Hard File Bundel Skripsi 652018011-1
Hard File Bundel Skripsi 652018011-1
) dalam Air
Melalui Modifikasi Struktur sebagai Micelle dengan Maltodextrin/Erythritol
Oleh:
Lea Thrusty Devi Maharani
652018011
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi
Sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelas Sarjana Sains
Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
mencurahkan berkat dan rahmat bagi kita semua. Hanya karena kebaikan Kasih dan Berkat-Nya
lah yang menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Kelarutan
Kurkumin Serbuk Kunyit (Curcuma longa Linn) dalam Air Melalui Modifikasi Struktur Sebagai
Micelle dengan Maltodextrin/Erythritol”.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains (S.Si) pada Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya
Wacana. Tidak dapat disangkal bahwa butuh usaha yang keras, kegigihan, serta kesabaran dalam
pengerjaan skripsi ini. Oleh karena usaha yang maksimal dan kemampuan yang Tuhan berikan
kepada penulis, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat
selesai. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek Indonesia yang telah mendanai penelitian ini
melalui program Penelitian Terapan (PT) pada tahun 2021.
2. PT. Sinar Herba Radix selaku mitra usaha dan mendukung selama penelitian
berlangsung.
3. Bapak Agustinus Budiono dan Ibu Sri Sulasmini selaku orang tua penulis yang
senantiasa memberi dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan tugas akhir dengan baik.
4. Bapak Dr. Yohanes Martono, M.Sc selaku pembimbing utama dan Ibu dr. Jodelin
Muninggar, M.Sc selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan nasehat serta berbagai pengalaman kepada penulis
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
5. Bapak Lutiyono S.Si selaku staf laboran yang telah membantu penulis selama
penelitian di laboratorium.
6. Segenap Dosen Fakultas Sains dan Matematika yang telah mendidik dan
memberikan ilmu selama kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana dan juga
seluruh staf yang dengan sabar melayani segala administrasi selama proses
penelitian ini. Serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkat dari Tuhan Yesus
Kristus. Kami menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, karena keterbatasan
ilmu yang saya miliki. Penulis mengharapkan saran dan juga kritik yag sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang Sains khususnya Kimia serta bisa dikembangkan lebih lanjut.
Penulis
Peningkatan Kelarutan Kurkumin Serbuk Kunyit (Curcuma longa) dalam Air Melalui
Modifikasi Struktur sebagai Micelle dengan Maltodekstrin/Erythritol
1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,
2
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,
ABSTRAK
Kurkumin yang terdapat dalam kunyit memiliki berbagai aktivitas farmakologi, antara lain
anti-inflamasi, antioksidan,anti-kanker, anti-mikroba, anti-alergi, hipoglikemik dan
immunomodulator. Namun senyawa kurkumin ini sukar larut dalam air dan memiliki
bioavailabilitas yang rendah dalam air. Oleh karena itu diperlukan inovasi untuk meningkatkan
kelarutan kurkuminoid dalam air dan bioavailabilitasnya, kemudian muncul solusi dengan
menggabungkan kurkumin dengan suatu material tertentu untuk mempermudah dalam aplikasi
klinisnya. Senyawa maltodextrin dan eritritol dipilih untuk memodifikasi struktur kurkumin guna
meningkatkan kelarutannya dalam air karena senyawa ini memiliki kelarutan yang tinggi dalam
air. Respon Surface Methodology (RSM) digunakan untuk menentukan variasi kunyit dan lama
waktu refluks guna menghasilkan kurkumin yang mudah larut dalam air. Model permukaan
diperoleh pada model quadratic dengan nilai R-squared sebesar 0,9780; Adjusted R-squared
sebesar 0,9597 dan Predicted R-squared sebesar 0,9153. Metode optimasi menggunakan RSM
dengan desain optimasi 23 central composit design (CCD) dengan 2 peubah dan 3 level faktor.
