahun 1983 merupakan titik awal BI memberikan kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan
suku bunga, baik kredit maupun tabungan dan deposito. Tujuannya adalah untuk membangun
sistem perbankan yang sehat, efisien, dan tangguh. Kebijakan selanjutnya merupakan titik balik
dari kebijakan pemerintah dalam penertiban perbankan tahun 1971-1972 dengan dikeluarkannya
Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88), yaitu kemudahan pemberian ijin usaha
bank baru, ijin pembukaan kantor cabang, dan pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Pada periode selanjutnya, perbankan nasional mulai menghadapi masalah meningkatnya kredit
macet. Hal ini sejalan dengan meningkatnya pemberian kredit oleh perbankan terutama untuk
sektor properti. Keadaan ekonomi mulai memanas dan tingkat inflasi mulai bergerak naik.

Ketika krisis moneter 1997 melanda, struktur perbankan Indonesia porak poranda. Pada tanggal
1 November 1997, dikeluarkan kebijakan pemerintah yang melikuidasi 16 bank swasta. Hal ini
mengakibatkan kepanikan di masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia turun mengatasi
keadaan dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atas dasar kebijakan yang ditetapkan
pemerintah. Selain itu, berbagai tindakan restrukturisasi dijalankan oleh Bank Indonesia bersama
pemerintah.

2.1.2 MAKNA LOGO KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN


gambar 1 Logo Bank Indonesia

Gambar 2. Perubahan Logo Bank Indonesia dari Masa ke Masa

Logo-logo yang ditampilkan pada gambar di atas, baik logo De Javasche Bank maupun logo
Bank Indonesia bukanlah logo resmi melainkan logo-logo yang pernah dipakai untuk uang-uang
terbitan DJB dan BI di masing-masing zamannya. Logo Bank Indonesia digunakan sejak tahun
1990 - an dimana merupakan logo resmi yang digunakan sebagai logo korporat.

Logo Bank Indonesia berakar pada logo De Javasche Bank dan telah mengalami perubahan dari
masa ke masa. Pada awal berdirinya, logo Bank Indonesia mengadaptasi logo De Javasche Bank
dengan mengubah huruf J menjadi huruf I tanpa mengubah unsur lainnya. Seiring waktu, dengan
pertimbangan estetika dan citra bank sentral yang diembannya, logo Bank Indonesia diubah
menjadi lebih solid, tegas, dan berwibawa seperti yang kita lihat sekarang ini.
2.1.3 VISI DAN MISI SERTA NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA

Bank Indonesia memiliki Misi :

 Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka
panjang yang berkesinambungan.

Dan memiliki Visi :

 Menjaga lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun
internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi
yang rendah dan stabil.

Nilai Strategis Bank Indonesia :

 Nilai-nilai yangmenjadi dasar Bank Indonesia, manajemen, dan pegawai untuk bertindak
dan atau berperilaku, terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparasi, Akuntabilitas, dan
Kebersamaan.

2.1.4 STATUS TUJUAN TUGAS DAN FUNGSI BANK INDONESIA

Status Bank Indonesia di Indonesia :

 Undang-Undang Bank Indonesia menetapkan Bank Indonesia adalah Bank Sentral


Republik Indonesia dan merupakan Badan Hukum. Sebagai badan hukum publik, Bank
Indonesia berwenang menetapkan peraturan hukum pelaksana Undang-Undang yang
mengikat seluruh masyarakat luas. Sebagai Badan Hukum Perdata, Bank Indonesia dapat
bertindak untuk dan atas nama sendiri, didalam maupun diluar pengadilan.

Tujuan berdirinya Bank Indonesia :

 Sebagai Bank Sentral, Ban Indonesia mempunyai tujuan tunggal yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tercermin dari dua aspek.
Pertama, kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, yang terecermin pada laju
inflasi. Kedua, kestabilan terhadap mata uang negara lain, yang tercermin pada
perkembangan nilainilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal tersebut dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank
Indonesia batas-batas tanggung jawabnya. Pencapaian tujuan tunggak dilakukan Bank
Indonesia dengan menerapkan kebijakan moneter berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian.

