Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KEPEMIMPINAN
BAHASA INDONESIA
PRODI S1 PBSI-FBS

Skor Nilai :

(Sr Hj.Mohd Fikri Bin Ismail dan Sharifah Nurulhuda Tuan Mohd Yasin 2020. Gaya
Kepemimpinan dalam Pendidikan TVET Menuju Abad 21. Jurnal Internasional Pahlawi
Pendidikan Terpadu, Teknik dan Bisnis.31-42)

(Fredson Kotamena,Pierra Senjaya,Agustian Budi Prasetya 2020.Apakah Kepemimpinan


Tranfrormasional Etilis dan Antidemokrasi INTERNASIONAL JOURNAL OF
SOCIOLOGY,POLICY,AND LAW(IJOSPL). Vol 01 (01) : 35-43)

Nama : Nailah Faizah S Rambe

NIM : 2231111044

Dosen Pengampu : Dr. M. Joharis, M. Pd.

Mata Kuliah : Kepemimpinan

PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

AGUSTUS 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Critical Journal Review(CJR)".

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman teman yang
telah membantu dan memberikan arahan dan pengetahuannya. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun,saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari


penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
penugasan saya kedepannya.

Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
menjadi pengetahuan untuk pembaca.

Agustus 2023

Nailah Faizah S Ra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR............................................................................................................
B. Tujuan Penulisan CJR........................................................................................................................
C. Manfaat penulisan CJR......................................................................................................................
D. Identitas Jurnal...................................................................................................................................
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL.....................................................................................................
A. Ringkasan Isi Jurnal Pertama.............................................................................................................
B. Ringkasan Jurnal Pembanding...........................................................................................................
BAB III PENILAIAN ISI JURNAL......................................................................................................
A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama........................................................................................
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding ..............................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................
A. Simpulan..........................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Mengkritik sebuah jurnal merupakan kegiatan mengulas dua buah jurnal agar dapat
mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam satu jurnal maupun dua
jurnal.Mengkritik sebuah jurnal suatu hal yang penting bagi mahasiswa karna
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat,
jelas, dan padat,serta menyimpulkan isi dari jurnal.

B. Tujuan Penulisan CJR


1.Mengulas isi jurnal.
2.Melatih diri untuk berpikirkritis dalam menilai sebuah jurnal.
3.Membandingkan jurnal utama dan jurnal pembanding.
4.Mencari informasi yang ada dalam jurnal.

C. Manfaat penulisan CJR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
2. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

D. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama

Judul Artikel : Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan TVET Menuju Abad 21

Judul Jurnal : Pendidikan Jurnal Internasional Terpadu, Teknik dan Bisnis


Penulis : Sr Hj. Mohd Fikri Bin Ismail & Sharifah Nurulhuda Tuan Mohd Yasin

Tahun : 2020

1
Vol & No : 14 & 2

2. Jurnal Pembanding Pertama


Judul Artikel : Apakah kepemimpinan Tranformasional dan Antidemokrasi
Judul Jurnal : INTERNASIONAL JOURNAL PF SOCIOLOGY,POLICY AND
LAW(IJOSPL)
Penulis : Fredson Kotamene,Pierra Senjaya,Agustian Budi Prasetya
ISSN : 2776-6365
Tahun : 2020
Vol & No : 01&01

2
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL

A.RINGKASAN ISI JURNAL UTAMA

1.Abstrak

Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam organisasi.Literatur menunjukkan bahwa


rahasia kesuksesan mereka bergantung pada kepemimpinan yang terbuka dan
inovatif.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan dalam
Pendidikan TVET pada abad ke-21.Hal ini membuktikan keterhubungan antar teori yang
digunakan dalam penelitian ini.

2. Perkenalan

Kepemimpinan merupakan sebuah proses komunikasi dan interaksi sosial yang akhir-
akhir ini sering dibicarakan oleh masyarakat.Perilaku dan gaya kepemimpinan pemimpin
melibatkan pengaruh seorang pemimpin terhadap bawahannya dalam kelompok yang sama
untuk mencapai tujuan . Kepemimpinan merupakan kegiatan atau seni seorang pimpinan
mempengaruhi orang lain dengan tujuan menjalin kerjasama dengannya dalam suatu
cluster. Padahal, kepemimpinan pada umumnya berarti pengaruh atau suatu proses untuk
mempengaruhi laki- laki agar mereka dapat bekerja sama secara sukarela untuk mencapai
tujuan bersama. Gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor
yang mempunyai peranan penting terhadap peningkatan minat dan minat individu terhadap
organisasi. Jadi, seorang manajer harus memiliki gaya kepemimpinan tertentu dalam
menjalankan organisasinya (Glantz, 2012).
kepemimpinan juga dilaporkan memiliki hubungan dekat secara kuat. Setiap kepala harus
memiliki perencanaan yang mantap. Dia perlu memiliki kekuatan dalam memimpin
arah. .tanpa seorang ketua.

3. Tinjauan Literatur

Ada beberapa tipe gaya kepemimpinan dalam satu teori kepemimpinan organisasi.Melalui
penelitian ini, peneliti hanya menyarankan tiga (3) tipe gaya kepemimpinan yang selalu
dikatakan oleh sebagian besar peneliti (Avolio & Bass, 2002; Hassan & Ismail, 2013). Tipe
gaya kepemimpinannya adalah kepemimpinan Transformasional, Autokratis. Gaya
kepemimpinan yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan
sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang positif (Mohd Najib & Tamyis, 2018).
Lebih lanjut, penelitian Laohavichien (2009) menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi keberhasilan manajemen mutu.
Meski demikian, kepemimpinan Transaksional atau Autokratis tidak mengurangi praktik
kualitas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hassan & Ismail (2013) yang menemukan
bahwa seluruh dimensi kepemimpinan Transformasional mempunyai pengaruh positif.
Dalam penelitian lain, Berson dan Linton (2005) menemukan adanya hubungan positif
yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan tingkat praktik kualitas dalam suatu
organisasi. Melalui studi ini, mereka menemukan bahwa kepemimpinan transformasional
dan kepemimpinan imbalan kontingensi transaksional mendorong organisasi ke arah
lingkungan hidup. Mantan Perdana Menteri Tun Mahathir (1996) telah menguraikan

3
beberapa ciri kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh administrator sipil sebagai 'mesin
utama' yang menjalankan negara. Ciri-ciri yang dimaksud adalah mempunyai pandangan
jauh ke depan; mampu menentukan tujuan; dapat mengevaluasi kemampuan pengikut;
mampu memimpin pengikut menuju kesuksesan. Berdasarkan berbagai penelitian yang
dilakukan sebelumnya, beberapa variabel dalam penelitian ini diadopsi untuk mengukur
kinerja karyawan. Kepemimpinan Demokratis (Iqbal et al., 2015), kepemimpinan otokratis
(Akor, 2014; Iqbal et al., 2015) dan kepemimpinan Laissez-faire (Wang & Huynh, 2013)
telah diadopsi sebagai variabel independen. Kinerja karyawan dijadikan sebagai variabel
dependen (Sean & Hong, 2014; Malik, 2014)r

4.Metode Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dalam bentuk analisis
dokumen. Beberapa laporan survei sebelumnya, prosiding konferensi, dan jurnal telah
disebut sebagai studi literatur, dan dianalisis dengan data yang dikumpulkan menggunakan
matriks jadwal (Strauss & Corbin, 1990). Menurut Sallabas (2013) dan Best & Kahn
(1998), metode analisis dokumen merupakan alat yang paling cocok untuk pengumpulan
informasi dalam penelitian kualitatif. Selain itu, Onwuegbuzie dkk. (2012) meyakini
bahwa variabel yang berkaitan dengan topik dapat diidentifikasi dengan melakukan
penelitian kembali terhadap studi literatur. Teknik ini digunakan karena merupakan metode
yang bertujuan untuk mengamati dan mengevaluasi dokumen dan sumber daya elektronik.