Dengan 2 variasi tersebut adalah kadar kunyit dan lama waktu refluks, diperoleh model optimasi
yang dihasilkan dari prediksi RSM konstrasi kurkumin sebesar 36,329‰ (b/v) dengan lama waktu
refluks selama 27 menit, variasi ini dapat melarutkan kurkuminoid sebesar 3,954 µg/ml. High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) digunakan untuk mengukur kadar kurkuminoid
dalam sampel optimasi 96 kali lebih besar dari pada kontrol.
Kata Kunci : kunyit, kurkumin, peningkatan, kelarutan, micelle, air, HPLC, maltodextrin,
eritritol, spektrofotometri UV-Vis.
ABSTRACT
Curcumin found in turmeric has a variety of pharmacological activities, among others including
anti-inflammatory, antioxidant, anti-cancer, anti-microbial, anti-allergic, hypoglycemic and
immunomodulator. However, the components of curcumin are difficult to dissolve in the water and
have low bioavailability in water. Therefore, innovation is needed to increase curcuminoid
solubility in water and its bioavailability, and then a solution arises by combining curcumin with
a certain material to facilitate its clinical application. Maltodextrin and erythritol compounds
were chosen to modify the structure of curcumin to increase its solubility in water because these
compounds have high solubility in water. Response Surface Methodology (RSM) is used to
determine the variety of turmeric and the length of time reflux to produce curcumin that is easily
soluble in water. The surface model is obtained on a quadratic model with an R-squared value of
0.9780; Adjusted R-squared by 0.9597 and Predicted R-squared by 0.9153. The optimization
method uses RSM with an optimization design of 23 central composite designs (CCD) with 2
changes and 3 levels of factors. By these 2 variations, turmeric levels and the length of reflux time,
obtained optimization model resulting from the prediction of RSM curcumin concentration of
36,329‰ (b / v) with a reflux length of 27 minutes, this variation can dissolve curcuminoids by
3,954 μg / ml. High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) was used to measure
curcuminoid levels in optimization samples 96 times greater than controls.
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan dan Piranti
Bahan
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah serbuk kunyit serta maltodekstrin
dan erythritol yang diperoleh dari toko online. Standart baku kurkumin memiliki kemurnian
97% diperoleh dari TCI Japan. Bahan lain yang digunakan antara lain adalah akuades, etanol
(PA), aseton, NaOH, HCl, KH2PO4
Piranti
Piranti yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain gelas beker, erlenmeyer, kaca
arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes, pipet volume/pipet ukur, pilius, gelas ukur, labu
takar, drying cabinet, spektrofotometer UV-Vis (PG-Instrumen T60) degan UV Win Software
V.6.0.0, magnetic stirer, HPLC (Knauer FBSI Smartline), Ultra Turax (IKA T25 digital),
shaker, grinder, Centrifuge PLC SERIES, ultrasonik, neraca analitik, moisture balance, rotary
evaporator R-114 Buchi (made in Switzerland), kolf, kondensasor, selang, botol sampel,
water bath, termometer, alumunium foil, plastik warp/cling, tisu, kuvet, dan kertas saring,
membran filter whatman dari GE healtcare livesciences Jerman
3.2.1 Penentuan kadar kurkumin dalam serbuk kunyit secara High Performance
Liquid Chromatography (HPLC)
Maltodextrin (MAL) sebanyak 0,02 gram dan 0,02 gram Erythritol (ETL)
dilarutkan dalam 50 mL etanol 90%. Larutan MAL/ETL memiliki konsentrasi 0,8%
(b/v) dalam etanol 90%. Serbuk kunyit (KUR) ditambahkan ke dalam larutan etanol
90%-MAL/ETL dengan variasi sesuai pada Tabel 2. Selanjutnya, campuran KUR-
MAL/ETL dihomogenisasi pada kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit menggunakan
Ultra Turax. Kemudian campuran yang telah homogen dipanaskan dengan metode
refluks pada suhu 40℃ dengan variasi lama pemanasan sesuai Tabel 2. Selanjutnya,
pelarut etanol diuapkan menggunakan Rotary Evaporator hingga didapatkan misel
pekat KUR-MAL/ETL kemudian diberi gas N2 dan dipindahkan dalam botol sampel
kemudian disimpan dalam freezer hingga digunakan untuk uji selanjutnya.
