Anda di halaman 1dari 8

[Penerapan

Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan


May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

Penerapan Ruhul Islam,


Dalam upaya Pembinaan dan Pengembangan
RSI Ibnu Sina Yarsi Sumbar,
melalui Penguatan Akidah dan Ibadah
Oleh : H. Mas’oed Abidin

I. Insyaallah kita memahami sesungguhnya bahwa bekal utama dalam


hidup, adalah keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT dan hidup
masyarakat memakaikan akhlaqul karimah.
Dakwah Agama Islam mengajarkan syari’at agama Islam yang shahih dalam
menguatkan perilaku berakhlaq sesuai risalah Rasulullah SAW , serta tetap
menjaga agar lingkungan tertata dengan nilai-nilai tamadun yang terikat kuat
dengan penghayatan Islam. Disinilah letak peran Ruhul Islam secara krusial.
Sikap jiwa (mental attitude) dari masyarakat kita – khususnya di Sumatera
Barat , sedari masa lalu, dan mesih tetap terjaga sampai kini – adalah selalu
tertuntun oleh akhlak, sesuai bimbingan ajaran Islam, dalam ungkapan "syara'
mamutuih, Adat memakai !".
Nilai-nilai tamaddun ini, menjadi pegangan hidup yang positif. Maka Ruhul Islam
adalah identitas (sibghah) atau ciri khas dari sebuah lembaga Islam di daerah ini,
terutama lembaga pelayanan keperluan masyarakat seperti Rumah Sakit Ibnu Sina
Yarsi Sumbar ini.
Nilai nilai syari’at dan tamaddun yang sudah mengakar di tengah masyarakat
itu akan mendorong dan merangsang -- menjadi force of motivation --, bahkan
menjadi penggerak – dan/atau mendinamiseer – semua kegiatan masyarakat,
termasuk sifat dan kebiasaan-kebiasaan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan
meliputi bidang ekonomis, menghindari pemborosan, kebiasaan menyimpan, hidup
berhemat, memelihara modal supaya jangan hancur, melihat jauh kedepan, serta
interaksi atau silaturahim dengan massyarakat kelilingnya. Sikap jiwa yang baik itu
sesungguhnya lahir dari pemahaman syari’at agama Islam atau memiliki
Ruhul Islam yang masuk ke dalam budaya dan kehidupan bermasyarakat di
Sumatera Barat. Dan ini adalah kekuatan besar dari kekayaan budaya masyarakat
yang tidak ternilai besarnya. Ini juga menjadi harapan harapan pencapaian dalam
keberhasilan embanan tugas pelayanan masyarakat di daerah ini.
II. Generasi anak bangsa ini mesti menjauhkan diri dari perilaku yang
dimarahi Allah. Berperangai bebas tanpa arah akan mengundang musibah
dalam kehidupan. Mengerjakan yang diwajibkan dan meninggalkan yang
dilarang berarti berupaya menjauhkan diri dari kemaksiatan.

H. Mas’oed Abidin
1
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

Mengatasi problematika sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara,


