Korupsi 2.3-2.4
Korupsi 2.3-2.4
Pada umumnya diakui bahwa korupsi adalah problem yang berusia tua dan semua masyarakat
manusia, kecuali yang sangat primitif, dengan derajat yang berbeda-beda, dijangkiti korupsi.
Masih tergantung pada derajat korupsi dan seperangkat kondisi-kondisi lain, dengan tepat
sudah dinyatakan bahwa kelangsungan dan perkembangan suatu tatanan politik, sosial,
kultural, ataupun ekonomi tidaklah perlu harus tersia-sia atau dihalangi oleh kejangkitan
korupsi belaka. Beberapa pengamat melangkah lebih jauh dengan mengakui bahwa dalam
beberapa contoh korupsi telah membantu meningkatkan perkembangan ekonomi dan efisiensi.
Sebagai mahasiswa ilmu pemerintahan, dalam negara-negara yang sedang berkembang,
saya pribadi memandang korupsi birokrasi juga sedang merajalela, atau sekedar berlangsung
berupa pemberian-pemberian tradisional pada mereka yang menduduki jabatan atau
memegang kekuasaan tertentu. Dalam beberapa kawasan, kelambatan dalam penyesuaian
administrasi dan langgengnya pandangan-pandangan lama telah memperparah problem
korupsi itu. Sebagaimana digambarkan oleh Wertheim dalam hubungannya dengan Indonesia.
Yaitu, utamanya kita harus memperhitungkan bahwa bentuk-bentuk sesudah perang dari apa
yang disebut korupsi seringkali masih meyembunyikan peninggalan struktur sosial tradisional.
Budaya korupsi di dalam birokrasi bisa diminimalisir dengan cara merubah paradigma
birokrat itu sendiri, saya tertarik untuk memberikan asumsi terhadap cara merubah secara
fundamental birokrasi di negara kita, bahwa penanggulangannya harus dimulai dengan cara
yang tersistematis. Dalam hal ini, saya mengawali dengan sistem perekrutan dan pengangkatan
harus dijauhkan dari asas kekeluargaan atau politik, sehingga birokrat yang terpilih adalah
birokrat profesional.