Anda di halaman 1dari 4

Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang

berdekatan.diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan


lengkung rahang. bisa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh.
seringkali diastema ini menyebabkan gangguan estetik bagi sebagian orang, terutama
diastema yang terdapat dianterior.

Diastema, yang berarti ruang dalam bahasa yunani, adalah celah atau ruang antara dua
atau lebih gigi berturut-turut. lebih sering terjadi pada bidang median dari lengkung maksila
antara dua gigi insisivus sentral dan karenanya disebut diastema median, sentral atau garis
tengah. diastema yang terlihat pada kebanyakan anak-anak sebagai bagian dari
perkembangan normal pada gigi campuran, menghilang secara alami dalam kebanyakan
kasus pengembangan gigi berlanjut (Abu-Husein, 2016 )

Faktor etiologi diastema dapat diuraikan sebagai berikut :

- Genetik
Faktor keturunan yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya ukuran gigi,
panjang dan lebar lengkung, gigi berdesakan dan diastema, overjet. Pengaruh herediter
dapat terjadi pada disporporsi ukuran gigi dan lengkung rahang menyebabkan maloklusi
berupa gigi berdesakan atau diastema multiple dan disporporsi ukuran, posisi, bentuk
rahang menyebabkan relasi rahang tidak harmonis
- Fisiologis
Midline diastema dianggap normal bagi anak-anak selama erupsi gigi insisivus
permanen rahang atas. Ketika gigi insisivus pertama erupsi, mereka dipisahkan oleh
tulang dan mahkota yang miring ke distal karena crowding dari akar. Saat erupsi gigi
insisivus lateral dan gigi kaninus permanen, midline diastema mengurangi atau bahkan
menutup (ugly duckling stage).
- Supernumerary teeth
Adanya supernumerary dan efeknya pada perkembangan oklusi telah diteliti oleh
berbagai peneliti, tetapi proporsi yang tinggi (38%) dari pasien dengan gigi
supernumerary telah menghambat atau gagalnya pertumbuhan erupsi gigi permanen
sedangkan supernumerary mungkin untuk dikaitkan dengan rotasi dari gigi insisif
permanen diastema median dan torsiversi.
- Frenulum yang abnormal
Midline pada maksila sering dipersulit karena adanya frenulum labialis sampai ke
notch tulang alveolar, sehingga band dari jaringan fibrosa terletak di antara insisivus
sentral. Sebuah tes sederhana uji blanching dilakukan untuk frenulum tinggi yang
abnormal dengan memperhatikan lokasi tulang alveolar ketika tekanan intermiten yang
diberikan pada frenulum. Jika sebuah jaringan heavy band besar, fan seperti basis melekat
pada papila palatina dan menghasilkan blanching dari papilla
- Material gigi (perbedaan panjang lengkung)
Kondisi seperti gigi yang hilang mikrodonsia, peg shaped lateral, macrognathia. Jika
gigi insisivus lateral kecil atau tidak ada dan adanya ruang kosong membuat gigi insisivus
bergerak terpisah dan mengakibatkan sebuah diastema.
Bila gabungan lebar gigi anterior mandibula sangat besar dan gabungan lebar
mesiodistal gigi rahang atas lebih kecil, maka lengkung bawah sejajar dengan baik tetapi
tidak berhubungan dengan lengkung atas. Dengan demikian, posisi labial anterior atas
dengan jarak antar gigi atas dibuat sesuai dengan lengkung atas dengan lengkung bawah
yang sejajar. Kasus seperti ini memerlukan reduksi enamel inter-proksimal dari gigi
anterior bawah atau ekstraksi gigi premolar kedua bawah yang diikuti dengan peralatan
ortodontik cekat pada kedua lengkung gigi. Setelah ruang pada lengkung bawah ditutup,
gigi seri rahang atas harus ditarik kembali.
- Kebiasaan (bad habits)
Kebiasaan buruk juga dapat menyebabkan diastema. Menghisap ibu jari dan
seringnya mendorong-dorong lidah ke depan berperan dalam terjadinya diastema.
Bernafas lewat mulut kemungkinan dapat menyebabkan jarak pada insisivus sentralis.
Kombinasi dari penyebab yang telah disebutkan diatas juga dapat terjadi. Yang paling
sering adalah akibat tidak adanya benih gigi insicivus lateral dan adanya gigi mesiodens.
Kebiasaan seperti menghisap jempol atau tongue thust dapat menyebabkan procliantion
pada gigi, yang menyebabkan midline diastema.
- Midline patolog
Jaringan lunak dan patologi jaringan keras seperti kista, tumor dan odontoma dapat
menyebabkan midline diastema.
- Iatrogenik
Ekspansi maksila yang cepat dapat menyebabkan midline diastema karena
pembukaan jahitan intermaxillary. Moyers menyatakan bahwa fusi yang tidak sempurna
di midline premaksila adalah penyebab utama dari midline rahang atas yang diastema.
Gambar radiografi normal adalah berbentuk V-shaped.
Perawatan untuk diastema bervariasi dan memerlukan diagnosis yang tepat dari segi
etiologinya dan intervensi dini yang relevan dengan etiologi spesifik. Diagnosis yang tepat
meliputi pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiologi dan mungkin untuk evaluasi ukuran
gigi.
• Tidak ada perawatan yang biasanya dilakukan jika diastema itu secara fisiologis atau
transient dengan spontan menutup setelah erupsi gigi kaninus rahang atas. Melihat
diastema pada anak-anak yang paling mungkin adalah saat lebarnya tidak lebih dari 2
mm.
• Penyebab patologis seperti gigi supernumerary, midline jaringan lunak yang anomali,
dapat diangkat melalui tindakan pembedahan dan ortodontik. Kebiasaan oral seperti
thumb sucking dan tongue thrust harus dihilangkan sebelum penutupan ruang.
• Pendekatan Ortodonti:
Merupakan kesalahan saat dilakukan pembedahan untuk membuang frenulum pada
usia dini dan kemudian menunda perawatan ortodontik dengan harapan bahwa diastema
akan menutup dengan sendirinya. Jika frenulum dihilangkan, sementara masih ada
ruang/celah antara gigi insisif, bentuk scar tissue antar gigi sebagai proses penyembuhan,
dan penundaan yang lama dapat mengakibatkan ruang yang lebih sulit untuk menutup
dari pada sebelumnya.
Sebaiknya penyelarasan gigi dilakukan sebelum frenektomi. Menggesernya bersama-
sama di sepanjang kawat lengkung biasanya lebih baik daripada menggunakan simpul
penutup, karena simpul dengan ketinggian vertikal berapa pun akan menyentuh dan
mengiritasi frenulum. Jika diastema kecil, biasanya gigi seri sentral dapat disatukan
seluruhnya sebelum operasi. Jika ruangnya besar dan perlekatan frenulumnya tebal, ruang
tersebut mungkin tidak dapat ditutup sepenuhnya sebelum intervensi bedah. Ruang
tersebut harus ditutup setidaknya sebagian dan gerakan ortodontik untuk menyatukan gigi
harus dilanjutkan segera setelah frenektomi, sehingga gigi dapat disatukan dengan cepat
setelahnya. prosedur. Ketika hal ini dilakukan, penyembuhan akan terjadi ketika gigi
menyatu dan jaringan parut pasca bedah yang tidak terhindarkan akan menstabilkan gigi
alih-alih menciptakan hambatan terhadap penutupan akhir ruang tersebut.
• Pendekatan Estetika:
Permintaan pasien akan kedokteran gigi estetik dengan prosedur invasif minimal telah
menghasilkan pemanfaatan ekstensif dari pengikatan resin komposit ke gigi anterior
secara ekstensif. Pasien dokter gigi lebih sadar akan penampilan mereka dan telah
meningkatkan pentingnya senyuman dalam masyarakat secara keseluruhan; hal ini
berdampak pada restorasi seluruh mulut serta prosedur restorasi yang lebih konservatif
yang mencakup restorasi kelas IV, veneer, dan penutupan diastema.

Daftar pustaka
Abu-Hussein, M., & Watted, N. (2016). Maxillary midline diastema–Aetiology and
orthodontic treatment-clinical review. IOSR J Dent Med Sci, 15(6), 116-30.

Edwards JGThe diastema, the frenum, the frenectomy a clinical study. Am J Orthod 1977;
71: 489-508.

Kaimenyi JTOccurance of midline diastema and frenum attachments among school children
in Nairobi, Kenya. Indian J Dent Res 1998;9:67-71.
Nainar SM, Gnanasundaram N. Incidence and etiology of midline diastema in a population
in south India. Angle Orthod 1989; 59:277-82.

Spilka CJ, Mathews PH. Surgical closure of diastema of central incisors. Am J Orthod 1979;
76:443-713:187-93

Anda mungkin juga menyukai