Tugas Bank Indonesia :

Tiga Pilar Utama :

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. berikut tugas dan fungsi
Bank Indonesia yang telah dituangkan dalam bentuk gambar berisi tiga pilar.

Gambar 3 Pilar tugas Bank Indonesia


2.1.5 PERKEMBANGAN USAHA/RUANG LINGKUP

a. Bank Indonesia menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan
uang di Indonesia.

b. Bank Indonesia mempunyai tiga bidang tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur
dan mengawasi perbankan di Indonesia.
2.1.6 PRESTASI BANK INDONESIA

a. The Asian Banker memberikan penghargaan kepada Bank Indonesia sebagai regulator
terbaik di Asia untuk kategori "The Best Systemic and Prudential Regulator". – Tahun
2012
b. Bank Indonesia raih penghargaan unit kearsipan terbaik 2016
c. Bank Indonesia meluncurkan seri baru uang rupiah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) tahun emisi 2016 untuk menjaga keamanan ekonomi Indonesia.
d. Bank Indonesia meraih penghargaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) tahun 2016 dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
e. Bank Indonesia kembali meraih penghargaan internasional dalam ajang Contact Center
World Annual Top Ranking Performers Conference & Awards 2017 yang berlangsung di
London pada tanggal 23-27 Oktober 2017, setelah sebelumnya melalui seleksi tingkat Asia
Pasifik. Penghargaan diterima untuk kategori customer service, media sosial, dan direct
response campaign (medali emas) serta best contact center dan community spirit (medali
perak).
2.1.6 STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA

Gambar 4. Struktur Organisasi Bank Indonesia

Struktur Organisasi Bank Indonesia dikelompokkan dalam tiga bidang utama yang
menggambarkan tugas-tugas pokoknya, yaitu Moneter, Macro prudential, dan Sistem
Pembayaran. Disamping itu, terdapat pula fungsi manajemen intern sebagai unit
pendukung strategis (strategic support) untuk menjamin agar pelaksanaan tugas ketiga
bidang utama dapat berjalan lancar, efektif, dan efisien. Dalam pelaksanaan tugasnya, Bank
Indonesia memiliki jaringan kantor di seluruh wilayah Indonesia yang disebut dengan
Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) yang berjumlah 43 KPwDN dan beberapa
perwakilan di luar negeri yang disebut dengan Kantor Perwakilan Luar Negeri (KPwLN)
yang berjumlah 4 KPwLN yang terdiri dari KPwLN London, Tokyo, Singapore dan New
York.
Struktur organisasi Bank Indonesia tersebut terus mengalami penyempurnaan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam dinamika perekonomian nasional dan
internasional. Ke depan arsitektur 12 organisasi Bank Indonesia diarahkan pada dua fokus
tugas utama, yaitu Stabilitas Moneter dan Stabilitas Sistem Keuangan.

2.1.7 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT BANK INDONESIA

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan
Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin (Perry Warjiyo),
dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil (Destry Damayanti), dan
sekurangkurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur (Erwin
Rijanto, Sugeng, Rosmaya Hadi, Dody Budi Waluyo). Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR
komisi XI. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat diangkat
kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan
berikutnya.
2.1.8 TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT BANK INDONESIA

Berdasarkan surat edaran No.9/12/INTERN tanggal 30 Maret 2007 tugas dan fungsi dari
secretariat Bank Indonesia dibagi kedalam 4 bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Pemimpin Bank Indonesia (PBI). Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan


kebijakan perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.

2. Deputi PBI Bidang Ekonomi Moneter (Ekonomi).

A. Deputi PBI bidang Ekonomi Moneter Mengarahkan dan menetapkan


pelaksanaan kebijakan perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan
kebijakan.

B. Analis Madya Senior Merencanakan dan Menentukan Peraturan dan Pedoman


Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip syariah.

C. Analis Madya Merencanakan, menentukan dan mengontrol pelaksanaan


Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif dalam rangka memastikan
keberhasilan kebijakan.

