Anda di halaman 1dari 6

Meneguhkan Spiritualitas Perilaku Utama Alhamdulillah, puji dan syukur ke haribaan Allah SwT atas

segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga pada


hari ini kita kaum Muslimin dapat menunaikan Shalat Idul
Fitri. Kita kumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih
sebagai wujud syukur atas hidayah Allah swt
.Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah
Idul Fitri bermakna ”Hari Raya Berbuka Puasa.” Setelah
berpuasa di bulan ramadhan maka pada 1 syawal semua
yang dilarang itu menjadi halal kembali. Kita dibolehkan
makan, minum, dan pemenuhan kebutuhan biologis
sebagaimana mestinya. Kendati dihalalkan, seyogyanya
pemenuhan hasrat alamiah itu dilakukan secara baik dan
tidak berlebihan. Sebab apalah artinya berpuasa
manakala tidak melahirkan perubahan perilaku yang
terkendali

Idul Fitri bagi kalangan umat Islam di tanah air sering


dimaknai sebagai “Hari Raya Fithrah”, yakni menepati jiwa
yang suci. Pada hari Idul Fitri umat Muslim diwajibkan
menunaikan zakat fitrah yang mengandung arti
menyucikan jiwa dengan berzakat sebagai ikhtiar
“memberi makan untuk orang miskin dan penyucian diri
bagi mereka yang berpuasa”