Metode yang akan digunakan untuk optimasi yaitu Respon Surface Methodology
(RSM). Desain optimasi 23 central composit design (CCD) dengan 2 peubah dan 3
level faktor. Sebagai peubah yaitu (X1) adalah konsentrasi dari serbuk kunyit dan
faktor X2 meliputi waktu pemanasan refluks selama 10, 20 dan 30 menit. Dengan
setiap variabel dan faktor diberi kode -1,41; -1,00; 0,00; +1,00; +1,41. Tabel peubah
bebas dan kode aras faktor optimasi yang digunakan tersedia pada Tabel 1 dibawah
ini.
Tabel 1. Tabel peubah bebas dan kode aras faktor optimasi
Nilai Aras
Kode Level
Kunyit (%b/v) Waktu (menit)
-1,41 6,44 5,86
-1 11 20
0 22 20
1 33 30
1,41 37,56 34,14
Analisa permodelan polinomial orde dua pada penelitian ini berdasarkan persamaan
matematis beriktut :
3 k =1 3 3
= 0 + i xi + ij xi x j + ii xi2 (1)
i =1 i =1 j =i +1 i =1
Keterangan :
: Respon (absorbansi)
: Nilai tengah dari data penelitian
: Koefisien linear
: Independent variable
: Koefisien kuadrat
: Koefisien interaksi
: Jumlah variable
Berdasarkan persamaan 1 di atas, analisa data dilakukan sesuai dengan peubah bebas dan
kode aras faktor optimasi yang dilakukan pada penelitian. Faktor optimasi dan respon
hasil serapan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2
Model prediksi dan uji lack of fit ditentukan berdasarkan uji ANOVA (P<0,05).
Model yang signifikan digunakan untuk optimasi dengan kondisi optimal prediksi yang
dipilih adalah yang memiliki desirability paling tinggi. Kondisi prediksi yang optimal
dicoba secara actual dalam eksperimen laboratorium dan hasilnya dibandingkan antara
prediksi dengan aktual menggunakan uji t dengan selang kepercayaan 95%.
BAB IV
sampel konsentrasi
waktu(mnt) A430
(‰)(b/v) kurkumin (µg/mL)
6,44 20,00 0,106 0,56
11,00 10,00 0,094 0,47
11,00 30,00 0,157 0,91
22,00 5,00 0,179 1,07
22,00 20,00 0,232 1,44
22,00 20,00 0,293 1,86
22,00 20,00 0,222 1,37
22,00 20,00 0,258 1,62
22,00 20,00 0,266 1,67
22,00 34,34 0,268 1,69
33,00 10,00 0,48 3,17
33,00 30,00 0,489 3,23
37,56 20.00 0,209 1,27
Hasil uji ANOVA pemodelan menunjukkan bahwa variabel konsentrasi dan waktu
pemanasan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelarutan kurkumin dari
ekstrak kunyit. Pada persamaan matematis model (persamaan 2) menunjukan bahwa
peningkatan konsentrasi ekstrak kunyit ternyata menurunkan kelarutan kurkumin. Namun,
peningkatan lama waktu pemanasan refluks justru meningkatkan kelarutan kurkumin. Oleh
karena itu, perlu dilakukan optimasi kondisi operasional perlakuan dalam pembuatan misel
kurkumin dengan agen pemodifikasi maltodekstrin/eritritol (KUR-MAL/ETL). Persamaan
regresi dari model daya ekspansi sebagai berikut :
Keterangan :
X1 = Konsentrasi
X2 = Waktu refluks
Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi dan waktu terhadap kadar kurkumin (3D)
Berdasarkan analisis Gambar 4 terjadi penurunan kadar kurkumin seiring dengan
penambahan variabel konsentrasi kunyit, karena misel cenderung terbentuk pada
konsentrasi rendah. Namun jika terjadi peningkatan variabel waktu refluks maka akan
meningkat juga kadar kurkumin. Surface plot uji kelarutan kurkumin dapat dilihat pada
Gambar 4.