D. Peneliti Ekonomi Madya Universitas Sumatera Utara 42 Merealisasikan


Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan Perbankan Syariah,
melalui research-based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan
E. Analis Madya Merealisasikan kegiatan pengaturan melalui kegiatan review dan
harmonisasi ketentuan yang dapat memberikan nilai tambah dalam rangka
memastikan keberhasilan kebijakan

3. Deputi PBI Bidang Sistem Pembayaran Manajemen Intern (SPMI).

A. Deputi PBI bidang SPMI Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan


perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.

B. Kepala Bidang Manajemen Intern Merencanakan dan Menentukan Peraturan


dan Pedoman Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip
syariah.
C. Kepala Bidang Sistem Pembayaran/ Perbankan Merencanakan, menentukan dan
mengontrol pelaksanaan Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif
dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.

D. Kasir Madya Universitas Sumatera Utara 43 Merealisasikan Penelitian dan


Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan Perbankan Syariah, melalui research-
based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.

E. Kasir Madya Merealisasikan Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi


Kebijakan Perbankan Syariah, melalui research-based policy, dalam rangka
memastikan keberhasilan kebijakan

4. Deputi PBI Bidang Perbankan

A. Deputi PBI Bidang Perbankan Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan


kebijakan perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.

B. Pengawas Bank Madya Senior Merencanakan dan Menentukan Peraturan dan


Pedoman Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip
syariah.

C. Pengawas Bank Madya Merencanakan, menentukan dan mengontrol


pelaksanaan Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif dalam rangka
memastikan keberhasilan kebijakan.

D. Kepala Bagian IDAB (Informasi Data & Administrasi Bank) Merealisasikan


Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan Perbankan Syariah,
melalui dasar hasil kajian/ research-based policy, dalam rangka memastikan
keberhasilan kebijakan.

2.2 UNIT TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG


2.2.1 TUJUAN DAN FUNGSI DERPARTEMEN KOMUNIKASI

Peran komunikasi merupakan nafas dari hidupnya suatu organisasi. Begitu juga dengan
Bank Indonesia (BI), bank sentral di negeri ini. Dewan Gubernur BI telah membentuk visi
dan misi terkait langkah komunikasi yang patut dijalankan, termasuk untuk semua Kantor
Perwakilan (KPw) di berbagai daerah, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Menjadi
KPw yang kredibel dalam melaksanakan tugas serta kontributif bagi pembangunan
ekonomi daerah dan nasional adalah visi dari keberadaan KPw. Sementara, misi yang
sudah dibentuk yaitu menjalankan kebijakan BI dalam menjaga stabilitas nilai rupiah,
sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta keandalan sistem pembayaran
untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional jangka panjang yang
inklusif dan berkesinambungan.

Strategi komunikasi merupakan langkah kedua yang diterapkan setelah pemetaan


stakeholders. Prinsip yang senantiasa dijalankan adalah kesetaraan dan kesamaan bagi
seluruh stakeholders guna membangun ekonomi daerah dan nasional. Kegiatan komunikasi
yang dilakukan sangat beragam mulai dari siaran pers, bincang santai, gathering, Focus
Group Discussion (FGD) hingga kegiatan olahraga/kesenian.

2.2.2 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KOMUNIKASI

Menurut peraturan anggota dewan gubernur intern nomor 20/3/PADG


INTERN/2018 Tanggal 29 oktober 2018 tentang organisasi departemen
komunikasi, dalam struktur organisasi departemen komunikasi dipimpin oleh
kepala departemen (Onny Widjanarko) dibawahnya terdapat 7 Divisi di
Departemen Komunikasi BI yaitu Divisi Strategi Komunikasi, Divisi Pengendalian
dan Penyelarasan Komunikasi, Divisi Komunikasi Online dan Layanan Informasi
Publik, Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker, Divisi Relasi Internal,
Divisi Relasi Lembaga Publik, dan Divisi Pemberdayaan Komunitas (CSR), diatas
beberapa divisi tersebut terdapat beberapa lagi divisi dibawahnya salah satunya
Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

2.2.3 KEGIATAN BAGIAN DIVISI PSBI

Divisi Program Sosial Bank Indonesia adalah salah satu divisi yang berada dibawah
Departemen Komunikasi. Departmen Komunikasi berada dalam grup Pendukung
Organisasi. Departmen ini bertujuan untuk membantu Bank Indonesia dalam
menyampaikan kebijakan, statement, keperluan media, penyampai laporan, dan lainnya.
Divisi PSBI ini secara khusus mempunyai tanggungjawab dalam penjalankan program
CSR yang dilaksanakan dibawah nama Bank Indonesia.

