Anda di halaman 1dari 20

©2022 by the authors.

Submitted for possible open access


publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

NKRI DAN BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI IDENTITAS


NASIONAL
Disusun oleh :
Fadhira Nuralisia A1, M. Ali Rahmatullah 2,
Zuraida Alivia 3 , M. Asep Angga Gunawan 4
HUKUM TATANEGARA FAKULTAS SYARIAH UIN
fadhiranuralisiaariyanto@gmail.com

Abstrak
Identitas nasional adalah konsep yang kompleks dan signifikan dalam konteks masyarakat
manusia. Proses-proses seperti migrasi, kemajuan teknologi, perubahan politik, dan interaksi
lintas budaya telah menimbulkan tantangan baru bagi pemeliharaan dan pemaknaan identitas
nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari identitas nasional,
unsur-unsur identitas nasional, fungsi identitas nasional, faktor-faktor identitas nasional serta
identitas nasional bangsa indonesia. Identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa
(nation) Unsur identitas nasional yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Fungsi
identitas nasional yaitu untuk memperkuat rasa kebanggaan terhadap negara dan budaya,
membangun solidaritas antar warga, mempromosikan pembangunan sosial, ekonomi dan
politik berkelanjutan, mempertahankan kedaulatan negara, dan mempromosikan hubungan
antar bangsa. Faktor identitas nasional terdiri atas 2 yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.
Identitas nasional bangsa Indonesia yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, lambang negara burung garuda,
semboyan negara bhinneka tunggal ika, pancasila sebagai dasar falsafat negara, UUD 1945
sebagai konstitusi negara, bentuk negara kesatuan Republik Indonesia, konsepsi wawasan
nusantara, dan kebudayaan-kebudayaan daerah.

Kata Kunci:Budaya, Bangsa, Identitas Nasional, Indonesia


©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Abstract

National identity is a complex and significant concept in the context of human society. Processes
such as migration, technological advances, political changes, and cross-cultural interactions have
created new challenges for the maintenance and meaning of national identity. This study aims to
determine the meaning of national identity, elements of national identity, functions of national
identity, factors of national identity and national identity of the Indonesian people. National
identity is essentially a manifestation of cultural values that grow and develop in aspects of the life
of one nation. The elements of national identity are ethnicity, religion, culture and language. The
function of national identity is to strengthen a sense of pride in the country and culture, build
solidarity among citizens, promote sustainable social, economic and political development,
defend national sovereignty, and promote relations between nations. National identity factors
consist of 2, namely objective factors and subjective factors. The national identity of the
Indonesian people, namely the Indonesian language as the national language, the red and white
flag, the national anthem Indonesia Raya, the national symbol of the Garuda bird, the national
motto Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila as the basis of the state philosophy, the 1945 Constitution
as the state constitution, the form of the unitary state of the Republic of Indonesia, the
conception insight into the archipelago, and regional cultures.

Key words: Culture, Nation, National Identity, Indonesia


©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

A. Pendahuluan

Identitas nasional adalah konsep yang kompleks dan signifikan dalam konteks masyarakat
manusia. Ini mencerminkan kesatuan, kesamaan, dan keunikan suatu bangsa serta memainkan
peran kunci dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku kolektif warga negara. Identitas
nasional melibatkan pemahaman bersama tentang nilai-nilai, norma, sejarah, budaya, bahasa,
dan simbol yang melekat pada suatu bangsa, yang membantu membedakan mereka dari bangsa-
bangsa lainnya.Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, pertanyaan tentang
identitas nasional menjadi semakin relevan dan penting. Proses-proses seperti migrasi,
kemajuan teknologi, perubahan politik, dan interaksi lintas budaya telah menimbulkan tantangan
baru bagi pemeliharaan dan pemaknaan identitas nasional. Di tengah dinamika perubahan
ini, jurnal ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengertian, konstruksi, dan implikasi identitas
nasional dalam konteks global.Melalui artikel-artikel yang dikumpulkan dalam jurnal ini, para
penulis dan peneliti di bidang studi identitas nasional berbagai disiplin ilmuakan
memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek identitas nasional. Mereka akan
membahas landasan teoritis, pendekatan metodologis, dan temuan penelitian terkini yang
berkaitan dengan identitas nasional.Jurnal ini juga akan membahas bagaimana identitas nasional
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti globalisasi, migrasi, komunikasi lintas budaya,
dan integrasi regional. Penulis juga akan menyoroti peran identitas nasional dalam konteks
politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta implikasi dan tantangan yang dihadapi oleh identitas
nasional dalam era global.

