Abstrak
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses
transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa
dalam segala hal. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan pada anak didik dalam mempersiapkan anak didik
untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan Lehmann yang
dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Setiap guru dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan tujuan dan
manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan
tentang kegiatan ini
1
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
2
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
keputusan sampai sejauh mana tujuan dicapai kependidikan, komponen kurikulum (program
oleh siswa. B) Wrightstone dan kawan-kawan, studi, metode, media), komponen
evaluasi pendidikan adalah penaksiran administrative (alat, waktu, dana), komponen
terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke proses ialah prosedur pelaksanaan
arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah pembelajaran, komponen output ialah hasil
ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim pembelajaran yang menandai ketercapaian
Purwanto, 2004; 3). tujuan pembelajaran (Oemar Hamaliki, 1995;
Roestiyah dalam bukunya Masalah- 171).
Masalah Ilmu Keguruan yang kemudian
dikutip oleh Slameto, mendeskripsikan B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
pengertian evaluasi sebagai berikut (Slameto,
2001; 6): a) Evaluasi adalah proses memahami Dilihat dari fungsinya yaitu dapat
atau memberi arti, mendapatkan dan mengko- memperbaiki program pengajaran, maka
munikasikan suatu informasi bagi petunjuk evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam
pihak-pihak pengambil keputusan. b) Evaluasi penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu
ialah kegiatan mengumpulkan data seluas- evaluasi yang dilaksanakan pada akhir
luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkut- program belajar mengajar untuk melihat
an dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat itu sendiri (Nana Sudjana, 1991; 5). Menurut
mendorong dan mengembangkan kemampuan Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah
belajar. c) Dalam rangka pengembangan evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah
sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu atau pada saat berlangsungnya proses
kegiatan untuk menilai seberapa jauh program pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
telah berjalan seperti yang telah direncanakan. kali satuan program pelajaran atau sub pokok
d) Evaluasi adalah suatu alat untuk bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan
menentukan apakah tujuan pendidikan dan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
apakah proses dalam pengembangan ilmu .telah terbentuk. sesuai dengan tujuan
telah berada di jalan yang diharapkan. pengajaran yang telah ditentukan (Anas
Seorang pendidik harus mengetahui Sudijono, 2006; 23).
sejauh mana keberhasilan pengajarannya Secara umum, dalam bidang pendidik-
tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki an, evaluasi bertujuan untuk: a) Memperoleh
serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar data pembuktian yang akan menjadi petunjuk
mengajar, dan untuk memperoleh keputusan sampai di mana tingkat kemampuan dan
tersebut maka diperlukanlah sebuah proses tingkat keberhasilan peserta didik dalam
evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah
juga dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi menempuh proses pembelajaran dalam jangka
pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses waktu yang telah ditentukan. b) Mengukur dan
belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi menilai sampai di manakah efektifitas
pembelajaran diarahkan pada komponen- mengajar dan metode-metode mengajar yang
komponen sistem pembelajaran yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
mencakup komponen raw input, yakni pendidik, serta kegiatan belajar yang
perilaku awal (entry behavior) siswa, dilaksanakan oleh peserta.
komponen input instrumental yakni Adapun yang menjadi tujuan khusus
kemampuan profesional guru atau tenaga dari kegiatan evaluasi dalam bidang
3
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
4
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
5
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah- nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan hasil pertimbangan. 2) Questioner (Angket)
nilai yang melambangkan tingkah laku dengan yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau oleh orang yang akan diukur (responden) 3)
dibandingkan dengan nilai standar tertentu Daftar cocok (check list) yaitu deretan
(Anas Sudijono, 2006; 67). pernyataan di mana responden yang dievaluasi
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di
oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan tempat yang sudah disediakan. 4) Wawancara
belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi (Interview) suatu metode atau cara yang
tiga golongan: 1) Tes diagnostik adalah tes digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan- responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
kelemahan siswa sehingga berdasarkan 5) Pengamatan (observation) suatu teknik
kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat yang dilakukan dengan cara mengadakan
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat pengamatan secara teliti serta pencatatan
(Suharsimi Arikunto, 2002; 63), 2) Tes secara sistematis. 6) Riwayat hidup, gambaran
formatif, adalah tes yang bertujuan untuk tentang keadaan seseorang selama dalam masa
mengetahui sudah sejauhmanakah peserta kehidupannya.
didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan Adapun langkah-langkah evaluasi
pengajaran yang telah ditentukan setelah (penilaian) berdasarkan standar penilaian
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam KTSP pada mata pelajaran PAI adalah sebagai
jangka waktu tertentu. Di sekolah tes formatif berikut (BSNP, 2007; 6-8): 1) Tes tertulis
ini dikenal dengan istilah ulangan harian. 3) adalah suatu teknik penilaian yang menuntut
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan atau isian. Tes yang jawabannya berupa
program pengajaran selesai diberikan, di pilihan meliputi antara lain pilihan ganda,
sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum, benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan tes
di mana hasilnya digunakan untuk mengisi yang jawabannya berupa isian berbentuk isian
nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat singkat atau uraian. 2) Observasi atau
Belajar (STTB) atau Ijazah (Anas Sudijono, pengamatan adalah teknik penilaian yang
2006; 71-73). dilakukan dengan menggunakan indera secara
Apabila ditinjau dari segi cara langsung. Observasi dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan dan cara memberikan menggunakan pedoman observasi yang berisi
jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua sejumlah indikator perilaku yang diamati. 3)
golongan, yaitu, tes tertulis dan tes lisan (Anas Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja,
Sudijono, 2006; 75). adalah teknik penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes
2. Teknik non tes praktik dapat berupa tes identifikasi, tes
simulasi dan tes kinerja.
Dengan teknik non tes (Suharsimi
Tes identifikasi dilakukan untuk
Arikunto, 2002; 27-31), maka penilaian atau
mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
hal berdasarkan fenomena yang ditangkap
dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan
melalui alat indera, misalnya mengidentifikasi
dilakukan dengan cara: 1) Skala bertingkat
adanya kesalahan bacaan Al-Quran (dalam
(rating scale) skala menggambarkan suatu
Pendidikan Agama Islam) yang diperdengar-
6
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
kan kepadanya. Tes simulasi digunakan untuk ajaran agama yang dianutnya. 9) Penilaian
mengukur kemahiran bersimulasi antar teman merupakan teknik penilaian
memperagakan suatu tindakan, misalnya dengan cara meminta peserta didik untuk
praktik simulasi memandikan mayat. Tes mengemukakan kelebihan dan kekurangan,
kinerja dipakai untuk mengukur kemahiran penguasaan kompetensi, dan pengamalan
mendemonstrasikan pekerjaan yang ajaran agama yang dianut temannya.
sesungguhnya, misalnya berupa kegiatan tes Langkah-langkah evaluasi merupakan
untuk mengukur kemahiran membaca al- bagian integral dari pendidikan atau penga-
Qur’an. 4) Penugasan adalah suatu teknik jaran sehingga perencanaan atau penyusunan,
penilaian yang menuntut peserta didik pelaksanaan dan pendayagunaannyapun tidak
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan dapat dipisahkan dari keseluruhan program
pembelajaran di kelas. Penugasan dapat pendidikan atau pengajaran (Slameto, 2001;
diberikan dalam bentuk individual atau 45). Hasil dari evaluasi yang diperoleh
kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan selanjutnya dapat digunakan untuk
rumah atau proyek. Pekerjaan rumah adalah memperbaiki cara belajar siswa (fungsi
tugas menyelesaikan soal-soal dan latihan formatif). Agar evaluasi dapat dilaksanakan
yang dilakukan peserta didik di luar kegiatan tepat pada waktu yang diharapkan dan
kelas. Proyek adalah suatu tugas yang hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu
melibatkan kegiatan perancangan, mengikuti langkah-langkah berikut ini (Anas
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis Sudijono, 2006; 93-97);
maupun lisan dalam waktu tertentu dan a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
umumnya menggunakan data lapangan. 5) Tes Perencanaan evaluasi hasil belajar itu
lisan dilaksanakan melalui komunikasi umumnya mencakup: 1) Merumuskan
langsung antara peserta didik dengan penguji tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini
dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan
ini memerlukan daftar pertanyaan dan berjalan tanpa arah dan mengakibat-kan
pedoman penskoran. 6) Penilaian portofolio evaluasi menjadi kehilangan arti dan
adalah penilaian yang dilakukan dengan cara fungsinya. 2) Menetapkan aspek-aspek yang
menilai portofolio peserta didik. Portofolio akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
adalah kumpulan karya-karya peserta didik afektif atau psikomotorik. 3) Memilih dan
dalam bidang tertentu yang diorganisasikan menentukan teknik yang akan dipergunakan
untuk mengetahui minat, perkembangan, di dalam pelaksanaan evaluasi misalnya
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik apakah menggunakan teknik tes atau non
dalam kurun waktu tertentu. 7) Jurnal tes. 4) Menyusun alat-alat pengukur yang
merupakan catatan pendidik selama proses dipergunakan dalam pengukuran dan
pembelajaran yang berisi informasi hasil penilaian hasil belajar peserta didik, seperti
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan butir-butir soal tes. 5) Menentukan tolok
peserta didik yang berkait dengan kinerja ukur, norma atau kriteria yang akan
ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dijadikan pegangan atau patokan dalam
dipaparkan secara deskriptif. 8) Penilaian diri memberikan interpretasi terhadap data hasil
merupakan teknik penilaian dengan cara evaluasi. 6) Menentukan frekuensi dari
meminta peserta didik untuk mengemukakan kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan b. Menghimpun data dalam evaluasi
kompetensi yang ditargetkan, dan pengamalan pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan
7
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
8
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan
sejauh mana daya serap peserta didik terhadap dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
produk bahasan yang pendidik terapkan. Ada meningkatkan proses belajar mengajar
beberapa jenis alat evaluasi, yaitu : bentuk tes selanjutnya. Dengan demikian proses belajar
tertulis dan tidak tertulis. Jika kita perhatikan mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk
dunia pendidikan, kita akan mengetahui bahwa memperoleh hasil yang optimal.
setiap jenis atau bentuk pendidikan pada Khusus untuk mata pelajaran
waktu-waktu tertentu selama satu periode matematika hampir semua guru telah
pendidikan selalu mengadakan evaluasi, yang melaksanakan evaluasi di akhir proses belajar
artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu mengajar di dalam kelas. Namun hasil yang
periode pendidikan selalu mengadakan diperoleh kadang-kadang kurang memuaskan.
penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, Kadang-kadang hasil yang dicapai di bawah
baik oleh pihak terdidik maupun oleh standar atau di bawah rata-rata.
pendidik. Mata pelajaran yang lainnya kadang
dilaksanakan pada akhir pelajaran, dan ada
D. Problematika dalam Evaluasi Pembelajaran juga pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Kapan waktu pelaksanaan
Melalui penelaahan pencapaian tujuan
evaluasi tersebut tidak menjadi masalah bagi
pengajaran, guru dapat mengetahui apakah
guru yang terpenting dalam satu kali
proses belajar yang dilakukan cukup efektif
pertemuan ia telah melaksanakan penilaian
memberikan hasil yang baik dan memuaskan
terhadap siswa di kelas.
atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa guru
Tetapi ada juga guru yang enggan
hendaknya mampu dan terampil melaksanakan
melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran,
penilaian, karena dengan penilaian guru dapat
karena keterbatasan waktu, menurut mereka
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa
lebih baik menjelaskan semua materi pelajaran
setelah ia melaksanakan proses belajar.
sampai tuntas untuk satu kali pertemuan, dan
Profesionalisme menjadi tuntutan guru dalam
pada pertemuan berikutnya di awal pelajaran
pekerjaannya. Apalagi profesi guru yang
siswa diberi tugas atau soal-soal yang
sehari-hari menangani benda hidup yang
berhubungan dengan materi tersebut.
berupa anak-anak atau siswa dengan
Ada juga guru yang berpendapat,
karakteristik yang masing-masing tidak sama.
bahwa penilaian di akhir pelajaran tidak
Pekerjaan guru menjadi lebih berat tatkala
mutlak dengan tes tertulis. Bisa juga dengan
menyangkut peningkatan kemampuan anak
tes lisan atau tanya jawab. Kegiatan dirasakan
didiknya, sedangkan kemampuan dirinya
lebih praktis bagi guru, karena guru tidak perlu
mengalami stagnansi. Dan yang terlihat dalam
bersusah payah mengoreksi hasil evaluasi
pendidikan saat ini adalah permasalahan guru
anak. Tetapi kegiatan ini mempunyai
adalah kegagalan guru dalam melakukan
kelemahan yaitu anak yang suka gugup
evaluasi.
walaupun ia mengetahui jawaban dari soal
Guru dalam fungsinya sebagai penilai
tersebut, ia tidak bisa menjawab dengan tepat
hasil belajar siswa, guru hendaknya terus
karena rasa gugupnya itu. Dan kelemahan lain
menerus mengikuti hasil belajar yang telah
tes lisan terlalu banyak memakan waktu dan
dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.
guru harus punya banyak persediaan soal.
Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
Tetapi ada juga guru yang mewakilkan
merupakan umpan balik (feed back) terhadap
beberapa orang anak yang pandai, anak yang
9
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
kurang dan beberapa orang anak yang sedang oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di
kemampuannya utnuk menjawab beberapa dalam materi yang disampaikan itu berlalu
pertanyaan atau soal yang berhubungan begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari
dengan materi pelajaran itu. anak didik.
Setiap guru dalam melaksanakan 5. Guru menyamaratakan kemampuan anak di
evaluasi harus paham dengan tujuan dan dalam menyerap pelajaran. Setiap anak
manfaat dari evaluasi atau penilaian didik mempunyai kemampuan yang berbeda
tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak dalam menyerap materi pelajaran. Guru
menghiraukan tentang kegiatan ini, yang yang kurang tanggap tidak mengetahui
penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia bahwa ada anak didiknya yang daya
laksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau serapnya di bawah rata-rata mengalami
tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir kesulitan dalam belajar.
semester ia telah mencapai target 6. Guru kurang disiplin dalam mengatur
kurikulum. Ini yang menjadi permasalahan waktu. Waktu yang tertulis dalam jadwal
dalam dunia pendidikan saat ini. Hal ini terjadi pelajaran, tidak sesuai dengan praktik
karena beberapa sebab, yaitu: pelaksanaannya. Waktu untuk memulai
1. Guru kurang menguasai materi pelajaran, pelajaran selalu telat, tetapi waktu istirahat
sehingga dalam menyampaikan materi dan jam pulang selalu tepat atau tidak
pelajaran kepada anak kalimatnya sering pernah telat.
terputus-putus ataupun berbelit-belit yang 7. Guru enggan membuat persiapan mengajar
menyebabkan anak menjadi bingung dan atau setidaknya menyusun langkah-langkah
sukar mencerna apa yang disampaikan oleh dalam mengajar, yang disertai dengan keten-
guru tersebut. Tentu saja di akhir pelajaran tuan-ketentuan waktu untuk mengawali
mereka kewalahan menjawab pertanyaan pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan
atau tidak mampu mengerjakan tugas yang ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.
diberikan. Dan akhirnya nilai yang diperoleh 8. Guru tidak mempunyai kemajuan untuk
jauh dari apa yang diharapkan. menambah atau menimba ilmu, misalnya
2. Guru kurang menguasai kelas. Guru yang membaca buku atau bertukar pikiran dengan
kurang mampu menguasai kelas mendapat rekan guru yang lebih senior dan profesional
hambatan dalam menyampaikan materi guna menambah wawasannya.
pelajaran, hal ini dikarenakan suasana kelas 9. Guru dalam tes lisan di akhir pelajaran
yang tidak menunjang membuat anak yang kurang terampil mengajukan pertanyaan
betul-betul ingin belajar menjadi terganggu. kepada murid, sehingga murid kurang
3. Guru enggan mempergunakan alat peraga memahami tentang apa yang dimaksud oleh
dalam mengajar. Kebiasaan guru yang tidak guru.
mempergunakan alat peraga memaksa anak 10. Guru selalu mengutamakan pencapaian tar-
untuk berpikir verbal sehingga membuat get kurikulum. Guru jarang memperhatikan
anak sulit dalam memahami pelajaran dan atau menganalisis berapa persen daya serap
otomatis dalam evaluasi di akhir pelajaran anak terhadap materi pelajaran tersebut
nilai anak menjadi jatuh.
4. Guru kurang mampu memotivasi anak III. Simpulan
dalam belajar, sehingga dalam menyampai-
kan materi pelajaran, anak kurang menaruh Setiap guru dalam melaksanakan eva-
perhatian terhadap materi yang disampaikan luasi harus paham dengan tujuan dan manfaat
10
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
11
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Uzer Usman, Moch, Menjadi Guru
Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Profesional, Bandung: PT. Remaja
Remaja Rosda Karya, 2004. Rosda Karya, 2005.
Penyusun, Team, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Ngadirejo: Depdiknas,
2009.
Rosada, Dede, Paradigma Pendidikan
Demokratis: Sebuah Model Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan,
Jakarta: Perendra Media, 2004.
Samana, A, Profesionalisme Keguruan,
Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Sriyanti, Lilik, Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta, 2007.
Subari, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta:
Bumi Aksara, 1994
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Raka Grafindo
Persada, 2006.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989.
--------------, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989.
--------------, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1991.
Toha, Chabib, Metodologi Pengajaran Agama,
Semarang: Pustaka Pelajar, 1999.
Umbra, Citra, Undang-undang Guru dan
Dosen, Bandung: Citra Umbra, 2006.
Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
12