Pelaksanaan PSBI mengedepankan prinsip tata kelola yang baik. Sebelum dilakukan
penyaluran PSBI, Bank Indonesia melakukan survei dan penilaian kelayakan serta
kemanfaatannya. Untuk memastikan program yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan
memberikan dampak yang luas, maka realisasinya selalu memperhatikan aturan
pelaksanaan dan pedoman yang telah dibakukan. Aturan tersebut, yaitu:

1. Kemitraan, diwujudkan dalam bentuk kerja sama pelaksanaan PSBI bermitra


dengan lembaga yang kredibel dan bereputasi baik.

2. Keberlanjutan, diarahkan pada program yang didesain untuk menciptakan


kemandirian dan berkelanjutan.

3. Pemanfaatan biaya, dengan mengupayakan agar program memberikan nilai


yang lebih baik bagi Bank Indonesia dan masyarakat.

Multi fungsi dengan memilih program yang bermanfaat untuk berbagai aspek atau ruang
lingkup penyaluran.
Program Sosial Bank Indonesia atau PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati
sosial Bank Indonesia untuk berkontribusi dalam membantu memecahkan masalah sosial
ekonomi yang dihadapi masyarakat. Melalui program sosial, Bank Indonesia juga berupaya
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan
pencapaian tujuan Bank Indonesia.

Kontribusi yang diberikan sejak tahun 2005 tersebut, kini memasuki babak baru. Sejalan
dengan program transformasi Bank Indonesia, PSBI juga berubah. Perlahan-lahan mulai
meninggalkan paradigma filantropi, menuju pemberdayaan berkelanjutan yang mampu
meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan di masyarakat. Lebih spesifik,
PSBI kini difokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan pada penguatan
ekonomi rumah tangga.

Bank Indonesia meyakini, bahwa sektor rumah tangga berperan penting dalam pilar
ekonomi nasional seperti halnya sektor swasta dan pemerintah. Rumah tangga yang kuat
secara ekonomi dan edukasi secara agregat dapat mendukung pencapaian stabilitas
ekonomi, khususnya melalui pencapaian inflasi yang rendah dan terkendali.

Dengan semangat Dedikasi Untuk Negeri, Bank Indonesia didukung 45 Kantor


Perwakilan di seluruh Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi, berempati dan
peduli dalam membantu mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi di masyarakat yang
dapat memberikan nilai bagi negeri dan institusi.

PSBI meliputi dua jenis program, yakni Program Strategis dan Kepedulian Sosial.
Program Strategis mencakup program pengembangan ekonomi dan program peningkatan
pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang tujuan dan pelaksanaan tugas Bank
Indonesia. Sementara Program Kepedulian Sosial, merupakan kegiatan kepedulian atau
empati terhadap permasalahan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan
hidup, kebudayaan, keagamaan, dan penanganan musibah dan bencana alam.
BAB III

PEMBAHASAN PELAKSANAAN PRAKTEK MAGANG

3.1 DESKRIPSI UMUM PELAKSANAAN PRAKTIK MAGANG


Dalam menjalani kegiatan PKL, Praktik kegiatan PKL di Bank Indonesia
berlangsung selama 2 Bulan yang di mulai dari tanggal 1 Agustus 2019 hingga 30
September 2019. Selama kegiatan PKL di Bank Indonesia jam kerja berlangsung sama
seperti karyawan lainnya yaitu selama 8 jam setiap harinya, mulai dari hari Senin sampai
dengan hari Jumat. Garis besar yang di lakukan oleh penulis selama PKL di Bank Indonesia
adalah berawal dari penerimaan proposal yang diberikan dari setiap stakeholder terkait
beserta wilayahnya. Dalam penerimaan proposal, Bank Indonesia menerima proposal
bantuan melalui beberapa media. Proposal bisa dikirimkan kepada pihak Bank Indonesia
melalui kantor pos, pemberian secara fisik di Kantor Bank Indonesia terdekat, pengiriman
melalui pegawai, atau melalui stakeholder yang bekerjasama dengan Bank Indonesia.