diantaranya ; a). Melakukan tazkiyah nafs dengan teratur dalam manhaj suffiyah,
b). Memantapkan iman, tauhid uluhiyah, c). Melaksanakan Ibadah yang teratur,
sebagai perwujudan tauhid rububiyah, d). Melakukan Wirid yang
berkesinambungan, e). Shalat berjamaah, dan ibadah sunat yang teratur, seperti
qiyamullail, shaum, dan lainnya, f). Melakukan interaksi intensif (silaturahim yang
terjaga) ditengah masyarakat. Semua pengupayaan ini akan menjadi kekuatan
untuk mengantisipasi berkembangnya maksiat.
Pergeseran budaya itu terjadi ketika mengabaikan nilai-nilai agama.
Pengabaian nilai-nilai agama, menumbuhkan penyakit social yang kronis, karena
aqidah tauhid melemah – yang menjadi penyebab lahirnya perilaku tidak
mencerminkan akhlak Islami, serta suka melalaikan ibadah.
Kelemahan dalam meujudkan misi dakwah umumnya datang tersebab
pembinaan akhlak sering tercecerkan. Pendidikan yang mengedepankan
Ruhul Islam sudah hampir tiada. Peran pendidikan agama dan pemeliharaan
ibadah juga melemah. Pendidikan akhlak dan budi pekerti berdasarkan perinsip
perinsip syari’at agama Islam yang mewarnai kehidupan budaya masyarakat
menjadi kabur. Padahal Janji Allah SWT sangat jelas dan tepat, ” apabila penduduk
negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi
“.
Kita memerlukan generasi yang handal, dengan beberapa sikap berakhlak,
berpegang pada nilai-nilai iman dan taqwa, memiliki daya kreatif dan innovatif,
menjalin kerja sama berdisiplin, kritis dan dinamis, memiliki vitalitas tinggi, tidak
mudah terbawa arus, sanggup menghadapi realita baru di era kesejagatan.
Memahami nilai-nilai budaya luhur, punya makna jati diri yang jelas,
menjaga martabat, patuh dan taat beragama, menjadi agen perubahan, dengan
motivasi yang bergantung kepada Allah, mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam
sebagai kekuatan spritual, dinamis dalam mewujudkan sebuah kemajuan
fisik-material, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
III. Bagi setiap orang yang secara serius ingin berjuang di bidang
pembangunan masyarakat -- terutama di Sumatera Barat, dengan
tamaddun Minangkabau -- pasti akan menemui satu iklim (mental climate)
yang subur, yakni ada kekuatan agama, tamadun, budaya, adat istiadat, dan
budi bahasa yang baik.
Satu realita objektif adalah ; Siapa yang paling banyak menyelesaikan
persoalan masyarakat , pasti akan berpeluang banyak mengatur masyarakat.
Beberapa model perlu dikembangkan di dalam pembinaan Ruhul Islam
diantaranya ; pemurnian wawasan fikir, mempertajam kekuatan zikir, penajaman
visi akhlak banagari, mengembangkan keteladanan uswah hasanah, sabar, benar,

H. Mas’oed Abidin
2
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

memupuk rasa kasih sayang, pendalaman spiritual religi. Bila itu ada, Insyaallah
kendala atau tantangan perubahan zaman dapat diatasi.
Pengendali kemajuan sebenarnya adalah agama dan akhlak mulia yang
mewarnai budaya bangsa. Budaya atau tamaddun bangsa yang selama ini telah
berlaku turun temurun dalam masyarakat kita di Sumatera Barat – Minangkabau
dengan tamaddun ABSSBK – adalah hidup santun dan sopan sesuai bimbingan adat
dan agama Islam.
Tercerabutnya agama dari diri masyarakat -- di Sumatera Barat atau
hilangnya adat istiadat Minangkabau berdasarkan syari’at agama Islam --,
berakibat besar kepada perubahan perilaku dan tatanan masyarakatnya.
Hal ini disebabkan, karena "adatnya bersendi syarak, syaraknya bersendi
kitabullah" dan "syarak mangato (=memerintahkan) maka adat mamakai
(=melaksanakan)" . Akibatnya, akan ditemui maraknya penyakit masyarakat
(pekat, tuak, arak, judi, dadah, pergaulan bebas di kalangan kaula muda, narkoba,
tindakan kriminal dan anarkis), yang merusak tatanan keamanan, maka dirasakan
adalah prinsip ABS-SBK menjadi kabur.
Peranan pendidikan Ruhul Islam sejak dulu adalah membawa umat kepada
keadaan yang lebih baik, kokoh aqidah, qanaah, istiqamah, berilmu pengetahuan,
mencintai nagari, matang dengan visi dan misi Islam, memelihara kebersamaan
dan gotong royong, berkualitas dengan iman dan hikmah, amar maktruf dan
nahyun ‘anil munkar, research oriented, professional, berteraskan iman dan ilmu
pengetahuan, mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat. Jiko mangaji
dari alif, Jiko naiak dari janjang, Jikok turun dari tango, Jiko babilang dari
aso, artinya hidup berperaturan.
IV. Dalam gerakan "membangun kehidupan masyarakat yang beragama
Islam secara shahih”, tidak dapat tidak, setiap peribadi akan menjadi
pengikat dalam membentuk masyarakat yang lebih kuat, sehingga merupakan
kekuatan sosial yang efektif, dengan kekuatan persaudaraan.
Pemasyarakatan budaya dalam keseharian sesuai syari’at Islam, mesti
bersandar kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul. Maka pembinaan dan
pelayanan masyarakat oleh siapa saja harus bertujuan kepada mencapai derajat
pribadi taqwa, dalam hubungan hidup bermasyarakat sesuai tuntunan syariat
Agama Islam. Mamutieh cando riak danau, tampak nan dari muko-muko, Batahun-
tahun dalam lunau, namun nan intan bakilek juo.
Mengakarkan nilai nilai Ruhul Islam kedalam kehidupan masyarakat
atau kelompok di Sumatera Barat -- Minangkabau -- adalah dengan
kemestian memiliki ilmu dengan akidah tauhid yang jelas. Generasi pelanjut
Yarsi mestinya dinamik yang tumbuh dengan kejelian akal fikir disertai kejernihan
budi pekerti. “Pucuak pauah sadang tajelo, Panjuluak bungo galundi, Nak jauh

