Anda di halaman 1dari 13

1

Deskripsi

PROSES EKSTRAKSI MINYAK SELASIH DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI


BAHAN PEMIKAT SERANGGA
5
Bidang Tekhnik Invensi
Invesi ini secara umum berhubungan dengan zat penarik
serangga, khususnya zat pemikat serangga dari ekstrak tanaman
selasih Ocimum sanctum L untuk memikat serangga dari jenis
10 Batrocera dorsalis Hend Batrocera umbrosus dan proses
ekstraksinya.

Latar Belakang Invensi


Hama lalat buah merupakan salah satu hama penting
15 tanaman buah-buahan. Di Indonesia telah teridentifikasi
sebanyak 66 spesies lalat buah dan yang paling dominan
menyerang pada mangga, jambu biji, jeruk, jambu air,
belimbing, cabai adalah lalat buah dari spesies Bactrocera
dorsalis Hend. dan Bactrocera umbrosus.
20 Akibat serangan lalat buah tersebut tingkat kerusakannya
dapat mencapai 90-100%. Hal ini menyebabkan mutu buah kurang
disukai konsumen karena membusuk dan bahkan pada tahun 1981
hingga sekarang beberapa jenis buah-buahan dari Indonesia
yang diekspor ke luar negeri banyak ditolak karena diduga
25 mengandung lalat buah (Priyono, 2002).
Atraktan berupa sex feromon merupakan sarana penting
untuk memonitor kelimpahan populasi lalat buah dan selain itu
pula penggunaan atraktan dapat dipakai sebagai sarana
pengendalian karena dapat menekan populasi lalat buah secara
30 langsung.
Selasih merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat
bersifat atraktan bagi lalat buah, karena dari tanaman
tersebut dapat menghasilkan minyak selasih. Dari minyak
tersebut terkandung metileugenol yang manfaatnya telah
35 diketahui yaitu bersifat sebagai atraktan yang mampu memikat
lalat buah jantan (Bactrocera dorsalis Hend.).

Tanaman selasih ungu (Ocium sanctum L.) memiliki


2

taksonomi sebagai berikut:


Divisio : Spermatophyta; Kelas : Dictyledoncal; Ordo :
Tubifloral; Famili : Labiate; Genus:
Ocimum; Spesies : Ocimum sanctum L. (selasih ungu); Sinomim :
O. minimum L. (selasih
bunga dompol); O. tenuifolium L.(daun keriting,bunga putih);
O. americanum L.
(surawung).
Menurut Kardinan (2000) tanaman selasih yang
menghasilkan paling tinggi kadar minyaknya dibandingkan
dengan jenis lainnya adalah jenis selasih bunga dompol dan
selasih unggu.

Tanaman selasih merupakan tanaman semusim, tegak, banyak


bercabang dibagian atas, berbau harum, tinggi 50 – 80 cm
dengan batang berwarna coklat bersegi empat. Daun letaknya
berhadapan dan berdaun tunggal, bertangkai yang panjangnya
0,5 – 2 cm, helai daun bulat telur sampai memanjang, ujung
runcing, permukaan daun berambut halus dengan bintik-bintik
kelenjar, tulang daun menyirip. Bunganya berwarna putih atau
lembayung, tersusun dalam tandan yang panjangnya 5 – 30 cm
yang keluar dari ujung percabangan. Biji keras warnanya
coklat tua, bila dimasukan ke dalam air akan mengembang
seperti selai (Wijayakusumah. 1996).

Tanaman selasih ungu dari daun dan bunganya dapat


bersifat sebagai zat pemikat (atraktan) yang mampu
memerangkap lalat buah (Bactrocera dorsalis Hendel), bagian
tanaman ini dapat digunakan melalui beberapa cara diantaranya
dengan menghaluskan bagian tanaman lalu dicampur dengan air
kemudian secara langsung dipakai untuk memerangkap lalat
buah, namun cara ini hasilnya kurang efektif. Hasil yang
lebih baik atau paling efektif sebagai atraktan lalat buah
adalah dengan cara diproses terlebih dahulu melalui proses
penyulingan sehingga akan dihasilkan minyak atsiri berupa
minyak selasih (Kardinan, 2000).