Dalam Al-Qur'an proses penyucian diri dikaitkan dengan


mengembalikan diri pada jiwa yang taqwa dan fitri
Pemaknaan ini mengandung relasi dengan firman Allah
dalam Qur'an, yang artinya “Sungguh beruntunglah orang
yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang
mengotorinya,”
Karenanya, mari kita rawat jiwa fitrah itu agar tetap bening kemaslahatan hidup bagi diri dan lingkungannya. Orang
di hati dan indah dalam perbuatan. Boleh jadi setelah bertaqwa memiliki perisai diri yang kokoh. Mereka tidak
waktu berlalu masih terdapat paradoks perilaku. Qalbu akan jahat dan berbuat kemunkaran meskipun ada
yang semestinya dijaga agar tetap bersih dari dosa, dalam peluang. Manakala menjadi pemimpin dan elite negeri,
praktiknya tergoda oleh hal-hal tercela. Lisan yang mereka jujur dan amanah, serta berkomitmen kuat untuk
seharusnya terjaga masih memproduksi ujaran-ujaran menyejahterakan rakyat dan membangun negara menjadi
tidak berguna. Sementara sikap-tindak sehari-hari jauh Baldatun Thayyibatun waRabbun Ghafur.
panggang dari api.
Jika puasa diproyeksikan untuk membentuk perangai yang
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah. utama seperti itu, maka shiyamu-Ramadhan akan menjadi
mi’raj ruhaniah; yakni proses naik tangga spiritual ke
Tujuan berpuasa ialah terbentuknya insan bertaqwa
puncak tertinggi selaku insan muttaqin menuju
pertama dari “la’alakum tattaqun” dikaitkan langsung terwujudnya keadaban utama dalam kehidupan pribadi,
dengan fungsi puasa. Bahwa setiap Muslim harus keluarga, masyarakat, dan kemanusiaan.
“berhati-hati, waspada, dan menahan diri. Secara filosofis
Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!
agar setiap muslim mampu mengendalikan diri terhadap Pasca Ramadhan dan Idul Fitri umat Muslim di negeri ini
segala pesona dunia, serta menjadikan dunia sebagai dapat menyebarkan energi positif dalam membangun
jalan lurus menuju akhirat. keadaban diri dan lingkungan sosial yang yang utama.
Bangunlah perilaku individu dan sosial yang membuahkan
Makna yang kedua ialah puasa “membentuk diri insan kebaikan, kedamaian, permaafan, ketulusan, solidaritas
bertaqwa” sebagaimana pandangan banyak mufasir. sosial, serta hubungan antar sesama yang saling
Bahwa selama sebulan lamanya dan sesudahnya mereka menebarkan adil dan ihsan. Kita sungguh prihatin dengan
yang berpuasa terus menggembleng diri sehingga rusaknya hubungan sosial di tubuh bangsa ini. Sebagian
menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa, yakni sosok insan orang di negeri ini karena soal-soal sepele tidak jarang
berbuat kekerasan dan anarkhi. Melalui media sosial
beriman dan beramal kebajikan yang utama
bahkan lahir ujaran-ujaran yang kotor,buruk, tidak patut,
orang-orang bertakwa itu memiliki hubungan dengan Allah serta menyebarkan kebencian dan permusuhan.
dan hubungan dengan manusia yang baik dan harmoni. Kehidupan sosial pun masih diwarnai penyimpangan
perilaku. Masyarakat kita saat ini tengah diancam oleh
Mereka berjiwa bersih, jujur dan amanah, cerdas dan
ganasnya narkoba, miras, kejahatan seksual, dan
berkemajuan, serta bertindak serba positif yang membawa pengaruh buruk teknologi elektronik yang menjadi beban
berat bangsa. Sebagian orang dengan mudah
melenyapkan nyawa sesama seolah harga manusia begitu Jama’ah Idul Fitri Rahimakumullah!
murah. Ruang publik serba bebas sehingga atasnama Puasa dan Idul Fitri bagi umat Islam harus menjadi
demokrasi dan hak asasi manusia tidak sedikit yang washilah atau jalan meneguhkan keberagamaan yang fitri
berbuat sekehendaknya dan melanggar norma-norma atau hanif setiap Muslim menjadi insan yang beragama
moral dan agama. Dunia anak-anak dan perempuan tidak secara bersih dan lurus, karena jiwanya sepenuhnya lurus
bebas dari ancaman sosial. Padahal, anak adalah bertauhid kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
permata hati keluarga dan tunas generasi yang akan Karennya, beragama atau berislam pun dijalaninya
menentukan nasib bangsa ke depan. Perempuan dengan kesejatian, yakni menembus hakikat atau esensi
merupakan pilar penting bangsa, yang semestinya dan tidak berhenti pada kulit luar atau syariat belaka. Jika
memperoleh perlakuan adil dan bermartabat sebagaimana setiap Muslim menjalankan Islam dengan konsisten
Allah dan Rasul memuliakannya selaku insan fii ahsani seperti itu, maka Islam akan terwujud sebagai pedoman
takwim. Karenanya, pasca Ramadhan dan Idul Fitri perlu hidup yang utuh dan menyeluruh dalam kehidupan pribadi,
dikembangkan keadaban perilaku dan relasi sosial yang keluarga, masyarakat, bangsa, dan kehidupan semesta.
utama. Keadaban yang berbasis akhlaqulkarimah yang Jika manusia beragama dengan bersih, maka akan lurus
mengedepankan sikap hidup yang benar, baik, serta hidupnya semata karena Allah, serta tidak akan bersekutu
menjauhi perilaku yang salah, dan tidak patut berdasarkan dengan apapun. Dia tidak akan mendewakan ego diri,
nilai-nilai luhur agama dan kearifan budaya kita. Manusia
kelompok, golongan, dan segala atributnya Mereka tidak
beriman pasca puasa dan Idul Fitri harus berhasil
menampilkan perilaku mulia. Mulia dalam berpikir, akan merasa diri paling suci dan Islami dalam beragama,.
berkata, bersikap, dan bertindak baik untuk diri sendiri Ketulusan orang beragama juga akan dibuktikan dalam
maupun untuk sesama dan lingkungan semesta. Jadilah kelurusan konsistensi antara kata dan laku. Ketika agama
insan mulia sebagaimana Allah Yang Maha Rahman dan mengajarkan damai, maka dirinya menjadi pendamai
Rahim menciptakan manusia dalam martabat yang luhur kehidupan. Ikhlas menegakkan damai ketika kemarahan
sebagaimana firmannya diri dan umatnya membara. Damai dan toleran diuji tatkala
       keberbedaan menjadi ganjalan yang perlu dibingkai
     dengan jiwa ukhuwah dan tasamuh. Buktikan bahwa kita
      sesama Muslim dan dengan umat yang lain dapat hidup
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami dengan baik, damai, dan saling menghormati secara tulus
beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan menebar semangat beragama yang rahmatan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas lil-’alamin. Beragama yang ikhlas akan membebaskan diri
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. dari sangkar-besi kejumudan, keangkuhan, nifaq, dan
kenaifan. Beragama yang fitri dan hanif buah dari puasa telah susah payah melahirkan kita kedunia ini. Ia adalah
justru dibuktikan dalam seluruh denyut nadi kehidupannya sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita
secara nyata dan konsisten sebagaimana perintah Allah ke surga Allah yang abadi. Sudahkah kita meraih
dalam Alquran tangannya yang sudah semakin lemah termakan hari? Ya
Allah berilah kesehatan dan keberkahan pada orang tua
       kami. Jadikanlah kami anak-anak yang berbakti dan tahu
       berbalas budi. Kita perlu sadari, sesukses apapun kita tak
     kan lepas dari doa orang tua. Sebanyak apapun materi
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu yang kita miliki tak kan bisa membalas jasa-jasa mereka.
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat Ridha orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita.
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan Sebaliknya kemarahannya adalah merupakan sebuah
apa-apa yang tidak kamu kerjakan. bencana dalam kehidupan kita.

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri
rahimakumullah, rahimakumullah,

Mari kita saling memaafkan dan peka terhadap Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang dapat saya sampaikan.
penderitaan orang lain tentunya tidak boleh sampai Semoga dapat memberikan kemanfaatan. Dan marilah kita
melupakan kepekaan pada orang yang ada dekat di berdoa, semoga ibadah yang kita lakukan di Bulan
sekitar kita. Terlebih sosok yang paling berjasa dalam Ramadhan diterima Allah SWT dan mendapatkan
kehidupan kita yaitu orang tua kita. Dalam ajaran agama, ganjaran. Semoga semua dosa kita kepada Allah dan dosa
orang tua adalah sosok yang mulia dan harus kita hormati kepada sesama akan mendapatkan ampunan. Mari saling
serta sayangi selamanya. Kita harus memperlakukan memaafkan dan raih keberkahan, sehingga kita akan
mereka dengan baik karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di menjadi insan yang kembali suci mendapatkan
dunia. Bagi mereka yang orang tuanya sudah meninggal kemenangan, "Ja'alana-Llâhu minal 'âidîn wal fâizîn"
dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan doa kepada yang senantiasa menjadi sebuah doa dan harapan.
kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal
ibadahnya diterima di sisi-Nya. Bagi yang orang tuanya
masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita,
jagalah dan kunjungilah mereka. Terlebih sosok ibu yang

Anda mungkin juga menyukai