Anda di halaman 1dari 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 dengan teritorial daratan seluas 1.922.570 km². Berdasarkan
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah Provinsi dimana
Daerah Provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota, Daerah
kabupaten dan kota dibagi atas Kecamatan dan Kecamatan dibagi atas
kelurahan dan / atau desa. Pembagian wilayah Negara tersebut menjadi
acuan dalam proses penyelenggaraan urusan pemerintahan. Mengingat
luasnya wilayah kewenangan Indonesia maka pelaksanaan proses
penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Ketiga asas tersebut pada dasarnya merupakan penyerahan,
pelimpahan, dan penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan pusat berdasarkan azas
otonomi. Sistem pemerintah inilah yang kemudian disebut dengan otonomi
daerah, dimana daerah otonom diberikan hak, wewenang, dan kewajiban
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah ini menjadi tanda bahwa pengelolaan
segala urusan yang berkenaan dengan daerah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya bagi kepala daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sinergi yang saling terintegrasi antara
pemerintah daerah dengan masyarakat untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah.

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.i

Pencapaian tujuan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Daerah


tidak terlepas dari Pendapatan Daerah dimana termasuk Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak, retribusi,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain
pendapatan asli daerah yang sah. Besaran penerimaan PAD inilah yang
menjadi tanggung jawab penuh baik pemerintah daerah maupun
masyarakat. Untuk itu Pemerintah Daerah dan masyarakat dituntut berperan
aktif dalam peningkatan PAD guna mendukung suksesnya pembangunan
daerah.

Melalui sumber PAD yang berasal dari lain lain pendapatan asli
daerah yang sah pemerintah daerah melakukan penjualan Barang Milik
Daerah (BMD) yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Berikut adalah data
realisasi penjualan BMD Kabupaten Sukoharjo selama 4 tahun terakhir:

Tabel 1. Realisasi Penerimaan Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Tahun


Anggaran 2011-2014

Hasil Penjualan Aset Daerah


2011 2012 2013 2014
Yang Tidak Dipisahkan
Penjualan Rumah Dinas 27.215.000 214.600.000 263.700.000 12.770.500
Penjualan Kendaraan Dinas:
Roda Dua 7.100.000 21.750.000 1.450.000 -
Roda Empat 47.500.000 6.150.000 180.000.000 -
Penjualan Drum Bekas 59.933.500 64.141.500 46.311.000 116.898.400
Penjl Penebangan Pohon 14.200.000 8.550.000 9.550.000 12.250.000
Penjl Hasil Pertanian 109.687.000 - - -
Penjl Hasil Perkebunan 18.918.000 - - -
Penjl Hasil Peternakan 100.025.000 - - -
Penjl Hasil Perikanan 23.704.000 - - -
Hasil Lelang Eks Bondo 1.093.300.000 1.141.800.000 1.303.548.000 1.140.221.999
Penerimaan Gaduan ternak 93.962.000 57.025.000 112.410.500 64.394.500
Inseminasi Buatan 42.054.000 - - -
Brak Kerja 41.218.500 85.810.433 58.170.304 122.103.325
Kue Iklan dan Pengumuman - 15.000.000 16.170.000 17.070.000
Penjualan Ternak Afkir 217.182.500 193.287.500 411.117.000 323.853.000
Jumlah 1.895.999.500 1.808.114.433 2.402.426.804 1.809.561.724

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.i

Berdasarkan tabel realisasi penerimaan hasil penjualan BMD diatas


dapat ditarik kesimpulan bahwa dari tahun ke tahun hasil penerimaan PAD
yang bersumber dari hasil penjualan BMD mengalami perubahan yang
fluktuatif. Tahun 2011 ke tahun 2012 penerimaan hasil penjualan BMD
mengalami penurunan dan pada tahun 2013 kembali mengalami kenaikan.
Namun pada tahun 2014 penerimaan hasil penjualan BMD mengalami
penurunan kembali. Hasil penerimaan dari hasil penjualan BMD tertinggi
terjadi pada tahun 2013 dan terendah pada tahun 2012. Besaran hasil
penerimaan ini tidak terlepas dari pengelolaan Barang Milik Daerah yang
ekonomis, efisien, efektif, tertib, transparan, dan bertanggungjawab.
Pada dasarnya penjualan BMD merupakan bentuk dari
pemindahtanganan yang merupakan tindak lanjut dari penghapusan BMD
selain dilakukan dengan cara pemusnahan. Penghapusan BMD penting
dilakukan karena jika BMD yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi atau
BMD yang sudah hilang tidak dihapuskan sehingga masih tetap dilaporkan
di neraca, makapengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi
tersebut menjadi tidak tepat. Selain itu penghapusan BMD dimaksudkan
untuk menekan anggaran pemeliharaan terhadap BMD yang rusak dan atau
tidak terpakai lagi. Dengan tindak lanjut pemindahtanganan, penghapusan
terhadap BMD juga mampu untuk memberikan kontribusi terhadap PAD.
Mengingat pentingnya penghapusan BMD dengan tindak lanjut
pemindahtanganan diperlukan adanya sistem yang mengatur agar kegiatan
ini dapat dilaksanakan secara maksimal oleh DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo selaku pembantu pengelola barang daerah.
Dari penjelasan yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk
mengungkapkan masalah berkaitan proses penghapusan dengan tindak
lanjut pemindahtanganan barang milik daerah pada DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka sebagai penyusunan
Tugas Akhir penulismemilih judul nghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Daerah di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoha

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.i

B. Rumusan Masalah

Daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

C. Tujuan Pengamatan
1. Tujuan Operasional
Berdasarkan pengamatan tersebut penulis dapat mengerti dan
menguraikan mengenai sistem penghapusan dan pemindahtanganan
barang milik daerah yang dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
2. Tujuan Fungsional
Berdasarkan pengamatan tentang sistem penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Sukoharjo dan lembaga lembaga terkait.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya
pada Prgram Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penyusunan Tugas Akhir
ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang
pengelolaan barang milik daerah daerah juga sebagai sarana
pengaplikasian ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan khususnya
dibidang perbekalan dan pengelolaan barang milik daerah.
2. Bagi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Diharapkan mampu memberikan masukan dan saran bagi
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan untuk dapat menyelenggarakan

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.i

pengelolaan barang milik daerah khususnya dalam proses


pemindahtanganan dengan lebih baik sebagai upaya peningkatan
pemasukan pendapatan asli daerah.
3. Bagi pembaca
Hasil pengamatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
referensi maupun bacaan bagi para pembaca, selain juga dapat digunakan
sebagai dasar pengamatan selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.

commit to

Anda mungkin juga menyukai