Variable 1 Variable 2
Mean 3,804643894 3,954
Variance 0,107729051 0
Observations 3 3
Pooled Variance 0,053864525
Hypothesized Mean Difference 0
df 4
t Stat -0,788165087
P(T<=t) one-tail 0,237341512
t Critical one-tail 2,131846786
P(T<=t) two-tail 0,474683024
t Critical two-tail 2,776445105
Data pada Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukan bahwa perlakuan kondisi optimal
pembentukan misel KUR-MAL/ETL meberikan hasil kelarutan kurkumin yang sama
antara prediksi dengan nilai aktual percobaan. Hasil ini menunjukkan bahwa model
berhasil memberikan kondisi optimal pembentukan misel KUR-MAL/ETL dari ekstrak
kunyit.
B. PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM MISEL KUR-MAL/ETL OPTIMAL
dan KONTROL DENGAN HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY (HPLC)
Fase gerak yang diguanakan adalah ACN:Buffer Sitrat dengan pH 3 (55:45, v/v) dalam
kecepatan alir 1,0 mL/menit dan dideteksi menggunakan detektor UV pada panjang
gelombang 428 nm dengan kolom yang dipakai adalah kolom Eurospher II 100-5 C18
(250×4,6 mm, 5µm) dengan pre-coloumn dalam suhu kolom 30℃. Sistem fase gerak
ditentukan berdasarkan kekuatan eluen untuk mengelusi analit (kurkumin) dari kolom
kromatografi. Kekuatan eluen dipengaruhi oleh kekuatan interaksi antara fase diam
maupun dengan fase gerak. Kombinasi ACN:Buffer Sitrat dengan pH 3 (55:45, v/v)
merupakan kombinasi fase gerak yang bersifat polar, sehingga kurkumin yang cenderung
bersifat polar akan berinteraksi lebih kuat dengan fase gerak dibandingkan dengan fase
diam yang bersifat non-polar. Oleh karena itu kombinasi ini akan mudah mengelusi
kurkumin melewati kolom kromatografi, karena kurkumin bersifat polar. Kurkumin
diamati sebagai puncak terakhir yang terelusi pada sistem HPLC dengan fase gerak
ACN:Buffer Sitrat dengan pH 3 (55:45, v/v) dilaporkan bahwa kurkuminoid dari berbagai
genus Curcuma yang terelusi pertama adalah bisdemetoksikurkumin, yang diikuti oleh
demetoksikurkumin dan kemudian kurkumin (Zhang, 2000).
BAB V
5.1.KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal BB, and Sung B., 2009. Pharmacological Basis for The Role of Curcumin in Chronic
Diseases:AnAge-Old Spice with Modern Targets. Trends Pharmacol Sci, 30, 85–94.
Ammon, H. P. T., Anazoda, M. I., Safayhi, H., Dhawan, B. N., andSrimal, R. C., 1992. Curcumin:
APotent Inhibitorof LeukotrieneB4 Formation in Rat Peritoneal Polymorphonuclear
Neutrophils(PMNL). Planta Medica, 58, 26–28.
AOAC (Association of Official Analytical Chemists). 2012. Official Methods Of Analysis,
Appendix K : Guidelines For Single Laboratory Validation Of Chemical Methods For
Dietary Supplements And Botanical.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2002. Petunjuk Operasional Cara Pengolahan Obat yang
Baik. Jakarta. . 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Cetakan I. Jakarta.
Billaux MS, Flourie B, Jacquemin C, Messing B (1991) Sugar alcohols.In: Marie S, Piggott JR
(eds) Handbook of sweeteners. Springer US,Boston, pp 72–103.
https://doi.org/10.1007/978-1-4757-5380-6_
Calahorra, A., Akhtar, M., danSarkar, A. 2018. Recent advances in emulsion-baseddelivery
approaches for curcumin: From encapsulationto bioaccessibility. Trends inFood Science &
Technology, 71, 155–169
Chattopadhyay, I., Biswas, K., Bandyopadhyay, U.,andBanerjee, R. K. 2004. Turmericand
Curcumin: Biological Actions andMedicinal Applications. Current Science,87(1), 44–53.
Epstein, J., Sanderson, I.R. andMacdonald, T..T, 2010. Curcumin as a Therapeutic Agent: The
EvidenceFrom in Vitro, Animal and Human Studies. Br J Nutr, 103, 1545–1557.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, 245-255, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Ghozali, Imam. 2006.Analsis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Gilda, S, Kanitkar, M., Bhonde, R., and Paradkar A.,2009. Activity of Water-Soluble Turmeric
Extract using Hydrophilic Excipients. LWT-Food Science and Technology, 43, 59-66.
Grembecka M (2015) Sugar alcohols—their role in the modern world ofsweeteners: a review. Eur
Food Res Technol 241(1):1–14. https://doi.org/10.1007/s00217-015-2437-7
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Departemen
Farmasi FMIPA-UI. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, 117 – 135.
Hiemenz, P. C, 1997, Principles of Coloid and Surface Chemistry, Marcel Dekker Inc, New york
Hui, Y.H., 1992.Starch Hydrolysis Products. VCH Publisher, New York. Blancard, P. H. dan
Katz.F. R.1995. Starch Hydrolisis in FoodPolysaccharides and Their Application. Marcell
Dekker, Inc. New York.
Martono, Yohanes, Yohanes Difto Adiwibowo, and November Rianto Aminu. 2020.
“Optimization of Supersaturated Solution from Stevia Rebaudiana Water Extract Lead to
Crystal Nucleation.” In AIP Conference Proceedings, American Institute of Physics Inc.,
020012. http://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0005667 (April 23, 2021).
Martono, Yohanes, Sugeng Riyanto, Abdul Rohman, and Sudibyo Martono. 2016.
“Improvement Method of Fast and Isocratic RP-HPLC Analysis of Major Diterpene
Glycoside from Stevia Rebaudiana Leaves.” In AIP Conference Proceedings, American
Institute of Physics Inc.
Moon, Hee – Jung dkk. 2010. “ Jurnal Appl Microbiol Biotechnol ” Biotechnological production
of erythritol and its applications , Vol.86 : 1017 -1025.
Myers, D. 2006. Surfactant Science and Technology (3rdEdition). Ney Jersey: John Wiley& Sons,
Inc. Igarss
Nguyen, Thi Thanh Hanh et al. 2017. “Facile Preparation of Water Soluble Curcuminoids
Extracted from Turmeric (Curcuma Longa L.) Powder by Using Steviol Glucosides.” Food
Chemistry 214: 366–73.
Noda, K; Nakayama, K; Oku, T (April1994). "Serum glucose and insulinlevels and erythritol
balance after oraladministration of erythritol in healthysubjects". European Journal ofClinical
Nutrition.48(4). hal. 286-292.
Oerlemans, C., Bult, W., Bos, M., S., G., Nijsen, J., F., W., Hennink, W., E., Polymeric Micelles
in Anticancer Therapy; Targeting, Imaging, and Triggered Release, Pharm.Res., 2010,
27(12):2569-2584.
Prasad, S., Gupta, S.C., Tyagi, A.K., and Aggarwal, B.B., 2014. Curcumin, a component of golden
spice: From bedside to bench and back. Biotechnology Advances, 32 (6), 1053–1064
Riyanto. (2002). Validasi dan Verifikasi Metode Uji Sesuai Dengan ISO/IEC 17025 Laboratorium
Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta : Deepublish.