H. Mas’oed Abidin
3
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

silang sangketo, Pahaluih baso juo basi. Anjalai tumbuah di munggu, Sugi-sugi di
rumpun padi, Nak pandai sungguah baguru, Nak tinggi naiak-kan budi.”
Filosofi Hidup bermasyarakat mesti diberi ruh oleh Islam. Kekuatan
hubungan ruhaniyah (spiritual emosional) dengan basis iman dan taqwa akan
memberikan ketahanan bagi umat. Hubungan ruhaniyah, lebih lama bertahan
daripada hubungan struktural fungsional.
Prinsip-prinsip Kepemimpinan Rasulullah harus masuk ke dalam seluruh
kehidupan secara komprehensif dan akan berlaku universal, yang dijabarkan
dengan kebersamaan, gotong royong, sahino samalu, kekerabatan, dan
penghormatan sesama, atau barek sapikue ringan sajinijing, yang menjadi kekuatan
di dalam incorporated social responsibility. Kekusutan dalam masyarakat
diatasi dengan komunikasi. Persoalan perilaku harus mendapatkan porsi yang
besar. Diperlukan sosialisasi nilai-nilai Islam masuk ke dalam budaya kerja.
Kekekrabatan dijaga dengan satu sistem pandangan cinta dalam kegiatan
membangun yang dipersamakan, dengan landasan mencari redha Allah..
V. Kekuatan Umat ada pada jati dirinya. Shabar dan syukur adalah bukti
nyata dari jiwa yang sadar beragama dan beriman tauhid. Disinilah letak
kekuatan umat itu. Sabda Rasulullah SAW tentang sibghah orang Muslim itu
diantaranya ;

