Anda di halaman 1dari 6

RAYHAN RAHMAT ANDHARA (11223533)

1EA01

SISTEM PRODUKSI

SUBSISTEM DALAM SISTEM PRODUKSI


1. Perencanaan dan pengendalian produksi
2. Penentuan standar operasi
3. Pengendalian kualitas
4. Penentuan fasilitas produksi
5. Perawatan fasilitas produksi
6. Penentuan harga pokok produksi

BATASAN (BOUNDARY)
1. Batasan Fisik: Ini mencakup infrastruktur fisik seperti pabrik, peralatan, dan area
produksi. Batasan fisik juga dapat mencakup faktor-faktor seperti ukuran pabrik,
kapasitas produksi maksimum, dan area geografis di mana operasi produksi terjadi.
2. Batasan Teknis: Ini termasuk kemampuan teknis dari peralatan dan teknologi yang
digunakan dalam produksi. Contohnya, kemampuan mesin, tingkat otomatisasi, dan
kecepatan produksi yang dapat dicapai.
3. Batasan Sumber Daya Manusia: Ini mencakup keterampilan, pengetahuan, dan
jumlah tenaga kerja yang tersedia untuk mengoperasikan sistem produksi. Batasan ini
juga dapat mencakup waktu kerja dan faktor-faktor lain yang terkait dengan tenaga
kerja.
4. Batasan Materi: Ini merujuk pada jenis dan ketersediaan bahan baku yang digunakan
dalam produksi. Batasan ini dapat termasuk kualitas, jumlah, dan sifat fisik dari
bahan baku yang tersedia.
5. Batasan Lingkungan: Ini mencakup faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi
operasi sistem produksi, seperti peraturan lingkungan, kebijakan keberlanjutan, dan
dampak produksi terhadap lingkungan.
6. Batasan Waktu: Ini merujuk pada jadwal produksi dan waktu yang tersedia untuk
menyelesaikan suatu produk atau layanan. Batasan waktu dapat mencakup tenggat
waktu pengiriman, waktu siklus produksi, dan faktor-faktor waktu lainnya yang
memengaruhi operasi produksi.
LINGKUNGAN LUAR (ENVIRONMENT)
Lingkungan luar (environment) dari sistem produksi merujuk pada semua faktor dan kondisi
di luar kendali langsung sistem produksi itu sendiri, namun mempengaruhi operasi dan
hasilnya. Lingkungan luar ini sangat penting dipertimbangkan karena dapat memiliki dampak
signifikan terhadap keberhasilan dan keberlanjutan sistem produksi. Berikut beberapa
contoh lingkungan luar dari sistem produksi:

1. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah: Peraturan lingkungan, peraturan keselamatan


kerja, kebijakan perpajakan, dan peraturan perdagangan adalah contoh regulasi yang
dapat mempengaruhi cara operasi sistem produksi.
2. Persaingan Industri: Tingkat persaingan di pasar, strategi pesaing, dan dinamika
industri secara keseluruhan dapat mempengaruhi strategi produksi dan keberhasilan
sistem produksi.
3. Tren Pasar: Perubahan dalam preferensi konsumen, tren teknologi, dan perubahan
dalam permintaan pasar dapat mempengaruhi permintaan produk dan layanan yang
dihasilkan oleh sistem produksi.
4. Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi makro seperti inflasi, tingkat suku bunga, dan
pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi biaya produksi, harga jual, dan
permintaan produk.
5. Teknologi: Kemajuan dalam teknologi produksi, otomatisasi, dan inovasi dalam
proses produksi dapat mempengaruhi efisiensi dan daya saing sistem produksi.
6. Sosial dan Budaya: Nilai-nilai budaya, norma, dan tren sosial dapat mempengaruhi
permintaan pasar serta cara-cara di mana produk diproduksi dan dipasarkan.
7. Lingkungan Fisik: Faktor-faktor seperti iklim, kondisi geografis, dan ketersediaan
sumber daya alam dapat mempengaruhi logistik, pemilihan lokasi pabrik, dan
keberlanjutan operasi produksi.
8. Ketersediaan Sumber Daya: Ketersediaan tenaga kerja, bahan baku, energi, dan
infrastruktur adalah faktor-faktor lingkungan luar yang dapat mempengaruhi operasi
dan efisiensi sistem produksi.