Roper, Harald dkk . 1993 . “Jurnal starch/starke” Erythritol, a New Raw Material for Food and
Non-food Applications , Vol. 45: 400 – 405.
Rosen, M.J, 1978, “Surfactant and Interfacial Phenomena”, John Wiley & Sons, New York
Sanphui, P., N. Goud, N.R, Khandavilli, U. B. R, dan Nangia, A. 2011. Fast Dissolving Curcumin
Cocrystals. Crystal Growthand Design, 11:4135-4145.
Sawada, Katsuhiko dkk. 2009 . “Jurnal Bioscience and Bioengineering” Key role for transketolase
activity in erythritol production by Trichosporonoides megachiliensis SN-G42 , Vol 108 (5) :
385 – 390
Shindou, Tatsuji dan Hiroaki Ishizuka . 1996 . “ Jurnal Food Sci. Techno” Quantitative
Determination of Erythritol from Various Natural Cheeses by HPLC, Vol. 2(2) 82 -83
Song, L., Shen, Y., Hou, J., Lei, L., Guo, S., dan Qian, C. 2011. Polymeric micelles for parenteral
delivery of curcumin: Preparation, characterization and in vitro evaluation.Colloids and
Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 390(1): 25–32.
Sousdaleff, M., Baeso, M. L., Neto, A. M., Nogueira, A. c., Marcelino, V. A., dan Matioli, G. 20
13. Microencapsulation by Freeze-Drying of Potassium Norbixinate and Curcumin with
Maltodextrin : Stability, Solubility, and Food Application.. J.Agric. FoodChern:6 I, 955-965.
Torowati, & Galuh, B. S. (2014). Penentuan Nilai Limit Deteksi dan Kuantitasi Alat Titrasi
Potensiometer Untuk Analisis Uranium. Serpong : Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Puspitek
Trihaditia, R. 2015. Penentuan Formulasi Optimum pada Pembuatan Minuman Fungsional
Rambut Jagung dengan Penambahan Madu dan Jeruk Nipis Menggunakan Metode RSM
(Response Surface Method). Fakultas Teknologi Pangan Universitas Pasundan. Bandung.
United States Pharmacopeial Convention. 2014. The United States Pharmacopeial 37- National
Formulary 32 (USP37-NF32). 37th Edition. Rockville USA: United States Pharmacopeial
Convention Inc.
Utami, S. S. 2012. Formulasi dan Uji Penetrasi In-Vitro Nanoemulsi, Nanoemulsi Gel dan Gel
Kurkumin. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Studi
Farmasi. Universitas Indonesia
Wang, P., Su, C., Feng, H., Chen, X., Dong, Y., Rao, Y., 2017. Curcumin regulates insulin
pathways and glucose metabolism in the brains of APPswe/PS1dE9 mice. International
Journal of Immunopathology & Pharmacology, 30(1), 25–43
Wijaya CH, Mulyono N. 2009. Bahan Tambahan Pangan Pewarna. Bogor: IPB Press
Wiraharja, T., M.W. Moelyono, dan A. Muhtadi. 2002. Telaah Farmakog-nosi dan Fitokimia
Sambiloto (Andrographis paniculataNees). Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran,
Bandung. Hal 115
Vasudevan, D. M. (2013).Textbook ofbiochemistry for medical students.New Delhi: Jaypee
Brothers MedicalPublishers (P) LTD. p.81.
Xu Wei, et al.2013. Polymeric Micelles, a Promising Drug Delivery System to Enhance
Bioavailability of Poorly Water-Soluble Drugs. Journal of Drug Delivery. Vol 20(13) : 1-15
Zhang, Y.H., Zhang D., Wang, Y., Cai, D.F., Sun, J. Determination of curcuminoids in Turmeric
by HPLC, Chinese Pharmaceutical Journal. 2009; 44:1423-1425.