Kemudian setiap proposal diperiksa, melalui ketentuan yang telah dibuat oleh Bank
Indonesia. Dalam kasus permintaan dana bantuan, proposal harus menyertakan fotokopi
KTP, buku tabungan, keadaan bangunan yang bersangkutan. Dalam proposal, pihak
pemohon diminta untuk telah mendirikan bangunan, seminimalnya telah melakukan
penggalian atau peletakan batu pertama. Hal ini diperlukan agar dana permohonan yang
diminta oleh pihak pemohon tidak disalahgunakan apabila dana tersebut diberikan sebelum
belum ada progres pembangunan. Misalnya, ketika bangunan belum ada sama sekali,
kemungkinan pembatalan pembangunan dapat terjadi, dan dana yang didedikasikan kepada
pembangunan yang gagal tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya pihak Bank Indonesia akan melakukan survei dan penilaian terhadap pihak
pemohon bantuan. Survei ini biasanya dilakukan oleh dua sampai 5 orang, tergantung jenis
permohonan bantuan yang diterima. Pihak surveyor yang akan melaksanakan kegiatan
survei bisa dari bagian Pihak Ketiga, Karyawan, Asisten Manager, Manager, Asisten
Direktur, dan Direktur.

Pada dasarnya, permohonan yang bersifat mendasar dan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas seperti pembangunan jembatan, perbaikan jalan raya, pemberian bantuan
bencana alam, akan didatangi oleh tim survei yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi.
Sedangkan dalam kasus yang regional, seperti renovasi sekolah, pembuatan sumur bor,
renovasi bangunan ibadah, jembatan kecil, dan lainnya, tim survei yang datang biasanya
yang berada di strata bawah, yang memiliki kasus-kasus normal dan umum atau tidak
memiliki tanggung jawab dan resiko yang sangat besar. Setiap survei yang dilaksanakan
ini dilakukan dalam kurun waktu diantara awal hingga tengah bulan. Pihak pemohon akan
dihubungi oleh Bank Indonesia ketika permohonan yang telah dikirimkan akan diproses
dan proses survei akan dilakukan, dengan pemberian tanggal survei yang ditentukan oleh
Bank Indonesia.

Setiap akhir bulan, semua hasil survei yang telah dilakukan dalam bulan tersebut akan
dianalisis, apakah Bank Indonesia memberikan bantuan, berapa banyak bantuan yang
diberikan, dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Dalam rapat
tersebut pula, dipilah proposal yang sebelumnya tidak memenuhi kriteria akan ditindak
lanjuti, apakah akan segera diminta berkas yang kurang atau akan ditolak.