Cara lain yang dilakukan di BPTPH VII Denpasar


penggunaan tanaman selasih untuk atraktan lalat buah adalah
dengan cara daun selasih sebanyak 10 – 20 helai dibungkus
3

kain strimin kemudian dihancurkan dengan cara diremas-remas


lalu dimasukan ke dalam botol perangkap, atau cara lainnya
dilakukan dengan cara mencincang daun selasih yang
selanjutnya hasil cincangan tersebut dibungkus kain strimin
dan disimpan di dalam botol perangkap.

Pengalaman Sutomo dan Setyo Budi selaku pengurus Yayasan


Agribisnis Nasional (AGRINAS) ia melakukan penjaringan pada
20 tanaman selasih yang ditanam di halaman rumahnya dengan
alat berupa jaring plastik yang bagian ujung jaring tersebut
dibentuk secara kerucut, penjaringan dilakukan secara rutin
setiap pagi sampai menjelang pukul 7.30. Selanjutnya melalui
kegiatan penjaringan tersebut mengakibatkan gesekan sehingga
tanaman tersebut mengeluarkan aroma yang khas dari
metileugenol. Hasil tangkapan tersebut selama 2 bulan
(Nopember – Desember 2001) tiap hari tertangkap lalat buah
antara 100 – 150 ekor dengan hasil total tangkapan selama 2
bulan mencapai 6.000 ekor, menurut pengalaman beliau tanaman
selasih mampu menarik respon lalat jantan sampai sejauh 800
meter (Sutomo dan Setyo Budi, 2002).

Pemanfaatan tanaman selasih sebagai atraktan lalat buah


telah digunakan oleh beberapa kelompok tani di kabupaten
Sumedang Jawa-Barat sejak Tahun 2002 diantaranya di kelompok
tani Jatiasih Desa Karyamukti , Kecamatan Tomo, Kab Sumedang.
Petani telah mengolah tanaman selasih yang diproses dengan
cara di suling dengan menggunakan alat destilasi sederhana
sehingga menghasilkan minyak selasih dan air suling selasih.

Kemampuan tanaman selasih sebagai atraktan disebabkan


karena senyawa metileugenol yang mempunyai aroma spesifik
yaitu menyerupai aroma yang dihasilkan oleh serangga betina
lalat buah dan dapat bersifat sebagai pemikat yang kuat
terhadap lalat buah jantan (Kardinan, 2000). Kekuatan aroma
tanaman selasih tersebut sesuai pengalaman penulis apabila
tanaman selasih dilukai pada waktu memanen bahan baku selalu
dikerubuti oleh lalat buah. Bahkan alat penyulingan selasih
pada waktu dipakai atau setelah digunakan jika disimpan di
luar ruangan maka alat tersebut akan penuh dikerubuti ratusan
lalat buah dari spesies Bactrocera dorsalis Hend.
4

Kegunaan lain dari tanaman selasih menurut H.M Hembing


Wijayakusumah (1996), tanam selasih dari seluruh herba
berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya
demam, nyeri lambung, gangguan pencernaan, haid tidak
teratur, luka terpukul. Sedangkan bijinya berkhasiat
mengobati radang mata, bercak putih pada selaput bening mata
(Corneal opacity) cara pemakaian untuk seluruh herba jika
untuk diminum 10 – 15 gr direbus, atau ditumbuk, diperas
airnya. Sedangkan untuk obat luar herba dilumatkan dan
ditempelkan ke tempat sakit dan untuk bijinya dapat dijadikan
campuran minuman dengan cara biji direbus dan dicampurkan
dengan sirup atau minuman.
Dari hasil analisis di laboratorium bahwa daun selasih
berumur 2 (dua) bulan mengandung sekitar 80% air dan 20%
bahan kering dengan rendemen minyak sekitar 0,15%, yang
berumur 3 (tiga) bulan mengandung rendemen minyak sebesar
5 0,3% dan yang berumur 4 (empat) bulan mengandung rendemen
minyak sebesar 0,8%. Minyak dari daun mengandung sekitar
64,5% metileugenol, 5,2% eugenol, 4% sineol, 2,3% linalol,
sedangkan dari bunga mengandumg metileugenol sebesar 74,5%.
(Kardinan, 2000).
Sex fheromone merupakan sarana penting untuk mendeteksi
atau memantau populasi hama selain itu pula dapat digunakan
untuk menekan tingkat populasi hama secara langsung (Shorey
dan Gaton, 1967). Menurut Metcalf (1975) feromon adalah
senyawa yang digunakan untuk komunikasi interspesifik antara
individu-individu dari spesies binatang yang sama, kemudian
menimbulkan reaksi khusus, misalnya proses pertumbuhan dan
tingkah laku tertentu. Selain itu pula menyatakan bahwa Sex
fheromone yaitu feromon yang dihasilkan oleh serangga betina
atau jantan pada kelenjar yang terletak pada ujung abdomen.
Respon lalat akan terjadi karena ketertarikan serangga
terhadap sumber aroma sehingga indra penciumannya mampu
mendeteksi suatu senyawa kimia yang berada di udara. Sistem
syaraf pencium terdiri dari neuron yaitu penerima rangsang,
penyalur dan perantara untuk mendeteksi sumber aroma yang ada
di udara dalam bentuk gas.
5