PENGHUBUNG (INTERFACE)
1. Pemasok (Suppliers): Pemasok merupakan penghubung utama yang menyediakan
bahan baku, komponen, atau sumber daya lain yang diperlukan dalam proses
produksi. Hubungan dengan pemasok penting untuk memastikan ketersediaan dan
kualitas bahan yang diperlukan.
2. Distribusi dan Logistik: Penghubung ini mencakup sistem distribusi dan logistik yang
memfasilitasi transportasi, penyimpanan, dan distribusi produk jadi ke pelanggan. Ini
mencakup jalur pengiriman, pusat distribusi, dan jaringan transportasi.
3. Pelanggan (Customers): Pelanggan adalah penghubung akhir dalam rantai produksi,
dan kebutuhan dan preferensi mereka mempengaruhi permintaan produk dan
layanan. Umpan balik dari pelanggan penting untuk meningkatkan kualitas produk
dan kepuasan pelanggan.
4. Sistem Manajemen dan Pengawasan: Penghubung ini mencakup sistem informasi,
manajemen produksi, dan sistem pengawasan yang memantau dan mengontrol
operasi produksi. Ini termasuk perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning)
dan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition).
5. Pasar dan Persaingan: Informasi tentang tren pasar, permintaan konsumen, dan
aktivitas pesaing merupakan penghubung penting yang mempengaruhi strategi
produksi dan pengambilan keputusan.
6. Tenaga Kerja (Labor): Tenaga kerja adalah penghubung manusia yang melakukan
berbagai tugas dalam proses produksi. Hubungan antara manajemen dan tenaga
kerja penting untuk mencapai produktivitas dan kepuasan kerja yang tinggi.
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT): Infrastruktur IT dan komunikasi
memungkinkan aliran informasi yang cepat dan akurat antara berbagai bagian sistem
produksi, termasuk pengelolaan inventaris, pemantauan produksi real-time, dan
komunikasi internal.
8. Pasokan Energi: Penghubung ini mencakup infrastruktur dan pasokan energi yang
diperlukan dalam operasi produksi, seperti listrik, gas, atau bahan bakar.

INPUT
1. Bahan Baku: Merupakan bahan mentah atau material dasar yang digunakan dalam
proses produksi. Contohnya termasuk logam, plastik, kertas, dan bahan kimia.
2. Tenaga Kerja: Ini meliputi keterampilan, pengetahuan, dan tenaga kerja manusia yang
diperlukan untuk mengoperasikan mesin, merakit produk, mengelola inventaris, dan
melakukan tugas-tugas produksi lainnya.
3. Energi: Energi diperlukan untuk menggerakkan mesin dan peralatan dalam proses
produksi. Ini bisa berupa listrik, gas, bahan bakar, atau sumber energi lainnya.
4. Informasi: Informasi digunakan untuk mengoordinasikan operasi produksi, mengelola
inventaris, mengoptimalkan proses, dan membuat keputusan. Ini mencakup data
tentang permintaan pasar, rencana produksi, standar kualitas, dan lain-lain.
5. Peralatan dan Teknologi: Perangkat keras, peralatan, dan teknologi seperti mesin,
perangkat lunak otomatisasi, sensor, dan peralatan pengukuran yang diperlukan
untuk menjalankan operasi produksi.
6. Sumber Daya Finansial: Dana atau modal yang dibutuhkan untuk membeli bahan
baku, membayar tenaga kerja, memelihara peralatan, dan membiayai berbagai
kegiatan produksi.
7. Pengaturan Lingkungan: Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung
operasi produksi, seperti kondisi cuaca, suhu, kelembaban, dan kondisi lingkungan
lainnya.
8. Input dari Subsistem Internal: Dalam sistem produksi yang kompleks, subsistem
internal seperti departemen produksi, manajemen inventaris, pengawasan kualitas,
dan distribusi juga menyediakan masukan ke dalam proses produksi.
itu secara terus-menerus.

OUTPUT
Output dalam sistem produksi dapat berupa barang ataupun jasa. Pengukuran karakteristik
ouput dapat mengacu pada kebutuhan atau keinginan konsumen. Sedangkan pengukuran
pada output sistem produksi adalah mempertimbangkan kuantitas produk, efisiensi,
efektifitas, fleksibilitas, dan kualitas produk.

PENGOLAH (PROSES)
1. Pemrosesan Data: Pengolah dalam sistem informasi bertanggung jawab untuk
memproses data yang masuk sesuai dengan aturan dan logika bisnis yang telah
ditetapkan. Ini termasuk validasi data, perhitungan, penggabungan, dan
pengelompokan data.
2. Transformasi Informasi: Proses ini melibatkan konversi data mentah menjadi
informasi yang lebih bermakna dan berguna bagi pengguna. Contohnya adalah
mengubah data penjualan menjadi laporan penjualan bulanan atau grafik visual.
3. Analisis Data: Pengolah dapat melakukan analisis terhadap data yang diproses untuk
mengidentifikasi pola, tren, atau anomali yang signifikan. Analisis ini dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan, perencanaan strategis, atau prediksi masa depan.
4. Interaksi Pengguna: Pengolah dalam sistem informasi memfasilitasi interaksi antara
pengguna dan sistem. Ini bisa berupa antarmuka pengguna grafis (GUI), input teks,
atau interaksi melalui perintah suara atau gerakan.
5. Automatisasi Proses: Dalam beberapa kasus, pengolah dapat mengotomatiskan
proses tertentu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia.
Contohnya adalah penggunaan algoritma untuk otomatisasi tugas-tugas rutin.
6. Pengelolaan Memori dan Penyimpanan: Pengolah juga bertanggung jawab untuk
mengelola memori sistem dan penyimpanan data, termasuk alokasi memori,
penghapusan data yang tidak diperlukan, dan penyimpanan data secara aman.
7. Keamanan Informasi: Pengolah juga memainkan peran penting dalam menjaga
keamanan informasi dalam sistem. Ini melibatkan penggunaan enkripsi data,
pengelolaan akses pengguna, dan deteksi ancaman keamanan.
8. Monitoring dan Pelaporan: Pengolah dapat melakukan pemantauan terhadap kinerja
sistem dan menghasilkan laporan yang memberikan wawasan tentang kinerja,
penggunaan sumber daya, dan tren yang relevan.
TUJUAN SISTEM PRODUKSI
1. Memenuhi Kebutuhan Perusahaan
Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang berupa barang
hasil produksi sehingga kegiatan yang berkaitan dapat berjalan dengan lancar.
Dengan begitu, barang produksi dapat dibuat sesuai dengan pesanan, bahkan yang
bersifat custom atau sesuai keinginan konsumen.
2. Menghitung Modal
Sistem produksi dapat membantu dalam hal perhitungan modal yang digunakan
dengan mengurutkan komponen apa saja yang digunakan untuk menghasilkan
produk tersebut,
3. Membuat Proses Produksi Berjalan Dengan Teratur
Fungsi paling penting dari sistem ini tentunya untuk memastikan bahwa proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan teratur.

MEKANISME PENGENDALIAN DAN UMPAN BALIK


Mekanisme pengendalian dan umpan balik dalam sistem produksi berfungsi untuk
memantau, mengevaluasi, dan mengontrol kinerja sistem agar sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Mekanisme ini memungkinkan sistem produksi untuk merespons perubahan
lingkungan, mengatasi masalah yang muncul, dan meningkatkan efisiensi serta kualitas
produk. Berikut adalah beberapa mekanisme pengendalian dan umpan balik yang umum
digunakan dalam sistem produksi:

1. Pemantauan Kinerja: Sistem produksi menggunakan sensor, perangkat pemantauan,


dan sistem pengukuran untuk memantau kinerja operasional, seperti produksi,
kualitas produk, dan penggunaan sumber daya.
2. Perbandingan dengan Standar: Kinerja aktual sistem produksi dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika ada penyimpangan dari standar,
langkah-langkah pengendalian dapat diambil untuk mengoreksi masalah tersebut.
3. Pengendalian Proses: Ini mencakup penggunaan kontrol otomatis, seperti
pengaturan suhu, tekanan, atau kecepatan produksi, untuk memastikan bahwa
proses produksi berjalan sesuai dengan parameter yang ditentukan.
4. Pengelolaan Kualitas: Sistem produksi menggunakan teknik pengendalian kualitas
seperti inspeksi, pengujian, dan pemantauan statistik untuk memastikan bahwa
produk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
5. Umpan Balik dari Pelanggan: Pendapat dan umpan balik dari pelanggan sangat
penting untuk mengevaluasi kepuasan pelanggan dan mengidentifikasi area-area di
mana perbaikan diperlukan dalam produk atau layanan.
6. Umpan Balik dari Tenaga Kerja: Umpan balik dari tenaga kerja, baik operator produksi
maupun personel manajemen, dapat memberikan wawasan tentang masalah
operasional dan peluang untuk peningkatan efisiensi.
7. Perbaikan Berkelanjutan: Berdasarkan umpan balik yang diterima, sistem produksi
melakukan perbaikan berkelanjutan dalam proses, teknologi, atau sistem
manajemen untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
8. Sistem Pelaporan dan Analisis: Sistem produksi menggunakan pelaporan dan analisis
data untuk menganalisis kinerja, mengidentifikasi tren, dan mengambil keputusan
yang tepat untuk perbaikan.
9. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja: Pelatihan dan pengembangan tenaga
kerja dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja,
yang dapat meningkatkan kinerja sistem produksi secara keseluruhan.

KARAKTERISTIK SISTEM PRODUKSI


1. Mempuyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan
komponen structural yang membangun system produksi itu.
2. Terdapat tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan produk
( barang atau jasa ) berkualitas yang dapat dijual dengan harga komptetif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah untuk menjadi output
secara efektif dan efesien.
4. Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoprasiannya berupa optimasi
pengalokasian sumber daya.

TUJUAN SISTEM PRODUKSI


Tujuan utama dari sistem produksi adalah untuk menghasilkan barang atau layanan dengan
cara yangefisien, efektif, dan berkualitas tinggi. Secara umum, tujuan-tujuan ini mencakup
beberapa aspek yang mencerminkan keberhasilan operasional dan kompetitif sebuah
organisasi

KLASIFIKASI SISTEM
Sistem Produksi termasuk kedalam Sistem Terbuka karena berhubungan dan berpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem lainnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berinteraksi
dengan lingkungan eksternalnya. Sistem ini menerima masukan dari lingkungan,
memprosesnya, dan menghasilkan keluaran yang kemudian dikirim kembali ke lingkungan.
Dalam konteks sistem produksi, ini berarti bahwa sistem produksi tidak beroperasi secara
terisolasi, tetapi terhubung dengan lingkungan eksternalnya, yang dapat mencakup
pelanggan, pemasok, pesaing, peraturan pemerintah, dan faktor-faktor lainnya.

Anda mungkin juga menyukai