5.Hasil dan Diskusi

A.Gaya Kepemimpinan

Untuk mencapai tujuan organisasi,pemimpin harus bersikap proaktif melalui aspek


efektivitas gaya kepemimpinan.Gaya kepemimpinan dalam kajian Fiedler adalah hubungan
personal ketika seseorang memberi perintah,mengkoordinasikan dan mnegawasi orang lain
dalam pelaksanaan tugas.Fiedler tidak terdapat perbedaan postur antara kedua gaya
kepemimpinan tersebut,tetapi yang menjadi landasan adalah kerja memotivasi
mengkoordinasikan anggota kelompok.Gaya ini dapat dipahami dari cara seseorang
menilai rekannya yang paling tidak disukainya(Mohd Yusof,1994).

B.Otoraktis

Gaya kepemimpinan otokratis mengutamakan organisasi produksi dan keuntungan rumah.


Padahal, gaya kepemimpinan otokratis juga berarti pemimpin atau atasan yang
menekankan pada administrasi kekuasaan internal. Sebagian ulama cenderung menyebut
gaya kepemimpinan sebagai arahan kepemimpinan. Menurut Yao et al., (2017) pemimpin
yang stylish lebih cenderung mengambil keputusan sendiri dibandingkan berdiskusi
dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan otokratis menunjukkan pengaruh negatif yang
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai akan
meningkat apabila pendekatan otokratis diterapkan. Pemimpin yang otokratis memberikan
banyak arahan dan semua keputusan hanya dia sendiri yang mampu mengambil keputusan.

C.Demokratis]

4
Gaya kepemimpinan demokratis seorang pimpinan atau atasan memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk terlibat langsung dalam sistem administrasi
organisasinya.Pemimpin yang demokratis menerapkan gaya kepemimpinan yang
memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk memberikan pendapat dan
pandangannya sebelum mengambil suatu keputusan.Gaya kepempimpinan ini lebih banyak
berkarakteristik,dan pempimpin yang memakai gaya kepemimpinan ini lebih fokus antara
hubungan pengusaha dan karyawan. Puni et al., (2014) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan demokratis lebih terpusat pada orang dan interaksi lebih besar dalam
kelompok. Gastil (1994) menyatakan bahwa kepemimpinan demokratis mempengaruhi
masyarakat dengan cara yang konsisten dengan dasar-dasar prinsip dan proses demokrasi,
seperti musyawarah, partisipasi yang setara, inklusif, dan penentuan nasib sendiri.
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif dan pemimpinnya siap
menerima komentar atau teguran yang dibangun dari anggota tim. Menurut Choi (2007),
pemimpin demokratis secara aktif mendorong dan merangsang pengambilan keputusan
kelompok dan diskusi kelompok. Ray & Ray (2012), mendefinisikan karakteristik
pemimpin demokratis sebagai orang yang berpengaruh, suka membantu, berpengetahuan
luas, pendengar yang baik, memberi semangat, membimbing, menghormati, dan berpusat
pada situasi.