‫ه‬ َ َ ‫ة احتسب و صبر و إ‬ َ َ ‫عَجبت ل ِل ْمسل ِم إ‬


ُ َ ‫صاب‬
َ ‫ذا أ‬ ِ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ٌ َ ‫صي ْب‬ ِ ‫م‬ُ ‫ه‬ ُ ْ ‫صاب َت‬َ ‫ذا أ‬ ِ ِ ْ ُ ُ ْ ِ
‫حّتى‬َ ‫يٍء‬ْ ‫ش‬ َ ‫ل‬ ّ ‫يك‬ َ ْ‫م ي ُؤ‬
ِ ‫جُر ف‬ َ ِ ‫سل‬
ْ ‫م‬ُ ‫ن ْال‬ ّ ِ ‫ إ‬،‫شك ََر‬ َ َ‫ه و‬ َ ‫مد َ الل‬ ِ ‫ح‬
َ ‫خي ٌْر‬
َ
)‫ )دددد دددددد دد دددد‬.‫ه‬ ِ ْ ‫ى فِي‬ َ ‫ي اّللْق‬
َ ‫مةِ ي َْرفَعَُها ِإل‬ ِ ‫ف‬
Aku kagum kepada orang Islam, apabila ditimpa cobaan, dia ikhlas dan
sabar, sebaliknya apabila memperoleh kebaikan, dia memuji Allah dan
bersyukur. Sesungguhnya orang Islam itu diberi pahala dalam segala hal,
bahkan berkenaan dengan suap yang diangkatnya ke mulutnya. (HR.
Baihaqi dari Sa’id).
Pengikut hawa nafsu, adalah kelompok manusia yang tidak mempunyai jiwa
yang sadar. Karena itu mereka akan Suka melanggar hukum, Bersifat ghaflah =
lalai, dan selalu berbuat Maksiat.
ْ
‫ن‬ ٌ ‫م قُُلو‬
َ ‫ب ل ي َْفَقُهو‬ ْ ُ‫س ل َه‬
ِ ْ ‫ن َوال ِن‬ ِ ْ ‫ن ال‬
ّ ‫ج‬ ِ ‫م ك َِثيًرا‬
َ ‫م‬ َ ِ ‫وَل ََقد ْ ذ ََرأَنا ل‬
َ ّ ‫جهَن‬
‫ب َِها‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah).

H. Mas’oed Abidin
4
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

Mengaplikasi peringatan ini, maka peranan Pendidikan Surau menjadi sangat


signifikan membangun dan mendidik generasi bersih, beriman dan dinamik. Hal
tersebut dapat dicapai dengan silabus pendidikan dan pemahaman agama yang
benar. melalui pendidikan surau (halaqah), diharapkan terbinanya peribadi muslim
yang kaffah (sempurna). Masyarakat keliling (lingkungan) akan memahami,
meyakini, dan menerapkan aqidah iman yang istiqamah, konsisten menjauhi
perbuatan dosa dan maksiat.
VI. Akhlak adalah konsep perangai dari Khalik. Akhlak adalah jembatan makhluk
dengan Khaliknya. Hidup tidak berakhlak menjadikan kehidupan tidak akan
bermanfaat, serta di akhirat merugi. Akhlaq, meliputi akhlaq kepada Allah,
kepada tetangga, sama besar, lebih muda, kepada lawan jenis, berbeda agama,
lingkungan, guru, orang lebih tua, dan kepada ibu bapa.
َ َ َ
‫ه‬
ُ ‫م‬َ ّ ‫ن ي ُعَل‬
ْ ‫ وَ أ‬،‫ه‬
ُ َ ‫ه وَ أد َب‬
ُ ‫م‬ َ ‫س‬
ْ ‫نا‬ َ ‫س‬
ِ ‫ح‬ْ ُ‫ن ي‬ ْ ‫ى َوال ِدِهِ أ‬ َ ‫عل‬َ ِ‫حقّ الوَل َد‬ َ
َ َ
ْ ‫ وَ أ‬،‫ه إ ِل ّ ط َي ًّبا‬
‫ن‬ ُ َ‫ن ل َ ي َْرُزق‬ْ ‫ وَ أ‬،‫ة‬ َ َ ‫ماي‬َ ‫ة وَ الّر‬َ ‫ح‬َ ‫سَبا‬
ّ ‫ة وَ ال‬ َ َ ‫ال ْك َِتاب‬
)‫ )دددد دددددد‬.‫ك‬ َ ‫ذا أ َد َْر‬
َ ِ‫ه إ‬ُ ‫ج‬َ ّ‫ي َُزو‬
Kewajiban ayah kepada anaknya, supaya memberinya nama yang baik dan
pendidikan budi pekerti yang baik, mengajarnya tulis baca, berenang dan
memanah (keterampilan dan kemampuan membela diri dan bela wathani),
memberinya makanan yang baik dan mengawinkannya apabila telah
dewasa. (HR. Hakim).