CH3O

CH3O Ch2 - CH = CH2

Struktur molekul senyawa metileugenol

Alat perangkap lalat buah yang biasa digunakan para


petani untuk memerangkap lalat buah adalah alat perangkap
yang terbuat dari bekas botol air mineral (Aqua, Vit, Sari
Cup, dan lain-lain) yang bagian dinding botol tersebut diberi
lubang dan di dalamnya terdapat kapas yang digantung dengan
kawat sebagai tempat zat atraktan (minyak selasih atau
petrogenol 800 L). Zat atraktan tersebut disuntikan dengan
dosis tertentu dengan menggunakan alat penyuntik dan untuk
membunuh lalat buah yang tertangkap di dalam botol, hal ini
dapat digunakan pestisida Furadan 3G atau dengan kamper
yang ditempatkan di dasar botol perangkap. Penempatan botol
perangkap dilakukan dengan cara menggantungkannya di dalam
tajuk tanaman sehingga lalat buah yang ada di sekitar arel
tersebut dapat tertarik dan masuk ke dalam botol akhirnya
lalat yang tertangkap akan mati di dalam botol perangkap.
Pemasangan atraktan secara luas dalam jumlah yang cukup
yaitu antara 20 – 25 botol perangkap per hektar dan
dikombinasikan dengan pemakaian insektisida akan meningkatkan
efektifitas dalam upaya pengendalian lalat buah. Cara ini
dimaksudkan untuk menangkap sejumlah lalat jantan sehingga
kesempatan kawin bagi lalat betina makin terbatas dan
akhirnya lalat buah tidak dapat melanjutkan keturunannya.
Bahan pemikat serangga khususnya lalat buah Batrocera
dorsalis Hend Batrocera umbrosus yang biasa digunakan adalah
feromon yang diperoleh dari seranga lawan jenisnya (betina)
dan dibuat secara sintetis. Mengingat untuk membuat atau
memproduksi feromon sintetis sulit dan membutuhkan biaya yang
mahal, maka dibuatlah atau dicari alternatif zat yang
6

memiliki kesamaan dengan dengan feromon dengan memanfaatkan


tanaman selasih yang mempunyai zat yang menyerupai feromon
yaitu metileugenol yang diekstraksi dari daun dan bunga
tanaman selasih dalam bentuk minyak selasih.
Invensi ini bertujuan menyediakan zat pemikat alat buah
yang mudah diperoleh dan ketersedian bahan baku yang dapat
diperbaharui.
Invensi ini juga bertujuan menyediakan suatu proses
untuk menghasilkan minyak selasih dengan cara yang mudah dan
tidak mahal.

Uraian Ringkas Invensi


Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi minyak
selasih dari tanaman selasih Ocimum sanctum L. Proses
5 ekstraksi minyak selasih terdiri dari tahap-tahap:
mempersiapkan bahan baku berupa daun dan bunga tanaman
selasih; melayukan daun dan bunga selasih selama 1 – 2 malam;
memasukkan daun dan bunga selasih yang telah dilayukan ke
dalam ketel penyulingan yang telah diisi air dan menutup
10 tutup ketel penyulingan dengan rapat; memanaskan ketel
penyulingan yang berisi selasih hingga mendidih dan
menghasilkan uap terus menerus; mengalirkan uap yang
dihasilkan dari ketel melalui pipa ke ketel pendingin dan
mengkondesasikan uap menjadi cairan yang mengandung minyak
15 selasih dan ditampung dalam bejana yang memiliki kran
dibagian bawahnya; memisahkan fase minyak selasih dan air
sulingan berdasarkan berat jenisnya dari bejana penampung;
memindahkan minyak selasih yang tersisa dalam bejana kedalam
botol yang dapat ditutup rapat dan siap digunakan sebagai zat
20 pemikat lalat buah..
Invensi ini bertujuan untuk menyediakan bahan
memikat serangga alternatif yang alami.
Invensi ini bertujuan untuk menyediakan suatu proses
ekstraksi minyak selasih yang sederhana.
25
7

Uraian Singkat Gambar.


Gambar 1, adalah alat untuk mengekstraksi minyak
selasaih dari tanaman selasih sesuai dengan invensi ini.
Gambar 2, Grafik rata-rata hasil tangkapan lalat buah
5 menggunakan minyak selasih invensi ini.

Uraian Lengkap Invensi


Proses pembuatan minyak selasih yang telah dilakukan
oleh salah seorang petani di kelompok tani Jatiasih,
10 Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang – Jawa Barat yaitu diawali
dengan mempersiapkan bahan baku berupa daun dan bungan
selasih yang dipanen dari tanaman selasih yang umurnya lebih
dari 3 bulan. Teknik pengambilan bahan baku dilakukan dengan
cara memetik atau memotong bagian ujung tanaman sehingga
15 terbawa daun, ujung batang dan bunga selasih, selanjutnya
bahan baku tersebut disimpan di lantai untuk dilayukan selama
1 s.d 2 malam. Kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 kali
proses penyulingan adalah sebanyak +10 kg daun dan bunga
selasih hal ini sesuai dengan kapasitas alat penyulingan.
20 Proses selanjutnya adalah penyulingan selasih hal ini
melalui tahapan kerja sebagai berikut :
- Bahan baku (daun dan bunga selasih) dimasukan ke dalam
ketel pemasok yang terlebih dahulu ketel tersebut diisi
air + 10 liter.
25 - Memasang tutup ketel pemasok dan selang saluran air serta
alat-alat lainnya sesuai posisi gambar 3.
- Menyalakan kompor dan menghidupkan pompa sirkulator dengan
cara menyambungkan kabel sirkulator ke saklar listrik.
- Setelah kurang lebih 30 menit air di dalam ketel akan
30 mendidih dan menghasilkan uap yang terus menerus akan
mengalir menembus celah-celah bahan baku sehingga
mengakibatkan uap tersebut akan membawa minyak dari daun
dan bunga selasih.
- Uap air yang mengandung minyak akan terus menerus mengalir
35 melalui pipa penyalur uap menuju ketel pendingin, pada
bagian ketel pendingin bagian pipa yang terendam air akan
mendinginkan uap air di dalam pipa, sehingga terjadi
kondensasi uap air menjadi air sulingan selasih.
8

- Air sulingan secara terus menerus mengalir yang ditampung


pada bagian corong pemisah.
- Air sulingan yang tertampung, berdasarkan perbedaan berat
jenis antar air dan minyak akan terjadi perbedaan posisi
5 /level yaitu untuk bagian atas adalah bagian minyak selasih
sedangkan pada bagian bawahnya adalah air sisa penyulingan.
- Untuk memperoleh minyak selasih murni, berikutnya adalah
membuang air sisa penyulingan dengan cara membuka kran
corong pemisah secara perlahan-lahan.
10 - Bagian minyak yang tersisa di dalam corong pemisah
dipindahkan pada botol yang dapat ditutup rapat dengan
cara memakai pipet atau jarum penyuntik.
- Minyak selasih siap digunakan sebagai atraktan lalat buah
dengan cara meneteskan pada kapas yang diletakan di
15 dalam botol perangkap sebanyak 0,1 - 0,2 ml.
- Air sisa penyulingan yang dibuang dari corong pemisah masih
dapat dimanfaatkan sebagai atraktan lalat buah, namun dosis
untuk air sulingan tersebut ditambah atau diperbanyak
menjadi 2 – 3 ml setiap perangkap dan diulangi seminggu
20 sekali.
Proes pembuatan minyak selasih berlangsung selama 5 jam,
dari bahan baku sebanyak 10 kg dapat menghasilkan minyak
selasih antara 5 – 30 ml, hal ini tergantung dari jenis
selasih yang disuling serta umur tanaman selasih. Sedangkan
25 sisa air penyulingan setiap kali proses didapat sebanyak + 3
liter.
Upaya pembuatan minyak selasih di daerah Tomo tersebut
merupakan langkah awal dan masih perlu penyempurnaan terutama
pada alat penyulingan yang kapasitasnya masih sangat kecil
30 serta bahan baku yang masih terbatas sehingga hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan lokal saja.
Lamanya waktu daya tangkap minyak selasih dalam
menangkap populasi lalat buah pada perlakuan A mencapai 45
hari, perlakuan B, C, dan D mencapai 42 hari, sedangkan
35 perlakuan E, dan G mencapai 39 hari. Jika melihat dari
lamanya daya kerja minyak selasih tersebut sebaiknya
diaplikasi kembali setelah hati ke-24.
Total hasil tangkapan lalat buah pada penelitian
9