D.Laissez-Faire

Kepemimpinan Laissez-Faire sebaliknya membawa makna dimana seorang pimpinan atau


atasan ingin memberikan kebebasan yang lebih penuh kepada karyawannya dalam
mengambil keputusan, berpendapat dan/atau mengambil tindakan untuk menentukan
organisasinya.Gaya kepemimpinan ini tidak menekankan kinerja atau keuntungan. Gaya
kepemimpinan ini juga tidak mengutamakan tujuan sesuatu organisasi. Pemimpin atau
atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan ini tidak menetapkan tujuan dan sasaran
yang perlu dituju oleh organisasinya. gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa seorang
pemimpin atau pemberi kerja memiliki manajemen organisasi yang buruk dan kurang
percaya diri untuk menjadi pemimpin dalam organisasi.Pemimpin ini tidak membimbing
atau memotivasi anggotanya, tidak mengontrol kegiatan perkumpulannya, bahkan tidak
suka mengambil keputusan.Pemimpin ini dinamakan Laissez-faire yaitu pemimpin yang
tidak menentukan arahan kepada orang-orang yang berada di bawah.Kedudukannya
sebagai seorang pemimpin hanya sebagai simbol atau penasihat” yang hanya menyetujui
apapun usulan yang diajukan oleh downline karena dia sendiri tidak suka memutuskan.

4. Kesimpulan

Kepemimpinan itu suatu kecakapan hidup yang diperlukan untuk mencapai sesuatu
organisasi sesuai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang
berkaitan.Kejatuhan organisasi terletak pada efektivitas perilaku pemimpin dan bagaimana
seorang pemimpin tersebut memimpin sebuah organisasi. Tujuan kepemimpinan adalah
proses dimana seorang individu mempengaruhi anggota lain dalam kelompoknya untuk
mencapai maksud dan tujuan kelompok. Untuk menjadi pemimpin yang cakap, seseorang
tidak hanya perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga harus bekerja untuk
membangun kekuatan internal dibandingkan kekuatan fisik. Kekuatan kekuatan yang
dimaksudkan adalah kekuatan untuk mengendalikan, mempengaruhi, membujuk, memaksa
menegaskan, dan memaksa menjadikan acuan.

5
A. RINGKASAN ISI JURNAL PEMBANDING

a.Abstrak

Dalam penelitian ini kami bertujuan untuk mengeksplorasi dan menentukan apakah
kepemimpinan transformasional bersifat elitis dan anti-demokrasi. Untuk melihat kaitannya
dengan kepemimpinan transformasional, kami mengadakan tinjauan literatur untuk
menemukan literatur yang relevan dan mengekstrak pengetahuan tentang elitisme dan
kepemimpinan demokratis.Peneliti menemukan kepemimpinan transformasional tidak
bersifat elitis dan anti-demokrasi. Ini memberdayakan karyawan untuk mendorong inspirasi,
kekuatan ideal, stimulasi intelektual, dan penilaian individu.Hal ini melibatkan pekerja
melalui partisipatif, dukungan terhadap ide-ide baru dan tingkat fleksibilitas dan otonomi
yang tinggi untuk bersikap proaktif dan mengambil risiko, serta sangat bergantung pada
komunikasi dan hubungan.

b.Pendahuluan

Secara default, kepemimpinan adalah keadaan multi-level antara seorang pemimpin individu
dan pengikut individu, kelompok pengikut, dan kelompok dari kelompok pengikut (Su, Wang
& Chen, 2020). Gaya kepemimpinan dianggap sebagai faktor penting dalam perubahan
organisasi. Memang benar, seorang pemimpin adalah orang yang dengan menetapkan tujuan
tertentu dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong penerimaan perubahan,
dapat mempengaruhi implementasi, penerimaan, dan adopsi ide-ide baru (Harb & Sidani,
2019).Mengelola sebuah organisasi kini merupakan aktivitas yang sangat kompleks, karena
perusahaan bekerja dalam lingkungan yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi.
Lingkungan bisnis saat ini membutuhkan kepemimpinan yang sukses di mana pemimpin
memiliki pemahaman yang jelas tentang kompleksitas dalam lingkungan tersebut, dan
mereka perlu mengenali dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan organisasi agar
dapat diberdayakan untuk mencapai tujuan organisasi (Alsayyed, Suifan, Sweis & Kilani,
2020 ).