3.2 KEGIATAN PRAKTIK MAGANG YANG DILAKUKAN

Selama penulis melakukan kegiatan magang di Bank Indonesia, penulis melakukan


berbagai tugas atau jobdesk yang diberikan, diantaranya yaitu:
1. Membuat arsip proposal pengajuan bantuan dana
Pada tugas ini, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk merapikan proposal
yang masuk dalam kurun waktu satu bulan per tanggal 20. Selanjutnya hasil dari
arsip yang telah dirapikan akan menjadi objek yang akan disurvei yang akan
dirapatkan pada akhir bulan. Selain itu, proposal yang telah di input kedalam
database, akan disimpan kedalam file khusus yang akan dipilah setelah rapat
berakhir.
Proposal yang akan dilanjutkan di survei, proposal yang akan diberikan
bantuan, dan proposal yang akan dipending akan dipisahkan sesuai kategorinya.
Proposal yang dipending akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan. Hal ini dilakukan
karena berkas yang berada di dalam proposal digunakan dalam aktivasi dan
persetujuan dalam mengiriman bantuan. Biasanya proposal yang tidak disetujui
dalam rapat akhir bulan tersebut dalam kondisi kurang berkas atau tidak sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh pihak Bank Indonesia.
Dalam proposal yang dipending, terdapat beberapa opsi, yakni di follow up atau
di “bersih” kan. Hal ini dilakukan dalam hal pengarsipan proposal pengajuan yang
telah masuk ke PSBI yang setiap bulannya dapat mencapai ratusan sampai ribuan.
2. Membantu pembuatan hasil survei yang telah dilakukan
Pada tugas ini, mahasiswa diberikan tugas untuk merapikan hasil survei yang
telah dilaksanakan oleh pihak Bank Indonesia. Hasil laporan survei ini dibuat
bersama tim surveyor terkait yang telah melakukan survei sebelumnya. Setelah itu,
hasil survey tersebut dirapikan dan ditandatangani oleh pihak surveyor tersebut.
Hasil survey yang telah ditandatangani ini akan dilangsungkan kepada pihak
yang memiliki posisi yang lebih tinggi untuk dibicarakan. Hasil survei yang telah
selesai ini juga menjadi bahan yang dibahas dalam rapat akhir bulan bersama
proposal yang diajukan seperti yang penulis jelaskan di poin pertama.
Dalam hasil survei, terdapat data-data yang berisikan tentang karakteristik
lembaga terkait dan objek bantuan yang akan diberikan bantuan. Data ini merujuk
dari jumlah jiwa yang akan merasakan dampak bantuan. Semakin banyak
dampaknya, semakin mudah untuk disetujui. Jumlah jiwa ini beragam, dalam kasus
bantuan sarana pendidikan, jumlah murid dan tenaga pengajar termasuk dalam
perhitungan, sedangkan dalam kasus rumah ibadah, banyaknya pengunjung tetap
atau jamaah yang biasanya mengisi rumah ibadah tersebut. Biasanya, dalam masjid
adalah total orang yang melaksanakan ibadah sholat jumat adalah titik ukur dalam
jumlah karena ibadah sholat jumat adalah waktu dimana jemaah terbanyak. Dalam
gereja, biasanya waktu-waktu ibadah minggu yang menjadi tolak ukur. Hasil dari
tolak ukur ini adalah yang disarankan dalam perhitungan, namun jarang digunakan,
tergantung situasi dan kondisi yang ada di dalam lembaga dan objek tersebut.
Bantuan ini adalah salah satu bentuk usaha PSBI dan Bank Indonesia dalam
memberikan bantuan untuk memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Pemilihan bantuan ini berdasarkan masukan dari atasan dan pegawai
Bank Indonesia dalam memberikan bantuan, berapa banyak bantuan yang
diberikan, dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh pihak survei. Selain
itu, PSBI juga mengadakan survei-survei agar proses bantuan berjalan dengan baik.