َ َ‫جاه‬
َ ِ ‫ك وَ إ‬
‫ذا‬ َ ُ ‫جد ْهُ ت‬ِ َ‫ه ت‬
َ ‫ظ الل‬ ِ ‫حَف‬ ْ ِ ‫ ا‬،‫ك‬ َ ْ ‫حَفظ‬
ْ َ‫ه ي‬ َ ‫ظ الل‬
ِ ‫حَف‬ ُ َ ‫يا َ غُل‬
ْ ‫ ا‬:‫م‬
َ ‫ك َفاسأ‬ َ َ ‫سأ َل‬
ّ ‫ج‬
‫ل‬ َ َ‫ن ِباللهِ عَّز و‬ ْ ‫ت َفا‬
ْ ِ‫ست َع‬ َ ْ ‫ست َعَن‬
ْ ‫ذا ا‬ َ ِ ‫ى وَ إ‬
َ ‫عال‬
َ َ ‫ت‬ ‫ه‬
َ ‫الل‬ ‫ل‬
ِ ْ َ
)‫(دددد دددددد‬ َ
Pemuda! Jagalah (perintah) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah
(perintah) Allah, nanti engkau akan mendapati penjagaan-Nya di hadapan
engkau. Apabila engkau menanya, tanyalah kepada Allah dan apabila
engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan hanya kepada Allah
‘Azza Wajalla. (HR. Tirmidzi).
Nilai-nilai ajaran Islam mewajibkan mengimani Allah dan menghargai nikmatNya
menjadi sumber rezeki, kekuatan dan kedamaian. Pengamalan syari’at dengan
tauhid yang benar di tengah keluarga akan menjauhkan semua bentuk
kemaksiatan. Tujuannya jelas, yaitu : membina, mengembangkan potensi
da’wah berperilaku Islami di tengah kehidupan anak nagari. Akhlak mulia
mendorong nagari maju bermartabat dengan minat terarah dan terbimbing pandai
bersyukur. Anak bangsa yang tidak menjaga budi akhlak akan mengalami

H. Mas’oed Abidin
5
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

kehancuran, punahnya adat luhur, lenyapnya keyakinan & lunturnya budaya


bangsa.
Membentuk watak yang lasak (dinamik), Memiliki wawasan Agama Islam,
Memiliki tanggung jawab kemanusiaan (wazhifah insaniah). Membina kesadaran
komunikatif, Menggerakkan potensi dengan bimbingan syarak basandi Kitabullah
(basis religi).
VII. Beberapa langkah dapat dilakukan ; a). memulai dari lembaga keluarga
dan rumah tangga Yarsi, b). memperkokoh peran pemimpin menjadi orang tua
bagi semua yang dipimpinnya, c). memperkaya warisan budaya, setia, cinta
dan rasa tanggung jawab patah tumbuh hilang berganti , d). menanamkan
aqidah shahih (tauhid), e). istiqamah pada ajaran agama Islam yang dianut
dengan menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur, f).
menanamkan kesadaran, tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi
individu secara amanah, g). penyayang dan adil dalam memelihara hubungan
harmonis dengan alam lingkungan, h). melazimkan musyawarah dengan
disiplin, teguh politik, kukuh ekonomi, i). bijak memilih prioritas , sesuai puncak
budaya Ruhul Islam yang benar.
Kalbu atau hati = ُ‫قْلب‬
َ ‫ ال‬adalah Jiwa yang memerintah manusia. Allah
mengingatkan bahwa ;

