Anda di halaman 1dari 3

1.

UJI BATAS MIKROBA

Untuk menentukan suatu bahan atau sediaan memenuhi spesifikasi mutu secara
mikrobiologi yang telah ditetapkan, termasuk jumlah sampel yang akan digunakan dan
interpretasi hasil uji.

Metode penyiapan sampel disesuaikan dengan sifat fisik sediaan yang diuji. Jika
dengan prosedur yang diuraikan di bawah mi tidak ada yang memuaskan maka harus
dikembangkan prosedur lain yang sesuai.

- Sediaan Larut Air. Larutkan atau encerkan sediaan yang akan diuji (biasanya 1 dalam
10) dalam Larutan Dapar Natrium Kiorida-Pepton pH 7,0, atau Larutan Dapar FosfatpH
7,2, atau Soybean-Casein Digest Broth bila perlu atur pH hingga 6 - 8. Jika perlu
encerkan dengan pelarut yang sama.
- Sediaan Bukan Lemak yang Tidak Larut dalam. Air Suspensikan atau encerkan sediaan
yang akan diuji (biasanya 1 dalam 10) dalam Larutan Dapar Natrium Kiorida-Pepton pH
7, 0, atau Larutan Dapar Fosfat pH 7,2, atau Soybean-Casein Digest Broth. Dapat
ditambahkan surfaktan seperti Polisorbat 80 1 g per L untuk membantu
mensuspensikan bahan yang sulit dibasahi, jika perlu atur pH hingga 6 - 8. Jika perlu
encerkan dengan pelarut yang sama.
- Sediaan Berlemak. Larutkan atau encerkan sediaan yang akan diuji dalam isopropil
miristat steril yang disterilkan dengan cara penyaringan atau campurkan sediaan yang
akan diuji dengan sesedikit mungkin surfaktan Polisorbat 80 steril atau surfaktan non-
inhibitor lain steril, jika perlu hangatkan dalam tangas air pada suhu tidak lebih dan 40°
atau pada kasus tertentu tidak lebih dan 45° Aduk perlahan-lahan dan jika perlu
pertahankan suhu dalam tangas air. Tambahkan secukupnya pengencer yang telah
dihangatkan hingga diperoleh pengenceran 1 dalam 10. Aduk perlahan-lahan dan jika
perlu pertahankan suhu dengan waktu sesingkat mungkin untuk pembentukan emulsi.
- Cairan atau Padatan dalam bentuk Aerosol. Pindahkan seluruh isi sediaan dengan cara
aseptik dalam penyaning membran atau wadah steril yang sesuai untuk pengambilan
sampel. Gunakan seluruh isi atau sejumlah tertentu sediaan dari tiap wadah yang
diuji.

Jika ada kesesuaian antara Metode Penyaringan Membran atau Metode Angka Lempeng,
hitung jumlah rata-rata mikroba uji dengan nilai penerimaan tidak lebih darii faktor 2 suspensi
kontrol tanpa sediaan seperti tertera pada Inokulasi dan Pengenceran. Jika ada kesesuaian
dengan Metode APM nilai inokulum yang dihitung hanus dalam batas kepercayaan 95% dan
nilai suspensi kontrol. Jika kriteria tersebut di atas tidak dapat dipenuhii untuk satu atau Iebih
mikroba yang diuji dengan metode tersebut di atas, maka metode dan kondisi uji harus
mendekati kriteria yang digunakan untuk menguji sediaan.
2. UJI EFEKTIVITAS PENGAWET

Untuk menunjukkan efektivitas pengawet. Penambahan pengawet harus dinyatakan


pada etiket. Pengujian dan kriteria untuk efektivitas berlaku hanya pada produk di dalam
wadah asli belum dibuka yang didistribusikan oleh produsen.

Sediaan yang digunakan: dibagi menjadi 4 yaitu:

- Injeksi, sediaan parenteral lain termasuk emulsi, sediaan tetes telinga, sediaan steril
tetes hidung, dan sediaan optalmik yang dibuat dengan dasar atau pembawa air.
- Sediaan topikal yang dibuat dengan dasar atau pembawa air, sediaan tetes hidung
non-steril, dan emulsi, termasuk sediaan yang dioleskan ke membran mukosa.
- Sediaan oral selain antasida, dibuat dengan dasar atau pembawa air.
- Antasida yang dibuat dengan pembawa air.

Untuk memanen biakan bakteri dan C.albicans gunakan salin LP steril, cuci biakan yang
tumbuh di permukaan, kumpulkan dalam wadah yang sesuai dan tambahkan salin LP steril
secukupnya hingga diperoleh suspensi dengan jumlah mikroba lebih kurang 1x10 8 koloni per
ml. Untuk memanen biakan A.niger gunakan salin LP steril yang mengandung 0,05%
polisorbat 80 P dan tambahkan salin LP steril secukupnya hingga diperoleh suspensi dengan
jumlah mikroba lebih kurang 1x108 koloni per ml.

