Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT

KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN


PEMBUATAN PELET IKAN PATIN DI PALAS,
KECAMATAN RUMBAI, PEKANBARU
(BLOK 22)

LAPORAN KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN

Oleh:

Helvika Rismawati 1708111026


Dinda Aznul Fitra 1708111322
Alsadila Nurshafiera 1708113688
Ashifa Mardhatillah 1708113696
Istiana Hayati 1708113697
Muhammad Irfan Nizam 1708113726
Vina Alwindi 1708155022
Muhammad Wiranata Diradja 1708155040
Meisya Putri Lutfiska 1708122226
Yolanda Qonita Salihat 1708155061

Instruktur: Fifia Chandra, SKM, MKM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSTIAS RIAU
PEKANBARU, Desember 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan blok
masalah kesehatan kerja, lingkungan, dan perbatasan yang berjudul “Laporan
Kebisingan dan Pencahayaan di Pembuatan Pelet Ikan Patin”. Laporan ini
diajukan sebagai pemenuhan salah satu kegiatan Skill Lab dalam Blok
Kesehatan Lingkungan, Kerja, dan Perbatasan tahun 2020.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ijal selaku pekerja di


pembuatan pelet yang telah berpartisipasi aktif dan membantu kami
mendapatkan informasi dan mengizinkan diadakan kegiatan ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Fifia Chandra, SKM,
MKM yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini,


namun kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan lebih lanjut.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan penambahan wawasan dalam bidang kedokteran dan
kesehatan masyarakat.

Pekanbaru, 26 Desember 2020

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

A. Tujuan ..................................................................................................1
B. Dasar Teori...........................................................................................1
C. Bahan dan Alat kerja.............................................................................3
D. Cara Kerja.............................................................................................3
E. Hasil......................................................................................................4
F. Interpretasi..........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

PAGE \* MERGEFORMAT iii


A. Tujuan Pratikum

Tujuan dari pratikum penilaian kebisingan dan pencahayaan adalah


untuk menilai kebisingan dan pencahayaan yang ada di pabrik
pembuatan pelet di Palas. Tujuan lainnya adalah:

- Mengidentifikasi bahaya kebisingan di tempat kerja


- Menilai risiko dan bahaya kebisingan tersebut
- Merencanakan pengendalian bahaya kebisingan di tempat kerja
- Menentukan Medical Surveilance terhadap pekerja yang terpapar
kebisingan

B. Dasar Teori

Bunyi yang ada di tempat kerja dapat berubah menjadi berbahaya (O


ccupational Hazard) jika bunyi tersebut dirasa sudah menggangu pekerja
baik secara fisik ataupun psikis. Menurut Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan kerja, kebisingan yang terjadi ditempat kerja
merupakan semua bunyi yang terjadi akibat dari adanya kegiatan alat
atau mesin yang melakukan produksi. Maka dapat disimpulkan bahwa
kebisingan adalah bunyi yang tidak diingankan dan mengganggu
kesehatan terutama pendengaran.

National Institute of Occupational Safety & Health (NIOSH) menyatakan


bahwa nilai paparan kebisingan yang direkomendasikan adalah 85 dB pada 8
jam waktu kerja. Intensitas kebisingan yang melampaui nilai tersebut dianggap
sebagai suatu hal yang membahayakan bagi kesehatan pekerja.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Tabel 1.1 Nilai Ambang Batas Kebisingan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan N0. 70 Tahun 2016

Selain kebisingan, intensitas pencahayaan juga merupakan salah


satu faktor fisik yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Pencahayaan adalah sejumlah cahaya yang jatuh dalam
sebuah bidang permukaan. Pencahayaan dibagi menjadi dua macam,
yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Sumber
pencahayaan alami berasal dari alam, contohnya matahari dan bintang.
Sedangkan sumber pencahayaan buatan berasal dari selain cahaya
alami, contohnya lampu listrik, lampuk minyak tanah, lampu gas dan
lainnya. Nilai Ambang Batas (NAB) pencahayaan menurut PERMENKES
No.70 tahun 2016 di dalam gedung berdasarkan jenis industri yaitu
kegiatan industri dan kerajinan – pangan di bagian Pemilahan dan
pencucian produk, penggilingan, penyampuran, pengemasan bahwa
standar minimal pencahayaan adalah 300 lux.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
C. Bahan dan Alat Kerja

Alat untuk mengukur kebisingan adalah Sound Level Meter, alat ini
digunakan untuk mengukur kebisingan, suara yang tidak dikehendaki,
atau yang dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Biasanya alat ini
digunakan di lingkungan kerja seperti industri, penerbangan dan
sebagainya. Sound Level Meter memiliki fungsi untuk mengukur
kebisingan antara 30-130 dBA dari frekuensi antara 20-20.000 Hz. Pada
kegiatan pengukuran kebisingan pada pembuatan pelet ikan patin ini
kami menggunakan aplikasi Meter Kebisingan pada handphone.

Alat yang digunakan dalam mengukur besarnya intensitas cahaya di


suatu tempat adalah Lux Meter, prinsip kerja alat ini mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik menjadi arus listrik kemudian diubah
menjadi angka dan ditampilkan pada LED. Pada kegiatan identifikasi ini
kami menggunakan aplikasi Lux meter pada handphone.

D. Cara Kerja

Cara penggunaan aplikasi Meter Kebisingan :

1. Buka aplikasi Meter Kebisingan pada handphone.


2. Bawa handphone ke titik pengukuran kebisingan
3. Aplikasi otomatis mengukur kebisingan dengan menampilkan grafik
kebisingan dan keterangan waktu.

Cara penggunaan Lux Meter :

1. Buka aplikasi Lux Meter pada handphone


2. Bawa handphone ke titik pengukuran pencahayaan
3. Aplikasi otomatis mengukur pencahayaan dengan menampilkan hasil
pengukuran
4. Baca hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil

PAGE \* MERGEFORMAT 1
E. Hasil

1. Hasil penilaian kebisingan menggunakan aplikasi Meter Kebisingan:

Nama perusahaan: Pembuatan pelet ikan patin

Jenis perusahaan : Pakan ikan patin

Alamat : Palas

Jumlah tenaga kerja : 1 orang

Tanggal sampling : 26 Desember 2020

Petugas : Kelompok 12

Gambar 1 Denah ruangan pembuatan pelet

Setelah dilakukan pengamatan di ruangan pembuatan pelet berikut


ditemukan titik berdiri yang biasa digunakan pekerja untuk bekerja.

1 2 4

3 5

Keterangan

: Rumah Pak Ijal

: Titik Berdiri

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Titik berdiri 1: Tempat menghidupkan mesin

Titik berdiri 2 : Tempat memasukkan bahan untuk membuat pelet kedalam

mesin

Titik berdiri 3: Tempat sementara pelet yang sudah jadi

Titik berdiri 4: Tempat mencampurkan bahan-bahan pembuat pelet ( ikan asin,


dedak)

Titik berdiri 5: Tempat penyimpanan dedak

Titik berdiri 6: Tempat penyimpanan ikan asin

Titik berdiri 7: Tempat pelet yang sudah jadi untuk di berikan ke ikan-ikan
patin

Tabel 1 Nilai pengukuran kebisingan:

Setelah dilakukan pengukuran di tujuh titik tempat pekerja berdiri


didapatkn hasil pengukuran kebisingan sebagai berikut:

Titik Intesitas Pada Kebisingan Umum Leq


Berdiri

1 110 113 107 110 dBA

2 99 104 107 103,3 dBA

Titik Intesitas Pada Kebisingan Umum Leq

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Berdiri

3 94 96 94 94,6 dBA

4 87 89 88 88 dBA

5 77 76 78 77 dBA

6 89 94 87 90 dBA

7 75 80 77 77,3 dBA

Titik Intesitas Pada Kebisingan Umum Leq


Berdiri

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Rumah 84 84 82 83,3 dBA
Pak Ijal

2. Hasil nilai pencahayaan Lux Meter

Nama perusahaan: Pembuatan pelet ikan patin

Jenis perusahaan : Pakan ikan patin

Alamat : Palas

Jumlah tenaga kerja : 1 orang

Tanggal pengukuran : 26 Desember 2020

Jenis Lampu : Cahaya matahari

Petugas : Kelompok 12

Gambar 2 Denah ruangan pembuatan pelet

Setelah dilakukan pengamatan di ruangan pembuatan pelet berikut


ditemukan titik berdiri yang biasa digunakan pekerja untuk bekerja.

1 2 4

5
3

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Keterangan

: T : Titik Berdiri

Titik berdiri 1: Tempat menghidupkan mesin

Titik berdiri 2: Tempat memasukkan bahan untuk membuat pelet kedalam


mesin

Titik berdiri 3: Tempat sementara pelet yang sudah jadi

Titik berdiri 4: Tempat mencampurkan bahan-bahan pembuat pelet ( ikan asin,


dedak)

Titik berdiri 5: Tempat penyimpanan dedak

Titik berdiri 6: Tempat penyimpanan ikan asin

Titik berdiri 7: Tempat pelet yang sudah jadi untuk di berikan ke ikan-ikan
patin

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Tabel 2 Nilai pegukuran pencahayaan:

Setelah dilakukan pengukuran di tujuh titik tempat pekerja berdiri didapatkn hasil pengukuran pencahayaan sebagai berikut:

Titik Hasil (lux) Rata-rata


Berdiri
Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III

1 2253 3168 2910 2777

2 142 141 146 143

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Titik Hasil (lux) Rata-rata
Berdiri
Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III

4 123 124 122 123

5 75 99 88 87,3

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Titik Hasil (lux) Rata-rata
Berdiri

Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III

7 170 154 161 161,6

PAGE \* MERGEFORMAT 1
F. Intepretasi

Berdasarkan hasil penilaian kebisingan di titik berdiri:

1 = 110 dBA

2 = 103,3 dBA

3 = 94,6 dBA

4 = 88 dBA

6 = 90 dBA

Rumah Pak Ijal = 83,3 dBA

Artinya titik tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan,
harus diperhatikan berapa lama boleh terpajan dalam sehari. Sedangkan untuk
titik 5 = 77 dBA dan 7 = 73 dBA , titik tersebut berada di bawah Nilai Ambang
Batas (NAB) kebisingan

Berdasarkan hasil penilaian pencahayaan di titik 1 yaitu 2777 lux, artinya


nilai tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB), sedangkan untuk titik
yang lainnya berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat kebisingan dan pencahayaan di tempat pembuatan
pelet berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB). Berdasarkan hasil pratikum ini,
diharapkan dapat membantu dalam mengevaluasi tempat pembuatan pelet di
Palas.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Daftar Pustaka

1. Zuhra Fatin. Pengaruh Kebisingan Terhadap Status Pendengaran Pekerja Di


PT. KIA Keramik Mas Plant Gresik. [Skripsi]. Universitas Airlangga. 2019
2. Manullang A.L.E. Bakhtiar A. Handayani N.U. evaluasi Pencahayaan,
Kebisingan, Temperatur, dan Getaran Pada Line 3 PT South Pasific Viscose.
Industrial Engineering Online Journal. 2016; 4 (3).

PAGE \* MERGEFORMAT 14
PAGE \* MERGEFORMAT 14

Anda mungkin juga menyukai