Para peneliti meyakini bahwa kepemimpinan transformasional, dengan pengaruh mediasi dari
kelompok masyarakat, mempunyai pengaruh positif terhadap efisiensi karyawan.Sehubungan
dengan tindakan inspiratif dan motivasi terhadap pengikutnya, asal muasal gaya

6
kepemimpinan ini dapat ditelusuri jauh ke dalam nilai-nilai etika dan kebenaran (Khan,
Anjam, Abu Faiz, Khan & Khan, 2020).Namun, para kritikus memandang kepemimpinan
transformasional bersifat elitis dan anti-demokrasi (Bass & Riggio, 2014).Hal ini
menimbulkan pertanyaan, benarkah kepemimpinan transformasional bersifat elitis dan anti-
demokrasi?Jika kepemimpinan transformasional tidak bersifat elitis dan anti demokrasi,
apakah kepemimpinan transformasional dapat mendukung perubahan organisasi dengan
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar?

cTinjauan Pustaka

1.Perubahan Organisasi

Perubahan biasanya merupakan bagian dari dunia industri. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan daya saing dan memastikan keberlanjutannya di pasar yang sangat kompetitif,
perusahaan harus melakukan transformasi. Fungsi manajemen utama kemudian dapat
dianggap sebagai implementasi perubahan organisasi yang efektif

2.Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional telah menjadi pusat literatur kepemimpinan selama hampir


tiga dekade.Hal ini diakui sebagai gaya kepemimpinan yang meningkatkan kesadaran
anggota organisasi akan perlunya mencapai tujuan bersama. Pemimpin transformasional akan
menginspirasi pekerjanya dalam empat dimensi untuk melampaui kepentingan pribadi
mereka dalam bekerja demi kebaikan bersama organisasi: mendorong inspirasi, kekuatan
ideal, stimulasi intelektual, dan penilaian individu (Harb & Sidani, 2019).Pemimpin stimulasi
intelektual menginspirasi pengikutnya untuk menjadi imajinatif dan inventif dalam mengatasi
isu-isu lama dengan cara-cara baru. Untuk mendekati pengikut sebagai individu dan
mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan keterampilan individu, pemimpin
menampilkan perhatian individu.

3.Kepemimpinan Etilisme

Dari industri hingga politik, media dan bahkan kelompok etnis, agama, dan pendidikan,
terdapat banyak bentuk elit. "Superioritas sosial" yang dimiliki seseorang atau suatu
komunitas adalah kesamaan yang dimiliki oleh semua tipe elit ini, seperti yang dikemukakan
oleh konsep leksikal "elit". Namun, “elitisme” mempunyai definisi yang lebih tepat, yaitu
“kepemimpinan atau pemerintahan oleh suatu elit”.Dengan menggabungkan definisi-definisi

7
ini, “elitisme” dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kepemimpinan di mana pemimpinnya
tidak teratur dalam jenis organisasi apa pun.

4.Kepemimpinan Demokratis

Pengertian kepemimpinan demokratis sebagai suatu proses normatif yang berorientasi pada
tim, dimana anggota tim yang profesional mengambil peran substantif dalam proses
pengambilan keputusan terkait dengan visi, dan inisiatif organisasi yang dirancang untuk
mencapai visi tersebut yang menekankan pada kolaborasi, dan keterlibatan pihak-pihak
yang terlibat.anggota lain dalam suatu kelompok (Moneva & Pedrano, 2019; Liggett,
2020).

Ditekankan bahwa di antara tipe kepemimpinan lainnya, kepemimpinan demokratis lebih


efektif untuk keberhasilan kelompok, karena tujuan kelompok tidak terfokus pada
pemimpin itu sendiri, melainkan dicapai oleh kelompok secara keseluruhan (Moneva &
Pedrano, 2019).