3. UJI KINERJA RESISTENSI INDIKATOR BIOLOGI

Untuk indikator biologi dengan pembawa kertas, lepaskan tiga buah indikator biologi
yang relevan dan masing-masing wadahnya. Dispersikan kertas pembawa dengan
memasukkan ke dalam 250 ml "blender" steril berisi 100 ml air murni dingin, campurkan
hingga terbentuk suspensi homogen. Umumnya pencampuran dilakukan selama 15 menit atau
lebih untuk memperoleh perolehan kembali yang optimal. Untuk indikator biologi sterilisasi
Pemanasan Basah, Pemanasan Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-Kertas, lepaskan secara
aseptik tiga buah pembawa dan masing-masing kemasan asli atau wadahnya. Masukkan tiap
pembawa ke dalam wadah steril yang sesuai berisi 100 ml air murni dingin, dan sonikasi atau
kocok dengan pengocok-resiprok secukupnya. Lima belas menit atau lebih mungkin diperlukan
untuk perolehan kembali yang optimal. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Pemanasan Basah,
Pemanasan Kering, dan Gas, Suspensi Spora Cair, menggunakan G.stearotherinophilus,
B.atrophaeus, B.subtilts, dan B.coagulans sebagai indikator biologi, disiapkan seri pengenceran
secukupnya, suspensi ash spora dengan Air Murni dingin steril dalam tabung bertutup ulir 16 x
125 mm menggunakan prosedur khusus penghitungan angka spora dengan Indikator Biologi
Sterilisasi Pemanasan Basah, Pemanasan Kering, dan Gas, dengan Pembawa Non-Kertas.

Setelah melengkapi prosedur sterilisasi Indikator Biologi untuk Sterilisasi Panas Kering
dengan Pembawa Kertas dan Indikator Biologi untuk Sterilisasi Etilen Oksida, dengan
Pembawa Kertas; atau Jndikator Biologi untuk Sterilisasi Uap dengan Pembawa Kertas yang
dapat diterapkan dan dalam catatan waktu tidak lebih dan 4 jam, buka secara aseptik dan
tambahkan tiap strip ke dalam media sesuai untuk merendam indikator biologi dalam tabung
yang sesuai. Untuk tiap Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah, Self-Contained spesimen,
strip kertas direndam dalam media self-contained menurut petunjuk pabrik, dalam catatan
waktu tidak lebih dari 4 jam. Untuk Indikator Biologi untuk Sterilisasi Uap Basah, Pemanasan
Kering, dan Sterilisasi Gas, Pembawa Bukan kertas, rekoveri spora dari pembawa indikator
biologi akan mengikuti prosedur yang dijelaskan dalam prosedur Angka Total Spora Hidup.
Metode penetapan nilai-D indikator biologi dengan pembawa kertas dapat digunakan untuk
menghitung nilai-D untuk pembawa bukan kertas.

4. UJI STERILISASI

Untuk menjamin sediaan farmasi terutama sediaan steril dan alat kesehatan terbebas
dari mikroorganisme (alat yang steril ) perlu dilakukan uji sterilitas

Bahan dapat disterilisasi akhir baik di dalam suatu bejana maupun melalui suatu
proses berkesinambungan. Pada proses berkesinambungan, bahan disterilkan secara tersendiri
dan berurutan, misalnya dengan memberikan radiasi berkas elektron, sehingga bets dianggap
tidak lebih besar dari jumlah keseluruhan contoh serupa seperti ditunjukkan pada sterilisasi
yang seragam selama jangka waktu tidak lebih dari 24 jam. Pada pengisian secara aseptik,
istilah pelaksanaan pengisian dimaksudkan suatu kelompok wadah akhir, dalam segala hal
identik, yang telah diisi secara aseptik dengan produk yang sama dari bahan setengah jadi
dalam periode waktu tidak lebih dari 24 jam berurutan tanpa berhenti atau penggantian yang
dapat mempengaruhi integritas rakitan pengisian. Contoh yang diuji harus dapat mewakili tiap
rakitan pengisian dan harus diseleksi pada selang waktu yang sesuai secara menyeluruh pada
semua pelaksanaan penngisian dan harus diseleksi pada selang waktu yang sesuai secara
menyeluruh pada semua pelaksanaan pengisian. Jika lebih dari tiga mesin pengisi, setiap mesin
memiliki tempat pengisian tunggal atau ganda, digunakan untuk pengisian bets tunggal,
minimum 20 wadah terisi (tidak kurang dari 10 per media), harus diuji untuk tiap mesin
pengisi, tetapi yang diperlukan umumnya jumlah total tidak perlu melebihi 100 wadah. Untuk
bets kecil, dalam hal pengisian aseptik atau sterilisasi akhir, jika jumlah wadah akhir dalam bets
antara 20 dan 200, umumnya lebih kuran 10% dari wadah harus diuji. Jika jumlah akhir dalam
bets adalah 20 atau kurang, tidak kurang dari dua wadah akhir harus diuji.

Tahap pertama dengan mengabaikan rencana pengambilan contoh yang digunakan,


jika tidak terbukti adanya pertumbuhan mikroba, hasil uji dapat digunakansebagai petunjuk
tidak adanya kontaminasi intrinsik dari bets yang bersangkutan. Jika terdapat pertumbuhan
mikroba, maka lanjut pada tahap kedua. Tahap kedua, jika terjadi pertumbuhan mikroba maka
lakukan uji tahap kedua (kecuali jika uji tahap pertama dinyatakan tidak absah). Bukti yang
menyatakan uji tahap pertama tidak absah hingga mengulanginya sebagai suatu uji tahap
pertama dapat diperoleh dari pengkajian catatan uji lingkungan dan catatan yang relevan. Jika
melakukan uji tahap kedua, terutama jika tergantung dari hasil uji untuk pelepasan bets, mulai
dan dokumentasikan suatu kajian menyeluruh dari semua rekaman produksi dan pengawasan
yang berlaku secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai