Kelompok 3 - Tugas 3 Antropologi Kognitif Dan Linguistik
Kelompok 3 - Tugas 3 Antropologi Kognitif Dan Linguistik
Dosen Pengampu :
Dr. Sri Endah Kinasih, S,Sos, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 3
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2024
International Organization for Migration (IOM) merupakan organisasi internasional
yang bergerak di bidang migrasi. Organisasi ini berdiri pada tahun 1973 setelah perang dunia
kedua dengan tujuan awal untuk membantu penempatan pengungsi korban perang dunia. Saat
ini. IOM telah berada di 173 negara anggota dan 9 negara sebagai negara pengamat. IOM
berupaya dalam menjamin penanganan migrasi secara tertib dan manusiawi, memajukan
kerjasama internasional mengenai permasalahan mengenai migrasi, membantu mencari solusi
praktis terhadap permasalahan migrasi dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada migran
yang membutuhkan, baik pengungsi internal maupun pengungsi luar negeri atau penduduk
lain yang terpaksa meninggalkan lingkungan mereka (Putri, 2019, 998).
IOM telah berkontribusi dalam memberantas perdagangan manusia di Indonesia sejak
tahun 2005. Di Indonesia, Kegiatan IOM berfokus terhadap pencegahan tindakan
perdagangan manusia melalui kegiatan peningkatan kesadaran dan pemantauan rekrutmen
tenaga kerja, memberi perlindungan kepada korban kejahatan perdagangan manusia melalui
bantuan langsung pada korban serta pengembangan kapasitas institusional dari pemerintah
dan non-pemerintah, penguatan sistem peradilan Indonesia dengan meningkatkan kapasitas
penegak hukum serta memperbaiki akses keadilan bagi para korban perdagangan manusia.
Terdapat delapan tugas manajemen migrasi yang dilakukan oleh IOM, yaitu:
● Migration Health
IOM membantu para migran terkait kesehatan mereka melalui Migration
Health Division untuk memberikan penanganan kesehatan mental dan kesejahteraan
sosial.
● Immigration and Border Management
IOM membantu pemerintah dalam meningkatkan kebijakan undang-undang,
sistem operasional, sumber daya manusia, dan struktur administrasi guna dapat
merespons secara efektif terhadap berbagai tantangan migrasi dan pengelolaan
perbatasan.
● Migrant Protection and Assistance
IOM memberi perlindungan serta bantuan untuk pekerja migran guna
memenuhi kebutuhan mereka serta mempromosikan dan menegakkan hak para
migran.
● Labour Migration
IOM mendukung pekerja migran di host country dan membantu untuk
mempersiapkan kebutuhan dan fasilitas para migran agar berguna di host country
maupun saat nanti mereka kembali ke negara asal.
● Migration, Environment, and Climate Change
Dalam migrasi, lingkungan dan perubahan iklim merupakan tata kelola,
kebijakan, dan praktik migrasi kontemporer harus mencerminkan pentingnya faktor
lingkungan, bencana alam, dan perubahan iklim terhadap mobilitas manusia.
● Migrant Integration and Training
IOM bekerja pada pendekatan yang komprehensif untuk integrasi migran agar
dapat memastikan para migran dipersiapkan sebelum keberangkatan mereka maupun
saat kedatangan mereka agar dapat mengetahui keadaan mereka saat berinteraksi
dalam masyarakat di negara tujuan.
● IOM Development Fund
IOM mendukung pendanaan terkait migrasi di negara anggota yang
bekerjasama guna meningkatkan kesadaran akan hak asasi migran.
● Migration, Sustainable Development and The 2030
IOM membuat perencanaan di tahun 2030 untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan bagi para migran dan komunitas mereka. Agenda ini akan memberikan
berbagai manfaat dalam bentuk keterampilan, penguatan angkatan kerja, serta
memberikan kontribusi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di negara asal
mereka melalui transfer keterampilan.