Latar belakang
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia. senantiasa
membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok- kelompok. Manusia
dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan
mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada
lingkungan terbesar.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk
kelompok lebih besar lagi sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup
bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu
organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam
daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian
yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan. hidup manusia maka
bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa
yang belum bernegara.
Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak
bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri
khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri
khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki
negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang
disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa. Dengan perkataan lain,
dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional
maupun internasional. Perlu dikemukaikan bahwa nilai-nilai budaya yang tereermin sebagai
Identitas Nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah studi literatur. Studi literatur adalah metode dengan
mengumpulkan berbagai referensi yang terkait dan relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Referensi tersebut terdiri sumber primer dan sumber sekunder seperti jurnal, buku, artikel, laporan
penelitian, dan berbagai jenis informasi yang didapatkan dari situs-situs internet. Studi literatur
dilakukan untuk memperkuat permasalahan yang dikaji dan menjadi dasar dalam memberikan
berbagai argumen mengenai mengenal identitas nasional Indonesia dan menghadapi tantangan
identitas nasonal Indonesia dan upaya untuk merawat identitas nasional di era globalisas.

Hasil dan Pembahasan

Identitas Nasional
Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan nasional.
Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005). Sedangkan
kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yanglebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama,
bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau
identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberiatribut nasional)
yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-
atribut nasional (ICCE, 2005).
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-
nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara
dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual
yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep
yangterus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah. Istilah
identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana
dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Unsur-Unsur Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada sualu bangsa yang majemuk. Ke-majemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas seperti:

1. Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2. Agama, Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui
sebagai agama resmi negara, tctapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
istilah

agama resmi negara dihapuskan. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde
Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tctapi sejak pcmerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan kebudayaan.

3. Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkatatau model-model pengetahuan yang secara kolcktit digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipaha mi
sebagai sistem pcrlambang yang secara arbitrcr dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan
manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Fungsi Identitas

Nasional Identitas nasional adalah konsep yang kompleks dan multi-dimensi yang
mencerminkan kesatuan, kesamaan, dan keunikan suatu bangsa. Fungsi identitas nasional
meliputi beberapa aspek, seperti:

1. Memperkuat Rasa Kebanggaan

Identitas nasional membantu membangun dan memperkuat rasa kebanggaan individu


terhadap negara dan budaya mereka. Ini dapat mempengaruhi perilaku warga negara
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

2. Membangun Solidaritas

Identitas nasional juga berfungsi untuk membangun solidaritas di antara warga negara. Ini
mencakup rasa persatuan, saling mendukung, dan pengorbanan untuk kepentingan bersama.

3. Mempromosikan Pembangunan

Identitas nasional yang kuat dapat menjadi pendorong untuk pembangunan


sosial, ekonomi, dan politik yang berkelanjutan. Identitas nasional yang positif dan
berkualitas tinggi dapat memberikan dasar yang kuat untuk menciptakan kesepakatan,
kerjasama, dan inovasi di dalam suatu bangsa.

4. Mempertahankan Kedaulatan

Identitas nasional berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan suatu negara.


Identitas nasional yang kuat dan solid dapat memotivasi warga negara untuk
melindungi dan mempertahankan kepentingan negara dari ancaman internal dan
eksternal.Mempromosikan Hubungan AntarbangsaIdentitas nasionaljuga dapat
memainkan peran dalam mempromosikan hubungan yang sehat antara negara-negara.
Identitas nasional yang positif dan terbuka dapat membantu membangun jembatan
antara budaya dan memfasilitasi dialog dan kerjasama internasional

Faktor-Faktor Identitas Nasional


©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi:

Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis Kondisi geografi –
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak
di persimpangan alan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa IndonesiaFaktor
subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
(Suryo, 2002).

Faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan


masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.

Dengan adanya pengembangan waterfront city ini memiliki peluang yang ada di kawasan
pesisir dapat meningkatkan investasi dan selanjutnya berpeluang untuk meningkatkan nilai
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepri. Sehingga strategi yang perlu
diterapkan berdasarkan konsep waterfront city ini mendorong investor untuk bekerjasama
dalam mengembangankan waterfront city di Kota Tanjungpinang dan meningkatkan destinasi
wisata sebagai pendapatan daerah seperti pesisir, permukiman dan wisata lainnya.Terdapat ada
beberapa ancaman bagi pengembangan waterfront city di Kota Tanjungpinang yaitu
intensitas curah hujan yang tinggi dan permukaan landai/datar maka terjadinya ancaman
banjir serta ada penolakan dari masyarakat setempat terhadap pengembangan
waterfront city. Strategi yang perlu dilakukan agar konsep waterfront city ini dapat berjalan
secara optimal yang mana pengembangan waterfront city di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
harus tetap memperhatikan aspek lingkungan pesisirIdentitas Nasional Bangsa IndonesiaSecara
lebih rinci beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Identitas Nasional Bangsa Indonesia

Secara lebih rinci beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut:

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berawal
dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian
diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.