ِ‫دور‬ ّ ‫ب ال ِّتي ِفي ال‬


ُ ‫ص‬ ُ ‫مى ال ُْقُلو‬
َ ْ‫ن ت َع‬ َ ْ ‫مى ال َب‬
ْ ِ ‫صاُر وَل َك‬ َ ْ‫فَإ ِن َّها ل ت َع‬
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj:22:46)
َ ُ
‫سوِء‬
ّ ‫ماَرةٌ ِبال‬
ّ ‫سل‬َ ‫ن الن ّْف‬ ِ ‫ما أب َّرئُ ن َْف‬
ّ ِ ‫سي إ‬ َ َ‫و‬
Dan aku tidaklah akan mampu membersihkan diriku dari kesalahan –
selama memperturutkan hawa nafsu --, karena sesungguhnya nafsu
sangat menyuruh kepada kejahatan.
Memperturutkan hawa nafsu sama dengan menjadikan hawa nafsu sebagai
tuhan, menjadi musyrik khafiy (tersembunyi)
َ َ َ َ
}43 :‫{الفرقان‬ ِ َ‫ن عَل َي ْهِ و‬
ً ‫كيل‬ ُ َ‫ت ت‬
ُ ‫كو‬ َ ْ ‫واهُ أفَأن‬ ُ َ‫خذ َ إ ِل َه‬
َ َ‫ه ه‬ َ ّ ‫ن ات‬
ِ ‫م‬
َ ‫ت‬
َ ْ ‫أَرأي‬
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
..
Pengikut hawa nafsu selalu,
A. Suka melanggar hukum.
B. Bersifat ghaflah = lalai.

H. Mas’oed Abidin
6
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

C. Maksiat kepada Allah SWT .


Umumnya inilah ciri pendirian kelompok sempalan. Upaya upaya menuju
masyarakat kuat yang terhindar dari aliran sempalan adalah dengan memantapkan
iman, tauhid uluhiyah, Ibadah jelas, tauhid rububiyah. Menjaga Wirid
teratur,qiyamullail,shaum, Shalat berjamaah, dan memelihara Ibadah sunat, di
tengah kehidupan bermasyarakat.
VIII. Terbentuk akhlaq umat jadi domain ruhiyah (ranah rohani) dalam satu
komunitas mempunyai sahsiah berbasis tauhid dan ibadah. Memahami,
meyakini, dan menetapkan aqidah iman yang istiqamah. Menetapi ibadah
Islam dalam kehidupan seharian dan berakhlak yang beradat. Yang perlu di
ingat bahwa semua bimbingan Kitabullah menekankan adab pergaulan antar
manusia dan sesama makhluk yang di ikat hubungan kasih dengan khalik Maha
Pencipta, yang ujud dengan ibadah dan sikap hidup tawakkal dan bertaqwa.
Akhlak mulia mendorong kepada berkemajuan dan bermartabat dengan minat
terarah memelihara sumber kehidupan dan terbimbing pandai bersyukur.
Pembentukan karakter atau watak berawal dari penguatan unsur unsur
perasaan, hati (qalbin Salim) yang menghiasi nurani manusia dengan nilai-nilai
luhur tumbuh mekar dengan kesadaran kearifan yang tumbuh dengan kecerdasan
budaya memperhalus kecerdasan emosional serta dipertajam oleh kemampuan
periksa evaluasi positif dan negatif atau kecerdasan rasional intelektual yang
dilindungi oleh kesadaran yang melekat pada keyakinan (kecerdasan spiritual)
yakni hidayah Islam. Watak yang sempurna dengan nilai nilai luhur (akhlaqul
karimah) ini akan melahirkan tindakan terpuji, yang tumbuh dengan motivasi
(nawaitu) yang bersih (ikhlas). Para Pembina mesti menyadari bahwa, menjelang
kiamat akan terjadi berbagai peristiwa sangat gawat, dan bencana yang besar.
Pada saat-saat kritis, kelompok zhalim akan berkuasa, dan orang fasik memegang
posisi penting. Penyeru kebaikan akan ditindas, dan pencegah kemungkaran
mendapat tekanan.