Teori AGIL
Talcott Parsons adalah seorang sosiolog Amerika yang mengembangkan teori
mengenai paradigma fungsional yang terdapat dalam bukunya The Social System atau sistem
sosial (1951). Ia mengembangkan teorinya berdasarkan pemikiran dari sosiolog eropa pada
abad 19 seperti Weber, Durkheim, Pareto, dan Marshall yang memiliki sebuah kesamaan
pemikiran. Parsons menciptakan sebuah teori yang bisa menjadi landasan untuk memahami
dan mendeskripsikan kerangka dari sebuah sistem sosial (Ormerod, 2019). Menurut Parsons
terdapat sebuah kriteria atau kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem seperti
organisasi agar dapat berjalan untuk mencapai tujuannya. Skema dari fungsi ini dikenal luas
sebagai AGIL atau Adaptation, Goal-attainment, Integration, dan Latency atau Latent Pattern
Maintenance (Rusydiyah & Rohman, 2020).
Adaptation
Adaptation atau adaptasi merupakan kemampuan atau kebutuhan sebuah organisasi
untuk melakukan tindakan penyesuaian terhadap lingkungan eksternal yang berhubungan
dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. Penyesuaian ini juga berhubungan dengan
bagaimana strategi distribusi sumber daya yang dimiliki organisasi dalam bagian atau divisi
yang memiliki kelebihan sumber daya dan disalurkan kepada bagian lain yang kekurangan
(Rusydiyah & Rohman, 2020).
Goal Attainment
Goal Attainment atau pencapaian tujuan adalah usaha bagaimana sebuah organisasi
berstrategi untuk mendefinisikan dan menentukan prosedur untuk mencapai tujuan dasar dari
organisasi tersebut (Parsons dalam Schwartz, 2012). Strategi yang dimaksud adalah dengan
menciptakan skala prioritas terhadap tujuan setiap bagian atau divisi untuk dicapai secara
tersendiri. Setiap tujuan yang tercapai akan membawa organisasi lebih dekat terhadap tujuan
dasar. Sehingga hambatan dan tantangan yang dihadapi harus diminimalisir dalam strategi
berjalannya organisasi.
Integration
Integration atau integrasi adalah sebuah kebutuhan atau kemampuan dalam organisasi
untuk mengatur dan mengorganisir interaksi hubungan antar bagian dan divisi dalam sebuah
organisasi atau singkatnya urusan internal organisasi (Prayogo, 2022). Hal ini berkaitan juga
dengan ketiga fungsi lain yaitu Adaptation, Goal Attainment, dan Latency dimana harus
terjadi sebuah keseimbangan agar tujuan organisasi tercapai. Integrasi ini dapat diraih dengan
aturan atau kebijakan yang berlaku untuk mengatur setiap bagian dalam organisasi (Mensah,
2019).
Latency atau Latent Pattern Maintenance
Latency atau pemeliharan pola merupakan kebutuhan dimana sebuah organisasi harus
menciptakan sebuah pola mengenai bagaimana seorang anggota organisasi menunjukkan
nilai, motif, dan perilaku yang sesuai dengan peran masing-masing anggota untuk mencapai
tujuan dari organisasi (Mensah, 2019). Hal ini juga berhubungan dengan bagaimana anggota
baru yang direkrut dari organisasi memperoleh pendidikan dan sosialisasi nilai organisasi.
IOM juga berfokus pada SDGs tentang Reduced Inequalities (10), Good Health and
Well-Being (3), Partnerships For The Goals (17). Dasar hukum mengenai Penanganan
Pengungsi Dari Luar Negeri ini, diatur dalam Peraturan Presiden RI No.125 Tahun 2016,
yang berisi dasar hukum mengenai : Penemuan, Penampungan, Pengamanan, Pengawasan
Keimigrasian, Pendanaan. Lalu upaya yang dilakukan IOM ini terhadap para masyarakat
Migran difasilitasi dengan berbagai program untuk memperbaiki skill dan kehidupan mereka,
yaknik dengan, Education, Mental Health & Psychosocial Support, Sosial Cohesion,
Vocational Training, Tinggal Mandiri, Resettlement and AVRR.
Terkait kedatangan Rohingnya ini, IOM juga merespon sebagai berikut :
•Rapid tests pada saat kedatangan
•Suplemen vitamin
•Perawatan prenatal, natal, dan post natal ibu hamil & bayi baru lahir