3.2 HAMBATAN PELAKSANAAN PRAKTIK MAGANG


Selama melaksanakan magang di Bagian Departemen Komunikasi Bank Indonesia
hambatan yang dialami tidak begitu banyak dikarenakan adanya kerjasama yang baik
antara penulis serta peserta magang lainnya dengan pembimbing magang yaitu Mbak Hida
dan para staff lainnya. Adapun beberapa hambatan kecil seperti kami tidak mendapatkan
tempat duduk untuk melaksanakan kegiatan magang dikarenakan penuhnya meja kerja
yang diisi oleh staff lain. Kami mendapatkan meja kerja jika para staff lain sedang
melakukan perjalanan dinas. Jadi penulis dan peserta magang lainnya memanfaatkan meja
panjang yang ada di depan atau dekat dengan pintu masuk ruangan departemen
komunikasi, dan itu bukan masalah besar sebab kami nyaman menggunakan meja tersebut
dan melaksanakan kegiatan magang dengan baik dan lancar. Lalu hambatan kecil lainnya
yaitu pada saat staff lain ataupun pembimbing magang kami sedang melakukan perjalanan
dinas, oleh sebab itu sering terjadi kurangnya koordinasi antara peserta magang dengan
staff yang memberikan tugas harian.
Selain hambatan ada pun tantangan yang harus dapat dihadapi selama melaksanakan
magang ini. Tantangan dalam praktik magang ini diantaranya adalah harus dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan dengan cepat, tepat dan cermat,
dikarenakan peserta magang ingin membawa nama baik Universitas. Selain itu tantangan
untuk dapat berinteraksi dengan baik oleh beberapa staff lainnya, dikarenakan beberapa
staff itu ada yang sangat sibuk untuk meliput kegiatan PSBI, DRLP I, maupun Deputi.
Terlebih lagi penulis juga merasakan hal baru bagaimana cara kerja Bagian Humas disuatu
Instansi Pemerintah yang dimana dituntut kerja keras dan cepat, dikarenakan kita harus
senantiasa selalu mengupdate kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia. Penulis juga
dituntut dapat menggunakan Kamera untuk melakukan wawancara langsung.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang di Divisi
Program Sosial Bank Indonesia di Bank Indonesia kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Alur kerja PSBI berawal dari penerimaan proposal bantuan, baik berbentuk
sponsorship atau pengajuan bantuan. Kemudian pengecekan berkas yang
disertakan didalam proposal tertentu. Dalam sponsorship dilaksanakan
wawancara sedangkan dalam pengajuan bantuan dilaksanakan survei. Langkah
selanjutnya yaitu pembahasan seluruh proposal yang diajukan dan hasil survei
dan wawancara dalam rapat akhir bulan. Jika disetujui, proposal tersebut
dilanjutkan dan dana yang disetujui kan diberikan. Proposal yang belum
disetujui akan dipending, dengan langkah antara akan diteruskan untuk
kelengkapannya atau diarsip.
2. Tugas PSBI dalam Bank Indonesia adalah menjadi promotor program CSR
yang dilaksanakan atas nama Bank Indonesia. PSBI mengurusi berbagai
permohonan bantuan, mulai dari beasiswa yang diusung dalam program GenBI,
sponsorship, dan permohonan bantuan untuk lingkungan.
3. Divisi PSBI memiliki karakkteristik yang unik. Divisi PSBI memiliki anggaran
dan sumber daya manusia yang banyak yang menjadikannya sebagai kekuatan.
Keberadaan Kantor Perwakilan Wilayah yang tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia dan di beberapa negara serta menjadi media penyebaran informasi
dan kebijakan kebanksentralan mejadi peluang yang dapat digunakan Divisi
PSBI dalam menjalankan tugasnya. Namun, PSBI memiliki beberapa
kekurangan dan tantangan. Diantaranya adalah waktu dan alur persetujuan yang
panjang, “kejar target”, dan kontrol penerima bantuan atau sponsorship yang
kurang. Selain itu, akses survei yang sulit ditempuh dapat menjadi tantanga
tersendiri dan juga mejadi peluang yang dapat digunakan oleh PSBI.
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG

Laporan penelitian disusun oleh:

Nama : Baby Anita Eka Putri

NIM : 1610412115

Program Studi : Hubungan Internasional

Tempat PKL : Departemen Komunikasi Bank Indonesia

Telah menyelesaikan praktik kerja lapangan sebagai salah satu nilai mata kuliah magang dalam
program studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Bahwa penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini telah disetujui oleh Dekan, Koordinator
Program Studi, dan Pembimbing PKL/Magang dan dinyatakan layak penilaian.

Pengesahan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Mengetahui,

Pembimbing Laporan PKL/Magang

Adi Rio Arianto, S.IP.,MA

a/n DEKAN FISIP

WAKIL DEKAN I Kaprogdi Hub. Internasional

Dr. Kusumajanti, S.Sos., MM., M,Si Afrimadona, S.IP.,MA.,Ph.D

Anda mungkin juga menyukai