َ ْ‫ما ب َل ّغ‬
‫ت‬ َ َ‫ل ف‬ ْ َ‫ن ل‬
ْ َ‫م ت َْفع‬ َ ّ ‫ن َرب‬
ْ ِ ‫ك وَإ‬ ْ ‫م‬ ِ ‫ك‬ َ ِ‫ما أ ُن ْز‬
َ ْ ‫ل إ ِل َي‬ َ ْ‫ل ب َل ّغ‬
ُ ‫سو‬ َ
ُ ‫َياأي َّها الّر‬
‫رين‬ِ ِ‫كاف‬ َ ْ ‫م ال‬
َ ْ‫دي ال َْقو‬ ِ ْ‫ه ل ي َه‬ َ ّ ‫ن الل‬ّ ِ‫س إ‬
ِ ‫ن الّنا‬ َ ‫م‬ِ ‫ك‬ َ ‫م‬ُ ‫ص‬
ِ ْ‫ه ي َع‬ُ ّ ‫ه َوالل‬
ُ َ ‫سال َت‬
َ ِ‫ر‬
“Wahai Rasul Allah, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari
tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu),
berarti kamu tidak menyampaikan amanahnya. Allah memelihara kamu
dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang yang kafir”. (QS.Al Maidah, 5:67)
IX. Khulasahnya ;
1. Agama Islam yang dianut diyakini dapat menjadi penggerak
pembangunan dan telah terbukti dalam sejarah yang panjang menjadi

H. Mas’oed Abidin
7
[Penerapan
Penerapan Ruhul Islam melalui Penguatan
May 29, 2011 Akidah dan Ibadah]
Ibadah

kekuatan mendinamisir masyarakat adat Minangkabau menampilkan jati


diri dalam adat mereka.
2. Ada fenomena menyedihkan, diantaranya, a). minat penduduk kepada
pengamalan agama Islam di kampung-kampung mulai melemah, b).
dayatarik dakwah agama mulai kurang, c). banyak bangunan agama yang
kurang terawat, d). Guru-guru agama Islam yang ada mulai tidak diminati
(karena kurang konsisten, ekonomi, pengetahuan, penguasaan teknologi,
interaksi) masyarakat lingkungan. e). banyak kalangan tak mengindahkan
pesan-pesan agama (indikasinya acara hiburan TV di rumah lebih
digandrungi dari pada pesan-pesan agama di surau). Fenomena negatif ini
berakibat langsung kepada angka kemiskinan makin meningkat (karena
kemalasan, hilangnya motivasi, hapusnya kejujuran, musibah sosial mulai
mengancam).
3. Pemantapan tamaddun, agama dan adat budaya menjadi
landasan dasar pengkaderan dengan kewajiban,
a). Memelihara dan menjaga generasi pengganti yang lebih sempurna,
b). Mengupayakan berlangsungnya timbang terima kepemimpinan
secara alamiah,
c). Teguh setia melaksanakan pembinaan dan mengajarkan nilai nilai
keyarsian dan menjaga lingkungan dengan baik.
4. ‘Handak kayo badikik-dikik, Handak mulie tapek i janji, Handak
tuah ba tabue urai, Handak namo tinggakan jaso, Handak luruih
rantangkan tali, Handak pandai rajin baraja, Handak bulieh kuek
mancari, Nan lorong tanami tabu, Nan tunggang tanami bambu,
Nan gurun buek ka parak, Nan munggu ka pandam pakuburan,
Nan rawang ranangan itiek, Nan padang kubangan kabau, Nan
bancah jadikan sawah, Nan gauang ka tabek ikan, Artinya ada
kemauan kuat melakukan perubahan, dan memanfaatkan alam sesuai
dengan tata ruang yang jelas, karena segala tindakan dan perbuatan akan
disaksikan oleh Allah, Rasul dan semua orang beriman.

Billahittaufiq wal Hidayah,


Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

H. Mas’oed Abidin
8

Anda mungkin juga menyukai