Anda di halaman 1dari 3

2.

3 BUDAYA KORUPSI DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF


SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI
Pada dasarnya antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai berbagai macam
aspek manusia dalam sebuah masyarakat, di masa lalu dan masa kini. Dengan demikian FOKUS
ILMU ANTROPOLOGI ADALAH PADA MANUSIA dan budaya nya, baik dimaa lalu dan masa kini
Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai pola pola hubungan sosial serta
interaksi sosial dan budaya di dalam masyarakat tertentu.Dengan demikian , FOKUS ILMU
SOSIOLOGI ADALAH PADA INDIVIDU DAN MASYARAKAT.
Sudah menjadi aksioma bahwa tindakan korupsi merupakan faktor penghambat dan kemajuan
Bangsa. Dalam kajian antropologi sifat korupsi sudah membentuk gen tersendiri yang berkaitan
langsung dengan biologi molekuler yang kemudian mengeras menjadi sifat bawaan. Bahkan
dalam Islampun ditegaskan bahwa makanan haram, baik zat dan maupun dengan cara
memperolehnya senantiasa berimplikasi pada karakteristik keturunan manusia. Pertanyaan ini
tentu tidak terlepas dari jaringan penyebaran korupsi yang berawal dari lingkup kecil,
perorangan sampai melibatkan banyak orang yang telah di bentuk berdasarkan sistem nilai
dalam sebuah kebudayaan, dan inilah yang biasa dikenal dengan teori fungsional-struktural
oleh R. Dari simplikasi di atas, maka untuk menghilangkan budaya korupsi membutuhkan
kemampuan dalam menerima resiko. Pemenggalan satu atau dua generasi untuk memperoleh
generasi yang murni dan tidak terkontaminasi oleh sistem kebudayaan korup. Olehnya, dari sini
peranan antropologi sebagai disiplin ilmu tentang manusia dan masyarakat dapat di mulai
secara gradual dan terpadu berdasarkan hierarki perkembangan budaya, yaitu dimulai dari
pelaku sebagai sumber prilaku, selanjutnya terbentuk menjadi kesadaran fungsional yang
berujung pada keseimbangan struktural. Sistematika pembentukan budaya tersebut jelas akan
menghantarkan generasi kita pada kemurnian perubahan yang dicita-citakan selama ini. Sekali
lagi bahwa perubahan kebudayaan tentunya membutuhkan kesadaran kolektivitas yang
berdiaspora dalam setiap sektorial Bangsa ini. Membentuk generasi baru yang bersih dalam
rangka pemberantasan korupsi sekaligus pelaku masa depan Bangsa.

KORUPSI DARI PANDANGAN SOSIOLOGI

Pada umumnya diakui bahwa korupsi adalah problem yang berusia tua dan semua masyarakat
manusia, kecuali yang sangat primitif, dengan derajat yang berbeda-beda, dijangkiti korupsi.
Masih tergantung pada derajat korupsi dan seperangkat kondisi-kondisi lain, dengan tepat
sudah dinyatakan bahwa kelangsungan dan perkembangan suatu tatanan politik, sosial,
kultural, ataupun ekonomi tidaklah perlu harus tersia-sia atau dihalangi oleh kejangkitan
korupsi belaka. Beberapa pengamat melangkah lebih jauh dengan mengakui bahwa dalam
beberapa contoh korupsi telah membantu meningkatkan perkembangan ekonomi dan efisiensi.
Sebagai mahasiswa ilmu pemerintahan, dalam negara-negara yang sedang berkembang,
saya pribadi memandang korupsi birokrasi juga sedang merajalela, atau sekedar berlangsung
berupa pemberian-pemberian tradisional pada mereka yang menduduki jabatan atau
memegang kekuasaan tertentu. Dalam beberapa kawasan, kelambatan dalam penyesuaian
administrasi dan langgengnya pandangan-pandangan lama telah memperparah problem
korupsi itu. Sebagaimana digambarkan oleh Wertheim dalam hubungannya dengan Indonesia.
Yaitu, utamanya kita harus memperhitungkan bahwa bentuk-bentuk sesudah perang dari apa
yang disebut korupsi seringkali masih meyembunyikan peninggalan struktur sosial tradisional.

Budaya korupsi di dalam birokrasi bisa diminimalisir dengan cara merubah paradigma
birokrat itu sendiri, saya tertarik untuk memberikan asumsi terhadap cara merubah secara
fundamental birokrasi di negara kita, bahwa penanggulangannya harus dimulai dengan cara
yang tersistematis. Dalam hal ini, saya mengawali dengan sistem perekrutan dan pengangkatan
harus dijauhkan dari asas kekeluargaan atau politik, sehingga birokrat yang terpilih adalah
birokrat profesional.

2.4 KORUPSI DARI DIMENSI PSIKOLOGIS

Seseorang yang hendak melakukan korupsi,tentu melibatkan unsur psikologis dalam


dirinya.Sebagai gambaran , seseorang yang hendak melakukan penggelapan uang milik
organisasi tentu akan menghadapi perang batin di dalam dirinya, dengan demikian,
pemahaman mengenai sifat dan watak seorang pelaku kriminalitas termasuk korupsi , adalah
hal yang penting untuk diketahui.
Berkaitan dengan kepribadian seseorang, terdapat sebuah konsep yang dinamakan five factor
model.kelima faktor ini meliputi extraversion ,agreeblensess, neuroticism, openness to
experience, dan conscientiousness.

FAKTOR KARAKTER-KARAKTER KARAKTER-KARAKTER


UTAMA PADA LEVEL RENDAH UTAMA PADA LEVEL TINGGI
Extraversion Tenang, tertutup, introspektif Ekspresif,impulsif, terbuka
dan pasif dan memiliki antusiasme di
dalam proses interaksi sosial
dengan orang lain
Agreeblensess Tidak suka bekerja Suka bekerja sama
sama,mudah curiga dan tidak membantu orang lain dan
suka membantu orang lain memiliki empati (altruism)
Neurotisicm Tidak mudah cemas dan Moody, mudah cemas dan
tertekan tertekan
Openness to experience Berpikiran tertutup, tidak Berpikiran terbuka, berani
menyukai tantangan dan mengambil resiko suka
menyukai rutinitas harian mencari dan tantangan serta
memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi
Conscientiousness Santai,impulsif, spontan dan Serius, Ambisius dengan
tidak terencana target kinerja tinggi, disiplin
tinggi dan terencana

Anda mungkin juga menyukai