Para peneliti mendefinisikan budaya kepemimpinan demokratis sebagai pencapaian tujuan


yang terampil melalui komitmen suara yang berkelanjutan di antara para profesional
sebagai sebuah faksi, yang secara alami diatur dalam pengaturan manajerial formal
(Liggett, 2020) dan pemimpin demokratis menggunakan pendekatan egaliter (Caillier,
2020).

praktisi, pemimpin dan kelompok formal; dan (4) suasana suportif yang luas dengan
penekanan yang sama pada tujuan yang bertujuan untuk meningkatkan diri (Liggett, 2020).
Kepemimpinan demokratis diperkirakan akan sangat mempengaruhi penilaian kinerja,

d.Metode

Langkah pertama adalah menentukan subjek, pertanyaan penelitian dan kata kunci yang
akan kita gunakan dalam penelitian ini. Kepemimpinan transformasional telah menjadi
perhatian yang tulus di kalangan peneliti sebagai topik utama dan sangat mudah untuk
menemukan artikel terbaru menggunakan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan (1)
kepemimpinan elitisme, (2) kepemimpinan demokratis, (3) hubungan kepemimpinan
transformasional dan perubahan organisasi, dan (4) perubahan organisasi. Kecuali semua
artikel non-Inggris tidak digunakan.

8
e.Hasil dan Pembahasan

1.Apakah Kepemimpinan Tranformasional bersifat elitis?

Secara umum filosofi kepemimpinan dapat dipahami sebagai kecenderungan pada sudut
pandang idealis atau realis, dan elitisme dapat diekspos sebagai ciri idealisme
kepemimpinan (Michaud, 2019).

Dalam elitisme, masyarakat dipandang tidak mampu mengatur diri sendiri karena berbagai
alasan yang bergantung pada konteksnya: mereka dianggap kurang berpendidikan, lemah
secara moral, atau terlalu emosional.

Karena alasan ini atau alasan lainnya, ada pendapat bahwa mereka seharusnya hanya
mempunyai hak demokrasi yang pasif, sehingga membatasi pemerintahan aktif hanya pada
kelompok elit (Schoor, 2019).

Ketika kita melihat kepemimpinan transformasional, yang menginspirasi para pekerjanya


dalam empat dimensi untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dalam bekerja demi
kebaikan bersama organisasi: memupuk inspirasi, kekuasaan yang diidealkan, stimulasi
intelektual, dan penilaian individu (Harb & Sidani, 2019), hal tersebut Sulit dipercaya
bahwa pemimpin tipe ini akan merasa lebih idealis dari bawahannya.

Dengan argumen-argumen ini, para peneliti meyakini kepemimpinan transformasional


bukanlah kepemimpinan yang elitis.

2) Apakah Kepemimpinan Transformasional anti-demokrasi?

Meskipun kepemimpinan demokratis berkonsentrasi pada komunikasi dan komitmen,


kepemimpinan transformatif mengeksplorasi ikatan hubungan antara pemimpin dan
pengikut yang meningkatkan motivasi dan moralitas.

Pada tahun 1998, Lewin mengamati bahwa pekerja dengan gaya kepemimpinan demokratis
kurang produktif dibandingkan dengan gaya kepemimpinan otokratis, namun kualitas

9
pekerjaan mereka dianggap lebih penting karena mereka ditawari lebih banyak kesempatan
untuk berkontribusi dan berkreasi di bawah bimbingan pemimpin.

Selain itu, penting agar kontak antara pimpinan dan karyawan tetap koheren, transparan,
dan dua arah.

Bagi satu gaya berkolaborasi dengan gaya lain berarti tidak ada keberatan dari pihak lain.

Selain itu, dalam konteks negara demokrasi.

3.Hubungan kepemimpinan Tranformasional dengan perubahan organisasi

Agar dapat berkelanjutan, perusahaan-perusahaan potensial harus merefleksikan kesediaan


mereka untuk beradaptasi, dan hal ini memerlukan lebih banyak paparan terhadap
keberlanjutan sebagai isu organisasi (Olafsen et.