Sang Merah Putih sebagai bendera negara.Warna merah berarti berani dan putih berarti
suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian
diangkat sebagai bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal
17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.Indonesia Raya
sebagai lagu kebangsaan Indonesia.Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan pada
tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II.

Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan sebagai lambang negara.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda-beda tetapi satu jua.
Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap berkeinginan untuk
menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan sebagai dasar
filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan identitas nasional yang
berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup (ideologi) bangsa.UUD 1945 sebagai
konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang
menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan dan dijadikan sebagai
pedoman penyelenggaraan bernegara.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat. Bentuk
negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah republik. Sistem politik yang
digunakan adalah sistem demokrasi (kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan
disepakati untuk tidak dilakukan perubahan.

Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah diterima


sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari kelompok-kelompok bangsa di
Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas
sebagai kebudayaan nasional.
Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional Indonesia itu sesungguhnya telah
diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia sebelum bernegara. Hal demikian
sesuai dengan ciri dari pembentukan negara-negara model mutakhir. Kesadaran politik itu adalah
tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat kebangsaan) sebagai gerakan menentang
penjajahan dan mewujudkan negara Indonesia. Dengan demikian, nasionalisme yang tumbuh
kuat dalam diri bangsa Indonesia turut mempermudah terbentuknya identitas nasional
Indonesia.

Bhineka Tunggal Ika

Dalam Bhinneka Tunggal Ika, terkandung nilai yang dapat menjadi acuan atau titik tumpu
untuk menjalankan kehidupan yang baik dan benar, melalui nilai-nilai tersebutlah semboyan ini
tidak hanya menjadi identitas belaka dari negara Indonesia. Melainkan dapat dijadikan sebagai
suatu pedoman dalam mengintegrasikan bangsa yang memiliki keberagaman di dalamnya, yakni
Indonesia. Kehadiran Bhinneka Tunggal Ika menjadi identitas bangsa Indonesia tentunya telah
melewati banyak historis yang panjang dan beragam, awal mula keberadaan Bhinneka Tunggal Ika
adalah melalui kitab Sutasoma atau Kakawin Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
ke-14 atau pada masa kerajaan Majapahit. Yang kemudian sekitar pada tahun 1365 sampai 1369,
kitab Sutasoma mengalami gubahan oleh Sri Ranamanggala saat pemerintahan Hayam Wuruk.
Dalam kitab tersebut, dapat tercerminkan bahwa Indonesia dahulunya adalah nusantara dengan
wilayah yang luas dan memiliki keberagaman. Sehingga terciptalah suatu bait yang kini menjadi
semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki bait dengan bunyi,
'Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki ring apan kena parwanosen, Mangka ng
Jinatwa kalawan Siwatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari tiga kata yang diambil dari bahasa Jawa Kuno, yaitu
'Bhinneka' yang berarti berbeda, namun juga bisa diartikan menurut bahasa Sansakerta yaitu 'Bhid'
yang berarti beda. Kemudian dalam bahasa Jawa Kuno, kata 'Tunggal berarti satu, dan kata 'Ika'
berarti itu. Sehingga jika diartikan secara harfiah, maka Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan
sebagai Beraneka Satu Itu, yang bermakna pada perbedaan dengan hakikat bangsa tetap menjadi
satu kesatuan. Namun, apabila diartikan secara bebas maka makna dari Bhinneka Tunggal Ika
serupa dengan Tan Hana Drarhma Magrwa, yang berarti bahwa meskipun berbeda akan tetapi satu
jua, sebab tidak ada hukum yang mendua atau dualisme.

Indonesia memiliki keragaman yang khas dan banyak, budayanya dilengkapi dengan
keragaman lain yang berasal dari kehidupan sosial masyarakat seperti perbedaan agama, ras,
bahasa, golongan politik, hingga strata sosial yang kerap kali menjadi pemicu permasalahan yang
bisa saja meluas. Melihat keberagaman tersebut, Indonesia menghimpun keragaman yang
dimilikinya menjadi suatu kesatuan dalam bentuk ideologi bangsa yaitu Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika.

Sebagai semboyan negara yang memiliki keragaman, Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti
berbeda-beda, tetap satu juga yang menjadikannya bukan lagi sekadar slogan belaka, tetapi menjadi
representasi dan kunci adanya persatuan dan kesatuan di Indonesia. Hal itu terjadi karena,
keberagaman dan kemajemukan yang ada menjadi hal yang sudah biasa dan bisa diterima.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bertitik tolak pada ilmu heraldik, yaitu suatu pemahaman yang mempelajari bentuk dan arti
lukisan lencana. Bhinneka Tunggal Ika yang diletakkan di kaki kedua 3 Putri & Mubarok lambang
Negara kita burung Garuda adalah sebuah petikan, merupakan petikan dari kitab Sutasoma karya
Empu Tantular. Karya yang tertuliskan pada abad ke-14 atau tepatnya pada zaman pujangga Empu
Prapanca dan negarawan Prabu Hayam Wuruk dan patih Gadjah Mada, dapat pula disebut sebagai
pada zaman kencana Indonesia.

Pada awalnya, Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu seloka yang tertulis untuk menjelaskan
ajaran Civa dan Buddha adalah suatu kesatuan yang memiliki perbedaan. Pada bait kelima,
disebutkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrva, yang berarti bahwa mereka
memiliki ciri berlainan, tetapi mereka adalah satu dan dalam hukum tidak terdapat dualisme.

Tujuan awal dibentuk atau dibuatnya Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk menegaskan
toleransi keagamaan, hingga kemudian dijadikan sebagai identitas nasional bangsa Indonesia. Hal
itu, tentu saja tidak semata-mata menjadi identitas, sebab dalam pemilihan identitas negara yang
kelak akan menjadi prinsip sekaligus ciri khas suatu negara maka diperlukan pertimbangan
panjang. Oleh sebab itulah, Bhinneka Tunggal Ika sebagai identitas nasional bangsa Indonesia telah
melewati

berbagai historis dari perkembangan bangsa Indonesia. Memiliki peran sebagai identitas
nasional, Bhinneka Tunggal Ika pernah tertulis oleh Johan Hendrik Casper Kern yang merupakan
seolrang orientalis ahli Bahasa Belanda dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften. Selain dari
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
itu, Bhinneka Tunggal Ika pernah diusulkan oleh Soekarno saat perancangan Garuda Pancasila
sebagai simbol negara. Kemudian pada 15 Februari 1950, Sultan Hamid II mengumumkan pada
publik bahwa Bhinneka Tunggal Ika telah dimasukkan atau telah menjadi bagian dari Garuda
Pancasila.

Sejarah dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Istilah Bhinneka Tunggal Ika dikenal pertama kali pada era Majapahit kepemimpinan
Wisnuwardhana ditulis oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma pada abad XIV (empat belas) di
Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Budha
Wiswa, Bhinekha rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalangan Siwatatwa
tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hanadharmamangrwa” (bahwa Agama Budha dan Siwa (Hindu)

merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Budha dan Siwa adalah tunggal.
Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tidak dharma yang mendua. Semangat toleransi beragama
pada zaman tersebut sangat penting sebagai elemen atau fondasi dan keamanan baru untuk
menciptakan Kerajaan Majapahit khususnya saat mencapai ketinggian kekuasaan dan pengaruhnya
di bawah Perdana Menteri Gajah Mada. Perumusan Bhinneka Tungga Ika oleh Mpu Tantular
berawal dari adanya upaya dalam mengatasi perbedaan agama dan kepercayaan pada awal
berdirinya Kerajaan Majapahit dengan penuh toleransi. Persatuan dan keseimbangan dua agama
pada zaman itu merupakan suatu konsep yang menyentuh pentingnya harmoni dan hubungan kedua
agama tersebut.

Pada awal milennium ketiga ini mendengar ungkapan Bhinneka Tunggal Ika sebagai puisi
yang dinyanyikan ekspresi religiusitas dan filosofis wawasan yang menyampaikan waktu yang
dihormati etos antar budaya dan antar agama. Namun, itu berbeda dari unversilisme dan pluralisme.
Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan keduanya dan pandangan dunia dimana dharma (kebenaran)
adalah satu aspeknya berlipat ganda (Butler, 2016). Kemudian hal tersebut mengajarkan toleransi
kehidupan beragama yang menempatkan Agama Hindu dan Agama Budha hidup dengan damai
sesuai yang dirumuskan oleh Mpu Tantular.

Sehubungan dengan hal itu pendiri bangsa Indonesia pun terinspirasi untuk menjadikan
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
semboyan bangsa Indonesia. Ditetapkanya Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara
Republik Indonesia melalui proses yang panjang untuk dipilih. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
mulai menjadi pembicaraan terbatas pada sidang-sidang BPUPKI antara Muh. Yamin, Ir. Soekarno,
I Gusti Bagus Sugriwa sekitar dua setengah bulan sebelum proklamasi. Kemudian Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika diusulkan oleh Muhammad Yamin kepada Ir. Soekarno agar dijadikan
semboyan negara. Semboyan itu dilukiskan di bawah lambang negara Indonesia yang dikenal
dengan nama Garuda Pancasila. Lambang negara Indonesia lengkap dengan semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika” telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 Tentang Lambang
Negara sebagai semboyan resmi negara Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 2012, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyatakan dengan jelas bahwa Bhinneka Tunggal Ika sebagai
salah satu empat Pilar Kebangsaan (Pilar Nasional).

Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” yang semula menunjukkan semangat toleransi keagamaan,
kemudian diangkat menjadi semboyan bangsa Indonesia. Sebagai semboyan bangsa konteks
permasalahannya bukan hanya menyangkut toleransi beragama tetapi jauh lebih luas seperti yang
umum disebut dengan istilah suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Bhinneka Tunggal Ika
sebagai lambang negara merupakan suatu upaya untuk mempersatukan masyarakat yang majemuk
dengan latar budaya yang beragam. Keberagaman dan kekhasan sebagai sebuah realitas masyarakat
dan lingkungan serta cita-cita untuk membangun bangsa dirumuskan dalam semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Ke-bhinneka-an merupakan realitas sosial, sedangkan ke-tunggal-ika-an adalah
sebuah cita-cita kebangsaan. Wahana yang digagas sebagai “jembatan emas” untuk menuju
pembentukan sebuah ikatan yang merangkul keberagaman dalam sebuah bangsa adalah sebuah
negara yang merdeka dan berdaulat, indonesia (Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012:176). Hal
tersebut didasari pada kerangka dasar kehidupan bangsa Indonesia yaitu berdasarkan pada ideologi
Pancasila (lima prinsip) menyatakan bahwa keragaman suku agama, ras merupakan aset atau
kekayaan bangsa. Melalui konsep Bhinneka Tunggal Ika, konsep kebersamaan dan penyatuan etnis
akan mengembalikan semangat bangsa Indonesia untuk menjunjung persatuan dalam perbedaan.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan konsep yang lebih dari toleransi perbedaan agama tetapi
juga lebih meluas kepada toleransi fisik, budaya, bahasa, sosial politik, perbedaan ideologis dan
psikologis. Artinya, itu mewakili sebuah gerakan menuju kesatuan yang lebih kompleks,
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten
berdasarkan pada memahami bahwa perbedaan memperkaya manusia dalam berinteraksi. Baihaki
(2017), Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia dimaksudkan untuk meyatukan
seluruh perbedaan yang ada di masyarakat, seperti menyatukan visi dan misi menjadi keluarga yang
melindungi, memelihara, menghormati, menghargai satu sama lain. Karena pada dasarnya seluruh
masyarakat yang ada di Indonesia itu memiliki satu tujuan yang sama.

Kurniawan dan Candidate (2018) Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna terhadap suatu
bangsa yaitu bangsa yang beragam merangkul dan mempertahankan keberagamannya. Kemudian,
melalui Bhinneka Tunggal Ika diharapkan kehidupan masyarakat Inndonesia lebih terarah dan
perbedaan yang ada telah dianggap sebagai bagian dari bentuk-bentuk keberagaman. Perbedaan-
perbedaan itu jangan dijadikan alasan untuk berselisih serta menjadi daya tarik ke arah kerjasama
dan kesatuan atau ke arah yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa
Indonesia yang memiliki makna sesuai dengan keberagaman yang ada Indonesia serta memiliki
nilai-nilai yang dianggap baik untuk diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti, nilai toleransi, nilai persatuan dan kessatuan dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
Bhinneka Tunggal Ika merupakan pernyataan jiwa dan semangat bangsa Indonesia yang mengakui
realitas bangsa yang majemuk, namun tetap menjunjung tinggi kesatuan.
©2022 by the authors. Submitted for possible open access
publication under the terms and conditions
of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License (CC-BY-SA)
Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Banten

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

`
.

Anda mungkin juga menyukai