pengaruh berbagai dosis minyak selasih disajikan pada tabel 1


berikut.
Tabel 1. Total hasil tangkapan berdasarkan berbgai dosis
aplikasi.
5
Ulangan
Perlakuan 1 2 3 4 Total Rata-rata
A 473 455 214 477 1619 404.75 (e)
B 152 198 162 191 703 175.75 (c)
C 404 151 265 209 1029 257.25 (d)
D 155 133 667 52 1007 251.25 (d)
E 24 167 390 114 695 173.75 (c)
F 0 0 0 0 0 0 (a)
G 95 74 150 149 468 117 (b)
X1 X2 X3 X4 X
Total
1303 1178 1848 1192 5521

Keterangan :
A = Dosis Minyak Selasih 0,200 ml E = Dosis Minyak Selasih 0,100 ml
B = Dosis Minyak Selasih 0,175 ml F = Kontrol (air)
C = Dosis Minyak Selasih 0,150 ml G = Petrogenol 800 L, 0,125 ml (dosis standar)
D = Dosis Minyak Selasih 0,125 ml

Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan minyak


10 selasih ungu 0,100 ml per trap (merupakan dosis yang lebih
rendah dari Petrogenol 800 L ) dapat menangkap sejumlah lalat
buah yang lebih tinggi (173,75 ekor) dibanding dengan
penggunaan Petrogenol 800 L dosis standar 0,125 yang hanya
mampu menangkap sejumlah lalat buah 117 ekor. Sehingga minyak
15 selasih lebih unggul jika dibandingkan dengan Petrogenol 800
L merupakan jenis atraktan lalat buah yang beredar dipasaran.

Keunggulan daya tangkap minyak selasih


dibandingkan dengan jenis atraktan yang beredar
dipasaran hal ini walaupun minyak selasih hanya
mengandung metileugenol antara 64,5 – 74,5% namun
terdapat pula unsur lainnya yaitu eugonol, sineol,
linalol, terpineol, serta unsur-unsur lainnya yang
diperkirakan mempunyai daya kerja sinergis dapat
memperkuat daya kerja minyak selasih sebagai atraktan
lalat buah.
10

Pengunaan minyak selasih dan air suling selasih di


beberapa kawasan kebun manggga di Kecamatan Tomo, Kabupaten
5 Sumedang dan kawasan kebun mangga di Kabupatren Majalengka
telah dilakukan upaya pengendalian lalat buah dan hasilnya
mampu menangkap jutaan lalat buah dari spesies Bactrocera
dorsalis . Upaya pemasangan perangkap dilaksanakan secara
terorganisir oleh Regu Pengendali Hama (RPH) yang disebar di
10 areal kebun mangga sejak fase tanaman berbunga sampai panen
atau dimulai dari bulan Juni sampai Desember.
Pengendalian lalat buah dengan menggunakan atraktan
nabati minyak selasih dan air suling selasih dirasakan para
petani cukup efektif dapat menekan populasi lalat buah,
15 tetapi dengan catatan pelaksanaannya harus serempak dalam
satu kawasan yang luas dan terkoordinasi serta dipadukan
dengan teknik pengendalian lainnya diantaranya penerapan
sanitasi buah yang terserang, dengan cara mengumpulkan buah
yang jatuh dan dimasukan kedalam kantong pelastik selanjutnya
20 diikat untuk mematikan belatung lalatbuah yang ada dalam
kantong . Menurut ungkapan para petani di kelompok tani
yang telah menerapkan teknik di atas pada waktu sebelumnya
produksi mangga yang dihasilkan banyak yang teserang lalat
buah , baik pada waktu masih diareal kebun maupun di kios
25 pedagang, namun setelahnya diadakan gerakan pengendalian
lalat buah tingkat serangan lalat buah, resiko kerusakan
peoduksi dapat ditekan serta mampu menghasilkan produksi yang
cukup bersaing di pasaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya
nilai tawar yang relatif lebih tinggi disbanding produksi
30 mangga yang tidak dilakukan pengendalian.

Contoh:
10 kg tanaman selasih (bunga dan daun pucuknya)
dilayukan selama 1-2 malam, kemudian dimasukan ke dalam ketel
35 yang telah diisi air dipanaskan sampai mendidih terus-menerus
sampai terbentuk uap; uap dilairkan ke alat pengkondensasi
uap dan dihasilkan cairan yang mengandung minyak selasih yang
ditampung dalam bejana mempunyai keran dibagian bawahnya; air
11

dan minyak selasih akan terpisah sesuai dengan berat


jenisnya, air di bagian bawah dan minyak di bagian atas;
minyak dipisahkan dengan membuka keran dan mengalirkan airnya
sehingga tersisa minyak selasih; dari proses ini dapat
5 menghasilkan minyak selasih antara 5 – 30 ml, hal ini
tergantung dari jenis selasih yang disuling serta umur
tanaman selasih.

10

15

20

25

30
12

Klaim:
1. Suatu proses ekstraksi minyak tanaman selasih yang terdiri
dari tahap-tahap:
- mempersiapkan bahan baku berupa daun dan bunga tanaman
5 selasih;
- melayukan daun dan bunga selasih selama 1 – 2 malam;
- memasukkan daun dan bunga selasih yang telah dilayukan ke
dalam ketel penyulingan yang telah diisi air dan menutup
tutup ketel penyulingan dengan rapat;
10 - memanaskan ketel penyulingan yang berisi selasih hingga
mendidih dan menghasilkan uap terus menerus;
- mengalirkan uap yang dihasilkan dari ketel melalui pipa
ke ketel pendingin dan mengkondesasikan uap menjadi cairan
yang mengandung minyak selasih dan ditampung dalam bejana
15 yang memiliki kran dibagian bawahnya;
- memisahkan fase minyak selasih dan air sulingan
berdasarkan berat jenisnya dari bejana penampung;
- memindahkan minyak selasih yang tersisa dalam bejana
kedalam botol yang dapat ditutup rapat dan siap digunakan
20 sebagai zat pemikat lalat buah.

2. Proses ekstraksi minyak tanaman selasih sesuai dengan


klaim 1, dimana proses ini berlangsung selama 5 jam.

25 3. Proses ekstraksi minyak tanaman selasih sesuai dengan


klaim 1, dimana pemisahan fase minyak dan air suling
dilakukan dengan membuka keran bejana penampung sehingga
air mengalir dan tesisa minyak selasih.

30 4. Penggunaan minyak selasih untuk memikat lalat buah


Batrocera umbrosus dengan cara meneteskan minyak selasih
pada kapas sebanyak 0,1 – 0,2 ml dan diletakan ke dalam
botol perangkap.

35
13

Abstrak
PROSES EKSTRAKSI MINYAK SELASIH DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI
BAHAN PEMIKAT SERANGGA

5 Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi minyak


selasih dari tanaman selasih Ocimum sanctum L. Proses
ekstraksi minyak selasih terdiri dari tahap-tahap:
mempersiapkan bahan baku berupa daun dan bunga tanaman
selasih; melayukan daun dan bunga selasih selama 1 – 2 malam;
10 memasukkan daun dan bunga selasih yang telah dilayukan ke
dalam ketel penyulingan yang telah diisi air dan menutup
tutup ketel penyulingan dengan rapat; memanaskan ketel
penyulingan yang berisi selasih hingga mendidih dan
menghasilkan uap terus menerus; mengalirkan uap yang
15 dihasilkan dari ketel melalui pipa ke ketel pendingin dan
mengkondesasikan uap menjadi cairan yang mengandung minyak
selasih dan ditampung dalam bejana yang memiliki kran
dibagian bawahnya; memisahkan fase minyak selasih dan air
sulingan berdasarkan berat jenisnya dari bejana penampung;
20 memindahkan minyak selasih yang tersisa dalam bejana kedalam
botol yang dapat ditutup rapat dan siap digunakan sebagai zat
pemikat lalat buah..
Invensi ini bertujuan untuk menyediakan bahan pemikat
serangga alternatif yang alami.
25

Anda mungkin juga menyukai