Pemimpin organisasi yang fokus membekali dan mengembangkan organisasinya dengan


kepemimpinan visioner. Dia mengetahui esensi kompleks dari dunia pasar dan
menghargainya.

Daripada hanya mengenali dan bereaksi terhadap perubahan, memprediksi atau bahkan
menciptakan perubahan, Ia merumuskan pilihan-pilihan sensitif terhadap perubahan di
pasar lingkungan melalui strategi yang layak yang berfokus pada keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan (Dim & Nzube, 2020).

Kepemimpinan transformasional telah menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan


janji untuk berubah dan penolakan terhadap perubahan dalam pengertian budaya Timur
(vs. Barat).

f.Kesimpulan

Pertanyaan dan kompleksitas proses saat ini ditekankan oleh pemimpin transformasional,
yang berarti bahwa pemimpin bertindak sebagai teladan yang berorientasi pada perubahan.

Karyawan cenderung lebih mempertimbangkan strategi perubahan dan mengembangkan


hubungan psikologis dengan perubahan organisasi dengan menyaksikan dan meneliti
prinsip-prinsip dan sikap pemimpin transformasional yang berorientasi pada perubahan.

Kepemimpinan transformasional tidak bersifat elitis dan anti-demokrasi.

10
Ini memberdayakan karyawan untuk mendorong inspirasi, kekuatan ideal, stimulasi
intelektual, dan penilaian individu (Harb & Sidani, 2019).

Bass dan Riggio juga menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional dapat bersifat
direktif selain bersifat partisipaTIF.

BAB III PENILAIAN ISI JURNAL

A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama


1. Kelebihan Jurnal Utama
Pembahasannya sangat lengkap dan memakai Bahasa yang mudah dimengerti,menyajikan
abstrak dan kesimpulan yang lengkap.

2.Kekurangan Jurnal Utama


Dalam jurnal tersebut kesimpulannya terlalu panjang seperti pembahasan tidak kesimpulan
sehingga membuat pembaca jenuh.

B.Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding

1. Kelebihan Jurnal Pembanding

Membahas macam-macam kepemimpinan sehingga mudah untuk membedakan antara ciri


kepemimpinan yang satu dengan yang lain dan memiliki kesimpulan jelas dan padat

2. Kekurangan Jurnal Pembanding

Pada jurnal ini menggunakan Bahasa yang terlalu tinggi sehingga pembaca kurang
mengerti dari beberapa penjelasan dan penjelasan terlalu panjang sehingga banyak kata
yang diulang-ulang.

11
BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Dengan adanya pembelajaran Kepemimpinan ini dapat menganalisis bagaimana


mempengaruhi orang lain,bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan
sang pemimpin,karna kepemimpinan adalah kunci vital keberhasilan organisasi akan
tercapai.Dan tanpa adanya seorang pempimpin organisasi makan organisasi itu tidak akan
berjalan dengan lancar.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu untuk jurnal pertama agar dapat membuat sebuah
kesimpulan lebih jelas dan akurat yang membuat pembaca tidak jenuh.Dan saran yang saya
berikan kepada jurnal pembanding yaitu agar membuat penjelasan dengan kata-kata yang
mudah di pahami dan tidak melakukan pemborosan kata dalam penjelasan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sr Hj.Mohd Fikri Bin Ismail dan Sharifah Nurulhuda Tuan Mohd Yasin 2020. Gaya
Kepemimpinan dalam Pendidikan TVET Menuju Abad 21. Jurnal Internasional
Pahlawi Pendidikan Terpadu, Teknik dan Bisnis.31-42

Fredson Kotamena,Pierra Senjaya,Agustian Budi Prasetya 2020.Apakah


Kepemimpinan Tranfrormasional Etilis dan Antidemokrasi INTERNASIONAL
JOURNAL OF SOCIOLOGY,POLICY,AND LAW(IJOSPL). Vol 01 (01) : 35-43

13

Anda mungkin juga menyukai